You are on page 1of 26

Pengertian Pergaulan Bebas

A. Pengertian Pergaulan Bebas


Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang
mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah
pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.
Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.
Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul
bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.

B. Penyebab & Dampak Maraknya Pergaulan Bebas Remaja Indonesia

a. Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda
tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal
keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak
terkendali, seperti pergaulan bebas & penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti
HIV & AIDS ataupun kematian. Berikut ini di antara penyebab maraknya pergaulan bebas di
Indonesia:
- Sikap mental yang tidak sehat
Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang
sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena
daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan
emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga
ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan
kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang
nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani
sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif, contohnya dengan adanya
pergaulan bebas.
- Pelampiasan rasa kecewa
Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap orang tua
yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus
menerus(baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang
terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga
menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif
di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan
hidupnya.
- Kegagalan remaja menyerap norma
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya
adalah westernisasi.

b. Dampak dari pergaulan bebas


Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah
menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Ini identik sekali
dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS. Dan pastinya setelah terkena
virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi.

C. Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas


Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, penyaluran
minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap orang mampu
mencapai kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering „didengungkan‟
tetap saja masih banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain
daripada solusi di atas masih banyak solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”,
maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai
dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu
menanggapinya dengan positif.
2. Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola
waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam
kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif
3. Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk
diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak
menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.
4. Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan
masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai
dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.
5. Perlunya remaja berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja memikirkan masa depan.
Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti
jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu
diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-
remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah
remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya.

Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat dikurangi apabila setiap
orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif untuk memberikan motivasi positif dan
memberikan sarana & prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya sehingga
segalanya menjadi bermanfaat dalam kehidupan tiap remaja.

Pendahuluan :
kata alu-aluan kepada para hadirin - ucapan terima kasih kerana
diundang untuk memberikan ceramah - menjelaskan definisi
pergaulan bebas - ikatan perhubungan yang tidak menurut norma-
norma masyarakat dan agama hingga membawa kesan buruk
kepada diri, keluarga dan masyarakat.

Isi-isi penting :

1. remaja hilang perasaan malu - berasa megah diri apabila


bergaul bebas dengan teman-teman lelaki - tidak dianggap
kuno
2. mengabaikan pelajaran - tidak memikirkan masa hadapan -
hanya mengejar keseronokan
3. sanggup lari daripada musuh - ingin hidup bebas tanpa
kongkongan ahli keluarga - tiada orang yang melarang
mereka berbuat apa-apa yang disukai
4. tinggal serumah tanpa ikatan sah - melakukan hubungan luar
nikah hingga hamil - tergamak menggugurkan kandungan -
menjadi rosak dan pincang - tiada lagi nilai murni dan
maruah dipertahankan

Penutup :

harapan agar pelajar yang terlanjur kembali ke pangkal jalan -


pelajar lain harus memperkukuhkan diri dengan pengetahuan
agama - sebagai benteng daripada pengaruh negatif

Realiti hari ini menyaksikan sikap dan adab pergaulan (ikhtilat) antara lelaki dan perempuan
sudah jauh dari ajaran Islam. Fenomena yang berlaku ialah pergaulan yang tidak lagi
terbatas di antara lelaki dan wanita ajnabi telah membawa kepada akibat yang lebih buruk
iaitu perzinaan. Apa yang lebih tragis, apabila manusia sudah hilang akal pertimbangan yang
waras dan sifat-sifat manusiawi dengan timbulnya masalah buang bayi yang sangat ketara
hari ini. Tidak dapat dinafikan hal ini sangat berkait rapat dengan masalah pergaulan bebas
malahan ia menjadi punca utama dan faktor penyumbang kepada krisis moral yang berlaku.

Rata-rata masyarakat hari ini mungkin mempunyai pandangan dan pendapat yang tersendiri
apabila membinbcangkan topik pergaulan (ikhtilat) ini. Akan tetapi, walau apa pun pendapat
tersebut,ianya mestilah dikembalikan kepada dasar-dasar islam yang sesuai dengan
zaman,masa dan tempat.

Jika kita kembali kepada sirah nabawiyyah, memang Rasulullah Saw sendiri memandang
berat tentang pergaulan di antara lelaki dan perempuan yang boleh menimbulkan fitnah serta
persentuhan.Ini dapat kita lihat, sebagaimana hadith daripada Hamzah bin Usaid Al-Ansari
yang diriwayatkan daripada bapanya yang mendengar Rasulullah Saw bersabda,apabila
melihat kaum wanita bercampur aduk dengan lelaki di tengah jalan :

‫ اب ٌه عن األن صاري أ س ٌد أب ً عن‬: ‫من خارج وهو ٌ قول و س لم ع ل ٌه هللا ص لى هللا ر سول سمع أن ه‬
‫و س لم ع ل ٌه هللا ص لى هللا ر سول ف قال ال طرٌ ق ف ً ال ن ساء مع ال رجال بحاف ا ف اخ ت لط ال م سجد‬
‫ ل ل ن ساء‬: ‫ب حاف ات ع ل ٌ كن ؛ ال طرٌ ق ت ح ق قن أن ل كن ل ٌس ف إن ه ؛ ا س تأخرن‬

Yang bermaksud : Daripada Abi Usaid Al-Ansori daripada ayahnya : Bahawa dia (iaitu ayah
Abi Usaid Al-Ansori) telah mendengar Rasulullah Saw bersabda, di mana ketika itu
Rasulullah Saw berada di luar masjid, dan berlaku ikhtilat di kalangan lelaki dan perempuan
( di mana Rasulullah Saw melihat ikhtilat tersebut ) : " Kebelakanglah kamu,sesungguhnya
kamu tidak boleh berada berada di tengah jalan,kamu mestilah berjalan di tepi jalan."

Dalam mempraktikan hadith Nabi Saw, para sahabiyyat telah menghampirkan diri mereka
ke dinding, hingga ada riwayat mengatakan bahawa kerana terlampau rapat dengan dinding,
ada di antara pakaian mereka yang tersangkut dengan dinding bangunan.

Beginilah Rasulullah Saw sebagai seorang pemimpin pada ketika itu,memastikan bahawa
rakyatnya sentiasa hidup di dalam keadaan yang jauh dari fitnah dan perkara-perkara yang
boleh merosakkan akhlak mujtama'.

MAKNA IKHTILAT ( ‫)اإلخ ت الط‬

Perkataan ‫ اإلخ ت الط‬ini mungkin biasa kita dengar,iaitu maksudnya adalah bercampur.Dan
biasanya digunakan untuk merujuk kepada suatu pergaulan yang tidak sihat dan bercanggah
dengan nilai-nilai murni islam.Di sana ada perkataan lain yang digunakan untuk merujuk
muamalat antara lelaki dan perempuan seperti ‫ ل قاء‬- ‫م شارك م قاب لة‬. Namun memang di
dalam kebanyakan kitab-kitab apabila membicara tentang perhubungan bebas,para ulamak
akan menggunakan perkataan ‫اإلخ ت الط‬.

Dari sudut bahasa, perkataan ‫ اإلخ ت الط‬berasal dari perkataan ‫ خ لط‬yang memberi maksud
bercampur iaitu ‫مزج‬. Di dalam Al-Qamus Al-Muhit dijelaskan bahawa sesuatu yang
bercampur dipanggil ‫اخ ت لط‬. Kalau ismu failnya adalah ‫خال ط‬. Dari sudut istilah pula, merujuk
kepada pergaulan bebas di antara lelaki dan perempuan yang bukan muhrim di suatu tempat
yang membolehkan mereka berhubung antara satu sama lain dengan pandangan atau isyarat
atau percakapan. Apabila kita merujuk kepada definisi ini,apa yang dimaksudkan dengan
ikhtilat adalah pergaulan bebas.

HUKUM PERGAULAN ANTARA LELAKI DAN PEREMPUAN SERTA GARIS


PANDUAN

Tidak dapat dinafikan bahawa muamalah di antara lelaki dan perempuan di dalam hidup ini
adalah wujud. Lebih-lagi pada hari ini, situasi persekitaran yang memerlukan kerjasama dua
hala di antara lelaki dan perempuan dalam segenap urusan harian. Apa yang lebih utama,
keperluan hubungan antara kedua-dua pihak ini dalam menegakkan amar ma'ruf nahi
mungkar, dakwah dan ilmu. Firman Allah SWT:

‫م والم منات والم منون‬ ‫أولٌاء ب‬ ‫ٌأمرون ب‬ ‫ال كا وٌ تون الص ٌقٌمونو المنكر عن وٌن ون بالم رو‬
‫حكٌم ع ٌ هللا ن هللا سٌرحم م أول ورسوله هللا وٌطٌ ون‬

Maksudnya: Dan orang yang beriman, lelaki dan perempuan, setengahnya menjadi penolong
bagi setengahnya yang lain; mereka menyuruh berbuat baik, dan melarang daripada berbuat
kejahatan; dan mereka mendirikan sembahyang dan memberi zakat, serta ta'at kepada Allah
dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Kuasa,
lagi Maha Bijaksana.
Ayat ini menjelaskan bahawa lelaki dan perempuan yang beriman saling berkerjasama
dalam menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar,maka sudah tentu di sana ada situasi-situasi
yang memerlukan mesyuarat, perbincangan, percakapan dan sebagainya.

Dan apa yang harus kita fahami bahawa, walaupun begitu islam telah menetapkan garis
panduan yang terperinci untuk menjaga perhubungan ini.Maka,garis panduan inilah yang
menentukan sesuatu hubungan itu adakah bertepatan dengan syarak atau pun tidak.

