You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Zink fosfat adalah bahan semen yang menjadi tolok ukur bagi system-sistem yang lebih
baru. Zink fosfat teediri atas bubuk dan cairan di dua botol yang terpisah. Bahan utama dari
bubuknya adalah oksida seng (90%) dan oksida magnesium (10%). Ukuran partikel bubuk
mempengaruhi kecepatan pengerasan. Umumnya semakin kecil ukuran partikelnya, semakin
cepat semen mengeras. Metode yang paling efektif untuk mengendalikan waktu kerja dan
pengerasan adalah mengatur temperature alas aduk. Pendinginan alas akan memperlambat reaksi
kimia antara bubuk dan cairan sehingga pembentukan matriks juga diperlambat. Ini
memungkinkan dimasukkannya bubuk dalam jumlah optimal kedalam cairan tanpa adonan
menjadi sangat kental (tidak diinginkan).

Amalgam adalah jenis logam campur khusus yang mengandung merkuri sebagai salah
satu konstituennya. Karena merkuri bersifat cair dalam temperature kamar, merkuri dapat
dicampur dengan logam lain yang padat. Proses amalgamasi modern dimulai di klinik ketika
tetesan merkuri dikeluarkan dari sebuah ruang tertutup dalam kapsul, ke dalam ruang lain yang
mengandung bubuk amalgam; kedua komponen tersebut kemudian diaduk bersamaam dalam alat
amlagator. Proses amalgamasi berlanjut sementara segmen-segmen massa plastis terkondensasi
di bawah tekanan yang kuat terhadap dinding gigi-gigi yang sudah direparasi, atau jika ada ,
terhadap matriks. Reaksi berlanjut selama malgam gigi mulai meningkat kekuatan dan
kekerasannya. Walaupun rekasi dapat berlangsung beberapa hari, amalgam gigi sudah cukup
untuk memerima tekanan gigit yang sedang dalam waktu kerja beberapa jam saja.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang semen zink fosfat sebagai perekat dan basis
dalam tambalan dan amalgam sebagai bahan tambalan pada kasus.

1
DESKRIPSI TOPIK

Tambalan Amalgam si Rossi

Rossi datang ke praktek dokter gigi ingin menambal gigi geraham bawah kiri. Setelah melakukan
pemeriksaan, dokter gigi memutuskan untuk menambal gigi 36 dengan amalgam. Ia kemudian
mengaduk semen zink fosfat di atas glass slab yang dingin. Semen kemudian di aplikasikan ke
dalam kavitas. Setelah semen mengeras dilakukan prosedur penambalan. Dokter gigi memilih
amalgam jenis high copper. Kemudian amalgam di aduk dan di masukkan ke dalam kavitas
tetapi amalgam tersebut sulit untuk di ukir dan mengeras sebelum pengukiran selesai. Dengan
susah payah anatomis restorasi dapat diselesaikan. Kemudian pasien diintruksikan untuk kembali
lagi keesokan harinya untuk pemolesan restorasi amalgam.

1. Mengapa pengadukan semen zink fosfat dilakukan diatas glass slab yang dingin?

2. Apa kegunaan semen zink fosfat dalam prosedur ini?

3. Sebutkan jenis-jenis semen dan penggunaannya!

4. Mengapa dental amalgam tersebut mengeras sebelum proses finishing selesai?

5. Jelaskan sifat-sifat dental amalgam sebagai bahan restorasi pada kasus diatas!

6. Jelaskan klasifikasi dental amalgam!

7. Mengapa dokter gigi tersebut memilih tipe amalgam high copper? (kaitkan dengan sifat-
sifat amalgam)

8. Apa alasan yang dapat saudara kemukakan tentang pemolesan dental amalgam harus
dilakukan setelah 24jam prosedur penambalan restorasi dental amalgam dilakukan?

