Professional Documents
Culture Documents
GLAUKOMA AKUT
DISUSUN OLEH :
KESUMA LARASATI
406100116
PEMBIMBING :
dr. Siti Fatimah, Sp. M
Glaukoma berasal dari kata Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaucoma.1
Hampir 80.000 penduduk Amerika Serikat buta akibat glaukoma, sehingga
penyakit ini menjadi penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di Amerika
Serikat. Di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 2 juta pengidap glaukoma.
Glaukoma akut (sudut tertutup) merupakan 15-15% kasus pada orang Kaukasus.
Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia, terutama diantara orang Burma dan
Vietnam di Asia Tenggara. Pada glaukoma akut penderitanya lebih didominasi oleh
wanita dikarenakan mereka memiliki bilik mata depan yang lebih sempit dan juga
resiko yang lebih besar terjadi pada usia dekade keenam atau ketujuh.
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap
ditanda oleh peninggian tekanan intraokular, penggaungan dan degenerasi papil saraf
optik serta dapat menimbulkan skotoma ( kehilangn lapangan pandang).2
Glaukoma merupakan kelainan mata yang dicirikan dengan rusaknya saraf
optic yang berfungsi untuk membawa pesan-pesan cahaya dari mata ke otak.
Kerusakan saraf optik ini disebabkan oleh kelebihan cairan humor yang mengisi
bagian dalam bola mata. Cairan mata yang diproduksi oleh jaringan-jaringan di depan
bola mata ini sebenarnya berfungsi untuk membawa makanan untuk kornea dan lensa
mata. Cairan mata juga akan mempertahankan tekanan di dalam bola mata agar
bentuknya tetap terjaga dengan baik. Tekanan yang dihasilkan oleh cairan mata
disebut tekanan intraokuler.3
Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor akueus
dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Rentang tekanan intraokuler normal
adalah 10-24 mmHg.2
Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada glaukoma adalah gangguan
aliran keluar humor akueus akibat kelainan sistem drainase sudut kamera anterior
(glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses humor akueus ke sistem drainase
(glaukoma sudut tertutup). Pengobatan ditujukan untuk menurunkan tekanan
intraokuler dan, apabila mungkin, memperbaiki patogenesis yang mendasarinya.
Penurunan pembentukan humor akuos adalah suatu metode untuk menurunkan
tekanan intraokular pada semua bentuk glaukoma. Beberapa obat dapat menurunkan
pembentukan humor akueus. Juga terdapat tindakan-tindakan bedah yang
menurunkan pembentukan humor akueus tetapi biasanya digunakan hanya setelah
terapi medis gagal. Pada glaukoma sudut tertutup dilakukan perbaikan akses humor
akueus menuju sudut kamera anterior apabila terdapat unsur penutupan sudut yang
reversible.
Pada semua pasien glaukoma, perlu tidaknya terapi segera diberikan dan
efektivitasnya dinilai dengan melakukan pengukuran tekanan intraokular (tonometri),
inspeksi diskus optikus, dan pengukuran lapangan pandang secara teratur.
Penatalaksanaan glaukoma sebaiknya dilakukan oleh ahli oftalmologi, tetapi
besar masalah dan pentingnya deteksi kasus-kasus asimtomatik mengharuskan adanya
kerjasama dengan bantuan dari semua petugas kesehatan.
BAB II
GLAUKOMA AKUT
2.1 DEFINISI
Glaukoma akut merupakan salah satu glaukoma sudut tertutup primer.
Glaukoma sudut tertutup terjadi bila terdapat kenaikan mendadak dari tekanan
intraokular, yang disebabkan penutupan sudut bilik mata depan yang mendadak oleh
akar iris, sehingga menghalangi sama sekali keluarnya humor akueus melalui
trabekula, menyebabkan meningginya tekanan intraokular, maka gejala yang
ditimbulkan sangat berat seperti: nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan kabur,
haloe, mual dan muntah serta disertai tanda kongesti, maka disebut pula glaukoma
akut kongestif atau glaukoma akut. Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang
yang mempunyai sudut bilik mata yang sempit. Jadi hanya pada orang-orang dengan
predisposisi anatomis.4,5
Gambar 1. Bilik mata depan normal (atas), dan sudut tertutup (bawah)
Glaukoma akut merupakan suatu kedaruratan mata yang memerlukan
penanganan segera untuk mencegah kerusakan nervus optikus yang dapat
menyebabkan kebutaan. Pengobatan medika mentosa harus dimulai secepat mungkin
untuk menurunkan tekanan intra okuler sebelum terapi definitive iridektomi laser atau
bedah dilakukan.
