Professional Documents
Culture Documents
Kematian ibu, bayi dan balita merupakan salah satu parameter derajat kesehatan
suatu negara. MDGs dalam goals 4 dan 5 mengamanatkan bahwa angka
kematian balita harus mampu diturunkan menjadi 2/3 dan kematian ibu turun ¾
pada tahun 2015. Sehingga di tahun 2015 angka kematian bayi menjadi 17/1000
kelahiran hidup (KH), balita menjadi 23/1000 KH serta angka kematian ibu
diharapkan turun menjadi 125/100.000 KH. Tentunya tidaklah mudah untuk
mencapai angka-angka tersebut, mengingat banyak faktor lain yang turut
berpengaruh. SDKI 2002-2003, angka kematian bayi dan balita adalah 35/1000
KH dan 46/1000 KH (tidak termasuk Aceh, Maluku Utara, Maluku, Irian Jaya
Barat dan Papua). Angka-angka tersebut sangat bervariasi antar provinsi,
tertinggi Nusa Tenggara Barat 103/1000 KH dan terendah Bali 19/1000 KH (SDKI
2002-2003), sementara angka kematian ibu 307/100.000 KH.
Bank Dunia tahun 1993 melaporkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
adalah intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita
yang disebabkan oleh Infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak, malaria,
kurang gizi, yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut. MTBS
yang diperkenalkan WHO dan UNICEF di Indonesia pada tahun 1997, diterapkan
Depkes setelah melalui proses adaptasi bersama UKK IDAI.
Perubahan dalam tatalaksana MTBS untuk umur 2 bulan sampai 5 tahun secara
singkat dapat dirangkum yakni perubahan jenis dan antibiotika pada tatalaksana
pneumonia, penggunaan tablet Zinc dan oralit asmolaritas rendah pada diare,
tatalaksana malaria, penentuan status gizi dengan berat badan menurut
tinggi/panjang badan antara anak laki-laki dan perempuan, penggunaan
Albendazole sebagai obat anti kecacingan, tatalaksana masalah gizi dan anemia
dan perubahan jadual imunisasi. Sedangkan anak umur kurang dari 2 bulan,
algoritma MTBS disederhanakan menjadi 4 gejala utama yaitu kemungkinan
penyakit sangat berat atau infeksi bakteri, diare, ikterus dan kemungkinan berat
badan rendah dan/atau masalah pemberian ASI.
Disamping itu diajarkan pula cara menemukan secara dini seorang balita yang
kemungkinan menderita TBC yang bukan dalam klasifikasi berat.
Meskipun AIDS tidak tercantum secara khusus, namun pedoman ini juga
menangani alasan paling sering anak dengan infeksi HIV/AIDS datang berobat,
yaitu: diare dan infeksi saluran pernapasan. Bila anak tersangka HIV menderita
penyakit yang termasuk dalam MTBS, maka anak ini dapat diobati seperti anak
lainnya, yaitu sebagai kunjungan pertama. Bila setelah diobati sesuai pedoman
MTBS ternyata anak tidak ada perbaikan atau anak menjadi gizi buruk atau
berobat berulang-ulang, maka ia akan dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan
lebih lanjut bagi anak-anak yang menderita HIV/AIDS.
Penerapan MTBS akan efektif jika ibu/keluarga segera membawa balita sakit ke
petugas kesehatan yang terlatih serta mendapatkan pengobatan yang tepat. Jika
ibu/keluarga tidak membawa anaknya ke fasilitas kesehatan sampai sakitnya
menjadi parah atau membawa anak berobat ke petugas kesehatan yang tidak
terlatih, mungkin anak tersebut akan meninggal karena penyakitnya. Oleh karena
itu, pesan mengenai kapan ibu perlu mencari pertolongan bila anak sakit
merupakan bagian yang penting dalam MTBS.
“Memberi konseling bagi ibu” juga termasuk menilai cara pemberian makan anak,
memberi anjuran pemberian makan yang baik untuk anak serta kapan harus
membawa anaknya kembali ke fasilitas kesehatan.
Dalam pelatihan ini saudara dilatih tentang cara menggunakan bagan dan
melakukan praktek klinis penanganan balita sakit maupun bayi muda sehat dan
sakit.
TUJUAN PELATIHAN
Saudara akan belajar cara menangani balita sakit dan bayi muda menurut bagan,
termasuk :
• Menilai tanda-tanda dan gejala penyakit, status imunisasi, status gizi dan
pemberian vitamin A.