Kalau kita mengkaji garis panduan yang dinyatakan oleh islam, ia menutup segala pintu-
pintu yang boleh membawa maksiat.Ia melibat pandangan mata, suara, pakaian (aurat),
tujuan perbincangan dan keadaan pergaulan itu berlaku.

Merujuk kepada Kitab Al-Fatawa Al-Mu’asoroh oleh Al-Qardhawi, beliau telah


menetapkan dhowabit (garis panduan) dalam pergaulan@pertemuan di antara lelaki dan
wanita, iaitu :

1. Kedua-dua belah pihak hendaklah sentiasa menundukkan pandangan,tidak


memandang aurat dan dengan perasaan syahwat.Firman Allah Swt :

‫وا للم منٌن ل‬ ٌ ‫ن أ كى ل فروج م وٌح وا أبصارهم من‬ ٌ‫بما خبٌر هللا ن فروهم وٌح ن أبصارهن من ل‬
‫( ٌصن ون‬30) ‫ج ن للم منات و ل‬

Maksudnya: Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang lelaki yang beriman supaya
mereka menyekat pandangan mereka, dan memelihara kehormatan mereka. Yang demikian
itu lebih suci bagi mereka; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentang apa yang mereka
kerjakan. Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman itu supaya menyekat
pandangan mereka (daripada yang diharamkan) dan memelihara kehormatan mereka.

Bukanlah yang dimaksudkan seperti ayat di atas Islam tidak membenarkan langsung untuk
kita memandang dan melihat jantina yang berlawan jenis, akan tetapi hanya sekadar yang
perlu sahaja dalam urusan-urusan tertentu. Rasionalnya, kerana pandangan adalah segala-
galanya, bak pepatah Melayu “dari mata turun ke hati”. Boleh saja mata ini memberikan
„isyarat‟ kepada hati agar bertindak ke peringkat yang seterusnya.

Namun begitu, Islam mengecualikan pandangan secara tidak sengaja. Tetapi apa yang perlu
kita buat apabila kita tidak sengaja? Hal ini telah dijawab oleh Rasulullah Saw terhadap
soalan Jarir RA, seorang sahabat Nabi Saw yang bertanyakan tentang pandangan yang tidak
disengajakan : Sabda Baginda:

‫ب صر ا صر‬
Yang bermaksud : Alihkan pandangan kamu

1. Perempuan muslimah pula mestilah sentiasa memakai pakaian yang telah


ditetapkan oleh syarak yang menutup seluruh badan kecuali muka dan tapak
tangan.Juga tidak terlalu nipis dan tidak mengikut bentuk badan sebagaimana yang
telah ditegaskan oleh Allah swt :

‫ٌنت ن ٌبدٌن و‬ ‫ر ما‬ ‫جٌوب ن على بخمرهن ولٌ ربن من ا‬

Yang bermaksud: Dan janganlah mereka menzahirkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang
zahir daripadanya

Telah disahkan oleh beberapa sahabat, apa yang zahir daripada perhiasan ialah muka dan
dua tapak tangan.

1. Sentiasa menjaga adab muslimah,terutama ketika berinteraksi dengan lelaki dari segi
:

i- Percakapan,tidak melampaui dan menggoda.Sebagaimana firman Allah Swt kepada para


isteri Nabi Saw. Dan isteri-isteri Nabi Saw, adalah ikutan terbaik untuk semua wanita di
sepanjang zaman dan tempat.

‫ن ف اتقٌتن ن النساء من كأحد لستن النبً نساء ٌا‬ ‫لبه فً ال ي فٌطمع بالقول تخ‬ ‫م روفا و و لن مر‬

Yang bermaksud : Wahai isteri-isteri Nabi, kamu semua bukanlah seperti perempuan
yang lain kalau kamu bertakwa. Maka janganlah kamu berbicara dengan lembut
manja kerana boleh menimbulkan keinginan orang yang di dalam hatinya ada
penyakit; dan sebaliknya berkatalah dengan kata-kata yang baik, sesuai dan sopan.

ii- Cara berjalan. Firman Allah swt :


‫ٌنت ن من ٌخ ٌن ما لٌ لم بأرجل ن ٌ ربن و‬

Yang bermaksud: Dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan
apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka.

‫استحٌاء على تم ً حداهما فجاءته‬

Yang bermaksud : Maka datang kepadanya salah seorang dari keduanya sambil berjalan
tersipu-sipu.

Ayat di dalam Surah Al-Qasas ini menceritakan kisah salah seorang anak perempuan Nabi
Syuaib As yang datang untuk menyampaikan jemputan ayahnya kepada Nabi Musa
As.Dapat kita lihat, qudwah yang ditunjukkan di dalam kisah anak Nabi Syuaib AS ini,
bagaimana apabila berjalan, beliau berjalan dalam keadaan tersipu-sipu dan malu.Bukannya
berjalan dalam keadaan sebaliknya, yang langsung tidak sesuai dengan fitrah seorang
wanita.

iii- Pergerakan pula janganlah terlalu kasar dan janganlah terlalu lembut yang boleh
menggoda.Gerunilah amaran yang dinyatakan oleh Rasulullah Saw di dalam haditnya :

‫ ال نار أهل من ص ن ان‬....‫ال ما لة ال بخت ك أ س نمة ر و س ن ما ت مم ٌ ت عارٌ ات ك ا س ٌات ون ساء‬


‫وك ا ك ا م س ٌر من ل توجد رٌ ح ا و ن رٌ ح ا ٌ جدن و ال ج نة ٌ دخ لن‬

Yang bermaksud : 2 golongan yang termasuk dari kalangan ahli neraka…. perempuan
memakai pakaian tetapi keadaanya umpama telanjang (ketat), dan perempuan ini berjalan
sambil berlenggang lenggok dan sanggol rambutnya (ataupun sekarang ikatan rambutnya)
umpama bonggol unta.Dan perempuan yang sebegini keadaanya tidak akan mencium bau
syurga.Ketahuilah bau syurga sudah boleh diciumi dari jarak begini dan begini.

1. Hendaklah menjauhi perkara-perkara yang boleh merangsangkan syahwat seperti


bau-bauan, minyak wangi,warna-warna yang menarik yang sepatut di pakai di
rumah, bukan di jalanan untuk bertemu dengan lelaki.

‫األولى الجاهلٌة تبرج تبرجن و بٌوتكن فً و رن‬


Yang bermaksud : Dan hendaklah kamu tetap diam di rumah kamu serta janganlah kamu
mendedahkan diri seperti yang dilakukan oleh orang Jahiliyah zaman dahulu.

Yang dimaksudkan dengan ‫ الجاهلٌة تبرج‬disini ialah menzahirkan perhiasan dan kecantikan
yang wajib ditutup dan yang boleh mempengaruhi syahwat orang lain…

1. Sentiasa berwaspada,agar lelaki dan wanita tidak berdua-duan tanpa mahram Hadith
sohih telah memberi ingatan

‫ٌطان ث ل ث ما أ ب امرأ رجل ٌ خ لو‬ ‫ال‬

Yang bermaksud: Tidak berkhalwat seorang lelaki dan perempaun, melainkan yang
ketiganya adalah syaitan

.
6.Pertemuan itu mestilah berdasarkan keperluan atas urusan kerja tanpa melampaui sehingga
menyebabkan wanita itu lalai dalam menguruskan rumah tangga dan mendidik generasi.

Walaupun kita lihat di atas,seperti merujuk kepada wanita sahaja,namun lelaki tidak lari dari
kemestian menjaga adab-adab yang sama dari sudut pakaian,percakapan,pergerakan dan
lain-lain. Justeru, adalah menjadi satu kewajipan untuk seluruh Muslimin dan Muslimat bagi
menjaga etika dalam pergaulan sesama kita dan sekaligus dapat mengurangkan masalah
sosial di kalangan umat Islam hari ini.

Riwayat Abu Daud dan Al-Baihaqi

Kitab Al-Fatawa Al-Muasoroh oleh Al-Qaradawi jilid 2 m/s 303-304

Al-Qamus Al-Muhit madah ‫ خ لط‬m/s 665

Kitab Hak dan Kewajipan Wanita Menurut Islam oleh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Jarullah.
Diterjemahkan oleh Ustaz Ismail Tuan Haji As-Syafiee Al-Bakabi m/s 39.Cetakan Al-Hidayah
Publisher.

Surah At-Taubah ayat 71.

Al-Fatawa Al-Mu‟asoroh m/s 309-311

Surah An-Nur ayat 30-31

Riwayat Abu Daud

Surah An-Nur ayat 31

Surah Al-Ahzab ayat 32


Surah An-Nur ayat 31

Surah Al-Qasas ayat 25

Riwayat Imam Muslim

Surah Al-Ahzab ayat 33

Al-Mausuah Al-Quraniah Al-Muyassaroh oleh Jemaah min Al-Ulamak antaranya Dr Wahbah


Zuhaili m/s 423

Happiness
in Islam
Written by spp
Friday, 20 November 2009 07:42
FRIDAY KHUTBAH AT IIUM MOSQUE ON THE 6TH NOV 2009

Delivered by:

Dr Mohd Farid Mohd Shahran

Professors, Brothers and sisters in Islam,

As time goes by, we are over and over again witnessing around us, events, occurrences and
all sorts of happenings took place in our life. Since they are so common and frequent to us
we do not even have a chance to ponder upon the deeper meaning behind these events. They
passed in front of us just like series of different episodes of a long story played by human
being as the main actors.

There are many scenes of this long story. One scene presents us a setting where
people are rushing hastily to their working place everyday in order to earn some money to
sustain their living. For the poor among them, it is really a matter of survival. No money
means no food. As for the rich, the matter is slightly different. The question is not what are
we going to eat today but rather who are we going to eat today.

