You are on page 1of 21

BAB 2

DINAMIKA DAN KINEMATIKA

Tujuan :
Setelah mengikuti pelajaran ini, siswa diharapkan dapat menyelesaikan persoalan gerak
dan gaya (dinamika) dan kinematika (gerak tanpa memperhitungkan penyebabnya).

2.1 Hukum I Newton


"Setiap benda akan bergerak lurus beraturan atau diam, jika resultan gaya yang bekerja
pada benda sama dengan nol".
Σ F=0 (2-1)
Hukum ini disebut juga hukum kelembaman atau inersia.

2.2 Hukum II Newton


"Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda berbanding
lurus dengan besar gaya itu, daan berbanding terbalik dengan massa benda. Arah
percepatan sama dengan arah gaya itu".
F
a= atau F = m.a (2-2)
m
dimana:
a = percepatan benda ( ms-2 )
F = gaya ( N )
m = massaa benda ( kg )

2.3 Hukum III Newton


"Apabila sebuah benda mengerjakan gaya pada benda lain (sebagai gaya aksi), maka
benda kedua akan mengerjakan gaya pada benda pertama (sebagai gaya reaksi) yang
besarnya sama dan berlawanan arah".
Faksi = - Freaksi (2-3)
Hukum Newton III sering disebut Hukum aksi-reaksi.

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 25


2.4 Hukum Gravitasi Newton
"Setiap benda di alam ini saling tarik-menarik dengan gaya yang besarnya sebanding
dengan massa masing-masing benda itu, dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya".
m1.m2
F =G (2-4)
r2
Dimana : F = gaya tarik menarik antara kedua benda (N)
G = tetapan gravitasi semesta
Menurut Henry Cavendish (1731-1810),
besarnya G = 6.67.10-11 Nm2/kg2
m = massa benda (kg)
r = jarak antara pusat massa kedua benda (m)
Hukum gravitasi Newton tersebut dapat digunakan untuk menghitung gravitasi atau gaya
tarik-menarik antara planet-planet dengan matahari atau antara planet dengan planet
lainnya atau antara planet dengan satelitnya.

2.5 Pengertian Gaya


Suatu benda dapat bergerak apabila ada gaya yang mempengaruhi benda tersebut.
Gaya yang mempengaruhi itu dapat berupa tarikan atau dorongan, sehingga
mengakibatkan benda yang diam menjadi bergerak atau benda yang bergerak menjadi
lebih cepat bergeraknya atau dapat juga benda yang bergerak menjadi diam. Jadi dapat
disimpulkan bahwa gaya adalah sesuatu yang menyebabkan perubahan gerak benda.
Gaya merupakan besaran vektor, yaitu besaran yang selain mempunyai besar atau nilai
juga mempunyai arah. Dengan demikian, dua buah gaya atau lebih dapat dijumlahkan,
dikurangkan atau dikalikan dengan menggunakan aturan-aturan vektor. Dua buah gaya
atau lebih yang dipadukan atau dijumlahkan atau dikurangkan menghasikan sebuah gaya
yang disebut resultan gaya.

2.6 Gaya Berat dan Gaya Normal


Berat suatu benda adalah gaya pada benda karena tarikan bumi. Gaya tarik bumi ini
adalah gaya gravitasi, yaitu gaya tarik menarik yang selalu terjadi antara dua benda yang
mempunyai massa. Karena berat adalah sebuah gaya, maka berat adalah suatu besaran
vektor. Arah vektor berat ( gaya berat) adalah arah gaya gravitasi, yaitu menuju pusat

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 26


bumi. Gaya Normal adalah gaya yang arahnya selalu tegak lurus bidang dimana benda
berada.
W = m . g (2-5)
W = Gaya berat
m = Massa benda
g = Percepatan gravitasi

N = Gaya Normal (N)


W = Gaya Berat (N)

Gambar 2-1

N = Gaya Normal (N)


