You are on page 1of 12

A.

Latar belakang

Di era moderensasi ini, telah banyak penemuan-penemuan yang telah


memudahkan kita dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Khususnya dalam
bidang fisika.

Dengan melihat kondisi ekonomi negara kita saat ini yaitu mengalami krisis,
maka kita dituntut untuk bisa lebih kreatif dalam melakukan sesuatu, terutama
bagi para guru, karena sebagian besar sekolah masih kurang akan sarana dan
prasarana (alat praktikum). Untuk memperlancar proses pembelajaran maka
harus diusahakan alat bantu pengganti alat praktikum yang dibuat sederhana.

Jika pemerintah belum bisa memenuhi peralatan yang dibutuhkan maka


menjadi tugas kita sebagai guru agar memiliki pengetahuan yang cukup
tentang alat-alat yang dibahas dalam suatu pokok bahasan.

Alat bantu yang mendukung dalam pembelajaran dapat berupa charta,


gambar-gambar, grafik/ tabel, alat peraga. Alat peraga yang sering digunakan
oleh guru, selain sangat mendukung juga dapat menarik perhatian siswanya
sehingga harapan akhirnya siswa mampu memahami materi yang diajarkan
dan termotivasi untuk menemukan sesuatu hal yang baru nantinya.

Salah satu alat peraga yang membantu dalam pengajaran adalah


“Spektroskop“ yang dibuat sederhana untuk materi optik fisis yang
mempelajari tentang polarisasi,difraksi,dan interferensi SMA kelas XII
semester I. Spektroskap digunakan untuk mengamati gelombang cahaya.
Alat ini kita buat dengan harga yang ekonomis, bahan yang diperlukan pun
dapat dengan mudah kita dapatkan yaitu dengan memanfaatkan karton bekas
dan CD/DVD bekas. Walaupun terdapat bahan lain yang diperlukan seperti
salah satunya kertas manila dan aluminium foil dapat dengan mudah kita
dapati di supermarket / toko-toko sekitar.

Alat peraga merupakan media pembantu sangatlah bermanfaat bagi para guru
yang mendapatkan tugas mengajar di pedesaan. Karena minimnya peralatan
yang menunjang pembelajaran, Maka guru dapat dengan segera membuat
spektroskop sederhana dalam pemberian materi.

B. Judul eksperimen

SPEKTROSKOP

C. Alat dan bahan

Alat :
• Gunting 1 buah
• Kater 1 buah
• Penggaris 1 buah

Bahan :
• CD/DVD bekas 1 buah
• Kardus bekas 1 buah
• Plester 1 buah
• Karton 1 buah

D. Dasar teori

Thomas Young dengan menggunakan celah ganda telah dapat mengukur


panjang gelombang cahaya. Masalahnya adalah pola interferensi yang
dihasilkan oleh celah ganda terlalu menyebar (kurang tajam). Pertanyaanya
bagaimana caranya supaya dihasilkan pola interferensi yang lebih tajam di
layar.? Ternyata jika cahaya dihalangi oleh penghalang yang memiliki lebih
banyak celah dengan lebar sama dan jarak antar celah berdekatan juga sama,
diperoleh pola pita-pita terang lebih tajam atau disebut pola terang. Jadi,
untuk mengukur panjang gelombang dengan lebih teliti harus digunakan
penghalang yang memiliki banyak celah. Ini disebut dengan kisi difraksi.
Kisi difraksi adalah alat yang berguna untuk menganalisis sumber-sumber
cahaya. Sebuah kisi terdiri atas banyak celah sejajar yang berjarak sama,
biasanya di buat dengan cara membuat goresan garis-garis sejajar pada
sekeping kaca dengan menggunakan teknik mesin yang sangat akurat.
Ternyata hal seperti ini terdapat pada CD/DVD, ketika ada cahaya memantul
pada bahan tersebut terlihat penguraian warna. Seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini.
Walaupun alat ini tidak bisa menghitung panjang gelombang tiap spektrum
cahaya secara pasti, tetapi kita bisa melihat sebuah fenomena bahwa :
“ cahaya putih (polikromatik) itu ternyata tersusun atas gabungan cahaya
monokromatik dengan panjang gelombang yang berbeda-beda“.
Ada 3 cara untuk menghasilkan pasangan cahaya koheren, sehingga dapat
menghasilkan pola interferensi :
1) dua sinar atau lebih yang melalui celah sempit yang berasal dari celah
tunggal (satu celah) inilah yang dilakukan oleh Thomas Young
2) dapatkan sumber-sumber koheren maya dari sebuah sumber cahaya
dengan pemantulan saja (ini yang dilakukan oleh Fresnel) atau
pemantulan dan pembiasaan (ini yang terjadi pada interferensi lapisan
tipis).
3) gunakan sinar senter sebagai penghasil cahaya koheren.

Sangatlah sukar untuk mengamati interferensi cahaya karena ada 2 alasan


yaitu :
1. Panjang gelombang cahaya sangat pendek, kira-kira 1% dari lebar rambut.
2. Setiap sumber alamiah cahaya memancarkan gelombang cahaya yang
fasenya sembarang sehingga interferensi yang terjadi hanya dalam waktu
sangat singkat.

Selain itu, masih ada lagi gejala gelombang cahaya yang lain yaitu polarisasi.
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat mengalami gejala
polarisasi. Cahaya juga merupakan gelombang transversal. Cahaya yang
belum terpolarisasi disebut cahaya alami, misalnya cahaya matahari. Cahaya
alami memiliki berbagai arah gear dan dapat diuraikan menjadi uda arah
(komponen) yaitu arah vertikal dan arah horizontal.

