You are on page 1of 116

Handout Mata Kuliah

Sosiologi Pertanian

Dr.agr Sri Peni W dan Subejo,SP,M.Sc (Kelas F)


Prog. Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Jur. Sosial Ekonomi Pertanian, Fak. Pertanian UGM
E-learning Sosiologi
Pertanian

„ Semua bahan kuliah


(diktat, handout, dll)
dapat diakses melalui :
www.elisa.ugm.ac.id

„ Nama komunitas:
Sosper_Peni_Subejo

„ Silahkan mengakses!!
Sosiologi Pertanian ??

Sosiologi ? Pertanian ?

Pedesaan ?
DESKRIPSI MK. SOSIOLOGI PERTANIAN (1)

MK. Sosiologi Pertanian ini merupakan mata kuliah


wajib untuk mahasiswa Fakultas Pertanian UGM
dengan Kode PNP 1100 dan bobot 2/0 SKS.

Mata kuliah Sosiologi Pertanian diselenggarakan


dengan cara :
1.Tatap muka yang mencakup:
(a) pendahuluan/ penjelasan umum kegiatan
perkuliahan dan evaluasi dan
(b) penyajian dan pembahasan materi yang berupa
ceramah, penayangan materi dengan LCD, Tanya
jawab, diskusi kel. dan presentasi kelompok; dan
2. Evaluasi midterm dan evaluasi akhir
DESKRIPSI MK. SOSIOLOGI PERTANIAN (2)

Mata kuliah Sosiologi Pertanian merupakan


salah satu pengetahuan dasar yang harus
dimiliki atau dikuasai oleh mahasiswa Fakultas
Pertanian UGM untuk memenuhi standar
kompetensi seorang sarjana pertanian.

Mata kuliah ini mempelajari tentang aspek-aspek


sosial kehidupan masyarakat pedesaan yang
antara lain mencakup proses-proses, interaksi
dan struktur sosial yang terjadi di masyarakat
pedesaan yang sebagian besar berprofesi dalam
bidang pertanian.
Skema Hubungan Antar Pokok Bahasan

n : i o l ogi
a ng a
n S os
er a 9
Ket engerti
. P i a n k a t an
1 an de
Pert de Pen
M eto ogi
2. s iol n
S o
n i a a n i an
a rt n 6 7 8
Pert tur Pe nian da
S truk Perta anah i an
3. i m
sti asaan T
e rt a n
S P
4. e n gu ngaan sial,
P m ba ik So i
e l e i s t n o m
5. K arakter an Eko i a l
3 4 5
K d o s
6. u d a ya s e sS
B i P ro
a n n an
Pet tur da Pedesa i dalam
S truk rakat a T an 2
7. a s ya Wanit
M n a n a n a n i an
a
er angun ert i
. P n P
8 b a as
Pem bangun lobalis 1
P e m ra G
9. m E
dala
Materi Pembelajaran :

1. Pengertian Sosiologi Pertanian


a. Pengertian sosiologi
b. Pengertian sosiologi pedesaan dan
sosiologi pertanian
c. Ruang lingkup sosiologi pertanian
d. Kegunaan mempelajari sosiologi pertanian

2. Metode Pendekatan Sosiologi Pertanian


a. Hubungan sosiologi pedesaan dan ilmu pertanian
b. Peninjauan dari obyek material
c. Peninjauan dari pengembangan analisis
d. Penelitian sosiologi pertanian
3. Struktur Pertanian
a. Penggembalaan berpindah
b. Perladangan berpindah
c. Pertanian feodalistik (feodalisme persewaan
dan latufundia/hacienda)
d. Pertanian keluarga
e. Pertanian kapitalistik
f. Pertanian kolektif
g. Pertanian sosialistik
h. Pertanian komunistik

4. Sistim Pertanian dan Penguasaan Tanah


a. Pemilikan tanah (cara memperoleh hak milik, hak dan
b. Kewajiban pemilik tanah)
c. Fragmentasi tanah
d. Penguasaan atas tanah (persewaan dan bagi hasil)
e. Penggunaan tanah (pola penanaman, faktor yang
mempengaruhi pemilikan dan penggunaan tanah)
5. Kelembangaan Pertanian
a. Pengertian kelembagaan pertanian
b. Kebutuhan dasar manusia dan kelembagaan
sosial dan ekonomi
c. Lembaga tradisional & lembaga modern
di pedesaan
d. Kelompok sosial dan organisasi sosial
e. Social capital di daerah pedesaan

6. Karakteristik Sosial, Budaya dan Ekonomi Petani


a. Struktur sosial agraris di pedesaan
b. Sistim nilai budaya masyarakat pedesaan
c. Karakteristik ekonomi dan dinamika
perubahan agraris
7. Struktur dan Proses Sosial Masyarakat Pedesaan
a. Sistim nilai
b. Stratifikasi sosial
c. Pola kepemimpinan
d. Interaksi sosial
e. Proses sosial
f. Mobilitas sosial
8. Peranan Wanita Tani dalam Pembangunan
a. Pengertian gender
b. Pendekatan-pendekatan studi gender
c. Alokasi waktu & peran wanita pedesaan di sektor pert.
9. Pembangunan Pertanian dalam Era Globalisasi
a. Revolusi hijau sebagai strategi modernisasi sektor pert.
b. Globalisasi dan krisis pangan
c. Paradigma baru pembangunan pertanian
d. Pengembangan agribisnis dan permasalahan petani
e. Pengembangan SDM petani dan pemberdayaan
masyarakat tani
y a ng ok
n c es p pok
k a : fe r e tia
us ta a / r e d a s e
s u ai
P s ta k p a i se san,
P u n
ka rvari a s h a
u n a e b a a da
d i g b m
pe lihat p
a s an t e r i i
bah an ma apat d jurnal,
g d ,
den detail xtbook ces)
h r
lebi out (te 39 sou )
a n d l l - Æ s i ?
h e l , d o p or
artik n : (pr jian
i l a ia r i :u 5 % )
/ n
pe n ma te i r( 6
s i k h
v a lua asaa jian a g a s,
E
e n gu a n u s i , tu
1. P sipan d : disku n
si i ta s p u l a
e a t if 0 % ) u m
r 2 g
2. K isiatif ( an:pen : (15%)
in i p l in i r an
e d i s h a d
3. K k e
g a s,
tu
Outcome Pembelajaran Sosiologi Pertanian:
a. Knowledge and understanding
•Memahami aspek-aspek sosial masyarakat pedesaan
•Memahamai konsep tentang proses, interaksi dan
struktur sosial masyarakat pedesaan
b. Intellectual (thinking)
•Memahami persoalan-persoalan sosial masyarakat
pedesaan yang sebagaian besar berprofesi sebagai
petani
•Memiliki pengetahuan dan wawasan dasar tentang
struktur dan interaksi sosial yang terjadi pada
masyarakat pedesaan
c. Practical skill
Mampu menerapkan konsep/ilmu yang terkait dengan
aspek-aspek sosial dan interaksi dalam masyarakat
pertanian untuk menyelesaiakan persoalan-persoalan
tersebut dalam kegiatan praktis di lapangan.
Paradigm Shifting from Teacher
Centered Learning (TCL) to Student
Centered Learning (SCL)

Teacher Learner

Subject Subject

Student
Teacher
Pengertian Kelembagaan Pertanian
„ Kelembagaan pertanian (agricultural
institutions)-Æ norma atau kebiasaan yang
terstruktur dan terpola serta dipraktekkan terus
menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota
masyarakat yang terkait erat dengan
penghidupan dari bidang pertanian di pedesaan
„ Kelembagaan pertanian di pedesaan tradisional-
Æ terkait erat antara kegiatan ekonomi dan
sosial masyaratnya
„ Kelembagaan pertanian--Ætradisional dan
modern
„ Kelembagaan pert. tradisional-Æbentuk-bentuk
kerjasama dan pertukaran tenaga, dll
„ Kelembagaan pert modern-Ækel. tani, koperasi,
kel. Pemakai air, kel.pemasaran, dll
Kebutuhan Dasar Manusia dan
Kelembagaan Sosial Ekonomi
„ Kelembagaan sosial ekonomi masyarakat---Æ
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
terhadap kehidupannya
„ Teori Maslow (kebutuhan berjenjang individu):
(1) fisiologis, (2) rasa aman, (3) hubungan sosial,
(4) pangakuan, (5) pengembangan pengakuan
„ Koreksi terhadap Teori Maslow oleh M. Celland-Æ
Teori Motivasi: (1) kebutuhan untuk berprestasi,
(2) kebutuhan untuk kekuasaan dan (3)
kebutuhan untuk bergabung/afiliasi
„ Teori Maslow-Æ linier, M. Celland-Æflexible
(tergantung pada situasi dan kondisi)
Lembaga TradisionaL dan Lembaga
Modern di Pedesaan