W= Gaya Berat (N)
W = m.g
Wx = W.Sin θ
Wy = W Cos θ
Gambar 2-2

2.7 Gaya Gesekan


Gaya gesekan terjadi jika dua buah benda bergesekan, yaitu permukaan kedua benda
bersinggungan waktu benda yang satu bergerak terhadap benda yang lain. Benda yang satu
melakukan gaya pada benda yang lain sejajar dengan permukaan singgung, dan dengan
arah berlawanan terhadapgerak benda yang lain. Gaya – gaya gesekan selalu melawan
gerak.
a. Gaya gesekan statik : gaya gesekan yang bekerja antara dua permukaan yang berada
dalam keadaan diam relatif satu dengan lainnya.
b. Gaya gesekan statik maksimum : gaya terkecil yang menyebabkan
benda bergerak.
c. Gaya gesekan kinetik : gaya yang bekerja antara dua permukaan yang
saling bergerak relatif.

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 27


Gambar 2-3
Sebuah balok beratnya W, berada pada bidang mendatar yang kasar,
kemudian ditari oleh gaya F seperti pada gambar di atas, maka gaya
gesekan f selalu berlawanan arah dengan gaya penyebabnya.
(1) Untuk harga F<fs maka balok dalam keadaan diam.
(2) Untuk harga F=fs maka balok tepat saat yang akan bergerak.
(3) Apabila F diperbesar lagi sehingga sehingga F>fs maka benda
bergerak dan gaya gesekan statis fs maka berubah menjadi gaya
gesekan kinetis fk.
Koefisien Gesekan
Besarnya gaya gesekan yang bekerja pada sebuah benda bergantung
dari :
- Gaya normal (N).
- Koefisien gesekan antara benda dengan alasnya (µ )
Koefisien gesekan suatu bidang tergantung pada permukaan benda
halus atau kasar.
Hubungan Gaya Gesekan dengan Koefisien Gesekan
F s = µ s .N (2-6)
fk = µ kN (2-7)
µ s = Koefisien gesekan statis
µ k = Koefisien gesekan kinetis
Gaya gesekan mempunyai satuan Newton, sedangkan koefisien
gesekan tidak bersatuan, harganya antara 0 sampai dengan 1.
0 < µ < 1
µ = 0, bidangnya licin sempurna.
µ = 1, bibangnya sangat kasar.
Biasanya harga µ k < µ s

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 28


2.8 Gerak Lurus
Gerak lurus dapat dibedakan menjadi dua yaitu gerak lurus beraturan (GLB) dan
gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
(1) Gerak Lurus Beraturan
Gerak suatu benda dengan lintasan berupa garis lurus dan kecepatannya setiap saat tetap
atau tidak mempunyai percepatan.
s
v= (2-8)
t
v = kecepatan benda atau kelajuan benda (m/s)
s = perpindahan atau jarak yang ditempuh benda (m)
t = waktu yang ditempuh benda (s)
(2) Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak dengan lintasan berupa garis lurus dan kecepatannya setiap saat selalu berubah
secara beraturan.
vt = vo + a t (2-9)
1
st = vo.t + a t2 (2-10)
2

vt2 = vo2 + 2 a s (2-11)


vo = kecepatan awal benda (m/s)
vt = kecepatan akhir benda (m/s)
a = percepatan benda (m/s2)
s = jarak yang ditempuh oleh benda (m)

2.9 Gerak vertikal


(1) Gerak Jatuh Bebas
Bila sebuah benda dilepaskan pada ketinggian tertentu dari tanah tanpa kecepatan awal.
Terjadinya gerakan ini akibat adanya pengaruh percepatan gravitasi bumi terhadap benda
yang arahnya menuju ke pusat bumi. Bila tidak ada hambatan (perlawanan) udara ternyata
semua benda yang jatuh bebas pada tempat yang sama di permukaan bumi mempunyai
percepatan yang sama. Gerak jatuh bebas termasuk gerak lurus berubah beraturan (GLBB),
karena memiliki percepatan tetap, yang didapat dari gaya
gravitasi bumi.

