Professional Documents
Culture Documents
mengakibatkan contohnya
A. LATAR BELAKANG
Untuk melihat pola hubungan strategis antara dua superpower ini terlebih dahulu kita
lihat mengapa dua negara besar ini terlibat dalam persaingan menguasai dunia. Kegley
mencatat sejumlah faktor penyebab terjadinya Perang Dingin. Namun perdebatan
penyebab Perang Dingin ini masih berlangsung di kalangan sejarawan untuk
memastikan apa sebenarnya yang terjadi saat berakhirnya Perang Dunia II.
1. Konflik kepentingan
Menurut logika realisme politik, rivalitas diantara negara adidaya yang baru mncul tak
terhindarkan lagi. Dari perspektif ini, tulis Kegley, status AS dan Uni Soviet dalam
hirarki tertinggi internasional membuat mereka saling curiga.Menurut Tucker (1990),
penyebab utama dari Perang Dingin adalah monopoli kekuasaan yang dipikul dua
pihak setelah Perang Dunia II. Hal itu disebabkan kevakuman politik di Eropa yang
pernah menjadi pusat sistem internasional. Meskipun demikian seperti ditulis Gaddis
(1991) para pemimpin Uni Soviet dan AS menyatakan keinginannya untuk tetap
bekerja sama setelah PD II usai. Namun dalam prakteknya karena kepentingan
masing-masing untuk menyalurkan aspirasinya dalam sistem internasional
menyebabkan terjadinya benturan.
2. Pertentangan Ideologi
Interpretasi lain tentang penyebab terjadinya Perang Dingin adalah karena perbedaan
sistem yang dianut AS dan Uni Soviet. Menlu AS James F Byrnes menyebutkan,
“terlalu banyak perbedaan ideologis antara AS dan Rusia untuk bekerja sama dalam
jangka panjang.” Kemudian Presiden Dwight Eisenhower mengumumkan, AS
menghadapi “ideologi bermusuhan dalam tingkat global, karaternya ateis, tujuannya
tidak bisa dipercaya dan metodenya busuk.
Oleh karena itu ketidakcocokan ideologis ini mencegah terjadinya kompromi. Seperti
perang agama pada masa lalu, Perang Dingin menjadi pertempuran untuk
memperebutkan hati dan alam pikiran. Pertikaian itu bermula dari persepsi saling
berlawanan yang disebutnya merupakan pertempuran antara baik dan buruk, yang
jahat dan yang lurus.
3. Salah Persepsi
• Citra Soviet
Bagi orang Soviet, alasan yang meragukan niat Amerika banyak sekali.
Rakyat Uni Soviet hidup dalam memori tentang partisipasi AS dalam
intervensi Sekutu atas Rusia tahun 1918-1919. Sekutu ini ingin
mempertahankan dari kejatuhan terhadap Jerman tapi ternyata malah jatuh
ke tangan kelompok anti Bolshevik. Sikap tidak mengakui Uni Soviet
secara diplomatis sampai 1933 juga sangat mendalam dalam memori
rakyat.
• Citra AS
1. Faktor Lain
Gambaran yang akurat tentang asal-usul Perang Dingin juga harus mempertimbangkan
penyebab lain disamping konflik kepentingan, perbedaan ideologi dan citra yang
berbeda.
>>Periode 4
Latar Belakang
Setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan
Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak komunis menguasai Cina Daratan dan
Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada
1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Cina dan
mendirikan sebuah negara komunis.
Para pendukung Era Maoisme, yang terdiri dari kebanyakan rakyat Cina miskin dan
lebih tradisionil atau nasionalis dan pemerhati asing yang percaya kepada komunisme,
mengatakan bahwa di bawah Mao, persatuan dan kedaulatan Cina dapat dipastikan
untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir, dan terdapat perkembangan
infrastruktur, industri, kesehatan, dan pendidikan, yang mereka percayai telah
membantu meningkatkan standar hidup rakyat. Mereka juga yakin bahwa kampanye
seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan penting dalam
mempercepat perkembangan Cina dan menjernihkan kebudayaan mereka. Pihak
pendukung juga ragu terhadap statistik dan kesaksian yang diberikan mengenai jumlah
korban jiwa dan kerusakan lainnya yang disebabkan kampanye Mao.
