You are on page 1of 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit Umum (RSU) Dr. Soetomo Surabaya merupakan rumah sakit

terkemuka di wilayah Indonesia Timur, selain sebagai pusat rujukan se-Indonesia

Timur, rumah sakit memiliki fasilitas kesehatan terlengkap dan merupakan rumah

sakit tipe A. Misi RSU. Dr Soetomo Surabaya salah satunya adalah

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima, aman, informatif, efektif,

dan manusiawi dengan tetap memperhatikan aspek sosial. Hal ini merupakan

langkah nyata dalam mewujudkan visi besar RSU.Dr Soetomo yaitu menjadi

rumah sakit yang terkemuka dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian di

tingkat ASEAN (RSU Dr. Soetomo,2009). Keperawatan merupakan bagian

integral yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan

(POKJA Keperawatan CHS, 1984 dalam Agustin, 2002), terutama pelayanan

kesehatan di rumah sakit. Hal ini disebabkan keperawatan menduduki posisi yang

sangat strategis dan sangat besar peranannya, mengingat keberadaan perawat yang

memberikan asuhan keperawatan selama 24 jam secara berkesinambungan, sangat

menentukan dalam pencapaian tingkat penyembuhan, rehabilitasi maupun

promotif klien (Depkes RI, 1999 dalam Agustin, 2002). Salah satu aspek dalam

asuhan keperawatan profesional yang menjadi dasar terselenggaranya pelayanan

prima sebagaimana misi rumah sakit adalah perilaku caring. Namun, berdasarkan

studi awal yang dilakukan peneliti di Ruang Intermediet Gladiol IRNA Bedah

RSU.Dr Soetomo Surabaya (tempat penelitian) mengindikasi masih rendahnya

1
2

perilaku caring perawat. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi profesi

keperawatan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, terutama

bagi perawat di RSU.Dr Soetomo yang memiliki visi menjadi rumah sakit yang

terkemuka dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian di tingkat ASEAN.

Berdasarkan hasil laporan tim Customer Relationship Marketing (CRM)

di IRNA Bedah RSU. Dr. Soetomo kepada 43 responden pada bulan November

2009, didapat sebanyak 3,23% tidak puas dan sebanyak 96,77% puas terhadap

pelayanan perawat, namun beberapa kritik dan saran pasien mengeluhkan perilaku

beberapa perawat yang pada dasarnya tidak caring, seperti kurang ramah dan

sabar terhadap pasien atau keluarganya, ada beberapa perawat yang kurang sopan

saat masuk ke ruangan pasien tidak memberi salam dan membuka pintu dengan

kasar, terkadang berkata-kata yang kasar dan menyinggung, selain itu ada

beberapa perawat yang masih meremehkan apa yang diminta keluarga dan kurang

tanggap dengan laporan dari pasien atau keluarganya tentang keluhan (Tim CRM,

2009). Kritik dan saran tersebut senada dengan studi awal yang dilakukan peneliti

pada tanggal 9 Juni 2010 terhadap 5 orang responden (pasien) di Ruang

Intermediet Gladiol IRNA Bedah RSU.Dr.Soetomo, menggunakan kuesioner

CAT (Caring Assesment Tool) diperoleh sebanyak 80% (4) menilai perilaku

caring perawat dalam kategori rendah, 20% (1) menilai perilaku caring perawat

dalam kategori sedang dan (0%) menilai perilaku caring perawat dalam kategori

tinggi. Menurut Oskouie (2007), dalam penelitian yang berjudul The Major

Determinant of Caring Behaviour, penentu utama perilaku caring adalah

karakteristik pasien dan karakteristik perawat yang mana keduanya saling

berinteraksi. Ruang Intermediet Gladiol IRNA Bedah RSU Dr Soetomo merawat


3

pasien dengan 3 jenis klasifikasi pasien yaitu akut, tetanus, dan combusio. Angka

BOR (Bed Occupation Rate) ruang Intermediet Gladiol IRNA Bedah RSU Dr

Soetomo pada bulan Mei 2010 yaitu 78,63% yang hampir mendekati ambang

batas tinggi (>80%), dengan demikian beban kerja perawat pada Ruang

Intermediet Gladiol IRNA Bedah RSU.Dr.Soetomo ini juga tinggi, hal tersebut

dapat menjadi sebab kurangnya sikap caring perawat kepada pasien. Menurut

penelitian Oskouie (2007), mengindikasi karakteristik personal tertentu dan trait

kepribadian terlibat dalam emosi, sikap perilaku dan respon organisasional

terhadap stres kerja seorang perawat, namun perawat dengan sifat spesifik tertentu

lebih caring dan lebih resisten terhadap stres kerja. Berdasarkan penjelasan

tersebut, maka peneliti tertarik untuk menganalisis hubungan kepribadian dengan

perilaku caring.

Pelayanan kesehatan yang prima sebagaimana misi rumah sakit, memiliki

makna pelayanan kesehatan yang terbaik, melebihi, melampaui, mengungguli

pelayanan yang diberikan pihak lain/ daripada pelayanan waktu yang lalu

(Kusnanto,2010), salah satu aspek dalam asuhan keperawatan profesional yang

menjadi dasar terselenggaranya pelayanan prima adalah perilaku caring. Agustin

(2002), menyebutkan caring memiliki makna yang luas, bukan hanya sebagai sifat

atau kebiasaan manusia, namun berhubungan dengan aspek moral sebagai esensi

dari keperawatan yang menghargai martabat orang lain sebagai manusia. Caring

adalah sikap responsif dan bertanggung jawab dalam rangka memenuhi harapan

klien. Hubungan interaksi yang dibangun antara perawat-klien merupakan

landasan komunikasi teraupetik dan sentuhan kasih sayang (Suprihatin,2009).