• Membuat Klasifikasi.
• Mengajari ibu cara memberi obat di rumah (seperti antibiotik oral atau obat
antimalaria) dan asuhan dasar bayi muda.
• Melakukan penilaian ulang dan memberi perawatan yang tepat pada saat
anak datang kembali untuk pelayanan tindak lanjut.
Disamping buku bagan, saudara akan menerima 1 set modul yang menjelaskan
setiap langkah MTBS. Modul-modul tersebut adalah:
Modul 1 : Pengantar.
Modul 2 : Penilaian dan Klasifikasi Anak Sakit Umur 2 Bulan – 5 Tahun.
Modul 3 : Menentukan Tindakan dan Memberi Pengobatan.
Modul 4 : Konseling bagi Ibu.
Modul 5 : Manajemen Terpadu Bayi Muda Umur kurang dari 2 Bulan.
Modul 6 : Tindak Lanjut.
Modul 7 : Pedoman Penerapan MTBS di Puskesmas.
Mulai hari kedua pelatihan, setiap pagi sampai tengah hari, saudara akan
mengunjungi Rumah Sakit dan Puskesmas untuk mempraktekkan pendekatan
MTBS. Pada praktek klinis ini saudara akan menilai, membuat klasifikasi dan
menangani balita sakit dan bayi muda termasuk mengajari ibu cara merawat
Setiap fasilitator akan membimbing saudara melalui berbagai kegiatan dan latihan
yang terdapat dalam modul, memimpin diskusi kelompok dan memeriksa
pekerjaan saudara (umpan balik perorangan). Selama praktek klinis, saudara
akan dibimbing oleh fasilitator. Saudara dianjurkan mendiskusikan setiap
pertanyaan atau masalah dengan fasilitator.
Jika seorang ibu datang kepada saudara membawa anaknya yang sakit
(disebabkan oleh suatu penyakit, bukan trauma), atau saudara melakukan
kunjungan rumah, maka saudara perlu mengetahui umur anak agar dapat
memilih bagan yang tepat dan memulai proses penilaian.
Apabila anak berumur 2 bulan sampai 5 tahun, pilih bagan “PENILAIAN DAN
KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN”.
Sampai 5 tahun berarti anak belum mencapai ulang tahunnya yang kelima.
Jadi yang termasuk kelompok umur ini adalah balita sampai umur 4 tahun 11
bulan, tidak termasuk anak yang sudah berumur 5 tahun. Bagan dipakai hanya
untuk anak yang sakit.
Seorang anak yang berumur 2 bulan akan masuk dalam kelompok umur 2 bulan
sampai 5 tahun, dan bukan dalam kelompok kurang dari 2 bulan.
Apabila anak belum genap berumur 2 bulan, maka ia tergolong bayi muda.
Gunakan bagan “PENILAIAN, KLASIFIKASI DAN PENGOBATAN BAYI MUDA
UMUR KURANG DARI 2 BULAN”.
Khusus mengenai bayi muda, bagan berlaku untuk bayi muda sakit maupun
sehat.
5 MTBS – MODUL 1 – 2008
DAFTAR ISTILAH
Absorpsi : Serapan. Daya jaringan untuk menyerap benda-benda lain dari luar.
Contoh : ASI mudah diabsorpsi oleh usus ender tur susu sapi.
Anensefalus : Bayi yang dilahirkan tanpa terbentuknya kepala, atau kepala tidak
terbentuk sempurna
Anti
ender tu : Obat yang meredakan kekejangan.
Asam lemak Lemak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mata dan otak bayi.
esensial : Asam lemak ini tidak ada pada susu sapi atau sebagian besar susu
formula.
ASI eksklusif : Bayi hanya mendapat ASI saja, tidak ada tambahan makanan, air
atau cairan lain.
Bagan : Skema.
Balita : Bawah Lima Tahun, yaitu anak umur 0 sampai 5 tahun (tidak
termasuk umur 5 tahun).
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah; yaitu berat badan yang rendah pada saat
lahir, end terjadi oleh karena proses pertumbuhan di dalam
kandungan yang jelek atau bayi lahir belum cukup umur. Berat lahir
kurang dari 2500 gram dikatakan BBLR.
Bayi muda : Yang dimaksud bayi muda pada pelatihan ini adalah bayi umur
kurang dari 2 bulan.