Meskipun begitu, para kritikus rezim Mao, yang terdiri dari mayoritas analis asing dan
para peninjau serta beberapa rakyat Cina, khususnya para anggota kelas menengah dan
penduduk kota yang lebih terbuka pemikirannya, mengatakan bahwa pemerintahan
Mao membebankan pengawasan yang ketat terhadap kehidupan sehari-hari rakyat, dan
yakin bahwa kampanye seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan
berperan atau mengakibatkan hilangnya jutaan jiwa, mendatangkan biaya ekonomi
yang besar, dan merusak warisan budaya Cina. Lompatan Jauh ke Depan, pada
khusunya, mendahului periode kelaparan yang besar di Cina yang, menurut sumber-
sumber Barat dan Timur yang dapat dipercaya, mengakibatkan kematian 20-30 juta
orang; kebanyakan analis Barat dan Cina mengatakan ini disebabkan Lompatan Jauh
ke Depan namun Mao dan lainnya mengatakan ini disebabkan musibah alam; ada juga
yang meragukan angka kematian tersebut, atau berkata bahwa lebih banyak orang mati
karena kelaparan atau sebab politis lainnya pada masa pemerintahan Chiang Kai Shek.
Setelah kegagalan ekonomi yang dramatis pada awal 1960-an, Mao mundur dari
jabatannya sebagai ketua umum Cina. Kongres Rakyat Nasional melantik Liu Shaoqi
sebagai pengganti Mao. Mao tetap menjadi ketua partai namun dilepas dari tugas
ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan lebih lunak oleh Liu Shaoqi, Deng
Xiaoping dan lainnya yang memulai reformasi keuangan.
Pada 1966 Mao meluncurkan Revolusi Kebudayaan, yang dilihat lawannya (termasuk
analis Barat dan banyak remaja Cina kala itu) sebagai balasan terhadap rival-rivalnya
dengan memobilisasi para remaja untuk mendukung pemikirannya dan menyingkirkan
kepemimpinan yang lunak pada saat itu, namun oleh pendukungnya dipandang
sebagai sebuah percobaan demokrasi langsung dan sebuah langkah asli dalam
menghilangkan korupsi dan pengaruh buruk lainnya dari masyarakat Cina. Kekacauan
pun timbul namun hal ini segera berkurang di bawah kepemimpinan Zhou Enlai di
mana para kekuatan moderat kembali memperoleh pengaruhnya. Setelah kematian
Mao, Deng Xiaoping berhasil memperoleh kekuasaan dan janda Mao, Jiang Qing
beserta rekan-rekannya, Kelompok Empat, yang telah mengambil alih kekuasaan
negara, ditangkap dan dibawa ke pengadilan.
Sejak saat itu, pihak pemerintah telah secara bertahap (dan telah banyak) melunakkan
kontrol pemerintah terhadap kehidupan sehari-hari rakyatnya, dan telah memulai
perpindahan ekonomi Cina menuju sistem berbasiskan pasar.
Para pendukung reformasi keuangan – biasanya rakyat kelas menengah dan pemerhati
Barat berhaluan kiri-tengah dan kanan – menunjukkan bukti terjadinya perkembangan
pesat pada ekonomi di sektor konsumen dan ekspor, terciptanya kelas menengah
(khususnya di kota pesisir di mana sebagian besar perkembangan industri dipusatkan)
yang kini merupakan 15% dari populasi, standar hidup yang kian tinggi (diperlihatkan
melalui peningkatan pesat pada GDP per kapita, belanja konsumen, perkiraan umur,
persentase baca-tulis, dan jumlah produksi beras) dan hak dan kebebasan pribadi yang
lebih luas untuk masyarakat biasa.
Meskipun ada kelonggaran terhadap kapitalisme, Partai Komunis Cina tetap berkuasa
dan telah mempertahankan kebijakan yang mengekang terhadap kumpulan-kumpulan
yang dianggap berbahaya, seperti Falun Gong dan gerakan separatis di Tibet.
Pendukung kebijakan ini – biasanya penduduk pedesaan dan mayoritas kecil penduduk
perkotaan, menyatakan bahwa kebijakan ini menjaga stabilitas dalam sebuah
masyarakat yang terpecah oleh perbedaan kelas dan permusuhan, yang tidak
mempunyai sejarah partisipasi publik, dan hukum yang terbatas. Para pengkritik –
umumnya minoritas dari rakyat Cina, para rakyat pelarian Cina di luar negeri,
penduduk Taiwan dan Hong Kong, etnis minoritas seperti bangsa Tibet dan pihak
Barat, mengatakan bahwa kebijakan ini melanggar hak asasi manusia yang dikenal
komunitas internasional, dan mereka juga mengklaim hal tersebut mengakibatkan
terciptanya sebuah negara polisi, yang menimbulkan rasa takut.
