You are on page 1of 3

Pengangkutan Oksigen oleh Darah

Salah satu fungsi darah adalah mengangkut oksigen. Darah sebagai pengangkut oksigen
harus mampu mengikat dan melepaskan oksigen dalam jumlah yang cukup mudah. Tugas untuk
mengikat oksigen ini dilakukan oleh pigmen darah yang disebut juga pigmen pernapasan.
Contoh pigman darah akan diwakili oleh hemoglobin.
Hemoglobin mempunyai kemampuan untuk berkombinasi dengan oksigen secara
reversible dengan mudah, artinya hemoglobin mudah mengikat dan juga mudah melepaskan
oksigen. Kemampuan hemoglobin yang seperti ini disebut afinitas oksigen hemoglobin.
(Soewolo, 2000: 105)
Jumlah oksigen yang terikat pada hemoglobin dapat bervariasi tergantung pada tekanan
parsial oksigen (PO2). Bila semua kelompok heme pada hemoglobin berkombinasi dengan
molekul oksigen, maka dikatakan bahwa darah 100% jenuh dengan oksigen. Dalam keadaan
jenuh ini, kandungan oksigen darah sama dengan kapasitas oksigennya.
Kapasitas oksigen berbanding lurus dengan jumlah hemoglobin atau pigmen lain dalam
darah atau sel-sel darah. Jumlah oksigen yang terikat dalam pigmen pernapasan sangat
tergantung pada tekanan parsial oksigen tempat pigmen berada. Pada PO 2 yang rendah, pigmen
respiratori hanya mengikat sedikit oksigen, sedangkan pada PO2 yang tinggi dapat mengikat
banyak O2. Jumlah oksigen yang terikat dalam pigmen pernapasan pada tekanan parsial oksigen
tertentu ini merupakan persen kejenuhan, yang menunjukkan kandungan oksigen sebagai suatu
presentase kapasitas.
Afinitas oksigen hemoglobin bersifat labil dan tergantung pada kondisi di dalam darah.
Afinitas oksigaen akan turun oleh beberapa faktor antara lain:
1. Peningkatan PCO2
2. Temperature
3. Turunnya pH

Istilah efek Bohr atau pergeseran Bohr digunakan menjelaskan pengaruh pH terhadap
afinitas oksigen hemoglobin. Peningkatan H+ (penurunan pH) menyebabkan suatu reduksi
afinitas oksigen hemoglobin. Kondisi semacam ini penting dalam fungsi pigmen transport
oksigen. Dalam kapiler jaringan yang aktif, PCO2 tinggi sehingga darah menjadi sangat asam.
Dalam keadaan demikian afinitas pigmen terhadap oksigen turun, memungkinkan hemoglobin
melepaskan oksigennya dan mengmbil karbondioksida untuk dibawa melalui sirkulasi ke paru-
paru. Di paru-paru dengan PO2 yang tinggi hemoglobin melepas karbondioksidanya dan
mengikat oksigen untuk didistribusikan ke seluruh tubuh. Akibat afinitas pigmen terhadap
oksigen turun (karena turunnya pH), makauntuk menjenuhkan kembali tentu diperlukan tekanan
parsial oksigen yang lebih tinggi, sehingga terjadi keseimbangan.

Pengankutan Karbondioksida oleh Darah

Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar tubuh umumnya berlangsung menurut reaksi
kimia berikut:
C02 + H20 → (karbonat anhidrase) H2CO3
Tiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi pH darah
menjadi 4,5 karena terbentuknya asam karbonat.
Pengangkutan CO2 oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 Cara yakni sebagai berikut
(Isharmanto,2010).
1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim
anhidrase (7% dari seluruh CO2).
2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23% dari
seluruh CO2).
3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO 3) melalui proses berantai
pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Reaksinya adalah sebagai berikut.
CO2 + H2O → H2CO3 → H+ + HCO3-
Gangguan terhadap pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan munculnya gejala asidosis karena
turunnya kadar basa dalam darah. Hal tersebut dapat disebabkan karena keadaan Pneumoni. Sebaliknya
apabila terjadi akumulasi garam basa dalam darah maka muncul gejala alkalosis.

You might also like