„ Pembentukan sosial institutions


bertujuan untuk: (1) pedoman bagi
masyarakat, 92) menjaga keutuhan
masyarakat dan (3) pengendalian sosial
„ Lembaga sosial tradisional--Æmemiliki
kekuatan mengikat terhadap anggota
(cara, kebiasaan, tata kelakuan, adat)
„ Lembaga modern-Æmemiliki struktur
yang jelas dan cenderung formal, ada
kepemimpinan yang resmi
Kelompok Sosial dan Organisai
Sosial
„ Kelompok sosial-Æsejumlah orang yang
mengadakan hubungan tatap muka secar
berkala kerena mempunyai tujuan dan sikap
bersama; hubungan diatur oleh norma;
tindakan berdasar kedudukan dan peran
masing-masing; terdapat rasa ketergantungan
satu dengan yang lain
„ Organisasi sosial-Æpengelompokan manusia
yang disengaja dibentuk untuk tujuan
tertentu.
„ Ciri organisasi : (1) pembagian kerja,
kekuasaan, (2) ada pusat kekuasaan, (3) ada
kaderisasi
„ Dalam organisasi sosial ada koordinasi, tujuan
Pengertian Sosiologi
Berdasar akar kata-Æ Sosiologi ----Æ dua kata Yunani:“socius” ----Æ
“kawan atau teman” dan “logos”--Æ “ilmu atau pengetahuan”. Sosiologi
--Æ “ilmu tentang berkawan” atau “ilmu tentang bagaimana manusia
berkawan”.

Giddens (2004:2) mendefinisikan bahwa “sociology is the study of


human social life, groups and socities”

Roucek dan Waren ----Æ sosiologi adalah ilmu yang mempelajari


hubungan antar manusia dan kelompok-kelompok (Soekanto, 2003:19)
Soemarjan dan Soemardi ----Æ sosiologi adalah ilmu masyarakat yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial (Soekanto, 2003:20)

Priyotamtomo (2001), sosiologi mepelajari perilaku masyarakat dan


perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnnya.
(Kelompok---Æ keluarga, suku, komunitas, pemerintah, organisasi
sosial, kel. ekonomi, kel. politik, dsb).
Pengertian Sosiologi Pedesaan dan Pertanian (1)
Priyotamtomo (2001) --Æ sosiologi pedesaan merupakan suatu studi yang
melukiskan hubungan manusia di dalam dan antar kelompok yang ada di
lingkungan pedesaan. Pengertian “pedesaan” mencakup wilayah yang
disebut “rural” dibedakan dengan “urban”. Secara lengkap pedesaan
diartikan sebagai kawasan tempat tinggal dan kerja yang secara jelas dapat
dipisahkan dari kawasan yang lain yang disebut “kota”.

Menurut Planck (1993:3) Sosiologi Pertanian (Agricultural Sociology) sering


disamakan dengan Sosiologi Pedesaan (Rural Sociology). Tetapi ini hanya
berlaku jika penduduk desa terutama hidup dari pertanian saja. Semakin
sedikit kehidupan penduduk di desa ditandai oleh kegiatan pertanian,
semakin pantas sosiologi pertanian dipisahkan dari sosiologi pedesaan.

Dengan mempertimbangkan kasus-kasus di pedesaan Indonesia yang


umumnya sektor pertanian masih relatif dominan baik sebagai sektor primer
maupun sekunder, dalam praktek agak sulit untuk membedakan secara
tegas pokok bahasan dan agenda kajian tentang sosiologi pedesaan dan
pertanian. Tumpang tindih dan saling terkait antara kedua pendekatan
bidang sosiologi tersebut akan sangat mungkin terjadi di pedesaan
Indonesia.
Pengertian Sosiologi Pedesaan & Pertanian (2)

Sektor pertanian masih dominan di berbagai negara


berkembang. Dengan mengingat pentingnya faktor pertanian
bagi keberadaan desa, maka dapat dipahami bahwa
kebanyakan batasan sosiologi pedesaan masih selalu
berkisar pada aspek pertanian.

Dalam pembahasan selanjutnya, bahan ajar ini


menggunakan dua disiplin ilmu itu (Sosiologi Pertanian dan
Sosiologi Pedesaan) sebagai pendekatan. Pertimbangan
utamanya adalah mengingat kemajemukan masyarakat
pedesaan Indonesia. Dilihat dari tingkat perkembangannya,
masih terdapat sejumlah masyarakat desa kita yang masih
terbelakang, sehingga masih tepat untuk dianalisis lewat
kerangka Sosiologi Pedesaan. Di lain pihak telah terdapat
sejumlah desa yang telah maju sehingga lebih tepat untuk
dijelaskan lewat kerangka Sosiologi Pertanian.
Tugas
Minggu a n :
u s k
Depan: n r um ajian
n d a up k ?
i r k a n g k ia n
Pik ang li pertan lajari
. R u o g i m p e i s a
1 s io l m e n ( b
s o a a n a nia , b isa
e g un i pert oritis
2. K siolog ran te ktis) ?
so t a ta p r a
a la m taran l ain
d
m ta m b er
dala a r i su
t u lis
c ari d out, i
i o n: a n d ib e r
e nt a r i h n d a t
A tt n d rtas d a la m
l a i s e
se k e … …
m …
dala a/NIM… …

nam reasi…
berk
Metode Pendekatan
Sosiologi Pertanian

Subejo
e-mail: Subejo@lycos.com
e-learning address:
www.elisa.ugm.ac.id~Sosper_P
Ruang Lingkup Sosiologi Pertanian (1)
Obyek sosiologi pedesaan --Æseluruh penduduk di pedesaan
yang terus-menerus atau sementara tinggal di sana (masyarakat
pedesaan dan pertanian yang dilihat dari sudut pandang
hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan
manusia di dalam masyarakat)
Obyek sosiologi pertanian --Æ keseluruhan penduduk yang
bertani tanpa memperhatikan jenis tempat tinggalnya. Sosiologi
pedesaan lebih menggunakan pendekatan lokasi dalam hal ini
“pemukiman”.
Sosiologi pertanian ---ÆPlanck (1993:4) sosiologi yang
membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi pertanian.
Sosiologi memusatkan hampir semua perhatiannya pada petani
dan permasalahan hidup petani.
Tema utama sosiologi pertanian adalah UU pertanian, organisasi
sosial pert. (struktur pert.), usaha pertanian, bentuk organisasi
pert., dan masalah sosial pert. Sebuah aspek yang sangat
penting adalah posisi sosial petani dalam masyarakat.
Ruang Lingkup Sosiologi Pertanian (2)

Situasi kehidupan manusia yang tergantung pada


pertanian ditentukan terutama oleh:
•hubungan mereka dengan tanah (tata tanah),
•hubungan pekerjaan mereka satu dengan lainnya
(tata kerja),
•sistim ekonomi dan masyarakat yang ada diatas
mereka (tata kekuasaan).
Keseluruhan tata sosial ini disebut sebagai hukum
agraria yang dalam arti sempit dimaknai sebagai
hukum pertanahan (land tenure).
Kegunaan Mempelajari Sosiologi Pertanian (1)
•Mengumpulkan secara sistimatis atau secara bermakna
tentang keterangan-keterangan mengenai masyarakat
pedesaan dan masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan
menelaah hubungan-hubungannya.

•Mengambil lukisan seteliti-telitinya tentang tingkah laku,


sikap, perasaan, motif dan kegiatan-kegiatan petani yang
umumnya hidup dalam lingkungan pedesaan----Æ meperbaiki
kehidupan masyarakat pedesaan dan pertanian pada
khususnya.

Planck (1993:9) --Æ penduduk desa mencari penjelasan


mengenai proses sosial di pedesaan dan menuntut
pembaharuan untuk masa depan. Petani mengharapkan
sosiologi pertanian dalam usahanya menemukan suatu
kesadaran baru.
Kegunaan Mempelajari Sosiologi Pertanian (2)
Sosiologi pertanian harus memberikan data mengenai----Æ
struktur pedesaan, mengenai kecenderungan perkembangan
sosial, mengenai penyakit dalam masyarakat dan keadaan
darurat, mengenai harapan dan tuntutan sosial mereka dalam
perencanaan tata ruang.

