Professional Documents
Culture Documents
OLEH
TIM PENELITI
LEMBAGA PENELITIAN UNDANA
KERJASAMA
DENGAN
LEMBAGA PENELITIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
KUPANG
DESEMBER 2006
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Berbagai strategi, kebijakan dan program-program pembangunan di
Kabupaten Kupang yang tertuang dalam Rencana Stratejik (Renstra) secara
nyata dirancang dengan mempertimbangkan jumlah, kualitas dan sebaran
potensi sumberdaya yang dimiliki. Situasi ini semakin penting pada era otonomi
daerah, di mana pada sisi memberikan peluang dan keleluasaan yang cukup
besar bagi daerah dalam merancang pelaksanaan pembangunan daerah/
wilayahnya. Akan tetapi pada sisi yang lain merupakan tantangan tersendiri,
sebagai akibat daerah harus mampu menumbuh kembangkan kreativitasnya
terutama berupa upaya-upaya nyata dalam mempercepat kemajuan
pembangunan daerah/wilayahnya.
Dalam bidang ekonomi, saat ini kegiatan investasi swasta baik PMDN
maupun PMA di Kabupaten Kupang masih sangat terbatas. Sampai dengan
akhir bulan Mei 2005 jumlah perusahaan yang mendapatkan Surat Persetujuan
(SP) Penanaman Modal sebanyak 15 perusahaan PMDN namun yang aktif
berproduksi hanya 2 (dua) perusahaan dengan realisasi investasi sebesar Rp.
1,722,985,293,245 dari rencana investasi sebesar Rp. 3,227,943,380,000.
Sedang untuk PMA sebanyak 8 perusahaan yang mendapatkan SP namun
hanya 1 (satu) perusahaan yang aktif berproduksi dengan realisasi investasi
sebesar US $ 8,155,400. Jumlah tenaga kerja yang terserap untuk PMA dan
PMDN pada kegiatan investasi di atas, masing-masing sebanyak 489 orang dan
324 orang. Pada hal kegiatan investasi merupakan salah satu kegiatan yang
dapt dengan cepat mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga
kerja. Rendah dan terbatasnya kegiatan investasi di daerah ini, diduga karena
kurang/terbatasnya promosi atas berbagai potensi dan peluang investasi
terutama sector dan komoditas-komoditas yang unggul di daerah ini, di samping
iklim usaha dan berbagai kebijakan yang ada belum kondusif yang mampu
1.2. KEGUNAAN
Adapun kegunaan daripada pengkajian peluang peluang dan penusunan
profil investasi budidaya ikab kerapu ini bagi pemerintah daerah adalah sebagai
media promosi untuk menarik minat para calon dan/atau investor dalam rangka
peningkatan devisa dan pendapatan daerah.
Sedang bagi masyarakat terutama masyarakat nelayan, adanya kegiatan
investasi ini dapat menyerap tenaga kerja yang ada, di samping meningkatkan
produksi/hasil budidaya dan pendapatan.-
Data primer berumber dari pelaku usaha yang telah ada baik di tingkat
masyarakat maupun perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam
memproduksi dan perdagangan ikan kerapu.
Sesuai dengan maksud dan tujuan dari kegiatan ini, maka digunakan
pendekatan analisis keunggulan dan dilanjutkan dengan analisis kelayakan
pengembangan melalui perhitungan Net Present Value (NPV); Net B/C Ratio,
Internal Rate of Return (IRR); Rate of Return On Investment (ROI); Payback
Period (PBP); dan Break Even Point (BEP).
Secara matematis, formulasi perhitungan untuk masing-masing kriteria di
atas, adalah sebagai berikut :
n
Bt − C t
NPV = ∑
t =0 (1 + i )t
di mana : NPV = nilai Net Present Value; Bt = Benefit pada tahun ke- t; Ct =
Biaya pada tahun ke-t; t = lamanya waktu/umur investasi; i=Tingkat bunga yang
berlaku.
