APA ITU HOMESCHOOLING???

Homeschooling adalah salah satu model belajar yang diterapkan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Homeschooling bukan berarti tidak belajar. Sekolah
bukan satu-satunya tempat belajar dan cara seorang anak untuk mempersiapkan masa
depannya.
Homeschooling merupakan sebuah proses yang dapat diterapkan oleh orang tua
manapun yang mencintai dan berdedikasi kepada puteri-puterinya. Apapun latar
belakang pendidikan atau pekerjaan Anda, tidak menghalangi Anda untuk
menerapkan homeschooling pada putera-puteri anda. Yang diperlukan hanyalah
komitmen serta membangun komunikasi antara putera-puteri anda dan komunitas
homeschooling tersebut. Homeschooling adalah suatu metode pendidikan yang
fleksibel, mudah dijalankan dan sudah jutaan orang tua yang mempraktekkannya.

Homeschooling telah lama diterapkan di Indonesia dan telah mendapat pengakuan secara resmi
dari pemerintah melalui kesepakatan kerjasama antara Dirjen Pendidikan Luar Sekolah
Depdiknas (PLS Depdiknas) dengan Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif
(ASAHPENA). Kesepakatan yang ditandatangani oleh Ace Suryadi, Ph. D (Dirjen PLS
Depdiknas) dan Dr. Seto Mulyadi (Ketua Umum ASAHPENA) untuk pembinaan dan
penyelenggaraan Komunitas Sekolah Rumah sebagai Satuan Pendidikan Kesetaraan.

KURIKULUM
Kurikulum pembelajaran home schooling adalah kurikulum yang didesain sendiri
namun tetap mengacu kepada kurikulum nasional seperti yang telah ditetapkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional yaitu KTSP 2006, menggunakan bahasa pengantar
Indonesia dan Indonesia – Inggris (Bilingual)

IJAZAH
Hasil pendidikan homeschooling dihargai SETARA dengan hasil
pendidikan formal (sekolah) dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan UU No. 20/2003 Sisdiknas Pasal 26 Ayat 6. Setiap
peserta didik homeschooling menyelesaikan pendidikan kesetaraan
paket A, B dan C mempunyai HAK YANG SAMA dan setara dimata hukum
di Indonesia dengan pemegang ijazah SD, SMP dan SMA formal.
Jelas sekali bahwa “Pemerintah MENJAMIN Lulusan Homeschooling
Ijazahnya Disamakan dengan Pendidikan Formal”.