You are on page 1of 19

PENDAHULUAN

Kematian ibu, bayi dan balita merupakan salah satu parameter derajat kesehatan
suatu negara. MDGs dalam goals 4 dan 5 mengamanatkan bahwa angka
kematian balita harus mampu diturunkan menjadi 2/3 dan kematian ibu turun ¾
pada tahun 2015. Sehingga di tahun 2015 angka kematian bayi menjadi 17/1000
kelahiran hidup (KH), balita menjadi 23/1000 KH serta angka kematian ibu
diharapkan turun menjadi 125/100.000 KH. Tentunya tidaklah mudah untuk
mencapai angka-angka tersebut, mengingat banyak faktor lain yang turut
berpengaruh. SDKI 2002-2003, angka kematian bayi dan balita adalah 35/1000
KH dan 46/1000 KH (tidak termasuk Aceh, Maluku Utara, Maluku, Irian Jaya
Barat dan Papua). Angka-angka tersebut sangat bervariasi antar provinsi,
tertinggi Nusa Tenggara Barat 103/1000 KH dan terendah Bali 19/1000 KH (SDKI
2002-2003), sementara angka kematian ibu 307/100.000 KH.

Bank Dunia tahun 1993 melaporkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
adalah intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita
yang disebabkan oleh Infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak, malaria,
kurang gizi, yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut. MTBS
yang diperkenalkan WHO dan UNICEF di Indonesia pada tahun 1997, diterapkan
Depkes setelah melalui proses adaptasi bersama UKK IDAI.

Sebagaimana diketahui dalam penerapan MTBS, tenaga kesehatan dibekali cara


untuk mengenali secara dini dan cepat semua gejala anak sakit, sehingga dapat
ditentukan apakah anak sakit ringan, berat dan perlu segera dirujuk. Jika
penyakitnya tidak parah, bidan/perawat dapat memberi pengobatan/tindakan
sesuai pedoman MTBS. Dalam modul MTBS, juga diuraikan isi dan cara
konseling bagi ibu atau pengasuh anak.

Dalam kurung tahun 2007-2008, Departemen Kesehatan RI bekerjasama dengan


UKK IDAI yang terkait, Health Services Program (HSP USAID), WHO serta GTZ
melaksanakan serangkaian kegiatan untuk meng-up date modul MTBS tersebut.
Hal ini didasarkan pada evidence and recomendations for further adaptations
dalam technical updates of the guidelines on integrated Management of
Childhood Illness yang diterbitkan WHO tahun 2005 serta adanya perubahan
kebijakan pada beberapa program terkait dan perkembangan protokol UKK IDAI
tentang talaksana penyakit untuk MTBS.

Perubahan dalam tatalaksana MTBS untuk umur 2 bulan sampai 5 tahun secara
singkat dapat dirangkum yakni perubahan jenis dan antibiotika pada tatalaksana
pneumonia, penggunaan tablet Zinc dan oralit asmolaritas rendah pada diare,
tatalaksana malaria, penentuan status gizi dengan berat badan menurut
tinggi/panjang badan antara anak laki-laki dan perempuan, penggunaan
Albendazole sebagai obat anti kecacingan, tatalaksana masalah gizi dan anemia
dan perubahan jadual imunisasi. Sedangkan anak umur kurang dari 2 bulan,
algoritma MTBS disederhanakan menjadi 4 gejala utama yaitu kemungkinan
penyakit sangat berat atau infeksi bakteri, diare, ikterus dan kemungkinan berat
badan rendah dan/atau masalah pemberian ASI.

1 MTBS – MODUL 1 – 2008


Tuberkulosis (TBC) pada balita yang dimasukkan kedalam pedoman ini adalah
yang berbentuk manifestasi berat TBC seperti meningitis, yang diklasifikasikan
sebagai Penyakit Sangat Berat atau Penyakit Berat Dengan Demam dan perlu
dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut serta pengobatan.

Disamping itu diajarkan pula cara menemukan secara dini seorang balita yang
kemungkinan menderita TBC yang bukan dalam klasifikasi berat.

Dalam perkembangannya, pedoman ini diperluas sehingga mencakup


Manajemen Terpadu Bayi Muda umur kurang dari 2 bulan, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit. Penanganan bayi muda umur kurang dari 2
bulan, diutamakan pelaksanaannya oleh bidan di desa pada saat kunjungan
neonatal.

Meskipun AIDS tidak tercantum secara khusus, namun pedoman ini juga
menangani alasan paling sering anak dengan infeksi HIV/AIDS datang berobat,
yaitu: diare dan infeksi saluran pernapasan. Bila anak tersangka HIV menderita
penyakit yang termasuk dalam MTBS, maka anak ini dapat diobati seperti anak
lainnya, yaitu sebagai kunjungan pertama. Bila setelah diobati sesuai pedoman
MTBS ternyata anak tidak ada perbaikan atau anak menjadi gizi buruk atau
berobat berulang-ulang, maka ia akan dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan
lebih lanjut bagi anak-anak yang menderita HIV/AIDS.