Diagnosa pasti ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan hasil pemeriksaan
gonioskopi yang dapat memberikan bukti bahwa sudut bilik mata tertutup.5
2.2 KLASIFIKASI
Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut :
1. Glaukoma primer, tidak diketahui penyebabnya, didapatkan bentuk :
- Glaukoma sudut sempit/ tertutup (close angle glaucoma, acut congestive
glaucoma).
- Glaukoma sudut terbuka (glaucoma simpleks, open angle glaucoma, chronic
simple glaucoma).
2. Glaukoma sekunder, timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata,
disebabkan :
- Perubahan lensa.
- Kelainan uvea.
- Trauma.
- Bedah.
- Rubeosis.
- Steroid dan lainnya.
3. Glaukoma kongenital
- Primer atau infantile.
- Menyertai kelainan kongenital lainnya.
4. Glaukoma absolute, keadaan terakhir suatu glaucoma, yaitu dengan kebutaan total
dan bola mata nyeri.2
2.5 INSIDENSI
Glaukoma akut (sudut tertutup) merupakan 15-15% kasus pada orang
Kaukasus. Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia, terutama diantara orang Burma
dan Vietnam di Asia Tenggara.2
Glaukoma akut yang penderitanya berkulit putih 3 kali lebih banyak
ditemukan pada wanita dibanding pria, namun pada penderita yang berkulit hitam
wanita sama banyak dengan pria.7
2.6 PATOGENESIS
Sudut bilik mata dibentuk dari jaringan korneosklera dengan pangkal iris.
Pada keadaan fisiologis bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata.
Berdekatan dengan sudut ini didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schlemm, baji
sklera, garis Schwalbe dan jonjot iris. Pada sudut filtrasi terdapat garis Schwalbe
yang merupakan akhir perifer endotel dan membran desemet, kanal schlemm yang
menampung cairan mata kesalurannya.
Sudut filtrasi berbatas dengan akar iris berhubungan dengan sklera kornea dan
disini ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan
merupakan batas belakang sudut filtrasi serta tempat insersi otot siliar longitudinal.
Anyaman trabekula mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang mempunyai dua
komponen yaitu badan siliar dan uvea.
Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan terbentuknya cairan mata
(akueus humor) bola mata oleh badan siliar dan hambatan yang terjadi pada jaringan
trabekular meshwork. Akueus humor yang dihasilkan badan siliar masuk ke bilik
mata belakang, kemudian melalui pupil menuju ke bilik mata depan dan terus ke
sudut bilik mata depan, tepatnya ke jaringan trabekulum, mencapai kanal Schlemm
dan melalui saluran ini keluar dari bola mata.
Pada glaukoma sudut terbuka, kelainan terjadi pada jalinan trabekular,
sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar. Jadi tekanan intraokuler meningkat karena
adanya hambatan outflow humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada jalinan
trabekular.
Pada glaukoma sudut tertutup, jalinan trabekular normal, sedangkan tekanan
intraokuler meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik mata,
sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan trabekular.
Keadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit (kadang-kadang
disebut dengan “dangerous angle”).
Penting untuk diketahui, jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka
luas, perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea, sehingga sudut bilik mata depan
tidak tertutup dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi. Ini merupakan
perbedaan dasar antara glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup.
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka
keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder. Jika glaukoma sudut
tertutup tidak diketahui penyebabnya, kondisi ini dikenal dengan glaukoma sudut
tertutup primer.
Apabila sudut bilik mata depan tertutup secara cepat dan berat, ini dikenal
dengan glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda. Apabila
penutupan sudut bilik mata depan tidak sempurna dan kadang-kadang saja terjadi, ini
dikenal dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup
kronik, dan disertai dengan sedikit gejala. Apabila glaukoma sudut tertutup
intermitten yang tidak mempunyai gejala, ini dikenal dengan glaukoma sudut
tertutup kreeping.
Satu hal penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata sempit
akan berkembang menjadi glaukoma akut, dapat terjadi hanya sebagian kecil saja,
terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang (3,0 - 4,5mm) yang dapat
memungkinkan terjadinya blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut tertutup.
