You are on page 1of 46

MATERI PELATIHAN BERBASIS

KOMPETENSI
SEKTOR TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI (TKJ AMANAH BANGSA)

MENERAPKAN PROSEDUR
KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN
KEAMANAN KERJA (K3)

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 2
dari 2
DAFTAR ISI
Daftar
Isi ......................................................................................................... 2
BAB I PENGANTAR ....................................................................................... 4
0 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis
Kompetensi ....................................... 4
1 1.2. Penjelasan
Modul ................................................................................. 4

1.2.1 Desian Modul .............................................................. 5


1.2.2 Isi Modul .................................................................... 5
1.2.3 Pelaksanaan Modul ..................................................... 6
0 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini
(RCC) ................................................... 6
1 1.4. Pengertian-pengertian
Istilah ................................................................ 7

BAB II STANDAR KOMPETENSI .......................................................................


9
1 2.1. Peta Paket
Pelatihan ........................................................................... 9
2 2.2. Pengertian Unit
Standar ...................................................................... 9
3 2.3. Unit Kompetensi yang
Dipelajari .......................................................... 10
4 2.3.1. Judul Unit .................................................................................
10
5 2.3.2. Kode Unit .................................................................................
10
6 2.3.3. Deskripsi
Unit ................................................................................. 10
7 2.3.4. Elemen
Kompetensi ............................................................................ 11
8 2.3.5. Batasan
Variabel ................................................................................. 12
9 2.3.6. Panduan
Penilaian .............................................................................. 13
10 2.3.7. Kompetensi
Kunci ............................................................................... 15

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ...................................................


16
0 3.1. Strategi
Pelatihan ............................................................................... 16
1 3.2. Metode
Pelatihan ................................................................................ 17
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 3
dari 3
BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI ................................................................
18
1 4.1 Latar
Belakang................................... ................................................ 19
2 4.2 Pengertian Ilmu Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja
( K3 ) ... 25
3 4.3
Ergonamis .......................................................................................... 42
4 4.4 Praktek Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan di Tempat
Kerja ........... 47
5 4.5 Pengevaluasian Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan di Tempat
Kerja 48
6 4.5.1 Pengamatan di
Lokasi .......................................................................... 59
7 4.5.2 Wawancara dengan
Pekerja ................................................................. 59
8 4.5.3 Survey Tertulis 60
9 4.5.4 Penelaahan terhadap
Dokumen ............................................................ 60
10 4.5.5 Pengukuran dan Monitor Terhadap
Pekerja ........................................... 61
11 4.5.6 Hal-hal Penting dalam Memonitor Kesehatan
Industri ............................. 62

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN


KOMPETENSI.................. ................................................................................
. 66
0 5.1. Sumber Daya
Manusia ........................................................................ 66
1 5.2. Sumber-sumber
Perpustakaan ............................................................. 67
2 5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan
Bahan ....................................................... 68

DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................................ 69
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 4
dari 4
BAB I
PENGANTAR
0 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi

1  Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?

Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan


pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar
dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan
oleh Kriteria Unjuk Kerja.
1  Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?

Jika Anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, Anda memiliki seluruh


keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara
efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.
0 1.2 Penjelasan Modul

Modul ini dikonsep agar dapat digunakan pada proses Pelatihan


Konvensional/Klasikal dan Pelatihan Individual/Mandiri. Yang dimaksud dengan
Pelatihan Konvensional/Klasikal, yaitu pelatihan yang dilakukan dengan
melibatkan bantuan seorang pembimbing atau guru seperti proses belajar
mengajar sebagaimana biasanya dimana materi hampir sepenuhnya dijelaskan
dan disampaikan pelatih/pembimbing yang bersangkutan.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pelatihan Mandiri/Individual adalah pelatihan
yang dilakukan secara mandiri oleh peserta sendiri berdasarkan materi dan
sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang bersangkutan. Pelatihan
mandiri cenderung lebih menekankan pada kemauan belajar peserta itu sendiri.
Singkatnya pelatihan ini dilaksanakan peserta dengan menambahkan unsur-
unsur atau sumber-sumber yang diperlukan baik dengan usahanya sendiri
maupun melalui bantuan dari pelatih.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 5
dari 5
1.2.1. Desian Modul
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
1  Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang
pelatih.
2  Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh
peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan
dengan bantuan dari pelatih.

1.2.2 Isi Modul


Modul ini terdiri dari 3 bagian, antara lain sebagai berikut:
a. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta
pelatihan.
b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
1  Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk
mempelajari dan memahami informasi.
2  Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
3  Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja.

c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
1  Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan.
2  Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan
peserta pelatihan.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 6
dari 6
1  Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk
mencapai keterampilan.
2  Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
3  Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
4  Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.2 Pelaksanaan Modul


Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :
1  Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan
sebagai sumber pelatihan.
2  Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
3  Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam
penyelenggaraan pelatihan.
4  Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan
dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :


1  Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
2  Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.
3  Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
4  Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
5  Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

0 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)


2  Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current
Competency).

Jika Anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
elemen unit kompetensi tertentu, Anda dapat mengajukan pengakuan
kompetensi terkini (RCC). Berarti Anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar
kembali.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 7
dari 7
1  Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena
Anda telah :
2 a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan
dan keterampilan yang sama atau
3 b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang
sama atau
4 c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.

0 1.4 Pengertian-pengertian Istilah

Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.
Penilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan
membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang
dipersyaratkan.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 8
dari 8
serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut
ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.
Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 9
dari 9
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
0 2.1. Peta Paket Pelatihan

Modul yang sedang Anda pelajari ini adalah untuk mencapai satu unit
kompetensi, yang termasuk dalam satu paket pelatihan, yang terdiri atas unit-
unit kompetensi berikut:
1 2.1.1. TIK.JK01.006.01

Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan, Dan Keamanan Kerja


( K3 )
0 2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi

Apakah Standar Kompetensi?


Setiap Standar Kompetensi menentukan :
0 a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai
kompetensi.
1 b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
2 c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.

Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini?


Anda akan diajarkan untuk menginstal modem secara umum.
Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan?
Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Namun diharapkan pelatihan ini dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu satu sampai dua hari. Pelatihan ini ditujukan
bagi semua pengguna terutama yang tugasnya berkaitan dengan jaringan
seperti staff support dan staff admin jaringan.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 10
dari 10
Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai
kompetensi?
Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih
Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan
memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi
Anda sesuai dengan level yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.
0 2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi
peserta pelatihan untuk dapat :
1  mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
2  memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
3  menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria
unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 JUDUL UNIT : Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan, Dan


Keamanan Kerja ( K3 )
2.3.2 KODE UNIT : TIK.JK01.006.01
2.3.3 DESKRIPSI UNIT : Unit ini menentukan kompetensi yang diperlukan
untuk mendukung prinsip-prinsip dan praktek kesehatan dan keselamatan kerja
organisasi.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 11
dari 11
2.3.4 ELEMEN KOMPETENSI
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 Pengawasan kesehatan dan
1 01 Menetapkan hal-hal yang keselamatan kerja ditetapkan sesuai
berhubungan dengan kesehatan dan undang-undang kesehatan dan
keselamatan kerja di lingkugan kerja keselamatan kerja.
1.2 Prosedur kesehatan dan keselamatan
kerja di lingkungan kerja ditinjau untuk
memperbaiki masalah yang ada, dan
dilaporkan pada pengawas.
1.3 Prosedur kesehatan dan keselamatan
kerja dilaksanakan untuk men-jamin
keamanan dilingkungan kerja.
2.1 Informasi yang berhubungan dengan
1 02 Mendokumentasikan dan peraturan kesehatan dan keselamatan
menyebar-kan syarat-syarat kerja dan syarat-syaratnya dikumpulkan.
kesehatan dan keselamatan kerja 2.2 Peraturan-peraturan kesehatan dan
keselamatan yang berkaitan dengan
teknologi informasi di area klien
ditetapkan dan didokumentasikan.
2.3 Dokumen diajukan pada pengawas
untuk diverifikasi.
2.4 Dokumen kesehatan dan keselamatan
kerja

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan


Komputer dan Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul:
Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja
(K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 12 dari 12
disebarkan pada semua pos kerja.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
2.5 Dokumen-dokumen kesehatan dan keselamatan kerja yang berhubungan
dengan teknologi informasi diperbaharui dan didiseminasikan.