Penerapan MTBS akan efektif jika ibu/keluarga segera membawa balita sakit ke
petugas kesehatan yang terlatih serta mendapatkan pengobatan yang tepat. Jika
ibu/keluarga tidak membawa anaknya ke fasilitas kesehatan sampai sakitnya
menjadi parah atau membawa anak berobat ke petugas kesehatan yang tidak
terlatih, mungkin anak tersebut akan meninggal karena penyakitnya. Oleh karena
itu, pesan mengenai kapan ibu perlu mencari pertolongan bila anak sakit
merupakan bagian yang penting dalam MTBS.

PROSES MANAJEMEN KASUS

Proses manajemen kasus disajikan dalam suatu bagan yang memperlihatkan


urutan langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya.
Bagan tersebut menjelaskan langkah-langkah berikut ini:

• MENILAI DAN MEMBUAT KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN – 5


TAHUN.
• MENENTUKAN TINDAKAN dan MEMBERI PENGOBATAN
• MEMBERI KONSELING BAGI IBU
• MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN
• MEMBERI PELAYANAN TINDAK LANJUT

“Menilai anak” berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan


pemeriksaan fisik.

MTBS – MODUL 1 – 2008 2


“Membuat klasifikasi” berarti membuat sebuah keputusan mengenai kemungkinan
penyakit atau masalah serta tingkat keparahannya. Saudara akan memilih suatu
kategori atau klasifikasi untuk setiap gejala utama yang berhubungan dengan
berat ringannya penyakit. Klasifikasi merupakan suatu kategori untuk menentukan
tindakan, bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit.

Bagan MTBS merekomendasikan tindakan yang tepat untuk setiap klasifikasi.


“Menentukan Tindakan dan Memberi Pengobatan” berarti menentukan tindakan
dan memberi pengobatan di fasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi,
memberi obat untuk diminum di rumah dan juga mengajari ibu tentang cara
memberikan obat serta tindakan lain yang harus dilakukan di rumah.

“Memberi konseling bagi ibu” juga termasuk menilai cara pemberian makan anak,
memberi anjuran pemberian makan yang baik untuk anak serta kapan harus
membawa anaknya kembali ke fasilitas kesehatan.

“Manajemen Terpadu Bayi Muda” meliputi: menilai dan membuat klasifikasi,


menentukan tindakan dan memberi pengobatan, konseling dan tindak lanjut pada
bayi umur kurang dari 2 bulan baik sehat maupun sakit. Pada prinsipnya,
proses manajemen kasus pada bayi muda umur kurang dari 2 bulan tidak
berbeda dengan anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun.

“Memberi Pelayanan Tindak lanjut” berarti menentukan tindakan dan pengobatan


pada saat anak datang untuk kunjungan ulang.

Dalam pelatihan ini saudara dilatih tentang cara menggunakan bagan dan
melakukan praktek klinis penanganan balita sakit maupun bayi muda sehat dan
sakit.

TUJUAN PELATIHAN

Pelatihan ini bertujuan untuk mengajarkan proses manajemen kasus kepada


perawat, bidan, dokter dan tenaga kesehatan lain yang menangani balita sakit
dan bayi muda di fasilitas pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas,
Puskesmas pembantu, Pondok bersalin, Klinik, Balai Pengobatan maupun
melalui kunjungan rumah.

Saudara akan belajar cara menangani balita sakit dan bayi muda menurut bagan,
termasuk :

• Menilai tanda-tanda dan gejala penyakit, status imunisasi, status gizi dan
pemberian vitamin A.

• Membuat Klasifikasi.

3 MTBS – MODUL 1 – 2008


• Menentukan tindakan sesuai dengan klasifikasi anak dan memutuskan
apakah seorang anak perlu dirujuk.

• Memberi pengobatan pra rujukan yang penting, seperti dosis pertama


antibiotik, vitamin A, dan perawatan anak untuk mencegah turunnya gula
darah dengan pemberian air gula, resomal, hangatkan anak untuk
mencegah hipotermia serta merujuk anak.

• Melakukan tindakan di fasilitas kesehatan (kuratif dan preventif) seperti


pemberian oralit, tablet Zinc, vitamin A dan imunisasi.

• Mengajari ibu cara memberi obat di rumah (seperti antibiotik oral atau obat
antimalaria) dan asuhan dasar bayi muda.

• Memberi konseling kepada ibu mengenai pemberian makan pada anak


termasuk pemberian ASI dan kapan harus kembali ke fasilitas kesehatan.

• Melakukan penilaian ulang dan memberi perawatan yang tepat pada saat
anak datang kembali untuk pelayanan tindak lanjut.

METODE DAN MATERI PELATIHAN

Disamping buku bagan, saudara akan menerima 1 set modul yang menjelaskan
setiap langkah MTBS. Modul-modul tersebut adalah:

Modul 1 : Pengantar.
Modul 2 : Penilaian dan Klasifikasi Anak Sakit Umur 2 Bulan – 5 Tahun.
Modul 3 : Menentukan Tindakan dan Memberi Pengobatan.
Modul 4 : Konseling bagi Ibu.
Modul 5 : Manajemen Terpadu Bayi Muda Umur kurang dari 2 Bulan.
Modul 6 : Tindak Lanjut.
Modul 7 : Pedoman Penerapan MTBS di Puskesmas.