Sumbangan sosiologi pertanian dalam politik kemasyarakatan


memang masih terbatas.

Sosiologi pertanian dapat membantu pengambilan keputusan-


keputusan yang dibuat dengan cara:
•Menjelaskan definisi, obyek dan indikator sosial
•Menjelaskan hubungan sesama manusia dan perilakunya
•Meneliti aturan, fungsi kelompok/organisasi sosial
•Menemukan tenaga pendorong, mekanisme dan proses
perubahan sosial dan lain sebagainya.
BAB II. METODE PENDEKATAN
SOSIOLOGI PERTANIAN
Hubungan Sosiologi Pedesaan dan Ilmu
Pertanian
Kegiatan usaha pertanian yang sebagian dikembangkan
dengan mendasarkan pada perkembangan ilmu-ilmu
pertanian modern untuk kasus Indonesia sebagian besar
berlokasi di daerah pedesaan. Memang tidak bisa dipungkiri
ada usaha tani yang dikembangkan di daerah perkotaan
yang umumnya dikembangkan dengan cara dan
pengelolaan yang lebih modern

Mengingat masyarakat tani di Indonesia sebagai besar


merupakan warga pedesaan maka keterkaitan ilmu
pertanian dengan sosiologi pedesaan amatlah dekat.
Sosiologi
Pedesaan
Masyarakat
Pedesaan Ilmu
Pertanian

Masyarakat
Tani

Usaha
Tani

Gambar 1. Hubungan antara Sosiologi Pedesaan dengan Ilmu Pertanian


Peninjauan dari Obyek Material
Dilihat dari obyek material ilmu, maka obyek material ilmu
pertanian tercakup dalam obyek material sosiologi pedesaan
karena masyarakat tani khususnya kegiatan usaha taninya ada di
dalam lingkungan/kawasan masyarakat pedesaan.

Peninjauan dari Pengembangan Analisis


Ilmu pertanian khususnya bidang sosial ekonomi pertanian
banyak menggunakan hasil analisis sosiologi pedesaan dan
pertanian untuk menjelaskan gejala-gejala atau kejadian-kejadian
berkaitan dengan perilaku masyarakat tani sehubungan
diperkenalkannya hal-hal baru/inovasi di bidang usaha tani.

Sebaliknya sosiologi pedesaan dan pertanian banyak


mendapatkan sumbangan pemikiran dari ilmu pertanian ketika
perilaku masyarakat tani harus dibahas dari segi relasinya
dengan alam (kondisi geografis, iklim, tanaman dan lain
sebagainya).
Penelitian Sosiologi Pertanian
Penelitian sosiologi pertanian dibangun dari sikap ilmiah
dari yaitu mencari pembuktian empiris berupa data
obyektif yang bisa dituangkan dalam angka-angka.

Seperti juga cabang ilmu lainnya, penelitian sosiologi


pertanian dilakukan dengan memahami dua tujuan
utama sebagai ilmu yaitu:
(1) untuk menerangkan secara jelas dan tepat tentang
suatu fenomena (gejala, peristiwa, event).
(2)untuk menjelaskan secara tuntas pula mengapa
fenomena itu terjadi seperti itu, tidak seperti yang
lainnya

Penelitian sosiologi pedesaan juga mengikuti prosedur


penelitian yang telah dipolakan.
Manfaat Penelitian Sosiologi (Termasuk Sosiologi Pertanian)
dalam Proses Pembangunan (Soekanto,2004:412-414)
Tahap pembangunan---Ædiperlukan data yang lengkap mengenai
masyarakat yang akan dibangun
1. Social interction models---Æpenting untuk menciptakan suasana yang
mendukung pembangunan. Exp. Pola interaksi yang menekankan
efisiensi--Æsangat penting
2. Social groups-Æada kelompok informal yang menjadi sumber opini
masyarakat lokal
3. Kebudayaan---Ænilai-nilai-Æada nilai yang mdnukung pembangunan-
Ækerjasama, kerjakeras, solidaritas, dll
4. Social institutions---Æmenciptakan lembaga yang produktif
5. Social stratification-Æidentifikasi kelompok yang progresif dalam pemb.
6. Pola kekuasaan dan wewenang dalam masyarakat--Æunsur yang
mendukung pembangunan
7. Social changes---Æimpact of development program on community live
(wether positive or negative?)
II. STRUKTUR PERTANIAN

Pendahuluan
„ Negara, suku, tuan tanah, komune, penguasa kolonial--
Æ menentukan struktur pertanian di suatu wilayah
„ Struktur pertanian juga terkait dengan struktur sosial
masyarakat dan tujuan ekonomi masyarakat
„ Tujuan ekonomi masyarakat tercermin dari fungsi
lahan dasar pemenuhan kebutuhan seseorang, tempat
tinggal, sarana produksi, komoditi, kekayaan, tabungan
hari tua, basis kekuasaan, atau juga obyek martabat.
„ Faktor-faktor tersebut terikat dalam suatu struktur,
perubahan dalam satu faktor dapat memicu perubahan
pada faktor lainnya.
„ Struktur pertanian --Æ sistim yang komplek dimana
struktur tersebut terdiri dari pola institusi, ekonomi,
organisasi sosial, dan etika yang terdapat dalam sektor
pertanian dan daerah pedesaan yang berorientasi pada
sistim sosial dan ekonomi
1. Penggembalaan Berpindah
„ Merupakan tipe penggembalaan dimana ternak
digiring secara periodik ke padang rumput
„ Dua sistim utama penggembalaan berpindah :(1)
Sistim tranchumance-Æ imigrasi secara periodik
kawanan hewan milik orang yang hidup menetap, (2)
Sistim pastoral nomadism---Æ penggembalaan oleh
kelompok sosial (suku atau keluarga besar) dengan
hewan gembalanya melewati wilayah suku berupa
padang rumput yang umumnya dimiliki atas dasar
tradisi dan kekuasaan
„ Ternak--Æcadangan pemenuhan kebutuhan sendiri
dan saat nomadik serta sebagai simbol martabat
„ Penggembalaan berpindah nampaknya masih bisa
dilacak di wilayah Indonesia bagian timur terutama
untuk daerah-daerah padang rumput di Nusa
Tenggara Timur
2. Perladangan Berpindah
„ Lahan ditanami berpindah secara berkala, sehingga
lahan yang telah dipanen sebelumnya dibiarkan bera
dan menjadi hutan kembali kemudian akan ditanami lagi
setelah siklus waktu tertentu
„ Dijumpai di wilayah hutan tropik basah (di Indonesia: di
sebagian daerah Sulawesi, Kalimantan, Irian dan
sebagian kecil Sumatra)
„ Lahan adalah milik bersama dan dikuasai oleh
kelompok sosial ( suku). Kepala suku/adat umumnya
menentukan lahan yang boleh dimanfaatkan oleh setiap
keluarga/anggota sukunya.
„ Masa regenerasi perpindahan akan mempertahankan
kesuburan lahan, kalau hal itu berlangsung cukup lama
dan jumlah penduduk sedikit.
„ Pekerjaan dilakukan keluarga, pembagian kerja
menurut adat istiadat. Pria membuka lahan, wanita
bertanggung jawab menanami, mengolah dan yang
lebih maju lagi menangani pemasaran hasil pertanian.
3. Pertanian Feodalistik
„ Feodalisme--Æstratifikasi sosial-Ækepemilikan aset
„ Dua tipe pertanian feodalistik yaitu (1) feodalisme
persewaan dan (2) latufundia (hacienda).
„ Feodalisme Persewaan--Æ kekuasaan ekonomi sbg.
dasar tuan tanah untuk menguasai petani kecil dan
landless. Petani kecil-Æ terpaksa membayar sewa
tinggi, tergantung secara pribadi pada pemilik aset
besar-Æterjadi konsentrasi pemilikan modal
„ Bagi tuan tanah-Ælahan sbg. kekayaan untuk
disewakan dan juga martabat dan kekuasaan -Æbaca
buku James Scott (Moral Economy).
„ Latufundia -Æpemilikan lahan yang luar biasa
luasnya (exp. Amerika Latin). Bentuk hacienda
(facenda)-Æ UU kolonial yang memperbolehkan
kerja paksa/ pemberian hadiah lahan bagi jasa
kemiliteran
„ Lahan merupakan sumber kehormatan, kekuasaan,
dan spekulasi ekonomi.
4. Pertanian Keluarga

