Professional Documents
Culture Documents
KOMPETENSI
SEKTOR TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI (TKJ AMANAH BANGSA)
MENERAPKAN PROSEDUR
KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN
KEAMANAN KERJA (K3)
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 2
dari 2
DAFTAR ISI
Daftar
Isi ......................................................................................................... 2
BAB I PENGANTAR ....................................................................................... 4
0 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis
Kompetensi ....................................... 4
1 1.2. Penjelasan
Modul ................................................................................. 4
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................................ 69
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 4
dari 4
BAB I
PENGANTAR
0 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi
c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
1 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan.
2 Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan
peserta pelatihan.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 6
dari 6
1 Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk
mencapai keterampilan.
2 Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
3 Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
4 Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Jika Anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
elemen unit kompetensi tertentu, Anda dapat mengajukan pengakuan
kompetensi terkini (RCC). Berarti Anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar
kembali.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 7
dari 7
1 Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena
Anda telah :
2 a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan
dan keterampilan yang sama atau
3 b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang
sama atau
4 c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.
Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.
Penilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan
membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang
dipersyaratkan.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 8
dari 8
serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut
ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.
Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 9
dari 9
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
0 2.1. Peta Paket Pelatihan
Modul yang sedang Anda pelajari ini adalah untuk mencapai satu unit
kompetensi, yang termasuk dalam satu paket pelatihan, yang terdiri atas unit-
unit kompetensi berikut:
1 2.1.1. TIK.JK01.006.01
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
0 3.2. Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai
dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar
dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat
untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara
teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses
belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi
kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat
kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang
dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup
topik tertentu.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 18
dari 18
BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
MENERAPKAN PROSEDUR KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN
KEAMANAN KERJA ( K3 )
Tujuan Instruksional Umum
1 Siswa mengetahui tentang prosedur kesehatan, keselamatan, dan
keamanan kerja ( K3 )
2 Siswa dapat menerapkan ilmu yang bersangkutan tentang prosedur
kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ( K3 ) di tempat kerja.
Setelah adanya OSH disusunlah Occupational Safety and Health Act yang
ditandatangani oleh President Richard M. Nixon pada tanggal 29 Desembar 1970.
Undang-undang ini menjadi pencetuas berdirinya badan NIOSH ( National
Institute for Occupational Safety and Health ) dan OSHA ( Occupational Safety
and Health Administration ).
Act ini dalah diketemukan di United States Code di judul ke 29 pada bab 15.
OSHA ini secara garis besari diciptakan untuk melindungi keamanan pekerja
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 21
dari 21
dan tempat kerjanya. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin bahwa pekerja
mengerjakan tugasnya dengan lingkungan yang bebas bahaya bagi kesehatan
dan keselamatan mereka, seperti bahan kimia beracun, bunyi berisik yang
mengganggu, gangguan mekanik, kepanasan atau kedinginan atau lingkungan
yang kotor.
Isi dari OSHA itu terdiri dari beberapa point, yaitu:
1 by encouraging employers and employees in their efforts to reduce the
number of occupational safety and health hazards at their places of employment,
and to stimulate employers and employees to institute new and to perfect
existing programs for providing safe and healthful working conditions;
Menyediakan hak dan kewajiban yang terpisah dengan rasa hormat untuk
tercapainya keamanan dan keselamatan kondisi kerja.
1 by authorizing the Secretary of Labor to set mandatory occupational
safety and health standards applicable to businesses affecting interstate
commerce, and by creating an Occupational Safety and Health Review
Commission for carrying out adjudicatory functions under the Act;
Dengan membangun dengan baik inisiatif dari pekerja dan pemilik perusahaan
untuk menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat.
1 by providing for research in the field of occupational safety and health,
including the psychological factors involved, and by developing innovative
methods, techniques, and approaches for dealing with occupational safety and
health problems;
PERATURAN PEMERINTAH
1 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang
Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas
Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida
3 3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
4 4. Peraturan Uap Tahun 1930 (STOOM VERORDENING)
KEPUTUSAN PRESIDEN
1 1. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang
Timbul Akibat Hubungan Kerja
4.3 Ergonamis
Salah satu syarat yang menjamin terjalannya prosedur kesehatan, keselamatan
dan keamanan kerja adalah terpenuhnya syarat ergonomis di tempat kerja.
Terdapat beberapa pengertian ergonomi, antara lain:
1 Ergonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu ”ergo” yang artinya kerja dan
”nomos” yang artinya hukum alam, dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang
aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi,
fisiologi, psikology, engineering, manajemen dan design.