9. Bahan abrasif dan poles apa yang tepat untuk restorasi dental amalgam?

2
BAB II

PEMBAHASAN

SEMEN ZINK FOSFAT

Pengadukan semen zink fosfat dilakukan di atas glass slab yang dingin untuk mempertahankan
konsistensi yang diinginkan dan untuk mendapatkan setting time yang cukup (agak panjang)
sehingga waktu kerja menjadi lebih panjang. Pendinginan alas akan memperlambat reaksi kimia
antara bubuk dan cairan sehingga pembentukan matriks juga diperlambat.

Semen zink fosfat dapat digunakan untuk berbagai hal antara lain :

1. Tambalan sementara
2. Bahan basis dan pelapik
3. Bahan perekat (inlay, crown and bridge, pasak inti, restorasi tuangan emas, band
orthodonti)
4. Perawatan lesi karies

Namun pada kasus ini yang lebih ditekankan adalah bahwa zink fosfat tersebut digunakan
sebagai bahan perekat sebelum gigi tersebut ditambal dengan amalgam dan sebagai basis.
Sebagai perekat, semen ini digunakan untuk mempertemukan permukaan dari kavitas dan bahan
tambalan amalgam yang tidak teratur sehingga dihasilkan kontak yang baik dan merata. Disini
semen berfungsi sebagaia bahan penengah yang membasahi seluruh permukaan tetama celah-
celah yang tidak dapat disatukan hanya dengan kontak antara kavitas dan bahan tambalan
amalgam. Cara pemanipulasiannya adalah sebelum memulai penyemenan, terlebih dahulu
kavitas dibersihkan dan dikeringkan, kemudian semen fosfat dengan slow setting dibuat dengan
menambah bubuk dalam jumlah ayng secukupnya dengan cairan selama 1-1.5 menit pada glass
slab yang dingin kemudian dioleskan ke bagian dalam tuangan dan harus segera dimasukkan ke
dalam kavitas sebelum terjadi pembentukan matriks. Setelah tuangan didudukkan pada

3
tempatnya harus ditahan dengan ditekan sampai semen mengeras untuk mengurangi rongga
udara.

Sedangkan fungsi basis dari semen adalah sebagai lapisan semen pelindung yang lebih
tebal yang ditempatkan dibawah tambalan, untuk mendukung pemulihan pulpa yang cedera dan
melindunginya terhadap berbagai trauma yang mungkin mengenainya termasuk trauma panas
dan iritasi kimia, tergantung dari bahan restorasi yang digunakan. Basis ini pada dasarnya
berfungsi sebagai pengganti dentin pelindung yang rusak karena karies, pengeboran kavitas, dan
sebagainya.

Jenis-jenis semen dan penggunaanya

JENIS SEMEN KEGUNAAN UTAMA KEGUNAAN SEKUNDER

Seng fosfat Bhan perekat untuk restorasi Restorasi jangka menengah ,basis penahan
dan peralatan orthodontik panas

Seng oksida Restorasi sementara dan Restorasi saluran akar ,penutup luka
eugenol menengah ,bahan perekat bedah periodontal
sementara dan permanen untuk
restorasi,basis penahan panas

Polikar boksilat Bahan perekat untuk Bahan perekat untuk peralatan


restorasi ,basis penahan panas orthodontik restorasi jangka menengah

Restorasi gigi anterior Restorasi jangka menengah,bahan


perekat untuk peralatan orthodontik
Silikat

Ionomer kaca Restorasi gigi anterior ,bahan Penutup ceruk dan fisura,basis penahan
perekat untuk restorasi dan panas
peralatan orthodontik

Ionomer kaca Restorasi gigi posterior


modifikasi konservatif ,membangun badan
inti restorasi
Logam

Resin Bahan perekat untuk restorasi Restorasi sementara


dan peralatan orthodontik

4
Kalsium hidroksida Bahan penutup pulpa ,basis
penahan panas

DENTAL AMALGAM

Penyelesaian akhir dari tambalan tidak boleh dilakukan sebelum amalgam mengeras
sepenuhnya. Tindakan ini harus ditunda selama paling sedikit 24jam setelah pemadatan dan
sebaiknya lebih lama lagi. Reaksi pengerasan yang baik dengan pemampatan yang cukup akan
mencegah terjadinya ekspansi maupun konstraksi yang diinginkan. Ekspansi maupun konstraksi
tersebut merupakan manifestasi dari perubahan dimensi. Yang diperlukan bukan hanya sekedar
permukaan yang mengkilap, tapi permukaan logam harus halus dan seragam.