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 29


vo = 0
vt = g.t (2-12)
1
h = g.t2 (2-13)
2

vt2 = 2 g.h
(2-14)

g = percepatan gravitasi (m/s2)


Gambar 2-4 h = ketinggian benda (m)
(2) Gerak Vertikal ke Atas
Benda yang bergerak vertikal ke atas mengalami perlambatan sebesar percepatan
gravitasi bumi (g). Benda yang dilempar dari permukaan tanah tegak lurus ke atas dengan
kecepatan vo, karena arah gerak benda berlawanan dengan arah percepatan gravitasi
gravitasi bumi (g), maka kecepatannya makin lama makin berkurang dan pada titik
tertinggi kecepatan benda sama dengan nol (berhenti). Setelah itu, benda akan jatuh bebas
menuju ke tanah kembali.

vt = vo - g t (2-15)
1
ht = vo.t - g t2 (2-16)
2

vt2 = vo2 - 2 g h (2-17)

Gambar 2-5

2.10 Gerak Parabola ( Gerak Peluru )

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 30


Gambar 2-6
1) Gerak searah sumbu x
Gerak searah sumbu x berupa gerak lurus beraturan, sehingga berlaku
persamaan:
Vox = Vo cos
θ
(2−18)
Xt = Vtx . t = Vox . t = Vo. cos θ . t (2-19)
dimana:
Vo = kecepatan awal (m/s)
Vox = komponen kecepatan benda searah sumbu x pada saat t=0 (m/s)
Vtx = komponen kecepatan benda searah sumbu x setelah t detik (m/s)
Xt = perpindahan searah sumbu x setelah t detik (m)
θ = sudut elevasi
2) Gerak searah sumbu y
Gerak searah sumbu y adalah gerak lurus berubah beraturan, karena
mendapat percepatan gravitasi bumi yang arahnya ke bawah (a = -g).
Voy = Vo.
sinθ
(2-20)
Vty = Voy + a.t = Voy - g. t = Vo.sinθ - g.t (2-21)
1 1
Yt = Voy. t + 2 a t2 = Vo.sinθ . t - 2 g t2 (2-22)

dimana:
Voy = komponen kecepatan benda searah sumbu y pada saat t=0 (m/s)
Vty = komponen kecepatan benda searah sumbu y setelah t detik (m/s)
Yt = Perpindahan searah sumbu y setelah t detik (m)
3) Kecepatan Resultan setelah t detik
Vt = ( Vtx2 + Vty2 )1/2 (2-23)
dan arahnya:
vty
tg α = (2-24)
vtx

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 31


α = sudut untuk arah kecepatan setelah t detik
4) Titik Tertinggi ( Titik P )
Titik P pada gambar 3-1 merupakan titik tertinggi yang dicapai benda.
Pada titik ini, harga Vty = 0 ( tidak naik lagi ).
Vty = Vo sin θ - g . tym
0 = Vo sin θ - g . tym
vo . sin θ
tym = (2-25)
g

tym = waktu yang diperlukan untuk mencapai titik tertinggi /


titik maksimum (s)
Titik tertinggi yang dicapai benda ( Ym ):
1
Ym = Vo.sinθ . tym - 2 g tym2

v o . sin θ.v o . sin θ v . sin θ 2


Ym = - 12 g ( o )
g g

vo2 . sin 2 θ
Ym = (2-26)
2.g

5) Titik terjauh ( Titik Q )


Titik Q pada gambar 2-6 merupakan kedudukan terjauh yang dicapai benda..
Pada titik ini; Y = 0.
1
YQ = Vo.sinθ . txm - 2 g txm2

1
0 = Vo.sinθ . txm - 2 g txm2

1
0 = txm.( Vo.sinθ − 2 g txm )

1
0 = Vo.sinθ − 2 g txm

2.v o . sin θ
txm = (2-27)
g

txm = waktu yang diperlukan untuk mencapai titik terjauh (s)


Berdasarkan persamaan (2-19):
Xt = Vo. cos θ . t
Xm = Vo. cos θ . txm

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 32


= Vo. cos θ . 2. Vo.sinθ / g
= ( Vo2 / g ) ( 2. Vo.sinθ . cos θ )
v o2 . sin θ
Xm =
g

(2−28)
Xm = Titik terjauh yang dicapai benda / peluru (m)
Jarak tembakan terjauh akan dicapai jika sin 2θ = 1 ,
yaitu pada sudut elevasi (θ ) = 45o .