3.1 Syarat-syarat ergonomis dari klien dinilai.


1 03 Menyediakan 3.2 Saran untuk klien berdasarkan persyaratan dari
saran - saran ergonomis vendor, kebijakan ditempat kerja, serta informasi
dasar kesehatan dan keselamatan kerja terbaru disediakan.
3.3 Saran didokumentasikan dan diberikan pada klien
dan pengawas.

2.3.5 BATASAN VARIABEL


1 1. Unit ini berlaku untuk seluruh sektor teknologi informasi dan
komunikasi.
2 2. Unit ini tidak terbatas hanya pada pengawasan kesehatan dan
keselamatan kerja, prosedur keselamatan kerja, prosedur lingkungan kerja dan
tempat kerja.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 13
dari 13
1 PANDUAN PENILAIAN

0 1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang

Untuk mendemonstrasikan kompetensi, memerlukan buktu keterampilan dan


pengetahuan di bidang berikut ini:
1.1 Pengetahuan dasar
1.1.1 Prinsip-prinsip umum ergonomis untuk menghindari gangguan pada
kesehatan.
1.1.2 Prosedur dan latihan-latihan untuk menghindari kecelakaan kerja.
1.1.3 Prinsip-prinsip umum kesehatan dan keselamatan kerja yang berhubungan
dengan keamanan kerja, faktor lingkungan, dan pertimbangan ergonomis.
1.2 Keterampilan dasar
1.2.1 Membaca dan menulis dokumen di tempat kerja sehingga dapat dipahami
dan ditampilkan.
1.2.2 Bertanya dan mendengarkan secara aktif dilakukan untuk menambah
informasi.
1.2.3 Mampu berkomunikasi yang berhubungan untuk mengurus klien dan
anggota tim.
1.2.4 Memecahkan masalah untuk menetapkan banyaknya masalah yang dapat
diprediksi.
2. Konteks penilaian
Kompetensi harus diujikan di tempat kerja atau di tempat lain secara teori
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 14
dari 14
3. Aspek penting penilaian
Aspek yang harus diperhatikan:
3.1 Kemampuan untuk menetapkan hal-hal yang berhubungan dengan
kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan kerja sesuai dengan prosedur.
3.2 Kemampuan untuk mendokumentasikan syarat-syarat kesehatan dan
keselamatan kerja.
3.3 Kemampuan untuk menyediakan saran-saran ergonomis sebagai informasi
standar kesehatan dan keselamatan kerja.
4. Kaitan dengan unit-unit lainnya
4.1 Unit ini didukung oleh pengetahuan dan keterampilan dalam unit kompetensi
yang berkaitan dengan:
4.1.1 TIK.JK01.001.01 Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja.
4.2 Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit ini perlu
dilakukan dengan hati-hati. Untuk pelatihan pra-kejuruan umum, institusi harus
menyediakan pelatihan yang mempertimbangkan serangkaian konteks industri
seutuhnya tanpa bias terhadap sektor tertentu. Batasan variabel akan membantu
dalam hal ini. Untuk sektor tertentu/ khusus, pelatihan harus disesuaikan agar
dapat memenuhi kebutuhan sektor tersebut.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 15
dari 15
2.3.7 KOMPETENSI KUNCI
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 1
4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 1
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 1
7 Menggunakan teknologi 1
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 16
dari 16
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
0 3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang


sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung
jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan
belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan/perencanaan
1 a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap
belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar
Anda.
2 b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
3 c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah Anda miliki.
4 d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.

Permulaan dari proses pembelajaran


1 a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang
terdapat pada tahap belajar.
2 b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan Anda.

Pengamatan terhadap tugas praktik


1 a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih
atau orang yang telah berpengalaman lainnya.
2 b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda
temukan.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 17
dari 17
Implementasi
1 a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
2 b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
3 c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.

Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
0 3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai
dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar
dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat
untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara
teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses
belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi
kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat
kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang
dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup
topik tertentu.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 18
dari 18
BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
MENERAPKAN PROSEDUR KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN
KEAMANAN KERJA ( K3 )
Tujuan Instruksional Umum
1  Siswa mengetahui tentang prosedur kesehatan, keselamatan, dan
keamanan kerja ( K3 )
2  Siswa dapat menerapkan ilmu yang bersangkutan tentang prosedur
kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ( K3 ) di tempat kerja.

Tujuan Instruksional Khusus


1  Siswa mengetahui definisi dari prosedur kesehatan, keselamatan dan
keamanan kerja( K3 )
2  Siswa mengetahui undang-undang tentang kesehatan dan keselamatan
kerja.
3  Siswa mengetahui prosedur kesehatan dan keselamatan kerja di
lingkungan kerja.
4  Siswa mengetahui informasi yang berhubungan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja.
5  Siswa mengetahui peraturan-peraturan kesehatan dan keselamatan
yang berkaitan dengan teknologi informasi.
6  Siswa dapat membuat dokumentasi kesehatan dan keselamatan kerja.
7  Siswa mengetahui syarat-syarat ergonamis yang berlaku.
8  Siswa dapat memberikan masukan tentang keselamatan kerja di suatu
lingkungan kerja.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 19
dari 19
4.1 Latar Belakang
Latar belakang dari diterapkannya Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan
Keamanan Kerja ( K3 ) adalah dari standarisasi yang telah diterapkan di dunia
kerja internasional.
Semakin berkembangnya dunia industri di dunia, telah mendorong para pekerja
untuk bekerja lebih giat sesuai dengan kebutuhan pasar. Namun hal itu tidak
jarang menyebabkan pekerja menjadi cidera. Cidera yang terjadi di lapangan
sangat beragam, dari cidera otot sampai yang menghasilkan korban jiwa.
Dengan terganggunya perkembangan manusia sebagai salah satu modal utama
pembangunan, maka negara-negara berkembang pada saat itu mulai peduli
tentang kesehatan, keselamatan dan keamanan pekerja di negaranya tersebut.
Prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja berawal dari OSH
( Occupational Safety and Health ) yaitu: sebuah ilmu disiplin yang peduli dan
melindungi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan orang yang bekerja di
tempat kerja.
Sejak tahun 1950 ILO ( International Labour Organization ) dan WHO ( World
Health Organization ) telah menetapkan definisi umum dari kesehatan kerja,
yaitu: Kesehatan kerja harus mencapai peningkatan dan perawatan paling tinggi
di bidang fisik, sosial sebagai seorang pekerja di bidang pekerjaan apapun;
pencegahan bagi setiap pekerja atas pengurangan kesehatan karena kondisi
kerja mereka, perlindungan bagi pekerja untuk mengurangi faktor-faktor yang
dapat merugikan kesehatan mereka; penempatan dan perawatan bagi pekerja di
lingkungan kerja sesuai dengan kemapuan fisik dan psikologi dari pekerja dan
meringkas adaptasi dari setiap pekerja ke pekerjaannya masing-masing.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 20
dari 20
Tujuan awal dari pendirian standard keselamatan dan kesehatan di tempat kerja
antara lain:
1  Moral – Seorang pekerja seharusnya tidak mempunyai resiko terluka
pada saat kerja atau yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
2  Ekonomi – Dengan mengurangi biaya yang harus dibayar jika terjadi
kecelakaan di tempat kerja; seperti gaji, denda, kompensasi kerusakan, waktu
investigasi, kurang produksi, kehilangan semangat dari pekerja, pembeli atau
pihak lainnya.
3  Legal – Mendorong hukum agar menerapkan peraturan resmi agar
dapat dipatuhi oleh banyak pihak.

