You are on page 1of 14

ARSITEKTUR MESIR KUNO

MK: ARSITEKTUR PRASEJARAH DAN KLASIK


SEMESTER : II (GENAP)
TAHUN : 2007 - 2008

KELOMPOK II:

SATYA PRATIWI KARITA (0704205016)


BUNGA MULIA (0704204205028)
FARIZ KURNIA (0704205056)
YONAS INDRAJAYA (0704205058)
MERTO AGUNG (0704205072)
PUTU SURYA TRIANA DEWI (0704205076)
RIESKA (0704205082)
AYU SUKMA ADELIA (0704205088)

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2008
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang
Widhi Wasa karena atas berkat dan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik dan tepat waktu.

Tugas dari Mata Kuliah Arsitektur Prasejarah dan Klasik ini disusun sebagai
syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) genap pada Program Studi
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana. Adapun judul yang kami pilih pada
penyusunan tugas ini yaitu Arsitektur Mesir Kuno.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses penyelesaian tugas ini baik secara moral maupun material. Dengan keterbatasan
waktu dan kemampuan maka kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
terdapat pada tugas ini, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
untuk menyempurnakan tugas ini. Tidak lupa kami mohon maaf apabila ada hal-hal yang
kurang berkenan bagi pembaca.

Demikianlah tugas kami ini, semoga dapat bermanfaat bagi penyusun serta bagi
para pembaca.

Denpasar, Mei 2008

Kelompok II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan Penulisan
I.4 Metode Penelitian

BAB II PEMBAHASAN
II.1 Arsitektur Mesir Kuno
II.2 Karya-karya Arsitektur Mesir

BAB III PENUTUP


III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
III.3 Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Metode Penelitian


BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Arsitektur Mesir Kuno

Mesir yang dalam bahasa Inggris disebut juga dengan Egypt, mempunyai nama
lain Jumhuriat Misr Al-Araibiyah sebagian besar daerahnya terletak di benua hitam
Afrika dan sisanya di semenanjung Sinai (Asia Barat) yang umumnya merupakan
padang pasir. Kota-kota besar Mesir umumnya berada disepanjang aliran sungai Nil.

Peta Wilayah Negara Mesir di Benua Afrika


Sumber: Google Maps 2008

Dinasti Egypt dikelompokkan ke dalam 5 periode (National Geographic Society -


Map 2001) berdasarkan tulisan Manetho, seorang pendeta yang menulis sejarah Egypt
atau Mesir Kuno. Periode-periode tersebut yaitu :
1. Pra Dinasti dan Awal Dinasti (4000 - 2575 SM)
2. Kerajaan Kuno dan Antara Periode Pertama (2575 - 1975 SM)
3. Kerjaan Pertengahan dan Antara Periode Kedua (1975 - 1520 SM)
4. Kerajaan Baru dan Antara Periode Ketiga (1539 - 715 SM)
5. Periode Akhir dan Greco – Roman “Yunani - Roma” (715 - 395 SM)

