Professional Documents
Culture Documents
d p 0,278v.t
dimana:
dp = jarak persepsi-reaksi (PIEV)(m)
t = waktu (detik)
v = kecepatan (kpj)
Waktu Reaksi Mengerem dari 321
Pengemudi
Karakteristik Lain
• Kemampuan membedakan warna.
• Pendengaran.
• Perasaan.
• Tinggi mata pengemudi.
• Tinggi pejalan kaki.
• Kecepatan jalan.
• Penggeseran lateral kendaraan.
• Umur.
Faktor yang mempengaruhi
Perilaku Pengemudi
• Motivasi
• Pengaruh Lingkungan
• Pendidikan
Lintasan Tikungan Minimum Kendaraan Rencana WB-35
Kinerja Percepatan Kendaraan
Jenis Kendaraan Berat Tingkat Percepatan
Tipikal Maksimum (kpj/dt)
(kg) 0-24 kpj dari 64 kpj dari 96 kp
d a 0,139.at 2
dimana:
a = percepatan (kpj/detik)
t = waktu percepatan (detik)
Contoh
Mobil besar bergerak dari kondisi diam (0 kpj) sampai
kecepatan 24 kpj dalam waktu 1,5 detik pada tingkat
percepatan 16,1 kpj/detik.
Untuk kondisi yang sama, Truk gandengan memerlukan
waktu 7,5 detik pada tingkat percepatan 3,2 kpj/detik.
Jarak percepatan masing-masing kendaraan adalah
Mobil besar : da = 0,139 (16,1) (1,5)2 = 5,03 m
Truk : da = 0,139 (3,2) (7,5)2 = 25,02 m
Jarak ini mengasumsikan bahwa tingkat percepatan adalah
maksimum. Dalam keadaan normal, pengemudi umumnya
tidak menggunakan percepatan maksimum dari kemampuan
kendaraannya, dan kedua jarak tersebut terlalu kecil.
KEMAMPUAN MENGEREM
v2 u2
db
100 f g
v2 u2
d s 0,278v.t
100 f g
Jarak selama berada di jalur lawan (d2) dapat dihitung dengan rumus:
d 2 0,278vt 2
dimana:
t2 = waktu menyiap selama berada di jalur lawan (detik)
v = kecepatan kendaraan yang menyiap (kpj)
d3 = Jarak bebas, adalah jarak bebas antara
kendaraan berlawanan dan kendaraan yang menyiap
pada akhir gerakan menyiap, nilainya adalah antara
30 sampai 90 m.
Legenda
Kota-kota kecil
Desa
Arteri
Kolektor
Lokal
Skema Proporsi Jaringan Jalan
Perkotaan
Legenda
Jalan Lokal
PP No. 43 tahun 1993
tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan
(1) Jalan kelas I
Jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 mm,
dan muatan sumbu terberat yang diijinkan lebih besar dari 10 ton.
(2) Jalan kelas II
Jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 mm
dan muatan sumbu terberat diijinkan 10 ton.
(3) Jalan kelas IIIA
Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 mm
dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8 ton.
(4) Jalan kelas IIIB
Jalan kolektor yang dapat diialui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 mm
dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8 ton.
(5) Jalan kelas IIIC
Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
ukuran lebar tidak melebihi 2.100 mm, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 mm
dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8 ton.
Geometrik Jalan
• Alinyemen Horisontal
. Full Circle
. Spiral-circle-spiral
. Spiral-spiral
• Alinyemen Vertikal
. Lengkung Cekung
. Lengkung Cembung
• Potongan Melintang
• Kanalisasi
Alinyemen
Horisontal
Tikungan Lingkaran Penuh (Full
Circle)
Tc R tan 12 Δ
Δ
Lc 2π R
360 0
R
Ec R , atau
Δ
cos
2
Ec Tc tan 14 Δ
Tikungan spiral-lingkaran
(spiral-circle-spiral)
Ls 360
S
2 R 2
c 2 S
c
Lc 2R
360
Ls 2
YC
6R
Ls 3
X C Ls
40 R 2
k X C R sin S
p YC R (1 cos S )
Ts R p tan k
2
Es
R p
R
cos
2
L total Lc 2 Ls
Tikungan spiral (spiral-spiral)
θ S 12 Δ
Δc 0
Lc 0
Ls 2
YC
6R
Ls 3
X C Ls
40 R 2 k X C R sin θ S
p YC R (1 cos θ S )
Δ
Ts R p tan k
2
Es
R p
R
Δ
cos
2
L total 2Ls
Fungsi Lengkung Peralihan
• Lengkung peralihan yang baik memberikan jejak
yang mudah diikuti, sehingga gaya sentrifugal
bertambah dan berkurang secara teratur sewaktu
kendaraan memasuki dan meninggalkan busur
lingkaran.
• Panjang lengkung peralihan memberikan
kemungkinan untuk mengatur pencapaian
kemiringan. Peralihan dari kemiringan normal
(normal crossfall) ke superelevasi penuh pada
busur lingkaran dapat dilakukan sepanjang
lengkung peralihan.
• Tampak suatu jalan akan bertambah baik dengan
menggunakan lengkung peralihan.
Gambar 2.9 Ilustrasi Lengkung Peralihan Spiral
Tanpa Spiral
Dengan Spiral
FYI – NOT TESTABLE
No Spiral
Assistant with Target Rod (2ft object height)
PVI
Line of Sight
PVC PVT G2
G1
h2
h1
L
A S
2
200 h1 h2 2
100 2h1 2h2 2 L 2S
A
Lengkung Vertikal Cekung
Light Beam Distance (SSD)
G1
headlight beam (diverging from LOS by β degrees) G2
PVC PVT
h1 PVI
h2=0
L
For S < L For S > L