Akibat terjadinya blok pupil, maka tekanan intraocular lebih tinggi di bilik
mata belakang daripada bilik mata depan. Jika blok pupil semakin berat tekanan
intraokuler di bilik mata belakang semakin bertambah, sehingga konveksivitas iris
semakin bertambah juga, ini dikenal dg iris bombe, yang membuat perifer iris kontak
dengan jalinan trabekuler, dan menyebabkan sudut bilik mata depan tertutup. Jika
tekanan intraokuler meningkat secara drastic akibat sudut tertutup komplit maka akan
terjadi glaukoma akut.
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah: plateau iris
dan letak lensa lebih ke anterior. Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok
pupil.
2.8 PEMERIKSAAN
a. Slit-lamp Biomikroskopi
• Konjungtiva bulbi: hiperemia kongestif, kemotis dengan injeksi silier,
injeksi konjungtiva, injeksi epislera.
• Kornea: edema dengan vesikel epithelial dan penebalan struma, keruh,
insensitif karena tekanan pada saraf kornea.
• Bilik mata depan: dangkal dengan kontak iridokorneal perifer. Flare
dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi.
• Iris: gambaran corak bergaris tak nyata karena edema, berwarna
kelabu, dilatasi pembuluh darah iris.
• Pupil: oval vertikal, tetap pada posisi semi-dilatasi, kadang-kadang didapat
midriasis yang total, warna kehijauan, tidak ada reaksi terhadap cahaya dan
akomodasi
b. Tonometri Schiotz: ( Normal TIO : 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg.
c. Funduskopi: papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi, seperti pada
glaukoma simpleks. Sehingga cup disk ratio membesar (N = <0,4) (gambar 3 dan
4).
Sering juga ditemukan optic-disk edema dan hiperemis.
Gambar 3: saraf optik normal (kiri), penggaungan saraf optik pada glaukoma akibat
peningkatan TIO (kanan)
Gambar 4: terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada
funduskopi (kanan)
d. Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens. Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
patologik sudut bilik mata, juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut
bilik mata seperti benda asing. Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi
glaukoma penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan
mungkin dapat menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder. 1
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang, salah satunya
dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intraocular, misalnya dengan
gliserin topical atau saline hipertonik salap mata. (gambar 5)
Gambar 5: Gonioskopi
2.10 PENCEGAHAN
1. Deteksi dini
Salah satu satu cara pencegahan glaukoma adalah dengan deteksi sedini
mungkin. Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut
terbuka. Jika penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi
penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan pengobatan. Orang-orang yang
memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya menjalani
pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya menjalani
iridotomi untuk mencegah serangan akut.
- Mengingat hilangnya penglihatan secara permanen yang disebabkan oleh
glaukoma, sebaiknya setiap orang memperhatikan kesehatan matanya dengan
cara melakukan pengukuran tekanan bola mata secara rutin setiap 3 tahun,
terutama bagi orang yang usianya di atas 40 tahun.
- Faktor risiko lain yang perlu diwaspadai adalah mereka yang memiliki riwayat
keluarga penderita glaukoma, mata minus tinggi atau plus tinggi (miopia),
serta penderita penyakit sistemik seperti diabetes atau kelainan vaskular
(jantung).
- Pemeriksaan mata rutin yang disarankan adalah setiap enam bulan sekali,
khususnya bagi orang dengan risiko tinggi. Untuk mengukur tekanan bola
mata kerusakan mata yang diderita dilakukan tes lapang pandang mata.
- Sebaiknya diperiksakan tekanan bola mata bila mata kemerahan dan sakit
kepala berat.
2. Nutrisi yang adekuat (banyak mengandung vitamin A dan Beta Karoten) Faktor
risiko pada seseorang yang bisa menderita glaukoma adalah seperti diabetes
mellitus dan hipertensi, untuk itu bagi yang menderita diabetes mellitus
dianjurkan untuk mengurangi mengkonsumsi gula agar tidak terjadi komplikasi
glaukoma, sedangkan untuk penderita hipertensi dianjurkan untuk diet rendah
garam karena jika tekanan darah naik cepat akan menaikkan tekanan bola mata.
3. Gaya Hidup (Life style) yang sehat seperti menghindari merokok dan olahraga
teratur. Olahraga dapat merendahkan tekanan bola mata sedikit.