Awalnya karya arsitektur Egypt dibangun dengan bahan bata yang terbuat dari
lumpur, selanjutnya dipergunakan batu. Ketika bahan konstruksi dari batu diperkenalkan,
bangunannya memiliki dimensi yang lebih besar dan tahan lama. Bangunan-bangunan
yang menonjol pada masa itu sangat terkait dengan kepercayaanya yaitu bahwa mereka
berharap agar kehidupan selanjutnya dapat ditangani, atau mereka percaya akan
kehidupan yang abadi, bila mayatnya tidak rusak. Itu sebabnya orang yang meninggal,
khususnya para Raja Firaun, permaisuri, dan keluarganya diawetkan melalui teknik
balsem, serta dibekali bekal kubur seperti barang-barang yang terbuat dari tanah, tulisan
dikertas papyrus, bahan dan jenis kerajinan yang terbuat dari emas dan lapisan lazuli
(batu permata berwarna dasar biru). Mayat dikuburkan dalam perahu sebagai pelambang
dalam perjalanan yang jauh dan melelahkan sebagai tujuan hidup yang abadi. Itu
sebabnya perbekalan yang cukup banyak berupa benda-benda suci disertakan dalam
wujud perahu tersebut.
Bangunan yang dapat dikenali saat ini adalah kuburan perahu, mastaba, dan
pyramid. Bangunan kuburan yang disebut mastaba merupakan cikal bakal pyramid yang
awalnya dibangun melalui tumpukan batu. Perkembangan selanjutnya dari mastaba
adalah pyramid tangga, pyramid yang terbentuk dari tumpukan mastaba, setelah itu
pyramid tangga berkembang menjadi pyramid raksasa yang terkenal di seluruh dunia
sebagai salah satu keajaiban dunia. Dinding makam, bangunan kuil, dan lainnya yang
terbuat dari susunan batu selalu dilengkapi dengan hiasan “Skrafito”. Hiasan tersebut
adakalanya dilengkapi dengan keterangan berupa tulisan hieroglyph, informasi tulis dan
gambar yang dikerjakan oleh ratusan pekerja dalam waktu bertahun-tahun.
Salah satu bangunan pyramid yang terbesar dibangun di Giza diperuntukkan Raja
Khufu dari dinasti ke-IV. Tiga rajanya yaitu, Khufu, Khafre dan Menkaure membangun
pyramid sebagai kuburannya. Diperkirakan merupakan representasi hubungan
kepercayaannya akan matahari agar setelah kematian sang raja dapat berhubungan dan
didekatkan dengan Tuhannya. Bangunan ini disebut Pyramid Khufu atau Cheops,
menggunakan balok batu sejumlah 2.300.000 buah dengan rata-rata berat 2,5 ton untuk
setiap baloknya. Tingginya adalah 157,80 meter dengan sisi alas denahnya 233,3 meter
dan sudut sisinya adalah 51 derajat 50 detik. Tercatat dalam Sumintarja maupun National
Geographic Maps jumlah dinasti yang memerintah Mesir sejumlah 31, setelah itu
diperintah oleh Dinasti Macedonia yaitu Alexander Agung, kemudian Dinasti Ptolemaik
yaitu Cloepatra dan akhirnya Kaisar Roma. Tiga dinasti terakhir di atas disebut sebagai
era Greco – Roman.
Kemudahan untuk mengenali langgam arsitektur adalah dari bentuk, ornament,
bahan dan konstruksinya. Untuk arsitektur Mesir dapat pula dikenali dengan mudah
melalui penguasaan dan pengenalan tiang, khususnya pada mahkota “capital”. Tiang
yang tampaknya terwujud dari inspirasi dari tanaman yang memiliki peranan penting
dalam kehidupan dan penghidupan manusia maupun makna symbolic dan
kepercayaannya.

Piramid di Giza Piramid di Giza


Pada siang hari Pada malam hari
II.2 Karya-Karya Arsitektur Mesir

• Sphynx
Patung penjaga pyramid disebut dengan Sphinx memiliki
wujud binatang “singa” berkepala manusia.

• Kuil
Bangunan kuil ada dua jenis yaitu Cult Temple dan
Mortuary Temple. Cult Temple adalah sebagai tempat
beribadah dan pemujaan langsung ke Dewa-Dewa.
Sedangkan Mortuary Temple sebagai kuil yang dibangun Sphynx
untuk memuja Raja “Firaun” yang meninggal. Tata ruang Penjaga Piramid Mesir
kuil biasanya dirancang atas 4 ruang utama, yaitu ruang
depan yang terdiri atas tiang-tiang entrance hall, halaman tengah “court”, kemudian
menuju hypostyle hall, dan berakhir di ruang suci dengan dinding yang tinggi dengan
lubang cahaya dari atas. Kuil bangsa Mesir dibangun dengan tujuan menyatukan tanah
Mesir dengan perputaran alam semesta. Juga dipergunakan sebagai tempat penyimpanan
jasad raja setelah kematiannya serta untuk mengenang masa-masa kejayaannya.
Kuil yang terkenal di Mesir antara lain:

1. Kuil Mentuhoteb
Dibangun pada tahun 2065 SM dari zaman
kerajaan tengah di Deir – El – Bahri dan
merupakan Mortuary Temple.

2. Kuil Raja Hatshepsut


Dibangun pada masa kerjaan baru oleh
Senemut di Dayr - El – Bahri (dekat Thebes) Kuil Raja Hatshepsut
Terletak di Barat Thebes
pada tahun 1520 SM sebagai Kuil Gua dan
Makam.

