You are on page 1of 4

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN

PENERAPAN KUIS TERPROGRAM DI SMAN 1 MAGELANG

Hery Kustanto

SMAN 1 Magelang, Jawa Tengah


E-mail: hery_kustanto1969@yahoo.com

Raden Oktova

Program Magister Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta


Kampus II, Jl.Pramuka 42, Yogyakarta 55161
E-mail: oktova@uad.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peranan penerapan kuis terprogram dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar fisika siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Magelang. Penelitian ini menggunakan metode
kuasieksperimen, mengambil 2 kelas sebagai sampel, yaitu kelas XI IPA 1 digunakan sebagai kelas
eksperimen, dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Nilai awal diambil dari nilai rata-rata murni ujian
semester gasal dan nilai akhir diambil dari nilai rata-rata murni ujian semester genap tahun ajaran
2007/2008. Kemudian nilai-nilai tersebut dianalisis dengan metode normalized gain. Didapatkan bahwa
hasil belajar kelas eksperimen meningkat secara signifikan dibanding dengan hasil belajar kelas kontrol.
Disamping itu penerapan kuis terprogram dapat memotivasi belajar siswa pada kelas eksperimen yang
tercermin dari kesan dan pesan yang mereka kemukakan.

Kata kunci: prestasi belajar siswa, fisika, kuis terprogram

I. PENDAHULUAN
Penelitian ini berawal dari adanya ketimpangan nilai rata-rata untuk pelajaran fisika pada ujian
semester gasal antara siswa kelas XI IPA 1 dan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Magelang, dimana
nilai rata-rata untuk siswa kelas XI IPA 1 jauh dibawah nilai rata-rata siswa kelas XI IPA 2. Kenyataan itu
menjadi satu hal yang tidak lazim karena secara teori kemampuan siswa-siswa SMA Negeri 1 Magelang
adalah homogen. Berdasarkan data dari bagian Kurikulum SMAN 1 Magelang pada waktu seleksi
penerimaan siswa baru tahun ajaran 2006/2007, seorang siswa harus mempunyai NEM minimal 27,50
untuk dapat diterima di SMA Negeri 1 Magelang. Hal itu berarti nilai bahwa rata-rata untuk mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris minimal 9,17.
Melihat kenyataan diatas, penyebab rendahnya nilai rata-rata untuk pelajaran fisika pada semester
gasal di kelas XI IPA 2 diduga bukan karena faktor kemampuan siswa, melainkan dari faktor sikap dan
motivasi belajar siswa pada pelajaran fisika. Berpijak dari dugaan itu maka perlu di lakukan tindakan
(dalam hal ini penerapan kuis terprogram) pada kelas XI IPA 1 untuk meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar fisika yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika, sedangkan manfaatnya adalah
siswa dapat mengoptimalkan belajarnya dengan dicapainya hasil belajar yang maksimal.

II. DASAR TEORI


Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, banyak metode yang digunakan seorang guru di dalam
proses belajar mengajar di sekolah. Joko Sumarno [1], dalam penelitiannya menyatakan bahwa hasil belajar
matematika siswa SMP Negeri 2 Bobotsari dapat ditingkatkan dengan teknik “Berpikir Berpasangan
Berempat”. Disebutkan bahwa setelah penerapan teknik tersebut, nilai rata-rata siswa meningkat dari 52
menjadi 61.
Metode yang lain diterapkan oleh Suparmi [2] dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam pelajaran
fisika di SMP Negeri 1 Sragen. Metode yang digunakan adalah Metode Eksperimen. Dengan menerapkan
metode eksperimen, pemahaman siswa dalam pelajaran fisika meningkat dari 71% menjadi 75%.
Purwanto [3] dalam penelitiannya menerapkan metode Jigsaw dalam upaya meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam belajar fisika. Dalam kesimpulannya didapatkan bahwa dengan metode Jigsaw, prestasi
belajar siswa dapat ditingkatkan secara signifikan.
Dengan tujuan yang sama, yaitu untuk meningkatkan hasil belajar fisika, pada penelitian ini dilakukan
penerapan kuis terprogram di SMA Negeri 1 Magelang. Diterapkannya kuis terprogram di kelas XI IPA 1
didasarkan pada dugaan bahwa rendahnya nilai rata-rata semester gasal pada kelas tersebut disebabkan
kurangnya motivasi belajar fisika. Hasil belajar fisika [4] diartikan sebagai suatu perubahan yang di capai
oleh seorang siswa baik itu menyangkut pengetahuan, sikap maupun perilaku berdasarkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar pada pelajaran fisika. Kuis terprogram [5] diartikan sebagai pemberian
ulangan (tes) dengan ruang lingkup materi yang sangat terbatas dan sudah diprogramkan di awal semester,
baik materi maupun waktunya.