Filter polarisasi cahaya dikenal dengan nama Polaroid. Polaroid digunakan


pada kacamata pelindung sinar matahari (sunglasses) dan filter polarisasi
lensa kamera. Cara kerja Polaroid berdasarkan prinsip penyerapan yaitu
melewatkan (meneruskan) 80% atau leih gelombang-gelombang yang
terpolarisasi sejajar dengan sumbu polarisasi (sumbu tertentu dalam bahan),
dan hanya melewatkan 1% atau kurang gelombang-gelombang terpolarisasi
tegak lurus sumbu polarisasi.
Dari uraian tentang polarisasi kita dapat mendefinisikan bahwa peristiwa
polarisai adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya. Cahaya yang
sebagian arah getarnya diserap disebut cahaya terpolarisasi, dan jika cahaya
hanya mempunyai satu arah getar tertentu disebut cahaya terpolarisasi linier.
Cahaya dapat terpolarisasi denga empat cara, yaitu pemantulan, absorpsi
(penyerapan) selektif, pembiasaan ganda, dan hamburan.

E. Prosedur eksperimen

Arahkan slit kepada sumber cahaya (lampu). Ketika cahaya polikromatik


menuju slit, akan terjadi difraksi dan mengenai CD/DVD. Pada CD/DVD
tersebut, cahaya polikromatik akan terlihat menjadi cahaya monokromatik
dengan spektrum yang kontinyu.

Ini diakibatkan karena pada CD/DVD memiliki lintasan spiral. Pada tiap
lintasan, “lubang-lubang “ pada CD/DVD ini akan terjadi kisi difraksi cahaya.
CD/DVD

Celah sempit Sinar pantul

Cahaya putih datang Mata

Spektrum kontinyu yang terlihat adalah hasil dari efek gabungan interferensi
dan difraksi. Tiap celah akan menghasilkan difraksi, dan berkas-berkas
difraksi pada gilirannya berinteferensi satu sama lain. Jika sinar putih kita
arahkan pada kisi, akan terjadi penguraian warna oleh kisi akibat panjang
gelombang tiap-tiap komponen tidak sama.
F. Gambar / skema ( cara pembuatan alat )
1. Membuat lubang pada salah satu sisi kardus, misalkan pada sisi kanan
kardus seperti pada gambar di bawah ini.

2. Menggunakan gulungan kertas manila sebagai alat untuk melihat,


kemudian masukan ke dalam lubang pada kardus di atas. Ini yang akan
menjadi tempat pengamatan

3. Membuat lubang kecil pada bagian depan kardus dan menempatkan


kedua silet seperti pada gambar di bawah ini. Inilah yang akan menjadi
slitnya.
4. Meletakkan CD /DVD di dalam kardus berseberangan dengan slit.

5. Menutupi sekeliling kardus dengan Aluminium foil dan lem agar cahaya
tidak ada yang masuk. satu-satunya cahaya yang mengenai CD/DVD
adalah bersumber dari slit.

G. Perhitungan / analisis data

H. Pembahasan

Dari hasil percobaan yang dilakukan diketahui bahwa akan terjadi penguraian
cahaya putih (polikromatik ) menjadi cahaya monokromatik yang terdiri dari
warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu yang biasa di singkat
dengan mejikuhibiniu. Hal ini terjadi karena cahaya polikromatik yang
melalui celah mengenai CD/ DVD terdispersi karena pada CD/ DVD terdapat
dataran yang dibatasi oleh lubang-lubang yang melingkar sehingga tampak
seperti garis yang melingkar. Dataran dan lubang-lubang inilah yang disebut
kisi difraksi.
Adapun yang menyebabkan tidak terjadi penguraian cahaya pada bagian CD/
DVD yang ditutupi karena adanya perbedaan alur dataran dan lubang antara
CD/ DVD dengan potongan yang digunakan untuk menutupi lubang. Dengan
kata lain, kisi difraksi pada CD/ DVD dengan kisi difraksi pada potongan
CD/DVD yang digunakan untuk menutupi tidak sama.

Seandainya saja keping CD/ DVD tidak berlubang di bagian tengahnya,


penguraian cahaya bisa saja terjadi pada semua bagian CD/ DVD. Tentu saja
dengan catatan kisi difraksinya sama.

Jika kita amati, pada keping CD/ DVD terdapat garis-garis melingkar pada
bagian yang mengkilat. Garis- garis ini mirip lintasan elektron mengelilingi
inti atom. Jadi, garis-garis inilah yang kita sebut kisi difraksi yang berfungsi
menguraikan cahaya putih (polikromatik).

I. Kesimpulan
• Pada CD/ DVD terjadi penguraian cahaya dari sumber cahaya
polikromatik.
• Pada lubang CD/ DVD yang ditutup, tidak terjadi penguraian warna
karena adanya perbedaan alur dataran dan lubang antara keduanya.

J. Saran
1. Sumber cahaya dapat diganti dengan menggunakan
lilin dan senter.
2. Bahan spektroskop dapat diganti dengan bahan yang
permanen, agar bahan lebih tahan lama dan tidak cepat rusak.
K. Pustaka
www.google.com/fisika eksperimen
http://budakfisika.blokspot.com
LAPORAN
Fisika eksperimen II

“ PEMBUATAN SPEKTROSKOP SEDERHANA”

Disusun Oleh :

Kelompok 2
1. Slamet Widi hartono
2. Christin S S Kailuhu
3. Sunaryo

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2010

You might also like