Professional Documents
Culture Documents
• Oleh:
• Irfan Purna Yosa
• Isni Supartini
• Lestari Yuliani
• R. Moh. Bahtiar Rifa’i
Pentingnya
Standar Akuntansi Internasional
• Peningkatan daya banding laporan keuangan
dan memberikan informasi yang berkualitas di
pasar modal internasional
• Menghilangkan hambatan arus modal
internasional dengan mengurangi perbedaan
dalam ketentuan pelaporan keuangan.
• Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi
perusahaan multinasional dan biaya untuk
analisis keuangan bagi para analis.
• Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan
menuju “best practise”.
Permasalahan Yang Dihadapi Dalam
Implementasi Dan Adopsi IFRS
• Translasi Standar Internasional
• Ketidaksesuaian Standar Internasional
dengan Hukum Nasional
• Struktur dan Kompleksitas Standar
Internasional
• Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas
Standar Internasional
Translasi Standar Internasional
Terdapat kesulitan dalam penerjemahan IFRS
(bahasa Inggris) ke bahasa masing-masing
negara
1. Penggunaan kalimat bahasa Inggris yang panjang
2. Ketidakkonsistenan dalam penggunaan istilah
3. Penggunaan istilah yang sama untuk menerapkan
konsep yang berbeda
4. Penggunaan istilah yang tidak terdapat padanan
dalam terjemahannya
5. Keterbatasan pendanaan untuk penterjemahan
Ketidaksesuaian Standar Internasional
dengan Hukum Nasional
• Pada beberapa negara, standar akuntansi
sebagai bagian dari hukum nasional dan ditulis
dalam bahasa hukum. Disisi lain, standar
akuntansi internasional tidak ditulis dengan
bahasa hukum sehingga harus diubah oleh
dewan standar masing-masing negara
• Terdapat transaksi-transaksi yang diatur
hukum nasional berbeda dengan yang diatur
standar internasional. Misal: transaksi ekuitas
untuk perusahaan di Indonesia berbeda
perlakuan untuk PT, Koperasi atau badan
hukum lainnya.
Struktur dan Kompleksitas
Standar Internasional
• Adanya kekhawatiran bahwa standar
internasional akan semakin kompleks dan
rules-based approach. Standar mengatur
secara detil setiap transaksi sehingga
penyusun LK harus mengikuti setiap langkah
pencatatan.
• Penerapan standar sebaiknya menggunakan
principles-based approach. Standar hanya
mengatur prinsip pengakuan, pengukuran, dan
pencatatan suatu transaksi
Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas
Standar Internasional
• Standar akuntansi internasional perlu
dipahami secara jelas sebelum
diterapkan. Tentunya butuh cukup waktu
bagi penyusun laporan keuangan, auditor,
dan pengguna laporan keuangan untuk
memahami suatu standar akuntansi.
• Bila standar akuntansi sering berubah-
ubah maka akan sangat sulit dipahami
apalagi diterapkan.
Standar Akuntansi Keuangan
di Indonesia
• Terdapat tiga tonggak sejarah dalam pengembangan
standar akuntansi di Indonesia (Ahmadi Hadibroto)
– Menjelang diaktifkan Pasar Modal pada tahun 1973, dibentuk
cikal bakal badan penyusun standar akuntansi yang
menghasilkan “Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)”
– Komite PAI yang dibentuk tahun 1974 melakukan revisi
mendasar PAI ’73 untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi
dengan dunia usaha. Hasil revisi ini dikodifikasi dalam “Prinsip
Akuntansi Indonesia 1984”
– Pada tahun 1994, komite PAI melakukan revisi total terhadap
PAI 1984. hasil revisi ini dikodifikasi dalam “Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994
Standar Akuntansi Keuangan
di Indonesia
• Selanjutnya periode 1994-1998, nama komite
PAI diubah menjadi komite Standar Akuntansi
Indonesia (SAK). Mulai 1994, IAI memutuskan
untuk melakukan harmonisasi dengan standar
akuntansi internasional dengan melakukan
revisi dua kali SAK 1994, yaitu pada 1 Oktober
1995 dan 1 Juni 1996
• Pada periode 1998-2002, DSAK yang
menggantikan komite SAK, melakukan dua kali
revisi PSAK, yaitu revisi per 1 Juni 1999 dan 1
April 2002
Pemutakhiran SAK
• Menurut DSAK, pemutakhiran SAK
didasarkan pada tiga hal:
– Mendukung harmonisasi dan konvergensi PSAK
dengan IFRS
– Dalam perumusan SAK, selain menggunakan
referensi IFRS, juga mempertimbangkan
berbagai faktor lingkungan usaha di Indonesia
– Pengembangan SAK yang belum diatur dalam
IFRS dilakukan berpedoman pada KDPPLK
Pengembangan SAK
Periode April 2002 – Oktober 2004
1. Menerbitkan KDPPLK Bank Syariah sebagai landasan konseptual
pelaporan keuangan bank syariah
2. Menerbitkan PSAK 59 tentang akuntansi perbankan syariah
3. Menerbitkan lima PSAK revisi:
PSAK 58 tentang operasi dalam penghentian; PSAK 8 tentang
kontinjensi dan Peristiwa Setelah Tanggal Neraca; PSAK 51
tentang Akuntansi Kuasi Reorganisasi; PSAK 24 tentang
Imbalan Kerja; PSAK 38 tentang Akuntansi Restrukturisasi
Entitas Sepengendali
4. Menerbitkan tiga Interpretasi SAK:
ISAK 5 Interpretasi par 14 PSAK 50 tentang Pelaporan
Perubahan Nilai Wajar Investasi Evek dalam Kelompok
Tersedia untuk dijual; ISAK 6 interpretasi par 12&16 PSAK
55 tentang Instrumen Derivatif melekat pada kontrak dalam
mata uang asing; ISAK 7 interpretasi par 5&19 PSAK 4
tentang konsolidasi entitas bertujuan tertentu
Referensi Penyusunan PSAK
Referensi Jumlah
International Accounting Standards (IAS) 28
Disusun IAI sendiri 11
FASB Statement of Standards
• Statement Financial Accounting 17
Standards
• Accounting Principles Board Opinion 2
• Accounting Research Bulletin 1
Total Nomor PSAK 59
Sumber: Diolah dari Ikatan Autan Indonesia
Perbandingan IFRS dan PSAK (1)
IFRS PSAK
• S/d status 2006, terdiri 37 • S/d status 2006, PSAK s/d
standar dan 20 interpretasi: 2006, terdiri dari 59 standar dan
– 7 new standards IFRS 6 interpretasi, umumnya diadopsi
dari IAS, namun beberapa
– 30 standar IAS
menggunakan referensi SFAS.
– 9 new Interpretation (IFRIC)
– 11 Interpretasi (SIC)
• Dimulai sejak 1974 (IAS)
• Dikembangkan sejak 1994 (PAI)
• Lebih merupakan standar • Ada banyak standar khusus
umum, hanya ada 4 standar industri (15 standar)
khusus industri
Menurut Ketua DSAK, khusus untuk 7 IFRS, sebenarnya hanya IFRS 1 yang belum
diadopsi pengaturannya, sedangkan untuk 6 IFRS lainnya secara substansi sudah diatur
dalam PSAK, walau masih ada beberapa perbedaan pengaturan di dalamnya.
Perbandingan IFRS dan PSAK (2)
IFRS PSAK