Bintik/bercak Bintik /bercak yang terjadi pada mulut bagian dalam pipi selama
Koplik : stadium awal dari Campak. Bintik/ bercak tersebut kecil, tidak teratur,
berwarna merah terang dengan putih ditengah. Bintik ini tidak
berpengaruh terhadap makan dan minum sehingga tidak memerlukan
pengobatan.
Cacing Cacing kecil yang dapat hidup sebagai parasit pada usus manusia
cambuk : dan mengisap darah. Darah yang hilang ini dapat menyebabkan
anemia dan diare.
Cacing Cacing kecil yang dapat hidup sebagai parasit pada usus manusia dan
tambang : mengisap darah. Kehilangan darah ini end menyebabkan anemia.
Demam : Yang dimaksud dalam pelatihan ini adalah riwayat demam, teraba
panas, ender ture aksilar 37.5°C atau lebih.
Dengue : Dengue adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh virus dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan dapat sangat
berbahaya, terutama apabila sudah menjadi Demam Berdarah
Dengue yang membutuhkan pengobatan/ tindakan segera.
Disentri : Penyakit radang selaput lendir usus besar dengan gejala utama
berupa berak bercampur darah. Kuman penyebab disentri tersering
adalah Shigela.
Disproporsi
kepala Ketidak seimbangan antara besarnya kepala dengan luas panggul.
panggul :
Distosia
bahu : Persalinan macet karena bahu tidak bisa melewati pintu atas panggul
DPT : Imunisasi untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk rejan) dan
Tetanus. Anak membutuhkan 3 kali suntikan dengan jarak 4 minggu,
dimulai umur 2 bulan.
Enterokolitis Gangguan/kelainan pada bayi baru lahir yang didapat, terjadi oleh
nekrotikans : karena adanya jejas usus yang serius disertai kelainan pembuluh
darah, selaput ender dan adanya toksis. Gejalanya biasanya tinja
bercampur darah. Keadaan ini harus dirujuk.
Folat : Asam folat, vitamin yang digunakan dalam pengobatan anemia kurang
gizi.
Fraktur
klavikula : Patah tulang selangka
Gejala : Yang dimaksud pada pelatihan ini adalah masalah kesehatan yang
dilaporkan oleh ibu seperti batuk, diare atau nyeri telinga.
Gejala utama Yang dimaksud pada pelatihan ini adalah gejala yang muncul oleh
karena ditanyakan oleh petugas kesehatan sesuai urutan dalam
MTBS, yaitu misalnya batuk atau sukar bernapas, diare, demam dan
masalah telinga.
Gizi Buruk : Keadaan Kurang Energi Protein (KEP) yang parah, ditandai dengan
keadaan anak tampak kurus dan atau ada edema. Diagnosis Gizi
Buruk ditegakkan setelah diagnosa penyakit yang terdiri dari 3 tipe
yaitu Marasmus, Kwashiorkor dan Marasmus-Kwashiorkor.
Glukosa : Gula yang digunakan dalam larutan oralit atau dalam cairan intravena.
Gula darah
rendah (hipo- Darah yang mengandung gula dibawah nilai normal.
glikemi) :
Hemoglobin : Protein yang berisi zat besi sebagai pembawa oksigen dan
merupakan pembuat sel darah merah.
Hipoglikemia : Adalah suatu kondisi, dimana kadar glukosa (gula darah) dibawah
nilai normal atau darah mengandung sedikit glukosa atau gula.
Ikterus : Keadaan dimana bayi tampak berwarna kuning baik kulit, mata
maupun kencingnya.
Imunisasi Imunisasi yang diberikan kepada ibu untuk mencegah tetanus pada
Tetanus anak yang baru dilahirkannya (Tetanus Neonatorum).
Toksoid :
Imunisasi Imunisasi memakai vaksin yang berisi DPT dan Hepatitis B dalam
DPT Combo : satu suntikan
Infeksi lokal : Infeksi yang terjadi hanya khusus pada suatu tempat di bagian tubuh.
Sebagai contoh: infeksi lokal di mata atau di mulut.
Infeksi Infeksi yang terdapat pada payudara biasanya disertai nanah (abses)
payudara : sehingga payudara bengkak, merah dan sakit. Keadaan ini akan
mengganggu ibu untuk menyusui anaknya.
Infus
Pemberian cairan melalui vena.
intravena :
Intususepsi : Bagian usus yang sebelah atas masuk ke dalam bagian usus di
bawahnya.
Kaku kuduk : Keadaan dimana daerah tengkuk/leher kaku dan sulit digerakkan.