Tahun 1923, Partai Komunis Cina dipimpin Mao Zedong melakukan aliansi dengan
Partai Koumintang pimpinan Sun Yat Sen. Dalam proklamasi kemerdekaan Cina 1
Oktober 1949, Partai Komunis Cina menjadi partai pemegang mandat pemerintahan
menggantikan Partai Koumintang pimpinan Chiang Kai Sek. Kemudian, Chiang Kai
Sek pindah ke Taiwan dan mendirikan pemerintahan demokratis. AS mendukung
pemerintahan Chiang Kai Sek di Taiwan.
Dari sudut pandang kekuatan militer, Cina dibantu Uni Soviet, mulai membangun
teknologi persenjataan nuklirnya tahun 1957 untuk menangkal serangan Negara lain.
Aliansi Uni Soviet-Cina tahun 1949-1950 menjadi penyebab kemunculan poros Barat-
Timur. Hal ini membuat AS melebarkan fokusnya ke Asia juga. Parameternya adalah
pemberian bantuan militer AS di Vietnam Selatan dan Korea Selatan.
2. Perang Korea
Latar belakang
Terminologi
Di Amerika Serikat, perang ini secara resmi dideskripsikan sebagai aksi polisional
karena tidak adanya deklarasi perang resmi dari Kongres AS. Dalam bahasa sehari-
hari, perang ini juga sering disebut Perang yang Terlupakan dan Perang yang
Tidak Diketahui karena dianggap sebagai urusan PBB, berakhir dengan kebuntuan
(stalemate), sedikitnya korban dari pihak AS, dan kurang jelasnya isu-isu menjadi
penyebab perang ini, bila dibandingkan dengan Perang Vietnam dan Perang Dunia II.
Di Korea Selatan, perang ini biasa disebut sebagai Perang 6-2-5 (yuk-i-o jeonjaeng)
yang mencerminkan tanggal dimulainya perang pada 25 Juni. Sementara itu, di Korea
Utara, perang ini secara resmi disebut Choguk haebang chǒnjaeng ("perang
pembebasan tanah air"). Perang Korea juga disebut Chosǒn chǒnjaeng ("Perang
Joseo", Joseon adalah sebutan Korea Utara untuk tanah Korea).
Perang Korea secara resmi disebut Chao Xian Zhan Zheng (Perang Korea) di Republik
Rakyat Cina. Kata "Chao Xian" merujuk ke Korea pada umumnya, dan secara resmi
Korea Utara.
Istilah Perang Korea juga dapat menyatakan pertempuran sebelum invasi maupun
setelah gencatan senjata dilakukan.
Kronologi
3. Revolusi Kuba
Latar belakang
Sejak kemerdekaannya pada tahun 1898, Kuba dipimpin oleh sejumlah presiden yang
lemah dan korup. Pada tahun 1933, diktator lalim Gerardo Machado dijungkirkan oleh
kudeta yang dilakukan oleh Fulgencio Batista y Zaldivar. Pada tahun 1944, Fulgencio
Batista memerintahkan untuk melegitimasi kekuasaannya melalui pemilu demokratis,
namun kalah. Pada tahun 1952, ia kembali mendapatkan kekuasaan setelah
melancarkan kudeta. Penentangan mulai meruyak, salah satunya adalah pimpinan
terpenting gerakan anti-Batista, seorang pengacara bernama Fidel Castro dari Santiago
de Cuba.
Kronologi
Latar belakang
Vietnam dijajah oleh Tiongkok sejak tahun 110 SM sampai mencapai kemerdekaan
pada tahun 938. Setelah bebas dari belenggu penjajahan Tiongkok, Vietnam tidak
berhenti menentang serangan pihak asing.
Pada abad ke-19, Vietnam menjadi wilayah jajahan Perancis. Perancis menguasai
Vietnam setelah melakukan beberapa perang kolonial di Indochina mulai dari tahun
1840-an. Ekspansi kekuasaan Perancis disebabkan keinginan untuk menyaingi
kebangkitan Britania Raya dan kebutuhan untuk mendapatkan hasil bumi seperti
rempah-rempah untuk menggerakkan industri di Perancis untuk menyaingi
penguasaan industri Britania Raya.
Kelompok Viet Minh akhirnya mendapat dukungan populer dan berhasil mengusir
Perancis dari Vietnam. Selama Perang Dunia II, Vietnam dikuasai oleh Jepang.
