You are on page 1of 8

ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian
Biodata
Nama : An.F
Usia : 12 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Diagnosa Medis : Skoliosis

II. Anamnesis
a) . Keluhan Utama : Klien tidak mengeluh apapun selain ingin cepat
di operasi
b) Riwayat Kesehatan :
 Riwayat kesehatan sekarang :
P:-
Q:-
R:-
S:-
T:-
 Riwayat kesehatan masa lalu :-
 Riwayat kesehatan keluarga :-
 Riwayat Psikososial : Klien mengatakan jenuh dengan
proses menunggu yang lama, dan dengan kondisi ini klien sedih
karena harus izin tidak masuk sekolah
 Riwayat pengobatan :-

III. Pemeriksaan
a). TTV :-
b). Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi : Skapula kanan tampak lebih tinggi dan menonjol
 Palpasi : Pada vertebra teraba tulang belakang yang melengkung, dada
kanan posterior menonjol
 Perkusi :-
 Auskultasi : -

c). Pemeriksaan Penunjang : -

ANALIASA DATA

No Data yang Ada Etiologi Masalah


.
1. DS: Klien mengatakan jenuh dengan SKOLIOSIS Ansietas b.d faktor
proses menunggu yang lama dan (kurva S dan kurva pendukung (keluarga,
merasa sedih karena kondisinya klien C) teman)
harus izin tidak masuk sekolah ↓
(tidak ditangani
DO : - segera)
Penambahan derajat
kurva hingga > 40◦

Operasi

Hospitalisasi

Jenuh

Ansietas
2 DS : - SKOLIOSIS Gangguan nutrisi
(kurva S dan kurva kurang dari
DO : Berat badan klien 18 kg (BB C) kebutuhan b.d
Normal usia 12 tahun 39 kg) ↓ anoreksia ditandai
Menekan tulang oleh BB klien 18 kg
rusuk (BB normal usia 12
↓ tahun 39 kg), sedih
Menekan jantung dan jenuh

CO↓, aliran darah ↓

Gangguan perfusi
jaringan

Perfusi jaringan ke
GI↓

Respon simpatis ↑

Mortalitas ↓

Anoreksia

BB↓

Gangguan nutrisi
kurang dari
kebutuhan

3. DS : - SKOLIOSIS ( kurva Gangguan mobilitas


S dan kurva C) fisik b.d nyeri post
DO : - ↓ operasi
Operasi

Insisi bedah

Merangsang serabut
syaraf nyeri delta A
dan C

Medulla spinalis

Traktus
spinothalamikus

Medulla oblingata

Korteks serebri

Persepsi nyeri

Gangguan rasa
nyaman : nyeri
4. DS:- Skoliosis (kurva S Resiko infeksi b.d
dan kurva C) insisi bedah dan
DO:- ↓ pertahanan primer
Operasi inadekuat

Insisi bedah

Resiko infeksi

Diagnosa Keperawatan

PRE OPERASI

1. Ansietas b.d faktor pendukung (keluarga dan teman)


2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia ditandai oleh BB klien 18 kg
(BB normal usia 12 tahun 39 kg), sedih dan jenuh.

POST OPERASI

3. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri post operasi


4. Resiko infeksi b.d insisi bedah dan pertahanan primer inadekuat.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1. Ansietas b.d faktor Tupen : Dalam 1.Dorong klien 1. Mengetahi sejauh


pendukung (keluarga dan waktu 3x24 jam untuk mana rasa cemas
teman ) perawatan klien mengungkapkan yang dialami klien.
dapat pikiran dan
menunjukkan perasaannya
kecemasan
yang minimum 2.Dukungan orang
2. Bantu klien
terdekat perlu untuk
dengan
Tupan : Dalam memungkinkan klien
mendatangkan
waktu 7x24 jam untuk mengenali dan
orang terdekat
perawatan klien menghadapi rasa
untuk membantu
tidak merasa cemas
klien dalam
cemas lagi
mengenali dan
dengan
mengklarifikasi
penyakitnya
rasa cemas
dan dapat
menerima
keadaannya
sekarang

