You are on page 1of 13

AGAMA DAN FILSAFAT

Oleh : Ai Dewi Aminah

A. Pendahuluan

Keadaan dua yang begini ini ada yang mewarninya. Kekuatan yang

mewarnai itu yang pertama ialah agama dan yang kedua ialah filsafat. Orang yang

mewarnai dunia juga hanya dua, nabi dan ulama, dan filosof. Apakah sains dan

teknologi ikut juga mewarnai dunia? Tidak. Sains dan teknologi dalam garis

besarnya netral. Pakar sains dan teknologi menggunakan sains dan teknologi

untuk mewarnai dunia berdasarkan pandangan hidupnya; pandangan hidup itu

hanya ada dua: agama dan filsafat.

Sejarah telah mempertontonkan adanya manusia yang berani mati untuk

dan karena agama yang dianutnya. Orang mengorbankan harta, pikiran, tenaga

atau nyawa sekalipun untuk dan karena kepercayaan yang dianutnya. Ada pula

orang yang dibakar hidup-hidup oleh orang yang merasa agamanya disentuh

orang tersebut.

Selain kenyataan itu, sejarah telah mencatat pula adanya orang yang kuat,

yang kadang-kadang juga berani mati, karena meyakini sesuatu yang

diperolehnya karena memikirnya. Yang ini adalah pemikir atau filosof. Sesuatu

yang dipikirkan sedalam-dalamnya, lantas suatu ketika ia sampai pada

kesimpulan yang dianggapnya benar. Kebenaran ini mempengaruhi tindakanyya;

keyakinannya pada kesimpulannya itu membentuk sikapnya. Socrates sanggup

1
mati dengan cara meminum racun, sebagai hukuman baginya, karena

mempertahankan filsafat yang dianggapnya benar.

Dengan demikian, agama dan filsafat merupakan salah satu yang sama-

sama saling mempengaruhi sikap dan tindakan orang yang memiliki/

menganutnya. Dan inilah yang pelu kita kaji, mengapa sampai demikian?

B. Agama

Agama berasal dari kata Sanskrit. Harun Nasution mengatakan, kata itu

tersusun dari dua kata, yaitu a = tidak dan gam = pergi, jadi agama artinya tidak

pergi, tetapi tetap di tempat, diwarisi secara turun-temurun.

Selanjutnya din dalam bahasa sempit berarti undang-undang atau hukum.

Dalam bahasa arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh,

utang, balasan dan kebiasaan. Pengertian ini sejalan dengan kandungan agama

yang di dalamnya terdapat peraturan-peraturan yang merupakan hukum, yang

harus dipatuhi penganut agama yang bersangkutan.

Adapun kata religi berasal dari bahasa Latin. Harun Nasution mengatakan,

bahwa asal kata religi adalah relegere yang mengandung arti mengumpukan dan

membaca. Pengertian ini sejalan dengan isi agama yang mengandung kumpulan

cara-cara mengabdi kepada Tuhan yang terkumpul dalam kitab suci yang harus

dibaca.

Elizabet K. Nottingham dalam bukunya Agama dan Masyarakat

berpendapat bahwa agama adalah gejala yang begitu sering terdapat di manamana

2
sehingga sehinga sedikit membantu usah-usaha kita untuk membuatk abstraksi

ilmiah. Lebih lanjut Nottingham mengatakan bahwa agama berkaitan dengan

usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaannya sediri

dan keberadaan alam semesta.

Karena demikian banyaknya definisi tentang agama yang dikemukakan

para ahli, Harun Nasution mengatakan bahwa dapat diberi sebagai berikut:

a) Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang

harus dipatuhi;

b) Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia;

c) Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada

suatu sumber yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi

perbuatan-perbuatan manusia;

d) Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup

tertentu;

e) Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari kekuatan gaib;

f) Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber

pada suatu kekuatan gaib;

g) Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan

perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat di alam sekitar

manusia;

h) Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul.