Pemerintah Perancis Vichy bekerjasama dengan Jepang yang mengantar tentara ke
Indochina sebagai pasukan yang berkuasa secara de facto di kawasan tersebut.
Pemerintah Perancis Vichy tetap menjalankan pemerintahan seperti biasa sampai
tahun 1944 ketika Perancis Vichy jatuh setelah tentara sekutu menaklukan Perancis
dan jendral Charles de Gaulle diangkat sebagai pemimpin Perancis.
Pada akhir Perang Dunia II, pergerakan Viet Minh di bawah pimpinan Ho Chí Minh
berhasil membebaskan Vietnam dari tangan penjajah, tetapi keberhasilan itu hanya
berlangsung sebentar. Pihak Jepang menangkap pemerintah Perancis dan memberikan
Vietnam satu bentuk “kemerdekaan” sebagai bagian dari rancangan Jepang untuk
"membebaskan" bumi Asia dari penjajahan barat. Banyak bangunan diserahkan
kepada kelompok-kelompok nasionalis.
Kronologi
Agen Oranye dan “Super Oranye” adalah julukan yang diberikan untuk herbisida dan
defolian yang digunakan oleh Militer Amerika Serikat dalam peperangan herbisida
(herbicidal warfare) selama Perang Vietnam. Dalam peperangan herbisida tersebut,
sejumlah herbisida termasuk Agen Oranye digunakan dengan maksud untuk
menghancurkan produksi bahan pangan dan pepohonan yang dijadikan sebagai tempat
bersembunyinya musuh. Agen Oranye digunakan dari 1961 hingga 1971, dan di antara
semua yang disebut ” herbisida pelangi” yang yang paling berbahaya, yang digunakan
dalam program ini. Degradasi Agen Oranye (maupun Agen Ungu, Merah Jambu, dan
Hijau) melepaskan dioxin, yang dituduh telah membahayakan kesehatan mereka yang
terpaparkan pada masa Perang Vietnam. Agen Biru dan Putih adalah bagian dari
program yang sama tetapi tidak mengandung dioxin. Studi tentang penduduk yang
terpapar dioxin, meskipun tidak harus Agen Oranye, menunjukkan meningkatnya
risiko berbagai tipe kanker dan cacat genetis. Dampak paparan pada tingkat rendah
untuk jangka waktu yang lama belum dapat dipastikan. Sejak 1980-an, sejumlah
tuntutan hukum telah diajukan terhadap perusahaan-perusahaan yang memproduksi
Agen Oranye, di antaranya adalah Dow Chemical, Monsanto dan Diamond Shamrock
(menghasilkan hanya 5% ). Para veteran AS memperoleh ganti rugi sebesar AS$180
juta pada 1984, dan para veteran yang paling besar terkena akibatnya menerima ganti
rugi satu kali sebesar AS $1.200.
Para veteran Amerika dari perang di Vietnam berusaha memperoleh pengakuan
tentang Agen Oranye, kompensasi dan perawatan untuk penderitaan yang mereka dan
anak-anak mereka alami karena Agen ini; banyak veteran Vietnam yang terpapar
dengan Agen Oranye tidak berhasil memperoleh perawatan medis yang telah
dijanjikan melalui sistem medis Departemen Urusan Veteran dan hanya dalam kasus-
kasus yang istimewa anak-anak mereka yang terpengaruh berhasil mendapatkan
batnauan kesehatan dari pemerintah.
Para veteran Vietnam dan keluarga mereka yang pertama kali mengajukan tuntutan
atas Agen Oranye ini menyatakan 25 tahun yang lalu bahwa pemerintah “hanya
menunggu kita semua mati”. Mereka menuduh bahwa kebanyakan dari mereka yang
masih hidup akan mati karena akibat-akibat paparan racun ini selama beberapa tahun
mendatang, sebelum mereka mencapai usia 65 tahun.Walaupun mereka terlahir pasca
perang Vietnam berakhir, namun anak-anak tak berdosa ini harus memikul dampak
perang seumur hidup mereka dalam kesuraman
Kini Masih ada ribuan anak Vietnam yang hidup dalam pengaruh racun
Hal ini sejalan dengan polarisasi kekuatan dua negara adikuasa, yaitu Amerika Serikat
dan Uni Soviet. Dunia terbagi atas dua blok yang saling bertentangan. Keadaan seperti
ini jelas mempengaruhi perkembangan Eropa maupun dunia sekaligus menjadi
ancaman perdamaian bagi dunia.
