Professional Documents
Culture Documents
A. Ketentuan Mawaris
Mawaris ialah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara pembagian harta waris.
Mawaris disebut juga faraidh karena mempelajari bagian-bagian penerimaan yang sudah
ditentukan sehingga ahli waris tidak boleh mengambil harta waris melebihi ketentuan.
Adapun hukum mempelajarinya ialah fardhu kifayah.
c.Adanya pertalian agama.Contoh jika seorang hidup sebatang kara, lalu meninggal
maka harta waris masuk baitul mal.
sebagai berikut
b. Pembunuh, orang yang membunuh tidak dapat mewarisi harta dari yang dibunuh.
Sabda Rasulullah SAW.
Artinya: ”Yang membunuh tidak dapat mewarisi sesuatu dari yang dibunuhnya”
(H.R. Nasai)
c. Murtad dan kafir, orang yang keluar dari Islam, yaitu antara pewaris atau yang
mati, murtad salah satunya.
B. AHLI WARIS
Ahli Waris ialah orang yang berhak menerima warisan, ditinjau jenisnya dapat dibagi
dua, yaitu zawil furud dan ashobah.
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki sampai keatas dari garis anak laki-laki.
3. Ayah
4. Kakek sampai keatas garis ayah
5. Saudara laki-laki kandung
6. Saudara laki-laki seayah
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki saudara kandung sampai kebawah.
9. Anak laki-laki saudara seayah sampai kebawah.
10. Paman kandung
11. Paman seayah
12. Anak paman kandung sampai kebawah.
13. Anak paman seayah sampai kebawah.
14. Suami
15. Laki-laki yang memerdekakan
Ditinjau dari sudut pembagian, Ahli waris terbagi dua yaitu : Ashhabul furudh dan Ashobah.
1. Ashabul furudh yaitu orang yang mendapat bagian tertentu. Terdiri dari
e. Suami
atau cucu.
Ibu jika tidak ada anak, cucu dari grs anak laki-laki, dua saudara
kandung/seayah atau seibu.
Dua atau lebih anak ibu baik laki-laki atau perempuan
Ibu bersama anak lk, cucu lk atau dua atau lebih saudara perempuan kandung
atau perempuan seibu.
Nenek garis ibu jika tidak ada ibu dan terus keatas
Nenek garis ayah jika tidak ada ibu dan ayah terus keatas
Satu atau lebih cucu perempuan dari anak laki-laki bersama satu anak
perempuan kandung
Satu atau lebih saudara perempuan seayah bersama satu saudara perempuan
kandung.
Ayah bersama anak laki-laki atau cucu laki-laki
Kakek jika tidak ada ayah
Saudara seibu satu orang, baik laki-laki atau perempuan.
2. Ahli waris ashobah yaitu para ahli waris tidak mendapat bagian tertentu tetapi mereka
dapat menghabiskan bagian sisa ashhabul furud. Ashobah terbagi tiga jenis yaitu ashabah
binafsihi, ashobah bighairi dan ashobah menghabiskan bagian tertentu
Ashobah binafsihi adalah yang ashobah dengan sndirinya. Tertib ashobah binafsihi
sebagai berikut:
a. Anak laki-laki
b. Cucu laki-laki dari anak laki-laki terus kebawah
c. Ayah
d. Kakek dari garis ayah keatas
e. Saudara laki-laki kandung
f. Saudara laki-laki seayah
g. Anak laki-laki saudara laki-laki kandung sampai kebawah
h. Anak laki-laki saudara laki-laki seayah sampai kebawah
i. Paman kandung
j. Paman seayah
k. Anak laki-laki paman kandung sampai kebawah
l. Anak laki-laki paman seayah sampai kebawah
m. Laki-laki yang memerdekakan yang meninggal
demikian seterusnya.
Hukum waris dalam Islam ialah berasal dari wahyu Allah dan diperjelas oleh rasulNya.
Hukum waris ini diciptakan untuk dilaksanakan secara wajib oleh seluruh umat Islam.
Semenjak hukum itu diciptakan tidak pernah mengalami perubahan, karena perbuatan
mengubah hukum Allah ialah dosa. Semenjak dsahulu sampai sekarang umat Islam
senantiasa memegang teguh hukum waris yang diciptakan Allah yang bersumber pada kitab
suci Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah.
Dalam Undang undang no 7 Tahun 1989, hukum waris itu dicamtumkan secara sistematis
dalam 5 bab yang tersebar atas 37 fasal dengan perincian sebagai berikut:
Bab. III. Terdiri atas 16 pasal, berisi tentang besarnya bagian ahli waris
1. soal
A.meninggal dunia harta waris Rp 66.000.000.00. Ahli waris terdiri dari kakek,bapak,
dan 2anak laki-laki. Berapa bagian masing-masing?
Jawab.
LATIHAN
paling tepat !