2.11 Gerak Melingkar


Gerak melingkar ialah gerak yang berlangsung pada suatu lingkaran. Gerak
melingkar beraturan adalah gerak dengan lintasan berbentuk lingkaran atau busur lingkaran
yang mempunyai besar kecepatan linear yang tetap.
a. Gerak Melingkar Beraturan
Sebuah benda yang bergerak dengan lintasan berupa lingkaran pada sebuah bidang
dengan kelajuan tetap dan mempunyai percepatan yang arahnya menuju ke titik pusat
lingkaran. Dalam gerak melingkar beraturan lajunya tetap, tetapi vektor kecepatannya
berubah. Dalam gerak melingkar beraturan ada percepatan sentripetal yang arahnya selalu
menuju titik pusat lingkaran, yang disebut percepatan sentripetal. Fungsi percepatan
sentripetal adalah untuk merubah arah kecepatan benda sehingga tetap berupa lintasan
lingkaran.
b. Persamaan Gerak Melingkar
1) Kecepatan Linier ( v ) adalah kecepatan yang arahnya selalu
menyinggung lintasannya dan tegak lurus dengan jari-jari lintasannya
2πR
v= (2-29)
T
T = Periode (s)
R = Jari-jari lingkaran (m)
v = kecepatan linear (m/s)
2) Kecepatan dan Percepatan Anguler ( sudut )
Kecepatan anguler atau kecepatan sudut adalhkecepatan yang
berimpit dengan lintasannya dan tergantung dari jari-jari
lintasannya .

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 33


Percepatan anguler adalah kecepatan sudut suatu benda yang
bergerak melingkar berubah dalam selang waktu t.

ω= atau ω = 2.π .f (2-30)
T

ω = kecepatan sudut ( rad/s )


a = α R (2-31)
α = percepatan anguler ( rad/s2 )
a = percepatan linier ( m/ s2 )
3) Hubungan Kecepatan Linear dengan Kecepatan Sudut
Untuk dapat melakukan satu kali lintasan penuh, diperlukan waktu T,
maka lintasan yang ditempuhnya satu keliling lingkaran (S).
S = 2.π . R (2-32)
S = keliling lingkaran (m)
R = jari-jari lingkaran (m)
v=S/t
= 2.π . R / T
v = ( 2.π / Τ ) . R
v = ω .R (2-33)
T = periode = waktu yang diperlukan untuk menempuh satu keliling lingkaran (s)

c. Gaya Sentripetal
1) Percepatan Sentripetal ( asp )

v2
a sp = (2-34)
R
asp = percepatan sentripetal ( m/ s2 )
2) Gaya Sentripetal ( Fsp )
m.v 2
Fsp = m.a sp = (2-35)
R
d. Pemindahan Gerak Melingkar
1) Satu as ( poros )

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 34


ω1=ω 2 tetapi v1 ≠ v2

2) Lain as
V1 = V2 tetapi ω1≠ ω 2

Contoh 2-1
Sebuah benda yang massanya 7,5 kg ditarik oleh gaya tetap 90 N. Berapa percepatan benda
itu ?
Penyelesaian :
m = 7,5 kg; F = 90 N
a = ?
F 90
a= = = 12 m / s 2
m 7,5

Contoh 2-2
Sebuah benda mula-mula dalam keadaan diam. kemudian sebuah gaya sebesar 50 N
mempengaruhinya, sehingga benda bergerak dan setelah 5 sekon kecepatan benda menjadi
20 m/s. Berapa massa benda itu ?
Penyelesaian :
v₀ = 0; vt = 20 m/s;
t = 5 sekon; F = 50 N
m = ?
vt = v₀ + at
20 = 0 + a . 5
a = 20/5 = 4 m/s2
F = m.a
m = F/a = 50/4 = 12,5 kg

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 35


Contoh 2-3

Sebuah mobil yang massanya 800 kg bergerak dengan kecepatan tetap 90 km/jam. Suatu
saat mobil direm dengan gaya 4000 N. gerak mobil selama direm dianggap gerak lurus
berubah beraturan.