Di dalam modul-modul tersebut terdapat latihan-latihan yang akan membantu


saudara mempelajari langkah-langkah manajemen terpadu pada anak. Sebagian
besar latihan berupa informasi klinis yang menjelaskan anak sakit disertai
pertanyaan-pertanyaan. Beberapa latihan menggunakan foto-foto dan video.
Saudara dapat menyelesaikan sebuah modul dengan cara membaca dan
mengerjakan latihan-latihan.

Mulai hari kedua pelatihan, setiap pagi sampai tengah hari, saudara akan
mengunjungi Rumah Sakit dan Puskesmas untuk mempraktekkan pendekatan
MTBS. Pada praktek klinis ini saudara akan menilai, membuat klasifikasi dan
menangani balita sakit dan bayi muda termasuk mengajari ibu cara merawat

MTBS – MODUL 1 – 2008 4


anaknya di rumah. Saudara dapat mengajukan pertanyaan dan memperoleh
bimbingan apabila menemui kesulitan.
Pada akhir pelatihan, peserta memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam
menangani balita sakit dan bayi muda sesuai proses MTBS sehingga mampu
menerapkannya di tempat kerja masing-masing.

Setiap fasilitator akan membimbing saudara melalui berbagai kegiatan dan latihan
yang terdapat dalam modul, memimpin diskusi kelompok dan memeriksa
pekerjaan saudara (umpan balik perorangan). Selama praktek klinis, saudara
akan dibimbing oleh fasilitator. Saudara dianjurkan mendiskusikan setiap
pertanyaan atau masalah dengan fasilitator.

CARA MEMILIH BAGAN MANAJEMEN KASUS SECARA TEPAT.

Hampir semua fasilitas kesehatan mempunyai prosedur untuk pendaftaran dan


penentuan apakah anak datang karena sakit atau alasan lain, misalnya
kunjungan anak sehat, kunjungan imunisasi atau kunjungan untuk perawatan
cedera akibat kecelakaan.

Jika seorang ibu datang kepada saudara membawa anaknya yang sakit
(disebabkan oleh suatu penyakit, bukan trauma), atau saudara melakukan
kunjungan rumah, maka saudara perlu mengetahui umur anak agar dapat
memilih bagan yang tepat dan memulai proses penilaian.

Pencatatan identitas anak sakit tergantung pada prosedur pendaftaran pasien di


tempat saudara bekerja. Nama anak, umur dan informasi lainnya seperti alamat
mungkin sudah dicatat sebelumnya. Jika belum, saudara bisa memulai dengan
menanyakan nama dan umur anak.

Tentukan anak termasuk kelompok umur yang mana:


• Umur 2 bulan sampai 5 tahun.
• Umur kurang dari 2 bulan.

Apabila anak berumur 2 bulan sampai 5 tahun, pilih bagan “PENILAIAN DAN
KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN”.
Sampai 5 tahun berarti anak belum mencapai ulang tahunnya yang kelima.
Jadi yang termasuk kelompok umur ini adalah balita sampai umur 4 tahun 11
bulan, tidak termasuk anak yang sudah berumur 5 tahun. Bagan dipakai hanya
untuk anak yang sakit.

Seorang anak yang berumur 2 bulan akan masuk dalam kelompok umur 2 bulan
sampai 5 tahun, dan bukan dalam kelompok kurang dari 2 bulan.

Apabila anak belum genap berumur 2 bulan, maka ia tergolong bayi muda.
Gunakan bagan “PENILAIAN, KLASIFIKASI DAN PENGOBATAN BAYI MUDA
UMUR KURANG DARI 2 BULAN”.
Khusus mengenai bayi muda, bagan berlaku untuk bayi muda sakit maupun
sehat.
5 MTBS – MODUL 1 – 2008
DAFTAR ISTILAH

MTBS – MODUL 1 – 2008 6


DAFTAR ISTILAH

ACT : Artemisinin combination Therapy – Kombinasi obat anti malaria yang


terdiri dari Artesunate dan Amodiakuin.

Abses : Rongga (yang tadinya tidak ada) yang berisi nanah.

Abses steril : Abses yang tidak mengandung bakteri.

Absorpsi : Serapan. Daya jaringan untuk menyerap benda-benda lain dari luar.
Contoh : ASI mudah diabsorpsi oleh usus ender tur susu sapi.

Adekuat : Selaras, berimbang.

AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome, disebabkan oleh infeksi HIV.


AIDS merupakan fase akut dan paling berat dari infeksi HIV. Sistim
kekebalan bekerja sangat buruk dan penderita dapat mempunyai
berbagai gejala dan penyakit (diare, demam, kurang gizi,
pneumonia).

Aksilar : Daerah ketiak.

Alergi : Masalah-masalah seperti bersin, ruam, eksim atau kesulitan napas


yang terdapat pada orang tertentu pada saat benda-benda spesifik
tersebut dihirup, dimakan, disuntikkan atau disentuh.

Amubiasis : Disentri amuba, yaitu disentri yang disebabkan oleh Entamuba


histolitika.

Anamnesis : Wawancara kepada orang tua/pengantar anak tentang riwayat


penyakit.

