You are on page 1of 2

Ampas Tahu Hasilkan Biogas Lebih Baik

Jumat, 2 Januari 2009 | 01:15 WIB

Semarang, KOMPAS – Ampas tahu dan sampah rumah tangga dapat


menghasilkan biogas dengan kuantitas dan kualitas lebih baik daripada kotoran
ternak. Selain lebih mudah didapat, ampas tahu dan sampah rumah tangga lebih
dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan biogas.

Pengajar Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas


Diponegoro, Semarang, Sutaryo, menyebutkan hal tersebut di Kota Semarang,
Jawa Tengah, Rabu (31/12). ”Komposisi nutrisi kedua limbah itu lebih baik
karena mengandung protein dan lemak lebih tinggi daripada kotoran ternak.
Selain itu, jumlah gas yang dihasilkan lebih besar,” katanya.

Secara kuantitas, hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutaryo dan tim
menyebutkan biogas dari limbah organik menghasilkan lebih banyak biogas.
Sebagai gambaran, 15,3 liter larutan feses sapi perah yang dimasukkan dalam
digester (tempat untuk mencerna biogas) setiap harinya dapat menghasilkan 124,9
liter biogas. Adapun 2,4 liter larutan ampas tahu yang dimasukkan dalam digester
per hari dapat menghasilkan 381,82 liter biogas.

Sampah rumah tangga juga demikian. Dari 4,2 liter larutan limbah dapat
menghasilkan 420,01 liter biogas. Dengan jumlah larutan lebih sedikit, biogas
yang dihasilkan ampas tahu dan limbah organik hasilnya lebih besar.

Namun, Sutaryo juga menjelaskan, sebelum penggunaan ampas tahu dan limbah
organik, kotoran hewan tetap dibutuhkan, terutama sebagai pemicu awal.

Pembuatan biogas sangat sederhana. Ampas tahu diayak dan dipisahkan dari
cetakannya untuk kemudian air limbahnya dimasukkan ke dalam bak
penampungan. Air limbah disaring beberapa kali hingga menghasilkan biogas
yang kemudian dialirkan ke kompor.(ADO/Yon Daryono) dari Liputan6.com

Namun, Sutaryo juga menjelaskan, sebelum penggunaan ampas tahu dan limbah
organik, kotoran hewan tetap dibutuhkan, terutama sebagai pemicu awal.
dari kompasCetak

Kepala Seksi Pengembangan Teknologi dan Pengusahaan Minyak dan Gas Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng Agus Sugiharto
mengatakan, Dinas ESDM membuka peluang bagi setiap masyarakat yang ingin
mengembangkan biogas di wilayah Jateng tetapi tidak mampu.

Guna mengembangkan potensi biogas, Pemerintah Provinsi Jateng memulai


dengan memberi stimulan tahun 2009 berupa demplot biogas di tiga kabupaten
sentra peternakan, yaitu di Sragen, Boyolali, dan Blora. (UTI)

You might also like