∑ NPV Positip
Net B / C Ratio = t =0
n
∑ NPV Negatip
t =0
di mana : InCap = modal awal yang dikeluarkan; AnnualCap = aliran tunai bersih
per tahun; R = tingkat pengembalian modal (equity)
Rate of Return On Investment (ROI), merupakan sebuah ukuran terhadap
kemampuan investasi dalam menghasilkan laba bersih yang diformulasikan
sebagai berikut :
NOIAT
ROI = x 100 %
TI
TBT + TBV
BEP = x TP
TH
di mana TBT = total biaya tetap; TBV = total biaya variable; TH = total harga;
dan TP = total produksi.
2.2. LOKASI
Pemilihan lokasi untuk budidaya ikan kerapu memegang peranan yang
santa penting. Permilihan lokasi yang tepat akan mendukung kesinambungan
usaha dan target produksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih
lokasi untuk budidaya ikan kerapu ini adalah faktor resiko seperti keadaan angin
dan gelombang, kedalaman perairan, bebas dari bahan pencemar, tidak
mengganggu alur pelayaran; faktor kenyamanan seperti dekat dengan prasarana
perhubungan darat, pelelangan ikan (sumber pakan), dan pemasok sarana dan
prasarana yang diperlukan (listrik, telpon), dan faktor hidrografi seperti selain
harus jernih, bebas dari bahan pencemaran dan bebas dari arus balik, dan
perairannya harus memiliki sifat fisik dan kimia tertentu (kadar garam, oksigen
terlarut).
Atas dasar pertimbangan di atas, maka kegiatan budidaya ikan kerapu di
Kabupaten Kupang ini dapat dikembangkan di wilayah perairan laut dan pantai
Kupang Barat, Semau, dan Sulamu. Dari ketiga wilayah ini, dilihat dari faktor
kenyamanan disarankan di Kupang Barat. Di samping itu, dekat dengan Balai
Benih Ikan Pantai (BBIP) Tablolong sebagai sumber benih ikan kerapu dan
sarana dan prasarana.
Pelabuhan Udara
Terdapat dua pelabuhan udara diKabupaten Kupang yaitu Bandar Udara
Eltari yang tergolong bandara kelas II dan Bandar Udara Terdamu yang
tergolong kelas V di Pulau Sabu. Jadwal penerbangan berlangsung setiap hari
oleh maskapai penerbangan MNA, Pelita Air, Batavia Air, Adams Air, Star Air,
dan Trans Nusa. Penerbangan domestik antar kabupaten yang ada di NTT
dilayani oleh maskapai penerbangan MNA dan Trans Nusa.
Komunikasi
Berbagai media komunikasi baik cetak maupun elektronik sudah
menjangkau masyarakat di Kabupaten Kupang. Sarana penerima informasi
seperti televisi dan radio telah umum dimiliki serta dimanfaatkan oleh
masyarakat, bahkan sampai ke desa-desa. Hal ini berarti masyarakat tidak
ketinggalan mengikuti/mengetahui berbagai perkembangan dunia luar.
Pelayanan telekomunikasi di Kabupaten Kupang sudah menjangkau
hampir seluruh kecamatan baik untuk komunikasi jarak dekat maupun untuk
Kelistrikan
Kebutuhan listrik bagi masyarakat dan industri di Kabupaten Kupang
disuplai oleh PT. PLN yang telah menjangkau 20 dari 22 kecamatan yang ada.
Kapasitas/tenaga listrik yang terjual dari 13 Ranting/Sub Ranting PLN untuk
konsumen di wilayah Kabupaten Kupang ini sebesar 7,812,606 Kwh dari
8,101,480 Kwh daya terpasang.
Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan perbankan yang beroperasi dan berperan dalam
mengembangkan perekonomian masyarakat Kabupaten Kupang sebanyak 11
bank yang terdiri dari 5 buah Bank Pemerintah yaitu : Bank Mandiri, BNI 1946,
BRI, BTN, Bank NTT dan 6 buah Bank Swasta Nasional yaitu : BCA, Danamon,
Bukop in, BII, Artha Graha, dan BPR (Sari Dina Kencana dan Pitoby).Di samping
itu, terdapat sejumlah Perusahaan Non Perbankan atau Asuransi dan Koperasi
Kredit.
Prasarana Perdagangan
Pasar merupakan prasarana ekonomi yang penting karena dengan
adanya pasar maka transaksi jual beli dapat terjadi. Secara tradisional, pasar di
wilayah pedesaan umumnya juga berfungsi sosial karena juga menjadi tempat
saling bertukar informasi tentang keseharian mereka dan sebagainya.
Prasarana perdagangan yang lain selain pasar adalah rumah toko (Ruko)
serta perusahaan perdagangan. Tercatat di Kabupaten Kupang ini ada 990 unit
perusahaan perdagangan yang terdiri dari 28 unit (2.83%) perusahaan
Pemilihan Benih
Kriteria benih kerapu yang baik, adalah : ukurannya seragam, bebas
penyakit, gerakan berenang tenang serta tidak membuat gerakan yang tidak
beraturan atau gelisah tetapi akan bergerak aktif bila ditangkap, respon
terhadap pakan baik, warna sisik cerah, mata terang, sisik dan sirip lengkap
serta tidak cacat tubuh.
Penebaran Benih
Proses penebaran benih sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup benih. Sebelum ditebarkan, perlu diadaptasikan terlebih dahulu pada
kondisi lingkungan budidaya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
adaptasi ini, adalah : (a) waktu penebaran (sebaikanya pagi atau sore hari,
atau saat cuaca teduh), (b) sifat kanibalisme yang cenderung meningkat pada
kepadatan yang tinggi, dan (c) aklimatisasi, terutama suhu dan salinitas.
2. Pelampung
Untuk mengapungkan satu unit rakit, diperlukan pelampung yang
berasal dari bahan drum bekas atau drum plastik bervolume 200 liter,
styreofoam da drum fiber glass. Kebutuhan pelampung untuk satu unit rakit
ukuran 6x6 m yang dibagi 4 bagian diperlukan 8-9 buah pelampung dan 12
buah pelampung untuk rakit berukuran 8x8 m.
3. Pengikat
Bahan pengikat rakit bambu dapat digunakan kawat berdiameter 4-
5 mm atau tali plastik polyetheline. Rakit yang terbuat dari kayu dan besi,
pengikatannya menggunakan baut. Untuk mengikat pelampung ke bingkai
rakit digunakan tali PE berdiameter 4-6 mm.
4. Jangkar
Untuk menahan rakit agar tidak terbawa arus air, digunakan
jangkar yang terbuat dari besi atau semen blok. Berat dan bentuk jangkar
disesuaikan dengan kondisi perairan setempat. Kebutuhan jangkar per unit
keramba minimal 4 buah dengan berat 25 - 50 kg yang peletakannya dibuat
sedemikian rupa sehingga rakit tetap pada posisinya. Tali jangkar yang
digunakan adalah tali plastik/PE berdiameter 0,5 – 1,0 inchi dengan panjang
minimal 2 kali kedalaman perairan.
2. Pemberat
Pemberat berfungsi untuk menahan arus dan menjaga jaring agar
tetap simetris. Pemberat yang terbuat dari batu, timah atau beton dengan
berat 2 – 5 kg per buah, dipasang pada tiap-tiap sudut keramba/ jaring.
