Professional Documents
Culture Documents
Asian Develoment Bank (ADB), Australia Agency for International Development (AusAID),
World Bank/Bank Dunia, Decentralized Basic Education (DBE-1) - United State Agency
for International Development (USAID)
Suplemen ..............................................................................................................................................153
Modul Perencanaan dan Penganggaran sekolah terbagi ke dalam perencanaan empat tahunan
sekolah/madrasah, yaitu dokumen Rencana Kerja Sekolah Empat Tahunan dan Rencana Anggaran
Jangka Menengah dan Rencana Kerja Tahunan dan RKAS/RAPBS.Tujuannya agar sekolah/madrasah
mampu menyusun program prioritas dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya
yang dimiliki guna mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah/madrasah yang telah ditetapkan.
Selain itu, melalui rencana kerja sekolah/madrasah yang baik diharapkan dapat menggalang
partisipasi warga dan masyarakat; memastikan keterkaitan antara perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan sekolah/madrasah; efisiensi dan efektifitas penggunaan dana; menjamin integrasi
perencanaan sekolah/madrasah yang sejalan dengan kebijakan pusat, provinsi, kota/kabupaten
dan aspirasi stakeholder lokal dan memperhatikan berbagai perkembangan yang terjadi.
Modul ini ditujukan bagi para pelatih (trainer) yang kemudian akan melatih para kepala sekolah,
bendahara sekolah dan wakil komite sekolah mengenai perencanaan dan anggaran sekolah yang
lebih baik.Terbagi ke dalam enam sesi yang disesuaikan dengan kondisi penyusunan rencana dan
anggaran sekolah yang ideal di sekolah, yaitu: sesi pertama merupakan pengantar penyusunan
RKS/M dan RKT; sesi kedua menjelaskan tentang identifikasi kondisi kinerja aktual sekolah
sebelum rencana disusun; sesi ketiga menjelaskan tentang kondisi apa yang diharapkan oleh
sekolah/madrasah; sesi keempat menguraikan tentang pentingnya penyusunan program, indikator
dan target kinerja yang tepat, penanggungjawab program dan kegiatan; sesi kelima memandu
peserta menyusun rencana anggaran sekolah/madrasah untuk jangka menengah dan sesi terakhir
menjelaskan tentang penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Sekolah/Madrasah dan penyusunan
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPBS/M) atau Rencana Kegiatan
Sekolah/Madrasah (RKAS).
Secara umum modul ini dapat digunakan dalam melakukan perencanaan jangka menengah dan
tahunan sekolah dan secara khusus merupakan pendukung dari pelaksanaan Program BOS yang
telah dimulai sejak tahun 2005. Karenanya format-format yang digunakan sebagian besar mengacu
pada format standar BOS serta peraturan perundangan yang berlaku. Melengkapi modul ini,
terdapat 2 modul lain yang meskipun berdiri sendiri namun isinya saling terkait dan mendukung
yaitu Modul Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah dan Modul Manajemen Keuangan Sekolah/Madrasah.
Dalam ketiga modul, format BOS merupakan acuan utama namun materi yang disajikan tidak
terbatas digunakan hanya untuk tujuan BOS semata melainkan keseluruhan perencanaan dan
pengelolaan keuangan sekolah/madrasah.
Guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal, modul ini dilengkapi dengan berbagai bahan
pendukung bagi pelatih seperti power point dan catatan pelatih, studi kasus, lembar kerja latihan,
panduan praktis peserta dan bahan-bahan pendukung lainnya. Selain itu juga diberikan Compact
Disk (CD) yang berisikan referensi bahan-bahan terkait dengan masing-masing sesi jika ingin
mengetahui lebih jauh materi-materi yang telah dijelaskan dalam modul.
Modul ini merupakan hasil kerjasama dari Kementerian Pendidikan Nasional dengan dukungan
beberapa mitra pembangunan, yaitu Asian Development Bank (ADB), Australia Agency for
International Development (AusAID), Bank Dunia (World bank) dan Project Decentralized
Basic Education (DBE-1) – United State Agency for International Development (USAID).
A. Tujuan
Setelah mengikuti seluruh sesi dalam modul ini peserta diharapkan mampu:
1. Memahami latar belakang, dasar hukum, prinsip-prinsip, alur dan proses penyusunan
RKS.