Beberapa resiko yang biasa dimiliki oleh pekerja:


1  Resiko fisik ( terpeleset dan tersandung, jatuh dari ketinggian,
transportasi tempat kerja, mesin yang berbahaya, listrik, kebisingan, getaran,
radiasi ion ).
2  Resiko kimia ( cairan pelarut, metal berat )
3  Resiko psikologi ( stress, kekerasan, pemerasan )
4  Resiko lingkungan ( temperatur, kelembapan, cahaya )
5  Resiko cidera otot ( lingkungan kerja yang tidak ergonamis )
6  Dll

Setelah adanya OSH disusunlah Occupational Safety and Health Act yang
ditandatangani oleh President Richard M. Nixon pada tanggal 29 Desembar 1970.
Undang-undang ini menjadi pencetuas berdirinya badan NIOSH ( National
Institute for Occupational Safety and Health ) dan OSHA ( Occupational Safety
and Health Administration ).
Act ini dalah diketemukan di United States Code di judul ke 29 pada bab 15.
OSHA ini secara garis besari diciptakan untuk melindungi keamanan pekerja
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 21
dari 21
dan tempat kerjanya. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin bahwa pekerja
mengerjakan tugasnya dengan lingkungan yang bebas bahaya bagi kesehatan
dan keselamatan mereka, seperti bahan kimia beracun, bunyi berisik yang
mengganggu, gangguan mekanik, kepanasan atau kedinginan atau lingkungan
yang kotor.
Isi dari OSHA itu terdiri dari beberapa point, yaitu:
1  by encouraging employers and employees in their efforts to reduce the
number of occupational safety and health hazards at their places of employment,
and to stimulate employers and employees to institute new and to perfect
existing programs for providing safe and healthful working conditions;

Mendorong para pemilik dan pekerja perusahaan agar berusaha untuk


mengurangi tingkat resiko di lingkungan kerja mereja dan memancing mereka
untuk menyempurnakan program yang mendukung keselamatan dan kesehatan
pekerja yang sudah ada.
1  by providing that employers and employees have separate but
dependent responsibilities and rights with respect to achieving safe and healthful
working conditions;

Menyediakan hak dan kewajiban yang terpisah dengan rasa hormat untuk
tercapainya keamanan dan keselamatan kondisi kerja.
1  by authorizing the Secretary of Labor to set mandatory occupational
safety and health standards applicable to businesses affecting interstate
commerce, and by creating an Occupational Safety and Health Review
Commission for carrying out adjudicatory functions under the Act;

Dengan memberikan otoritas kepada sekretaris pekerja untuk memandatkan


pengimplementasian kesehatan dan keselamatan kerja standard yang diterapkan
ke bisnis dan mempengaruhi antar usaha, dan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 22
dari 22
dengan menciptakan jabatan yang mengurusi kesehatan dan keselamatan kerja
untuk memberikan fungsi keputusan di dalam kegiatan ini.
1  by building upon advances already made through employer and
employee initiative for providing safe and healthful working conditions;

Dengan membangun dengan baik inisiatif dari pekerja dan pemilik perusahaan
untuk menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat.
1  by providing for research in the field of occupational safety and health,
including the psychological factors involved, and by developing innovative
methods, techniques, and approaches for dealing with occupational safety and
health problems;

Dengan menyediakan penelitian di bidang keselamatan dan kesehatan termasuk


di faktor psikologi, dengan dengan mengembangkan metoda, teknik dan
pendekatan yang inovatif dalam menyelesaikan permasalahan penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja.
1  by exploring ways to discover latent diseases, establishing causal
connections between diseases and work in environmental conditions, and
conducting other research relating to health problems, in recognition of the fact
that occupational health standards present problems often different from those
involved in occupational safety;

Dengan mencari cara untuk mengetahui penyakit tersembunyi, memperlihatkan


keadaan hubungan umum di antara penyakit dan kerja di lingkungan, dan
mengadakan penelitian lain yang berhubungan denga permasalahan kesehatan,
untuk mengenali fakta bahwa penerapan standard kesehatan yang sekarang
sering berbeda dari yang berada di dalam penerapan keselamatan.
1  by providing medical criteria which will assure insofar as practicable
that no employee will suffer diminished health, functional capacity, or life
expectancy as a result of his work experience;
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 23
dari 23
Dengan menyediakan kriteria kesehatan yang akan menjamin bahwa pegawai
tidak akan menderita penurunan kesehatan, kapasitas fungsional atau
pengharapan hidup sebagai hasil dari pengalaman kerja.
1  by providing for training programs to increase the number and
competence of personnel engaged in the field of occupational safety and health;

Dengan menyediakan program latihan untuk meningkatkan angka dan


kompetensi dari setiap individu yang menerapkan keselamatan kerja dan
kesehatan.
1  by providing for the development and promulgation of occupational
safety and health standards;

Dengan menyediakan pengembangan dan penyebaran dan penerapan standard


keselamatan dan kesehatan.
1  by providing an effective enforcement program which shall include a
prohibition against giving advance notice of any inspection and sanctions for any
individual violating this prohibition;

Dengan menyediakan program pelaksanaan yang efektif yang meliputi perijinan


yang menentang pemberian pemberitahuan tingkat lanjut dari inspeksi atau
sangsi apa pun dari individual yang melanggar ketentuan yang berlaku.
1  by encouraging the States to assume the fullest responsibility for the
administration and enforcement of their occupational safety and health laws by
providing grants to the States to assist in identifying their needs and
responsibilities in the area of occupational safety and health, to develop plans in
accordance with the provisions of this Act, to improve the administration and
enforcement of State occupational safety and health laws, and to conduct
experimental and demonstration projects in connection therewith;
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 24
dari 24
Dengan mendukung pemerintahan setempat untuk mengambil tanggung jawab
tertinggi dari administrasi dan proses penerapan dari hokum kesehatan dan
keselamatan dengan menyediakan hak untuk pemerintah setempat untuk
mengidentifikasikan kebutuhan mereka dan bertanggung jawab di area
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, untuk mengembangkan
perencanaan dalam persetujuan untuk penetapan kegiatan ini, untuk
meningkatkan administrasi dan pelaksanaan dari penerapan hukum keselamatan
dan kesehatan kerja, dan memimpin projek percobaan dan pendemonstrasian
bersama dengan itu.
1  by providing for appropriate reporting procedures with respect to
occupational safety and health which procedures will help achieve the objectives
of this Act and accurately describe the nature of the occupational safety and
health problem;

Dengan menyediakan prosedur pelaporan yang tepat dengan hormat unuk


penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang di mana prosedur tersebut
akan membantu tujuan dari kegiatan ini dan secara tepat menggambarkan
kesulitan yang sering terjadi di penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
1  by encouraging joint labor-management efforts to reduce injuries and
disease arising out of employment.

Dengan meningkatkan kebersamaan antara pekerja dan manajemen sebagai


usaha untuk mengurangi kecelakaan dan penyakit yang meningkat di kalangan
pekerja.
Di dalam OSHA terdapat persyaratan yang harus dilaksanakan sebelum
melakukan pekerjaan, persyaratan itu antara lain:
1  Each employer shall furnish to each of his employees employment and
a place of employment which are free from recognized hazards that are causing
or are likely to cause death or serious physical harm to his employees;
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 25
dari 25
Perusahaan harus melengkapi setiap individu pekerjanya dan menempatkan
mereka di area yang bebas dari bahaya yang akan menyebabkan kematian atau
bahaya bagi fisik mereka.
1  Each employer shall comply with occupational safety and health
standards promulgated under this Act.

Perusahaan mengikuti penerapan standarisasi keselamatan dan kesehatan yang


diumunkan di kegiatan ini.
1  Each employee shall comply with occupational safety and health
standards and all rules, regulations, and orders issued pursuant to this Act which
are applicable to his own actions and conduct.