Anensefalus : Bayi yang dilahirkan tanpa terbentuknya kepala, atau kepala tidak
terbentuk sempurna

Anti folat : Obat yang bekerja melawan folat. Kotrimoksazol (trimetoprim-


sulfametoksazol) dan antimalaria sulfadoksin merupakan obat anti
folat.

Anti muntah : Obat untuk menahan muntah.

Anti
ender tu : Obat yang meredakan kekejangan.

Antibiotik Antibiotik yang digunakan sesuai dengan klasifikasi penyakitnya.


yang sesuai : Sebagai contoh antibiotik yang sesuai untuk pneumonia, infeksi
telinga akut, penyakit sangat berat adalah kotrimoksazol.

7 MTBS – MODUL 1 – 2008


Aquadest : Air yang sudah disuling. Air ini biasa digunakan untuk melarutkan
obat yang akan disuntikkan.

Areola mamae Lingkaran berwarna hitam disekitar puting susu.

Asam lemak Lemak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mata dan otak bayi.
esensial : Asam lemak ini tidak ada pada susu sapi atau sebagian besar susu
formula.

Asfiksia : Keadaan dimana bayi mengalami sesak napas (terganggu


pernapasannya) sesaat setelah bayi tersebut dilahirkan.

ASI eksklusif : Bayi hanya mendapat ASI saja, tidak ada tambahan makanan, air
atau cairan lain.

Aspirasi : Menghirup cairan (cairan yang masuk ke jalan napas).

Atresia ani : Tidak adanya lubang anus.

Bagan : Skema.

Balita : Bawah Lima Tahun, yaitu anak umur 0 sampai 5 tahun (tidak
termasuk umur 5 tahun).

BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah; yaitu berat badan yang rendah pada saat
lahir, end terjadi oleh karena proses pertumbuhan di dalam
kandungan yang jelek atau bayi lahir belum cukup umur. Berat lahir
kurang dari 2500 gram dikatakan BBLR.

Bayi muda : Yang dimaksud bayi muda pada pelatihan ini adalah bayi umur
kurang dari 2 bulan.

Bintik/bercak Bintik /bercak yang terjadi pada mulut bagian dalam pipi selama
Koplik : stadium awal dari Campak. Bintik/ bercak tersebut kecil, tidak teratur,
berwarna merah terang dengan putih ditengah. Bintik ini tidak
berpengaruh terhadap makan dan minum sehingga tidak memerlukan
pengobatan.

Bronkho Obat yang berfungsi melebarkan ender t yang menyempit, supaya


dilator : udara dapat keluar masuk dengan ender.

Cacing Cacing kecil yang dapat hidup sebagai parasit pada usus manusia
cambuk : dan mengisap darah. Darah yang hilang ini dapat menyebabkan
anemia dan diare.

Cacing Cacing kecil yang dapat hidup sebagai parasit pada usus manusia dan
tambang : mengisap darah. Kehilangan darah ini end menyebabkan anemia.

MTBS – MODUL 1 – 2008 8


Campak : Penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang mengakibatkan
suhu badan meningkat, timbul ruam (bintik-bintik merah) yang
menyeluruh disertai peradangan selaput ender dengan manifestasi
batuk, pilek, mata merah.

Cek Mengajukan pertanyaan untuk mengetahui apakah seseorang sudah


pemahaman : mengerti dengan apa yang telah dijelaskan.

Defisiensi : Kekurangan. Misalnya: defisiensi vitamin A adalah keadaan dimana


tubuh kekurangan vitamin A.

Dehidrasi : Hilangnya sebagian/sejumlah air dan garam dari tubuh.

Demam : Yang dimaksud dalam pelatihan ini adalah riwayat demam, teraba
panas, ender ture aksilar 37.5°C atau lebih.

Dengue : Dengue adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh virus dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan dapat sangat
berbahaya, terutama apabila sudah menjadi Demam Berdarah
Dengue yang membutuhkan pengobatan/ tindakan segera.

Disentri : Penyakit radang selaput lendir usus besar dengan gejala utama
berupa berak bercampur darah. Kuman penyebab disentri tersering
adalah Shigela.

Disproporsi
kepala Ketidak seimbangan antara besarnya kepala dengan luas panggul.
panggul :

Distosia
bahu : Persalinan macet karena bahu tidak bisa melewati pintu atas panggul

DPT : Imunisasi untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk rejan) dan
Tetanus. Anak membutuhkan 3 kali suntikan dengan jarak 4 minggu,
dimulai umur 2 bulan.

Edema : Pembengkakan akibat berkumpulnya zat cair yang berlebihan di


jaringan tubuh.

Ekstremitas : Lengan/tangan dan tungkai /kaki.

Ensefalitis : Peradangan pada otak.

Enterokolitis Gangguan/kelainan pada bayi baru lahir yang didapat, terjadi oleh
nekrotikans : karena adanya jejas usus yang serius disertai kelainan pembuluh
darah, selaput ender dan adanya toksis. Gejalanya biasanya tinja
bercampur darah. Keadaan ini harus dirujuk.

9 MTBS – MODUL 1 – 2008


Episode : Kejadian penyakit. Misalnya episode diare: kejadian diare.