At another scene there are people struggling with the huge ammunition and weapons
fighting under the name of their nation and land, to uphold the dignity of their state. What in
their mind is only ways and strategies to kill the enemy. Life and death are at their
fingertips. They are playing the role the angel Izrail to take life of human only by pressing
one button or trigger.

The third scene takes place at the remote village of one of the so called developed
country where science and technology as the new religion has replaced the old superstitions
and biblical metaphysical beliefs. At one corner of the village a group of people assembled
in a large hall to hear the sermons from their leader whom they also believed as the new
Christ who come to save the mankind. They later burned themselves in the hall after police
surrounded the place.

There is a fourth scene of the episodes. In a big stadium built from the charity of the
people, a huge crowd are shouting and screaming to their idolized football teams. As the
game were about to finish, the two big crowd ended up by fighting each other and resulted
great casualties.

Brothers in Islam, the episodes which I purposely mentioned before are just some lucid
examples of apparent phenomena which took place in our world today. If we further analyse
the very final purpose of all these occurrences, we will notice that, whatever these people are
doing, it is only one definite thing they are finally searching for, that is the ultimate
happiness in life. The material wealth gained by the poor and the rich are definitely just
means to achieve happiness. The political conflict, the war between nation states, the
struggle for power are finally aimed at attaining true happiness. Even the spreading of cult
movements scattered all over the world are none other than a manifestation of a physical or
psychological struggle of man to reach the ultimate satisfaction and happiness in their life.
So much so that even if we ask our own self for whatever purpose some of us came all the
way from our distant countries to this university, it is none other to seek knowledge which
will later bring us a higher state of living and happiness in this world. Happiness is indeed
the end in itself not a mean to an end.

The most basic question which we would like to ask is, are all these people
mentioned before really happy? What really makes happiness, happiness? And as Muslims,
what Islam has to say about happiness?

Throughout the ages, the concept of happiness has been widely discussed by the great
thinkers of the past oriental or occidental. The Greek philosophers have stated in clear a term
that the ultimate happiness will take place through what they called virtues. They
unanimously agreed that there are four cardinal virtues, namely temperance, courage,
wisdom and justice. Thus a happy person is the one who possessed these cardinal virtues in
their selves.

Unfortunately, happiness in the context of modern western man is never been


defined in a definite manner. It has continuously changed depending of which philosophical
school or line of thinking these definitions are derived from. The utilitarians will define
happiness based on their practical purposes. The hedonistic school will define happiness
based on pleasure and pain. The homosexuals will on the other hand view happiness as what
satisfy their animalistic instincts. All these groups will view happiness based on their biased
subjective mind. Happiness has become a relative thing and the western man will never be
happy with whatever definition of happiness given.

What is the view of the Quran on happiness? In the Quran happiness is termed by the
word sa’adah. Whenever the term sa’adah mentioned in the Quran, it is always related into
two conditions; the happiness in the hereafter (ukhrawiyyah) and happiness in the present
world. For a Muslim, the ultimate happiness is the happiness in the hereafter as mentioned
by God in Surah Hud (11:108):

„And those who are happy shall be in the Garden; they will dwell therein o long as
the heaven and the earth endure, except as our Lord will, a gift without break‟

This sa’adah refers to the happiness which is everlasting, the highest of which is to
see God in the hereafter which is promised to those who inwardly have lived in a willing
submission and conscious obedience of God‟s commands and prohibitions. This definitely
does not mean that a Muslim cannot attain happiness in this world. To be happy in this
world is to prepare one self for the ultimate happiness in the hereafter by having a strong
faith and firm belief in God. It is a state of spiritual tranquillity which is everlasting,
permanent and stable in one‟s heart. It is deep feeling of secure and becoming free from fear,
not the fear from God but the fear of the unknown , of the utter loneliness, and more
importantly free from the fear of death and what lie beyond death. This is exactly what is
meant by all the good virtues in Islam such as temperance (‘iffah), abstinence (wara’), piety
(taqwa), truthfulness (sidq). All these religious virtues nevertheless should be preceded by
the prior condition of consciousness in the soul of truth which is termed by the Quran as
yaqin. There are three level of certainty mentioned by the Quran, ‘ilm al-yaqin, ‘ain al-yaqin
and haqq al-yaqin.

It is clear that happiness in Islam does not thus refer to the bodily or material aspect
of the human life. As a matter of fact, the abundant material wealth, excessive physical
pleasure sometimes contributes to the prevention of the true happiness. How many cases
have we seen people with abundant of wealth are deprived from gaining the true happiness
in their life. Their material bounties, on the other hand, are the very origin and cause of their
unhappiness. The Qur‟an mentioned about Qarun, the multi-billionaire of the classical age,
whose key of his boundless treasures is reported equivalent to the weight of 300 camels, has
been swallowed by the earth, as a reminder to the later generations that it is not the
acquisition of the worldly pleasures that are blessed by the all-Mighty God. By stating this it
is also not true to deduce that Islam is an anti-material gain. Islam simply views material
wealth is only one of the tools to a more absolute kind of happiness which goes beyond the
boundary of the physical gain. This is the very reason God states in the Quran (Al-Kahfi
18:46)

“Wealth and children are temptation of the life of this world; the only things endure, are
good deed, which is the best in the sight of your Lord as rewards and as the best hopes.”

It is interesting to see that the contrary of sa’adah is termed by the Quran as


shaqawah, which conveys the meaning of great misfortune and misery in general. Shaqawah
is the generic term which include within it many other terms also mentioned in the Quran as
khawf (fear), huzn (grief), dank (narrowness), hasrat (profound grief and regret for
something gone and never be experienced again). These terms are used in the Quran to
denote those who turned away from God and spend his life in self-waste which than he
discover after death how he has lost his soul and appeal toward God in turning back to
worldly life to make good deeds.
As accurately observed by Prof . Syed Muhammad Naquib al-Attas, the term
shaqawah is reflected in the concept of tragedy in the Western literary tradition. It was very
popular in the field and art and literature and gained its roots from early Greek thinker,
Aristotle in his book Poetics. Contrasted with comedy in the field of theatre, tragedy is
referred as a narrative recounting the life of some ancient or eminent person who suffered a
decline of fortune toward disastrous end as a result of either personal failings or
circumstances beyond his control. It is a constant failing from prosperity to suffering and
chaos. According to the western writers, the function of tragedy is actually to help people to
overcome the thought of death in their life.

This concept of tragedy is not confined to the field of art, but later it started to creep
into the real life of the western man. Their thought, their feeling and the whole life of
western man has been infected with the tragic spirit. It manifests crystal clear in the modern
literatures, film and sports. The existence of huge film industry such as Hollywood is one of
the symbols of the tragic spirit of the western man. Through film, they try to search for the
meaning of life by portraying various episode of life of man with tragic experiences. If we
are the attentive watchers of the western films, we can simply see the effect of the Greek
tragedy in the films. Every film will start with a harmony stage followed by a tragedy and
later came the hero to overcome the trials and difficulties. Each and every film will show
their ideal heroes facing thousand kinds of tribulations.

In the field of sport, the tragic spirit of the western man is also clearly manifested.
The objective of sport which was initially to produce a healthy community has already
transformed to be a tool of racial confrontation, riots, gambling and the most irony is that it
becomes the way to destroy the health of human being with all its malpractices and abuses.
In addition to that, all kind of weird and strange sport had emerged in our day. All these new
sports are gradually moving toward an animalistic and barbaric in nature such as Gladiators
and wrestling. I‟m sure the spirit will gradually return back to the classical primitive age
where the western man tries to associate themselves to the nature and the animal kingdom.
These are all the manifestation of the western tragic spirit which is nothing to do with Islam.

This is what tragedy is all about and also what the Quran means by the term
shaqawah. It is the total misfortune and misery of those who reject the guidance of God. To
prevent themselves from the fear of death particularly, the western man keep on looking for
a so called sensational activities to quench his lonely tragic spirit. They, according to
Professor al-Attas, are just like Sisyphus in the Greek literature who pushed the stone up the
hill where at the top it is destined to roll down again.

Brother in Islam, we pray to God that we will be among those who will attain the real
happiness in this world and the hereafter. The happiness that is based on the real knowledge
of God and the true certainty of the soul toward God. There is no other real tranquillity of
soul for a Muslim than to gain the true knowledge, faith and consciousness of his Creator.
What else does a man of faith really need when he already gained the ultimate knowledge of
reality.

I am taking up this issue of happiness in our khutbah today simply because there are
among Muslims who are seems to be affected and infected by the same tragic spirit of the
western man, who keep on plunging himself in the excessive worldly pleasure while the real
happiness actually lies right within his own religion. They feel a kind of loneliness and
everlasting fear in their heart while the remedy is in the true faith to his Lord. They never
feel content with what they have gained and keep looking for extreme physical excitements
to fill the gap of his lonely soul while they fail to realise that this pleasures are only the
artificial ones. They just like a confused parrot in a beautiful story presented by the great
Sufi of the past, Mawlana Jalalaluddin al-Rumi in his famous book Mathnawi which runs as
follows:

A parrot which is owned by an oilman used to amused him with its


excellent humanly speech, and to watch after his shop, a cat had broken
one of the oil jar. When the oil-man returned home he thought that the
parrot had done this mischief and in his anger he gave a big blow on the
head of the parrot and cause all its feathers drop off, and the parrot is so
shocked that it lost the power of speech for several days. But one day the
parrot saw a bald-headed man passing the shop, and immediately
recovering it‟s speech, it cried out, „God, whose oil-jar have you broken?
The passer-by smiled at the parrot‟s mistake confounding baldness caused
by age with the loss its own feathers due to a blew.