3. Kuil Amon
Terletak di Karnak yang merupakan kuil
terbesar sepanjang kebudayaan Mesir Purba.
Dibangun pada 1520 – 323 SM. Kuil ini
merupakan suatu kompleks kuil yang di
dalamnya dijumpai Kuil Khons dan Kuil
Ramses III. Kuil dalam kompleks ini Kuil Amon
Kuil kompleks yang di
dikelilingi dinding dengan 4 buah pintu
dalamnya dijumpai Kuil
gerbang. Khons dan Kuil Ramses III

4. Kuil Ramses II
Kuil Ramses II dikenal juga dengan nama Kuil Agung Abu Simbel.
Dibangun pada tahun 1301 SM di Abu Simbel pada hulu Sungai Nil di
sebelah selatan kota Aswan. Kuil ini dibangun untuk memuja Dewa
Heliopolis, Memphis dan Thebes dibangun
pada masa pemerintahan Raja Ramses II
dengan cara memahat tebing batu.
Ramses II adalah salah satu raja pada
zaman Mesir Kuno yang memerintah antara
tahun 1290 – 1224 SM, dan merupakan putra
Raja Seti I. pada awal masa pemerintahannya,
Raja Ramses II berusaha menyatukan daratan
Afrika dan Asia Barat. Sisa masa
pemerintahannya dipergunakan untuk
membangun kuil-kuil pemujaan dewa dan
bangunan monumental lainnya
Kuil Ramses II baru diketahui
keberadaannya pada tahun 1812 setelah Denah Kuil Ramses II
ditemukan penjelajah sekaligus arkeolog Terletak di sebelah selatan
Swiss Joana Ludwig Burckhardt. Seluruh kuil kota Aswan
ini kecuali salah satu bagian kepala patungnya
tertimbun pasir di Abu Simbel selama 3000
tahun setelah selesai dikerjakan. Penggalian
baru mulai dilaksanakan 4 tahun kemudian dan
terselasaikan pada tahun 1880 karena sulitnya
pekerjaan. Kuil Ramses II merupakan
monument penting dari wilayah Nubia Kuno.
Kuil Ramses II terdiri dari beberapa bagian Kuil Ramses II
yaitu, pintu masuk, hall, ruang harta, dan ruang Tampilan Depan Kuil Agung
pemujaan. Pada bagian depan Kuil Agung Abu Abu Simbel
Simbel terdapat dua buah patung raksasa
Ramses II yang berukuran tinggi lebih dari
21,65 m. Di sekeliling patung tersebut terdapat
patung-patung yang berukuran lebih kecil yang
melambangkan istri-istri dan anak – anak dari
Ramses II. Tepat di atas pintu masuk menuju
ruang dalam kuil terdapat pahatan patung
manusia berkepala rajawali sebagai
perwujudan Re-Horakhty, Dewa Matahari Mummi Ramses II
dalam kepercayaan Mesir. Pada permukaan Sekarang sudah dimuseumkan
dinding dan patung terdapat pahatan hieroglyph yang mengisahkan kejadian-
kejadian penting di Mesir seperti perang besar antara bangsa Mesir dengan
bangsa Hettite di Kadesh.
Pada bagian hall utama, terdiri dari pilar-pilar dan delapan buah patung
Ramses II dalam perwujudannya sebagai Osiris, Dewa Kematian Penguasa
Kegelapan, setinggi 9 m.
Ruang harta terdapat pada sisi utara (5 ruang) dan selatan (3 ruang).
Seluruh ruang tersebut dipergunakan untuk menyimpan makanan maupun
sarana upacara. Seluruh ruangan dari lantai, dinding, hingga langit-langit
dipenuhi hiasan pahatan hieroglyph yang mengisahkan Ramses II sedang
memberikan persembahan kepada Dewa - Dewa Mesir Kuno.
Ruang pemujaan adalah bagian yang paling suci dari bagian Kuil Agung
Abu Simbel dan hanya Ramses II sendiri dan pemuka agama tertentu yang
diizinkan memasuki ruangan ini. Pada bagian belakang ruang terdapat empat
patung dalam posisi duduk yaitu patung: Ptah, Amon Re, Ramses II, dan Re-
Horakhty. Di depan patung terdapat altar tempat meletakkan perahu suci
Amon yang terbuat dari kayu. Pada saat perayaan, perahu tersebut diarak
keliling lalu dihanyutkan di sungai Nil oleh pemuka agama. Pada hari tertentu
selama dua hari dalam setiap tahunnya, sinar matahari yang baru terbit akan
masuk ke dalam ruangan kuil dan menyinari patung Amon-Re dan Ramses II
di ruang pemujaan.
Pada wilayah Abu Simbel, selain terdapat Kuil Agung Abu Simbel, juga
terdapat kuil yang lebih kecil yaitu Kuil Hathor yang dibangun secara
bersamaan dengan Kuil Abu Simbel untuk memuja Dewi Hathor (Dewi Cinta
dan Penguasa Langit menurut kepercayaan Mesir Kuno) dan permaisuri Raja
Ramses II yaitu Nefertiti. Di bagian depan Kuil Hathor ini terdapat patung
Ramses II, Nefertiti dan anak-anaknya yang berukuran tinggi sekitar 9 m.

