You are on page 1of 15

ATELEKTASIS

I. PENDAHULUAN
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang
tidak mengandung udara dan kolaps.1,2
Atelektasis dapat disebabkan oleh penekanan ekstrinsik paru (atelektasis
pasif), fibrosis parenkim (sikatrisasi), meningkatnya tegangan permukaan dalam
alveoli (atelektasis adhesive oleh defisiensi surfaktan) atau obstruksi bronkus
(atelektasis absorpsi).3,4

II. INSIDEN
Insidens atelektasis postoperative rata-rata sekitar 80%, tetapi hanya sekitar
20% yang secara klinis bermakna. Pada review yang dilakukan oleh chest
radiographs terhadap 200 pasien berurutan di ICU bedah, 18 kasus kolaps lobar
didiagnosis pada 17 pasien (8,5%). Sebagian besar menyangkut lobus kiri bawah
(66%), tetapi tercatat juga kolaps lobus kanan bawah (22%) dan lobus kanan atas
(11%).5

III. EPIDEMIOLOGI

Tidak ada data yang tersedia mengenai predileksi ras pada lobar
atelektasis, penyakit ini mempengaruhi orang-orang dari semua ras. Tidak
ada prevalensi sex yang didokumentasikan. Usia tampaknya tidak menjadi
faktor risiko atau kontributor atelektasis.6
IV. ETIOLOGI
Penyebab utama atelektasis akut atau kronik adalah obstruksi bronchial yang
disebabkan oleh sumbatan sputum yang melekat, benda asing, tumor

1
endobronchial, dan tumor nodus limfe atau aneurisma yang menekan bronchus
dan bronchiolus.6

Atelektasis sikatrik dapat disebabkan oleh Idiopathic Pulmonary Fibrosis,


tuberkulosis kronik, infeksi jamur, dan fibrosis radiasi.6

Atelektasis adhesive disebabkan oleh penyakit membrane hialin, sindrom


distres pernapasan akut, inhalasi asap, operasi jantung bypass, uremia, dan
pernapasan dangkal yang lama.6

Atelektasis tekanan disebabkan oleh massa pada dinding dada, pleura,


intraparenkim dan tekanan paru eksternal misalnya efusi pleura atau
pneumothorax.6

V. ANATOMI
Paru-paru memiliki area permukaan alveolar kurang lebih seluas 40 m2 untuk
pertukaran udara. Tiap Paru memiliki apeks yang mencapai ujung sterna costa 1,
permukaan kostovertebral yang melapisi dinding dada. Basis yang terletak diatas
diafragma dan permukaan mediastinal yang menempel dan membentuk struktur
mediastinal disebelahnya.7
Paru kanan terbagi menjadi lobus atas, tengah, dan bawah oleh fissura oblikus
dan horizontalis. Paru kiri hanya memiliki fissura oblikus sehingga tidak ada lobus
tengah. Segmen lingular merupakan sisi kiri yang ekuivalen dengan lobus tengah
kanan. Namun, secara antomis lingula merupakan bagian dari lobus atas kiri.
Struktur yang masuk dan keluar dari paru-paru melewati hilus paru, yang
diselubungi oleh pleura.7

2
Gambar 1:Anatomi Paru
(dikutip dari kepustakaan 7)

VI. PATOFISIOLOGI
Atelektasis dibagi menjadi obstruktif (absorbsi sekunder dari obstruksi bronkus dan
bronkiolus) and nonobstruktif.
Atelektasis Obstruktif
Pada atelektasis absorpsi, adanya obstruksi saluran napas menghambat
masuknya udara ke dalam alveolus yang terletak distal terhadap sumbatan. Udara
yang sudah terdapat dalam alveolus tersebut diabsorbsi sedikit demi sedikit ke
dalam aliran darah dan alveolus kolaps. Mekanisme pertahanan fisiologik yang
bekerja mempertahankan sterilitas yang juga bertindak mencegah atelektasis
dengan menghalangi terjadinya obstruksi. Mekanisme lain yang bertujuan
mencegah atelektasis adalah ventilasi kolateral, selama inspirasi dalam pori-pori
khon membuka dan udara masuk mendekati alveolus yang obstruksi, selama
ekspirasi paru-paru kohn menutup dimana tekanan positif meningkat dalam