2 Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tubuh manusia
dalam kaitannya dengan pekerjaan dengan memanfaatkan informasi-
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 44
dari 44
1 informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk
merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada
sistem dengan baik, dengan demikian manusia dapat melakukan pekerjaan
dengan nyaman, aman, dan efektif sehingga mencapai produktifitas yang
optimal.
Beberapa jenis pekerjaan akan memerlukan sikap dan posisi tertentu yang
terkadang-kadang cenderung tidak mengenakkan dan kadang-kadang juga harus
berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini menyebabkan pekerja cepat
lelah, membuat banyak kesalahan atau menderita cacat tubuh. Untuk
menghindari hal tersebut di atas terdapat beberapa pertimbangan ergonomis,
seperti:
1 Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi
membungkuk dengan frekuensi yang sering atau jangka waktu lama.
2 Operator seharusnya menggunakan jarak jangkauan normal.
3 Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk
waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap atau
posisi miring.
4 Operator tidak seharusnya bekerja dalam frekuensi atau periode waktu
yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi di atas level siku
yang normal.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 45
dari 45
1 Anthropometri dan dimensi ruang kerja
2 Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar supaya peralatan dan
fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakan khususnya menyangkut
dimensi ukuran tubuh. Dalam menentukan ukuran maksimum atau minimum
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar seiring
dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahirannya sampai dengan umur
sekitar 20 tahunan. Setelah itu tidak lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan
justru akan cenderung berbah menjadi penurunan ataupun penyusutan yang
dimulai sekitar umur 40 tahunan.
1 Jenis kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan dengan
wanita, kecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti pinggul, dan
sebagainya.
1 Suku/bangsa
Di sini tubuh diukur dalam berbagai posisi standard dan tidak bergerak ( tetap
tegak sempurna ). Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain
meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran
kepala, tinggi/panjang lutut pada saat berdiri/duduk, panjang lengan dan
sebagainya.
1 o Pengukuran dimensi fungsional tubuh ( functional body dimensions )
Iklim yang berbeda memberikan variasi yang berbeda pula dalam bentuk
rancangan dan spesifikasi pakaian.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 48
dari 48
Pengukuran dibagi dua, yaitu:
1 Pengukuran dimensi struktur tubuh
Di sini tubuh diukur dalam berbagai posisi standard badan tidak bergerak, seperti
berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, dll.
Ukuran dalam hal ini diambil dengan persentil tertentu seperti 5% atau 95%.
1 Pengukuran dimensi fungsional tubuh
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat ergonamis di tempat kerja atau
kantor adalah posisi kerja dari pekerja itu sendiri. Dengan posisi kerja yang baik
akan dapat menjaga kesehatan tubuh, dan mencegah timbulnya kelelahan
sewaktu bekerja.
Posisi kerja yang baik antara lain harus memenuhi syarat berikut:
1 Leher lurus dengan bahu dan leher dalam keadaan santai
2 Posisi lengan berada di bawah bahu
3 Sikut terletak dekat dengan badan dan tidak jauh maju ke depan atau
kebelakang
4 Tinggi permukaan meja setinggi sikut atau sedikit di bawah
5 Duduk dengan keadaan tulang ekor berbentuk S yang normal dan
ditopang dengan baik
6 Kedua kaki berada di lantai
7 Ketika duduk , lutut membentuk sudut 90 ْ
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 52
dari 52
Gambar Posisi Kerja yang Baik
Gambar Posisi Kerja yang Baik
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 53
dari 53
Gambar Posisi Lengan yang Baik dan Tidak Baik
Gambar Contoh Postur yang Baik dan Tidak pada Saat Bekerja
Posisi Tidak Baik Posisi Baik
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 54
dari 54 Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer
dan Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur
Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007
Halaman 55 dari 55
Para pekerja sebaiknya juga melakukan peregangan setelah beberapa lama
bekerja dengan posisi yang sama, peregangan ini berfungsi untuk menggerakaan
otot-otot yang sudah tegang setelah lama bekerja.
Gambar Latihan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 56
dari 56
Selain dari posisi tubuh, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi tingkat
ergonamis tempat kerja, yaitu: tenaga yang dikeluarkan, gerakan kerja,
penglihatan ( cahaya dan tingkat ketelitian ), keadaan temperatur, keadaan
atomosfer, keadaan lingkungan, dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
Tenaga yang dikeluarkan menjelaskan tipe pekerjaan yang dilakukan; apakah
pekerjaan kantor dalam keadaan duduk atau pekerja bangunan yang harus
selalu berpindah-pindah tempat.