2. Gangguan nutrisi kurang Tupen : Dalam 1.Kaji status 1.Memberi


dari kebutuhan b.d waktu 4x24 jam nutrisi secara kesempatan untuk
anoreksia ditandai oleh perawatan kontinu,selama mengobservasi
BB klien 18 kg (BB kebutuhan perawatan setiap penyimpangan dari
normal usia 12 tahun 39 nutrisi klien hari,perhatikan normal atau dasar
kg), sedih dan jenuh. dapat terpenuhi tingkat energi . klien dan
memnpengaruhi
Tupan : Dalam pilihan intervensi
waktu 7x24 jam
perawatan BB 2.Berikan 2. Membantu
klien naik makanan dengan mencegah ketidak
sebanyak 1 kg porsi sedikit nyamanan dan
namun sering meningkatkan
pemasukan nutrisi.

3. Berikan 3.Agar klien tidak


makanan dengan bosan dengan menu
menu yang yang disajikan dan
bervariasi dan dapat menarik nafsu
hidangkan makan klien
dalam keadaan
hangat.

4.Pantau dan 4.Untuk mengetahui


catat keefektifan nutrisi
peningkatan BB yang diberikan.
klien setiap hari

5.Kolaborasi 5.Nutrisi yang


dengan ahli gizi adekuat penting untuk
untuk pemberian penyembuhan dan
nutrisi yang melawan penurunan
adekuat berat badan yang
berlebihan.

3. Gangguan mobilitas fisik Tupen : Dalam 1.Evalusi respon 1.Menetapkan


b.d nyeri post operasi waktu 3x24 jam klien terhadap kemampuan atau
perawatan post aktifitas. Catat kebutuhan klien dan
operasi klien laporan memudahkan pilihan
mulai peningkatan intervensi.
menunjukkan kelemahan dan
peningkatan perubahan tanda
mobilitas fisik vital selama dan
(misalnya setelah aktivitas.
mengambil
barang yang 2.Jelaskan dan 2. Tirah baring
ada di dekat programkan dipertahankan selama
tempat tidur pentingnya fase akut untuk
klien) istirahat (tirah menurunkan
baring) dalam kebutuhan
Tupan : dalam rencana metabolik,menghemat
waktu 10x24 pengobatan dan energi untuk
jam perawatan perlunya penyembuhan.
post operasi keseimbangan Pembatasan aktivitas
klien dapat aktivitas dan ditentukan dengan
melakukan istirahat. respon individual
aktivitas ringan klien terhadap
dan dapat aktivitas.
memenuhi
kebutahan 3.Bantu 3. Meminimalkan
dasar klien aktivitas kelelahan dan
(seperti perawatan diri membantu
berjalan sendiri yang diperlukan. keseimbangan
ke kamar Berikan aktivitas klien.
mandi). kemajuan
peningkatan
aktivitas selama
fase
penyembuhan

4.Bantu dan 4.Latiahn rentang


ajarkan latihan gerak sendi aktif
rentang gerak dapat membantu
sendi aktif mencegah terjadinya
kontraktur.

5.Berikan 5.Distraksi dapat


lingkungan yng mengalihkan fokus
nyman dan nyeri yang dirasakan
ajarkan tekhnik klien
managemen
nyeri,seperti :
-Tekhnik
relaksasi ( tarik
napas dalam dan
hembuskan
secara perlahan)
-Distraksi
(seperti
mendengarkan
musik,menonton
televisis dll)

4. Resiko infeksi b.d insisi Dalam waktu 1.Lakukan 1.Teknik aseptik


bedah dan pertahanan perawatan post perawatan luka dapat menghindari
primer inadekuat. operasi tidak dengan tekhnik resiko terjadinya
terjadi infeksi aseptik. infeksi.
pada daerah
luka post 2.Balut luka dan 2.Agar luka post
operasi ganti balutan operasi tidak
luka post terkontaminasi oleh
operasi secara patogen dari
berkala dengan lingkungan
teknik steril luar,dengan teknik
mengganti balutan
dapat mengurangi
resiko terjadinya
infeksi

You might also like