You are on page 1of 6

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA PERTUMBUHAN

PRENATAL

1. Faktor Umum

A. NUTRISI
Ibu merupakan sumber tunggal asupan nutrisi bagi janin, sehingga asupan gizi seimbang
sangat penting bagi pertumbuhan prenatal. Secara umum, ibu hamil harus meningkatkan
asupan kalorinya sebanyak 10 – 20%.
Protein, vitamin dan mineral merupakan nutrisi penting bagi perkembangan prenatal.
Sebagai contoh, fetus dengan asupan asam folat (salah satu jenis vitamin B) yang tidak
mencukupi akan berisiko mengalami spina bifida. Ibu hamil dengan konsumsi nutrisi
tidak seimbang juga akan memiliki kecenderungan melahirkan dalam kondisi prematur
dengan berat bayi dibawah normal. Ketidakcukupan asupan nutrisi pada bulan-bulan
terakhir kehamilan akan sangat mempengaruhi perkembangan sistem syaraf fetus. Hal ini
disebabkan kerena pada masa itulah otak mulai berkembang.

B. STRES
Stres akut/ekstrem/berkepanjangan pada ibu hamil dapat membahayakan perkembangan
prenatal melalui beberapa cara:
1. Saat stres terjadi, tubuh akan memproduksi hormon yang dapat menghambat aliran
oksigen dari ibu ke janin
2. Stres melemahkan sistem imun ibu hamil. Sehingga sang ibu dapat dengan mudah
terserang penyakit yang membahayakan perkembangan prenatal
3. Ibu hamil dengan kondisi stres cenderung mengkompensasikannya dengan meminum
alkohol, merokok serta makan, olah raga dan beristirahat dengan tidak teratur. Semua
tindakan tersebut sangat membahayakan perkembangan janin

C. USIA IBU
Secara umum, usia optimal bagi ibu untuk hamil dan melahirkan adalah 20 sampai 35
tahun. Bayi dari ibu berusia lebih muda atau lebih tua cenderung mengalami lebih banyak
permasalahan.
Ibu hamil berusia remaja umumnya memiliki anak dengan kemampuan akademis yang
tidak maksimal dan memiliki masalah dalam perilaku. Hal ini dikarenakan sebagian besar
ibu berusia remaja belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang kehamilan dan
perawatan bayi, tidak mampu secara finansial untuk mendapatkan perawatan kesehatan
maksimal dan lebih sering mengalami permasalahan dalam pernikahannya.
Sementara itu, ibu hamil dengan usia lebih tua cenderung mengalami kesulitan pada masa
kehamilan dan kelahiran. Wanita berusia 20-an memiliki tingkat kesuburan 2 kali lebih
besar daripada wanita berusia 30-an. Ketidaknormalan saat kehamilan juga lebih banyak
terjadi pada wanita dengan usia antara 35 – 45 tahun. Disamping itu, kehamilan yang
terjadi pada usia ibu diatas 40 tahun memiliki kecenderungn lebih tinggi untuk
menghasilkan bayi dengan sindrom Down.
Teratogen : Obat-Obatan, Penyakit dan Bahaya Lingkungan
Teratogen merupakan istilah untuk penyebab terjadinya perkembangan abnormal
prenatal. Secara umum, teratogen dibagi menjadi 3, yaitu :

A. OBAT-OBATAN
Beberapa obat-obatan yang berperan sebagai teratogen adalah :

Alkohol; Fetal Alcohol Syndrome (FAS), kemunduran kemampuan kognitif,


kerusakan jantung, pertumbuhan lambat
Aspirin; Kemunduran intelegensia, atensi dan motorik
Kafein; Berat badan kurang, abnormalitas otot
Kokain dan Heroin; Pertumbuhan terhambat, iritabilitas
Marijuana; Berat badan kurang, kontrol motorik tidak optimal
Nikotin; Pertumbuhan terhambat, kerusakan kognitif

Karena batas aman konsumsi obat-obatan diatas tidak diketahui secara pasti, maka sangat
dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan tersebut sebagai tindakan prefentif
untuk mencegah gangguan saat perkembangan prenatal.

B. PENYAKIT
Tidak semua penyakit yang diderita oleh ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan
prenatal. Penyakit seperti demam dan flu ringan tidak terbukti berbahaya bagi fetus.
Beberapa penyakit, terutama yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus, memberikan
dampak negatif yang cukup berbahaya bagi perkembangan fetus. Diantaranya adalah:

Penyakit Bahaya

AIDS; Kelainan sistem syaraf, kematian


Sitomegalovirus; Ketulian, kebutaan, ukuran kepala yang lebih
kecil,keterbelakangan mental
Herpes genital; Radang otak, pembesaran limpa, gangguan pembekuan darah
Rubella; Keterbelakangan mental, kerusakan mata,telinga dan jantung
Sifilis; Kerusakan sistem syaraf pusat, gigi dan tulang

Sebagian penyakit (AIDS, sitomegalovirus, rubella dan sifilis) ditularkan ibu kepada
embrio melalui plasenta atau langsung kepada fetus. Sedang penyakit yang lain
menyerang janin saat proses kelahiran. Virus berada di jalur kelahiran dan infeksi terjadi
ketika janin melewatinya.

