Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
C14090062
Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa tanpa
Karya tulis ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam rangka mengikuti mata kuliah bahasa
Disadari sepenuhnya, bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Hal itu antara lain
karena keterbatasan sumber yang digunakan. Namun demikian, harapan penulis tidak lain,
semoga karya ini memenuhi syarat bagi kelulusan dalam mengikuti mata kuliah tersebut.
Penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada orang tua yang telah memberikan
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini belum sempurna. Sebab itu penulis mengharapkan
kritik dan saran konstruktif atau yang bersifat membangun demi penyempurnaan atau
perbaikan-perbaikan karya tulis ini.
Penulis
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………........1
II. PEMBENIHAN………………………………………………………………………….….2
2.1. Pemeliharaan Induk…………………………………………………………..…….2
2.1.1. Spesifikasi Induk………………………………………………..…………2
2.1.2. Tempat Pemeliharaan Induk……………………………..……………....2
2.1.3. Kwalitas Air…………………………………………….………………..…2
2.1.4. Seleksi Induk……………………………………….……………………...3
2.2. Pemijahan………………………………………………….………………………...3
2.2.1. Tempat Pemijahan……………………………………………………......3
2.2.2. Sistem Pemijahan…………………………...………………………...….3
2.2.3. Penetasan Telur………………………………………………………….4
2.3.3. Sortir…………………………….……………………….…………………5
III. PENDEDERAN………………………………….…………………………………………5
3.2. Pendederan………………………………………………..………………………..5
IV. PAKAN………………………………………………………….………………………….6
VI. PEMASARAN………………………………..……………………………………………9
VII. KESIMPULAN……………………………………………………………………….……10
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Salah satu komoditas perikanan yang cukup populer di masyarakat adalah lele dumbo
(Clarias gariepinus). Ikan ini berasal dari Benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke
Indonesia pada tahun 1984.
Karena memiliki berbagai kelebihan, menyebabkan, lele dumbo termasuk ikan yang paling
mudah diterima masyarakat. Kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya cepat,
memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan
kandungan gizinya cukup tinggi. Maka tak heran, apabila minat masyarakat untuk
membudidayakan lele dumbo sangat besar.
Jenis ikan konsumsi air tawar yang digemari masyarakt dan memiliki pasar yang baik adalah
ikan lele dumbo. Ikan lele dumbo mepunyai rasa yang khas dan lezat yang tidak terdapat
pada ikan konsumsi yang lain.untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup tinngi harus
dilakukan kegiatan budidaya agar usaha ini tetap berkesinambungan.
II. PEMBENIHAN
Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Kita akan memilih induk untuk di telurkan, Betina
dengan berat 3 Kg sedangkan jantan dengan berat 2 Kg. Induk – induk tersebut minimal
berumur 1 tahun.
Tempat pemeliharaan induk berupa kolam tanah degan luas 60 m2. Ikan jantan dan ikan
betina harus dibedakan kolamnya agar tidak terjadi perkawinan masal di kolam induk. Kolam
tersebut diisi dengan ketinggian air 1 m.
Parameter Nilai
pH 7.09
DO 4.04
Alkalinitas 34.95
NH3 0.281
Kesadahan 33.86
2.1.4 Seleksi induk
Seleksi induk sangat penting karena menentukan tingkat keberhasilan pemijahan ikan lele
dumbo. Lele yang kita pilih harus matang gonadnya, kriteria matan gonad adalah jantan alat
kelaminnya berwarna agak kemerahan,badan ramping, dan lincah. Sedangkan untuk betina
perut membesar dan lembek,lubang kelamin berwarna kemerahan, dan lamban.
2.2 Pemijahan
Teknik pemijahan yang dilakukan adalah Pemijahan alami dan Semi buatan (suntik)
Pemijahan alami
Dalam 1 bak dimasukan 4 ekor jantan dan 2 ekor betina, dimasukkan pada sore hari
agar malam hari bertelur.
Pemijahan suntik
Pada hari ke 1 larva belum di kasih makan karena masih punya kuning telur. Pada hari ke 2
– 7 larva di beri pakan Daphnia (kutu air) dengan peberian pakan 1 kali pada pagi hari.