Dental amalgam mengeras sebelum proses finishing selesai karena beberapa factor antara
lain:

1. Perbandingan air raksa: logam campur. Kadar air raksa yang berlebihan akan
berpengaruh buruk pada sifat fisik dan mekanis dari amalgam, maka diperlukan prosedur
manipulasi tertentu untuk mengurangi jumlah air raksa yang tertinggal di tambalan
sampai ke kadar yang bias diterima.

2. Triturasi. Umumnya untuk perbandingan air raksa: logam campur tertentu, penambahan
waktu triturasi atau kecepatan, atau keduanya, akan memperpendek waktu kerja dan
pengerasan. Dan harus memperhatikan waktu amalgamasi optimal yang diperlukan untuk
mendapatkan adukan dengan konsistensi yang benar.

3. Kondensasi. Air raksa yang masih tertinggal dapat megakibatkan amalgam cepat
mengeras.

Klasifikasi dental amalgam:

• Berdasarkan ukuran partikel alloy:

o Microcut : partikelnya kecil

o Macrocut : partikelnya besar

• Berdasarkan bentuk partikel alloy:

5
o Alloy lathe-cut : bentuknya tidak beraturan

o Alloy spherical : bentuknya bulat

o Alloy spheroidal : bentuknya lonjong

• Berdasarkan jumlah metal alloy:

o Alloy binary

o Alloy ternary

o Alloy quartenary

• Berdasarkan kandungan tembaga:

o Alloy bertembaga rendah : <6%

o Alloy bertembaga tinggi : >6%

• Berdasarkan kandungan seng:

o Alloy yang mengandung seng : > 0,01%

o Alloy bebas seng : < 0,01%

Dental amalgam yang digunakan pada kasus adalah jenis high copper karena high copper lebih
menunjukkan sifat mekanis dan sifat fisik yang baik yaitu:

1. Kekuatan lebih besar: 250 Mpa setelah 1 jam

2. Kurang korosi

3. Creep lebih rendah

4. Kurang sensitive

5. Menghasilkan hasil klinis yang lebih baik untuk jangka panjang

6. Final strength terjadi lebih cepat


6
Sifat-sifat dental amalgam sebagai bahan restorasi pada kasus diatas

1. Compressive Strength
Compressive strength adalah sifat yang paling menonjol dari amalgam. Karena
amalgam paling tahan terhadap tekanan dan lebih lemah terhadap tarikan, maka
desain preparasi kavitas harus memaksimalkan fungsi compressive strength dan
meminimalkan tarikan. Compressive strength amalgam tipe high copper alloy adalah
250 Mpa setelah satu jam. Angka compressive strength yang tinggi setelah 1 jam
pemanipulasian merupakan kelebihan amalgam, yang berarti semakin kecil
kemungkinan amalgam untuk fraktur ketika pertama kali ditempatkan ke dalam
kavitas sebelum amalgam mencapai final strength.

2. Tensile Strength
Tensile strength amalgam setelah 15 menit pemanipulasian untuk high-copper
amalgam adaah 75-175% lebih tinggi dibandingkan amalgam tipe lain. Angka ini
mengindikasikan ketahanan amalgam terhadap fraktur yang disebabkan oleh tekanan
pengunyahan yang lebih baik dibandingkan amalgam tipe lain. Tensile strength
amalgam juga ditentukan pada fase-fase reaksi pengerasan amalgam seperti yang
ditunjukkan oleh tabel berikut:

Tabel 1. Tensile strength dari fase-fase amalgam

Fase Tensile Strength (Mpa)

γ 170

γ1 30

γ2 20

Amalgam 60

3. Perubahan Dimensional

7
Amalgam modern yang diproses dengan amalgamator biasanya tidak memiliki
perubahan dimensional. Menurut ANSI/ADA spesification no.1 perubahan
dimensional amalgam yang terjadi antara 5 menit dan 24 jam kurang lebih sebesar
20μm/cm. Kontraksi yang terjadi pada 20 menit pertama berhubungan dengan
merkuri pada partikel alloy. Dimensi amalgam mulai konstan setelah 6-8 jam, dan
mencapai puncaknya setelah 24 jam. Untuk high copper alloy, perubahan dimensional
yang terjadi adalah sebesar -1.9μm/cm.