„ Hak milik dan hak pakai ada di tangan masing-masing


keluarga. Pengelolaan dan pekerjaan dilakukan oleh
keluarga yang memiliki lahan pertanian, dan dengan
demikian tidak terikat kepada kelompok sosial yang
lebih besar
„ Lahan adalah faktor pemersatu dalam sistim sosial
pedesaan sekaligus sebagai landasan kehidupan,
faktor produksi, kemakmuran dan tempat tinggal.
„ Sesuai dengan tradisi, lahan tidak dijual, melainkan
dimanfaatkan dan kemudian diwariskan kepada
generasi berikutnya (keberlanjutan generasi)----
Ækeep in mind of family farming in Japan case !!!!
„ Jika luas cukup--Æmemenuhi kebutuhan kel. tani--Æ
pertanian keluarga merip sistim yang stabil dengan
perbedaan sosial kecil, sehingga cocok bagi kegiatan
koperasi----Ædapat dikelola secara komersial
5. Pertanian Kapitalistik

„ Tipe pertanian kapitalistik yang paling penting di


negara yang sedang berkembang adalah
plantation/esatate/“perkebunan”.
„ Sebuah perkebunan ialah sebuah pertanian yang
berskala besar yang mengutamakan tanaman
tahunan misalnya pohon, semak atau perdu,
seringkali sistim penanamannya satu jenis
(monokultur)---Æ sawit, karet, cengkeh, kopi, dll
„ Hasilnya biasanya diolah secara industri di
pabrik pengolahan perkebunan itu sendiri dan
diarahkan untuk ekspor----Æ lebih
mendahulukan kepentingan asing dan
merupakan suatu gugus yang tertutup --Æada
persepsi--Æ only has small economic impact to
the peasant/villagers.
7. Pertanian Kolektif

„ Didalam pertanian kolektif ,


produksi telah diserahkan
kepada rakyat dan produksi
direncanakan oleh negara.

„ Pertanian kolektif umumnya


bukan hanya merupakan
sistim ekonomi tetapi lebih
merupakan pandangan hidup
secara keseluruhan,
berdasarkan politik, etika atau
8. Pertanian Komunistik

„ Sindrom politik atau etika keagamaan. Contoh--


ÆChinaÆ komune/masyarakat memunyai satu bentuk
kolektif yang meliputi semua sektor kehidupan dan
ekonomi tidak hanya terbatas peda sektor pert. saja.
„ Kesatuan ini dapat mencapai luas sebuah desa
mancakup produksi pertanian dan industri, jasa,
pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan,
administrasi dan masalah-masalah politik maupun
aspek-aspek konsumsi dan kehidupan pribadi.
„ Tata kerja diatur ketat menyerupai militer. Kebutuhan
dasar diatur atas persamaan hak dan dipenuhi oleh
upah dasar dalam bentuk uang kontan dan natura
berupa makanan pokok maupun pembebanan biaya
pendidikan, pelayanan kesehatan dan sebagainya.
Perbedaan pendapatan ---Æ antar komune
„ Penggunaan paksaan --Æ menjamin peran serta
masyarakat-Æ tekanan politik maupun keadaan darurat
9. Pertanian Sosialistik

„ Ideologi sosialistik---Æ pemikiran pribadi atas


lahan mengarah pada “pemerataan”.
„ Pertanian sosialistik memiliki konsepsi bahawa
pertanian kecil telah ketinggalan oleh kemajuan
teknik dan oleh karena itu harus digabungkan
dengan unit-unit ekonomi yang besar --Æ
perencanaan produksi yang ketat oleh pemerintah
„ Contoh: Rusia -Æ kolkhoz, pengendalian produksi
dibawah pengaruh negara namun negara tidak
diharuskan menanggung resiko ekonomi -
Æmembawa perbaikan pada sebagian kelompok
rumah tangga yang berpenghasilan rendah
„ Kelemahan: terjadi penumpukan unskilled
workers, pengawasan dan birokrasi komplek dan
tingkat produksi rendah
SISTEM PERTANIAN
DAN PENGUASAAN TANAH

„ Kepemilikan luas tanah--Æ faktor penting yang


mempengaruhi penentuan keputusan mengenai strategi
yang diambil dlm. usaha--Æmemenuhi kebutuhan hidup
„ Cara memperoleh hak atas tanah : (1) warisan, (2) jual-
beli dan (3) hibah
„ Sistem pewarisan tanah : (1) pembagian secara merata
antar ahli waris, (2) pewarisan berdasarkan
gender/pewaris pria mendapat 2 kali lebih banyak
„ Pewarisan-Ætata cara, waktu, dll--Ædipengaruhi
kebiasaan dan norma sosial setempat
„ Jual beli tanah--Ædi pedesaan, pembeli--Æ dipengaruhi
oleh jenis hubungan sosial--Æ diutamakan kerabat
dekat, kerabat jauh, saudara, teman, dan lain-lain
„ Tanah yang dijual diprioritaskan berupa sawah dan
atau tegal, pekarangan merupakan prioritas terakhir
„ Alasan penjualan tanah--Æ umumnya untuk keperluan
yang sangat mendesak/emergency dan perlu uang
dalam jumlah besar
„ Ada pretensi penjualan diprioritaskan kepada saudara
walaupun dengan harga yang lebih rendah dibanding
kalau dibeli oleh pihak lain
„ Jual beli tanah umumnya terdokumentasi di kantor
desa, untuk kota melalui balik nama sertifikat tanah
„ Pemindahan hak milik tanah bisa disebakan oleh
“hadiah/hibah” dengan alasan dan tujuan khusus
„ Di pedesaan Jawa…ada beberapa kasus, saudara yang
tinggal bersama satu keluarga -Æ diberi hadiah berupa
tanah…..(diskusikan atau ada contoh kasus di daerah
lain…dengan alasan yang spesifik pula!....................)
Hak dan Kewajiban Pemilik Tanah

„ Hak pemilik tanah--Æmendayagunakan tanah “berdasar


peruntukannya” sehingga hasil-hasil atas tanah dapat
digunakan untuk kepentingan ekonomi dan atau sosial
(belum ada peruntukan yang jelas!!)
„ Peruntukan tanah belum jelas…..banyak kasus alih fungsi
lahan pertanian---Æbelum ada realisasi sistem sanksi yang
tegas………….di negara maju sangat tegas…..misalnya harus
melalui prosedur yang complicated dan pajak tanah naik
berlipat-lipat.
„ UUPA 1960---Æ pemilik tanah wajib mengolah tanah itu
sendiri atau dengan bagi hasil; tanah tidak ditelantarkan;
„ Jika tanah ditelantarkan--Ædikembalikan pada negara; hak
milik bisa di cabut (realisasi?....)
„ Pemilik tanah sawah berhak mengakses sumber
air/irigasi…..(there is conflict of interest caused by
involvement of private corporation)
„ Kewajiban pemilik tanah: membayar pajak (berdasarkan kelas
tanah); membayar iuran pemakain air (kalau ada)
Fragmentasi Tanah

„ Tanah pertanian di Indonesia--Æ mengecil dan menyebar--


Æperpecahan/division dan perpencaran/fragmentation
„ Fragmentasi lahan karena: pewarisan, jual-beli, hibah,
persewaan dan penyakapan/tenancy
„ UUPA 1960--Æ pembatasan luas sawah garapan minimum
dan maksimum-----Æbelum efektif,
„ Alernatif lapangan kerja luar pertanian masih sangat
terbatas, lahan pertanian dipaksa menampung tenaga yang
terus bertambah dengan prodkutifitas yang mendekati
maksimal----Æagricultural involution (lihat/baca Geertz)
„ Fragmentasi juga dipengaruhi oleh tradisi, adat, dll.
„ Solusi : reformasi agraria (?.....................), rekayasa sosial
sistem pewarisan, off-farm job opportunities……pioneering
entrepreneurship for.rural industry ( kasus di pedesaan
Jepang…..industri sake, sutra dan textile….grew and
improved in rural area)
Pertanian Rakyat Berdasar Luas “Penguasaan”
Tanah (Mubyarto,1995:19)

Luas (ha) 1973 (%) 1983 (%)


0,1-0,49 45,65 40,78
0,5-0,99 24,73 25,03
1,0-1,99 18,07 19,88
2,0-2,99 5,93 7,55
3,0-3,99 2,34 2,93
4,0-4,99 1,14 1,40
>5,00 2,14 2,43
Jumlah 100,00 100,00
Rerata “Penguasaan” Lahan Pertanian Berdasar
Pulau (Mubyarto,1995:20)

Pulau Luas/ha Luas/ha % (73) % (83)