Setiap individu pekerja harus mengikuti standard peraturan, regulasi dan


pengumuman penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dari kegiatan ini yang
dipakai untuk kegiatan dia sendiri dan berhubungan.
4.2 Pengertian Ilmu Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja ( K3
)
Ilmu Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) merupakan bagian dari ilmu
Kesehatan Masyarakat. Keilmuan K3 merupakan perpaduan dari multidisiplin ilmu
antara ilmu-ilmu kesehatan, ilmu perilaku, ilmu alam, teknologi dan lain-lain baik
yang bersifat kajian maupun ilmu terapan dengan maksud menciptakan kondisi
sehat dan selamat bagi pekerja, tempat kerja, maupun lingkungan sekitarnya,
sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Perkembangan dan kebutuhan ilmu/keahlian K3 berkembang sangat pesat
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), percepatan
pembangunan melalui industrialisasi serta tuntutan kebutuhan pekerjaan yang
semakin meningkat dalam hal efisiensi, produktivitas, tingkat kesehatan dan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 26
dari 26
keselamatan. Perkembangan ini semakin dipacu dengan kebijakan dari
Pemerintah yang mendukung pendidikan tinggi untuk membuka program
pendidikan di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pendekatan
yang bersifat multidisipliner. Kebijakan di tingkat internasional dengan telah
dilansirnya ISO 18000 juga semakin mendorong percepatan ini.
Ilmu Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) bertujuan agar para pekerja di
lingkungan kerjanya masing-masing selalu dalam keadaan sehat, nyaman,
selamat dan terutama bekerja secara produktif dalam meningkatkan kinerja
Perusahaan serta meningkatkan kesejahteraan Karyawan Perusahaan. Demikian
pula untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kemauan serta kerja sama para
karyawan agar menjunjung tinggi peraturan-peraturan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja demi kesejahteraan Perusahaan yang berarti kesejahteraan
keluarga karyawan. Dengan keadaan karyawan melaksanakan kegiatan
operasinya dengan aman, nyaman, handal dan efisien, sehingga kerugian
Perusahaan dapat dicegah dan dikurangi.
Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu kegiatan
preventif untuk mencegah hal-hal yang dapat mengancam keselamatan dan
kesehatan pekerja di lapangan. Isi dari Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan
Krja, antara lain:
1  Pembebanan dan pengangkutan material yang minimal
2  Mempunyai ruang gerak yang aman dan tidak licin
3  Mempunyai ruang yang cukup luas untuk peletakan antar mesin dan
peralatan
4  Tersedianya fasilitas untuk efakuasi di lapangan verja
5  Tersedianya ruangan yang terisolasi khusus untuk pengerjaan proses
yang berbahaya
6  Tersedianya peralatan pencegah kebakaran disetiap mesin dan
peralatan.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 27
dari 27
Perkembangan ilmu K3 juga didasari oleh undang-undang No.1 tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja, yang berisi:
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 1970
TENTANG
KESELAMATAN KERJA
BAB I
TENTANG ISTILAH-ISTILAH
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1. "Tempat kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tempat
kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-
sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja
ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya
yang merupakan bagian-bagian atau berhubung dengan tempat kerja tersebut;
2. "Pengurus" ialah orang yang mempunyai tugas langsung sesuatu tempat kerja
atau bagiannya yang berdiri sendiri;
3. "Pengusaha" ialah :
a. orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri dan
untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja;
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 28
dari 28
b. orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu
usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat
kerja;
c. orang atau badan hukum, yang di Indonesia mewakili orang atau badan
hukum termaksud pada (a) dan (b), jikalau yang mewakili berkedudukan di
luar Indonesia.
4. "Direktur" ialah pejabat yang ditunjuk oleh Mneteri Tenaga Kerja untuk
melaksanakan Undang-undang ini.
5. "Pegawai pengawas" ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
6. "Ahli keselamatan kerja" ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
mengawasi ditaatinya Undang-undang ini.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
1. Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala
tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air
maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.
2. Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja di
mana :
a) dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan
atau peledakan;
b) dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau
disimpan atau bahan yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit,
beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 29
dari 29
c) dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan
perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau
dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
d) dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan
hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan
lapangan kesehatan;
e) dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logam atau
bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau minieral lainnya, baik di
permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan;
f) dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat,
melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara;
g) dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok,
stasiun atau gudang;
h) dilakukan penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;
i) dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan;
j) dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau
rendah;
k) dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;
l) dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang;
m) terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, suhu, kotoran, api, asap, uap,
gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
n) dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;
o) dilakukan pemancaran, penyinaran atau penerimaan radio, radar, televisi,
atau telepon;
p) dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset
(penelitian) yang menggunakan alat teknis;
q) dibangkitkan, dirobah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau
disalurkan listrik, gas, minyak atau air;
r) diputar film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan reaksi lainnya yang
memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 30
dari 30
3. Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk sebagai tempat kerja,
ruangan-ruangan atau lapangan-lapangan lainnya yang dapat membahayakan
keselamatan atau kesehatan yang bekerja atau yang berada di ruangan atau
lapangan itu dan dapat dirubah perincian tersebut dalam ayat (2).
BAB III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
untuk :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik
maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 31
dari 31
penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
2. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut
dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan
teknologi serta pendapatan-pendapatan baru di kemudian hari.
Pasal 4
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan,
barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.
2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu
kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang
mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan, perlengkapan
alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesyahan, pengepakan atau
pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk
teknis dan aparat produk guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri,
keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum.
3. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut
dalam ayat (1) dan (2); dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang
berkewajiban memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan tersebut.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 32
dari 32
BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 5
1. Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang ini
sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan
menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya Undang-undang ini dan
membantu pelaksanaannya.
2. Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai pengawas dan ahli keselamatan
kerja dalam melaksanakan Undang-undang ini diatur dengan peraturan
perundangan.
Pasal 6
1. Barang siapa tidak dapat menerima keputusan direktur dapat mengajukan
permohonan banding kepada Panitia Banding.
2. Tata cara permohonan banding, susunan Panitia Banding, tugas Panitia
Banding dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.
3. Keputusan Panitia Banding tidak dapat dibanding lagi.
Pasal 7
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 33
dari 33
Untuk pengawasan berdasarkan Undang-undang ini pengusaha harus membayar
retribusi menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur dengan peraturan
perundangan.
Pasal 8
1. Pengurus di wajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan padanya.
2. Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada di
bawah pimpinannya, secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha
dan dibenarkan oleh Direktur.
3. Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan
perundangan.
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 9
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja
baru tentang:
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat
kerja;
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam
tempat kerja;
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 34
dari 34
2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan
setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat
tersebut di atas.
3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja,
pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
4. Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.
BAB VI
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pasal 10
1. Menteri Tenaga Kerja berwenang membertuk Panitia Pembina Keselamatan
Kerja guna memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi
efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat
kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama di bidang keselamatan
dan kesehatan kerja, dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.
2. Susunan Panitia Pembina dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tugas dan
lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 35
dari 35
BAB VII
KECELAKAAN
Pasal 11
1. Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat
kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
2. Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai termaksud
dalam ayat (1) diatur dengan peraturan perundangan.
BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
Pasal 12
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja
untuk:
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan
atau keselamatan kerja;
b. Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan;
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan;
d. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan;
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat kesehatan dan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 36
dari 36
keselamatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas
dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung jawabkan.
BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA
Pasal 13
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua
petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan.
BAB X
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 14
Pengurus diwajibkan :
a. secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua
syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan
semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang
bersangkutan, pada tempattempat yang mudah dilihat dan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja;
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan
kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 37
dari 37
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja berada di bawah pimpinannya dan menyediakan
bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan
petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk-petunjuk yang diperlukan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
BAB XI
KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
1. Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal di atas diatur lebih lanjut
dengan peraturan perundangan.
2. Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman
pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-
lamanya 3 (tiga)
bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).
3. Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran.
Pasal 16
Pengusaha yang mempergunakan tempat-tempat kerja yang sudah ada pada
waktu Undang-undang ini mulai berlaku wajib mengusahakan di dalam satu
tahun sesudah Undang-undang ini mulai berlaku, untuk memenuhi ketentuan-
ketentuan menurut atau berdasarkan Undangundang ini.
Pasal 17
Selama peraturan perundangan untuk melaksanakan ketentuan dalam Undang-
undang ini belum dikeluarkan, maka peraturan dalam bidang keselamatan kerja
yang ada pada waktu Undang-undang ini mulai berlaku, tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan Undang-undang ini.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 38
dari 38 Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer
dan Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur
Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007
Halaman 39 dari 39
Pasal 18
Undang-undang ini disebut "UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA" dan mulai
berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatan dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 12 Januari 1970
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 12 Januari 1970
Sekretaris Negara Republik
Indonesia,
ALAMSYAH
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 40
dari 40
Daftar Peraturan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang lainya
dan berlaku di Indonesia antara lain:
 UNDANG-UNDANG
1 1. Undang-undang Nomor 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2 2. Undang-undang Uap Tahun 1930 (STOOM ORDONNANTIE)

 PERATURAN PEMERINTAH
1 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang
Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas
Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida
3 3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
4 4. Peraturan Uap Tahun 1930 (STOOM VERORDENING)

 KEPUTUSAN PRESIDEN
1 1. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang
Timbul Akibat Hubungan Kerja

