Professional Documents
Culture Documents
55
56
B. Proses Produksi
58
1. Stasiun Penggilingan
Tebu yang berasal dari kebun diangkat dengan menggunakan truk
dan dimasukkan kedalam halaman pabrik yang meliputi halaman untuk
pembongkaran tebu dari truk dan halaman untuk menampung lori-lori
yang berisi tebu maupun kosongan. Proses selanjutnya tebu diangkut
menggunakan lori dan truk, tebu yang dari truk ditimbang dengan
menggunakan timbangan digital, tebu yang dari lori ditimbang dengan
menggunakan timbangan mekanik/manual, kemudian tebu yang dari truk
dipindahkan ke lori. Dari lori, tebu dipindah ke meja dengan menggunakan
Cane Unloading.
Pada meja tebu dilengkapi dengan rantai melintang yang bila di
Handle ditarik, maka tebu akan berjalan ke tepi meja dengan pertolongan
penggerak tebu dan tebu akan jatuh ke alat pembawa (Cane Carrier I)
kemudian masuk ke Cane Cutter yang terdiri dari 2 alat yaitu Leveller I
dan Leveller II yang masing-masing bertujuan sebagai alat pemotong awal
tebu dan mencacahnya menjadi batangan kecil di mata pisaunya disusun
sedemikian rupa dan terbuat dari bahan stainless steel.
Selanjutnya hasil potongan dilewatkan Unigrator (alat penghalus
tebu) yang berputar berlawanan arah dengan Cane Carrier I (berputar ke
atas) dimana pada alat tersebut pada dinding bagian belakang terdapat
parut yang berfungsi untuk mengoyak tebu yang belum terpotong dan
menjadi lebih halus (berupa serabut). Kehalusan ampas tebu harus benar-
benar diperhatikan karena ampas tersebut yang nantinya digunakan
sebagai bahan bakar ketel (+ 85% sel tebu sudah terbuka)
Dari Unigrator diangkut oleh Cane Carrier menuju gilingan yang
terdapat 5 buah alat dan pada masing-masing alat terdapat 3 buah roll dan
akan mengalami 2 kali pemerasan. Jarak antar roll diatur sedemikian rupa
sesuai dengan kebutuhan yang mana pada gilingan I, II, III, IV dan V
59
2. Stasiun Pemurnian
Stasiun pemurnian mempunyai tujuan menghasilkan nira jernih
dengan cara mengendapkan/memisahkan kotoran yang terbawa oleh nira.
Nira mentah hasil perahan dari stasiun gilingan yang sebelumnya telah
ditimbang di timbangan Bolougne diberi tambahan larutan phospat + 300
60
mana terjadi proses pemidahan antara nira dan kotoran sehingga akan
menghasilkan nira jernih dan nira kotor.
Nira jernih dari Dorr Clarifier disaring dengan bantuan DSM screen
lalu ditampung pada Clear Juice Tank. Lalu ditarik pompa masuk ke
Third Juice Heater yang dipanaskan sampai + 110 oC. Setelah itu masuk
ke badan penguapan.
Nira kotor dari Door Clarifier ditarik oleh pompa membran masuk
ke mixer yang ditambah ampas halus (dari Bagacillo Cyclone) yang
berfungsi untuk media filtrasi kotoran pada unit penapisan nira, setelah itu
dibawa ke Rotary Vacum Filter. Pada saat penapisan, dispray dengan air
panas agar sisa gula yang menempel pada blotong terserap ikut ke dalam
nira tipis. Nira tipis dipompa kembali ke bak tarik nira mentah tertimbang
(dicampur dengan nira mentah dari gilingan). Sedangkan kotoran yang
menempel pada Rotary Vacum Filter dibuang sebagai limbah padat
(blotong) dan ditampung ke dalam Cake Bunker atau langsung ke truk
pengangkut.
3. Stasiun Penguapan
Pada stasiun penguapan bertujuan untuk menguapkan semaksimal
mungkin air yang terkandung dalam nira encer sehingga mendapatkan nira
kental dengan kekentalan tertentu dan larutan menjadi jernih. Pada nira
kental yang akan dihasilkan mengandung kadar air 35-40%. Formasi
evaporator yang digunakan adalah Quadrable yang bekerja secara seri,
berjumlah 5 buah. Tetapi yang digunakan 4 buah, setiap hari selalu ada
yang dibersihkan salah satu secara bergantian. Hal ini dimaksudkan agar
62
4. Stasiun Masakan
Stasiun Masakan mempunyai tujuan untuk mendapatkan kristal
gula, kristal gula terbentuk dari nira yang diuapkan kandungan airnya
sampai mencapai titik jenuh. Pemasakan harus dilakukan di bawah vacum
agar suhu dari masakan tidak terlampau tinggi yang dapat memecah
saccarosa dan membuat warna. Pada proses masakan ada beberapa
alternaiir, yaitu :
5. Stasiun Puteran
Stasiun ini berfungsi sebagai alat untuk memisahkan antara kristal
gula yang terdapat dalam magma (masecuite) hasil olahan stasiun masakan
dengan larutan induknva. Pemisahan dilakukan dengan memanfaatkan
gaya sentrifugal dari basket 4 sang diputar dengan kecepatan tinggi di
porosnya.