Esensial : Penting (sangat dibutuhkan). Sebagai contoh: asam lemak esensial


adalah lemak yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan mata dan
otak bayi. Asam lemak ini tidak ada pada susu sapi atau sebagian
besar susu formula.

Faringitis : Radang pada tenggorokan.

Fleksi : Posisi sendi lutut atau siku yang mengarah ke dalam.

Folat : Asam folat, vitamin yang digunakan dalam pengobatan anemia kurang
gizi.

Fraktur
klavikula : Patah tulang selangka

Gejala : Yang dimaksud pada pelatihan ini adalah masalah kesehatan yang
dilaporkan oleh ibu seperti batuk, diare atau nyeri telinga.

Gejala utama Yang dimaksud pada pelatihan ini adalah gejala yang muncul oleh
karena ditanyakan oleh petugas kesehatan sesuai urutan dalam
MTBS, yaitu misalnya batuk atau sukar bernapas, diare, demam dan
masalah telinga.

Gizi Buruk : Keadaan Kurang Energi Protein (KEP) yang parah, ditandai dengan
keadaan anak tampak kurus dan atau ada edema. Diagnosis Gizi
Buruk ditegakkan setelah diagnosa penyakit yang terdiri dari 3 tipe
yaitu Marasmus, Kwashiorkor dan Marasmus-Kwashiorkor.

Glukosa : Gula yang digunakan dalam larutan oralit atau dalam cairan intravena.

Gula darah
rendah (hipo- Darah yang mengandung gula dibawah nilai normal.
glikemi) :

Hemoglobin : Protein yang berisi zat besi sebagai pembawa oksigen dan
merupakan pembuat sel darah merah.

Higienis : Berbagai usaha untuk menghindari kuman, misalnya dengan


menggunakan alat-alat, cuci tangan, dan lain-lain.

Hipoglikemia : Adalah suatu kondisi, dimana kadar glukosa (gula darah) dibawah
nilai normal atau darah mengandung sedikit glukosa atau gula.

Hipernatremia Kelebihan natrium dalam darah.

MTBS – MODUL 1 – 2008 10


Hipoksia : Keadaan dimana oksigen yang dapat mencapai organ tubuh terlalu
sedikit.

Hipotermia : Temperatur tubuh yang rendah (dibawah 36,5°C temperatur aksilar).


Untuk Indonesia, suhu dibawah 36°C sudah harus dirujuk.

HIV : Human Imunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyebabkan AIDS.

Ikterus : Keadaan dimana bayi tampak berwarna kuning baik kulit, mata
maupun kencingnya.
Imunisasi Imunisasi yang diberikan kepada ibu untuk mencegah tetanus pada
Tetanus anak yang baru dilahirkannya (Tetanus Neonatorum).
Toksoid :

Imunisasi Imunisasi memakai vaksin yang berisi DPT dan Hepatitis B dalam
DPT Combo : satu suntikan

Infeksi lokal : Infeksi yang terjadi hanya khusus pada suatu tempat di bagian tubuh.
Sebagai contoh: infeksi lokal di mata atau di mulut.

Infeksi Infeksi yang terdapat pada payudara biasanya disertai nanah (abses)
payudara : sehingga payudara bengkak, merah dan sakit. Keadaan ini akan
mengganggu ibu untuk menyusui anaknya.

Infeksi Infeksi yang terjadi diseluruh tubuh akibat penjalaran kuman/bakteri


sistemik : melalui pembuluh darah.

Infus
Pemberian cairan melalui vena.
intravena :

Intususepsi : Bagian usus yang sebelah atas masuk ke dalam bagian usus di
bawahnya.

Iris : Selaput pelangi pada mata (melingkari bagian hitam mata).

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut.

Kaku kuduk : Keadaan dimana daerah tengkuk/leher kaku dan sulit digerakkan.
Keadaan ini biasanya terjadi pada penderita meningitis.

Kaya gizi : Mengandung banyak zat gizi yang esensial, seperti hidrat arang,
protein, lemak, vitamin, mineral dan serat.

Kejang : Keadaan kaku dan menegang dari anggota badan, bisa seluruh
badan.

11 MTBS – MODUL 1 – 2008


Kekeruhan Bercak putih pada kornea sehingga tampak keruh, bisa terdapat pada
pada kornea : satu atau kedua mata. Kekeruhan kornea ini sering merupakan tanda
kekurangan vitamin A.

Kelahiran Proses kelahiran yang diakhiri dengan tindakan ekstraksi cunam atau
dengan ekstraksi vakum.
tindakan :

Kelainan
Kelainan fisik atau neurologik yang dibawa sejak lahir.
kongenital :

Kelainan Epilepsi dan penyakit otak dan korda spinalis yang lain yang sedang
neurologis berlangsung. Hal ini tidak termasuk penyakit-penyakit permanen
yang aktif : seperti palsi serebral, polio dan penyakit syaraf yang merupakan
gejala sisa dari kecelakaan.

Keluhan : Keadaan/perasaan tidak enak yang diucapkan.

Kembali Pada pelatihan ini adalah kunjungan ulang (kontrol) dengan segera
segera : tanpa menunggu waktu yang ditentukan.

