You are on page 1of 5

Basic Life Support (BLS) dan Advance Life Support (ALS)

Oleh Puspa Utami Putri, 0806334262

A. Basic life support


BLS atau yang dalam bahasa Indonesiamya disebut sebagai bantuan hidup dasar, adalah hal-
hal apapun (tindakan pertolongan pertama) yang dilakukan untuk memulihkan kembali
seseorang yang mengalami henti nafas.
Jika menemukan seseorang (selanjutnya disebut penderita) dalam keadaan tidak sadar,
lakukan hal berikut ini:
 Perhatikan keadaan sekitar. Perhatikan dahulu keselamatan diri anda sebelum menolong
orang lain.
 Periksa apakah penderita tersebut sadar atau tidak. Lakukan dengan mengguncangkan
tubuhnya atau panggil dengan nama sapaan.
 Mintalah bantuan
Jika penderita tidak responsive atau tidak sadar, lakukan ABC, yaitu :   
1. A, Airway. Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan napas. Ini meliputi
pemeriksaan adanya sumbatan jalan napas yang dapat disebabkan benda asing, fraktur
tulang wajah, fraktur rahang bawah atau rahang atas, fraktur batang tenggorok. Usaha
untuk membebaskan airway harus melindungi tulang leher. Dalam hal ini dapat dilakukan
chin lift atau jaw thrust. Pada penderita yang dapat berbicara, dapat dianggap jalan napas
bersih, walaupun demikian penilaian ulang terhadap airway harus tetap dilakukan.
2. B, Breathing. Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik. Pertukaran
gas yang terjadi pada saat bernapas mutlak untuk pertukaran oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida dari tubuh. Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru,
dinding dada, dan diafragma. Setiap komponen ini harus dievaluasi dengan cepat. Periksa
breathing dengan cara Lihat, Dengar, dan Rasakan. Lihat apakah penderita bernafas atau
tidak. Dengar, bunyi nafasnya, dan rasakan nafasnya.
Jika penderita bernapas :
 Jika pernapasannya optimal dengan frekuensi normal, tempatkan penderita
pada posisi pemulihan.
 Jika pernapasannya tidak optimal dan frekuensinya lebih cepat atau lebih
lambat dari normal, lakukan tiupan napas dengan 1 tiupan setiap 5 detik.
 Periksa denyut nadi pada daerah samping leher, tiap 30 sampai 60 detik.
Jika penderita tidak bernapas :
 Lakukan pernapasan dari mulut ke mulut (mouth to mouth) atau dari mulut ke hidung
(mouth to nose), dengan tiupan napas perlahan. Lakukan 2 detik per tiupan napas.
 Periksa C (Circulation), dengan cek denyut nadi
3. C, Circulation. Periksa sirkulasi darah penderita dengan cara mengecek denyut
nadi.

Jika denyut nadi penderita teraba, tetapi penderita tidak bernafas maka berikan kembali
bantuan pernafasan. Sedangkan apabila penderita tidak teraba denyut nadinya lakukan Resusitasi
Jantung Paru (RJP).

B. Advance life support (ALS)


Advance life support atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama bantuan hidup lanjut
adalah tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan pernafasan dan detak jantung. Bantuan
hidup lanjut ini biasanya digunakan pada klien yang tidak dapat mempertahankan pernafasan dan
detak jantungnya, misalnya pada klien koma atau dalam keadaan akhir hidupnya dan pada klien
dengan operasi berbahaya yang dapat mengancam nyawa.
Tehnik pendukung yang digunakan dalam bantuan hidup lanjut antara lain penggunaan infus
dan obat-obatan intravena, EKG, pemberian obat untuk memperbaiki irama jantung yang tidak
teratur atau dengan kejut jantung ataupun keduanya, pemberian terapi oksigen .
1 . Obat dan penggunaan infus
Obat dan infus ini diberikan kepada klien dengan segera, tanpa perlu menunggu hasil
EKG. Obat-obatan yang biasanya digunakan antara lain:
a. Adrenalin
Pertama yang diberikan adalah adrenalin 0,5-1,0 mg IV untuk dewasa dan 10 mcg/kg
pada anak-anak. Cara pemberian yaitu melalui IV ataupun intratrakeal lewat pipa trakeal
(1 ml adrenalin 10/00 diencerkan dengan 9 ml akuades steril, bukan NaCl) atau apabila
keduanya tidak mungkin, gunakan intrakardiak (hanya oleh tenaga medis yang sudah
terlatih). Ulangi pemberian tiap 5 menit dengan dosis sama hingga timbul denyut jantung
spontan. Pada saat denyut jantung spontan timbul, biasanya frekuensi jantung dan
amplitudonya menjadi tidak teratur atau biasa disebut ventrikel fibrillation. Namun irama
jantung akan segera kembali normal seperti semula. Adrenalin ini digunakan pada ALS
karena dapat meningkatkan sensitivitas otot jantung yang diperlukan untuk tehnik kejut
jantung nantinya.
b. Natrium Bikarbonat
Natrium bikarbonat digunakan untuk mengatasi masalah asidosis metabolic pada
klien. Sebagai dosis awal, klien diberikan natrium metabolic sebanyak 1 mEq/kg melalui
IV, kemudian dapat diulangi tiap 10 menit dengan dosis 0.5 mEq/kg sampai timbul
denyut jantung spontan.
2. EKG
EKG dipasang untuk memantau irama jantung, amplitudo dan frekuensi jantung.
Sehingga apabila terdapat perubahan pada jantung, tim medis dapat segera mengambil
tindakan. EKG dipasang setelah klien mengalami henti jantung yang sudah tertangani.
Namun perlu dipantau karena ada kemungkinan mengalami henti jantung kembali.

3. Obat perbaikan irama jantung atau kejut jantung


Obat perbaikan irama jantung atau dan kejut jantung digunakan untuk klien yang telah
mengalami henti jantung tapi suadah tertangani akan tetapi irama jantungnya belum stabil.
4. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen dilakukan untuk mempertahankan pernafasan klien.

Table :

Klien mengalami henti jantung

BLS

Jantung tidak berdetak jantung kembali berdetak

RJP stabil atau tidak?

Shockable rhythm ? stabil tidak stabil

tidak ada pertahankan dan berikan terapi kejut listrik


tindakan yang sesuai misalnya
RJP EKG, Infus, O2 pasang EKG, infus, O2 stabil
Referensi:
Nurrachman , E. (1999). Buku Saku Keperawatan Bedah. Jakarta: EGC
Lebednik, Christine. 2009. Basic Life Support Vs. Advance Life Support.
http://www.ehow.com /about_5616772_basic-vs_-advanced-life-support.html. Diunduh 18
November 2010, pukul 20.30.
http://www.docstoc.com/docs/8058326/Resusitasi-Jantung-Paru-dan-Otak

You might also like