Gerakan kerja maksudnya adalah apakah gerakannya di dalam area yang sempit
yang terbatas saja; misalnya di meja atau luas; misalnya di studio atau sempit.
Kelelahan penglihatan maksudnya adalah seberapa kerja tersebut mempengaruhi
kelelahan mata, dari tingkat pencahayaan ataupun jenis pekerjaan; jenis
pekerjaan
yang kecil dan membutuhkan perhitungan presisi akan lebih cepat membuat
mata menjadi lebih lelah.
Keadaan temperatur yang normal untuk bekerja aalah 22°-28° C. Bila
temperatur di ruang kerja jauh di bawa atau di atas dari suhu normal tersebut,
maka akan mengganggu kinerja dari pekerja yang berada di ruangan tersebut.
Keadaan atmosfer merupakan tingkat kwalitas dari udara di tempat kerja; dari
ada tidaknya ventilasi dan ada tidaknya bau-bauan. Normalnya setiap ruangan
memiliki ventilasi agar menjaga pergerakan udara yang terdapat di dalam
ruangan dan udara harusnya tidak terdapat bau-bauan baik yang beracun
maupun tidak.
Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi adalah keaadaan di mana karyawan dapat
bekerja seefektif mungkin dengan menghormati kebutuhan dasar dari karywan
tersebut sebagai manusia, seperti pergi ke belakang, makan, berkomunikasi, dll.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 57
dari 57
Beberapa resiko bahaya yang biasanya terdapat di tempat kerja:
Bahan Kimia Berbahaya Ancaman Bahaya Bahaya Terhadap Keselamatan
Lainnya
Pelarut / Pembersih Kebisingan Listrik
Asam / bahan yang Radiasi Kebakaran / Ledakan
menyebabkan iritasi
Debu ( Asbes, Silika, Gerakan yang Mesin-mesin tanpa pelindung
Kayu ) berulang-ulang
Logam berat ( timah Posisi tubuh yang Mengangkat benda-benda yang
hitam, arsenik, air tidak nyaman berat
raksa )
Polusi udara Panas / Dingin Pengaturan tempat kerja
( berantakan, penyimpanan yang
tidak baik )
Tegang pada leher atau bahu: Rasa sakit di leher Menahan postur
radang pada tendon dan atau dan yang kaku
pangkal tendon bahu
Gerakan jari yang tersentak : Kesulitan Gerakan berulang-
radang pada tendon dan/atau menggerakkan ulang.
pangkal tendon di jari jari dengan pelan, Terlalu lama
dengan mencengkam,
atau tanpa rasa terlalu keras atau
sakit terlalu
sering
- Daftar tertulis
- Menuliskan model dan nomor seri dari peralatan
- Mengukur peralatan yang ada dan membuat denah
lingkungan kerja
- Mengambil foto terhadap bagian tertentu dan lingkungan
Sekitarnya
4.5.2. Wawancara dengan Pekerja
Hal penting yang perlu diingat dalam mewawancara pekerja adalah :
1 Berbicara dengan sedikitnya tiga atau empat pekerja pada tiap daerah
kerja sehingga lebih banyak informasi bisa didapat, dan juga agar tidak ada
pekerja yang disalahkan atau „ditandai‟ oleh perusahaan karena berbicara
kepada inspektor
2 Berbicara dengan supervisor dan pekerja untuk mengetahui apakah
perusahaan mengetahui masalah yang ada dan apa yang sudah dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut
3 Berbicara dengan bagian perawatan dan teknisi pabrik yang biasanya
mengetahui proses dan peralatan dengan baik dan mengerti masalah yang
terjadi
4 Berbicara dengan staf bagian kesehatan yang biasanya mengetahui
jenis luka atau penyakit yang biasanya diderita oleh para pekerja
5 Berbicara dengan dewan kesehatan dan keselamatan kerja (jika ada)
atau koordinator kesehatan dan keselamatan kerja
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 61
dari 61
4.5.3. Survey Tertulis
Melakukan survey tertulis di tempat kerja biasanya amat berguna. Ada
tiga jenis survey yang dapat dilakukan, yakni :
1. Survey terhadap pekerja untuk mempelajari jenis luka atau
penyakit yang biasa diderita, siapa-siapa saja yang terluka atau
sakit, dan pelatihan dan peralatan pelindung yang diperoleh oleh
perkerja;
2. Survey terhadap peralatan pabrik untuk mempelajari jenis mesin
yang digunakan, bagaimana perawatan peralatan tersebut, dan
sistem perlindungan yang dipasang atau tidak dipasang pada
peralatan tersebut
3. Survey terhadap lingkungan kerja untuk mengetahui berapa
pekerja yang bekerja di tempat itu, mempelajari proses kerja
7 dan peralatan yang digunakan, serta potensi bahaya yang ada di
lingkungan tersebut.
