Professional Documents
Culture Documents
Posted
by : nawawi2007 on Wednesday, March 12, 2008 - 09:48 AM CCT 275 Reads
Printer Friendly Page
“Ulil Amri mencakupi dua golongan, iaitu ulama dan penguasa.” (Majmu’
Fatawa, 18/158) (Lihat pula Tafsir at-Thobari, 5/93, Ibnu Katsir, 1/530,
Fathul Bari, 8/254, Risalah at-Tabukiah, hal. 47)
1. Menghormati penguasa
Islam sangat memuliakan penguasa, hal itu kerana beratnya tugas yang
mereka tanggung/pikul. Tidak boleh bagi sesiapa pun untuk
memperlekehkan penguasa, baik dengan celaan, ghibah (umpatan) atau
yang lainnya. Namun amat mendukacitakan ajaran yang mulia ini (yang
berlandaskan Qur’an & Sunnah) sudah banyak dilupakan oleh
sebahagian kaum muslimin, Jangan hairan andainya ada penguasa
dijatuhkan kehormatannya, dicela dan direndahkan. Ketahuilah wahai
saudaraku, Rasulullah melarang keras sikap merendah-rendahkan
penguasa, Baginda s.a.w. bersabda;
Imam Ibnu Abi Ashim dalam kitabnya as-Sunnah (2/727) dari Muawiyah
bin Abi Sufyan dia berkata: “Ketika Abu Dzar keluar menuju Robadzah
dia bertemu dengan sekelompok penduduk dari Iraq. Mereka berkata:
‘Wahai Abu Dzar kami sudah tahu apa yang dilakukan penguasa ke atas-
mu, duduklah dan pasangkanlah bendera pemberontakan, maka orang-
orang akan berhimpun bersamamu.’ Abu Dzar berkata: ‘Tenang.. tenang
wahai saudara se-islam, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah
bersabda: ‘Akan ada sepeninggalanku para penguasa. Hormatilah
mereka, barangsiapa yang mencari-cari keburukannya, sungguh dia
telah meruntuhkan dinding Islam. Tidak akan diterima taubutnya
sehingga dia mengembalikan dinding yang dirosakkannya itu
sebagaimana awalnya.”
2. Jangan dicela
Mencela penguasa adalah kesalahan yang besar. Rosulullah s.a.w.
bersabda;
Ziyad bin Kusaib al-Adawi berkata: “Aku pernah bersama Abu Bakrah
duduk di bawah mimbar Ibnu Amir yang sedang berkhutbah dan
memakai pakaian tipis. Abu Bilal berkata: ‘Lihatlah pemimpin kita, dia
memakai pakaian orang fasik!’ Abu Bakrah berkata: “Diamlah!
Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang
menghina penguasa Allah di muka bumi, Allah akan menghinakannya.”
(as-Sahihah, 5/376)
Amar ma’ruf nahi mungkar merupakan salah satu asas yang sangat
penting di dalam agama ini. Tegaknya amar ma’ruf nahi mungkar akan
membawa kepada lahirnya kebaikan dan menghapuskan pelbagai
kebatilan/kemungkaran. Allah s.w.t. berfirman;
Rasulullah bersabda;
Imam Ibnu Muflih Rahimahullah berkata: “Tidak boleh bagi seorang pun
untuk mengingkari penguasa kecuali dengan nasihat dan peringatan
dari hukuman dunia dan akhirat, hal itu wajib dan selain itu tidak
boleh.” (al-Adab asySyar’iah, 1/195)
6. Memberontak?!
Salah satu makar/muslihat Yahudi yang membunuh Utsman bin Affan r.a.
selalu berwasiat kepada pengikutnya: “Mulailah dengan mencela para
penguasa kalian dan tampakkanlah bahawa hal itu sebagai amar ma’ruf
nahi mungkar, maka hati manusia akan condong kepada kalian,
kemudian barulah ajak mereka untuk memberontak!”. (Tarikh Rusul,
4/340 oleh Ibnu Jarir at-Thabari)
7. Do’akan kebaikan
“Andaikan aku punyai do’a yang mustajab niscaya akan aku panjatkan
untuk penguasa.” (Dikeluarkan oleh Abu Nuaim dalam al-Hilyah, 8/91)
PENUTUP
Perbuatan syirik, bid’ah, maksiat masih sering kita jumpai, sedarkah kita
bahwa ini adalah salah satu sebab musibah.
Dikisahkan ada seorang Khawarij yang datang menemui Ali bin Abi
Thalib lalu berkata:
“Kerana pada zaman Abu Bakar dan Umar yang menjadi rakyat adalah
aku dan orang-orang yang sepertiku, sedangkan rakyatku adalah kamu
dan orang-orang yang seumpamamu!!” (Syarh Riyadhus Sholihin, 3/43,
oleh Ibnu Utsaimin). Wallahu a’lam...
Sumber:
http://an-nawawi.blogspot.com/2007/12/sikap-rakyat-terhadap-
pemerintah-yang.html