 KEPUTUSAN DAN PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA &/ATAU


MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
1 1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor: Kep-75/MEN/2002 Tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
(SNI) Nomor: SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2000 (Puil 2000) di Tempat Kerja
2 2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-187/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
3 3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-187/MEN/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 41
dari 41
1 4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-03/MEN/1999 tentang
Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift Untuk Pengangkutan Orang
dan Barang
2 5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
3 6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-03/MEN/1998 tentang Tata
Cara Pelaporan Dan Pemeriksaan Kecelakaan
4 7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1998 tentang
Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat
Lebih Baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan kesehatan Dasar Jaminan Sosial
Tenaga Kerja
5 8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-04/MEN/1998 tentang
Pengangkatan, Pemberhentian dan Tata Kerja Dokter Penasehat
6 9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
7 10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-04/MEN/1995 tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
8 11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-02/MEN/1992 tentang
Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
9 12. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-245/MEN/1990 tentang Hari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional
10 13. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-333/MEN/1989 tentang
Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
11 14. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-02/MEN/1989 tentang
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
12 15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1989 tentang
Kwalifikasi Dan Syarat-syarat Operator Keran Angkat
13 16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1988 tentang
Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap
14 17. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-1135/MEN/1987 tentang
Bendera Keselamatan Kerja
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 42
dari 42
1 18. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-04/MEN/1987 tentang
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan
Ahli Keselamatan Kerja
2 19. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-03/MEN/1985 tentang
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pemakaian Asbes
3 20. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1985 tentang
Pesawat Angkat dan Angkut
4 21. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-04/MEN/1985 tentang
Pesawat Tenaga dan Produksi
5 22. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-02/MEN/1983 tentang
Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
6 23. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-03/MEN/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
7 24. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-02/MEN/1982 tentang
Kwalifikasi Juru Las
8 25. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1982 tentang
Bejana Tekanan
9 26. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1981 tentang
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
10 27. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-04/MEN/1980 tentang
Syarat-syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
11 28. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-02/MEN/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan
Kerja
12 29. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1980 tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan
13 30. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1979 tentang
Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi
Paramedis Perusahaan
14 31. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-03/MEN/1978 tentang
Penunjukan dan Wewenang Serta Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 43
dari 43
1 32. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1978 tentang
Keselamatan Kesehatan Kerja Dalam Penerbangan Dan Pengangkutan Kayu
2 33. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1976 tentang
Wajib Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan

 INSTRUKSI DAN SURAT EDARAN MENTERI TENAGA KERJA &/ATAU


MENTERI TENAGA KERJA TRANSMIGRASI
1 1. Instruksi Menteri Tenaga Kerja RI No. Ins. 11/M/BW/1997 tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
2 2. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI No. SE-01/MEN/1997 tentang
Ambang Batas Faktor Kimia Di Udara Lingkungan Kerja

 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL


1 1. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Dan
Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep-311/BW/2002 Tentang Pemberlakuan
Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik
2 2. Keputusan Direktur Jenderal Binawas No. Kep-407/BW/1999 tentang
Persyaratan, Penunjukan, Hak dan Kewajiban Teknisi Lift

4.3 Ergonamis
Salah satu syarat yang menjamin terjalannya prosedur kesehatan, keselamatan
dan keamanan kerja adalah terpenuhnya syarat ergonomis di tempat kerja.
Terdapat beberapa pengertian ergonomi, antara lain:
1  Ergonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu ”ergo” yang artinya kerja dan
”nomos” yang artinya hukum alam, dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang
aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi,
fisiologi, psikology, engineering, manajemen dan design.
2  Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tubuh manusia
dalam kaitannya dengan pekerjaan dengan memanfaatkan informasi-
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 44
dari 44
1 informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk
merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada
sistem dengan baik, dengan demikian manusia dapat melakukan pekerjaan
dengan nyaman, aman, dan efektif sehingga mencapai produktifitas yang
optimal.

Tujuan dari ergonomi adalah untuk memaksimalkan perancangan terhadap


produk, alat dan ruangan dalam kaitannya dengan anthropometri secara integral,
sehingga mendapatkan suatu pengetahuan yang utuh dalam menghadapi
permasalahan-permasalahan interaksi manusia dengan technology dan produk-
produknya, sehingga dimungkinkan rancangan sistem manusia ( technology )
dapat menjadi optimal.
Terdapat beberapa aspek dari ergonomis yang harus dipertimbangkan, antara
lain adalah:
1  Sikap dan posisi kerja

Beberapa jenis pekerjaan akan memerlukan sikap dan posisi tertentu yang
terkadang-kadang cenderung tidak mengenakkan dan kadang-kadang juga harus
berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini menyebabkan pekerja cepat
lelah, membuat banyak kesalahan atau menderita cacat tubuh. Untuk
menghindari hal tersebut di atas terdapat beberapa pertimbangan ergonomis,
seperti:
1  Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi
membungkuk dengan frekuensi yang sering atau jangka waktu lama.
2  Operator seharusnya menggunakan jarak jangkauan normal.
3  Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk
waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap atau
posisi miring.
4  Operator tidak seharusnya bekerja dalam frekuensi atau periode waktu
yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi di atas level siku
yang normal.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 45
dari 45
1  Anthropometri dan dimensi ruang kerja
2  Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar supaya peralatan dan
fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakan khususnya menyangkut
dimensi ukuran tubuh. Dalam menentukan ukuran maksimum atau minimum

Ergonomi tidak pernah lepas dari Anthropometri. Anthropometri berasal dari


”antro” yang berarti manusia dan ”metri” yang berarti ukuran. Jari secara garis
besar anthropometri dapat didefinisikan sebagai satu studi yang berkaitan
dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Anthropometri adalah sekumpulan data numerik yang berhubungan dengan ciri-
ciri fisik tubuh manusia, seberti: ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan
dari data tersebut untuk penanganan masalah design.
Tujuan dari anthropometri adalah sebagai acuan yang ergonomis dalam segala
hal yang memerlukan interaksi manusia, dalam aplikasinya mengenai
perancangan area, alat, produk, maupun stasiun kerja, yang berkaitan dengan
bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat, sehingga para pengguna alat atau
ruangan fisik tersebut cocok, dan diharapkan akan meningkatkan produktivitas.
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan
ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Data anthropometri yang
berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:
1  Perancangan area kerja
2  Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas, dsb.
3  Perancangan produk-produk konsumtif, seperti pakaian, kursi dan meja
komputer
4  Perncangan lingkungan kerja fisik
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 46
dari 46
Perancangan dengan menggunakan data anthropometri secara umum sekurang-
kurangnya 90%-95% dari populasi yang menjadi target dalam kelompok
pemakai. Rancagan ini dimaksudkan agar sebagian besar dalam kelompok
pemakai dapat menggunakan alat tersebut. Rancangan produk yang dapat diatur
secara fleksibel akan jelas memberikan kemudahan dalam operasinya, sehingga
dapat dipergunakan meskipun oleh dimensi tubuh yang berbeda-beda.
Diharapkan anthropometri dapat digunakan dalam aplikasi alat-alat yang dipakai
secara nyaman oleh sebagian besar pemakai.
Data anthropometri yang akan digunakan dipilih berdasarkan kesesuaian
kegunaannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia yang
secara otomatis akan mempengaruhi tingkat kenyamanan pengguna fasilitas
kerja, yaitu:
1  Umur

Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar seiring
dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahirannya sampai dengan umur
sekitar 20 tahunan. Setelah itu tidak lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan
justru akan cenderung berbah menjadi penurunan ataupun penyusutan yang
dimulai sekitar umur 40 tahunan.
1  Jenis kelamin

Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan dengan
wanita, kecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti pinggul, dan
sebagainya.
1  Suku/bangsa

Setiap suku bangsa memiliki kekhasan dimensi fisik tersendiri.