4. Pencegahan lanjutan bagi yang sudah menderita glaukoma agar tidak bertambah
parah/untuk mencegah tingginya tekanan intraokuler yaitu :
- Mengurangi stress
- Hindari membaca dekat karena pupil akan menjadi kecil sehingga glaucoma
akan memblok pupil
- Hindari pemakaian obat simpatomimetik karena pupil akan melebar (dilatasi)
- Diet rendah natrium
- Pembatasan kafein
- Mencegah konstipasi
- Mencegah manuver valsava seperti batuk, bersin, dan mengejan karena akan
meningkatkan TIO
- Menempatkan pasien dalam posisi supinasi dapat membantu pasien merasa
nyaman dan mengurangi tekanan intra okular. Diyakini juga bahwa dengan
posisi supinasi, lensa jatuh menjauh dari iris yang mengurangi blok pupil.
2.11 PENATALAKSANAAN7
1. Terapi medikamentosa
1.1. Agen osmotik
1.2. Karbonik anhidrase inhibitor
1.3. Miotik kuat (Parasimpatomimetik)
1.4. Beta-blocker
1.5. Alpha adrenergic agonist
1.6. Analog Prostaglandin
1.7. Kortikosteroid Topikal
2. Observasi respon terapi
2.1. Monitor ketajaman visus, edema kornea, dan ukuran pupil
2.2. Ukur tekanan intraocular setiap 15 menit
2.3. Gonioskopi
3. Parasintesis
4. Bedah Laser:
4.1. Laser iridektomi
4.2. Laser iridoplasti
5. Bedah insisi
5.1. Iridektomi bedah insisi
5.2. Trabekuloktomi
6. Ekstraksi lensa
7. Tindakan profilaksis
Ad.1. Terapi medikamentosa
Penatalaksanaan Glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan
intra okular, menekan inflamasi, dan pemulihan sudut tertutup.2,7
1.1. Agen osmotic
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekan intra okuler dan efeknya
menjernihkan kornea, pemberiannya dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami
emesis. Agen-agen hiperosmotik berguna untuk mengurangi volume vitreus, yang,
kebalikannya, menurunkan tekanan intraokular. Penurunan tekanan intra okular
memulihkan iskemia iris dan memperbaiki kepekaan terhadap pilokarpin dan obat-
obat lainnya. Agen-agen osmotic menyebabkan diuresis osmotic dan mengurangi
cairan tubuh total. Agen-agen tersebut tidak boleh digunakan pada pasien penyakit
jantung dan penyakit ginjal.
• Gliserin
Dosis efektif 1-1,5 gr/kgBB dalam 50% cairan. Selama penggunaanya gliserin
dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi. Hati-hati terhadap pasien
diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit kardiovaskular karena agen
ini sendiri dapat menyebabkan mual muntah. Menurunkan tekanan intraokular
dalam waktu 30-90 menit setelah pemberian.
• Manitol
Dosis 1-2 gram/kgBB dalam 50% cairan. Aman digunakan pada pasien diabetes
karena tidak dimetabolisme. Puncak efek hipotensif okular terlihat dalam 1-3 jam.
Bila tidak dapat diberikan oral (mis : mual muntah) dapat diberikan secara
intravena dalam 20% cairan dengan dosis 2 gr/kgBB selama 30 menit. Maksimal
penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian iv. Pada penderita
payah jantung pemberian manitol berbahaya, karena volume darah yang beredar
meningkat sehingga memperberat kerja jantung yang telah gagal. Pemberian
manitol juga dikontraindikasikan pada penyakit ginjal dengan anuria, kongesti
atau udem paru yang berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan intra kranial, kecuali
bila akan dilakukan kraniotomi, serta pada pasien yang hipersensitivitas terhadap
manitol.
• Ureum intravena
Dosis 1-1,5 g/kg i.v. Tidak seefektif manitol karena berat molekulnya lebih
rendah sehingga lebih cepat dipenetrasi pada mata. Penggunaannya harus dengan
pengawasan ketat untuk menghindari komplikasi kardiovaskuler.
Ad. 3. Parasintesis
Jika pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap lambat
dalam menurunkan tekanan intraokuler ke tingat yang aman dan kadang-kadang
justru setelah pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi. Sekarang ini mulai
diperkenalkan can menurunkan tekanan intraokuler yang cepat dengan tekhnik
parasintesis. Pada prosedur ini, mata dilakukan anestesi lokal sebelumnya, lalu jarum
dimasukkan ke dalam bilik mata depan untuk mengeluarkan cairan akuos. Cairan
disedot sebanyak 0,05 ml, sehingga secara cepat dapat mengurangi tekanan di mata.