3
alveolus yang mengalami obstruksi dan membantu mengeluarkan sumbatan
mucus. Akan tetapi pada ventilasi yang tidak efektif (inspirasi dangkal) pori-pori
kohn tidak membuka selama inspirasi dangkal sehingga ventilasi kolateral tidak
dapat digunakan dalam alveolus yang obstruksi. Kolapsnya alveolar yang obstruksi
membuat gas-gas terabsorbsi ke dalam aliran darah.1,6

Atelektasis Nonobstruktif

Berkurangnya kontak antara pleura visceralis dan parietalis adalah penyebab


primer atelektasis nonobstruktif. Efusi pleura atau pneumothorax menyebabkan
pengenduran atau atelektasis pasif. Efusi pleura lebih sering mengenai lobus
bawah daripada pneumothorax yang mengenai lobus atas.6

Microatelectasis (atelektasis adhesive) adalah berkurangnya ekspansi paru-


paru yang disebabkan oleh rangkaian peristiwa kompleks yang paling penting
adalah hilangnya surfaktan. Surfaktan memilki phospholipid dipalmitoyl
phosphatidylcholine yang mencegah kolaps paru dengan mengurangi tegangan
permukaan alveolus. Berkurangnya produksi atau inaktivasi surfaktan, yang mana
dapat terjadi pada ARDS, pneumonitis radiasi, dan trauma tumpul pada paru
menyebabkan instabilitas pada paru dan kolaps.4,6

Atelektasis kontraksi (sikatrisasi) terjadi ketika terdapat fibrosis umum atau local
yang menghambat ekspansi paru atau pleura dan meningkatkan elastisitas recoil selama
ekspirasi.4

4
Gambar 2: Gambaran Atelektasis
(dikutip dari kepustakaan 4)
VII. DIAGNOSIS
a. Gambaran Klinis
Pasien mungkin menunjukkan demam derajat rendah, leukositosis ringan, dan
takipneu ringan. Pada atelektasis ringan , perubahan pada oksigenasi dan ventilasi
mungkin tidak terlihat. Pada atelektasis yang disebabkan oleh obstruksi bronchial
dengan pengurangan signifikan parenkim paru, pasien mungkin menunjukkan
tanda-tanda takipneu dan hypoxia.5,8
Pemeriksaan thoraks yang cermat, yang mencakup inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi, seringkali menunjukkan diagnosis kelainan paru yang terjadi. Hasil
pemeriksaan fisik pada atelektasis (obstruksi lobaris) yang sering ditemukan
adalah :
 Inspeksi → berkurangnya gerakan pada sisi yang sakit
 Palpasi → fremitus berkurang, trakea dan jantung bergeser ke arah sisi
yang sakit
 Perkusi → pekak
 Auskustasi → suara pernapasan tidak terdengar .9

5
b. Gambaran Radiologi
Tanda-tanda langsung atelektasis:3,10,12,13
• Sebagai dasar gambaran radiologik pada atelektasis adalah
pengurangan volum bagian paru baik bagian lobaris, segmental atau
seluruh paru dengan akibat kurangnya aerasi sehingga memberikan
bayangan lebih suram (densitas tinggi).
• Pergeseran fissura interlobar.
Tanda-tanda tidak langsung dari atelektasis adalah sebagian besar dari upaya
kompensasi pengurangan volum paru, yaitu:3,10,12
• Pergeseran mediastinum ke arah atelektasis,
• Elevasi hemidifragma,
• Sela iga menyempit,
• Pergeseran hilus dan
• Hiperaerasi kompensatori terhadap parenkim paru disekitarnya
(emfisema kompensasi).

Gambaran Radiologi Atelektasis Komplit


Kolaps komplit pada paru, memberikan gambaran opak pada
hemithorax, tanpa air bronchogram sign, pergeseran mediastinum ke lesi, dan
elevasi diafragma. Hiperinflasi kompensatoar pada paru kontralateral yang
sering diikuti dengan herniasi melewati garis tengah. Herniasi paling sering
terjadi pada daerah retrosternal, anterior aorta ascendens, tetapi dapat juga
terjadi pada posterior jantung atau di bawah arcus aorta.12,14

6
Gambar 3 : Foto Thorax PA : atelektasis komplit pada paru kiri. Pergeseran
mediastinum, opasifikasi, dan berkurangnya volum pada hemithorax kiri.6
(dikutip dari kepustakaan 6).