III. METODE PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri Magelang dari bulan januari sampai bulan juni
2008. Sumber data yang digunakan adalah summer data primer dan sumber data sekunder. Sumber data
primer di ambil dari nilai murni ujian semester gasal dan semester genap tahun ajaran 2007/2008.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari tangapan siswa yang tertuang dalam kesan dan pesan setelah
penerapan kuis terprogram.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes dan teknik
dokumentasi. Teknik tes digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa yang dinyatakan
dalam bentuk nilai semester murni, sedangkan teknik dokumentasi digunakan dalam menganalisistangapan
siswa tentang penerapan kuis terprogram yang tertuang dalam lembar tanggapan siswa.
Alat pengumpulan data berupa butir-butir soal ujian semester gasal dan semester genap, dan lembar
tanggapan siswa.
Validasi data yang berhubungan dengan butir-butir soal ujian semester berupa penyusunan kisi-kisi
soal ujian semester. Dengan penyusunan kisi-kisi soal, maka soal yang digunakan dalam ujian semester
dapat mengukur kompetensi seorang siswa, karena didasarkan pada indikator-indikator pencapaian
kompetensi dasar dan standar kompetensi mata pelajaran fisika. Validasi data yang berhubungan dengan
tanggapan siswa dilakukan dengan cara memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengungkapkan kesan
dan pesan secara obyektif dan tanpa mencantumkan identitas siswa pada lembar tanggapan.
Setelah berakhirnya proses belajar mengajar pada semester genap, dan data-data mengenai nilai- nilai
ujian semester gasal dan genap dari kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 diperoleh, kemudian
dianalisismengunakan metode normalized gain untuk membandingkan peningkatan hasil belajar antara
kedua kelas tersebut.
Pelaksanaan kuis terprogram pada kelas XI IPA 1 dilaksanakan pada hari rabu jam ke 8 (20 menit
sebelum jam ke 8 berakhir). Materi kuis adalah materi yang sudah dipelajari pada minggu tersebut.
Dipilihnya hari rabu untuk pelaksanaan kuis karena hari rabu merupakan hari terakhir kelas XI IPA 1
mendapat pelajaran fisika pada minggu itu.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Setelah dilaksanakan ujian semester genap tahun ajaran 2007/2008, nilai-nilai semester gasal dan
semester genap untuk pelajaran fisika yang diperoleh siswa kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 disajikan
pada Tabel I.

Tabel I. Rata-rata nilai ujian semester gasal dan genap mata pelajaran fisika kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 tahun
ajaran 2007/2008.

Kelas Semester 1 Semester 2


XI IPA1 56 62
XI IPA2 73,4 63,5
Untuk memperjelas perbandingan perolehan nilai rata-rata ujian semester gasal dan semester genap kelas
XI IPA 1 dan XI IPA 2 disajikan dalam grafik pada gambar 1.

RATA-RATA NILAI UJIAN


SEMESTER

80

RATA-RATA NILAI
70
60
50
XI IPA 1
40
XI IPA 2
30
20
10
0
1 2
SEMESTER

Gambar 1. Grafik rata-rata nilai ujian semester 1 dan 2 kelas XI IPA1 dan kelas XI IPA2.

.......................................

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan data-data yang diperoleh dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan kuis terprogram dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1
Magelang, dan meningkatkan motivasi belajar fisika siswa.
Berpijak dari kesimpulan penelitian di atas, disarankan kepada para guru untuk menerapkan kuis
terprogram atau modifikasinya untuk meningkatkan hasil belajar siswa bila dalam proses belajar
mengajarnya menemui kasus seperti di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Magelang.

DAFTAR PUSTAKA

Joko Sumarno, 2006, ”Upaya Peningkatan hasil belajar matematika melalui pembelajaran
dengan teknik ‘Berpikir Berpasangan Berempat’ bagi siswa kelas VII B SMP
Negeri 2 Bobotsari”, Jurnal Pendidikan Widya Tama Vol . 3 (4).

Purwanto, 2007, ”Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai upaya
meningkatkan kinerja dan prestasi belajar fisika di SMKN 3 Yogyakarta tahun
pelajaran 2006/2007”, Tesis pada Program Magister Pendidikan Fisika, Universitas
Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
......

Slameto, 2003, ”Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya”, Jakarta: Rineka


Cipta.
…………………

LAMPIRAN I. CONTOH SOAL KUIS


1. A mass m attached to the end of the string revolves in a circle on a frictionless table
top. The other end of string passes through a hole in the table. Initially the mass rotates
with a speed of 2.4 m/s in a circle of radius r1= 0.80 m. The string is then pulled slowly
through the hole so the radius is reduced to r 2=0.48 m. What is the speed of the mass
now?
2. Calculate the translational speed of a hollow cylinder when it reaches the foot of an
inclined 18 m high! Assume that it starts from rest and rolls without slipping.

LAMPIRAN II. DATA SEKUNDER (TANGGAPAN SISWA TENTANG


PENERAPAN KUIS TERPROGRAM)
1. “Kuis dapat memotivasi kami untuk belajar dan selalu menguasai materi. Kalau
seperti yan pak Hery rencanakan, misalnya awal pelajaran diberi pertanyaan, itu
akan lebih membantu”.
2. “Kuis sangat membantu saya dalam belajar. Nilai fisika saya meningkat dari pada
semester satu. Harap kuis tetap dilanjutkan. Karena hal tersebut dapat membantu
siswa dalam belajar”.
3. “Sebenarnya kuis sangat membantu kita untuk belajar. Karena kita terpaksa harus
belajar. Tapi kadang-kadang kuis jadi tidak efektif jika kita tidak mengetahui
keseluruhan materi. Saya berharap kedepannya kita tidak harus terpaksa belajar
hanya karena kuis”.

......................

You might also like