2. Mengidentifikasi dan menetapkan kondisi sekolah/madrasah saat ini.
3. Menentukan kondisi sekolah/madrasah yang diharapkan.
4. Menyusun program, kegiatan, dan indikator kinerja sekolah/madrasah.
5. Menyusun perencanaan kegiatan sekolah/madrasah jangka menengah yang partisipatif,
transparan dan tepat waktu.
6. Menyusun dokumen perencanaan sekolah/madrasah jangka pendek/tahunan (RKT dan
RKAS/RAPBS) yang partisipatif, transparan dan tepat waktu.
B. Strategi
A. Pengantar
Latar belakang, dasar hukum, prinsip-prinsip, alur dan proses penyusunan RKS/M dan
RKT merupakan pengetahuan dasar yang bersifat komprehensif, yang harus dipahami
oleh penyelenggara dan pengelola sekolah/madrasah sebelum melakukan penyusunan
RKS/M dan RKT. Penyusunan RKS/M dan RKT merupakan suatu hal yang amat penting
karena RKS/M dan RKT dapat dijadikan sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan
sekolah/madrasah, dasar untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengembangan
sekolah, serta bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumber daya
pendidikan yang diperlukan dalam pengembangan sekolah/madrasah.
Untuk itu, di samping RKS/M dan RKT harus mengacu kepada aturan perundangan yang
berlaku seperti Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah serta aturan lainnya
yang relevan, juga mengacu kepada prinsip-prinsip dasar dan proses penyusunan yang
telah ditetapkan, sehingga diharapkan proses penyusunan RKS/M dan RKT tersebut
menjadi lebih rasional, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan.
B. Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan:
1. Latar belakang penyusunan RKS/M dan RKT.
2. Dasar hukum penyusunan RKS/M dan RKT.
3. Prinsip-prinsip penyusunan RKS/M dan RKT.
4. Alur dan proses penyusunan RKS/M dan RKT.
C. Pokok Bahasan
1. Latar belakang penyusunan RKS/M dan RKT.
2. Dasar hukum penyusunan RKS/M dan RKT.
3. Prinsip-prinsip penyusunan RKS/M dan RKT.
4. Alur dan proses penyusunan RKS/M dan RKT.
D. Waktu
Alokasi waktu yang disediakan untuk sesi ini adalah 60 menit.
G. Strategi
Tahap 1. 1. Jelaskan kepada peserta tentang tujuan sesi ini. 5 menit PPt 1-2
Pendahulan 2. Tanyakan kepada peserta tentang harapan- LBB sesi 1
harapan mereka dengan adanya pelatihan ini
dan tuliskan harapan-harapan tersebut pada
kertas plano/white board.
Tahap 5. 1. Jelaskan kepada peserta tentang alur penyusunan 10 menit PPt 12-14
Langkah RKS/M dan RKT dari mulai persiapan sampai
Penyusunan dengan langkah terakhir.
RKS/M 2. Jelaskan secara singkat kepada peserta tentang
proses penyusunan RKS/M dan RKT, mulai dari
langkah pertama sampai dengan langkah
terakhir.
3. Jelaskan secara singkat tentang usulan
sistematika penyusunan dokumen RKS/M.
4. Jawablah pertanyaan dan komentar peserta tadi
sehingga mereka dapat memahami proses
penyusunan RKS/M dan RKT ini dengan baik.
H. Referensi
1. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
2. PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
3. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah.
Sesi 1
Pengantar
Penyusunan RKS/M dan RKT
Inti uraian:
Tahap yang perlu dilakukan pada sesi ini adalah sebagai berikut:
• Apa yang Anda harapkan setelah pelatihan RKS/M ini selesai? (tuliskan harapan-harapan
tersebut pada kerta plano secara cepat).
• Apa yang dimaksud dengan RKS/M? (tunjuk satu orang untuk memberikan jawaban terlebih
dahulu, yang lain kemudian bisa melengkapi).
• Apa tujuan penyusunan RKS/M? (tunjuk satu orang untuk memberikan jawaban terlebih
dahulu, yang lain kemudian bisa melengkapi).
2
Tujuan Sesi
Inti uraian:
• Pelatih menyebutkan satu persatu tujuan sesi pengantar yang diharapkan setelah sesi ini
dilalui untuk meningkatkan kompetensi peserta.