a. Setelah berapa sekon mobil berhenti ?


b. Dimana mobil berhenti ?
Penyelesaian :

m = 800 kg

v = 90 km/jam = 25 m/s

Frem = 4000 N
a. t sampai berhenti = ?
b. S sampai berhenti = ?
Misalnya mobil saat direm di A dan berhenti di B.

v₀ = 25 m/s (kecepatan mobil saat direm)


vb = 0
a. Gerak A ke B adalah GLBB
Arah Frem melawan arah gerak mobil
-Frem = m.a
-4000 = 800 . a
a = -5 m/s
vt = v₀ + at
0 = 25 - 5t
t = 5s
Jadi, mobil berhenti setelah 5 sekon.
b. Jarak AB dapat dirumuskan sebagai :
S = v₀ t + ½ at2
= 25 . 5 – ½ . 5 . 52 = 62,5
Jadi, mbil berhenti setelah menempuh jarak 62,5 meter.

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 36


Contoh 2-4
Berapa berat benda yang mempunyai massa 1 kg disuatu tempat dengan percepatan
gravitasi g = 9,80 m/s2 ?
Penyelesaian :

m = 1 kg dan g = 9,80 m/s2


w = m . g = 1 x 9,80 = 9,80 N

Contoh 2-5
Melinda mempunyai massa 50 kg. Berapa berat melinda di permukaan planet Mars yang
mempunyai percepatan gravitasi 3,6 m/s2 ?
Penyelesaian :
m = 50 kg dan g = 3,6 m/s2
w = m . g = 50 x 3,6 = 180 N

Contoh 2-6
Sebuah balok yang beratnya 100 N diletakkan diatas lantai datar. Berapa besarnya gaya
normal yang bekerja pada balok apabila :
a. pada balok tidak ada gaya luar lain yang mempengaruhinya ?
b. diatas balok diberi gaya tekan P = 50 N yang arahnya kebawah ?
c. diatas balok diberi gaya tarik P = 50 N yang arahnya keatas ?
penyelesaian :

a. pada balok tidak ada gaya luar lain, maka balok tetap dalam keadaan diam, sehingga
masih berlaku hukum I Newton.
∑F = 0
+N–w =0
N = w = 100 N
b. Bila diatas balok diberi gaya P yang arahnya ke bawah dan ternyata balok masih diam,
maka disini masih berlaku hukum I Newton.
∑F = 0

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 37


+N–w–P =0
N=w+P
= 100 + 50 = 150 N
c. Bila diatas balok diberi gaya tarik P = 50 N yang arahnya ke atas dan ternyata balok
masih diam, maka disini masih berlaku hukum I Newton.
∑F = 0
+N+P–w =0
N=w–P
= 100 – 50 = 50 N

Contoh 2-7
Sebuah balok yang beratnya 10 N terletak dengan sudut kemiringan θ = 30° terhadap
garis mendatar. Baok tersebut dalam keadaan diam (seimbang).
a. lukiskan gaya-gaya yang bekerja pada balok !
b. tuliskan persamaan gaya-gaya yang bekerja pada balok tersebut !
c. berapa besarnya gaya normal !
penyelesaian :
a.

Keterangan :

N = gaya normal
W = gaya berat benda
f = gaya gesek antara balok dengan bidang miring
b. Persamaan gaya-gaya yang menjelaskan balok diam (seimbang) adalah :
Fx = 0
f – w sin θ = 0
f = w sin θ ............................................(*)
Fy = 0
N – w cos θ = 0

