Professional Documents
Culture Documents
Sejumlah usaha awal dalam manajemen informasi terfokus pada data. Usaha tersebut sejalan
dengan meluasnya penggunaan sistem manajemen database (database management system)atau
DBMS , selama tahun 1970an dan 1980an. Perusahaan – perusahaan beralasan bahwa jika mereka
mengelola data mereka dengan menerapkan DBMS yang berbasis komputer , mereka berarti juga
akan mengelola informasi mereka.
Namun ada pandangan yang lebih luas bahwa anda dapat mengelola informasi dengan mengelola
sumber daya yang menghasilkan informasi. Dengan kata lain , daripada berkonsentrasi pada input
(data) dan output ( informasi ) , perhatian seharusnya juga diberikan pada pengolah informasi
(information processor) yang mengubah input menjadi output. Pengolah ini meliputi perangkat
keras dan perangkat lunak, serta orang – orang yang mengembangkan , mengoperasikan dan
menggunakan sistem.
Terdiri dari :
Unit ini kita sebut jasa informasi , dikelola oleh seorang manajer yang berstatus wakil direktur.
Praktek yang umum sekarang adalah membentuk jasa informasi sebagai suatu area fungsional
utama dan menyertakan manajer puncaknya dalam kelompok eksekutif seperti komite eksekutif,
yang membuat keputusan – keputusan perusahaan yang penting
Adalah manajer jasa informasi yang menyumbangkan keahlian manajerialnya tidak hanya untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan sumber daya informasi tetapi juga area lain dari dari
operasi perusahaan.
Seorang manajer jasa informasi dapat berperan sebgai CiO dengan mengikuti saran – saran sebagai
berikut :
Pada 10 tahun era pertama komputer, semua sumberdaya informasi ditempatkan terpusat
dalam unit jasa informasi perusahaan. Berawal dari pemasangan terminal keyboard diarea
pemakai pada pertengahan tahun 1960-an dan berlanjutdengan penyebaran komputer mikro di
tahun 1980an semakin banyak perangkat keras yang ditempatkan diluar jasa unit informasi. Saat
perusahaan memperoleh semakin banyak sumberdaya informasi , dan sumberdaya tersebut
tersebar diseluruh perusahaan , tugas manajemen sumberdaya informasi menjadi lebih rumit.
Tanggung jawab manajemen tidak hanya berada pada puncak CIO ,tetapi semua manajer dalam
perusahaan.
Perencanaan jangka panjang juga dikenal sebagai perencanaan strategis karena mengidentifikasi
tujuan – tujuan yang akan memberikan perusahaan posisi yang paling menguntungkan dalam
lingkungannya , serta menentukan strategi – strategi untuk mencapai tujuan – tujuan tersebut.
Saat sebuah perusahaan mengorganisasikan para eksekutifnya ke dalam suatu komite eksekutif
kelompok inilah yang pasti memikul tanggung jawab perencanaan strategis untuk seluruh
perusahaan. Komite ini, sekurangnya , terdiri dari presiden dan wakil presiden dari are bisnis.
Komite ini umumnya menjadwalkan suatu pertemuan perencanaan tahunan yang
mendiskusikan gagasan mengenai apa yang ingin dicapai perusahaan selama tahun yang akan
datang. Hasil dari pembahasan ini adalah rencana bisnis strategis.
Ketika para eksekutif perusahaan telah sepenuhnya berkomitmen pada perencanaan strategis ,
mereka melihat perlunya tiap area fungsional untuk mengembangkan rencana strategisnya
sendiri. Rencana fungsional merinci bagaimana area – area tersebut akan mendukung
perusahaan – perusahaan bekerja menuju tujuan strategisnya.
Satu pendekatan bagi perencanaan strategis fungsional adalah tiap area menentukan
rencananya sendiri terlepas dari yang lain. Namun, pendekatan ini tidak menjamin bahwa area –
area tersebutakan bekerjasama sebagai rangkaian subsistem terpadu.