Khusus Vietnam dan Jerman telah bersatu kembali sebagai sebuah negara dan bangsa,
walaupun dalam penyatuannya memerlukan proses yang cukup lama, terutama di
dalam beradaptasi, mengingat di antara mereka pernah mendapat pengaruh dari
paham-paham yang berbeda.
Sejak pertama kali ditemukan, nuklir telah digunakan sebagai senjata. Senjata nuklir
pertama kali digunakan pada tahun 1945 oleh Sekutu untuk menundukkan Jepang
dalam Perang Dunia II. Namun, sebagai sebuah strategi keamanan, nuklir baru
menemukan tempatnya pada masa Perang Dingin. Pada masa ini, ke dua Blok yang
saling bertikai (Timur dan Barat) menggunakan nuklir sebagai strategi pertahanan
menghadapi kemungkinan serangan musuh.
Walaupun senjata nuklir telah pernah digunakan untuk memenangkan perang, sejarah
memperlihatkan bahwa sebagai sebuah persenjataan, nuklir lebih banyak digunakan
sebagai instrumen penangkalan (deterrence) daripada instrumen untuk memenangkan
perang.
Hal ini kemungkinan terjadi karena kedua Blok yang saling bertikai, pada masa
Perang Dingin, memiliki kemampuan nuklir yang relatif berimbang, sehingga kedua
belah pihak sama-sama merasa akan terkena dampak besar jika terjadi perang nuklir.
1. Watak defensif, interaksi strategis baru berlangsung pada saat atau setelah
serangan pertama dari pihak lawan.
2. Serangan balasan dilakukan dengan mengandalkan persenjataan yang dapat
diselamatkan dari serangan pertama lawan.
3. Rasionalitas dan mirror-image, pihak lawan berpikir dengan logika yang sama
seperti yang dilakukannya.
Dalam menjalankan strategi penangkalan ada dua mekanisme yang dapat digunakan.
Mekanisme pertama adalah punishment yang menitikberatkan pada penggunaan
senjata ofensif dan mengandalkan serangan balik terhadap sasaran non-militer
(countervalue). Keefektifan dari mekanisme ini terletak pada kemampuan
menyelamatkan jumlah senjata ofensif yang dimiliki dari serangan pertama (first
strike) lawan. Mekanisme kedua adalah denial yang melibatkan penggunaan kekuatan
militer secara langsung untuk mencegah negara lawan melakukan serangan pada
kawasan yang dikuasai. Mekanisme ini menitikberatkan pada penggunaan senjata
defensif dan mengandalkan serangan terhadap obyek-obyek militer (counterforce).
Sebagaimana telah disinggung di atas, pada masa perang dingin penggunaan strategi
nuklir didominasi oleh Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok Timur
yang dipimpin oleh Uni Soviet. Pada awalnya monopoli senjata nuklir berada di
tangan Amerika Serikat, yaitu sejak tahun 1945 hingga 1949. Uni Soviet baru
menguasai teknologi nuklir pada tahun 1949, namun belum memiliki minat untuk
mengembangkan persenjataan nuklir. Hal ini disebabkan oleh dominasi pemikiran
Joseph Stalin di dalam perumusan strategi militer Uni Soviet. Stalin merupakan
penafsir ortodoks pemikiran Marx dan Engels. Kedua tokoh tersebut menyatakan
bahwa kemenangan di dalam setiap pertempuran hanya ditentukan oleh disiplin moral
pasukan. Oleh Stalin, premis tersebut kemudian dirumuskan dan dibakukan sebagai
unsur utama untuk memenangkan perang. Selain itu, Stalin juga sangat percaya pada
kekuatan konvensional dan tidak percaya pada serangan-pendadakan (surprise attack).
Perdebatan ini menyebabkan Uni Soviet mengambil jalan tengah dengan tetap
mempertahankan tingkat kepemilikan senjata konvensional dan secara bersamaan juga
mengembangkan kemampuan nuklir.
Pada masa pemerintahan Kruschev strategi nuklir makin diterima sebagai kebutuhan
strategis oleh Uni Soviet dan pada tahun 1960 Kruschev dan Menteri Pertahanan,
Malinovsky berhasil merinci tujuan penggunaan senjata nuklir, kapan digunakan dan
bagaimana senjata tersebut digunakan. Doktrin nuklir tersebut intinya menyatakan
bahwa senjata nuklir akan digunakan pada “serangan pendadakan di setiap perang
lokal yang melibatkan Amerika Serikat atau perang antara kubu sosialis dan kapitalis
yang “pasti” meningkat menjadi perang nuklir habis-habisan”. Isi doktrin ini sering
juga disebut strategi opsi tunggal. Namun karena pada saat itu kekuatan nuklir Uni
Soviet masih rendah doktrin tersebut hanya dipandang sebagai pernyataan penangkal
terhadap doktrin perang terbatas AS.