(73) (83)
Jawa-Madura 0,67 0,66 60,3 58,81
Sumatra 1,53 1,65 19,8 19,95
Kalimantan 2,87 2,65 4,8 5,14
Sulawesi 1,59 1,65 7,7 7,70
NTT, Bali 1,41 1,31 6,6 6,67
Maluku 2,17 2,64 0,8 0,93
Irian - - - 0,80
Total 0,98 0,99 100,0 100,0
“Pemilikan” Tanah Pertanian Rakyat Tahun 1983
(Mubyarto,1995:20)

Luas (ha) % Rumah Tangga

0,1-0,49 34,80

0,50-0,99 17,21

1,00-1,99 14,34

> 2,00 28,86

Tidak punya 4,79


lahan
Note:
„ Water resources use-Æusers pay; (polluters pay--Æhave
not been implemented)
„ Rerata penguasaan luas lahan pertanian tahun 1993: 0,86
ha (Sensus Pend. 1993), Jawa--Ælebih jauh lb.sempit!!
„ Kompas 13 Juni 2003--Æ 1993---Ærerata penguasaan
lahan 0,26 ha; kontradiksi--Æinvestor pertanian rata-rata
menguasai 11,9 ha
„ Alih fungsi lahan pert-Æ 30thÆ1 jt sawah irigasi teknis
(Jawa); produktifitas 3x luar Jawa--Æ1 ha harus diganti 3
ha sawah di Luar Jawa !!! (Kompas, 17 Sept 2004)
„ Kompas 8 Oktober 2004--ÆSiswono--Ælahan
tdk.produktif/terbengkalai-Æpeluang ekstensifikasi 117,4
ha (tanaman pangan dan perkebunan)-Æ35 ha lahan
kering dan 13 ha alang-alang----Æpotensial untukjagung,
sorgum, juwawut, jali, dll---Æ will support food self-
sufficiency program
Attention:
„ If you are interested on “land
tenure; land use and land
conflict), please read in detail
the following book!
„ “Dua Abad Pengusaan Tanah:
Pola Penguasaan Tanah
Pertanian di Jawa dari Masa ke
Masa”, edited by Soediono M.P.
Tjondronegoro and Gunawan
Wiradi, published by PT.
Gramedia and Yayasan Obor
Indonesia
POKOK BAHASAN VI.
KARAKTERISTIK SOSIAL, BUDAYA
DAN EKONOMI PETANI

E-learning:
www.elisa/ugm/ac/id
Nama Komunitas:
Sosper_Peni_Subejo
E-mail:
Subejo@lycos.com
Sub-Pokok Bahasan:
1. Struktur Sosial Agraris di
Pedesaan
2. Sistim Nilai Budaya Masyarakat
Pedesaan
3. Karakteristik Ekonomi dan
Dinamika Perubahan Agraris
Struktur Sosial Agraris Pedesaan
„ Pola kehidupan masy. tgt. pada struktur
sosialnya-Æpola hak dan kewajiban pelaku
dalam sistim interakasi sosial yang relatif stabil
dalam suatu jangka waktu tertentu
„ Struktur sosial-Æjuga membahas hak, status dan
peran pelaku; Æ (masy.sederhana—>komplek)
„ Masy sederhana--Æstruktur sos. sederhana-Æ
sistim kekerabatan, Masy maju-Ækomplek
„ Warga masyarakat memiliki kemampuan
berinteraksi sosial yang beragam.
„ Int. sosial-Æfrekuensi dan keeratan hubungan
„ Orang cenderung memilih pola hubungan yang
paling menguntungkan dengan jml yang terbatas
„ Di pedesaan umumnya pola interaksi yang terkuat
adalah dengan kerabat dan tetangga terdekatnya
„ Anggota masy. yg memiliki mobilitas tinggi
mampu membangun int. sosial yang lebih luas
„ Studi empiris (Subejo, 2004) interkasi sosial di
pedesaan---Æoverlapping atas neighborship,
kinship dan friendship.
„ Keeratan hub. Sosial-Æ menghindari konflik;
respon terhadap pengaruh luar kolektif bagi masy
tradisional, individual-Æmasy modern.
„ Masyarakat dengan pola interkasi sosial yang
luas, luwes dan longgar-Æmudah menerima
perubahan baru termasuk inovasi di bidang
pertanian
Struktur sosial agraris di pedesaan (Wiradi)

„ Pertanian dengan luas garapan sempit


„ Pemilikan lahan cenderung merata (???)
„ Status dan bentuk pemilikan tanah beragam
„ Petani pemilik penggarap ? (landless, sakap)
„ Tenaga kerja keluarga berperan penting
„ Tenaga kerja luar kel-Æupahan?labor exchange !!
„ Landless banyak (Jawa, luar Jawa????)
„ Pendapatan non-pertanian penting??? Di daerah
yg off-farm jobs terbatas…..pertanian dominan
„ Pembagian kerja lentur (orang Bayat, GK--stl. m.
tanam ke Jogja--Æwarung kucing, bakul bakso,dll)
„ Kelemb. hubungan kerja tradisional yang beragam
Pertanian Rakyat Berdasar Luas “Penguasaan”
Tanah (Mubyarto,1995:19)

Luas (ha) 1973 (%) 1983 (%)


0,1-0,49 45,65 40,78
0,5-0,99 24,73 25,03
1,0-1,99 18,07 19,88
2,0-2,99 5,93 7,55
3,0-3,99 2,34 2,93
4,0-4,99 1,14 1,40
>5,00 2,14 2,43
Jumlah 100,00 100,00
Rerata “Penguasaan” Lahan Pertanian Berdasar
Pulau (Mubyarto,1995:20)

Pulau Luas/ha Luas/ha % (73) % (83)


(73) (83)
Jawa-Madura 0,67 0,66 60,3 58,81
Sumatra 1,53 1,65 19,8 19,95
Kalimantan 2,87 2,65 4,8 5,14
Sulawesi 1,59 1,65 7,7 7,70
NTT, Bali 1,41 1,31 6,6 6,67
Maluku 2,17 2,64 0,8 0,93
Irian - - - 0,80
Total 0,98 0,99 100,0 100,0
“Pemilikan” Tanah Pertanian Rakyat Tahun 1983
(Mubyarto,1995:20)

Luas (ha) % Rumah Tangga

0,1-0,49 34,80

0,50-0,99 17,21

1,00-1,99 14,34

> 2,00 28,86

Tidak punya 4,79


lahan
Note:
„ Water resources use-Æusers pay; (polluters pay--Æhave
not been implemented)
„ Rerata penguasaan luas lahan pertanian tahun 1993: 0,86
ha (Sensus Pend. 1993), Jawa--Ælebih jauh lb.sempit!!
„ Kompas 13 Juni 2003--Æ 1993---Ærerata penguasaan
lahan 0,26 ha; kontradiksi--Æinvestor pertanian rata-rata
menguasai 11,9 ha
„ Alih fungsi lahan pert-Æ 30thÆ1 jt sawah irigasi teknis
(Jawa); produktifitas 3x luar Jawa--Æ1 ha harus diganti 3
ha sawah di Luar Jawa !!! (Kompas, 17 Sept 2004)
„ Kompas 8 Oktober 2004--ÆSiswono--Ælahan
tdk.produktif/terbengkalai-Æpeluang ekstensifikasi 117,4
ha (tanaman pangan dan perkebunan)-Æ35 ha lahan
kering dan 13 ha alang-alang----Æpotensial untukjagung,
sorgum, juwawut, jali, dll---Æ may support food self-
sufficiency program if seriously managed under gov.
Implikasi Struktur Sosial
Agraris
„ Inefisiensi secara ekonomi
dalam usahatani
„ Mekanisasi pertanian kurang
berhasil-Æluas lahan sempit;
hambatan dari hubungan kerja
tradisional???
„ Hampir tidak ada istilah tuan
tanah/landlord
„ Lembaga tradisonal yang
mendekatkan pemilik—
penggarapÆpatron-client
Sistim Nilai Budaya Masyarakat Pedesaan

