Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok 7
Risa Nurkomarasari (0800530)
Ersan Yudhapratama (0801357)
Redi Ahmad Fauzi (0805450)
A. Tujuan Percobaan
1. Mempreparasi sampel air limbah yang akan ditentukan kadar tembaganya
dengan alat spektrofotometer serapan atom (SSA).
2. Menyiapkan larutan kerja dari larutan “stock” yang tersedia.
3. Memahami prinsip penentuan kadar logam dalam suatu sampel dengan alat
spektrofotometer serapan atom (SSA).
A. Tinjauan Pustaka
Penyerapan energi radiasi oleh atom-atom netral pada keadaan dasar,
dengan panjang gelombang tertenru yang menyebabkan tereksitasinya dalam
berbagai tingkat energi. Keadaan eksitasi ini tidak stabil dan akan kembali ke
tingkat dasar dengan melepaskan sebagian atau seluruh energi eksitasinya dalam
bentuk radiasi.
Gambar 7. EDL
b. Copper
Merupakan modulasi mekanik dengan tujuan mengubah sinar dari
sumber sinar menjadi berselang-seling. Isyarat selang-seling oleh detector
diubah menjadi isarat bolak-balik, yang oleh amplifier akan digandakan. Sedang
emisi kontinyu bersifat searah dan tidak digandakan oleh amplifier.
c. Alat pembakar (proses atomisasi)
AAS merupakan salah satu teknik yang paling luas digunakan untuk
menentukan konsentrasi logam dalam larutan. Jika dibandingkan dengan AES, AAS
bebas dati gangguan efek inter-elements (self absorbsion) dan intensitasnya relative
pada temperature nyala yang bervariasi. Lebih dari 60 unsur dapat ditentukan
dengan AAS. Contohnya logam-logam berat dalam cairan fluida, air yang terkena
polusi, bahan makanan, soft drink, analisis sampel metalurgi dan geochemical, dan
penentuan banyak logam dalam tanah, minyak mentah, produk petroleum dan
plastic.
Keterangan:
Cx = Konsentrasi sampel
Cs = Konsentrasi standar
Vx = Volume sampel
α = 0,006 (persamaan linier)
β = 0,020 (persamaan linier)
Penyelesaian :
Cx=0,006 x 25 ppm0,020 x 5 mL
Cx=1,5 ppm
B. Daftar Pustaka
Basset, J., Denney, R. C., Jeffery, G. H dan Mendham, J. (1994). Buku Ajar Vogel
Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik (Edisi keempat). Terjemahan
Handyana Pudjaatmaka. Jakarta: EGC.
Fifield, FW & D. Kealey. 2000, Principles and Practice of Analitytical Chemistry
fift edition. Cambridge: The University Press/The Blacwell Science.
Harvey, David. (2000). Modern Analytical Chemistry. USA: The McGraw-Hill
Companies.
Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Khopkar, S. M,. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-press.
Tim Kimia Analitik Instrumen. (2010). Penuntun Praktikum Kimia Analitik
Instrumen (KI-431). Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Wiryawan, Adam. Dkk. (2007). Kimia Analitik. Malang : Departemen Pendidikan
Nasional
.
LAMPIRAN
1. Pembuatan Larutan
a. Larutan Blanko
Dibuat larutan blanko sebanyak 500 mL dari HNO3 16 M sebanyak 0,35 mL
kemudian ditambahkan aquades sampai tanda batas 500 mL. Setelah itu larutan
dihomogenkan dengan cara diaduk.
b. Larutan Standar
Dibuat larutan standar dengan konsentrasi 25 ppm dalam 50 mL. Larutan standar
dengan konsentrasi 25 ppm dibuat dari larutan stock Cu (II) 1000 ppm sebanyak
1,25 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, kemudian diencerkan sampai
tanda batas menggunakan larutan blanko.
c. Larutan Sampel
Dibuat larutan sampel dari sampel limbah air sawah. Larutan sampel 50 mL,
dimasukan ke dalam gelas kimia dan ditambahkan 2,5 mL HNO 3 pekat kemudian
diaduk dan diuapkan di atas hot plate sampai volumenya menjadi ±15 mL. Setelah
itu ditambahkan lagi 2,5 mL HNO3 pekat, ditutup dengan kaca arloji dan dipanaskan
kembali sampai warna larutan jernih. Kemudian larutan sampel didinginkan dan
ditambahkan sedikit aquades, dituangkan ke dalam labu takar 50 mL dan
ditandabataskan.
16 M.V1=0,01 M.500 mL
V1=0,3125 mL
M1.V1 = M2.V2
V1= 1,25 mL
1. Data Pengamatan
a. Pengaturan Alat
• Bahan Bakar : Asetilen
• Oksidan : Oksigen
• Lamp Current : Line Blue
• Arus : 22 mA
• Slit : 0,7 nm
• Panjang Gelombang : 324,8 nm
• Energi : 54 %
• Integration time : 0,7 sekon
• Replicate : 3X
a. Tabel Pengamatan
Volume sampel V standar Absorbansi
V akhir SD RSD
(mL) (mL) (A)
Blanko - - 0,002 0,0025
5 2 25 0,049 0,0009 1,94
5 4 25 0,086 0,0014 1,67
5 6 25 0,131 0,0027 2,07
5 8 25 0,174 0,0038 2,16
10 10 50 0,106 0,0039 3,64
5 (sampel) - 25 0,007 0,0011 16,60
Keterangan:
Cx = Konsentrasi sampel
Cs = Konsentrasi standar
Vx = Volume sampel
α = 0,006 (persamaan linier)
β = 0,020 (persamaan linier)
Penyelesaian :
Cx=0,006 x 25 ppm0,020 x 5 mL
Cx=1,5 ppm
Sampel