Selain itu, Uni Soviet juga diyakini telah mampu menyusun ukuran kemenangan di
dalam perang nuklir. Ukuran-ukuran tersebut adalah:
1. Meskipun tidak terhindar dari kehancuran, Uni Soviet tetap dapat bertahan.
2. Melanjutkan perang sampai musuh tidak berdaya.
3. Mampu menduduki Eropa.
4. Memegang kendali untuk mengembangkan sosialisme ke seluruh dunia.
Uni Soviet memandang Eropa memiliki nilai yang sangat strategis. Hal ini disebabkan
oleh:
Nilai strategis atas Eropa ini menyebabkan Uni Soviet mengambil kebijakan
differential détente yaitu menjalankan strategi pengakhiran ketegangan (détente)
terhadap Eropa dan anti-détente terhadap Amerika Serikat.
Untuk menghadapi Uni Soviet yang telah mampu menguasai teknologi nuklir,
Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1950-an mengembangkan strategi massive
retaliation. Strategi ini menyatakan bahwa kekuatan nuklir strategis dan taktis
Amerika Serikat digunakan tidak saja untuk menangkal serangan nuklir terhadap
Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya melainkan juga untuk menangkal setiap
serangan negara-negara komunis terhadap negara lain di seluruh dunia. Untuk
mendukung strategi tersebut Amerika Serikat mengembangkan bom hidrogen, senjata
nuklir taktis dan pesawat pembom jarak jauh (B-52). Pada tahun 1953 senjata-senjata
nuklir taktis tersebut mulai ditempatkan di Eropa dan pada tahun 1955 pesawat
pembom strategis B-52 mulai beroperasi.
Sekali lagi strategi ini dpandang memiliki kelemahan karena dapat mendorong Uni
Soviet menyerang Amerika Serikat karena telah mengetahui kelemahan strategi
massive retaliation sehingga menyebabkan kemungkinan terjadinya konflik lokal dan
perang nuklir terbatas menjadi makin besar. Dengan demikian yang terjadi adalah
sebuah paradoks: menghindari perang nuklir malah memicu perang nuklir global.
Strategi ini juga memiliki kelemahan yaitu counterforce efektif apabila persenjataan
strategis Amerika Serikat digunakan sebelum senjata-senjata lawan digunakan.
Artinya counterforce dapat merangsang Amerika Serikat untuk melakukan first strike
menjadi lebih besar. Ini menyebabkan ancaman perang nuklir menjadi lebih besar
karena Uni Soviet akan melihat implikasi tersebut dan melakukan upaya untuk tidak
diserang terlebih dahulu. Hal ini dibuktikan dengan kebijakan Uni Soviet
mengembangkan ICBM (Inter-continental Ballistic Missile) dan SLBM (Sea Launch
Ballistic Missile) pada pertengahan 1960-an. Kondisi ini dapat mengancam terjadinya
perlombaan senjata yang tidak terkendali.
Untuk menjaga agar efek penangkalan dari strategi ini, yaitu kehancuran yang
meyakinkan (assured destruction), berjalan efektif Amerika Serikat berusaha
memperkuat hubungan keamanannya dengan Uni Soviet dengan melakukan
pengawasan senjata. Hal ini dibutuhkan karena jika jumlah senjata telah melebihi dari
jumlah yang diperlukan maka nilai strategis dari strategi ini akan hilang. Salah satu
pengaruh positif dari MAD adalah dicapainya kesepakatan mengenai ABM (Anti-
Ballistic Missile Treaty) dan SALT I (Strategic Arms Limited Talks I) pada tahun
1972.
Kritik-kritik ini kemudian melahirkan apa yang disebut sebagai Presidential Directive
59 (PD 59) pada tahun 1980. PD 59 memberikan pedoman-pedoman mengenai apa
yang hendaknya dilakukan Amerika Serikat dalam menghadapi konflik dengan Uni
Soviet. PD 59 memuat puluhan ribu daftar sasaran yang akan dihancurkan Amerika
Serikat jika terjadi perang. Namun, walaupun memuat puluhan ribu daftar target,
target-taget tersebut dapat dikategorikan ke dalam empat kelompok besar yaitu: 1)
kekuatan nuklir Uni Soviet; 2) Kekuatan konvensional; 3) Pimpinan-pimpinan militer
dan politik serta fasilitas komunikasi, dan; 4) Sasaran-sasaran ekonomi dan industri
Uni Soviet.