Gambaran Radiologi Atelektasis Lobar


- Lobus kanan atas kolaps kearah medial dan superior, mengakibatkan
elevasi hilus kanan dan fissura minor. Fissura minor pada kolaps lobus
kanan atas biasanya tampak cembung di superior tetapi dapat cekung
karena adanya massa lesi yang mendasari. Inilah yang disebut tanda
Golden S.3,6

Foto Thorax PA: massa (panah putih)


diatas hilus kanan, dan elevasi fissura
horizontal (panah hitam). Ada
hiperinflasi kompensatoar pada lobus
kanan bawah

Gambar 4: (dikutip dari kepustakaan 13)

7
− Lobus atas kiri kolaps melalui beberapa cara yang berbeda dari lobus
kanan. Terdapat pergerakan fissura oblik kearah depan dan lobus yang
kolaps berada di bagian anterior berlawanan dengan dinding dada,
menyebabkan opasitas yang mengabur dan tidak berbatas tegas pada zona
atas dan tengah pada proyeksi posteroanterior.12

Gambar 5 : Foto PA tampak ·perkabutan Gambar 6: Foto lateral tampak


pada lapangan paru atas kiri. Hilangnya kolaps lobus atas kiri ke
silhouette jantung kiri. Pergeseran anterior (dikutip dari
Trakhea ke kiri kepustakaan 15).
(dikutip dari kepustakaan 13).

− Kolaps paru kanan tengah mengaburkan batas jantung kanan


(Silhoutte Sign) pada foto posteroanterior (PA). Foto lateral
menunjukkan triangular opacity yang melapisi jantung karena fissura mayor
bergeser ke atas dan fissura minor bergeser ke bawah.6,12

Gambar 7: Foto thorax PA tampak


hilangnya batas jantung kanan
mengindikasikan hilangnya aerasi pada lobus
medial (dikutip dari kepustakaan 14).

8
Gambar 8: Foto Thorax lateral tampak fissura
minor kebawah dan fissura mayor keatas,
menimbulkan wedge-shaped opacity (dikutip dari
kepustakaan 6).

− Kolaps salah satu lobus bawah sangat bagus terlihat pada foto lateral.
Pada atelektasis progresif, lobus berpindah ke arah posterior medial
untuk menempati posisi pada medial posterior sinus costophrenicus.3
Paru kanan bawah kolaps kearah bawah mediastinum dikarenakan oleh
efek penarikan ligamentum pulmonary inferior. Hal ini menyebabkan
pergeseran inferior setengah bagian atas fissura mayor dan pergeseran
posterior setengah bagian bawah, yang menghasilkan triangular
opacity pada kanan bawah paravertebra yang mengaburkan
hemidiafragma kanan tengah pada foto frontal.12,15

9
Gambar 9 : Foto thorax PA: densitas triangular pada bagian medial bawah
kanan yang mengaburkan hemidiafragma kanan (dikutip dari kepustakaan 6).

Pada kolaps lobus kiri bawah paru terdapat triangular opacity pada regio
paramediastinum kiri bawah, dengan hilangnya garis diaphragmatic retrocardiac
medial pada foto frontal. Terdapat Elevasi diafragma dan jantung bergeser kearah
kiri.12


Gambar 10: Foto Thorax PA tampak densitas triangular retrocardiac dengan
penarikan hilus kiri (dikutip dari kepustakaan 6).

10
Gambaran Radiologi Atelektasis Lobularis (Plate like/atelektasis lokal)
Bila penyumbatan terjadi pada bronkus kecil untuk sebagian segmen
paru, maka akan terjadi bayangan horisontal tipis, biasanya di lapangan bawah
paru. Karena hanya sebagian kecil paru terkena, maka biasanya tidak ada
keluhan.10

Gambar 11: Foto Thorax PA tampak pengurangan volum paru dan bayak garis
opak pada daerah tengah dan bawah bilateral paru (dikutip dari kepustakaan 11)

Perubahan radiografi kolaps lobus lebih jelas pada CT scan daripada


radiografi polos. CT scan tambahan membantu dalam mengidentifikasi dan
melokalisasi lesi obstruksi bronkial.