C. BAHAYA LINGKUNGAN
Bahaya lingkungan yang menjadi teratogen seringkali dihubungkan dengan senyawa-
senyawa kimia hasil limbah industri. Beberapa diantaranya adalah :
Bahaya Bahaya
Timbal; Keterbelakangan mental
Merkuri; Pertumbuhan terhambat,keterbelakangan mental, cerebral palsy
PCBs; Kerusakan memori dan kemampuan (Polychlorinated
Biphenyls) verbal

X-ray; Pertumbuhan terhambat, leukimia,keterbelakangan mental

Keberadaan senyawa-senyawa berbahaya tersebut umumnya tidak disadari karena secara


kuantitas tidak terdapat dalam jumlah besar dan seringkali menjadi kontaminan pada
bahan-bahan makanan atau minuman yang nampak tidak berbahaya. Contohnya seperti
PCBs yang terdapat dalam ikan.

Pengaruh Teratogen pada Perkembangan Prenatal

Pengaruh teratogen pada perkembangan prenatal didasarkan atas kelima prinsip dasar
berikut:
1. Pengaruh teratogen bergantung pada sifat genotip yang dimiliki
Teratogen tidak selalu membawa efek samping yang sama pada setiap orang. Hereditas
yang dimiliki membuat seorang individu lebih rentan terhadap pengaruh teratogen
dibanding individu yang lain. Pada 2 wanita hamil yang mengkonsumsi obat talidomida
dengan dosis yang sama dan waktu yang bersamaan, salah satu dari mereka melahirkan
bayi dengan kondisi normal. Sementara wanita yang lain melahirkan bayi dengan cacat
lengan dan kaki.

2. Pengaruh teratogen berubah sesuai waktu terjadinya tahap-tahap perkembangan


prenatal
Teratogen memiliki pengaruh yang berbeda pada tiga periode perkembangan prenatal.
Saat pemaparan teratogen terjadi pada periode zigot, telur yang telah terbuahi akan
meluruh. Jika terjadi pada periode embrio, pemaparan teratogen mengakibatkan cacat
pada struktur tubuh janin. Sedang pemaparan teratogen pada periode fetus akan berakibat
pada ketidaksempurnaan pembentukan struktur tubuh dan fungsi sistem organ. Struktur
tubuh dan funsi organ yang diserang oleh teratogenpun dapat bervariasi, tergantung pada
waktu terjadinya pemaparan.

3. Setiap teratogen mempengaruhi aspek perkembangan prenatal secara spesifik


Teratogen tidak mempengaruhi semua organ dan fungsi tubuh. Kerusakan atau cacat
yang diakibatkan teratogen terjadi secara selektif pada organ dan fungsi tubuh tertentu.

4. Pengaruh teratogen bergantung pada dosis atau kuantitasnya


Sejumlah kecil teratogen mungkin tidak akan memberikan dampak apapun terhadap
pertumbuhan dan perkembangan prenatal. Pada penelitian mengenai PCBs, kemampuan
kognitif calon bayi hanya dipengaruhi oleh konsumsi PCBs dalam jumlah besar. Secara
umum, semakin banyak tertogen terpaparkan, semakin besar pula resiko cacat yang
terjadi.
5. Kerusakan teratogen tidak selalu terlihat saat kelahiran
Cacat akibat paparan teratogen tidak hanya langsung dapat terlihat pada hari kelahiran.
Beberapa diantaranya baru terlihat saat bayi telah tumbuh. Hal ini seperti yang terjadi
pada paparan PCBs, dimana kemampuan kognitif anak mulai menampakkan tanda-tanda
kemunduran saat bayi telah berusia beberapa bulan.

……..