Peran aktif suatu Negara dalam hubungan internasional dilihat dari 2 hal. Pertama,
bagaimana ia membangun hubungan diplomasi dengan Negara lain. Kedua,
bagaimana ia mempengaruhi Negara lain mengikuti strateginya. Sifat politik Luar
Negeri Indonesia “bebas aktif” bermula dari konsep Walpres Moh. Hatta yang didasari
kondisi perang dingin dalam politik global. Rumusan politik Luar Negeri Indonesia
antara lain: Bebas-aktif, Anti-kolonialisme, Orientasi kepentingan nasional,
Demokratis. Penyempurnaan politik Luar Negeri dilakukan setelah adanya Dekrit
Presiden 5 Juli 1959. Dari pidato Presiden Sukarno (mengenai konsepsi Oldefos dan
Nefos) pada tahun 1960 di depan forum PBB, Dewan Pertimbangan Agung
menyatakan bahwa Garis Dasar Politik Luar Negeri RI adalah UUD’45, dengan sifat
bebas-aktif. Akan tetapi, terjadinya konfrontasi dengan Malaysia, Singapura tidak
memurnikan politik luar negeri Indonesia. Keberhasilan diplomasi Indonesia pada
penyelesaian konfrontasi dengan Malaysia melalui persetujuan Bangkok (29 Mei 1966
- 1 Juni 1966) antara Wakil PM Malaysia Tun Abdul Razak dengan Menteri Luar
Negeri Indonesia Adam Malik. Persetujuan diikuti dengan pembukaan hubungan
diplomatic antara Indonesia-Malaysia pada 31 Agustus 1967. Arah politik bebas-aktif
juga ditandai dengan normalisasi hubungan dengan Singapura pada 2 Juni 1966.
Normalisasi diikuti dengan pembukaan hubungan diplomatic dengan Singapura pada 7
September 1966. Politik Luar Negeri Indonesia kembali mengalami penyempurnaan
kebijakan politik Luar Negeri Indonesia. Keberhasilan politik Luar Negeri Indonesia
juga terlihat dari masuknya kembali Indonesia menjadi anggota PBB pada 28
September 1966 setelah menyatakan keluar dari keanggotaan PBB pada 1 Januari
1965.
Pemrakarsa KAA
Konferensi Bogor
DASASILA BANDUNG
Konferensi asia afrika di selenggarakan pada tanggal 18-25 april 1955 . waktu
penyrlenggaraan konferensi sangat tepat,karena pada saat itu dunia sedang diliputi
oleh ketegangan ernag dingin antara blok barat dan blok timur.selain
itu,berbagai bangsa sedang berjuang menyempurnakan kemerdekaan nya dan
melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup rakyat nta.
Untuk indonesia sendiri,KAA merupakan perwujudan dari politik luar negri
bebas aktif yang dianut.KAA juga berpengaruh besar terhadap solidaritas perjuanagan
kemerdekaan rakyat asia afrika.dalam KAA berhasil diambil suatu keputusan untuk
meningkat kan kerja sama antara negara-negara dan bangsa-bangsa di asia afrika di
bidang politik,ekonomi,sosial dan budaya.
KAA menghasilkan keputusan yang dikenal dengan Dasasila Bandung atau
Spirit Bandung.Isi Dasasila Bandung sebagai berikut.
a) Menghormati hak dasar manusia sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB.
b) Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua negara.
c) Mengakui persamaan semua bangsa,baik besar maupun kecil.
d) Tidak melakukan intervensi atau campur tangan masalah dalam negeri negara
lain.
e) Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri,baik secara sendiri
maupun secara kolektif yang sesuai dengan piagam PBB.
f) Tidak melakukan tekanan-tekanan terhadap negara lain.
g) Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman-ancaman agresi terhadap
keutuhan wilayah atau kemerdekaan negara lain.
h) Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai sesuai
dengan piagam PBB.
i) Memajukan kerja sama untuk kepentingan bersama.
j) Menghormati hukum dan kewajiban internasional.
2) Politik bebas aktif yang dijalankan oleh Indonesia, India, Birma, dan
srilangka tampak mulai diikuti oleh negara-negara yang tidak
bersedia masuk blok Rusia maupun blok Amerika serikat;
Latar Belakang
Munculnya paham komunisme di Vietnam dan Kamboja menjadi sumber
konflik antar-negara di kawasan Asia Tenggara. Karena itu, 15-17 Mei 1970,
di Jakarta diadakan pertemuan untuk membahas penyelesaian pertikaian di
Kamboja.