Keterampilan Keterampilan yang digunakan untuk mengajari dan memberi


komunikasi : konseling kepada ibu, termasuk TANYA DAN DENGAR, PUJI,
NASIHAT DAN CEK PEMAHAMAN.

Klasifikasi : Pilihan kategori dari penyakit dan berat ringannya penyakit


berdasarkan tanda-tanda dan gejala-gejala anak.

Klasifikasi Yang dimaksud pada pelatihan ini adalah penyakit sangat serius
berat : yang memerlukan perhatian segera dan biasanya memerlukan
rujukan atau perawatan inap. Klasifikasi berat ditulis pada lajur
merah muda pada bagan PENILAIAN DAN KLASIFIKASI.

Klinik : Pada pelatihan ini yang dimaksud dengan klinik adalah fasilitas
pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, yaitu unit rawat jalan tingkat
pertama misalnya: Puskesmas.

KMS : Kartu Menuju Sehat. Kartu yang mencatat pertumbuhan dan


perkembangan balita, serta hal-hal penting tentang kesehatan anak.
KMS yang baru dipisahkan antara anak laki-laki dan perempuan.

Komplikasi : Yang dimaksud pada pelatihan ini adalah penyakit yang timbul
kemudian, sebagai akibat penyakit yang terjadi.

Komplikasi Masalah atau infeksi yang terjadi selama atau setelah campak.
campak : Beberapa contoh komplikasi campak adalah diare, pneumonia,
stridor, luka di mulut, infeksi telinga dan infeksi mata. Komplikasi
campak yang jarang dijumpai adalah ensefalitis.

MTBS – MODUL 1 – 2008 12


Konjungtiva : Selaput mata, selaput lendir yang melapisi bagian dalam kelopak
mata.

Kontra Keadaan dimana prosedur atau tindakan atau obat tertentu tidak
indikasi : boleh digunakan.

Konseling : Dalam modul ini berarti menasihati ibu yang mencakup: bertanya,
mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasihat yang relevan,
membantu memecahkan masalah dan mengecek pemahaman.

Kornea : Selaput bening mata.

Kronik : Menahun (lama). Penyakit yang terus menerus. Sebagai contoh:


Infeksi Telinga Kronis.

Kuman
Kuman yang dapat menyebabkan penyakit.
patogen :

Kunjungan Kunjungan pertama untuk episode sakitnya yang sekarang diderita.


pertama :

Kunjungan Kunjungan tindak lanjut. Kunjungan ulang sesuai permintaan petugas


ulang : kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan kembali. Hal ini untuk
mengetahui apakah tindakan/pengobatan yang telah diberikan telah
bekerja dengan baik atau perlu diberi obat pilihan kedua atau bahkan
perlu dirujuk karena keadaan memburuk.

Kwashiorkor : Adalah tipe gizi buruk dengan tanda dan gejala klinis adanya
bengkak minimal pada kedua punggung kaki, tungkai tangan sampai
seluruh tubuh. Disertai tanda rambut warna merah, jarang dan
mudah dicabut. Anak cengeng atau rewel dan ada lesi pada kulit.

Labiognato- Celah pada bibir, gusi dan langit-langit karena kelainan bawaan.
palatoskisis :

Laktosa : Zat gula yang terkandung dalam susu.

Laring : Pangkal tenggorok.

Letargis : Turunnya derajat kesadaran. Anak tampak seperti tertidur tetapi sulit
dibangunkan dan tidak tanggap terhadap lingkungan/ rangsangan.

Lokia : Cairan yang keluar dari jalan lahir.

Makanan
Makanan yang biasanya dimakan oleh anggota keluarga.
keluarga :

13 MTBS – MODUL 1 – 2008


Makanan Makanan padat, semi-padat atau cair yang diberikan pada bayi/anak
pendamping selama masih minum ASI. (PASI tidak termasuk dalam MP-ASI)
ASI (MP-ASI) :

Malaria
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium falsiparum.
falsiparum :

Malaria
Malaria falsiparum yang menyerang otak.
serebral :

Malpresentasi Kelainan bagian terbawah janin di dalam rahim.

Marasmus : Adalah tipe gizi buruk dengan tanda dan gejala klinis tampak sangat
kurus, wajah seperti orang tua, jaringan lemak bawah kulit tidak ada,
tulang iga menonjol, kulit keriput pada pantat seperti memakai celana
baggy (longgar)

Marasmik- Adalah tipe gizi buruk dengan tanda dan gejala klinis gabungan
kwashiorkor ; antara kedua tipe diatas.

Masalah Perbedaan yang ditemukan antara kenyataan yang dimakan anak


pemberian dengan anjuran yang seharusnya dimakan, sesuai umur anak seperti
makan : tertera dalam bagan Konseling Bagi Ibu serta masalah lain misalnya
kesulitan menetek, pemberian minum dengan botol, ibu tidak
memberi makan secara aktif atau selama sakit tidak makan dengan
baik.

Mastoid : Tulang tengkorak di belakang telinga.


Mastoiditis : radang pada mastoid.