This is simply a metaphor of someone who confuses the reality with the artificial one
just like those who confuse the artificial happiness with the real one. May Allah give us
strength to take examples and lessons from this story.

sila rujuk: www.farshah-ibanah.blogspot.com


Last Updated on Friday, 20 November 2009 07:46

Diskusi
Ilmu Hari
Itu
Written by Super Admin
Monday, 22 December 2008 09:14
Dua hari lepas (29 November 2008) aku dan beberapa orang rakan
menziarahi Prof. Dr. Wan Mohd. Nor Wan Daud di kediaman beliau di Sg.
Merab, Bangi untuk diskusi ilmiah. Mungkin bukan sangat diskusi, tetapi
kepada proses kami menimba ilmu daripada seorang ilmuan besar
seperti beliau. Perbincangan yang berlangsung daripada sekitar jam 9.00
malam sehingga 12.30 malam itu mengingatkan aku kepada peristiwa
diskusi ilmiah antara dua orang sahabat, Saidina Ali k.w.j. dan 'Abdullah
ibn 'Abbas. Dalam peristiwa tersebut, Saidina Ali k.w.j. menghuraikan
kepada 'Abdullah ibn 'Abbas dalam ilmu tafsir al-Qur'an, yang mana
perbincangan mereka bermula daripada selepas solat Isyak sehingga ke
azan Subuh keesokan harinya!

Sudah tentu, bukan niatku untuk menyamaratakan diskusi kami dengan


diskusi dua orang sahabat Rasulullah tersebut, kerana yang pasti
martabat kerohanian dan keintelektualan kami jauh berbeza. Namun,
apa yang ingin aku maksudkan adalah bagaimana budaya ilmu itu
sebenarnya merupakan satu tradisi yang berakar teguh dalam ajaran
Islam. Cukup seronok apabila berpeluang untuk terlibat dalam diskusi
ilmiah dengan seorang ilmuan; perbincangan yang berjam-jam lamanya
pun tidak sedikitpun melelapkan mata. Sedangkan, dalam keadaan yang
lain, mungkin ceramah oleh seorang penceramah yang penyampaiannya
tidak sampai setengah jam pun boleh menghadirkan kebosanan dan rasa
mengantuk. Justeru, jelas sekali apabila al-Qur'an mengajukan satu
persoalan yang provokatif: “Apakah sama orang yang berilmu dengan
orang yang tidak berilmu?”, sudah tentu jawapannya tidak!

Adalah sesuatu yang menyedihkan, dan merisaukan juga, apabila 'ilmu'


itu tidak lagi diletakkan di tempatnya yang betul. Institusi pendidikan
(mungkin lebih tepat: pelajaran) juga tidak lagi berfungsi sepertimana
sewajarnya. Institusi pendidikan yang kita ada pada hari ini lebih
cenderung melahirkan 'pekerja industri' atau 'robot' daripada melahirkan
'manusia berkualiti', yang mana jika menurut perspektif al-Qur'an,
manusia yang berkualiti itu adalah manusia yang bertaqwa kepada Allah.
Ketaqwaan itulah sebenarnya ciri orang yang baik, bukanlah sekadar
kemahiran dalam sesuatu industri atau kemampuan untuk membantu
memajukan teknologi, ataupun memajukan perniagaan dan menambah
pendapatan – sepertimana yang berlaku pada hari ini. Kita sudah
meletakkan sistem yang cacamarba dan serba tidak teratur dalam usaha
untuk melahirkan insan yang berkualiti, justeru kerana pemahaman kita
terhadap apa yang dikatakan 'berkualiti' itu pun tidak tepat. Penekanan
terhadap pendidikan nilai, asas agama, dan asas akhlak begitu lemah;
malah, sampai ke tahap menyamaratakan (malah kadang-kadang
merendahkan lagi) pendidikan asas-asas agama (revealed knowledge)
dengan pendidikan ilmu-ilmu terbitan (acquired knowledge).

Penulisan ini akan aku sambung di kesempatan lain...

Kukuhkan ukhuwah; Teruskan


Tarbiyah
Written by Super Admin
Friday, 17 October 2008 06:51
Apakah kaedah untuk mengukuhkan lagi tali ukhuwah / silaturrahim
sesama kita? Kunci ukhuwah atau kata lainnya adalah perpaduan,
bukanlah suatu perkara yang datang dengan sekelip mata. Ia
memerlukan suatu pentarbiyahan atau latihan yang berterusan untuk
mencapainya. Malah, negara Malaysia sendiri masih mengalami
masalah ini walaupun telah merdeka dari penjajah Inggeris lebih 50
tahun. Perbezaannya, ia ditenggelam-timbulkan oleh media dan ahli politik yang suka
mengambil kesempatan di atas kesempitan orang lain.
Last Updated on Friday, 17 October 2008 07:01
Read more...

Tradisi Ijazah:
Meneruskan Sanad
Written by Super Admin
Monday, 06 October 2008 16:05
Hari ini (Jumaat, 26 September 2008) telah berlangsung Majlis Takrim
Huffaz 1429H anjuran Yayasan Sofa Negeri Sembilan bertempat di
sekolah pondok tersebut di Rembau. Aku dan rakan-rakan tiba agak
lewat di Yayasan Sofa disebabkan kesesakan lalulintas yang perlu
ditempuhi sepanjang perjalanan; maklumlah, mungkin ramai yang dalam
perjalanan pulang ke kampong halaman untuk sambutan „Eidulfitr.
Apapun, aku sempat menyaksikan anugerah perdana pada majlis
tersebut yang telah diserahkan kepada Ustaz Farid (Imam Masjid UIAM,
Gombak).
Last Updated on Monday, 06 October 2008 16:07
Read more...

More Articles...
 25 pesanan Lukmanul Hakim kepada anaknya
 Refokus kepada pembinaan semula kader
 Syura : Prinsip dan Amalan
 Kisah tamrin bersama Pak Imad-Usrah bersama Anwar Ibrahim
 Bersangka Baik

<< Start < Prev 1 2 3 Next > End >>

Page 1 of 3

Punca Keruntuhan Akhlak

Daripada data dan statistik yang dibentangkan, terbukti keruntuhan ahklak di kalangan remaja masih
pada tahap yang tinggi. Keruntuhan ahklak ini dapat dilihat dari pelbagai sudut. Antara punca yang
dikenal pasti adalah seperti berikut;

1. Salah satu faktor yang dikaitkan dengan keruntuhan akhlak remaja adalah penglibatan dalam
jenayah. Remaja yang terlibat dalam jenayah bukan sahaja datang daripada keluarga yang
miskin tetapi juga keluarga berada, malah segelintir daripada mereka berasal daripada
keluarga yang mempunyai latar belakang yang baik.

Justeru, bolehlah dikatakan bahawa punca-punca keruntuhan akhlak yang utama adalah
kemerosotan dari segi asuhan, didikan, bimbingan serta kawalan oleh ibu bapa atau penjaga.
Selain itu, tekanan hidup, sikap mengejar kemewahan serta penglibatan dalam aktiviti sosial
lain menyebabkan ibu bapa dan anak kurang mempunyai masa atau kesempatan untuk
bercakap, berbincang, berdamping antara satu sama lain. Malah ada yang jarang bersua muka.
Keadaan ini menyebabkan remaja membawa cara hidup sendiri tanpa panduan dan
pengawasan ibu bapa.

Keluarga yang terlalu mewah cara hidupnya juga menyebabkan keruntuhan disiplin remaja.
Sebagai contoh, ibu bapa yang terlalu memanjakan anak-anak kerap memberikan wang saku
yang terlalu banyak. Perbuatan ini menyebabkan mereka mudah dipengaruhi oleh remaja lain
yang bersuka-suka. Kesan pergaulan bebas dan terpengaruh dengan rakan-rakan sebaya yang
rosak akhlak akan memburukkan lagi keadaan. Juga sikap ibu bapa yang tidak mengambil
berat tentang kelakukan dan pergaulan anak remaja mendorong pada kerosakkan ahklak.
Remaja yang terlalu awal terdedah kepada alam masyarakat yang mempunyai sikap yang
kompleks tanpa bimbingan mencukupi daripada ibu bapa juga merupakan salah satu faktor
keruntuhan akhlak.

Antara punca-punca lain keruntuhan akhlak yang berkaitan dengan hubungan kekeluargaan
adalah alam rumah tangga yang tidak teratur, perpisahan ibu bapa, pertengkaran yang kerap
berlaku dalam keluarga, keadaan sosio-ekonomi yang sempit, suasana rumah tangga yang
tidak harmonis dan tenteram serta tidak keupayaan pihak penjaga mengawasi pendidikan
anak-anaknya boleh juga membawa kepada kancah keruntuhan moral.

Justeru, sebagai ibu bapa dan anggota masyarakat yang bertanggungjawab, kita seharusnya
menjalankan kewajipan dengan merancang aktiviti, mengenal pasti masalah anak, memberi
nasihat, pedoman, memberikan kemudahan-kemudahan serta mengawal selia anak sepanjang
masa.

2. Pengaruh persekitaran, luaran dan media massa juga sentiasa membentuk perilaku para remaja
yang masih mentah dalam menghadapi cabaran hidup. Pelbagai dorongan yang kurang sihat
dipaparkan melalui persekitaran ini yang seterusnya menyebabkan mereka terikut-ikut
dengan pengaruh ini. Lantaran itu untuk memenuhi keinginan ini, mereka merayau-rayau di
pusat-pusat membeli-belah, pusat permainan video dan secara tidak langsung terlibat dalam
pergaulan bebas.
3. Pengaruh di sekolah juga penting dalam pembentukkan akhlak remaja. Tekanan yang dihadapi
pelajar semasa di sekolah kerana tumpuan terpaksa diberikan dalam akademik serta guru yang
kurang profesional dalam menangani masalah pelajar yang bermasalah akhirnya menyebabkan
pelajar mengambil jalan mudah untuk keluar daripada masalah itu dengan terlibat dengan
kegiatan-kegiatan yang kurang sihat. Situasi ini didorong oleh kurang perhatian daripada ibu
bapa di rumah.