Gambar 12: CT Scan tampak kolaps Gambar 13:CT Scan tampak kolaps
lobus atas kanan (dikutip dari lobus atas kiri (dikutip dari
kepustakaan 13). kepustakaan 15).

11
CT scan terutama menolong pasien yang memilki efusi pleura terkait
atelektasis, dan gambaran ini memiliki keuntungan yang lebih daripada foto
polos dalam menentukan keganasan pleura.15

Gambar 14: CT Scan tampak kolaps lobus atas kiri dengan efusi
pleura minimal (dikutip dari kepustakaan 15).

Peran MRI dalam membedakan obstruksi tumor sentral dari kolaps paru-
paru perifer telah dievaluasi. T2-weighted berguna untuk mengidentifikasi lesi
endobronchial. Karena makrofag lipid-laden terakumulasi dalam fase subakut
kolaps Lobaris, progresif infiltrasi limfositik dan deposisi kolagen terjadi di
dalam interstitium paru-paru. Dalam situasi-situasi di mana ratio paru-paru
terhadap lemak dalam kolaps paru lebih besar dari 1, MRI T2-weighted sangat
berguna dalam membedakan tumor dengan kolaps paru.15
Ultrasonography memiliki peran terbatas dalam evaluasi atelektasis. Satu-
satunya peran potensial untuk modalitas ini adalah dalam membedakan sebuah
kolaps paru basal dari efusi pleura terlokalisir . Namun, terdapat data untuk
mendukung penggunaan USG pada pasien dalam kasus dimana penemuan klinis
sama baiknya dengan studi radiologi pada pasien yang kritis.15

12
c. Patologi Anatomi
Pada atelektasis lobus tengah kanan, obstruksi biasanya dikaitkan
dengan penekanan external hilus limfonodus. Bronkus ini terutama sekali
peka terhadap tekanan luar karena panjang dan ramping dan dikelilingi
limfenodus. Secara histology, paru menunjukkan bronkiektasis, bronchitis
kronik dan bronkiolitis, hiperplasi limfoid, pembentukan abses, dan fibrosis.16

VIII. DIAGNOSIS BANDING


Bronchogenic Karsinoma, yang dapat hadir dengan atelektasis, harus
dikecualikan pada semua pasien yang lebih tua dari 35 tahun. Pneumotoraks
spontan menghasilkan temuan klinis yang serupa dengan atelektasis, namun
selama pemeriksaan fisik, perkusinya hipersonor, jantung dan mediastinum
didorong ke sisi berlawanan pada foto Xray yang dapat digunakan untuk
diagnosis.
Efusi pleura masif dapat menyebabkan dyspnea, sianosis, kelemahan, pekak
hemithorax, dan tidak ada bunyi napas. Namun, jantung dan mediastinum deviasi
menjauhi daerah yang terkena.6

IX. PENGOBATAN
Pengobatan atelektasis didasarkan atas etiologi yang mendasari.
Beberapa diantaranya seperti pernapasan dalam, pengeluaran batuk, dan
penggunaan spironometry pada pasien yang kooperatif. Nebulizer dan suction
nasotracheal digunakan untuk menginduksi batuk, atau masker tekanan positif
dapat bermanfaat. Pada kasus dengan kolaps lobaris, langkah yang sedikit agresif
seperti bronchoscopy untuk mengeliminasi penyebab obstruksi dan ventilasi
tekanan positif mungkin dibutuhkan.5

13
X. PROGNOSIS

Kematian pasien bergantung pada penyebab yang mendasari


atelektasis. Atelektasis pascaoperasi umumnya membaik, tetapi pada
atelektasis lobaris sekunder terkait obstruksi endobrachial, prognosis
bergantung pada pengobatan keganasan atau penyebab obstruksi yang
lain.6

14
15

You might also like