5. Kuil Ramses III


Kuil Ramses III terletak di Medinet Habu,
sisi barat Sungai Nil, di seberang Kuil Luxor
dan Karnak, yang dibangun pada masa
pemerintahan Raja Ramses III, Raja Mesir
dari dinasti ke-20 (1194 - 1163 SM). Kuil ini
merupakan Kuil Mortuari dan sekaligus untuk
pemujaan terhadap Dewa Amon-Ra. Pada
pemerintahan Raja Ramses III, kuil ini
menjadi monument peradaban bangsa Mesir
yang mengagumkan, setelah kematian Raja
Ramses III, Kerajaan Mesir mengalami
kemunduran, dan Kuil Ramses III menjadi
tempat penampungan pengungsi dari daerah
sekitarnya pada masa perang. Kini yang
tersisa hanya reruntuhan bagian kuil tersebut
yaitu: istana raja, makam, dan gerbang masuk.
Gerbang masuk ke Kuil Ramses III terbuat Denah Kuil Ramses III
dari bata tanah liat dan batu paras yang Terletak di Medinet Habu
direkatkan dengan sejenis lumpur. Gerbang ini
terhubung dengan dinding pagar keliling kompleks kuil yang tingginya sekitar
20 meter. Dari pahatan hieroglyph pada salah satu dinding diketahui bahwa
gerbang tersebut juga berfungsi sebagai menara pengawas, untuk melindungi
raja dan pengikutnya yang melakukan pelarian ke kuil pada masa peperangan.
Halaman luar dari Kuil Ramses III dilengkapi dengan bukaan semacam
jendela pada sisi selatannya. Di bawah jendela terdapat pahatan kepala yang
menunjukkan musuh-musuh yang telah dikalahkan oleh Ramses III. Di
sebelah Utara terdapat patung Ramses III
berukuran raksasa membawa tanda kebesaran
kerajaan barupa cambuk dan tombak lengkung
dan di sebelahnya terdapat patung ratu yang
berukuran kecil.
Halaman upacara dipergunakan sebagai
areal kegiatan upacara ritual maupun festival.
Menurut mitologi Mesir Kuno, tiap tahun Kuil Ramses III
Raja, Dewa, dan Tanah Mesir mengalami Terletak di Medinet Habu
kematian, dan melalui festival tersebut
dilahirkan atau dihidupkan kembali dengan mengorbankan kembali seekor
sapi jantan berwarna putih. Pada halaman ini terdapat kolom-kolom berbentuk
persegi yang dulunya menopang patung-patung Ramses III, namun kemudian
dipindahkan oleh orang-orang Kristiani ketika kuil ini diubah menjadi Gereja
Choptic.
Kuil di Medinet Habu memiliki orientasi timur-barat sejajar dengan arah
terbit dan terbenamnya matahari yang menyimbolkan pergerakan waktu.
Makin ke dalam, ruang pada kuil Ramses III akan semakin kecil dan gelap.
Hanya pendeta tingkat tinggi yang memiliki akses menuju ruang paling barat
tersebut. Perubahan suasana ruang dari terang ke gelap, rendah ke tinggi, juga
menyimbolkan pergerakan dari hal yang profane menuju suatu yang suci.
Ruang hypostyle hall, hall dengan kolom-kolom penyangga atap terletak
pada bagian paling dalam atau bagian paling barat dari kuil Ramses III. Dasar
kolom dihias dengan pahatan cartouche (symbol Ramses III dalam pahatan
hieroglyph). Bunga papyrus yang sedang mekar dan bunga lili air dari Mesir
Atas. Selain itu juga terdapat ruangan kecil untuk pemujaan Amon Ra (bangsa
Mesir memuja banyak Dewa, bahkan menggabungkannya dalam suatu cerita
atau mitos yang kompleks, seperti Dewa Penguasa kota , Amon, dengan Dewa
Matahari, Ra, menjadi Amon-Ra). Pada hypostyle hall juga terdapat ruangan
penyimpanan harta dan perahu kerajaan serta ruang penyembelihan hewan
kurban.