4.5.4. Penelaahan terhadap Dokumen
Sebagai bagian dari inspeksi tempat kerja, perusahaan harus diminta
untuk memperlihatkan dokumen yang berhubungan dengan kesehatan
dan keselamatan kerja di tempat tersebut.
Dokumen tersebut antara lain :
1 Catatan terhadap luka dan penyakit pekerja, di seluruh pabrik dan tiap
bagian (apabila catatan untuk tiap bagian tersedia), dari bagian SDM dan klinik
kesehatan
2 Catatan penyelidikan kecelakaan seperti kebakaran, ledakan, atau
kebocoran bahan kimia
3 Notulen dari rapat dewan kesehatan dan keselamatan kerja
4 Catatan dari inspeksi yang dilakukan auditor pemerintah
5 Catatan dari inspeksi yang dilakukan oleh auditor dari perusahaan
asuransi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 62
dari 62
4.5.5. Pengukuran dan Monitor terhadap Pekerja
Inspektur pabrik (dari pemerintah, perusahaan asuransi, atau dari
perusahaan itu sendiri) mungkin tidak melakukan kesehatan industri
(higiene) ketika menginspeksi pabrik. Seharusnya, perusahaan melakukan
hal ini untuk mengetahui tingkat bahaya yang dihadapi oleh pekerja dan
untuk mengontrol bahaya yang ada. Disini, amat penting untuk
mengetahui bagaimana monitoring harus dilakukan dan apa arti dari hasil
yang didapat.
Ada dua jenis monitoring yang dapat dilakukan, yakni :
1) Pengukuran seketika terhadap efek pada pekerja ketika tes
dilaksanakan;
2) Pengukuran terhadap efek pada pekerja selama shift (8 jam, 10
jam, 12 jam, atau berapapun lamanya shift kerja)
Pengukuran seketika dilakukan dengan peralatan yang langsung dapat
dibaca (direct-reading instrument). Pengukuran selama shift dilakukan
menggunakan berbagai macam pengukur kualitas udara dan peralatan
lainnya. Contoh dari peralatan monitor tersebut antara lain :
Bahaya Peralatan Pengukuran Seketika Peralatan Pengukuran Selama
Shift
Kimia Tabung detector, pengukur gas, Pompa udara, berbagai macam
pengukur uap tabung dan filter
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 63
dari 63
Evaluasi terhadap bahaya kimia di udara cukup rumit dan memerlukan
orang yang terlatih dalam melakukan monitoring sehingga hasilnya betulbetul
menyatakan tingkat bahaya kimia yang dihadapi pekerja. Namun
demikian, monitor seperti ini dapat dilakukan dan merupakan tanggung
jawab dari perusahaan untuk mengetahui bahaya yang dihadapi
pekerjanya dalam melakukan pekerjaan. Perusahaan harus menggunakan
tenaga terlatih dan berpengalaman untuk melakukan monitoring sesuai
dengan ketentuan pemerintah dan pratek kesehatan industri.
4.5.6. Hal-hal Penting dalam Memonitor Kesehatan Industri :
1 Semua jenis bahan kimia (gas, uap, cairan, padat, asap) dapat
dimonitor
1 Setiap bahan kimia mempunyai metoda monitoring tersendiri yang
pendek (15 menit) dan contoh selama shift (8 jam atau lebih)
1 Berbagai macam contoh dapat diambil, diantaranya :
- Contoh dari lingkungan yang diambil dari dari satu area atau
workstation
- Contoh dari „daerah pernapasan pribadi‟ yang diambil dari alat
yang dipakai oleh pekerja
· Strategi lain dari pengambilan contoh dapat dilakukan, diantaranya :
- Contoh acak dari semua bagian kerja dan operasi
- Contoh dari jenis pekerjaan atau operasi yang dianggap terburuk
dari seluruh bagian.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 64
dari 64
Semua hasil monitor dari monitoring, kimia, kebisingan, radiasi atau
panas, akan berupa angka-angka. Angka ini akan dibandingkan dengan
batasan bahaya bagi pekerja yang ditetapkan oleh pemerintah, asosiasi
profesional atau organisasi sejenis yang lain.