C. Pemeliharaan (Maintenance)
Perawatan produksi di PG. Watoetoelis dilakukan pada masa giling
dan di luar masa giling.
be. Selain itu, mengambil sampel nira kental pada peti sulfitasi nira
kental untuk mengetahui tingkat kekentalannya sebelum masuk ke
stasiun masakan. Semua sampel akan dianalisa di laboratorium
pengolahan dan pengambilannya dilakukan di stasiun penguapan.
5. Mengambilam sampel melalui kran sogokan pada pan
masakan untuk dianalisa di laboratorium pengolahan agar diketahui
apakah masakan sudah matang atau belum. Pengambilan sampel ini
dilakukan di stasiun masakan.
6. Gula produk tiap jamnya akan diambil sampelnya untuk
dianalisa di laboratorium pengolahan agar diketahui mutu gula produk,
apakah layak untuk dipasarkan atau tidak.
E. Keselamatan Kerja
Pelaksanaan keselamatan kerja yang dilaksanakan di PG. Watoetoelis
senantiasa memberikan usaha pencegahan terhadap kemungkinan-
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diinginkan. Beberapa
usaha-usaha pencegahan kecelakaan kerja (khususnya di bagian instalasi) di
PG. Watoetoelis meliputi :
1. Pakaian kerja
Pekerja reparasi dan perawatan dilengkapi dengan lampu senter.
Pekerja memakai kemeja dengan lengan pendek karena lebih efisien
dari pada memakai kemeja lengan panjang yang digulung.
2. Alat pelindung
71
6. Tangga
Semua tangga yang mempunyai 4 atau lebih anak tangga naik
dilengkapi dengan pegangan.
Bejana penimbun bahan dilengkapi dengan tangga-tangga permanen
dan platform, dengan pegangan yang kuat.
7. Gudang
Melarang pekerja beristirahat di lorong-lorong antara barang-barang
dalam gudang.
Menata gula produk yang telah dikemas dengan rapi dan teratur
sehingga tidak membahayakan keselamatan pekerja.
F. Tinjauan Khusus
1. Pengertian Saringan Vacuum (Rotary Vacuum Filter)
udara akan melalui pipa filtrat internal kemudian masuk ke katup RVF dan
bermuara di vakum receiver di mana liquid dipisahkan dari aliran udara.
RVF ini biasanya dilengkapi dengan liquid ring vacuum pump atau
barometric leg untuk menghasilkan tekanan vakum.
Pada saat bagian silinder yang kontak dengan nira kotor adalah
bidang penyaring yang berhubungan dengan low vacuum. Hal ini
menyebabkan nira kotor menempel di permukaan saringan karena tersedot
vakum, sedangkan di saringan terbentuk lapisan tipis blotong. Lapisan
blotong ini selain terdapat nira kotor jug mengandung bagacillo yang
ditambahkan yang berfungsi untuk memperbesar porositasnya. Nira hasil
saringan low vacuum disebut filtrate kotor (cloudy filtrate).
Dengan berputarnya silinder, bidang penyaring yang sudah dilapisi
blotong tipis akan naik dari permukaan nira kotor. Di daerah ini mulai
terjadi pembentukan lapisan blotong yang mantap. Silinder berputar dan
memasuki daerah high vacuum. Di daerah ini lapisan blotong melalui dua
tahapan proses, yaitu:
a. Tahap Pertama : Melalui sektor dengan deretan pengkabutan air
panas, sehingga lapisan blotong dibasahi air panas.
Karena pengaruh vakum maka air panas ini akan
terhisap dan nira yang ada didalam air panas ini
ikut terhisap. Pembasuhan selanjutnya melalui
daerah tetesan-tetesan air. Dengan pembasuhan ini
konsentrasi (brix) nira tapis menurun dan terhisap
melalui screen karena vakum. Tahap pertama ini
disebut Washing of Cake.
b. Tahap Kedua : Setelah melalui pembasuhan, maka dimulai
proses pengeringan. Karena pengaruh vakum
sisa-sisa air dalam blotong akan terhisap. Tahap
ini disebut Drying of Cake.
76
b. Vakum pada RVF terutama pada pembentukan cake yang optimal 17.5
cmHg.
c. Putaran RVF antara 1 put / 3 menit sampai dengan 1 put / menit.
d. Jumlah air siraman ± 3 – 5 % tebu dan bentuk siraman dengan sistem
spray.
e. Suhu air siraman ± 700C
f. Kebuntuan atau kerusakan saringan