3
Dari pembahasan tentang pengertian agama, dapat diketahui bahwa

karakteristik agama adalah:

a) Unsur kepercayaan terhadap kekuatan gaib. Dalam agama primitif kekuatan

gaib tersebut dapat diambil dari bentuk benda-benda yang memiliki kekuatan

misterius (sakti), ruh atau jiwa yang terdapat pada benda-benda yang

memiliki kekuatan misterius; dewadewa dan Tuhan atau Allah dalam istilah

yang lebih khusus dalam agama Islam.

b) Unsur kepercayaan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia ini

dan di akhirat nanti tergantung pada adanya hubungan yang baik dengan

kekuatan gaib yang dimaksud.

c) Unsur respons yang bersifat emosional dari diri manusia.

d) Unsur paham adanya yang kudus (sacred) dan suci, dalam bentuk kekuatan

gaib, dalam bentuk kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran agama yang

bersangkutan, tempat-tempat tertentu, peralatan untuk menyelenggarakan

upacara dan sebagainya.

C. Filsafat

Dari segi semantik perkataan filsafat berasal dari bahasa Arab “falsafah”,

yang berasal dari bahasa Yunani “philosophia” yang berarti:

- Philos artinya cinta, suka (loving)

- Sophia artinya pengetahuan, hikmah

4
Jadi filoshophia berarti cinta kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang

berfilsafat akan menjadi orang yang bijaksana. Orang yang cinta kepada

pengetahuan disebut philosfer, dalam bahasa arabnya disebut failasuf. Pencinta

pengetahuan adalah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai tujuan

hidupnya, atau dengan perkataan lain, mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.

Sedangkan dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti alam fikiran

atau alam berfikir. Berfilsafat artinya berfikir secara mendalam dan sungguh-

sungguh. Sebuah semboyan ini benar juga, sebab semua manusia itu berfikir.

Akan tetapi, secara umum semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua manusia

yang berfikir adalah filosuf, sedangkan filosuf adalah orang yang memikirkan

hakikat sesuatu dengan mendalam, tegasnya: filsafat adalah hasil akal seorang

manusia yang mencari dan memikirkan sesuatu kebenaran dengan sedalam-

dalamnya. Dengan kata lain: filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan

sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.

Secara luasnya ruang lingkup pembahasan ilmu filsafat maka tidak

mustahil kalau di antara ahli filsafat memberikan definisinya yang berbeda– beda.

a. Poedjawijatna ( 1974 : 1)

Berpendapat bahwa filsafat berasal dari kata Arab yang berhubungan erat

dengan kata Yunani dan memang asalnya juga dari kata Yunani itu endiri,

dan kata Yunani itu sendiri adalah “ philosophia “ bahkan dari bahasa Yunani

bahwa Philosophia berasal dari kata majemuk yang terdiri dari Philo dan

Sophia yang artinya: Philo adalah cinta, sedangkan dalam arti yang luas yaitu

5
keinginan. Dan oleh karena itu lalu mencapai yang diinginkan itu. Shopia

artinya kebijakan yang artinya pandai, jadi filsafat boleh diartikan ingin

mencapai pandai atau cinta pada kebijakan.

b. Hasbullah Bakry (1971:II)

Bahwa dia mengemukakan bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan yang

menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam

semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan bagaimana pengetahuan,

bagaimana sikap manusia setelah mencapai pengetahuan.

c. Plato (427 SM-347 SM)

Plato (427-347 SM) seorang filosuf Yunani yang termasyhur murid Socrates

dan guru Aristoteles mengatakan: Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang

segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang

asli).

d. Aristoteles (382 SM-372 SM)

Ia mengatakan: Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran,

yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,

ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki asal-usul segala benda).

e. Marcus Tallius Cicera (106 SM-43 SM)

6
Politikus dan ahli pidato Romawi merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan

tentang sesuatu yang Maha Agung dan usaha-usaha untuk mencapainya

f. Al-Farabi (wafat 950 SM)

Alfarabi mengemukakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang alam

ujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.

Dari perbedaan pengertian filsafat yang disampaikan oleh para ahli, Prof.

Dr. Fuad Hasan (guru besar Psikologi UI) menyimpulkan, bahwa filsafat adalah

suatu ikhtisar untuk berfikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala,

dari akarnya suatu hal yang hendak dipermasalahkan. Dan dengan jalan

penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-

kesimpulan yang universal.