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 38


N = w cos θ ........................................(**)
c. Untuk menentukan besarnya gaya normal digunakan persamaan (**)
N = w cos θ
= 10 . cos 30° = 10 . ½ = 5 N
Contoh 2-8
Sebuah benda bermassa 5 kg diletakkan pada bidang miring yang licin dengan kemiringan
30° . Kemudian benda meluncur. Apabila jarak kaki bidang miring terhadap kedudukan
benda adalah 10 m dan g = 10 m/s2, hitunglah :
a. Percepatan yang timbul !
b. Waktu yang diperlukan benda sampai di kaki bidang miring !
penyelesaian :
m = 5 kg
α = 30°
s = 10 m
g = 10 m/s2
Gaya berat w diuraikan pada sumbu x – y

a. menurut hukum II Newton


F = m.a
w sin 30° = m.a
m . g sin 30° = m.a
5 . 10 sin 30° = 5.a
5 x10 x0,5
a= =5 m / s2
5
Jadi, percepatan yang timbul = 5 m/s2

b. AB = 10 m
St = v₀ . t + ½ a t2
10 = 0 . t + 5/2 t2
t2 = 4 → t = 2 sekon

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 39


Jadi, benda sampai di kaki bidang miring setelah 2 sekon.

Contoh 2-9
Suatu benda massanya 5 kg terletak pada bidang datar dari papan ringan (g = 10 m/s 2).
Hitung gaya normal yang dialami benda terhadap bidang papan jika papan digerakkan :
a. vertikal ke atas dengan kecepatan tetap !
b. vertikal ke atas dengan percepatan 2 m/s2 !
c. vertikal ke bawah dengan percepatan 2 m/s2 !
d. vertikal ke bawah dengan percepatan 10 m/s2 !
penyelesaian :

a.

Ftot = m.a
N–w = m . 0 (tanpa percepatan a = 0)
N = w = 50 newton

b.

Ftot = m.a
N–w = m.a
N – 50 = 5 . 2
N = 10 + 50 = 60 newton
Dalam keadaan ini N > w
c.

Ftot = m.a

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 40


w–N = m.a
50 – N = 5 . 2
N = 40 newton
Dalam keadaan ini N < w
d.

Ftot = m.a
w–N = m.a
50 – N = 5 . 10
N = 0
Pada empat keadaan diatas, besarnya gaya normal N merupakan berat (bobot) semu dari
benda.
• Dalam keadaan a, bobot semu benda sama dengan gaya beratnya (w).
• Dalam keadaan b, bobot semu benda lebih besar daripada beratnya (w).
• Dalam keadaan c, bobot semu benda lebih kecil daripada beratnya (w).
• Dalam keadaan d, benda menjadi tanpa bobot semu.

Contoh 2-10
Pada gambar dibawah ini, massa tali, massa katrol, dan gaya gesekan diabaikan. Massa A
dan B masing-masing 2 kg dan 8 kg (g = 10 m/s2). Hitung percepatan benda dan tegangan
talinya !

Penyelesaian :

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 41


Massa benda B > massa benda A. kita anggap benda B bergerak ke bawah dan benda A ke
atas. Tinjau benda A, menurut hukum II Newton :

Ftot = mA . a
T – wA = mA . a
T – 20 = mA . a
T – 20 = 2a.........................(1)

Tinjau benda B, menurut hukum II Newton :

Ftot = mB . a
wB – T = mB . a
80 – T = 8a.........................(2)

Persamaan (1) dan (2) menghasilkan :

T – 20 = 2 a
-T + 80 = 8 a
60 = 10 a
a = 6 m/s2 (percepatan benda)
T – 20 = 2 a
T = 20 + 2 a
= 20 + 2 . 6 = 32 N (tegangan tali)
Jadi, percepatan benda 6 m/s2 dan tegangan talinya 32 N.

Contoh 2-11
Dua balok A dan B masing-masing bersama 100 kg, dihubungkan dengan tali dan bergerak
pada bidang licin dengan percepatan 1,5 m/s2. Hitunglah :
a. besar tegangan tali antara A dan B atau T1 !
b. besar gaya F yang menarik kedua balok !

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 42


Penyelesaian :
m1 = m2 = 100 kg
a = 1,5 m/s2
T1 = ?
F = ?

Tinjau balok m1 !
Dari hukum II Newton diperoleh :

F= m.a
T1 = m1 . a
= (100) (1,5) = 150 N

Tinjau balok m1 dan m2 sebagai satu sistem !