Apabila tidak ada daphnia bisa deberi cacing sutra yang di blender. Pada minggu ke dua
sampai panen bisa diberi pakan cacing tubifex.
Pergantian air dilakuan jika air kotor atau larva banyak yang mengambang di permukaan air,
pergantian air 50-80%. Air harus dengan kualitas seperti yang di tabel.
Parameter Nilai
pH 6.85
DO 6.27
Alkalinitas 17.48
NH3 0.190
Kesadahan 16.93
2.3.3 Sortasi
Sortasi dilakukan untuk menghindari sifat kanibalisme. Sortasi dilakukan pada umur 2
minggu dan untuk selanjutnya setiap minggu. Cara sortasi air disurutkan dan benih
dikeluarkan bersama air di pembuangan yang telah di jaga oleh serokan. Ikan dipisah sesuai
ukurannya.biasanya larva sampai ukuran 3-5 cm dalam 1 bulan.
III. PENDEDERAN
3.2 Pendederan
Penebaran benih setelah grading di pembenihan ikan lele masuk dalam tahap pendederan
yang di besarkan dari ukuran 3-5 cm sampai 8-10 cm. dan pakan yang di beri yaitu cacing.
Setelah 2 minggu bisa di beri pakan pelet.
3.3 Pemanenan
Pemanenan ikan lele bisa dilakuan pada umur 2 minggu setelah masuk dalam pendederan
atau 1 bulan dengan ukuran 5-7 cm atau 8-10 cm. Dengan pengangkutan memakai bak
plastik yang berdiameter 1 m. Sebelum dilakukan panen di lakukan puasa agar ikan tidak
mabuk atau mati di perjalanan
IV. PAKAN
Pakan yang diberikan yaitu daphnia yang diberikan pada pagi dan sore hari. Daphnia
dikenal dengan nama kutu air, berukuran kecil. Kita bisa membuat daphnia, suhu optimum
untuk daphnia yaitu 210C dan pH 6.5 – 8.5. Daphnia sangat bagus untuk larva dalam
pertumbuhan yg lebih optimum.
Tubifex berkembang baik pada media yang mempunyai kandungan Oksigen terlarut berkisar
antara 2,75 – 5, kandungan amonia < 1 ppm, suhu air berkisar antara 28 – 30 oC dan pH air
antara 6 – 8.Tubifex bersifat hermaprodit. Pada satu organisme mempunyai 2 alat kelamin.
Tubifex mempunyai siklus hidup yang relatif singkat yaitu 50 – 57 hari. Induk tubifex dapat
menghasilkan kokon setelah berumur 40 – 45 hari. Sementara proses perkembangan
embrio didalam kokon berlangsung selama 10 – 12 hari.
Tubifex dapat dibudidayakan dan dapat digunakan langsung untuk pakan larva atau benih
ikan. Tubifex dapat juga disimpan dalam bentuk cacing beku
Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti
virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
Penyakit yang sering ditemukan adalah white spot pada benih ukuran 4-6 cm.
Pengobatannya dengan mengganti air sampai 80% kemudian diberi garam 1 PPT dan diberi
ekstrak daun pepaya atau kipait. Keesokan harinya dipelakukan sama hanya dosis di
turunkan ½, Sampai penyakit ikan sembuh.
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan cambuk yang terletak di ujung batang, dan cambuk
ini digunakan untuk bergerak. Ukurannya 0,7-0,8 x 1-1,5 mikron.Gejala: lele yang terkena
bakteri ini: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan. Lele bernafas
megap-megap di permukaan air. Pencegahan: lingkungan harus tetap bersih, termasuk
kualitas air harus baik.
(3) menyelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01% selama
±30 menit
(5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ±10 menit.
VI. PEMASARAN
Pada umumnya benih lele yang laku di pasaran ukuran 5-7cm dengan harga Rp 200 per
ekor dan 8-10 cm dengan harga Rp 250 per ekor. Konsumennya adalah para petani ikan
pedaging atau bisa disebut juga pembesaran.
VII. KESIMPULAN
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara
komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang
pesat dikarenakan :
1) Dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi