You are on page 1of 13

MAWARIS

Posted by Bustamam Ismail on December 11, 2007

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar terjadinya perpecahan,


bahkan pertumpahan darah antara sesama saudara atau kerabat dalam
masalah memperebutkan harta waris. Sehubungan dengan hal itu, jauh
sebelumnya Allah telah mempersiapkan dan menciptakan tentang aturan-
aturan membagi harta waris secara adil dan baik. Hamba Allah diwajibkan
melaksanakan hukum-Nya dalam dalam semua aspek kehidupan. Barang
siapa membagi harta waris tidak sesuai dengan hukum Allah akan
menempatkan mereka di neraka selama-lamanya. Lihat Al-Qur’an on line di google

Firman Allah swt.


Artinya:” Dan barang siapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar
ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkan ke dalam api neraka sedang
ia kekal di dalamnya dan baginya siksa yang menghinakan ” (Q.S. An Nisa: 14)

A. Ketentuan Mawaris

Mawaris ialah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara pembagian harta waris.
Mawaris disebut juga faraidh karena mempelajari bagian-bagian penerimaan yang sudah
ditentukan sehingga ahli waris tidak boleh mengambil harta waris melebihi ketentuan.
Adapun hukum mempelajarinya ialah fardhu kifayah.

1. Sebab-sebab seseorang menerima hartawarisan

menurut Islam ialah sebagai berikut:

a. Adanya pertalian darah dengan yang meninggal(mayat) baik pertalian ke bawah


ataupun ke atas.

b.Hubungan pernikahan, yaitu suami atau isteri.

c.Adanya pertalian agama.Contoh jika seorang hidup sebatang kara, lalu meninggal
maka harta waris masuk baitul mal.

d.Karena memerdekakan budak.

2. Sebab-sebab seseorang tidak mendapat harta waris ialah

sebagai berikut

a.Hamba(budak) ia tidak cakap memiliki sebagaimana firman Allah swt. berikut.


Lihat Al-Qur’an on line di google

Artinya: ” Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang


dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun dan seorang yang Kami
beri rezki yang baik dari Kami, lalu dia menafkahkan sebagian dari rezki itu
secara sembunyi dan secara terang-terangan, adakah mereka itu sama? Segala
puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tiada mengetahui” ( Q.S. An-
Nahl:75).

b. Pembunuh, orang yang membunuh tidak dapat mewarisi harta dari yang dibunuh.
Sabda Rasulullah SAW.

Artinya: ”Yang membunuh tidak dapat mewarisi sesuatu dari yang dibunuhnya”

(H.R. Nasai)

c. Murtad dan kafir, orang yang keluar dari Islam, yaitu antara pewaris atau yang
mati, murtad salah satunya.

3. Syarat berlakunya pewarisan ada tiga:

a. Adanya yang meninggal dunia, baik secara hakiki atau hukmi.

b. Adanya harta warisan.

c. Tidak penghalang untuk menerima harta warisan.

B. AHLI WARIS

Ahli Waris ialah orang yang berhak menerima warisan, ditinjau jenisnya dapat dibagi
dua, yaitu zawil furud dan ashobah.

Ahli ada dua jenis lelaki dan perempuan .

1. Ahli Waris lelaki terdiri dari.

1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki sampai keatas dari garis anak laki-laki.
3. Ayah
4. Kakek sampai keatas garis ayah
5. Saudara laki-laki kandung
6. Saudara laki-laki seayah
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki saudara kandung sampai kebawah.
9. Anak laki-laki saudara seayah sampai kebawah.
10. Paman kandung
11. Paman seayah
12. Anak paman kandung sampai kebawah.
13. Anak paman seayah sampai kebawah.
14. Suami
15. Laki-laki yang memerdekakan

2. Ahli Waris wanita terdiri dari


1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan sampai kebawah dari anak laki-laki.
3. Ibu
4. Nenek sampai keatas dari garis ibu
5. Nenek sampai keatas dari garis ayah
6. Saudara perempuan kandung
7. Saudara perempuan seayah
8. Yang Saudara perempuan seibu.
9. Isteri
10. Wanita yang memerdekakan

Ditinjau dari sudut pembagian, Ahli waris terbagi dua yaitu : Ashhabul furudh dan Ashobah.

1. Ashabul furudh yaitu orang yang mendapat bagian tertentu. Terdiri dari

Yang dapat bagian ½ harta.

a.  Anak perempuan kalau sendiri

b. Cucu perempuan kalau sendiri

c. Saudara perempuan kandung kalau sendiri

d. Saudara perempuan seayah kalau sendiri

e. Suami

Yang mendapat bagian ¼ harta

a.Suami dengan anak atau cucu

b.Isteri atau beberapa kalau tidak ada

anak atau cucu

Yang mendapat 1/8

Isteri atau beberapa isteri dengan anak

atau cucu.

Yang mendapat 2/3

a.dua anak perempuan atau lebih

b.dua cucu perempuan atau lebih

c.dua saudara perempuan kandung atau lebih

d.dua saudara perempuan seayah atau lebih


.Yang mendapat 1/3

 Ibu jika tidak ada anak, cucu dari grs anak laki-laki, dua saudara
kandung/seayah atau seibu.
 Dua atau lebih anak ibu baik laki-laki atau perempuan

Yang mendapat 1/6

 Ibu bersama anak lk, cucu lk atau dua atau lebih saudara perempuan kandung
atau perempuan seibu.
 Nenek garis ibu jika tidak ada ibu dan terus keatas
 Nenek garis ayah jika tidak ada ibu dan ayah terus keatas
 Satu atau lebih cucu perempuan dari anak laki-laki bersama satu anak
perempuan kandung
 Satu atau lebih saudara perempuan seayah bersama satu saudara perempuan
kandung.
 Ayah bersama anak laki-laki atau cucu laki-laki
 Kakek jika tidak ada ayah
 Saudara seibu satu orang, baik laki-laki atau perempuan.

2. Ahli waris ashobah yaitu para ahli waris tidak mendapat bagian tertentu tetapi mereka
dapat menghabiskan bagian sisa ashhabul furud. Ashobah terbagi tiga jenis yaitu ashabah
binafsihi, ashobah bighairi dan ashobah menghabiskan bagian tertentu

Ashobah binafsihi adalah yang ashobah dengan sndirinya. Tertib ashobah binafsihi
sebagai berikut:

a. Anak laki-laki
b. Cucu laki-laki dari anak laki-laki terus kebawah
c. Ayah
d. Kakek dari garis ayah keatas
e. Saudara laki-laki kandung
f. Saudara laki-laki seayah
g. Anak laki-laki saudara laki-laki kandung sampai kebawah
h. Anak laki-laki saudara laki-laki seayah sampai kebawah
i. Paman kandung
j. Paman seayah
k. Anak laki-laki paman kandung sampai kebawah
l. Anak laki-laki paman seayah sampai kebawah
m. Laki-laki yang memerdekakan yang meninggal

Ashobah dengan dengan saudaranya

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>Anak perempuan bersama anak laki-laki atau cucu


laki.

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>Cucu perempuan bersama cucu laki-laki


<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>Saudara perempkuan kandung bersama saudara
laki-laki kandung atau saudara laki-laki seayah.

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>Saudara perempuan seayah bersama saudara laki-


laki seayah.

Menghabiskan bagian tertentu

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>Anak perempuan kandung satu orang bersama


cucu perempuan satu atau lebih (2/3).

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>Saudara perempuan kandung bersama saudara


perempuan seayah (2/3)

<!–[if !supportLists]–>C. <!–[endif]–>HARTA YANG HARUS DIKELUARKAN

Harta yang harus dikeluarkan sebelum dibagikan kepada ahli waris:

<!–[if !supportLists]–>1. <!–[endif]–>Biaya jenazah

<!–[if !supportLists]–>2. <!–[endif]–>Utang yang belum dibayar

<!–[if !supportLists]–>3. <!–[endif]–>Zakar yang belum dikeluarkan

<!–[if !supportLists]–>4. <!–[endif]–>Wasiat

<!–[if !supportLists]–>D. <!–[endif]–>Hajib dan mahjub

<!–[if !supportLists]–>1. <!–[endif]–>Nenek dari garis ibu gugur haknya karena


adanya ibu.

<!–[if !supportLists]–>2. <!–[endif]–>Nenek dari garis ayah gugur haknya karena


adanya ayah dan ibu

<!–[if !supportLists]–>3. <!–[endif]–>Saudara seibu gugur haknya baik laki-laki


ataupun perempuan oleh:

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>anak kandung laki/perempuan

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>cucu baik laki-laki/perempuan


dari garis laki-laki

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>bapak

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>kakek

<!–[if !supportLists]–>4. <!–[endif]–>Saudara seayah baik laki-laki/perempuan


gugur haknya oleh :

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>ayah


<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>anak laki-laki kandung

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>cucu laki-laki dari garis laki-laki

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>Saudara laki-laki kandung

<!–[if !supportLists]–>5. <!–[endif]–>Saudara laki-laki/perempuan kandung


gugur haknya oleh:

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>anak laki-laki

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>cucu laki-laki dari garis anak laki-


laki

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>ayah

<!–[if !supportLists]–>6. <!–[endif]–>Jika semua ahli waris itu laki-laki yang


dapat bagian ialah.

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>suami

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>ayah

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>anak laki-laki

<!–[if !supportLists]–>7. <!–[endif]–>Jika semua ahli waris itu semuanya


perempuan dan ada semua, maka yang dapat warisan ialah:

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>Isteri

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>Anak perempuan

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>Cucu perempuan

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>Ibu

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>Saudara perempuan kandung

<!–[if !supportLists]–>8. <!–[endif]–>Urutan pembagian antara saudara laki-laki


kandung/ saudara laki-laki seayah sampai kebawah dan urutan paman kandung
/ paman seayah sampai kebawah.

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>Saudara laki-laki kandung


menggugurkan saudara seayah( L/P )

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>Saudara laki-laki seayah


menggugurkan anak lk saudara kandung

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>Anak laki-laki saudara kandung


menggugurkan anak lk saudara seayah
<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>Anak laki-laki saudara seayah
menggugurkan cucu lk saudara kandung.

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>Cucu laki-laki saudara kandung


menggugurkan cucu lk saudara seayah dts

<!–[if !supportLists]–>f. <!–[endif]–>Cucu laki-laki saudara seayah


menggugurkan Paman kandung

<!–[if !supportLists]–>g. <!–[endif]–>Paman kandung menggugurkan


paman seayah

<!–[if !supportLists]–>h. <!–[endif]–>Paman seayah menggugurkan


anak laki-laki paman kandung

<!–[if !supportLists]–>i. <!–[endif]–>Anak laki-laki paman kandung


menggugurkan anak lk paman seayah

<!–[if !supportLists]–>j. <!–[endif]–>Anaklaki-laki paman seayah


menggugurkan cucu lk paman kandung

<!–[if !supportLists]–>k. <!–[endif]–>Cucu laki-laki paman kandung


menggugurkan cucu lk paman seayah.

demikian seterusnya.

<!–[if !supportLists]–>E. <!–[endif]–>Warisan dalam UU No 7 Tahun 1989

Hukum waris dalam Islam ialah berasal dari wahyu Allah dan diperjelas oleh rasulNya.
Hukum waris ini diciptakan untuk dilaksanakan secara wajib oleh seluruh umat Islam.
Semenjak hukum itu diciptakan tidak pernah mengalami perubahan, karena perbuatan
mengubah hukum Allah ialah dosa. Semenjak dsahulu sampai sekarang umat Islam
senantiasa memegang teguh hukum waris yang diciptakan Allah yang bersumber pada kitab
suci Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah.