Cara Mengatasi Masalah


Perbincangan mengenai keruntuhan ahklak remaja adalah berkisar isu pelajar remaja. Justeru,
strategi mengatasi masalah seharusnya ditumpukan pada golongan remaja ini. Berikut beberapa
saranan:
1. Peranan ibu bapa adalah amat penting dalam memberikan perhatian yang serius terhadap
anak-anak mereka. Ibu bapa mestilah memperhatikan setiap gerak-geri atau pergerakan
anak-anak mereka. Ibu bapa hendaklah sentiasa mengetahui dan mengenal pasti
masalah yang dihadapi oleh anak mereka serta sanggup meluangkan masa untuk
mengatasai masalah tersebut. Ibu bapa juga seharusnya mengetahui rakan-rakan anak
mereka dan sentiasa memastikan anak-anak mereka berkawan dan bergaul dengan
mereka yang mempunyai kedudukkan moral yang baik. Selain itu ibu bapa hendaklah
menghabiskan sebahagian daripada masa seharian bersama anak-anak mereka dengan
memberikan keyakinan, keberanian, mewujudkan sikap positif terhadap masalah,
emosi dan keputusan. Selain itu tingkatkan penghayatan anak-anak terhadap agama,
nilai-nilai murni, motivasi, melatih anak cara bersopan, prinsip-prinsip akauntabiliti,
tepati janji, berketerampilan, menunjukkan keperibadian yang mulia, amanah, sanggup
menerima kelemahan diri serta meneroka potensi anak. Ibu bapa hendaklah menjadi
role model kepada anak.
2. Pendekatan akademik. Ini boleh dilakukan dengan menambahkan aktiviti-aktiviti
berteraskan akademik dan separa akademik seperti kegiatan ko-kurikulum di sekolah.
Begitu juga dengan perubahan-perubahan teknik-teknik pengajaran seperti penggunaan
komputer, video, bantuan alat pandang dengar dan teknik pengajaran luar kelas.
3. Mewujudkan sistem perundangan di sekolah. Peruntukan undang-undang di peringkat
sekolah boleh menimbulkan rasa takut di kalangan pelajar sekolah, di samping
mengurangkan beban dan tanggungjawab pihak sekolah dan pihak ibu bapa dalam
pengawasan disiplin.
4. Penguatkuasaan Undang-Undang oleh pihak berkuasa seperti polis. Bidang kuasa polis
yang sedia ada perlu digunakan oleh pihak pentadbir sekolah dalam mendisiplinkan
pelajar-pelajar. Pihak pentadbir hendaklah mengambil kesempatan dengan merujuk
masalah pelajar ini kepada pihak polis.
5. Langkah-langkah pencegahan yang bersesuaian hendaklah diadakan seperti kaunseling
di peringkat sekolah. Kaunseling di peringkat sekolah adalah penting dalam membantu
remaja mengatasi masalah mereka. Program ini akan lebih bermakna sekiranya
kaunselor-kaunselor yang berkelayakan dan berpengalaman dilantik dalam
memantapkan pelaksanaan dan keberkesanan kaunseling tersebut.
6. Persatuan Ibu Bapa dan Guru (PIBG) perlulah memainkan peranan yang penting.
Pertemuan yang lebih kerap antara ibu bapa, penjaga dan guru perlu diadakan khasnya
bagi pelajar-pelajar yang bermasalah. Ibu bapa seharusnya menerima teguran daripada
guru dengan sikap terbuka dan positif. PIBG jangan lah jadi umpama “KUCING TAK
BERGIGI, TIKUS LOMPAT TINGGI-TINGGI”

Kesimpulan

Pelbagai langkah boleh diambil dan dilaksanakan, tetapi apa yang lebih penting: ibu bapa mestilah
memainkan peranan dan tanggungjawab dalam mengatasi masalah keruntuhan akhlak di kalangan
remaja. Dengan kata lain, walau apapun langkah yang diambil oleh mana-mana pihak, tanpa kerjasama
daripada ibu bapa, nescaya gejala ini sukar diatasi.
NOTA: Artikel ini bukan tulisan saya oleh itu sesiapa yang memetiknya di sini sila letakkan
rujuk kepada pemili asalnya di alamat blog seperti yang tertera di atas.

Pada masa ini kita dapati ramai anak-anak remaja


yang menghabiskan masa dengan kegiatan yang tidak berfaedah, iaitu
berkumpul di pusat-pusat hiburan, menghisap rokok, bersiar-siar di
Bandar dan sebagainya. Sesetengahnya ada yang terlibat dengan penyalah
gunaan dadah, mencuri, memasuki kumpulan haram dan kegiatan perlacuran.

Terdapat
juga remaja yang terlalu taksub dengan dunia percintaan. Dalam hal ini
mereka selalu menyamakan di antara persahabatan dengan percintaan dan
seterusnya percintaan dengan seks. Ramai di antara mereka terlibat
dalam perbuatan-perbuatan yang sumbang dan bersalahan di sisi agama.
Ada
juga yang menganggap jika terlalu tumpu pada pelajaran, mereka tidak
berkesempatan bergaul mesra dengan rakan-rakan sebaya mereka. Hal ini
menyebabkan mereka tercicir di dalam pelajaran mereka.

MASALAH REMAJA LARI DARI RUMAH

Masalah
remaja lari daripada rumah bukanlah sesuatu yang baru. Pelbagai usaha
telah dilakukan demi membendung gejala ini dari berleluasa. Kebanyakkan
remaja yang lari dari rumah mengikut kajian Polis Bukit Aman (November
1992/1993) ialah berumur di antara 14- 18 tahun.

Faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak remaja lari dari rumah:


1) terasa malu dengan keluarga kerana sesuatu kegagalan.
2) Krisis dengan keluarga. Sesetengah keluarga ingin mengawal pergerakan dan pergaulan
anak-anak.
3) Tidak dapat kasih sayang yang sepenuhnya daripada ibu bapa sewaktu kecil.
4) Remaja mengalami tekanan jiwa kerana gagal memenuhi kehendak ibu bapa terhadap
pencapaian pelajaran.
5) Rosak akhlak dan pernah menjadi mengsa rogol.
6) Degil dan tidak mendengar nasihat yang berguna daripada ibu bapa. Oleh itu ramai yang
merajuk dan membawa diri.
7) Kemiskinan keluarga menyebabkan ramai yang mencari peluang pekerjaan di Bandar.
Terpengaruh dengan pujuk rayu teman.
9) Ditipu dengan ejen sosial yang berpura-pura untuk mendapatkan pekerjaan.
10) Sengaja ingin mendapatkan keseronokan dan kebebasan kehidupan di Bandar.

Bagaimanapun
terdapat juga para remaja yang pandai menjaga diri dan sanggup bekerja
setimpal dengan kelulusan mereka. Ibu bapa perlu memainkan peranan
penting bagi mencegah berlakunya masalah ini dari berleluasa.

CARA-CARA MELAYANI DAN MENGATASI PERGOLAKAN JIWA REMAJA


Ibu bapa bertangungjawab untuk memberi pendidikan agama yang secukupnya kepada anak-
anak remaja.

Ibu bapa perlu peka dengan permasalahan konflik jiwa remaja dan sering menaihati mereka.
Ibu bapa dan guru perlu mengelakkan pilih kasih semasa membimbing remaja.
Anak remaja yang di alam percintaan ibu bapa bertanggungjawab menyelidiki pasangannya
itu.
Ibu bapa perlu memahami ilmu tentang jiwa remaja
Jangan
meletakkan harapan yang tinggi kepad anak remaja tetapi sentiasa
memberi dorongan dan semangat dengan kebolehan yang sesuai dengan
mental mereka.
Wujudkan komunikasi yang
baik antara ibu bapa dan remaja itu sendiri agar tiada jurang. Berikan
peluang kepada remaja untuk melontarkan idea mereka.

SEKSUALITI REMAJA

Pertumbuhan
intelelektual, moral serta spiritual biasanya diiringi dengan
kemunculan seksualiti mereka. Sarrel dan Sarrel (1979) menamakan konsep
ini sebagai sexual unfolding. Remaja membentuk identifikasi seksual dan
meningkatkan keupayaan terhadap kematangan emosi dan seksual:

1) Perubahan peringkat pada tubuh badan


2)
Kemampuan untuk mengatasi atau mengubah perasan bersalah, kebimbangan
zaman kanak-kanak terhadap pemikiran dan tingkah laku sosial.
3) Peleraian satu iktan emosi yang utama dengan ibu bapa atau penjaga
4)
Belajar mengenai keseronokan erotik atau rasa berahi dan
ketidakselesaannya serta mampu membincangkan soal ini dengan
teman-teman.
5) Penyelesaian konflik dan kekeliruan mengenai orientasi seksual.
6) Peningkatan sebagai seorang yang berkemampuan seksual dan kedudukan seks dalam
kehidupan.
7) Ke arah tanggungjawab terhadap pasangan ,diri, dan masyarakat
Peningkatan keupayaan dalam bentuk kasih sayang.

HUBUNGAN SEKS LUAR NIKAH

Pengalaman
pertama remaja biasanya dipenuhi dengan perasaan cemas, takut dan
kerisauan. Hal ini kadang-kadang terbawa sehingga ke peringkat
pertengahan dan akhir remaja.