4.Deklarasi Juanda
Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana
Menteri Indonesia pada saat itu, Djuanda Kartawidjaja, adalah deklarasi yang
menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara
dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.
Setelah melalui perjuangan yang penjang, deklarasi ini pada tahun 1982 akhirnya
dapat diterima dan ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB ke-III Tahun 1982
(United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982). Selanjutnya
delarasi ini dipertegas kembali dengan UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan
UNCLOS 1982 bahwa Indonesia adalah negara kepulauan.
2. Tahun 1980, harga minyak jatuh sehingga keadaan ekonomi Uni Soviet yang
tidak stabil benar-benar berhenti. Padahal serbelumnya Uni Soviet sangat
tergantung dengan ekspor minyaknya sementara sejak 1980 minyak tidak mampu
membiayai Perang Dingin.
3. Muncul krisis kredibilitas/kepercayaan terhadap sistem komunisme.
Dampaknya muncul pemikiran dari para cendekiawan yang memahami pandangan
barat sehingga mendorong munculnya keinginan seperti warga negara di negara-
negara non komunis.
Dalam kondisi yang buruk Mikhail Gorbachev (11 Maret 1985) harus memimpin
Uni Soviet dengan tugasnya yaitu memperbaiki perekonomian Uni Soviet yang
semakin buruk.
Langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan Reformasi yang terkenal
dengan Perestroika dan Glasnost.
PERESTROIKA merupakan restrukturisasi (penataan kembali struktur) yang
sudah rusak. Tujuannya guna mengatasi stagnasi untuk akselerasi (penyamaan)
kemajuan sosial dan ekonomi. Perestroika merupakan pengembangan menyeluruh
dari demokrasi yang diprakarsai massa. Jadi Perestroika adalah langkah
pembaharuan untuk mempersatukan sosialisme dengan demokrasi melalui
keterbukaan politik atau GLASNOST.
Kebijakan ini memberikan dampak yang tidak terduga sebelumnya yaitu
pertentangan sosial di dalam masyarakat muncul. Kelompok yang bersengketa
antara lain sebagai berikut.
a. Kelompok Moderat, yaitu kelompok yang menyetujui reformasi tetapi
menjalankan komunisme yang disempurnakan.
b. Kelompok Konservatif, yaitu kelompok yang menentang reformasi dan ingin
mempertahankan komunisme.
c. Kelompok Radikal, yaitu kelompok yang mendukung reformasi tetapi ingin
meninggalkan komunisme.
4. Pada 19 Agustus 1991, Gennadi Yanayev (pemimpin kelompok konserfatif)
melancarkan kudeta terhadap Gorbachev tetapi upaya ini dapat digagalkan oleh
Boris Yeltsin (pemimpin kelompok Radikal) sehingga Gorbachev dapat
diselamatkan dan nama Yeltsin mulai melambung di pentas politik Uni Soviet.
Yeltsin tidak mampu membendung gelora semangat Perestroika dan Glasnost
terbukti dengan banyaknya negara bagian Uni Soviet yang melepaskan diri dan
menjadi negara merdeka sehingga Runtuhlah Uni Soviet.
5. Uni Soviet mulai mengurangi kekuatan senjatanya di Eropa Timur seperti pada
1989 Uni Soviet menarik tentaranya dari Afghanistan. Akhirnya kekuasaan
komunis mulai runtuh di negara-negara Eropa Timur dimana Jerman kembali
bersatu.
6. Secara resmi Uni Soviet dibubarkan pada 8 Desember 1991 ditandai dengan
penurunan bendera Uni Soviet dan dikibarkan bendera Rusia. Rusia dan negara-
negara bekas Uni Soviet yang lain mulai muncul sebagai negara yang merdeka.
Runtuhnya kekuatan Uni Soviet di Eropa Timur mengakhiri Perang Dingin. Uni
Soviet merupakan contoh keberhasilan dari ideologi Marxis-Leninis yang
diaktualisasikan menjadi negara.
Nama aslinya panjang dan tidak gampang diingat: Iosif Vissarionovich Dzugashvili. Dunia
mengenalnya dengan Joseph Stalin, yang bertahun-tahun jadi diktator proletariat Uni Soviet.
Dilahirkan tahun 1879 di kota Gori, Georgia di Kaukasus dan bahasa asalnya pun Georgia,
yang jauh berbeda dengan bahasa Rusia.