„ Pola kebudayaan tradisional-Æproduk dari


besarnya pengaruh alam terhadap kebudayaan
masyarakat
„ Besar kecilnya pengaruh ditentukan oleh: (1)
sejauhmana ketergantungan pada pertanian, (2)
tingkat teknologi, (3) sitim produksi yg diterpakan
„ Kebudayaan tradisional tecipta jika masyarakat
amat tergantung pada pertanian, tingkat teknologi
rendah dan produksinya hanya untuk memenuhi
kebutuhan keluarga/subsisten
„ Pola adaptasi yang pasif pada alam-Ætingkat
inovasi rendah (????; kasus pertanian
organik????)
„ Gambaran budaya masy pedesaan: tingkat
inovasi rendah, hidup organis, lamban,
percaya takhayul, bersahaja, kesadaran pada
waktu rendah, praktis, jujur, terus terang,
suka bersahabat, standar moral.
„ Pola kebudayaan tsb akan semakin pudar
seiring dengan: (1) kemajuan tekologi, (2)
kemampuan mengendalikan alam, (3) tujuan
produksi semakin komersial
„ Rendahnya tingkat inovasi peasant (Rogers):
mengandalkan cara-cara yang sudah
diketahui, sumber ekonomi langka,
rendahnya pengetahuan
Karakteritik Ekonomi & Dinamika Perubahan Agraris

„ Karakteristik ekon. pedesaan-Ætergantung


alokasi sumberdaya yang dimiliki oleh
petani dalam proses produksi untuk
menghasilkan produk bagi kebutuhan
konsumsi dan untuk dipasarkan
„ Wolf-Æpeasant berproduksi tidak hanya
untuk memenuhi kebutuhan biologis saja
tetapi juga untuk membiaya keh. sosial-
kulturalnya
„ Sistim ekonomi di pedesaan/pertanian
dipengaruhi oleh faktor : (1) keluarga, (2)
tanah, dan (3) pasar
„ Keluarga sebagai unit ekonomi/produksi
(dalam proses produksi pertanian); ada
pembagian tugas/pekerjaan angg. kel.
„ Tanah-Æsempit, penggarapan intensif

„ Pasar-Ætempat terjadinya transaksi jual


beli barang (modern???), jaringan dan
ketergantungan antar komunitas, ada
spesialisasi pedagang, komplek,
Karakteristik Proses Produksi Pert.
Aktifitas Masy. Tradisional Masy. Modern
Pembiayaan Kel, kerabat, Kel, lemb.
tetangga Keuangan modern
Sarana prod. Produksi sendiri Input dari luar

Sumber Naker Keluarga, lab.exc Keluarga, upahan

Pemanenan Bawon Tebasan

Pemasaran Konsumsi sendiri Konsumsi sendiri,


dijual
Teknologi Tradisional Modern (traktor,
input dr.pabrik)
Struktur dan Proses
Sosial Masyarakat
Pedesaan

Subejo
e-mail: Subejo@lycos.com
VII. STRUKTUR DAN PROSES
SOSIAL, MASYARAKAT
PEDESAAN

1. Sistim Nilai
2. Statifikasi Sosial
3. Pola Kepemimpinan
4. Interaksi Sosial
5. Proses Sosial
6. Mobilitas Sosial
1. Sistim Nilai

„ Nilai-Æ “value/norms”---Æ tuntunan,


aturan, perilaku manusia dalam
berinteraksi dlm. lingkungan sosialnya.
„ Berdasar kekuatan mengikatnya--Æ(1)
cara, (2) kebiasaan, (3) tata kelakuan,
dan (4) adat istiadat
„ Fungsi norma---Æsebagai pedoman
tingkah laku, menjaga integrasi dan
sistim pengendali sosial
Karakteristik Norma/Nilai

Nilai/Norma Karakteristik
Cara Bentuk perbuatan, pelanggaran: celaan,
kenampakan kurang suka. Contoh: cara
makan, minum, berjalan, berbicara, dll
Kebiasaan Kabiasaan yang berulang dan disukai,
pelanggaran: teguran, gosip. Contoh:
kebiasaan menghormati senioritas
Tata Kelakukan Kebiasaan sebagai norma pengatur,
pelanggaran: pengucilan. Contoh: tata
kelakukan menjaga solidaritas
Adat Istiadat Sifat yang dipelihara kelompok sebagai
alat pengawas. Pelanggaran: pengucilan,
pengusiran, Contoh: adat istiadat menjaga
ketertiban bersama
2. Statifikasi Sosial

„ Pembedaan masyarakat ke dalam


kelas-kelas secara bertingkat/hirarkis
„ Alat pembeda--Æsesuatu yang dianggap
“bernilai” (garis keturunan, pendidikan,
jabatan, kekayaan materi, pekerjaan, dll)
„ Dimensi startifikasi sosial (1) kekuasaan,
(2) previlege/hak istimewa, (3)
prestise/kehormatan
Open Stratification Closed Stratification
System System
3. Pola Kepemimpinan

„ Kepemimpinan-Ækemampuan seseorang
untuk mempengaruhi orang lain sehingga
orang lain tsb. bertingkah laku sesuai yang
diinginkan oleh pemimpinnya
„ Sifat kepemimpinan ada 2 : (1) formal, (2)
non-formal
„ Ciri kepemimpinan ; (1) otoriter, (2)
demokratis, (3) leizessfaire
„ Gaya kepemimpinan: (1) instruksi, (2)
konsultasi, (3) partsipasi, (4) delegasi
4. Interakasi Sosial

„ Interakasi sosial: proses bertindak/bereaksi/


respon terhadap orang-orang disekitarnya
(hubungan timbal balik)
„ Dasar interaksi sosial: (1) Social contact,
(2) Communication
„ Manusia sebagai makhluk sosial cenderung
untuk berhubungan dengan orang lain
„ Masyarakat yang anggotanya kurang
interaktif--Æ cenderung perkembangannya
lebih lamban
Kebutuhan Dasar Manusia dan
Kelembagaan Sosial Ekonomi

„ Interaksi sosial, ekonomi --Æ pengembangan


kelembagaan sosial ekonomi masyarakat---Æ
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
terhadap kehidupannya
„ Teori Maslow (kebutuhan berjenjang individu): (1)
fisiologis, (2) rasa aman, (3) hubungan sosial, (4)
pangakuan, (5) pengembangan pengakuan
„ Koreksi terhadap Teori Maslow oleh M. Celland-Æ
Teori Motivasi: (1) kebutuhan untuk berprestasi, (2)
kebutuhan untuk kekuasaan dan (3) kebutuhan
untuk bergabung/afiliasi
„ Teori Maslow-Æ linier, sedangkan Teori M. Celland-
----Æflexible (tergantung pada situasi dan kondisi)
5. Proses Sosial

„ Proses sosial: pengaruh timbal balik


antara berbagai segi kehidupan bersama
(hubungan sosial yang dinamis/bentuk
khusus interaksi sosial)
„ Terjadi jika orang yang “berinteraksi”
memberikan pengaruh timbal balik kepada
kedua pihak (interaksi yg sangat intensif)
„ Jenis proses sosial : (1) asosiatif/
mempersatukan/memantapkan dan (2)
disosiatif/merubah sistim yang ada
6. Mobilitas Sosial

„ Mobilitas sosial: perubahan status yang terjadi


pada seseorang
„ Jenis mobilitas sosial : (1) vertikal dan (2)
horisontal
„ Mobilitas sosial vertikal: perubahan status dari
tingkatan yang lebih rendah menuju yang lebih
tinggi atau sebaliknya. Contoh: petani biasa
karena kemampuannya menjadi perangkat desa.
„ Mobilitas horisontal: perpindahan kedudukan
tanpa merubah stratanya. Contoh: sorang buruh
tani pindah ke kota menjadi tukang becak atau
penjual makanan keliling
High Level Stratification

Vertical mobility
Horizontal mobility

Low Level Stratification


Proporsi Pekerjaan Pria dan Wanita dalam Produksi Padi
dan Non-padi (Kodiran, 1990)

Jenis Pekerjaan Padi Non-padi


Pria Wanita Pria Wanita
Pekerjaan pria
„Menyemai bibit 91 10 0 0
„Mencangkul 86 14 88 0
„Menyirami 0 0 84 36
„Memupuk 73 27 70 63
„Menyemprot hama 51 49 78 0
Pekerjaan Wanita
„Menanam 0 50 93 85
„Menyiangi 9 71 55 80
„Memanen 71 96 71 74
Hubungan Luas Lahan dengan Wewenang Memutuskan
Pilihan Jenis Tanaman (Kodiran, 1990)

Wewenang Pengambilan Lahan garapan


Keputusan memilih jenis
tanaman Sempit Luas

Suami yang paling 65,5 70,4


berwenang
Istri yang paling 27,5 11,1
berwenang
Suami dan istri berwenang 11,1 18,5
setara
Total 100,0 100,0
Pengambilan keputusan dalam kegiatan
pertanian (Hariadi, 1991)

„ Penentuan jumlah sarana produksi: (istri


7%; suami 70%).
„ Waktu tanam (istri 18%; suami 32%)
„ Waktu panen (istri 30%; suami 38%)
„ Pemeliharaan (istri 5%, suami 75%).
„ Investasi alat pert. (istri (12%; suami 52%)
„ Penetapan tenaga (istri 40%, suami 27%)
„ Penetapan upah (istri 38%; suami 8%)
„ Penjualan hasil (istri 55%; suami 10%)
Kelembagaan
Masyarakat Pedesaan

Subejo
e-mail: Subejo@lycos.com
Social Capital dan Pembangunan
Masyarakat Desa

„ Dalam proses pembangunan


termasuk di daerah pedesaan, saat
ini banyak ahli menaruh perhatian
besar pada peranan “social capital”
„ Pada awal tahap pembangunan,
capital sekedar dimaknai sebagai
modal tidak bergerak misalnya
tanah, gudang, dll.
„ Selanjutnya muncul “human
capital” yang dianggap penting
karena dengan kemampuan
pengetahuan “human” pelaku
k i t ti i k
„ Satu-dua dekade akhir muncul paradigma
baru bahwa ada jenis capital lain yang
sangat penting yaitu “social capital” yang
mencakup: individual talents, accumated
knowledges of sociaties, society
interactions, organization and culture.