Tabel 1
Penentuan Keunggulan Usaha Budidaya Ikan Kerapu
Di Kabupaten Kupang
Kriteria Bobot Indikator Score Nilai
1. Permintaan Pasar 50 Tinggi, terutama 3 150
(Ekspor/Antarpulau/ Untuk ekspor ke
Lokal) Hongkong, China,
Singapore, Taiwan, dan
Jepang
2. Prasarana dan Sarana Tersedianya berbagai
Penunjang 50 prasarana dan sarana 3 150
penunjang baik fisik
kewilayahan maupun
sumber daya
perikanannya
3. Foreward & Backward Pengembangan usaha
Linkages 20 budidaya ikan kerapu akan 2 40
dapat mendorong
tumbuhnya industri-industri
baru baik hulu maupun hilir
PROFIL INVESTASI
Tabel 2
Perkiraan Biaya Investasi Usaha Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
Di kabupaten Kupang
Komponen Jumlah (Rp) %
Biaya Investasi 28,597,500 26.2
Biaya Variabel 68,851,613 63.0
Biaya Tetap 11,838,917 10.8
Total 109,288,030 100.0
Total besarnya biaya investasi, biaya variabel dan biaya tetap sebesar
Rp.109,288,030,- di mana biaya terbesar adalah biaya variabel mencapai 63%
diikuti oleh biaya investasi 26.2% dari total biaya. Rincian biaya investasi, biaya
variabel dan biaya tetap yang diperlukan untuk usaha budidaya ikan kerapu
tikus dengan sistem KJA di Kabupaten Kupang ini, disajikan pada Lampiran 1
dan Lampiran 2.
Dari Tabel 3, terlihat bahwa usaha budidaya ikan kerapu tikus selama 5 tahun
atau 5 kali siklus produksi memberikan pendapatan bersih setelah pajak sebesar
Rp.403,351.80,- Rinciannya, dapat disimak pada Lampiran 4.
Tabel 4
Kriteria Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Kerapu Tikus
Dengan Sistem KJA Di Kabupaten Kupang
No. Kriteria Kelayakan Nilai Kriteria
1 Net Present Value/NPV pada DF 18% (Rp.000) 441,080,000.-
2 Net B/C Ratio pada DF 18% 3.53
3 Internal Rate of Return/IRR (%) 69.4
4 Payback Period/PBP Tahun Ke-1
(1.56 kali proses produksi)
5 Rate of Return On Investment/ROI (%) 64.3
6 Break Even Point/BEP :
¾ Unit kg 307.40
¾ Rupiah 144,369/kg
PENUTUP
Harga
Komponen Jumlah Satuan Harga Total
Rp Rp
I. Biaya Variabel
1. Benih 2.500 ekor 7,500 18,750,000
2. Pakan ikan segar 4.000 kg 3,000 12,000,000
3. Bahan bakar + lampu 1 paket 7,500,000 7,500,000
4. Es Balok 175 balok 7,500 1,312,500
5. Gaji dan Upah :
Pekerja : 2 org x 12 bulan 24 OB 450,000 10,800,000
Teknisi : 1 org x 12 bulan 12 OB 900,000 10,800,000
6. Perawatan (5% dari biaya investasi) 1 paket 1,429,875 1,429,875
7. Biaya lain-lain (10% dari biaya variabel) 1 paket 6,259,238 6,259,238
Total Biaya Variabel 68,851,613
II. Biaya Tetap
1. Penyusutan 6,138,917
2. Angsuran 3,000,000
3. Bunga pinjaman (18%/tahun) 2,700,000
Total Biaya Tetap 11,838,917
Total Biaya Operasional 80,690,530
Uraian Tahun Ke -
0 1 2 3 4 5
CASH IN FLOW
Produksi (kg) 675 675 675 900 900
Harga Rp/kg 317,000 317,000 317,000 317,000 317,000
Penerimaan 213,975 213,975 213,975 285,300 285,300
CASH OUT FLOW
Biaya Investasi 28,597.50
SURPLUS /
DEFISIT (97,449) 97,746 94,130 90,336 146,977 142,793
KESIMPULAN
NET B/C DF 18% 3.53 PBP Tahun ke-1 BEP (kg) 307.40
NPV DF 18% 441,080
IRR 0.6940 ROI 64.30% BEP (Rp) 144,369/kg