Dalam Undang undang no 7 Tahun 1989, hukum waris itu dicamtumkan secara sistematis
dalam 5 bab yang tersebar atas 37 fasal dengan perincian sebagai berikut:

Bab. I terdiri atas 1 pasal , ketentuan umum.

Bab. II terdiri atas 5 pasal, berisi tentang ahli waris

Bab. III. Terdiri atas 16 pasal, berisi tentang besarnya bagian ahli waris

Bab. IV terdiri atas 2 pasal, berisi tentang aul dan rad.

Bab. V terdiri atas 13 pasal, berisi masalah wasiat

Demikianlah selayang pandang tentang Undang-Undang no 7 tahun 1989, Prinsipnya sama


dengan hukum yang bersumber dengan Al-Qur’an dan Hadits.
F. Cara menghitung dan membagikan warisan.

1. soal

A.meninggal dunia harta waris Rp 66.000.000.00. Ahli waris terdiri dari kakek,bapak,
dan 2anak laki-laki. Berapa bagian masing-masing?

Jawab.

Bapak dapat bagian 1/6 Rp 66.000.000.00 = Rp 11.000.000.00

2 anak laki-laki adalah asobah Rp 66.000.000.00- Rp 11.000.000.00= Rp 55.000.000.00

seorang anak laki-laki adalah Rp 55.000.000.00 = Rp 27.500.000.00

Kakek terhalang oleh ayah

LATIHAN

<!–[if !supportLists]–>A. <!–[endif]–>Berilah tanda silang( x) pada salah satu huruf


a,b,c,d atau e di depan jawaban yang

paling tepat !

1. Ahli waris yang dapat bagian tertentu disebut….

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>arham

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>furudul muqaddaroh

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>asabah

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>wala’

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>murtad

<!–[if !supportLists]–>2. <!–[endif]–>Berikut ini orang-orang yang menerima


warisan, kecuali….

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>anak

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>cucu

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>saudara perempuan

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>mertua

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>isteri


<!–[if !supportLists]–>3. <!–[endif]–>Ilmu yang mempelajari tentang cara-cara
membagi harta warisan terhadap ahli waris yang berhak menerima dalam
agama Islam disebut….

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>Ilmu tahid

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>Ilmu fikih

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>Ilmu faraid

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>Ilmu kalam

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>Ilmu tafsir

<!–[if !supportLists]–>4. <!–[endif]–>Undang-undang yang mengatur masalah


pembagian waris di negara kita adalah…

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>UU No 7 Tahun 1989

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>UU No 10 Tahun 1975

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>UU No 17 Tahun 1989

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>UU No 5 Tahun 1989

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>UU No 9 Tahun 1989

<!–[if !supportLists]–>5. <!–[endif]–>Seorang isteri ditinggal mati suaminya dan


ia meninggalkan anak, maka besar bagiannya adalah…

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>seperdua

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>seperdelapan

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>seperempat

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>sepertiga

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>seperenam

<!–[if !supportLists]–>6. <!–[endif]–>Berikut ini adalah faktor yang


menyebabkan seseorang memperoleh harta waris, kecuali…

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>keluarga

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>perkawinan

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>memerdekakan

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>hakim agama


<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>seagama

<!–[if !supportLists]–>7. <!–[endif]–>Berikut ini ahli waris yang mendapat


bagian setengah,kecuali…..

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>anak perempuan tunggal, tidak


ada anak laki-laki

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>saudara perempuan tunggal yang


sebapak

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>saudara perempuan tunggal seibu


sebapak

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>suami, bila isteri tidak


meninggalkan anak/cucu

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>dua saudara perempuan atau lebih


yang sebapak

<!–[if !supportLists]–>8. <!–[endif]–>Berikut ini merupakan hikmah mawaris,


kecuali….