Dalam
kajian tahun 1980 Zelnick dan Kantner melaporkan bahawa lebih daripada
50% remaja Amerika syarikat pernah melakukan hubungan seks.
Secara
puratanya di sekitar usia 16 tahun. Tidak menjadi sesuatu yang luar
biasa untuk mendapati remaja berusia 13 dan 14 tahun aktif secara
seksual dalam melakukan hubungan kelamin.
Satu
perkara yang tidak dapat dielakkan apabila remaja menggunakan kegiatan
seksual sebagai cara untuk menarik perhatian masyarakat atau ibu bapa.
Penyakit pindahan seksual juga dikenali dengan nama panggilan singkatan STD .
Amerika,
gonorea lebih biasa dihadapi oleh golongan remaja belasan tahun
daripada kelompok kelas pertengahan. Siflis pula ebih ketara di
kalangan remaja daripada kelompok rendah.
Usia jangkitan paling tinggi ialah kepada mereka yang berusia antara 15-24 tahun.

BEBERAPA MASALAH BERKAITAN REMAJA

Para
remaja dikatakan menghadapi masalah menerima bentuk tubuhnya yang baru.
Disamping masalah psikologikal ini, para remaja juga menghadapi
masalah-masalah yang berbentuk fisiologikal yang perlu mereka atasi
sendiri.

Bagi remaja wanita, haid adalah


sesuatu proses yang normal tetapi seringkali menyebabkan
ketidakselesaan pada mereka. Kadangkala ia berlaku dengan diiringi oleh
perasaan seperti kemurungan, keletihan, kelesuan dan kemarahan.
Satu
lagi masalah yang dihadapi oleh remaja ialah masalah berat badan.
Masalah ini terjadi dalam dua bentuk, pertama ialah keadaan badan yang
gemuk dan kedua, keadaan badan yang terlalu kurus. Bagi remaja yang
tidak dapat mengawal kehendak makanan, mereka akan menghadapi masalah
Bulimia.

Beberapa masalah kecil sentiasa


menjadi tumpuan kepada remaja. Ketumbuhan jerawat sering berlaku di
zaman remaja dan mereka amat sensitif akan perkara ini. Jerawat
merupakan sesuatu yang menghodohkan rupa mereka dan perkara ini sering
di perbesar-besarkan.

Idea & Tulisan Oleh :

Dr. Tengku Asmadi Tengku Mohamad


Pengarah Urusan MAP Training & Consultancy Sdn Bhd
drasmadi@maptraining.com.my
http://www.motivasialihanpelajar.com

MUFTI Perlis, Dr Mohd Asri Zainul Abidin, menyarankan bahawa sudah sampai masanya
negara ini mencuba undang-undang al-Quran bagi memberi pengajaran dan peringatan
supaya aktiviti haram seperti berzina dan buang bayi tidak terus menjadi budaya dalam
masyarakat. “Jika didapati berzina, hukuman 100 sebatan perlu dilaksanakan. Jangan
mempertikaikan dan mendakwa ia hukuman kejam kerana pelaksanaan hukuman itu pada
dasarnya cukup teliti dan mengambil kira pelbagai faktor. “Hukum sebat dalam Islam bukan
seperti hukuman sebatan dalam „Semerah Padi‟. Malah hukuman sebatan dilaksanakan di
penjara pada masa ini lebih memeritkan. Tetapi, saya yakin jika hukum al-Quran digunakan,
gejala tidak bermoral ini dapat dikurangkan. Jika selama ini negara kita sudah banyak
mencuba pelbagai kaedah, apa salahnya mencuba kaedah al-Quran pula,” katanya. Beliau
berkata, pastinya bayi yang dibuang adalah anak hasil hubungan tidak sah atau luar nikah dan
tindakan itu biasanya diambil kerana malu serta khuatir menjadi penghinaan masyarakat.
Katanya, peningkatan jumlah pembuangan bayi membuktikan perhubungan haram juga
semakin meningkat ketika ini. “Jelas sekali pada masa ini, kerosakan sosial serius melanda
generasi muda kita. Semua ini kebanyakannya berpunca daripada hubungan bebas yang tidak
terkawal, seterusnya mendorong kepada hubungan lebih intim sehingga melahirkan anak luar
nikah. Faktor lain ialah peluang menikmati hiburan tanpa had yang seterusnya mendorong
mereka mengadakan sesuatu di luar batasan. “Jika ditanya kepada mereka terbabit, pastinya
alasan akan diterima ialah kerana takut masyarakat tidak dapat menerima hubungan haram
mereka. Justeru, mereka perlu menyembunyikan hasil hubungan yang menjadi bukti kelakuan
berdosa mereka,” katanya. Beliau berkata, ia satu tindakan sangat negatif, tetapi positifnya
ialah ia membuktikan masyarakat kita masih tahu malu. Nilai murni masyarakat Timur
berbeza dengan Barat yang tidak kisah dengan anak hasil hubungan haram. Tetapi, ia tidak
boleh menghalalkan cara mereka pilih untuk menutup malu itu. Perbuatan itu tetap haram dan
berdosa. Dr Asri berkata, lebih teruk lagi ialah pelaku berdepan dengan dua dosa sekali gus,
iaitu dosa ketika melakukan zina dan dosa kerana menzalimi anak yang tidak bersalah. Ia
juga menunjukkan hilangnya nilai keinsanan serius di kalangan mereka. Malah, lebih teruk
lagi mereka sudah hilang nilai keibubapaan yang sepatutnya wujud ketika menatap wajah
anak dikandung sebelum ini. Beliau bersetuju diwujudkan pusat sehenti untuk membolehkan
pasangan terlanjur menyerahkan anak yang dilahirkan dan tidak mahu dipelihara, tetapi ia
mesti dipastikan tidak menjadi beban kepada negara selain langkah pencegahan perlu
diperkuatkan bagi membendung gejala negatif ini. Sekurang-kurangnya, dengan wujud pusat
sehenti seperti itu dapat menyelamatkan bayi daripada dibuang di tempat berisiko. Presiden
Pergerakan Kebangsaan Sikh Malaysia (Geraksikh), Tan Sri G Darshan Singh, juga
menyifatkan tindakan buang bayi sebagai satu perbuatan hina kerana menganiayai bayi yang
tidak bersalah. Katanya, kesalahan itu lebih sesuai diletakkan kepada ibu bapa kerana gagal
menerapkan nilai disiplin dalam diri anak masing-masing sehingga tergamak melakukan
kekejaman sosial sebegitu. “Jangan salahkan masyarakat. Ibu bapa perlu tahu tanggungjawab
mereka membentuk karektor anak masing-masing. Jika daripada kecil didikan diberikan betul
dan berkesan, takkan berlaku masalah apabila dewasa,” katanya. Beliau juga menyokong
penubuhan pusat sehenti yang dilihat sebagai langkah terbaik yang mampu menyelamatkan
nyawa bayi daripada dibuang merata-rata dan di tempat yang terdedah dengan pelbagai
risiko. “Tetapi penubuhan pusat sehenti itu perlu mengambil kira pelbagai faktor dan perlu
lebih berhati-hati. Jangan nanti ia menjadi lesen kepada pasangan remaja melakukan
hubungan haram dengan lebih berleluasa kerana tiada masalah apabila melahirkan anak.
Anggapan mereka mudah, anak yang dilahirkan sudah ada tempat untuk diserahkan. Nanti,
pusat itu penuh dengan anak luar nikah dan mengakibatkan belanja yang besar pula,”
katanya. Presiden Amitabha Buddhist Society, Soong Chin Pow, berkata buang bayi bukan
saja tidak dapat diterima semua agama, malah menyalahi prinsip amalan budaya semua
kaum. Pembuangan bayi pasti bersebab kerana secara logiknya tiada ibu di dunia ini yang
tidak menyayangi anaknya selepas sembilan bulan dikandung. “Pelbagai sebab boleh
dikaitkan dengan keadaan ini. Mungkin ada unsur paksaan dan sebagai masyarakat prihatin,
kita mesti menghulurkan bantuan. “Saya berpendapat gejala ini banyak disebabkan kegagalan
sistem pendidikan negara ini yang terlalu mengutamakan akademik sehingga kurang nilai
keagamaan dan sivik diterapkan. Ini sekali gus menyebabkan nilai murni semakin hilang di
kalangan masyarakat dan aktiviti maksiat menjadi-jadi,” katanya. Setiausaha Agong
Persaudaraan Kristian Evangelikal Nasional (NECF), Wong Kim Kong, pula berkata sebagai
makhluk dicipta Tuhan, manusia mempunyai tanggungjawab untuk menjaga hak bayi yang
tidak bersalah untuk memberikannya peluang menikmati kehidupan. Justeru, katanya, jika
berasakan tidak mampu memelihara bayi yang lahir daripada hubungan sulit, pasangan
terbabit perlu memikirkan kaedah lain serta tidak mengambil tindakan drastik seperti
membuang bayi.