6. Kuil Isis
Kuil Isis terletak pada sebuah pulau di Sungai
Nil, yang bernama Philae dekat kota Aswan
(dahulu bernama Syene). Isis adalah Dewi
Perempuan dan Kesuburan menurut mitologi
Mesir Kuno, merupakan istri sekaligus saudara
perempuan dari Anubis, yaitu Dewa Kematian dan
Kegelapan. Pemujaan terhadap Isis mencapai
puncaknya pada abad 4 SM dengan didirikannya Kuil Isis
kuil oleh penguasa Mesir dari dinasti ke-30. Terletak di Philae
Pemujaan terhadap Isis menyebar dari Alexandria
di sepanjang kebudayaan Hellenistic. Di Yunani, Isis muncul bersama-sama
dengan Horus dan Serapis, yang kemudian diperkenalkan di Roma. Pemujaan
terhadap Isis baru berakhir pada pertengahan abad ke-6 SM, ketika mulai
berkembangnya agama Kristen.
Bangunan Kuil Isis di pulau Philae ini memiliki indikasi pengaruh dari
kekuasaan Roma. Kawasan Philae merupakan pusat dari zaman Kerajaan Baru
dan Kerajaan Ptolemeus.

• Obelisk
Obelisk adalah sejenis tiang berbentuk persegi
yang makin ke atas makin mengecil dan meruncing
dengan mahkota berbentuk pyramid yang dibangun untuk
memuja Dewa Matahari “Ra”. Obelisk dalam bahasa
Yunani disebut “obeliskos” yang berarti tombak. Pada
masa Mesir Kuno, obelisk biasanya dibangun
berpasangan di bagian depan suatu kuil dengan tinggi
sekitar 32 meter dan terbuat dari batu granit merah yang
dipahat. Bagian puncak obelisk, terbuat dari emas atau
kuningan, sedangkan keempat bagian sisinya ditatah
dengan tulisan hieroglif untuk mengenang Pharaoh.
Obelisk yang dibuat pada awal dan akhir Dinasti Pharaoh
memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan
obelisk yang dibangun pada periode pertengahan Dinasti
Pharaoh.
Obelisk yang terkenal adalah jarum-jarum Obelisk
Cleopatra (Cleopatra’s Needles) yaitu dua buah obelisk Obelisk Ratu Hapshetsut
dari granit merah dari Aswan yang didirikan di Heliopolis
sekitar 3500 tahun yang lalu. Obelisk ini dibangun oleh Raja Thutmose III dan Ramses II.
Tahun 14 SM, obelisk ini di bawah ke Alexandria oleh Kaisar Agustus dan kemudian
pada tahun 1878 dan 1880 di bawah ke Amerika dan Inggris sebagai hadiah ketika Mesir
di bawah pengaruh kedua negara tersebut. Saat ini salah satu obelisk dengan tinggi 21
meter dan lebar bagian bawahnya 2,3 meter serta berat 200 ton itu diletakkan pada
landasan perunggu di Central Park, yaitu taman di pusat kota New York, Amerika,
sedangkan yang lain disimpan pada Thames Embankment di London, Inggris.
Kini obelisk didirikan sebagai monument peringatan untuk mengenang seseorang
atau suatu peristiwa seperti obelisk unutk mengenang perang Bunker Hill di Boston,
obelisk titanium untuk menganang kosmonot Yuri Alekseyevisch Gagarin di Rusia serta
obelisk pada Sydney Royal Botanic Garden di Australia untuk mengenang petualang
Allan Cunningham. Pada tahun 1884, bangsa Amerika mencontoh bangunan obelisk ini
untuk monument George Washington. Hal yang sama dilakukan oleh Soekarno sebagai
presiden Indonesia pertama dengan monument nasionalnya.