4. Korosi
Amalgam mengalami korosi di dalam mulut. Proses korosi bisa dihubungkan dengan
fase γ2, karena fase γ2 lebih bersifat elektronegatif dibandingkan fase γ dan γ1.2
Ketika fase γ2 bereaksi dengan cairan yang bersifat elektrolisis maka fase γ2 akan
bertindak sebagai anoda dari oksidasi sel dan terlarut perlahan-lahan. Korosi yang
berlebihan dapat meningkatkan kemungkinan porositas pada amalgam, integritas
marginal berkurang, kehilangan kekuatan dan pelepasan ion-ion metal ke lingkungan
oral.

5. Hardness
Hardness biasa digunakan sebagai indikasi dari kemampuan suatu bahan menahan
suatu goresan. Hardness juga digunakan sebagai indikasi dari resistansi dari abrasi.2,3
Menurut Ryge dkk (1961), kekerasan permukaan amalgam adalah 83 VHN dengan
beban 10.000gr. Secara umum hardness didefinisikan sebagai ketahanan permukaan
suatu material terhadap goresan atau lekukan. Nilai suatu kekerasan biasa dinyatakan
dengan satuan hardness number (HN), tergantung metode yang digunakan. Umumnya
metode yang biasa digunakan untuk pengukuran kekerasan adalah Vickers, Knoop,
Brinnel dan Rockwell hardness test.

6. Rigiditas
7. Thermal ekspansi
8. creep
8
Bahan abrasif dan poles yang tepat untuk restorasi dental amalgam:

1. Chalk : Abrasif putih yang terdiri dari kalsium karbonat dan digunakan sebagai pasta abrasif
ringan untuk memoles email gigi, lembaran emas, amalgam, dan bahan plastis.

2. Pumis : Bahan silika berwarna abu-abu muda yang digunakan dalam bentuk pasir atau karet
dan digunakan sebagai memoles gigi,lempeng emas, amalgam gigi dan resin akrilik.

3. Cuttle : sebagai abrasif lapisan dan utnuk prosedur abrasi yang halus seperti memoles tepi
logam dan restorasi amlgam gigi.

Bahan poles yang digunakan adalah green stone dan rubber cup.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Pengadukan semen zink fosfat harus dilakukan diatas glass slab yang dingin untuk
mempertahankan konsistensi dan untuk mendapatkan setting time yang cukup. Kegunaan
zink fosfat dalam prosedur tersebut sebagai bahan perekat dan basis penahan panas.

2. Sifat-sifat dental amalgam sebagai restorasi pada kasus adalah compressive strength,
tensile strength, perubahan dimensional, korosi, hardness, rigiditas, thermal expansi,
creep.

3. Penyelesaian akhir dari tambalan tidak boleh dilakukan sebelum amalgam mengeras
sepenuhnya. Tindakan ini harus ditunda selama paling sedikit 24jam setelah pemadatan
dan sebaiknya lebih lama lagi.

9
4. Bahan abrasive yang tepat untuk restorasi dental amalgam adalah chalk, pumis, dan
cuttle. Dan bahan poles yang digunakan adalah green stone dan rubber cup.

DAFTAR PUSTAKA

1. Craig R.G, W.J, Powers J.M. Dental material : Properties and manipulation. 5th ed. St.
Louis: Mosby. 1992

2. Craig R.G., Powers J.M. Restorative Dental Materials. 11th ed. Philadelphia: Mosby
Elsevier. 2002

3. Anusavice KJ. Philips’ science of dental materials. 11thed. Missouri: Elsevier. 2006

10

You might also like