• Kata kunci dalam sesi pengantar ini adalah: latar belakang perlunya RKS/RKT, dasar hukum,
prinsip-prinsip penyusunan RKS/M dan RKT serta alur proses penyusunannya.
3
Pokok Bahasan
Inti uraian:
• Pokok bahasan menggambarkan konsep-konsep penting yang seharusnya dipahami oleh
peserta sebelum proses pembelajaran tentang langkah teknokratik penyusunan RKS/M dan
RKT dilaksanakan.
• Pokok bahasan memberikan uraian tentang konteks penyusunan rencana sekolah/madrasah,
aspek yuridis legal, strategi manajemen serta approach/pendekatan dalam penyusunannya.
Kebijikan MBS
Program BOS
Inti uraian:
Berbagai inisiatif program di tingkat nasional mensyaratkan sekolah/madrasah agar menyusun
dokumen perencanaan dan penganggaran sekolah antara lain:
• Program MBS adalah kebijakan nasional sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2007 pasal 49.
• Program Wajar adalah kebijakan nasional sesuai dengan PP No. 45 Tahun 2008 pasal 13
poin 1.
• Program BOS juga kebijakan nasional sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 pasal 34 ayat 2.
5
Pentingnya Penyusunan RKS/M
Inti uraian:
Sebelum ada program BOS, biaya operasional sekolah/madrasah yang diperoleh sekolah/
madrasah di bawah Rp 10 juta per tahun. Setelah ada program BOS, biaya operasional sekolah/
madrasah meningkat menjadi ratusan persen sehingga dibutuhkan keterampilan dan kebijakan
dalam membelanjakan dana tersebut. Untuk itu diperlukan perencanaan yang baik dalam
menentukan program/kegiatan sekolah/madrasah.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan kepada peserta tentang RKS/M menggunakan perspektif penting:
Input = kebijakan, sumber daya.
Proses = penyusunan program strategis, prioritisasi dan kelangkaan sumber daya.
Otput = dokumen yang dapat dijadikan acuan dan manajemen sekolah/madrasah.
Inti uraian:
Secara normatif terdapat 6 (enam) tujuan penting yang hendak dicapai melalui penyusunan
RKS/M oleh sekolah/madrasah. Pelatih meguraikan satu per satu tujuan tersebut sesuai dengan
nomor urut dalam power point tayangan.
Misalnya poin pertama, dijelaskan bahwa dalam RKS/M terdapat rangkaian program dan kegiatan
yang disusun untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah/madrasah. Demikian pula untuk poin
lainnya.
Inti uraian:
Secara normatif terdapat 6 (enam) tujuan penting yang hendak dicapai melalui penyusunan RKS/
M oleh sekolah/madrasah. Pelatih meguraikan satu per satu tujuan tersebut sesuai dengan nomor
urut dalam power point tayangan.
Mis. poin pertama, dijelaskan bahwa dalam RKS/M terdapat rangkaian program dan kegiatan
yang disusun untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah/madrasah. Demikian pula untuk poin
lainnya.
Latihan 1
Pemetaan Dasar Hukum RKS/M
Inti uraian:
• Perhatikan instruksi pelatih Latihan 1 dan lembar kerja peserta Latihan 1.
• Semaksimal mungkin lakukan sesi latihan sesuai dengan lembar isntruksi pelatih seperti yang
telah disediakan.
10
Dasar Hukum
Inti uraian:
• UU No. 20/2003 Pasal 51 Ayat 1: “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan
prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah”.
• PP No.19/2005 Pasal 53, ayat 1:“...bahwa setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana
kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan
pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun”.
• PP No.17 /2010 Pasal 51: “...... Kebijakan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
oleh satuan pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan dasar, dan satuan pendidikan
menengah dituangkan dalam:
- Rencana kerja tahunan satuan pendidikan;
- Anggaran pendapatan dan belanja tahunan satuan pendidikan;
- Peratuan satuan atau program pendidikan.
11
Prinsip-Prinsip Penyusunan RKS/M
Inti uraian:
• Terpadu mencakup perencanaan keseluruhan program yang akan dilaksanakan sekolah/
madrasah.
• Multi tahun, mencakup periode tahun perencanaan jangka menengah selama 4 tahun.