Dalam satu artikel saya yang disiarkan oleh Laman ini pada 25.1.2004 yang saya beri judul, : “ Mengapa Perlu
Mengundi PAS “, saya telah menonjolkan satu perbezaan yang amat ketara di antara PAS berbanding dengan
UMNO dari segi semangat perjuangannya. PAS asas perjuangannya ialah kepada ISLAM. Menjadikan ISLAM
sebagai lambang pembangunan agama, Negara dan bangsa . Pendik kata semua aktiviti social-budaya, politik,
pendidikan, ekonomi dan sebagainya menjurus kepada anjuran ISLAM dan Sunnah Nabi s.a..w.
Berbanding dengan UMNO, UMNO mempergunakan ISLAM untuk mengekalkan kuasanya. UMNO tidak
memperdulikan halal-haram, dosa-pahala dalam perjuangannya. Perjuangannya ialah matlamat menghalalkan
cara. Konsep neraka-syurga tiada dalam kamus perjuangan UMNO.
Memandangkan pilihan raya ke 11 tersangat hampir dengan kita yang dijangkakan parlimen akan dibubarkan
pada 10.3.2004 dan pembuangan undi akan dilakukan pada hari Sabtu [ cuti minggu ke 3 ] 20.3.2004. Pada
pilihan raya kali ini, peperangan sebenar ialah di antara PAS dengan UMNO. Berbeza dengan pilihan raya pada
tahun 1999 yang lalu, di mana UMNO/BN terpaksa berhadapan dengan kekuatan BA yang dianggotai oleh
parti-parti seperti PAS, Keadilan, PRM dan DAP. Sekarang DAP telah keluar dari pakatan BA, yang tinggal
hanya PAS dan Keadilan [ Keadilan telah bergabung dengan PRM]. Keadilan pula sekarang ini mengalami
masalah pemimpin-pemimpin kanannya keluar parti dan masuk UMNO sepertimana yang pernah dialami oleh
parti SM46 dulu.
Jadi, pertembongan sebenar ialah di antara PAS dengan UMNO. Pertembungan di antara haq dan bathil.
Seumpamanya peperangan Badar yang berlaku pada 17 Ramadhan tahun kedua Hijrah. Nabi Muhammad saw
memperjuangkan yang haq dan Abu Jahal mewakili kumpulan yang memperjuangkan yang bathil yang mana
akhirnya Abu Jahal tumbang dalam peperangan tersebut.
UMNO sebagaimana yang kita sedia maklumkan sejak dari dulu, kini dan selama-lamanya akan menggunakan
segala kuasa yang ada padanya untuk mengekalkan kuasa memerintah Malaysia . Pelbagai cara, strategi, taktik,
manipulasi, tipu-muslihat dan sebagainya akan digunakan untuk menghadapi tentangan PAS khususnya bagi
menarik sokongan orang-orang Melayu kembali menyokongnya.
UMNO memiliki semua yang ada di dunia ini. Media massa , kewangan, jentera-jentera kerajaan dan bukan
kerajaan, SPR, pasokan polis dan system kehakiman yang akan membantu UMNO untuk memenangi dalam
pilihan raya tersebut.
Kekuatan yang ada pada UMNO itu, tidak ada pada PAS. PAS hanya ada ALLAH dan RasulNya, yang tiada
ada pada UMNO. PAS adalah sebuah gerakan Islam yang memperjuangan kedaulatan ISLAM ke dalam seluruh
system kehidupan manusia. UMNO adalah parti secular. Perjuangannya adalah berdasarkan harta benda yang
tidak dapat bertahan lama. Ini saja kelebihan PAS yang ada.
Sebijak mana pun para strategis PAS merangka pelbagai strategi mengunakan otak dan kemampuan fizikal tidak
mungkin boleh mengatasi UMNO. Bukalah Al-Quran dan mentelaahlah sejarah yang dicatatkan di dalamnya.
Nabi Muhammad s.a.w. dan para-para Nabi dan Rasul yang terdahulu dari baginda juga menghadapi masalah
sama sepetimana PAS menghadapinya sekarang.
Nabi Musa terpaksa menghadapi Firaun yang mempunyai seluruh kekuatan duniawi. Begitu juga dengan Nabi
Ibrahim yang menghadapi Namrud. Apatah lagi mehnah yang dihadapi oleh Nabi Muhammad s.a.w. Semua
mereka mencapai kejayaan kerana Allah SWT senantisa membantu hamba-hambaNya yang menolong
agamaNya.
Oleh itu, seluruh ahli, penyokong dan kepimpinan PAS dari pelbagai peringkat hendaklah memegang prinsip
ini, di samping kita berusaha segala upaya dan kudrat yang ada untuk melawan UMNO. 100% kemenangan
perjuangan Islam yang digerakkan oleh mana-mana organisasi termasuk PAS adalah pertolongan yang datang
dari Allah SWT kerana menolong memperkembangkan agamaNya.
Dari itu, marilah kita bersama-sama mengamalkan factor-faktor yang boleh membawa kepada kemenangan dan
kejayaan di dunia ini dan di akhirat kelak. Faktor-faktor itu ialah:
1. IMAN DAN AMAL SHALEH
Allah telah menjanjikan bagi orang-orang mukmin yang mempertahankan agamaNya, Allah akan membantu
menghancurkan musuh-musuhnya sekalipun dalam jangka waktu yang lama, sepertimana firman Allah:
“ Sesesungguhnya orang-orang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gementar hati
mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka [keranaNya] dan
kepada Tuhanlah mereka bertawakal, [iaitu] orang-orang yang mendirikan solat dan yang menafkahkan
sebahagian sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang beriman dengan
sebenar-benarnya…………..” [ Al Anfal: 2 – 4 ]
“ Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di anatar kamu dan mengerjakan amal-amal
shaleh bahawa Dia sesungguhnya akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama
yang telah diredhaiNya untuk mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka
tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Ku. Dan barang siapa yang [tetap]
kafir sesudah [janji] itu, maka mereka itulah orang-orang fasik “. [ An Nur : 55 ]
“………..dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-
orang beriman “. [An Nisaa : 141 ]
Oleh itu, bersungguh-sungguhlah penyokong, ahli dan pemimpin PAS mengerjakan amal maarof nahi mungkar
untu mendapat pertolongan dari Allah SWT. Jangan kita menjadi sebahagian dari UMNO, amal makrof, nahi
mungkar tidak ditegah malah dibiarkan membiak dalam masyarakat seperti pesta sambut tahun baru dan
membenarkan konsert Mariah Carey diadakan dalam sebuah Negara Islam yang diwar-warkan itu. Bersifat
tamak dan haloba dalam mencari kemewahan duniawi.
2. MEMBELA AGAMA ALLAH
Membela agama Allah merupakan salah satu factor terpenting yang dapat mewujudkan kemenangan.
Menegakkan Ad-Din boleh dilakukan melalui perkataan, perbuatan, amal shaleh ataupun berdakwah, firman
Allah :
“ Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong [agama] Allah, nescaya Dia akan menolong kamu dan
meneguhkan kedudukan kamu. Dan orang-orang kafir, maka kecelakaanlah mereka bagi mereka dan Allah
menghapuskan amal-amal mereka “. [ Muhammad : 7-8 ]
“ Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi Rasul [ iaitu ]
sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentera Kami itulah yang
pasti menang “. [ Ash Shaaffat : 171 – 173 ]
Adakah UMNO membela agama Allah. Tidak sama sekali. Bekas PM yang lalu, Mahathir Mohamad menghina
Nabi, menghina Allah [ mempermain-mainkan hukum hudud], mempersenda-sendakan ayat-ayat suci al-Quran,
hendak menafsirkan semula ayat-ayat suci al-Quran, menghina ulama pewaris nabi dan anbiya mempertahankan
penulis-penulis yang menghina kesucian Islam dan menghina Nabi sertakan mengalakkan perbuatan yang
bertentangan dengan Islam [ seperti bertudung, pergaulan bebas, pesta-pesta hiburan dan sebagainya ].
UMNO mengalakkan dan membiarkan serta memberi ruang yang luas untuk penulis-penulis menulis dalam
media massa arus perdana tanpa halangan dan sekatan. Contohnya Faris A.Noor [ NST, 4.11.2002 ] menghina
Nabi mendakwa Nabi mempunyai beberapa orang isteri dan diketahui telah mengadakan hubungan seks dengan
15 wanita termasuk seorang gundik bernama Rayhana yang tidak Islam sehingga akhir hayatnya adalah bukti
mengenai kemanusiaan Nabi. Katanya lagi, Nabi sendiri dalam kontek sejarahnya adalah seorang pemimpin
suku, dan oleh kerana itu ketaatan awal kepada baginda diberi kerana baginda adalah pemimpin suku lebih
pemimpin agama.
Akhbar Ali pula menulis dalam The Star, 21.2.2001 berkata, ………….. mungkin serban mufti-mufti terlalu
ketat dan sebab itu tidak cukup oksigen masuk ke dalam otak mereka. Mereka tidak berfikiran waras. Mereka
membuat fatwa yang mana kebanyakan orang termasuk ulama dan mufti lain, tidak ikut. Ramai dari ulama
sendiri penjual amalan jahiliyah dan ulama sendiri tidak mampu berfikir dengan cerdik.
Malik Imtiaz Sarwar salah seorang peguam Zaid Ibrahim yang menentang hukum Allah pernah berkata dalam
NST 11.12.2001, Islam awam boleh menghakis kebebasan asasi dengan mengambil contoh kes yang berlaku ke
atas seorang peniaga bukan Melayu di Kelantan yang hilang haknya apabila beliau didenda kerana menjual
makanan kepada orang Islam di bulan puasa.
Zainah Anwar, Pengarah Eksekutif Sisters In Islam mengatakan Islam boleh ditafsirkan oleh sesiapa sekalipun
tanpa mengira latar belakang keilmuannya [UM,26.9.2000]. Paling hebat dan paling sensasi sekali penulis
upahan UMNO, Astora Jabat yang kerjanya 24 jam untuk mengelirukan pemikiran rakyat supaya meninggalkan