Dari hukum II Newton diperoleh :

F = 0
+F – T2 + T2 – T1 + T1 = (m1 + m2) a
Perhatikan, arah ke kanan positif dan ke kiri negatif

F = (m1 + m2)a
= (100 + 100) (1,5)
= (200) (1,5)
= 300N
Jadi tegangan tali T1 besarnya 150 N dan gaya F yang menarik kedua benda adalah 300 N.

RANGKUMAN

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 43


1. Hukum 1 Newton (Hukum Kelembaman atau Inersia) : "Setiap benda akan bergerak
lurus beraturan atau diam, jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol
( Σ F = 0 )”.
2. Hukum 2 Newton : "Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah
benda berbanding lurus dengan besar gaya itu, daan berbanding terbalik dengan massa

F
benda. Arah percepatan sama dengan arah gaya itu ( a = )".
m
3. Hukum 3 Newton : "Apabila sebuah benda mengerjakan gaya pada benda lain (sebagai
gaya aksi), maka benda kedua akan mengerjakan gaya pada benda pertama (sebagai
gaya reaksi) yang besarnya sama dan berlawanan arah (Faksi = - Freaksi )".
4. Hukum Newton tentang Gravitasi : "Setiap benda di alam ini saling tarik-menarik
dengan gaya yang besarnya sebanding dengan massa masing-masing benda itu, dan

m1.m2
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya ( F = G )".
r2
5. Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan perubahan gerak benda.
6. Berat suatu benda adalah gaya pada benda karena tarikan bumi, arahnya menuju pusat
bumi.
7. Gaya Normal adalah gaya yang arahnya selalu tegak lurus bidang dimana benda
berada.
8. Gaya gesekan selalu berlawanan arah dengan gaya penyebabnya (f = µ .N).
9. Gerak lurus beraturan : “Gerak suatu benda dengan lintasan berupa garis lurus dan

s
kecepatannya setiap saat tetap atau tidak mempunyai percepatan ( v = , a = 0 )”.
t
10. Gerak lurus berubah beraturan : “Gerak dengan lintasan berupa garis lurus dan
kecepatannya setiap saat selalu berubah secara beraturan ( a = tetap )”.
11. Benda yang bergerak vertikal ke atas mengalami perlambatan sebesar percepatan
gravitasi bumi (g).
12. Gerak jatuh bebas adalah gerak vertikal ke bawah, tanpa kecepatan awal dan
percepatannya tetap.
13. Gerak melingkar ialah gerak yang berlangsung pada suatu lingkaran. Gerak melingkar
beraturan adalah gerak dengan lintasan berbentuk lingkaran atau busur lingkaran yang
mempunyai besar kecepatan linear yang tetap.

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 44


14. Periode adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu keliling lingkaran (s).
n
15. Frekuensi adalah banyaknya putaran per satuan waktu (f = ).
t

v2
16. Gaya sentripetal adalah gaya yang arahnya menuju ke pusat lingkaran ( F = m.
R
).

SOAL-SOAL LATIHAN
1. Sebuah benda yang massanya 5 kg ditarik oleh gaya tetap 50 N. Berapa percepatan
benda itu ?
2. Sebuah benda mula-mula dalam keadaan diam. kemudian sebuah gaya sebesar 40
N mempengaruhinya, sehingga benda bergerak dan setelah 4 sekon kecepatan
benda menjadi 10 m/s. Berapa massa benda itu ?
3. Sebuah balok yang beratnya 15 N terletak dengan sudut kemiringan θ = 30°
terhadap garis mendatar. Baok tersebut dalam keadaan diam (seimbang).
a. lukiskan gaya-gaya yang bekerja pada balok !
b. tuliskan persamaan gaya-gaya yang bekerja pada balok tersebut !
c. berapa besarnya gaya normal !
4. Sebuah benda bermassa 4 kg diletakkan pada bidang miring yang licin dengan
kemiringan 30° . Kemudian benda meluncur. Apabila jarak kaki bidang miring
terhadap kedudukan benda adalah 12 m dan g = 10 m/s2, hitunglah :
a. Percepatan yang timbul !
b. Waktu yang diperlukan benda sampai di kaki bidang miring !

Soebyakto, FISIKA 1, 2010 45

You might also like