• Berbasis kinerja, setiap program dan kegiatan disertai dengan indikator dan target kinerja
serta menggunakan standar biaya dan standar analisis belanja.
• Multi sumber, mengindikasikan jumlah dan sumber dana masing-nasing program. Mis BOS,
APBD kabupaten/kota, sumbangan dari masyarakat atau sumber lainnya.
• Partisipatif, disusun oleh kepala sekolah/komite sekolah dan dewan pendidik dengan
melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.
• Sensitif terhadap isu gender, memperlakukan dengan adil seluruh peserta didik dan para
pemangku kepentingan pendidikan dan tidak ada diskriminasi berdasarkan gender.
• Responsif terhadap isu bencana, prioritas program untuk mengatasi bencana dan alokasi
anggaran.
PENYUSUNAN RKS/M
PENYETUJUAN,
PERSIAPAN • Pendahuluan.
PENGESAHAN DAN
• Pembentukan • Kondisi Sekolah/Madrasah
SOSIALISASI
(Tim Penyusun Saat Ini.
• Penyetujuan oleh rapat
RKS/M). • Kondisi Sekolah/Madrasah
dewan pendidik.
• Pembekalan/ yang Diharapkan.
• Pengesahan oleh pihak
Orientasi bagi • Program, Indikator Kinerja
berwenang.
Tim Penyusun dan Kegiatan.
• Sosialisasi kepada
RKS/M. • Rencana Anggaran
pemangku kepentingan.
Sekolah/Madrasah.
• RKT-RKAS/M.
Inti uraian:
• Pelatih menguraikan secara jelas gambaran utuh alur yang harus dilalui dalam penyusunan
RKS/M dimulai dari persiapan, pelaksanaan penyusunan, dan penyetujuan, pengesahan, serta
sosialisasi RKS/M.
• Aspek lainnya yang mendukung sukses penyusunan alur RKS/M adalah kesiapan organisasi,
kualitas sumber daya guru/tim penyusun, adanya SOP (standar operasional prosedur), jadwal
kegiatan yang detail dan output, penanggung jawab untuk setiap tahapan kegiatan.
13
Proses Penyusunan RKS/M
Hasil Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah atau hasil
Kesimpulan Profil Sekolah/Madrasah
Inti uraian:
Substansi utama yang sebaiknya tercakup dalam dokumen RKS/M direkomendasikan sebagai
berikut:
• Kondisi sekolah/madrasah saat ini (pencapaian kinerja sekolah/madrasah saat ini). Cara terbaik
agar sekolah/madrasah dapat memetakan kondisi pencapaiannya adalah dengan menggunakan
instrumen evaluasi diri sekolah/madrasah (school self asessment) atau profil sekolah.
• Menetapkan kondisi yang diinginkan. Merumuskan cita-cita dalam jangka menengah, secara
sengaja sekolah/madrasah menentukan target pencapaian pada periode waktu tertentu.
Sehingga manajemen sekolah/madrasah memiliki arah yang jelas dan tidak bersifat taken for
granted.
• Menetapkan program, indikator kinerja, kegiatan dan jadual kegiatan, untuk mencapai sasaran
strategis.
• Menyusun rencana anggaran sekolah/madrasah jangka menengah dan jangka tahunan.
14
Rekomendasi Sistematika
Penyusunan Dokumen RKS/M
Inti uraian:
Rekomendasi sistematika ini tidak bersifat rigid/kaku, sekolah/madrasah memiliki diskresi untuk
mementukan judul bab per bab dalam penyusunan dokumen RKS/M, sepanjang tetap
mengakomodasi muatan minimal yang disarankan. Muatan tersebut tercermin dalam poin 2, 3, 4
dan 5/6.
Tanya Jawab
dan
Kesimpulan
Inti uraian:
• Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya, berkomentar, berbagi pengalaman,
bahkan memperkaya uraian paparan sehingga peserta dapat memahami sesi yang disajikan
secara optimal.
• Berikan kesimpulan dan poin-poin penting yang harus diperhatikan oleh peserta agar
penyusunan RKS/M sesuai dengan tujuannya.
A. Instruksi Pelatih
Waktu 20 menit
Simpulan Pelatih memberikan catatan penting daftar dasar hukum yang harus
diperhatikan oleh peserta dalam penyusunan RKS/M.
Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003
Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005
Permendiknas
Nomor 19 Tahun 2007
Permendagri
Nomor 59 Tahun 2007
A. Instruksi Pelatih
Waktu 20 menit
Tahapan Kegiatan 1. Mintalah peserta untuk membagi diri dalam kelompok (5-6 orang);
2. Mintalah kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan
makna prinsip-prinsip penyusunan RKS/M, dan menuliskan hasil
diskusi tersebut pada kertas plano; (10’)
3. Mintalah salah seorang wakil kelompok untuk memaparkan hasil
diskusinya, dan minta peserta lain untuk menanggapinya dan
memberikan masukan; (5’)
4. Mintalah kelompok pemapar untuk membuat kesimpulan akhir
berdasarkan masukan-masukan tadi. (5’)
1 Terintegrasi/terpadu
2 Multi tahun
3 Multi sumber
4 Berbasis kinerja
5 Partisipatif
6 Sensitif gender
7 Responsif bencana
10
11
12
A. Latar belakang
Salah satu tujuan utama pemerintah Indonesia di bidang pendidikan adalah menuntaskan
Pendidikan Dasar 9 Tahun. Mulai dari Undang-Undang Dasar, Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional dan peraturan-peraturan yang ada saat ini telah menjadi bukti
keseriusan pemerintah untuk menyediakan pendidikan dasar bagi semua anak berumur 7
(tujuh) sampai dengan 15 (lima belas) tahun. Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian
Pendidikan Nasional telah memilih Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah (MBS) sebagai
salah satu strategi dalam mencapai tujuan pendidikan dasar tersebut.
Sebagai ujung tombak pelaksanaan program pendidikan dasar ini, program Wajib Belajar,
Penerapan MBS dan BOS harus ditanggapi secara positif sehingga penyelenggaraan pro-
gram pendidikan dasar dapat benar-benar direalisasikan, baik dari jumlah maupun mutu.
Untuk mencapai hal tersebut, tidak ada pilihan bagi sekolah/madrasah selain ’berpikir sebelum
bertindak’, melakukan perencanaan dengan baik dan teliti yang dituangkan dalam sebuah
’dokumen kunci’ yang bernama rencana kerja sekolah/madrasah (RKS/M dan RKT). Melalui
RKS/M dan RKT diharapkan dana yang tersedia dapat dibelanjakan secara bijaksana.
Penyusunan RKS/M dan RKT merupakan suatu hal yang sangat penting, karena RKS/M dan
RKT dapat digunakan sebagai:
a. Pedoman kerja (kerangka acuan) dalam mengembangkan sekolah/madrasah;
b. Dasar untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengembangan sekolah/
madrasah; dan
c. Bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumber daya pendidikan yang
diperlukan dalam pengembangan sekolah/madrasah.
Tujuan utama penyusunan RKS/M dan RKT adalah agar sekolah/madrasah mengetahui secara
pasti dan rinci tindakan-tindakan yang harus dilakukan sehingga tujuan, kewajiban, dan sasaran
pengembangan sekolah/madrasah dapat dicapai. RKS/M dan RKT, juga menjamin bahwa
semua program dan kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan sekolah/madrasah sudah
memperhitungkan harapan-harapan pemangku-kepentingan dan kondisi nyata sekolah/
madrasah. Karena itu, proses penyusunan RKS/M dan RKT harus melibatkan semua
pemangku kepentingan.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Bab VIII tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 53, ayat (1) dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar
rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah
satuan pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun. Demikian juga dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
Bagian Keenam, Pasal 51 dinyatakan sebagai berikut: “Kebijakan pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) oleh satuan pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan dasar, dan
satuan pendidikan menengah dituangkan dalam: a. rencana kerja tahunan satuan pendidikan;
b. anggaran pendapatan dan belanja tahunan satuan pendidikan; c. peratuan satuan atau
program pendidikan.
Lebih jauh, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 19 Tahun
1
UU Sistim Pendidikan Nasional No. 20/2003, Pasal 48 (1): Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan
pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
PENYUSUNAN RKS/M
PENYETUJUAN,
PERSIAPAN • Pendahuluan.
PENGESAHAN DAN
• Pembentukan • Kondisi Sekolah/Madrasah
SOSIALISASI
(Tim Penyusun Saat Ini.
• Penyetujuan oleh rapat
RKS/M). • Kondisi Sekolah/Madrasah
dewanpendidik
• Pembekalan/ yang Diharapkan.