1  Posisi tubuh
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 47
dari 47
Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh sebab
itu, posisi tubuh standard harus diterapkan untuk survei pengukuran. Dalam
kaitan dengan posisi tubuh dikenal 2 cara pengukuran, yaitu:
1 o Pengukuran dimensi struktur tubuh ( structural body dimension )

Di sini tubuh diukur dalam berbagai posisi standard dan tidak bergerak ( tetap
tegak sempurna ). Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain
meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran
kepala, tinggi/panjang lutut pada saat berdiri/duduk, panjang lengan dan
sebagainya.
1 o Pengukuran dimensi fungsional tubuh ( functional body dimensions )

Di sini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi


melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang
harus diselesaikan. Hal pokok yang ditekankan dalam pengukuran dimensi
fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang nantinya akan
berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Selain faktor-faktor tersebut di atas masih terdapat pula beberapa faktor,
seperti:
1  Cacat tubuh

Data Anthropometri di sini diperlukan untuk perancangan produk bagi orang-


orang cacat.
1  Kehamilan

Data anthropometri di sini diperlukan untuk perancangan produk yang sesuai


dengan bentuk dan ukuran tubuh saat hamil.
1  Tebal-tipisnya pakaian

Iklim yang berbeda memberikan variasi yang berbeda pula dalam bentuk
rancangan dan spesifikasi pakaian.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 48
dari 48
Pengukuran dibagi dua, yaitu:
1  Pengukuran dimensi struktur tubuh

Di sini tubuh diukur dalam berbagai posisi standard badan tidak bergerak, seperti
berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, dll.
Ukuran dalam hal ini diambil dengan persentil tertentu seperti 5% atau 95%.
1  Pengukuran dimensi fungsional tubuh

Di sini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi


melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang
harus diselesaikan.
Dengan menciptakan ruang kerja yang ergonomis, maka akan dapat mengurangi
kelelahan yang dapat menurunkan kinerja dari pekerja itu sendiri. Kelelahan
yang mungkin terjadi dapat dibagi menjadi 4 macam: kelelahan visual, kelelahan
monoton, kelelahan fisik dan kelelahan mental.
4.4 Praktek Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan di Tempat Kerja
Seperti yang sudah dibahas di atas dapat dilihat bahwa kesehatan, keselamatan
dan keamanan di tempat kerja merupakan hal yang tidak dapat disepelekan.
Dapat dilihat dari jumlah kecelakaan yang sering terjadi di tempat kerja dan
penyakit-penyakit yang sering diderita oleh pekerja karena pekerjaannya.
Hal itu semua dapat dicegah jika ada kerjasama dari 2 pihak utama di dunia
kerja, yaitu:
1  Perusahaan:
1 o Menyediakan tempat kerja yang “bebas resiko”
2 o Dapat mencari bantuan konsultasi dan identifikasi
3 o Tidak dapat menghukum karyawan
2  Pegawai:
1 o Mematuhi standard yang sudah ada
2 o Melaporkan masalah kepada atasan
3 o Dapat menuntut keamanan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 49
dari 49
Komitmen dari manajemen perusahaan merupakan kunci dari tercapainya
keadaan produktif penuh di perusahaan, badan khusus yang menangani tentang
kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja harus terdapat di setiap
perusahaan yang berpegawai lebih dari 100 orang. Badan tersebut bertugas
untuk menganalisa kecelakaan kejadian dan menetapkan tujuan spesifik
keselamatan yang dapat dicapai.
Badan khusus tersebut menganalisah penyebab kurangnya tingkat produktif
yang terdapat di perusahaan, yang pada umumnya terjadi atas beberapa faktor
umum:
1  Kejadian yang tidak terduga
2  Kondisi kerja rawan kecelakaan
1 o Pengoperasian peralatan yang sudah cacat
2 o Kurangnya peralatan keselamatan
3 o Pekerjaan yang berbahaya
4 o Jadwal pekerjaan yang terlalu padat
3  Kebiasaan perilaku karyawan yang dapat menimbulkan kecelakaan
atau penyakit
4  Faktor keterbatasan manusia:
1 o Penglihatan
2 o Usia
3 o Persepsi
4 o Kemampuan motorik
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 50
dari 50
Tingkat produktif di sebuat perusahaan dapat terus dipelihara dengan beberapa
cara, yaitu:
1  Memperbaiki kondisi kerja menjadi sebuah kondisi yang ergonamis
2  Mengurangi perilaku berbahaya karyawan dengan seleksi dan
penempatan kerja secara hati-hati
3  Mengurangi perilaku berbahaya melalui:
4  Penempelan poster dan propoganda lain
5  Pemberian pelatihan
6  Komitmen manajemen puncak
7  Pemberian prioritas pada keselamatan
8  Penyusunan kebijakan menyangkut keselamatan kerja
9  Penempatan sasaran pengurangan biaya secara jeas
10  Penyelenggaraan inspeksi
11  Pemantauan load kerja dan tingkat stress karyawan

Beberapa contoh program yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan untuk


mendukungnya prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja antara
lain:
1  Membuat kondisi kerja aman
2 Dengan membeli dan mempergunakan mesin-mesin yang dilengkapi
alat-alat pengaman, menggunakan peralatan-peralatan yang lebih baik,
mengatur layout tempat kerja dan penerangan sebaik mungkin, tempat kerja
yang ergonamis dan pemeliharaan fasilitas tempat kerja yang baik.
2  Melakukan kegiatan-kegiatan pencegahan kecelakaan dengan
mengendalikan praktek-praktek manusia yang tidak aman
1 Dengan mendidik para karyawan dalam hal keamanan,
memberlakukan larangan-larangan keras, memasang poster untuk selalu
mengingatkan tentang kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja.
2 Seorang atasan sebaiknya: memberikan pujian kepada karyawannya,
mendengarkan keluhan bawahannya, menjadi contoh yang baik, mengunjungi
tempat kerja secara teratur, menjaga komunikasi tentang keamanan secara
terbuka, kaitkan bonus dengan kemajuan keamanan.
3 Membuat pelatihan tentang kesehatan, keselamatan dan kemanan
kerja, dilanjutkan secara periodik dengan demonstrasi dan test.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 51
dari 51
1 Memasang poster-poster yang memberikan keterangan tentang
kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja.
2 Melakukan inspeksi dan evaluasi tentang kesehatan, keselamatan dan
keamanan di tempat kerja secara teratur.
2  Penciptaan lingkungan kerja yang ergonamis
1 Membuat tempat kerja yang meminimalisasi kelelahan pekerja.
2 Untuk menjaga kesehatan para karyawan dari gangguan-gangguan
penglihatan, pendengara dan kelelahan, dll.
3  Memberikan pelayanan kesehatan
1 Dengan penyediaan dokter organisasi dan klinik kesehatan organisasi

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat ergonamis di tempat kerja atau
kantor adalah posisi kerja dari pekerja itu sendiri. Dengan posisi kerja yang baik
akan dapat menjaga kesehatan tubuh, dan mencegah timbulnya kelelahan
sewaktu bekerja.
Posisi kerja yang baik antara lain harus memenuhi syarat berikut:
1  Leher lurus dengan bahu dan leher dalam keadaan santai
2  Posisi lengan berada di bawah bahu
3  Sikut terletak dekat dengan badan dan tidak jauh maju ke depan atau
kebelakang
4  Tinggi permukaan meja setinggi sikut atau sedikit di bawah
5  Duduk dengan keadaan tulang ekor berbentuk S yang normal dan
ditopang dengan baik
6  Kedua kaki berada di lantai
7  Ketika duduk , lutut membentuk sudut 90 ْ
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 52
dari 52
Gambar Posisi Kerja yang Baik
Gambar Posisi Kerja yang Baik
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 53
dari 53
Gambar Posisi Lengan yang Baik dan Tidak Baik
Gambar Contoh Postur yang Baik dan Tidak pada Saat Bekerja
Posisi Tidak Baik Posisi Baik
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 54
dari 54 Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer
dan Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur
Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007
Halaman 55 dari 55
Para pekerja sebaiknya juga melakukan peregangan setelah beberapa lama
bekerja dengan posisi yang sama, peregangan ini berfungsi untuk menggerakaan
otot-otot yang sudah tegang setelah lama bekerja.
Gambar Latihan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 56
dari 56
Selain dari posisi tubuh, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi tingkat
ergonamis tempat kerja, yaitu: tenaga yang dikeluarkan, gerakan kerja,
penglihatan ( cahaya dan tingkat ketelitian ), keadaan temperatur, keadaan
atomosfer, keadaan lingkungan, dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
Tenaga yang dikeluarkan menjelaskan tipe pekerjaan yang dilakukan; apakah
pekerjaan kantor dalam keadaan duduk atau pekerja bangunan yang harus
selalu berpindah-pindah tempat.
Gerakan kerja maksudnya adalah apakah gerakannya di dalam area yang sempit
yang terbatas saja; misalnya di meja atau luas; misalnya di studio atau sempit.
Kelelahan penglihatan maksudnya adalah seberapa kerja tersebut mempengaruhi
kelelahan mata, dari tingkat pencahayaan ataupun jenis pekerjaan; jenis
pekerjaan
yang kecil dan membutuhkan perhitungan presisi akan lebih cepat membuat
mata menjadi lebih lelah.
Keadaan temperatur yang normal untuk bekerja aalah 22°-28° C. Bila
temperatur di ruang kerja jauh di bawa atau di atas dari suhu normal tersebut,
maka akan mengganggu kinerja dari pekerja yang berada di ruangan tersebut.
Keadaan atmosfer merupakan tingkat kwalitas dari udara di tempat kerja; dari
ada tidaknya ventilasi dan ada tidaknya bau-bauan. Normalnya setiap ruangan
memiliki ventilasi agar menjaga pergerakan udara yang terdapat di dalam
ruangan dan udara harusnya tidak terdapat bau-bauan baik yang beracun
maupun tidak.
Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi adalah keaadaan di mana karyawan dapat
bekerja seefektif mungkin dengan menghormati kebutuhan dasar dari karywan
tersebut sebagai manusia, seperti pergi ke belakang, makan, berkomunikasi, dll.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 57
dari 57
Beberapa resiko bahaya yang biasanya terdapat di tempat kerja:
Bahan Kimia Berbahaya Ancaman Bahaya Bahaya Terhadap Keselamatan
Lainnya
Pelarut / Pembersih Kebisingan Listrik
Asam / bahan yang Radiasi Kebakaran / Ledakan
menyebabkan iritasi
Debu ( Asbes, Silika, Gerakan yang Mesin-mesin tanpa pelindung
Kayu ) berulang-ulang
Logam berat ( timah Posisi tubuh yang Mengangkat benda-benda yang
hitam, arsenik, air tidak nyaman berat
raksa )
Polusi udara Panas / Dingin Pengaturan tempat kerja
( berantakan, penyimpanan yang
tidak baik )