„ Social capital dianggap mempunyai peranan


sentral karena memiliki 3 mekanisme : (1)
sharing informasi antar anggota, (2)
mengurangi oppotunistic behaviors dan (3)
memfasilitasi pembuatan keputusan kolektif.
Pengertian dan Elemen dasar Social Capital (Subejo, 2004)

Sumber Pengertian dan Elemen Dasar dari Social Capital

Coleman (1988) Social capital consits of some aspects of social structures,


and they facilitate certain actions of actors--wheter persons or
corporate actors--within the structure

Putnam et.al (1993) Features of social organization, such as trust, norms (or
reciprocity), and networks (of civil engagement), that can
improve the efficiency of society by facilitating coordinated
actions
Narayan (1997) The rules, the norms, obligations, reciprocity and trust
embedded in social relations, social structure and society’s
institutional arrangements which enable members to achieve
their individual and community objectives
World Bank (1998) Social capital refers to the institutions, relationships, and
norms that shape the quality and quantity of a society’s social
interactions
Uphoff (1999) Social capital can be considered as an accumulation of
various types of intangible social, psychological, cultural,
institutional, and related assets that influence cooperative
behavior
Dhesi (2000) Shared knowledge, understandings, values, norms, and social
networks to ensure the intended results
„ Social capital mencakup: institutions,
relationships, attitudes dan values yang
mengarahkan dan menggerakan interkasi-interaksi
antar orang dan memberikan kontribusi terhadap
pembangunan sosial ekonomi.
„ Elemen social capital : (1) norms, (2) reciprocity,
(3) trust dan (4) network
„ Social akan tumbuh dan berkembang kalau
digunakan bersama (shared together) dan akan
mengalami kepunahan kalau tidak dilembagakan
secara bersama.
„ Pewarisan nilai social capital---Æproses adaptasi,
pembelajaran, serta pengalaman dalam praktek
nyata (bukan pewarisan genetik)
Praktek Social Capital di Daerah Pedesaan

„ Semangat kerjasama dan saling tolong


menolong merupakan manivestasi “social
capital” di daerah pedesaan (secara umum
tercakup dalam tradisi “gotong royong”).

„ Tradisi dan praktek gotong royong (1)


memiliki aturan yang disepakati bersama
(norms), (2) pihak terlibat memberikan
kontribusi dan mendapat manfaat
(reciprocity), (3) ada nilai saling percaya
(trust) dan (4) diikat oleh pertalian hubungan
antar pelaku (network).
Social Stabilizers and the Institutions for Mutual Help
S oc ia l se rvi ce s
g rou p

A. Fo r p ub l ic p urp ose s

La bo r i n sti tuti on s
for m utu a l he lp

B . F or pri va te pu rpo se s
Social Stabilizers

Ro ta tio na l sa vi ng
g rou p

Tra d i ti o na l so ci a l
sa fe ty ne t

E qua l iz e d
i nh e ri ta nc e syste m

S ha re te n a n cy
syste m

G ove rnm e nt a ffa i rs Source: ©Subejo and


Iwamoto, 2004
Types of labor institutions
Table 4. Characteristics of labor institutions

Type Characteristics
Joint activities by community members to maintain public
Gerakan facilities such as mosques, meeting rooms, roads, irrigation
channels, springs, graveyards and guardhouses.
Joint activities by community members to cope with emergencies
Gugur Gunung
such as fires, land slides, house destruction, etc.

Mutual help for ceremonial activities such as funeral, marriage,


Rewang/Layatan
and circumcision.
Mutual help for house construction/repairing, terrace making,
Sambatan
wood bringing, etc. (requsted joint works)
Exchange labor among small group members for farming
Krubutan
operation and domestic works (yearly cycle)
Gantian Simplified type of Krubutan (seasonally cycle)
Joint sales of labor to get cash income or to make joint assets for
Prayaan
the group.
Hired Labor Hired labor paid in cash or in kind.
Source: Interview in 2002.
VII. STRUKTUR DAN PROSES
SOSIAL, MASYARAKAT
PEDESAAN

1. Sistim Nilai
2. Statifikasi Sosial
3. Pola Kepemimpinan
4. Interaksi Sosial
5. Proses Sosial
6. Mobilitas Sosial
1. Sistim Nilai

„ Nilai-Æ “value/norms”---Æ tuntunan,


aturan, perilaku manusia dalam
berinteraksi dlm. lingkungan sosialnya.
„ Berdasar kekuatan mengikatnya--Æ(1)
cara, (2) kebiasaan, (3) tata kelakuan,
dan (4) adat istiadat
„ Fungsi norma---Æsebagai pedoman
tingkah laku, menjaga integrasi dan
sistim pengendali sosial
Karakteristik Norma/Nilai

Nilai/Norma Karakteristik

Cara Bentuk perbuatan, pelanggaran: celaan,


kenampakan kurang suka. Contoh: cara
makan, minum, berjalan, berbicara, dll
Kebiasaan Kabiasaan yang berulang dan disukai,
pelanggaran: teguran, gosip. Contoh:
kebiasaan menghormati senioritas
Tata Kelakukan Kebiasaan sebagai norma pengatur,
pelanggaran: pengucilan. Contoh: tata
kelakukan menjaga solidaritas
Adat Istiadat Sifat yang dipelihara kelompok sebagai
alat pengawas. Pelanggaran: pengucilan,
pengusiran, Contoh: adat istiadat menjaga
ketertiban bersama
2. Statifikasi Sosial

„ Pembedaan masyarakat ke dalam


kelas-kelas secara bertingkat/hirarkis
„ Alat pembeda--Æsesuatu yang
dianggap “bernilai” (garis keturunan,
pendidikan, jabatan, kekayaan materi,
pekerjaan, dll)
„ Dimensi startifikasi sosial (1)
kekuasaan, (2) previlege/hak istimewa,
(3) prestise/kehormatan
3. Pola Kepemimpinan

„ Kepemimpinan-Ækemampuan seseorang
untuk mempengaruhi orang lain sehingga
orang lain tsb. bertingkah laku sesuai yang
diinginkan oleh pemimpinnya
„ Sifat kepemimpinan ada 2 : (1) formal, (2)
non-formal
„ Ciri kepemimpinan ; (1) otoriter, (2)
demokratis, (3) leizessfaire
„ Gaya kepemimpinan: (1) instruksi, (2)
konsultasi, (3) partisipasi, (4) delegasi
4. Interakasi Sosial

„ Interakasi sosial: proses bertindak/bereaksi/


respon terhadap orang-orang disekitarnya
(hubungan timbal balik)
„ Dasar interaksi sosial: (1) kontak sosial, (2)
komunikasi
„ Manusia sebagai makhluk sosial cenderung
untuk berhubungan dengan orang lain
„ Masyarakat yang anggotanya kurang
interaktif--Æ cenderung
perkembangnannya lebih lamban
5. Proses Sosial

„ Proses sosial: pengaruh timbal balik


antara berbagai segi kehidupan bersama
(hubungan sosial yang dinamis/bentuk
khusus interaksi sosial)
„ Terjadi jika orang yang “berinteraksi”
memberikan pengaruh timbal balik kepada
kedua pihak (interaksi yg sangat intensif)
„ Jenis proses sosial : (1) asosiatif/
mempersatukan/memantapkan dan (2)
disosiatif/merubah sistim yang ada
6. Mobilitas Sosial

