You are on page 1of 16

MALARIA

Epidemiologi
• Tahun 1996 di Jawa/Bali, jumlah penderita
2.341.401 orang, slide positive rate 9215,
dengan API 0,08 ‰
• Tahun 1999 di Jawa Tengah API 0,35 ‰
• Tahun 2003 di Jawa Tengah menurun menjadi
0,15‰ dan menurun lagi pada tahun 2005
menjadi 0,07‰
Etiologi dan Penularan
• Disebabkan oleh parasit Sporozoa
Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina infektif.
Siklus hidup seksual dan aseksual
Manusia tergigit
nyamuk menginjeksi
Nyamuk menggigit manusia, sporozoit
menghisap gametosit.
Siklus seksual di tubuh
nyamuk: gametosit
sporozoitt

Sporozoit masuk sel


hati skizon, matang,
dan pecah  merozoit

Eritrosiit pecah
menimbulkan gejalah
klinis

Merozoit ke aliran
darah menginfeksi
eritrosit gametosit
Diagnosis
1. gejala klinis
demam > 2 hr, menggigil, berkeringat (trias malaria).
• tersangka malaria berat (satu gejala atau lebih):
ggn kesadaran, kelemahan, kelumpuhan otot,
kejang, ikterik, perdarahan gusi/hidung, berak
darah, muntah darah.
2. Pemeriksaan fisik
demam 37,5-40°C, anemia, hepatosplenomegali,
dan tanda-tanda malaria berat.
Diagnosis
3. Pemeriksaan laboratorium
• px mikroskopis dengan membuat preparat
darah tebal dan tipis, untuk menentukan
parasit malaria dalam darah.
• Tes diagnosis cepat (RDT),
imunokromatografi=mendeteksi antigen
malaria dalam darah.
4. Pemeriksaan penunjang: darah rutin, kimia
darah, Foto Thorax, EKG.
Pengobatan
1. Pengobatan malaria tanpa komplikasi.
a. Pengobatan malaria falciparum:
artesunat, amodiakuin, primakuin
b. Pengobatan malaria vivax dan malaria
ovale: klorokuin + primakuin
c. Pengobatan malaria malariae: klorokuin
2. Pengobatan malaria klinis: klorokuin dan
primakuin
3. Pengobatan malaria dengan komplikasi:
artesunat i.v atau i.m, dan artemeter i.m
4. Kemoprofilaksis: doksisiklin dan klorokuin.
Program Pemberantasan
A. Tujuan
• Umum: menekan morbiditas dan mortalitas,
mempertahankan drh bebas malaria
• khusus: morbiditas < 0,08/1000 pddk, kecamatan HCI < 10,
kelurahan HCI < 100
B. Sasaran
morbiditas ≤ 1 ‰ di jawa-bali
C. Kebijaksanaan
• Memperluas drh bebas malaria
• Menanggulangi fokus
• Meningkatkan aspek manajerial petugas
• Memberantas vektor
• Meningkatkan kerjasama lintas program dan sektor
D. Stratifikasi Wilayah
indikator statis
• HCI, API > 5‰
• MCI, API 1-5‰
• LCI, API < 1 ‰
Indikator dinamis
• Desa rawan
• Desa fokus rendah
• Desa fokus tinggi
• Desa bebas malaria
E. Kegiatan
• Active Case Detection
• Passive Case Detection
• Mass Fever Survey
• Survailans parasit SMPI
• Survailans migrasi
• Survei penatalaksanaan penderita
F. Survey
• Survey kualitas penyemprotan
• Survailans pola vektor
• Survailans vektor SMPI
• Survey longitudinal entomologi
• Survey spot entomologi
• Survailans status resistensi vektor
• Ujiicoba status resistensi klorokuin
• Audit program malaria
Pencegahan
A. Berbasis Masyarakat
• PHBS untuk mengurangi sarang nyamuk
• Menemukan dan mengobati penderita
sedni mungkin
• Melakukan penyemprotan
B. Berbasis pribadi
• Pencegahan gigitan nyamuk
• Pengobatan profilaksis jika memasuki
drh endemik
• Pencegahan dan pengobatan malaria
pada wanita hamil
• Informasi tentang donor darah.
Alur Penanggulangan Malaria
Analisis data SKD Malaria

MoPI meningkat MoPI tidak meningkat

2 x bulan lau, 2 x periode yang


sama tahun lalu atau melebihi Lanjutkan pemantauan dengan
jumlah kasus median format SKD-KLB

Adanya kematian dengan gejala


malaria atau ada keresahan
masyarakat
Tidak Ya

MFS
MFS atau MBS dan verbal otopsi
pada kasus kematian

Ditemukan positif
MoPI: jumlah penderita dalam 1 bulan x 1000 malaria
dibagi jumlah pddk
SKD: sistem kewaspadaan dini
MFS: pengambilan sediaan darah pada
semua penderita demam Pengobatan radikal
MBS: pengambilan sediaan darah pada dan follow up
semua penduduk
IRS: penyemprotan di dalam rumah dengan
cakupan 90 %

You might also like