Pestisida Penyakit Menular Kendaraan bermotor


Resin Stress/ Pelecehan
Beban Kerja / Irama kerja
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 58
dari 58
Beberapa cidera yang umumnya terjadi karena tempat kerja yang tidak
memenuhi persyaratan ergonamis:
tangan yang bergetar. Kadang
diikuti dengan
tenosynovitis.

Ganglion : kista pada Bengkak bundar, keras, Gerakan tangan yang


sendi dan berulang-ulang
atau pangkal tendon. kecil yang biasanya
Biasanya tidak
dibelakang tangan atau menimbulkan sakit.
pergelangan

Tendonitis : radang Rasa sakit, bengkak, Gerakan yang berulang-


pada dan ulang.
daerah antara otot dan merah di tangan,
tendon pergelangan, dan/atau
lengan. Kesulitan
menggerakan tangan.

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan


Komputer dan Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul:
Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja
(K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 59 dari 59
Cidera Gejala Penyebab
Tenosynovitis : radang pada Sakit, bengkak, Gerakan yang
tendon dan/atau pangkal sulit berulang-ulang
tendon menggerakan dan berat. Dapat
tangan. disebabkan oleh
peningkatan kerja
yang
tiba-tiba, atau
pengenalan
pada proses baru.

Tegang pada leher atau bahu: Rasa sakit di leher Menahan postur
radang pada tendon dan atau dan yang kaku
pangkal tendon bahu
Gerakan jari yang tersentak : Kesulitan Gerakan berulang-
radang pada tendon dan/atau menggerakkan ulang.
pangkal tendon di jari jari dengan pelan, Terlalu lama
dengan mencengkam,
atau tanpa rasa terlalu keras atau
sakit terlalu
sering

4.5 Pengevaluasian Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan di Tempat


Kerja
Aktivitas utama dalam mengevaluasi bahaya di tempat kerja adalah :
A. Pengamatan di lokasi kepada proses produksi dan cara kerja
B. Wawancara dengan perkerja dan supervisor
C. Survai terhadap lingkungan kerja, peralatan, dan pekerja
D. Penelaahan terdahap dokumen yang diperlukan dari perusahaan
E. Pengukuran dan monitor terhadap efek bahaya bagi pekerja
F. Pembandingan dari hasil monitor terhadap peraturan yang ada
dan/atau merekomendasikan petunjuk mengenai batas-batas
yang harus diikuti untuk meningkatkan keselamatan kerja
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 60
dari 60
4.5.1. Pengamatan di Lokasi
Hal penting yang harus diingat dalam melakukan pengamatan kerja
adalah :
1  Mengerti proses produksi dari awal hingga akhir
2  Mengamati seluruh tahap kerja untuk setiap operasi beberapa kali
untuk dapat mengerti bagaimana pekerjaan dilakukan
3  Mengidentifikasi bahaya yang mungkin timbul secara langsung atau
dapat menimbulkan gangguan kesehatan segera dan yang dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan secara bertahap (kronis)
4  Mendokumentasikan semua pengamatan yang dilakukan menggunakan
:

- Daftar tertulis
- Menuliskan model dan nomor seri dari peralatan
- Mengukur peralatan yang ada dan membuat denah
lingkungan kerja
- Mengambil foto terhadap bagian tertentu dan lingkungan
Sekitarnya
4.5.2. Wawancara dengan Pekerja
Hal penting yang perlu diingat dalam mewawancara pekerja adalah :
1  Berbicara dengan sedikitnya tiga atau empat pekerja pada tiap daerah
kerja sehingga lebih banyak informasi bisa didapat, dan juga agar tidak ada
pekerja yang disalahkan atau „ditandai‟ oleh perusahaan karena berbicara
kepada inspektor
2  Berbicara dengan supervisor dan pekerja untuk mengetahui apakah
perusahaan mengetahui masalah yang ada dan apa yang sudah dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut
3  Berbicara dengan bagian perawatan dan teknisi pabrik yang biasanya
mengetahui proses dan peralatan dengan baik dan mengerti masalah yang
terjadi
4  Berbicara dengan staf bagian kesehatan yang biasanya mengetahui
jenis luka atau penyakit yang biasanya diderita oleh para pekerja
5  Berbicara dengan dewan kesehatan dan keselamatan kerja (jika ada)
atau koordinator kesehatan dan keselamatan kerja
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 61
dari 61
4.5.3. Survey Tertulis
Melakukan survey tertulis di tempat kerja biasanya amat berguna. Ada
tiga jenis survey yang dapat dilakukan, yakni :
1. Survey terhadap pekerja untuk mempelajari jenis luka atau
penyakit yang biasa diderita, siapa-siapa saja yang terluka atau
sakit, dan pelatihan dan peralatan pelindung yang diperoleh oleh
perkerja;
2. Survey terhadap peralatan pabrik untuk mempelajari jenis mesin
yang digunakan, bagaimana perawatan peralatan tersebut, dan
sistem perlindungan yang dipasang atau tidak dipasang pada
peralatan tersebut
3. Survey terhadap lingkungan kerja untuk mengetahui berapa
pekerja yang bekerja di tempat itu, mempelajari proses kerja
7 dan peralatan yang digunakan, serta potensi bahaya yang ada di
lingkungan tersebut.
4.5.4. Penelaahan terhadap Dokumen
Sebagai bagian dari inspeksi tempat kerja, perusahaan harus diminta
untuk memperlihatkan dokumen yang berhubungan dengan kesehatan
dan keselamatan kerja di tempat tersebut.
Dokumen tersebut antara lain :
1  Catatan terhadap luka dan penyakit pekerja, di seluruh pabrik dan tiap
bagian (apabila catatan untuk tiap bagian tersedia), dari bagian SDM dan klinik
kesehatan
2  Catatan penyelidikan kecelakaan seperti kebakaran, ledakan, atau
kebocoran bahan kimia
3  Notulen dari rapat dewan kesehatan dan keselamatan kerja
4  Catatan dari inspeksi yang dilakukan auditor pemerintah
5  Catatan dari inspeksi yang dilakukan oleh auditor dari perusahaan
asuransi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 62
dari 62
4.5.5. Pengukuran dan Monitor terhadap Pekerja
Inspektur pabrik (dari pemerintah, perusahaan asuransi, atau dari
perusahaan itu sendiri) mungkin tidak melakukan kesehatan industri
(higiene) ketika menginspeksi pabrik. Seharusnya, perusahaan melakukan
hal ini untuk mengetahui tingkat bahaya yang dihadapi oleh pekerja dan
untuk mengontrol bahaya yang ada. Disini, amat penting untuk
mengetahui bagaimana monitoring harus dilakukan dan apa arti dari hasil
yang didapat.
Ada dua jenis monitoring yang dapat dilakukan, yakni :
1) Pengukuran seketika terhadap efek pada pekerja ketika tes
dilaksanakan;
2) Pengukuran terhadap efek pada pekerja selama shift (8 jam, 10
jam, 12 jam, atau berapapun lamanya shift kerja)
Pengukuran seketika dilakukan dengan peralatan yang langsung dapat
dibaca (direct-reading instrument). Pengukuran selama shift dilakukan
menggunakan berbagai macam pengukur kualitas udara dan peralatan
lainnya. Contoh dari peralatan monitor tersebut antara lain :
Bahaya Peralatan Pengukuran Seketika Peralatan Pengukuran Selama
Shift
Kimia Tabung detector, pengukur gas, Pompa udara, berbagai macam
pengukur uap tabung dan filter