Cara ini jg dapat menghilangkan rasa nyeri dengan segera pada pasien
Teknik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser tetapi pada keadaan kongesti,
edem dan inflamasi akibat serangan akut, teknik ini sulit dilakukan. Setelah dilakukan
identasi gonioskopi, kekuatan inisial diatur dalam 0,02-0,1 detik dan kekuatan 500-
1000 mW. Biasanya teknik yang digunakan adalah teknik pewarnaan iris. Argon laser
dan Nd: YAG laser sama- sama dapat digunakan untuk iridektomi. Namun,
pemakaian Nd: YAG laser lebih disukai. Karena lebih cepat, lebih mudah, dan energi
yang dibutuhkan lebih sedikit daripada argon laser. Lebih lanjut lagi, keefektifan dari
Nd: YAG laser ini tidak berpengaruh pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang
dihasilkan lebih jarang tertutup kembali daripada argon laser.
Komplikasi
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior, katarak lokal, meningkatnya
tekanan intraokular, iritis, lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan
terbakarnya kornea dan retina. Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi
meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea, ablasio retina, pendarahan, gangguan
visus dan tekanan intraokular meningkat.8
Gambar 6: Sedang melakukan iridektomi laser
Gambar 7: Setelah dilakukan iridektomi laser
Gambar 8: Trabekulektomi
1. Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap ditandai
oleh peninggian tekanan intraokular, penggaungan dan degenerasi papil saraf
optik serta dapat menimbulkan skotoma ( kehilangan lapangan pandang).
2. Glaukoma sudut tertutup terjadi bila terdapat kenaikan mendadak dari tekanan
intraokular, yang disebabkan penutupan sudut bilik mata depan yang mendadak
oleh pangkal iris, sehingga menghalangi sama sekali keluarnya humor akueus
melalui trabekula, menyababkan meningginya tekanan intraokular, sakit yang
sangat di mata secara mendadak dan menurunnya ketajaman penglihaatan secara
tiba-tiba, disertai tanda kongesti, maka disebut pula glaukoma akut kongestif atau
glaukoma akut.
3. Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang yang mempunyai sudut bilik mata
yang sempit. Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi anatomis.
6. Laser Iridiotomy Perifer (LPI) dilakukan 24-48 jam setelah tekanan intra ocular
terkontrol, yang dipertimbangkan sebagai terapi definitive untuk glaukoma sudut-
tertutup. Disaat LPI merupakan terapi definitive terbaru, ada beberapa pendapat
bahwa Argon Laser Peripheral Iridoiplasty (ALPI) dan Anterior Chamber
Paracentesis (ACP) dapat digunakan dalam manajemen glaukoma sudut-tertutup.
7. Glaukoma dapat dirawat dengan obat tetes mata, tablet, operasi laser atau operasi
mata. Menurunkan tekanan pada mata dapat mencegah kerusakan penglihatan
lebih lanjut. Oleh karena itu semakin dini deteksi glaukoma maka akan semakin
besar tingkat kesuksesan pencegahan kerusakan mata.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidartha, dkk. Glaukoma. dalam: Ilmu Penyakit Mata, edisi 3, Jakarta,Balai
Penerbit FKUI, 2002, hal 212-217.
2. Vaughan, D.G. Asbury, T. Riodan-Eva, P. Glaukoma. dalam : Oftalmologi Umum,
ed. Suyono Joko, edisi 14, Jakarta, Widya Medika, 2000, hal : 220-232
3. Anonim. Glaukoma. Diunduh dari
http://www.oocities.com/infokeben/glaukoma.htm. Diakses Februari 2007.
4. Wijaya, Nana. Glaukoma. dalam : Ilmu Penyakit Mata, ed. Wijaya Nana, cet.6,
Jakarta, Abadi Tegal, 1993, hal : 219-232.
5. American Academy of Ophtalmology: Acute Primary Angle Closure Glaucoma
in Basic and Clinical Science Course, section 10, 2005-2006, page 122-126.
6. O’brien, Chock, Opere. An Overview of Glaucoma Management for Pharmacists.
http://www.uspharmacist.com/continuing_education/ceviewtest/lessonid/106698/.
Updated April 2010.
7. Noecker, R. J. Glaucoma, Angle Closure, Acute. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1206956-diagnosis.Updated January 2011.
8. Indra. Glaukoma. Available at
http://iebegtd.wordpress.com/2010/12/05/glaukoma/. Diakses Desember 2010.