„ Mobilitas sosial: perubahan status yang terjadi


pada seseorang
„ Jenis mobilitas sosial : (1) veritikal dan (2)
horisontal
„ Mobilitas sosial vertikal: perubahan status dari
tingkatan yang lebih rendah menuju yang lebih
tinggi atau sebaliknya. Contoh: petani biasa
karena kemampuannya menjadi perangkat desa.
„ Mobilitas horisontal: perpindahan kedudukan
tanpa merubah stratanya. Contoh: sorang buruh
tani pindah ke kota menjadi tukang becak atau
penjual makanan keliling
1910 – 2006 (±100
tahun)
„ Selama 100
tahun apakah
ada perubahan
yang nyata
dalam
kehidupan
petani kita?????
„ Wajah
pertanian
seperti apa
yang akan kita
t j ????
Swasembada Beras di tengah
keterpurukan nasib petani (Suara
Pembaharuan 29 Des 2004)

„ Produksi nasional beras tahun 2004


diperkirakan 54,34 juta ton (BPS)
„ Diklaim mencapai swasembada
(Deptan); prediksi surplus 3 juta ton
„ Areal panen : 11,97 ha (naik 482.000 ha)
„ Perluasan areal tanam di daerah rawa,
lebak, daerah pasang surut, dll
„ Produktivitas: 4,54 ton/ha
„ Income petani???????nilai tukar?????
Produksi Padi Tahun 2004 (Source:
Suara Pembaharuan 29 Des 2004)

Daerah produksi Produksi (juta


ton)
Jawa dan Madura 29,42 (54%)
Sumatera 12,75
Sulawesi 5,53
Bali, NTT, NTB 2,8
Kalimantan 3,67
Bali, Nusa 0,15
Tenggara
Impor Produk Pertanian Indonesia 2003
(Source: Kompas 7 Juli 2004)

Produk Impor per tahun Keterangan


Beras *) 3,7 juta ton No 1 dunia
Gula 1,6 juta ton No 2 dunia
Kedele 1,3 juta ton ???
Bungkil 1 juta ton ???
Jagung 1,2 juta ton
Gandum 4,5 juta ton
Garam 1,5 juta ton ???
Singkong 0,85 juta ton ???
Ekspor Produk Pertanian 2003
(Source: WTO, Kompas 9 Des 2004)

Ranki Negara Miliar %


ng US$
1 EU 284 42
2 USA 76 11
5 China 22 4
7 Thailand 15 2
9 Malaysia 11 1,6
11 Indonesi 10 1,5
a
Pemasaran

Pelayanan
Perbankan Penelitian
Pengolahan
Penyimpanan (agroindustri) Penyuluhan
Asuransi Pengaturan
Angkutan Kebijakan
Produksi
Dan lain-lain Komoditas
Pertanian

Fokus program
Pengadaan dan selama ini???
penyaluran sarana
produksi, alsintan

Keterkaitan antar sub-sistim dana sistim agribisnis


(Source: Arifin, 2003:153)
Karakter Komoditas Agribisnis
„ Bersifat musiman
„ Mudah rusak
„ Makan tempat/bulky
„ Sangat beragam (waktu
ketersediaan/panen, lokasi, kualitas, dll)
„ Transmisi harga rendah (kenaikan harga
di tingkat konsumen tidak serta merta
menaikan harga di tingkat produsen)
„ Struktur pasar monopsonis
(pedagang/pembeli yang sangat kuat
bargaining power-nya)
Isu strategis terkait keraguan dalam
persiapan pasar bebas pertanian

„ Posisi petani dilemahkan secara ekonomi dan


politik: nilai tukar produk pertanian rendah
(bukan jml rp tapi nilai), pangan murah,
stabilisasi harga, kontrol pemerintah kuat dgn
HKTI (pengurus birokrasi dan militer),
„ Revolusi hijau: ketergantungan pada industri
pertanian (saprodi)
„ Revolusi genetik: rantai produk pertanian
dikuasai dan dipatenkan MNC, petani sbg
produsen prod pert tetapi juga konsumen bibit
„ Saat ini-Æ petani kebanyakan: they do not know
what does free market and globalization in
agriculture mean????.......even ext. officer???
(Source: Dwi Putro--LP3ES, Kompas 10 Juli 2002)
Community
Empowerment
• Self-organizing
• Self-reliance

Production Economy/
Mechanism Market
Mechanism

Rural
Internal External
Commu-
Factors/Activities Factors/Activities
nity
Social Ecology
Mechanism Mechanism

Sustainable
Development

Gambar 1. Proses dan Keterkaitan Pemberdayaan Masyarakat


dan Sustainable Development
Peringkat produk pertanian Indonesia
di dunia (Kompas, 20 Mei 2006)

„ Biji-bijian = 6
„ Beras = 3
„ Teh = 6
„ Kopi = 4
„ Cokelat = 3
„ Pala = 1
„ Sawit = 2
„ Lada = 1
„ Karet alam = 2
General Lecture Josep E. Stiglitz
(14 Des 2004)

„ Pengembangan ekonomi-Æfokus pada sektor


yang menghidupi mayoritas penduduk
„ Mayoritas--Æ penduduk di pedesaan-Æpetani
„ Industrialisasi-Æfokus pada yang memiliki
keterkaitan dengan kepentingan mayoritas
„ Pendidikan-Æprasyarat utama (harus dapat
dijangkau mayoritas)
„ Bukan sekedar memproduksi komoditi, tapi
penciptaan nilai tambah (value added)
„ Industrialisasi harus terkait dengan
kepentingan petani
General Lecture Josep E. Stiglitz
(14 Des 2004)
„ Sebagian besar hasil pertanian masih diolah
di luar Indonesia, Why?????......(CPO, karet,
dll)
„ Sumberdaya alam………>mendukung
industrialiasi, bukan dijual sbg. barang
mentah (contoh minyak???????????)
„ Swastanisasi/privatisasi perlu persiapan,
liberalisasi yang terburu-buru…berbahaya!!!
„ Peran pemerintah tetap diperlukan, bukan
sepenuhnya “market mechanism” (invisible
hand)
„ Perlu keseimbangan antara kepentingan
pasar dan peran pemerintah
Luas Panen dan Produksi Beras Indonesia 1990-2003

35,000
30,000

25,000
Luas Panen (000 ha)
Ha,Ton

20,000 Produksi Beras (000 ton)


15,000

10,000
5,000
-
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
Tahun
Produktivitas Padi Indonesia (ton/ha) tahun 1990-2003

4.60
Produktivitas (Ton/ha)

4.50
4.40
4.30
4.20
Produktivitas (ton/ha)
4.10
4.00
3.90
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003

Tahun

Note: produktivitas padi 5 ton/ha sudah dicapai oleh para


petani Jepang tahun 1950 dan petani Korea dan Taiwan tahun
1960-an (Hayami, 2003: 109)
Impor Beras Indonesia 1990-2003 (000 ton)

7,000
6,000
Impor (000 Ton)

5,000
Impor Beras (000 ton)
4,000
3,000
2,000
1,000
-
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003

Tahun
Daerah Surplus dan Defisit Beras di
Sumatera (1995-1999)

Surplu Ton Defisit Ton +/-


s
Aceh 231 Riau -222

Sumut 284 Jambi -11

Sumba 386 Bengk -12


r ulu
Sumsel 40

Lampu 179
ng
Total 1.216 Total -244 +877
Daerah Surplus dan Defisit Beras di Jawa
(1995-1999)

Surplu Ton Defisit Ton +/-


s
Jabar 431 DKI -834

Jateng 1483

DIY 81

Jatim 1305

Total 3301 Total -834 +2467


Daerah Surplus dan Defisit Beras di Bali,
NTB dan NTT (1995-1999)

Surplu Ton Defisit Ton +/-


s
Bali 89 NTT -137

NTB 189

Total 278 -137 +140


Daerah Surplus dan Defisit Beras di
Kalimantan (1995-1999)

Surplu Ton Defisit Ton +/-


s
Kalsel 304 Kalten -30
g
Kaltim -58

Kalbar -1

Total 304 Total -89 +214


Daerah Surplus dan Defisit Beras di Sulawesi (1995-1999)

Surplus Ton Defisit Ton +/-

Sulteng 57 Sultra -120

Sulsel 1025 Sulut -35

Total 1082 Total -155 +926


Daerah Surplus dan Defisit Beras di Maluku dan Irian1995-
1999)

Surplus Ton Defisit Ton +/-

Maluku -145

Irian -109

Total -254 -254

You might also like