Kebisingan Pengukur tingkat suara Dosimeter


Panas Pengukur “ WBGI “
Ventilasi Tabung asap, berbagai macam pengukur arus
udara

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 63
dari 63
Evaluasi terhadap bahaya kimia di udara cukup rumit dan memerlukan
orang yang terlatih dalam melakukan monitoring sehingga hasilnya betulbetul
menyatakan tingkat bahaya kimia yang dihadapi pekerja. Namun
demikian, monitor seperti ini dapat dilakukan dan merupakan tanggung
jawab dari perusahaan untuk mengetahui bahaya yang dihadapi
pekerjanya dalam melakukan pekerjaan. Perusahaan harus menggunakan
tenaga terlatih dan berpengalaman untuk melakukan monitoring sesuai
dengan ketentuan pemerintah dan pratek kesehatan industri.
4.5.6. Hal-hal Penting dalam Memonitor Kesehatan Industri :
1  Semua jenis bahan kimia (gas, uap, cairan, padat, asap) dapat

dimonitor
1  Setiap bahan kimia mempunyai metoda monitoring tersendiri yang

memerlukan peralatan khusus – tidak semua bahan kimia dapat


dimonitor dengan cara yang sama;
1  Perlatan yang dipakai untuk mengukur tingkat bahan kimia harus

dikalibrasi dan dirawat dengan baik


1  Contoh dapat diambil dari bererapa variasi waktu : contoh jangka

pendek (15 menit) dan contoh selama shift (8 jam atau lebih)
1  Berbagai macam contoh dapat diambil, diantaranya :

- Contoh dari lingkungan yang diambil dari dari satu area atau
workstation
- Contoh dari „daerah pernapasan pribadi‟ yang diambil dari alat
yang dipakai oleh pekerja
· Strategi lain dari pengambilan contoh dapat dilakukan, diantaranya :
- Contoh acak dari semua bagian kerja dan operasi
- Contoh dari jenis pekerjaan atau operasi yang dianggap terburuk
dari seluruh bagian.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 64
dari 64
Semua hasil monitor dari monitoring, kimia, kebisingan, radiasi atau
panas, akan berupa angka-angka. Angka ini akan dibandingkan dengan
batasan bahaya bagi pekerja yang ditetapkan oleh pemerintah, asosiasi
profesional atau organisasi sejenis yang lain.
Tingkat bahaya dalam bekerja ini didesain untuk memberi batasa
sehingga sebagian besar pekerja tidak akan mengalami gangguan
kesehatan dari kebisingan, zat kimia, dll. Jika hasil monitoring
menunjukkan angka yang lebih tinggi dari batas yang ditentukan,
kemungkinan besar para pekerja yang bersangkutan akan mengalami
gangguan kesehatan.
Lembaga-lembaga yang buat batasan tersebut mengakui bahwa tidak
semua pekerja akan terlindungi dari bahaya. Pekerja yang lebih sensitif
terhadap bahan kimia tertentu akan cenderung untuk mengalami
gangguan kesehatan bahkan jika batas bahaya yang dihadapinya masih
dibawah standar yang ada. Batasan bahaya dalam bekerja ini akan
berubah bersama waktu, biasanya menjadi lebih kecil karena penelitan
baru menunjukan bahwa gangguan kesehatan dapat terjadi pada tingkat
yang lebih rendah dari batasan yang ada.
Batasan bahaya bagi pekerja juga ditetapkan selama 8 jam sehari, 40 jam
seminggu dan lama kerja 30-40 tahun. Jika jam kerja lebih panjang dari 8
jam sehari dan 40 jam seminggu, maka batasan bahaya tersebut akan
lebih rendah perlindungan terhadap pekerja harus lebih banyak dilakukan.
Selain itu batasan tersebut hanya dibuat untuk pengaruh satu zat kimia,
sehingga apabila pekerja tersebut harus menghadapi lebih dari satu
macam zat kimia, maka batasan yang lebih rendah harus diberikan
padanya.
Batasan bahaya bagi pekerja tidak dibuat untuk semua jenis zat kimia
yang ada di dunia. Ratusan zat kimia baru ditemukan dan digunakan
ditempat kerja tiap tahunnya.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 65
dari 65
Sehingga, batasan bahaya bagi pekerja bukanlah batasan mutlak antara
daerah aman dan bahaya. Batasan ini hanyalah petunjuk bagaimana
perusahaan harus mengontrol bahaya yang dihadapi pekerjanya dan
memberikan metoda untuk menilai apakah bahaya yang terukur pada
monitoring akan menyebabkan gangguan kesehatan bagi kebanyakan
pekerjanya
Adalah penting untuk mengetahui bagaimana mengukur tingkat bahaya
dari bahan kimia yang dihadapi pekerja dan membandingkannya dengan
batasan bahaya yang ada.
Tabel dibawah ini adalah batasan yang dibuat oleh Divisi Kesehatan dan
Keselamatan kerja negara bagian California, yang dapat dibandingkan
dengan hasil monitor kesehatan industri yang dilakukan oleh perusahaan.
Unit yang digunakan adalah “parts of chemical per million part of air
(ppm)” yakni bagian dari zat kimia per sejuta bagian udara, atau
“milligram of chemical per cubic meter of air (mg/m3)” yakni miligram
dari zat kimia per kubik meter udara.
Nama zat Batas jangka Batas selama Batas Atas *** Komentar
kimia pendek * shift **
Aseton 1000 ppm 750 ppm 3000 ppm
Arsenik Inorganik 0.01 mg/m3 Menyebabkan kanker

Etil Asetat 400 ppm


Timah Hitam 0.05 mg/m3 Bahaya terhadap system
reproduksi

Metil etil Keton 300ppm 200 ppm


Metilen klorida 125 ppm 25 ppm Menyebabkan kanker

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan


Komputer dan Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul:
Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja
(K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 66 dari 66
Nama zat kimia Batas Batas Batas Komentar
jangka selama shift Atas ***
pendek * **
Toluena 150 ppm 50 ppm 500 BAhaya terhadap
ppm system reproduksi dan
kulit.

Toluena 0.02 ppm 0.005 ppm 0.02 Bahaya terhadap


Diisosianat ppm system pernapasan
( TDI )

*biasanya selama 15 menit


**sekitar 8 jam
***batas maksimum yang tidak boleh dilewati selama shift
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 67
dari 67
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
0 5.1. Sumber Daya Manusia

Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah
untuk :
1 a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
2 b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar.
3 c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk
menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
4 d. Membantu Anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda.
5 e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6 f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan.

Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di
tempat kerja. Penilai akan :
1 a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan
proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
2 b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki
dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
3 c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 68
dari 68
Teman kerja/sesama peserta pelatihan
Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan
dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka.
Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat
tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman
belajar Anda.
0 5.2. Sumber-sumber Perpustakaan

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses


pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar
ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :
1 1. Buku referensi dari perusahan
2 2. Lembar kerja
3 3. Gambar
4 4. Contoh tugas kerja
5 5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.

Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk
membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu
unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-
sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan
peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau
jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini
tidak tersedia/tidak ada.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 69
dari 69
0 5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan

Judul/Nama Pelatihan : Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan, dan


Keamanan Kerja (K3)
Kode Program Pelatihan : TIK.JK01.006.01
No Unit Kompetensi Kode Daftar Daftar Keterangan
Unit Peralatan Bahan
1 Menerapkan TIK.JK01. - -
Prosedur 006.01 1 - Peralatan
Kesehatan, keselamatan,
Keselamatan dan keamanan dan
Keamanan Kerja kesehatan,
(K3) seperti:
0 o Helm
1 o
Pelindung tubuh
2 o
Pelindung
pernafasan
3 o
Pelindung kaki
4 o
Pelindung mata
5 o Sarung
tangan
6 o P3K
7 o Kunci

dll
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 70
dari 70

You might also like