• Rumah Tinggal dan Vila


Rumah tinggal dan vila yang dibangun pada saat itu menampilkan pola masa
tunggal dengan halaman dengan taman yang luas. Rumah tipe Egypt di Tel El Amarna
(hasil restorasi) dengan jelas menampilkan pola dan taman tersebut di atas. Rumah
tersebut dibangun satu lantai dengan atap datar. Terkadang ada pula dua lantai dan lantai
yang sekaligus sebagai atap selalu dapat dicapai melalui tangga. Khusus untuk rumah
yang berkelas lebih baik, hall lebih luas disangga oleh
empat tiang dan tampak luarnya bagaikan empat lantai
dengan jendela lubang kecil yang diperkirakan sebagai
upaya untuk menangkap volume udara yang lebih banyak,
sinar dan sebagai ventilasi silang.
Halaman rumah dibagi beberapa petak dengan
pembatas tembok dengan pemilahan sirkulasi yang tegas.
Pekarangan rumah dibatasi oleh pagar atau tembok yang
tinggi. Ruang-ruang yang ada dalam bangunan antara
lain, ruang tidur, ruang tidur utama, kamar mandi, ruang
tamu ‘hall’, dapur, ruang kerja, dan vestibule. Rumah tipe Egypt
Pola halaman yang luas, atap
Bangunan vila juga merupakan restorasi datar, pembatas tembok yang
berdasarkan gambar pada dinding. Tampaknya berlokasi tinggi.
pada tepian Sungai Nil. Orientasinya ke arah Sungai
Water Front dengan gerbang dan tembok keliling yang tinggi. Vila terletak jauh di
belakang setelah melalui taman yang luas dan rimbun, bermasa tunggal dengan atap datar
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Beberapa catatan tentang tingginya kebudayaan bangsa Mesir Kuno antara lain:
1. Ditemukannya sejenis kertas yang disebut Papyrus untuk menulis. Tulisan mereka
menggunakan huruf yang disebut Hieroglif.

Bunga Papyrus Papyrus


Bunga Papyrus yang sedang Menggunakan huruf Hieroglif
mekar ini merupakan bahan
dasar dalam pembuatan kertas
papyrus

2. Untuk membangun pyramid, kuil, maupun


Obelisk yang menggunakan bahan batu yang
bobot dan dimensinya melampaui kapasitas
angkat dan muat manusia rata-rata, pasti
menggunakan teknologi gali-potong-angkat-
kirim-rakit dan rekat yang canggih.
3. Budaya “Arsitektur Air” di sepanjang Sungai Nil
dengan 31 Dinasti, ditimpali dengan ikklim
yang kering telah melindungi berbagai
warisan budaya menjalani kehancurannya.
Keberadaan Papirus Harris yang agung
merupakan bukti nyata antara keahlian
manusia dengan kekuatan alam terpadu
sebagai pesan.
4. Nil sebagai sungai yang besar dan panjang
bukan hanya bencana karena banjir tiap
tahunnya, akan tetapi juga berkah karena
ketika itu bila terjadi banjir maka rakyat
mengerjakan bangunan yang dikehendaki Peta Sungai Nil
raja. Ketika masalah banjir diatasi melalui Penyebaran karya-karya
arsitektur Mesir di sepanjang
pembangunan Dam Aswan, sekali lagi Mesir
Sungai Nil
menunjukan kepiawaiannya untuk merekonstruksi “konservasi” peninggalan
sejarahnya.

Dam Aswan
Dibangun dengan memanfaatkan banjir Sungai Nil

5. Mesir Kuno juga mengenal konstruksi kayu, hanya saja digunakan untuk
bangunan-bangunan biasa yang tidak monumental seperti rumah tinggal.
6. Ciri umum bangunan Mesir Kuno adalah masif, kokoh, sederhana, dan
monumental.
7. Upaya konservasi terhadap arsitektur masa lalu sampai dengan masa kini tetap
berlangsung. Yang paling menonjol adalah upaya penemuan, penggalian,
penelitian, dan lain-lainnya yang dilakukan oleh berbagai ahli dari berbagai
negara. Contoh yang paling anyar adalah penemuan pyramid yang ke-110 di
Mesir baru-baru ini. Piramid ini merupakan makam ratu yang belum dikenal
namanya dan diperkirakan telah berumur 4500 tahun. Piramid baru ini ditemukan
oleh tim dari Swiss yang menggali makam dinasti ke-4 Pharaoh Redjedef, putra
Cheops.

III.2 Saran

III.3 Daftar Pustaka

Referensi Internet / Web-site:


• www.specialtyinterests.net, Egyptian Temples of the Greek Period and Chronology.
• http://chamorrobible.org, The-Manguaguan-na-Palabran-Si-Yuus-Archive.
• http://home-3.tiscali.nl, Ramses III and the Sea Peoples.
• http://www.touregypt.net, Historical Papyrus.
• www.googlemaps.com, Mesir.

You might also like