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>ketaatan kepada Allah

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>yang tertua akan mendapat lebih


banyak

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>hubungan kekeluargaan tetap


harmonis

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>menegakkan keadilan

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>tidak menyengsarakan keluarga


yang ditinggalkan

<!–[if !supportLists]–>9. <!–[endif]–>Berikut ini adalah tugas pengadilan agama


sesuai dengan UU No 7 Tahun 1989 pasal 49 ayat 1, kecuali…

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>Menyelesaikan masalah wakaf

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>Menyelesaikan masalah sedekah

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>Mengatur masalah warisan

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>Mengatur hukum pidana

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>Mengatur masalah wasiat


<!–[if !supportLists]–>10. <!–[endif]–>Tujuan pembagian harta warisan secara
Islam ialah agar dapat dilakukan secara….

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>adil

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>sukarela

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>berat sebelah

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>menyenangkan

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>sama rata

<!–[if !supportLists]–>11. <!–[endif]–>Yang menyebabkan seseorang tidak


memperoleh harta warisan adalah….

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>perkawinan

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>kekeluargaan

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>memrdekakan

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>seagama

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>hamba

<!–[if !supportLists]–>12. <!–[endif]–>Menurut UU No 7 Tahun 1989 pasal 49


ayat 3, pengadilan agama tidak berperan dalam hal ….

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>menentukan para ahli waris

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>menentukan harta warisan

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>menentukan Undang-undang

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>menentukan bagian masing-


masing ahli waris

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>melaksanakan pembagian harta


pusaka

<!–[if !supportLists]–>13. <!–[endif]–>Pak Dullah meninggal dunia dengan


meninggalkan warisan dan dua anak perempuan tanpa anak laki-laki. Bagian
anak perempuan itu adalah….

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>½ bagian

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>¼ bagian

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>2/3 bagian


<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>1/3 bagian

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>1/6 bagian

<!–[if !supportLists]–>14. <!–[endif]–>Berikut ini yang tidak mendapat warisan


karena ada ahli waris dari pihak laki-laki dan perempuan yang lebih dekat
adalah…..

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>anak laki-laki

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>anak perempuan

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>ibu

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>saudara perempuan

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>suami/isteri

<!–[if !supportLists]–>15. <!–[endif]–>Berikut ini ahli waris yang mendapat


seperenam, kecuali….

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>bapak jika ada anak atau cucu

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>ibu bila ada anak atau cucu

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>nenek bila tidak ada ibu

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>seorang saudara seibu laki-laki


atau perempuan

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>seorang anak laki-laki tunggal

<!–[if !supportLists]–>16. <!–[endif]–>Sistem kekeluargaan yang menarik garis


keturunan dari nenek moyang laki-laki disebut….

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>matrilineal

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>parental

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>gana-gini

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>perbandingan

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>patrilineal

<!–[if !supportLists]–>17. <!–[endif]–>Bapak dari bapak terhalang karena masih


adanya….

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>cucu laki-laki


<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>nenek perempuan

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>saudara laki-laki

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>bapak

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>anak laki-laki saudara kandung

<!–[if !supportLists]–>18. <!–[endif]–>Ahli waris kehilangan haknya menerima


warisan, karena ada ahli waris yang dekat dengan pewaris disebut….

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>hijab

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>mahjub

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>hijab nuqsan

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>hijab hirman

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>asabah binafsih

<!–[if !supportLists]–>19. <!–[endif]–>UU No 7 Tahun 1989 Bab III ayat 1 berisi


tentang tugas dan wewenang…

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>KUA

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>Pengadilan agama

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>Penerangan agama

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>Menteri negara

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>MUI

<!–[if !supportLists]–>20. <!–[endif]–>Ahli waris yang berhak memperoleh harta


warisan menurut syara’ disebut…

<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>asabah

<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>ahli akli

<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>asabah

<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>aul

<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>zawil furud

You might also like