Tingkat bahaya dalam bekerja ini didesain untuk memberi batasa
sehingga sebagian besar pekerja tidak akan mengalami gangguan
kesehatan dari kebisingan, zat kimia, dll. Jika hasil monitoring
menunjukkan angka yang lebih tinggi dari batas yang ditentukan,
kemungkinan besar para pekerja yang bersangkutan akan mengalami
gangguan kesehatan.
Lembaga-lembaga yang buat batasan tersebut mengakui bahwa tidak
semua pekerja akan terlindungi dari bahaya. Pekerja yang lebih sensitif
terhadap bahan kimia tertentu akan cenderung untuk mengalami
gangguan kesehatan bahkan jika batas bahaya yang dihadapinya masih
dibawah standar yang ada. Batasan bahaya dalam bekerja ini akan
berubah bersama waktu, biasanya menjadi lebih kecil karena penelitan
baru menunjukan bahwa gangguan kesehatan dapat terjadi pada tingkat
yang lebih rendah dari batasan yang ada.
Batasan bahaya bagi pekerja juga ditetapkan selama 8 jam sehari, 40 jam
seminggu dan lama kerja 30-40 tahun. Jika jam kerja lebih panjang dari 8
jam sehari dan 40 jam seminggu, maka batasan bahaya tersebut akan
lebih rendah perlindungan terhadap pekerja harus lebih banyak dilakukan.
Selain itu batasan tersebut hanya dibuat untuk pengaruh satu zat kimia,
sehingga apabila pekerja tersebut harus menghadapi lebih dari satu
macam zat kimia, maka batasan yang lebih rendah harus diberikan
padanya.
Batasan bahaya bagi pekerja tidak dibuat untuk semua jenis zat kimia
yang ada di dunia. Ratusan zat kimia baru ditemukan dan digunakan
ditempat kerja tiap tahunnya.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 65
dari 65
Sehingga, batasan bahaya bagi pekerja bukanlah batasan mutlak antara
daerah aman dan bahaya. Batasan ini hanyalah petunjuk bagaimana
perusahaan harus mengontrol bahaya yang dihadapi pekerjanya dan
memberikan metoda untuk menilai apakah bahaya yang terukur pada
monitoring akan menyebabkan gangguan kesehatan bagi kebanyakan
pekerjanya
Adalah penting untuk mengetahui bagaimana mengukur tingkat bahaya
dari bahan kimia yang dihadapi pekerja dan membandingkannya dengan
batasan bahaya yang ada.
Tabel dibawah ini adalah batasan yang dibuat oleh Divisi Kesehatan dan
Keselamatan kerja negara bagian California, yang dapat dibandingkan
dengan hasil monitor kesehatan industri yang dilakukan oleh perusahaan.
Unit yang digunakan adalah “parts of chemical per million part of air
(ppm)” yakni bagian dari zat kimia per sejuta bagian udara, atau
“milligram of chemical per cubic meter of air (mg/m3)” yakni miligram
dari zat kimia per kubik meter udara.
Nama zat Batas jangka Batas selama Batas Atas *** Komentar
kimia pendek * shift **
Aseton 1000 ppm 750 ppm 3000 ppm
Arsenik Inorganik 0.01 mg/m3 Menyebabkan kanker
Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah
untuk :
1 a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
2 b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar.
3 c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk
menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
4 d. Membantu Anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda.
5 e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6 f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan.
Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di
tempat kerja. Penilai akan :
1 a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan
proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
2 b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki
dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
3 c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 68
dari 68
Teman kerja/sesama peserta pelatihan
Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan
dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka.
Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat
tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman
belajar Anda.
0 5.2. Sumber-sumber Perpustakaan
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk
membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu
unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-
sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan
peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau
jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini
tidak tersedia/tidak ada.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 69
dari 69
0 5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan
dll
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Telematika Sub Sektor Jaringan Komputer dan
Sistem Administrasi Kode Modul TIK. JK01.006.01 Judul Modul: Menerapkan Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Tempat Kerja (K3) Buku Informasi Versi: 01-09-2007 Halaman 70
dari 70