Menurut Jean Watson (1979), Caring terdiri dari 10 karatif faktor, yaitu: 1) Nilai-
4

nilai kemanusiaan dan altruistik, 2) Mengajarkan agar orang lain percaya dan

mempunyai pengharapan fasilitas optimisme, menyesuaikan diri, 3) Peka pada

diri sendiri dan kepada orang lain, 4) Membina hubungan saling percaya, jujur,

empati, 5) Pengekspresian perasaan positif dan negatif , 6) Mengambil keputusan

dengan menggunakan metode pemecahan masalah yang ilmiah dan sistematis, 7)

Meningkatkan proses belajar mengajar, 8) Memberikan lingkungan mental, fisik,

sosio kultural dan spiritual yang bersifat suportif, protektif dan korektif, 9)

Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar, dan 10) Memberikan kesempatan

untuk mengekspresikan aspek manusia. Penentu utama perilaku caring adalah

karakteristik pasien dan karakteristik perawat yang mana keduanya saling

berinteraksi (Oskouie, 2007). Karakteristik perawat terdiri 2 variabel yaitu

karakteristik personal dan trait kepribadian. Kepribadian adalah landasan dasar

dalam manifestasi perilaku dan tingkah laku profesional (Wibisono,2008). Dalam

ilmu psikologi kepribadian dapat terbagi dalam beberapa dimensi menurut teori

tertentu, namun teori kepribadian yang paling sering digunakan untuk mengukur

performa kerja adalah Big Five Personality, sehingga pada penelitian ini

menggunakan Big Five Personality yang dikembangkan oleh Costa dan Mc Crae

dan membagi kepribadian dalam 5 dimensi trait, meliputi : ekstraversi

(extroversion), keramahan (agreeableness), ketekunan (conscentiousness),

neurotisisme (neuroticism) dan keterbukaan (openess). Masing-masing personal

tidak menghasilkan satu trait tunggal yang dominan, tetapi menunjukkan seberapa

kuat setiap trait dalam diri seseorang (Seniati, 2006). Berdasarkan penjelasan teori

tersebut, diduga ada hubungan antara kepribadian perawat dengan perilaku caring,
5

namun penelitian mengenai hal tersebut belum dilakukan sehingga peneliti tertarik

untuk mengangkat masalah ini.

Kepribadian perawat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

perilaku caring dalam pemberian asuhan keperawatan. Perawat dengan sifat

spesifik tertentu lebih caring dan lebih resisten terhadap stres kerja, sebagaimana

ahli psikologi telah membuktikan, Robbins (2001), bahwa seseorang dengan suatu

karakter tertentu akan memilih pekerjaan yang sesuai dengan karakternya dan

menghasilkan yang lebih baik apabila sesuai dengan karakter tertentu

dibandingkan karakter lain. Perilaku caring merupakan indikator kualitas

pelayanan keperawatan, tercapainya kualitas pelayanan berpengaruh pada

kepuasan klien. “Hubungan Kepribadian dengan Perilaku Caring Perawat dalam

Pelayanan Keperawatan” masih belum jelas, dari latar belakang tersebut maka

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mempercepat tercapainya

perilaku caring perawat, sehingga dapat memperbaiki kualitas pelayanan

keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara kepribadian (Big Five Personality) dengan

perilaku caring perawat dalam pelayanan keperawatan di Ruang Intermediet

Gladiol IRNA Bedah RSU. Dr Soetomo Surabaya?


6

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan

kepribadian (Big Five Personality) dengan perilaku caring perawat dalam

pelayanan keperawatan.

1.3.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini antara lain :

1. Mengidentifikasi kecenderungan kepribadian perawat di Ruang

Intermediet Gladiol IRNA Bedah RSU. Dr Soetomo Surabaya

menggunakan teori Big Five Personality

2. Menganalisis perilaku caring perawat di Ruang Intermediet Gladiol

IRNA Bedah RSU. Dr .Soetomo Surabaya

3. Menganalisa hubungan kepribadian (Big Five Personality) dengan

perilaku caring perawat pada pelayanan keperawatan di Ruang

Intermediet Gladiol IRNA BEDAH RSU Dr Soetomo Surabaya

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan Ilmu

Manajemen Keperawatan terutama dalam hal sumber daya perawat dalam

meningkatkan kualitas Pelayanan Keperawatan.


7

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi rumah sakit, khususnya Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo

Surabaya, sebagai masukan bagi Rumah Sakit tentang gambaran perilaku

caring perawat di Ruang Intermediet Gladiol IRNA Bedah RSU. Dr

Soetomo Surabaya. Informasi tentang caring perawat dan hubungannya

dengan kepribadian perawat. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi

bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pengambilan keputusan

mengenai sumber daya perawat

2. Bagi profesi keperawatan, hasil penelitian dapat memberikan wacana

bagi perawat untuk mengembangkan asuhan keperawatan berdasarkan

teori caring untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan

sehingga dapat mengangkat citra profesi keperawatan.

You might also like