Keadaan ini biasanya terjadi pada penderita meningitis.
Kaya gizi : Mengandung banyak zat gizi yang esensial, seperti hidrat arang,
protein, lemak, vitamin, mineral dan serat.
Kejang : Keadaan kaku dan menegang dari anggota badan, bisa seluruh
badan.
Kelahiran Proses kelahiran yang diakhiri dengan tindakan ekstraksi cunam atau
dengan ekstraksi vakum.
tindakan :
Kelainan
Kelainan fisik atau neurologik yang dibawa sejak lahir.
kongenital :
Kelainan Epilepsi dan penyakit otak dan korda spinalis yang lain yang sedang
neurologis berlangsung. Hal ini tidak termasuk penyakit-penyakit permanen
yang aktif : seperti palsi serebral, polio dan penyakit syaraf yang merupakan
gejala sisa dari kecelakaan.
Kembali Pada pelatihan ini adalah kunjungan ulang (kontrol) dengan segera
segera : tanpa menunggu waktu yang ditentukan.
Klasifikasi Yang dimaksud pada pelatihan ini adalah penyakit sangat serius
berat : yang memerlukan perhatian segera dan biasanya memerlukan
rujukan atau perawatan inap. Klasifikasi berat ditulis pada lajur
merah muda pada bagan PENILAIAN DAN KLASIFIKASI.
Klinik : Pada pelatihan ini yang dimaksud dengan klinik adalah fasilitas
pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, yaitu unit rawat jalan tingkat
pertama misalnya: Puskesmas.
Komplikasi : Yang dimaksud pada pelatihan ini adalah penyakit yang timbul
kemudian, sebagai akibat penyakit yang terjadi.
Komplikasi Masalah atau infeksi yang terjadi selama atau setelah campak.
campak : Beberapa contoh komplikasi campak adalah diare, pneumonia,
stridor, luka di mulut, infeksi telinga dan infeksi mata. Komplikasi
campak yang jarang dijumpai adalah ensefalitis.
Kontra Keadaan dimana prosedur atau tindakan atau obat tertentu tidak
indikasi : boleh digunakan.
Konseling : Dalam modul ini berarti menasihati ibu yang mencakup: bertanya,
mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasihat yang relevan,
membantu memecahkan masalah dan mengecek pemahaman.
Kuman
Kuman yang dapat menyebabkan penyakit.
patogen :
Kwashiorkor : Adalah tipe gizi buruk dengan tanda dan gejala klinis adanya
bengkak minimal pada kedua punggung kaki, tungkai tangan sampai
seluruh tubuh. Disertai tanda rambut warna merah, jarang dan
mudah dicabut. Anak cengeng atau rewel dan ada lesi pada kulit.
Labiognato- Celah pada bibir, gusi dan langit-langit karena kelainan bawaan.
palatoskisis :
Letargis : Turunnya derajat kesadaran. Anak tampak seperti tertidur tetapi sulit
dibangunkan dan tidak tanggap terhadap lingkungan/ rangsangan.
Makanan
Makanan yang biasanya dimakan oleh anggota keluarga.
keluarga :
Malaria
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium falsiparum.
falsiparum :
Malaria
Malaria falsiparum yang menyerang otak.
serebral :
Marasmus : Adalah tipe gizi buruk dengan tanda dan gejala klinis tampak sangat
kurus, wajah seperti orang tua, jaringan lemak bawah kulit tidak ada,
tulang iga menonjol, kulit keriput pada pantat seperti memakai celana
baggy (longgar)
Marasmik- Adalah tipe gizi buruk dengan tanda dan gejala klinis gabungan
kwashiorkor ; antara kedua tipe diatas.
Memberi Memberi anak makan dari porsi tersendiri dan menemani selama
makan secara anak makan.
aktif :
Mengisap Pada waktu menyusu, bayi mengisap secara benar yang ditandai
Efektif : dengan isapan yang dalam, lambat, diselingi istirahat.
Meningitis : Infeksi yang berbahaya dimana cairan spinal dan selaput otak dan
korda spinal terinfeksi.
Mineral Mix : Campuran mikronutrien yang berisi Cu, Zn, Mg, KCl, yang
ditambahkan kedalam oralit untuk anak sangat kurus dengan atau
tanpa edema.
Muntah Muntahan berwarna coklat gelap atau hitam, dapat merupakan darah
seperti kopi : yang sudah lama. Hal ini sering merupakan tanda dari DBD.