Setelah mempelajari rumusan-rumusan tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa:

1. Filsafat adalah ilmu istimewa yang mencoba menjawab masalah-masalah

yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa karena masalah-

masalah tersebut diluar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.

2. Filsafat adalah hasil dari daya upaya manusia dengan akal budinya untuk

memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat

sesuatu yang ada, yaitu:

- Hakikat Tuhan

- Hakikat Alam semesta

7
- Hakikat manusia, serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari faham

tersebut.

D. Hubungan Agama dengan Filsafat

Agama sangat dibutuhkan oleh manusia karena di dalamnya terdapat

aturan-aturan yang mengatur jalannya hidup dan kehidupan manusia di dunia.

Begitu juga dengan filsafat, karena keberadaannya sangat dibutuhkan untuk

menyatakan sebuah kebenaran, baik kebenaran yang terdapat dalam agama atau

yang lainnya.

Dengan demikian, kegunaan filsafat sama dengan kegunaan agama.

Karena dalam posisi filsafat sebagai agama, ia menjadi jalan kehidupan. Jika

dalam agama (Islam) dikatakan bahwa agama Islam adalah al-shirath, al-

mustaqim (jalan kehidupan), maka filsafat sebagai filsafat hidup demikian juga

halnya. Ia menjadi pedoman. Isinya berupa ajaran dan ajaran itu dilaksanakan

dalam kehidupan. Di dunia ini ada agama yang tadinya adalah filsafat (dalam arti

dibuat oleh manusia persis seperti membuat filsafat). Perbedaannya dengan yang

pertama ialah bila filsafat dipandang sebagai teori, maka teori itu ada yang

dipakai dan ada yang tidak, ada yang diakui kebenarannya ada yang tidak, filsafat

dalam posisi kedua ini semua teori (ajaran)-nya, filsafat sebagai philosophy of life

gunanya ialah untuk petunjuk dalam menjalani kehidupan, lebih singkat lagi;

untuk dijadikan agama.

8
E. Penutup

Sebagai penutup dari uraian sederhana ini, maka penulis dapat

memberikan kesimpulan bahwa agama dan filsafat dan agama merupakan dua hal

yang paling dominan dalam mewarnai dunia. Kaitan antara agama dan filsafat

memiliki keterkaitan yang sangat dekat, dan keduanya merupakan dua sejoli yang

sangat dipisahkan. Yakni, satu sama lain saling membutuhkan kepada yang

lainnya, artinya, agama memang harus dapat difilsafatkan, dan filsafat harus

didampingi oleh agama.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Harun, Prof., Dr., 1979. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. Jakarta:
UI Press.

Rahardjo., M. Dawam. 1990. Pendekatan Ilmiah Terhadap Penomena Keagamaan.


dalam M. Taufiq Abdullah dan M. Rusli Karim. Metodologi
Penelitian Agama. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Tafsir, Ahmad, Dr., Prof. 2004. Filsafat Umum; Akal dan hati Sejak Thales Sampai
Capra. Bandung: Rosda Karya.

10
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Khadirat Allah Swt., shalawat dan salam

semoga selalu terlimpahcurahkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. Alhamdulillah

kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang bertemakan “Filsafat dan Agama”

dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Perbandingan Agama. Penulis ucapkan

terima kasih kepada pihak yang telah membantu menyusun makalah ini serta Dosen

yang bersangkutan, yang telah membimbing penulis sehingga makalah ini dapat

terselesaikan.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa penyusun makalah ini masih banyak

kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk

kesempurnaan makalah ini. Akhir kata dari penulis, dengan tersusunnya makalah ini

mudah-mudahan dapat bermanfaat, khusus bagi penulis sendiri umumnya bagi kita

semua. Amin.

Tasikmalaya, Mei 2007

Penulis

i
11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

A. Pendahuluan.................................................................................................... 1

B. Pengertian Agama .......................................................................................... 2

C. Pengertian Filsafat........................................................................................... 4

D. Hubungan Antara Filsafat dan Agama............................................................ 8

E. Penutup ...........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

10

12
ii
MAKALAH

TUGAS TEKOMPO

Disusun Oleh:

DEDI MULYANA

MADRASAH ALIYAH NEGRI CIPASUNG


TASIKMALAYA 2008
2007

13

You might also like