Memberi Memberi anak makan dari porsi tersendiri dan menemani selama
makan secara anak makan.
aktif :

Mengisap Pada waktu menyusu, bayi mengisap secara benar yang ditandai
Efektif : dengan isapan yang dalam, lambat, diselingi istirahat.

Menilai : Istilah menilai yang dipergunakan dalam pelatihan ini adalah


mempertimbangkan informasi yang berkaitan dan membuat
pertimbangan keputusan. Sebagai contoh: MENILAI BATUK ATAU
SUKAR BERNAPAS.

Meningitis : Infeksi yang berbahaya dimana cairan spinal dan selaput otak dan
korda spinal terinfeksi.

Mineral Mix : Campuran mikronutrien yang berisi Cu, Zn, Mg, KCl, yang
ditambahkan kedalam oralit untuk anak sangat kurus dengan atau
tanpa edema.

MTBS – MODUL 1 – 2008 14


Minum Minum dengan sangat bernafsu. Biasanya terjadi pada anak yang
dengan lahap: kehausan oleh karena tubuh kekurangan cairan. Anak akan merajuk
kalau tiba-tiba minuman dihentikan.

Muntah Muntahan berwarna coklat gelap atau hitam, dapat merupakan darah
seperti kopi : yang sudah lama. Hal ini sering merupakan tanda dari DBD.

Napas cuping
Pelebaran cuping hidung pada saat bayi muda menarik napas.
hidung :

Nyeri ulu hati: Nyeri pada perut bagian atas dibawah tulang iga yang sering
disebabkan oleh pembengkakan kandung empedu dan hati.

Obat anti Obat untuk menghentikan diare.


diare :

Oralit : Campuran glukosa (gula) dengan garam sesuai dengan formula yang
dianjurkan oleh WHO (dalam gram per liter): khlorid 3,5; trisodium
sitrat dihidrat 2,9 atau sodium bikarbonat 2,5; potasium khlorid 1,5
dan glukosa 20,0.

Parasit : Organisme yang hidup pada organisme lain dan menimbulkan


kerugian.

Paresis : Kelumpuhan otot,

Partus
presipitatus : Adalah persalinan yang berlangsung kurang dari 6 jam

Pemberian Pemberian minum memakai botol dengan dot yang diisap oleh bayi.
minum Pemberian minum dengan cara ini harus dihindari.
dengan botol:

Penilaian Suatu proses untuk menilai dengan cara bertanya kebiasaan


pemberian pemberian makan anak waktu sehat maupun sakit (pertanyaan-
makan : pertanyaan tersebut tertulis di bagan Konseling Bagi Ibu).

Penyakit Pada pelatihan ini berarti penyakit spesifik atau kelompok penyakit
Berat Dengan dalam satu klasifikasi berdasarkan tanda dan gejala yang
Demam : menunjukkan bahwa penyakit tersebut berat/parah disertai demam.

Perdarahan Perdarahan yang terjadi pada tali pusat akibat ikatan yang kurang
tali pusat : kuat

Perineum : Daerah antara vagina dengan anus.

15 MTBS – MODUL 1 – 2008


Persalinan Persalinan yang berlangsung lebih dari 15 jam pada primipara atau
lama : lebih dari 8 jam pada multipara

Persisten : Menetap, masih berlangsung.

Petekie : Bintik-bintik darah yang ada pada kulit. Petekie biasanya menyertai
gejala DBD.

Pipa Pipa yang dimasukkan ke lambung melalui mulut. Pipa orogastrik


orogastrik : dapat digunakan untuk memberikan oralit pada penderita dehidrasi
berat bila pemberian cairan secara intravena tidak tersedia, atau bisa
pula untuk pemberian makan penderita dengan klasifikasi sangat
kurus dan atau edema yang tidak dapat makan.

Plasmodia : Segolongan sel yang didalamnya terdapat beberapa inti sel dikelilingi
oleh protoplasma.

Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu. Pos yang melayani kesehatan balita dan ibu
hamil yang ditangani oleh masyarakat.

Pra-rujukan : Sebelum rujukan ke rumah sakit. Tindakan pra rujukan adalah


tindakan yang diberikan sebelum penderita dirujuk ke rumah sakit.

Prematur : Bayi yang lahir belum saatnya yaitu sebelum usia kehamilan 37
minggu.

Presentasi Bagian terbawah janin terdiri dari 2 bagian tubuh, misalnya bokong-
ganda : kaki atau kepala – tangan

Primipara : Ibu yang baru pertama kali bersalin.

Suatu substansi yang terkandung dalam makanan yang terbuat dari


Protein :
asam amino yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Contoh protein hewani : telur, ikan dan produk laut, ayam, susu,
daging.
Contoh protein nabati : kacang-kacangan, tahu, tempe, jamur.

Pustul : Benjolan kecil merah pada kulit yang berisi nanah.

Rehidrasi : Pemberian cairan kembali. Misalnya pada penderita diare dengan


dehidrasi ringan/sedang diberi larutan oralit.

Resomal : Singkatan dari Rehydration Solution for Malnutrition, adalah cairan


rehidrasi untuk anak gizi buruk. Cairan ini dibuat dengan
menambahkan gula, larutan elektrolit atau “Mineral Mix” kedalam
oralit, sehingga menambah kalium dan mengurangi natrium untuk
mencegah terjadinya payah jantung karena overload. Sedangkan
penambahan gula ditujukan untuk menambah kalori.