Napas cuping
Pelebaran cuping hidung pada saat bayi muda menarik napas.
hidung :
Nyeri ulu hati: Nyeri pada perut bagian atas dibawah tulang iga yang sering
disebabkan oleh pembengkakan kandung empedu dan hati.
Oralit : Campuran glukosa (gula) dengan garam sesuai dengan formula yang
dianjurkan oleh WHO (dalam gram per liter): khlorid 3,5; trisodium
sitrat dihidrat 2,9 atau sodium bikarbonat 2,5; potasium khlorid 1,5
dan glukosa 20,0.
Partus
presipitatus : Adalah persalinan yang berlangsung kurang dari 6 jam
Pemberian Pemberian minum memakai botol dengan dot yang diisap oleh bayi.
minum Pemberian minum dengan cara ini harus dihindari.
dengan botol:
Penyakit Pada pelatihan ini berarti penyakit spesifik atau kelompok penyakit
Berat Dengan dalam satu klasifikasi berdasarkan tanda dan gejala yang
Demam : menunjukkan bahwa penyakit tersebut berat/parah disertai demam.
Perdarahan Perdarahan yang terjadi pada tali pusat akibat ikatan yang kurang
tali pusat : kuat
Petekie : Bintik-bintik darah yang ada pada kulit. Petekie biasanya menyertai
gejala DBD.
Plasmodia : Segolongan sel yang didalamnya terdapat beberapa inti sel dikelilingi
oleh protoplasma.
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu. Pos yang melayani kesehatan balita dan ibu
hamil yang ditangani oleh masyarakat.
Prematur : Bayi yang lahir belum saatnya yaitu sebelum usia kehamilan 37
minggu.
Presentasi Bagian terbawah janin terdiri dari 2 bagian tubuh, misalnya bokong-
ganda : kaki atau kepala – tangan
RLG : Cairan infus untuk penderita sangat kurus dan atau edema berupa
campuran larutan RL dan Glukosa 5% sama banyak.
Rumah Sakit : Fasilitas pelayanan kesehatan dengan rawat inap yang dilengkapi
dengan peralatan dan tenaga yang ahli dalam perawatan anak.
Sediaan darah Sediaan darah tepi yang diambil dan diteteskan pada gelas obyek
malaria : untuk melihat dapat melihat parasit malaria.
Septikemia : Infeksi pada darah. Pada pelatihan ini juga disebut sepsis.
Status gizi : Adalah keadaan gizi yang dinilai dengan pengukuran antropometri
Berat Badan (BB) dibandingkan dengan Panjang atau Tinggi Badan
anak, menggunakan grafik WHO 2005.
Stridor : Bunyi yang kasar terdengar pada saat anak menarik napas.
Sumbu : Yang dimaksud pada pelatihan ini adalah gulungan kertas lunak/ kain
lunak yang meruncing di bagian ujungnya sehingga bisa untuk
membersihkan cairan/nanah di telinga
Tarikan Tarikan dinding dada yang dalam dan mudah untuk dilihat. Pada bayi
dinding dada muda, tarikan dinding dada yang ringan adalah normal tetapi tarikan
ke dalam dinding dada yang kuat merupakan tanda dari penyakit serius.
yang sangat
kuat :
Tarikan
Dinding dada bawah (tulang rusuk bawah) yang masuk ke dalam
dinding dada
pada saat anak menarik napas.
ke dalam :
Tarikan
interkostal
(retraksi Tarikan ke dalam yang terjadi pada otot-otot diantara 2 tulang rusuk.
interkostal) :
Temperatur
Temperatur yang diukur di ketiak.
aksilar :
Tetanus
Tetanus yang terjadi pada bayi neonatus (dibawah umur 28 hari).
neonatorum :
Thrush : Bercak putih pada mulut dan lidah yang disebabkan oleh infeksi
jamur.
Timer : Suatu alat yang biasa digunakan oleh program ISPA untuk
menunjukkan waktu untuk menghitung frekuensi napas.
Tinja seperti Jika tinja anak berwarna coklat gelap atau hitam. Hal ini kemungkinan
ter : disebabkan oleh darah yang ada dalam usus dan sering merupakan
gejala dari DBD.
Trakhea : Kerongkongan.
Area lunak pada atap kepala yang terjadi oleh karena tulang kepala
Ubun-ubun :
belum menutup.
Uji Torniket : Suatu uji yang dilakukan untuk menentukan adanya perdarahan di
kulit antara lain pada penderita DBD.