FACTORS THAT INFLUENCE ON GROWTH Prenatal


1. General Factors

A. NUTRITION
Mother is the sole source of nutrition for the fetus, so that balanced nutrition is essential
for prenatal growth. In general, pregnant women should increase their intake of calories
as much as 10-20%.
Protein, vitamins and minerals are nutrients essential for prenatal development. For
example, fetuses with the intake of folic acid (a type of vitamin B) which is insufficient's
a risk of spina bifida. Pregnant women with unbalanced nutrition intake will also have a
tendency to give birth in a state of premature infants weighing below normal. Insufficient
intake of nutrients in the final months of pregnancy will greatly influence the fetal
nervous system development. This is caused because at the time that the brain begins to
develop.
B. STRESS
Acute Stress / extreme / prolonged in pregnant women may harm the development of
prenatal care in several ways:
1. When stress occurs, the body will produce hormones that can hamper the flow of
oxygen from mother to fetus
2. Stress weakens the immune system of pregnant women. So the mother can be easily
attacked by diseases that endanger the development of prenatal
3. Pregnant women with stress conditions tend compensates by drinking alcohol,
smoking and eating, exercise and rest with no basis. All these actions are very harmful to
fetal development
C. MATERNAL AGE
In general, the optimal age for women to get pregnant and give birth is 20 to 35 years.
Babies of mothers younger or older tended to experience more problems.
Pregnant women generally have teenage children with academic ability was not optimal
and have problems in behavior. This is because the majority of teenage mothers do not
have adequate knowledge about pregnancy and infant care, are not financially able to
obtain maximum health care and more often experience problems in her marriage.
In the meantime, pregnant women with older age tend to experience difficulties during
pregnancy and birth. Women in their 20s have a fertility rate 2 times greater than women
aged in their 30s. Abnormalities during pregnancy also occurs more frequently in women
between the ages of 35-45 years. In addition, pregnancies occurred in mothers aged over
40 years had a higher kecenderungn to produce babies with Down syndrome.
Teratogens: Drugs, Disease and Environmental Hazards
Teratogen is a term for the cause of abnormal prenatal development. In general,
teratogens divided into 3, namely:
A. MEDICINES
Some drugs that act as a teratogen is:

Alcohol: Fetal Alcohol Syndrome (FAS), deterioration of cognitive ability, heart damage,
slow growth
Aspirin; Setbacks intelligence, attention and motor
Caffeine; less weight, muscle abnormalities
Cocaine and heroin; stunted growth, irritability
Marijuana; less weight, motor control is not optimal
Nicotine; stunted growth, cognitive impairment
Because the safe limit of consumption of drugs above are not known for certain, it is
highly advisable not to consume these drugs as preventive measures to prevent
disturbance during prenatal development.
B. DISEASE
Not all diseases suffered by pregnant mothers can affect prenatal development. Diseases
such as fever and mild flu has not been proven harmful to the fetus. Some diseases,
particularly those caused by bacterial and viral infections, providing adequate negative
impact harmful to developing fetuses. Among them are:

Disease Hazards

AIDS; nervous system disorders, deaths


Cytomegalovirus; Deafness, blindness, smaller head size, mental retardation
Genital herpes; Inflammation of the brain, enlargement of the spleen, blood clotting
disorders
Rubella; Mental retardation, damage to the eyes, ears and heart
Syphilis; Damage to the central nervous system, teeth and bones
Some diseases (AIDS, cytomegalovirus, rubella and syphilis) are transmitted mother to
the embryo through the placenta or directly to the fetus. Medium other diseases that
attack the fetus during the birth process. The virus was on track birth and infection occurs
when the fetus to pass through.
C. ENVIRONMENTAL HAZARDS
Environmental hazards that become teratogens often associated with chemical
compounds result of industrial waste. Some of them are:
Danger Danger
Lead; Mental retardation
Mercury; stunted growth, mental retardation, cerebral palsy
PCBs; Damage to the memory and the ability (polychlorinated biphenyls) verbal
X-ray; stunted growth, leukemia, mental retardation
The presence of hazardous compounds is generally not realized because the quantity is
not in large quantities and is often a contaminant in foodstuffs or beverages that seem
harmless. Examples such as PCBs found in fish.
Effect of teratogens on Prenatal Development
Effect of teratogens on prenatal development was based on the following five basic
principles:
1. Effect of teratogens depends on the nature of genotype-owned
Teratogens is not always carry the same side effects on everyone. Heredity owned makes
an individual more susceptible to the effects of teratogens than other individuals. In two
pregnant women who consume drugs talidomida with the same dose and at the same
time, one of them gave birth to babies with normal conditions. While other women who
gave birth to babies with defects arms and legs.
2. Effect of change according to the timing of teratogen stages of prenatal development
Teratogens have different effects on the three periods of prenatal development. When
teratogen exposure occurred during the zygote, which has been fertilized egg will
disintegrate. If you happen to embryonic period, teratogen exposure resulted in defects in
the fetus body structure. Moderate exposure to teratogens on fetal period will result in the
formation of the imperfections of the body structure and function of organ systems. Body
structure and function is an organ that is attacked by teratogenpun may vary, depending
on the timing of exposure.
3. Each teratogen affects a specific aspect of prenatal development
Teratogens did not affect all the organs and body functions. Damage or defects caused by
teratogens occur selectively in certain organs and bodily functions.
4. Effect of teratogens depends on the dose or quantity
A small number of teratogens probably will not make any impact on growth and prenatal
development. In research on PCBs, cognitive ability of the baby is only affected by the
consumption of large amounts of PCBs. In general, the more tertogen exposed, the
greater the risk of defects that occur.
5. Damage teratogens is not always visible at birth
Defects caused by exposure to teratogens is not readily noticeable only on the day of
birth. Some are just visible when the baby has grown. This is as in exposure to PCBs,
where the cognitive abilities of children began showing signs of decline when the baby
was several months old.

You might also like