MTBS – MODUL 1 – 2008 16


RDT : Rapid Diagnostic Test – alat untuk mendiagnosa secara cepat jenis
malaria.

RLG : Cairan infus untuk penderita sangat kurus dan atau edema berupa
campuran larutan RL dan Glukosa 5% sama banyak.

Rumah Sakit : Fasilitas pelayanan kesehatan dengan rawat inap yang dilengkapi
dengan peralatan dan tenaga yang ahli dalam perawatan anak.

Sediaan darah Sediaan darah tepi yang diambil dan diteteskan pada gelas obyek
malaria : untuk melihat dapat melihat parasit malaria.

Sepsis : Respons sistemik terhadap infeksi. Sepsis dapat mengakibatkan syok


sehingga penderita sepsis harus dirawat inap dan perlu antibiotik.

Septikemia : Infeksi pada darah. Pada pelatihan ini juga disebut sepsis.

Sistem Sistem yang membantu tubuh menjadi tahan terhadap penyakit


kekebalan : dengan cara memproduksi sel khusus untuk melawan penyakit
(antibody).

Status gizi : Adalah keadaan gizi yang dinilai dengan pengukuran antropometri
Berat Badan (BB) dibandingkan dengan Panjang atau Tinggi Badan
anak, menggunakan grafik WHO 2005.

Status Perbandingan dari seorang anak setelah diimunisasi dengan jadwal


imunisasi : imunisasi sesuai umur yang dianjurkan. Status imunisasi
menggambarkan apakah anak telah menerima semua imunisasi
sesuai imunisasi yang dianjurkan pada umurnya atau belum.

Stridor : Bunyi yang kasar terdengar pada saat anak menarik napas.

Suara Lembut, terdengar pendek-pendek pada saat bayi muda tersebut


merintih menghembuskan napas. Suara merintih terdapat pada bayi dengan
kesulitan napas.

Sumbu : Yang dimaksud pada pelatihan ini adalah gulungan kertas lunak/ kain
lunak yang meruncing di bagian ujungnya sehingga bisa untuk
membersihkan cairan/nanah di telinga

Suntikan Suntikan yang dimasukkan kedalam otot, pada anak-anak biasanya


intramuskular pada otot paha.

Suntikan Pemberian suntikan melalui vena.


intravena :

Suplemen : Sesuatu yang ditambahkan untuk melengkapi. Misalnya pemberian


suplemen vitamin A pada anak balita.

17 MTBS – MODUL 1 – 2008


Susu formula: Formulasi dari susu sapi atau kedelai yang telah diolah sedemikian
rupa sehingga kemudian dikemas dan dapat digunakan sebagai
pengganti ASI.

Syok : Keadaan yang berbahaya dengan keadaan umum yang sangat


lemah, letargis atau tidak sadar, ekstremitas dingin dan nadi lemah
dan cepat.

Tanda : Bukti fisik dari masalah kesehatan yang ada berdasarkan


pengamatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dengan
melihat, mendengar dan meraba. Contoh: napas cepat, tarikan
dinding dada ke dalam, mata cekung, kaku kuduk, nanah keluar dari
telinga dan sebagainya.

Tarikan Tarikan dinding dada yang dalam dan mudah untuk dilihat. Pada bayi
dinding dada muda, tarikan dinding dada yang ringan adalah normal tetapi tarikan
ke dalam dinding dada yang kuat merupakan tanda dari penyakit serius.
yang sangat
kuat :

Tarikan
Dinding dada bawah (tulang rusuk bawah) yang masuk ke dalam
dinding dada
pada saat anak menarik napas.
ke dalam :

Tarikan
interkostal
(retraksi Tarikan ke dalam yang terjadi pada otot-otot diantara 2 tulang rusuk.
interkostal) :

Temperatur
Temperatur yang diukur di ketiak.
aksilar :

Terpadu : Menjadi satu.

Tetanus
Tetanus yang terjadi pada bayi neonatus (dibawah umur 28 hari).
neonatorum :

Thrush : Bercak putih pada mulut dan lidah yang disebabkan oleh infeksi
jamur.

Timer : Suatu alat yang biasa digunakan oleh program ISPA untuk
menunjukkan waktu untuk menghitung frekuensi napas.

Tinja seperti Jika tinja anak berwarna coklat gelap atau hitam. Hal ini kemungkinan
ter : disebabkan oleh darah yang ada dalam usus dan sering merupakan
gejala dari DBD.

MTBS – MODUL 1 – 2008 18


Tonsilitis : Radang pada kelenjar amandel.

Trakhea : Kerongkongan.

Trauma lahir : Taruma yang terjadi pada saat persalinan/kelahiran.

Tremor : Gerakan gemetar pada jari-jari tangan

Area lunak pada atap kepala yang terjadi oleh karena tulang kepala
Ubun-ubun :
belum menutup.

Uji Torniket : Suatu uji yang dilakukan untuk menentukan adanya perdarahan di
kulit antara lain pada penderita DBD.

19 MTBS – MODUL 1 – 2008

You might also like