ajaran Islam sebenar dan mengamalkan ajaran Islam celok yang sesuai dengan selera UMNO. Berjudi boleh.
Asalkan ada lesen. Berzina boleh kalau dua-dua perlu memerlukan seperti yang berlaku di barat. Minum arak
boleh asalkan secara sah di hotel-hotel atau tempat yang dilesenkan.
Apa yang UMNO buat kepada mereka ini untuk mempertahankan kecucian Islam itu sendiri. Kes-kes murtad
berluasa, kes rogol dan membunuh meningkat dan pelbagai penyakit social melanda mesyarakat.
Malah sampai ke satu peringkat menghalang sebahagian orang Islam yang lain yang ingin mengamalkan ajaran
Islam sebenar dengan mengunakan saluran undang-undang seperti yang dilakukan oleh Zaid Ibrahim, Timbalan
Ketua Perhubungan UMNO Negeri Kelantan menyaman Kerajaan Negeri Terangganu dan Kelantan yang
hendak melaksanakan hukum hudud dengan alasan hukum hudud PAS bukan hukum hudud Islam sebenar.
Mana dia hukum hudud Islam yang sebenar. Sudah 46 tahun memerintah, tiada ada satu pun cadangan
perlaksanaan hukum hudud yang dicadangkan oleh UMNO, yang kita dengar ialah rasuah, menyalahguaan
kuasa, menyeleweng amanah yang diberi, mengejar kedudukan, kuasa dan kekayaan duniawi.
Bolehkah kita mengharapkan UMNO untuk membela agama Allah ini, jauh api dari panggang.
3. BERTAWAKAL KEPADA ALLAH DISERTAI DENGAN USAHA YANG GIGIH TANPA PUTUS ASA
Ini juga merupakan satu factor penting yang akan dapat pertolongan dari Allah SWT, sebagaimana firmanNya :
“ Jika Allah menolong kamu, maka tidak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu. Jika Allah membiarkan
kamu [ tidak memberi pertolongan ], maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu [ selain ] dari Allah
sesudah itu ? Kerana itu, hendaklah kepada Allah sahaja orang-orang mukmin bertawakal “. [ Ali Imran : 160]
UMNO memang berusaha gigih untuk mengekalkan kuasa dengan melakukan pelbagai cara dan tektik.
Mempergunakan apa sahaja yang boleh diperkudakannya, asalkan matlamat tercapai.
4. BERMUSYAWARAH
Rasulullah selalu bermusyawarah dengan para sahabat. Setiap kali hendak memutuskan sesuatu perkara.
Pemimpin PAS perlu mendengar padangan orang bawah. Jangan angkoh dan sombong. Perlu ada saluran
hubungan atas-bawah saling lengkapi melengkapi di antara satu sama lain. Jangan jadi macam UMNO. Hanya
ada satu saluran perhubungan sahaja atas ke bawah, tiada ada sama kali pandangan bawah ke atas.
Keputusan hanya dibuat oleh peringkat atasan yang wajib dipatuhi oleh orang bawah. Tiada ada percambahan
fikiran berlaku. Semuanya menjadi jumud. Sebarang kritikan dianggap menderhaka dan perlu diambil tindakan
yang keras kadang-kadang tindakan yang diambil itu tidak masuk akal, walaupun kesalahan yang dibuat itu
kecil. Hukuman sebagai pengajaran kepada orang lain supaya jangan lagi mengkritik kepimpinan atasan.
Pimpinan atasan tidak dan tidak pernah melakukan kesalahan. Orang bawah sahaja yang bersalah. Pemimpin
mahu senantisa dipuja dan disanjung.
Pemimpin PAS perlu elak perkara ini berlaku dalam organisasi PAS. Sebarang kritikan mesti dialu-alukan,
walaupun pahit untuk ditelan. Selalu bermuhasabah diri dan kepimpinan. Insafkan diri bahawa kita manusia
yang pasti ada kekuatan dan kelemahan. Pemimpin UMNO bolehlah mereka insan mulia yang terhindar dari
melakukan sebarang dosa dan noda. Kita dalam PAS akui kelemahan dan Allah SWT yang maha berkuasa.
5. TEGUHKAN PENDIRIAN DALAM MENGHADAPI MUSUH
Pertolongan Allah akan datang jika kita selalu berpendirian tegas dalam perjuangan ketika menghadapi musuh.
Seorang mujahid pantang gementar, penakut dan pengecut apabila menghadapi musuh. Jangan sekali-kali lari
dari dari perjuangan menegakkan keadilan dan kebenaran. Jangan jadi seperti kepimpinan parti SM46 dan
sebahagian dari bekas pemimpin Keadilan.
Lihatlah Nabi yang selalu bersikap tegas ketika memimpin peperangan, baik perang Badar, Uhud ataupun
Hunain. Sabda beliau, “ Hai manusia, janganlah mengharapkan untuk berjumpa dengan musuh dan pohonlah
kepada Allah keselamatan. Jadi, jika berjumpa musuh, bersbarlah, dan perlu mengetahui bahawa shurga itu di
bawah baying-bayang pedang [ HR Muslim ]
6. BERANI BERKORBAN
Setiap pejuang PAS perlu berani berkorban harta, wang ringgit, masa dan tenaga untuk menegakkan agama
Allah di muka bumi ini. Perlu ada keyakinan diri bahawa jihad itu bukan penyebab kematian merupakan factor-
faktor yang dapat mendatangkan pertolongan Allah, seperti firmanNya:
“ Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, walaupun kamu berada di dalam benteng yang
tinggi lagi kokoh “. [ An Nisaa : 78 ]
7. SELALU BERDOA DAN MEMPERBANYAKKAN ZIKIR
Sekiranya kita ingin mencapai kejayaan dan perlukan pertolongan dari Allah, maka kita perlu banyak berzikir
dan mengingiti Allah. Jangan jadi macam UMNO yang mereka ingat hanya kedudukan, kuasa dan kekayaan.
Ingat Allah ketika berada dalam kesusahan. Allah sahaja yang kita harapkan untuk menghancurkan musuh-
musuhNya. Firman Allah :
“ Berdoalah kepada Aku nescaya akan Ku perkenankan bagi kamu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembahKu, mereka akan dimasukkan ke neraka jahanam dalam kehinaan “. [ Al
Mukmin : 60 ]
8. TAAT KEPADA ALLAH DAN RASULNYA
Semua yang menyokong PAS perlu memperhambakan diri kepada Allah dan megikuti segala sunnah Nabi,
baharulah datang pertolongan dari Allah bagi kita untuk mengalahkan UMNO dalam pilihan raya nanti.
UMNO kebanyakan pemimpinnya mengabaikan soal ini. Mereka boleh mengabaikan sholat 5 waktu. Dalam
aktiviti tidak dimasukkan acara untuk mengingati Allah, selain membaca doa untuk membuka majlis. Selepas
itu acara mungkar akan dilakukan.
Firman Allah, “ Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan RasulNya dan takut kepada Allah dan bertakwa
kepadaNya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan “. [ An Nur : 52 ]
9. BERSATU
Para pejuang PAS perlu bersatu dan dilarang berselisih atau berpecahbelah. Selain itu wajib berpedomankan
hanya kepada Allah dan RasulNya.
Firman Allah, “ ……..dan janganlah kamu berbantah-bantah yang menyebabkan kamu menjadi gemetar dan
hilang kekuatan dalam menghadapi musuh “ [ Al Anfal : 46 ]
“ Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah [agama] dan jangan kamu bercerai berai “. [ Ali Imran :
103.
10. BERSABAR
Setiap menghadapi permasalahan, termasuk persoalan menghadapi musuh [ UMNO ], umat Islam dituntut untuk
bersikap sabar. Sabar itu tiga jenis. Pertama, sabar terhadap ketaatan kepada Allah. Kedua, sabar terhadap
larang-larangan Allah dan ketiga, terhadap ketentuan dari Allah, sekalipun hal itu tersangat memilukan. Allah
berfirman :
“ Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetapkanlah bersiap siaga
dan bertawakallah kepada Allah supaya kamu memperolehi keuntungan “. [ Ali Imran : 200 ]
11. IKHLAS KERANA ALLAH
Semua penyokong PAS hendaklah ikhlas dalam perjuangan bukan kerana wang dan harta benda seperti yang
diamalkan oleh UMNO. Firman Allah :
“ Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keredhaan Allah, maka Kami benar-benar akan tunjukkan
kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar berserta dengan orang-orang yang
berbuat baik.
12. TAAT KEPADA PEMIMPIN
Penyokong PAS wajib memberi ketaatan kepada pemimpin yang amal makrof nahi mungkar. Taat mengikuti
apa yang diarahkan dan menjalankan strategi yang telah diatur untuk mencapai kemenangan. Firman Allah :
“ Sesunggunya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara
kamu “ . [ Al Hujurat : 13 ]
PENUTUP
Saya amat pasti sekiranya semua penyokong, ahli dan pemimpin-pemimpin PAS mengamalkan apa yang saya
bincangkan di atas, pasti kita dapat tumbangkan UMNO dalam pilihan raya nanti.
UMNO memiliki semua kekuatan. Media yang akan digunakan 24 jam berkempen memburukkan PAS dan imej
pemimpinnya, menyiarkan iklan-iklan dalam akhbar-akhbar dan TV yang tidak bermoral dan tidak beretika
dalam menghentam PAS, kewangan yang mewah untuk merasuahkan pengundi-pengundi dan membeli
pemimpin yang tiada ada maruah diri, jentera-jentera kerajaan seperti pasokan polis, SPR, kakitangan awam,
kenderaan-kenderaan milik agensi kerajaan, bangunan-bangunan, sekolah-sekolah, balai-balai raya akan
digunakan membantu UMNO untuk memenangi pilihan raya dan kembali berkuasa semula. Tiada pada UMNO
ialah taat pada Allah SWT dan RasulNya. Ini yang ada pada PAS. Gunakanlah. Kita tidak boleh bersaing
dengan kekuatan UMNO yang ia miliki.
Sekian, kita akan bertemu lagi di lain waktu. InsyaAllah. Terima kasih. Wassalam.

You might also like