• Pengesahan oleh pihak
Orientasi bagi • Program, Indikator Kinerja
berwenang
Tim Penyusun dan Kegiatan.
• Sosialisasi kepada
RKS/M. • Rencana Anggaran
pemangku kepentingan
Sekolah/Madrasah.
• RKT-RKAS/M.
Persiapan
Sebelum penyusunan RKS/M dan RKT dilakukan, Dewan Pendidik (kepala sekolah/madrasah
dan guru) bersama komite sekolah/madrasah membentuk tim penyusun RKS/M dan RKT
yang disebut tim penyusun RKS/M. Tugas utama tim penyusun RKS/M dan RKT ini adalah
menyusun RKS/M dan RKT. Pembentukan tim penyusun ini hendaknya dilakukan melalui
proses demokratis dengan mengedepankan musyawarah mufakat.
Setelah tim penyusun RKS/M dan RKT terbentuk, tim ini sebaiknya mengikuti pembekalan/
orientasi mengenai kebijakan-kebijakan pengembangan pendidikan dan penyusunan RKS/M dan
RKT. Kegiatan utama selama tahap pembekalan ini adalah membantu tim penyusun RKS/M dan
RKT untuk mengenal informasi pokok yang diperlukan dalam membuat perencanaan pendidikan.
Subyek yang dibahas adalah: peraturan dan perundang-undangan mengenai pendidikan dan
perlindungan anak, kebijakan pendanaan pendidikan, kebijakan peningkatan mutu dan perluasan
kesempatan memperoleh pendidikan, prioritas pendidikan tingkat kabupaten/kota, manajemen
berbasis sekolah/madrasah (MBS/M), pendekatan, strategi dan metode pembelajaran inovatif
seperti pembelajaran aktif, pembelajaran aktif-kreatif-efektif dan menyenangkan (PAKEM),
peranserta masyarakat dalam pendidikan, perencanaan pendidikan di sekolah/madrasah. Selain
itu juga dibahas penyusunan RKS/M dan RKT, peran dan fungsi masing-masing pemangku-
kepentingan dalam proses perencanaan. Kegiatan pembekalan ini bisa dalam bentuk kunjungan
ke sekolah/madrasah, pelatihan, atau pemberian informasi lainnya.
Tujuan melakukan evaluasi diri adalah untuk melihat gambaran yang jelas tentang situasi
sekolah/madrasah saat ini dan bila perlu, ada data kinerja pembanding dengan tahun-
tahun sebelumnya, dengan kinerja rata-rata sekolah/madrasah di kecamatan atau
kabupaten/kota di tempat sekolah/madrasah tersebut berada. Karena itu, evaluasi diri
sekolah/madrasah harus diisi dengan seksama dan seobjektif mungkin. Informasi yang
dihasilkan dari evaluasi diri sekolah/madrasah juga berguna untuk membantu para
pemangku kepentingan sekolah/madrasah untuk menyusun RKS/M dan RKT yang
didasarkan pada kondisi nyata sekolah/madrasah.
Dengan demikian, dalam menyusun RKS/M dan RKT ini, delapan Standar Nasional
Pendidikan dijadikan sebagai standar acuan yang harus dicapai oleh sekolah/madrasah
sesuai dengan kondisi sekolah yang bersangkutan.
Mengacu kepada Lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa
sekolah/madrasah merumuskan dan menetapkan serta mengembangkan visi, misi, dan tujuan
sekolah/madrasah. Penjelasan tentang visi, misi, dan tujun sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:
Visi Sekolah/Madrasah
Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan keadaan sekolah/madrasah yang diinginkan
di masa datang. Visi sekolah/madrasah dikembangkan sesuai dengan keinginan atau cita-cita
sekolah/madrasah dengan tetap berkepribadian Indonesia. Artinya visi suatu sekolah/madrasah
harus mengacu kepada kondisi lingkungan sekolah/madrasah dan daerah, namun juga harus
bermuatan nasionalisme. Hal ini untuk menghindari terjadinya kekeliruan bahwa sekolah/
madrasah sekolah/madrasah ’bebas’ menentukan visinya dan tidak terkait dengan kebijakan
pihak lain. Di samping itu, visi sekolah/madrasah juga harus mempertimbangkan potensi yang
dimiliki sekolah/madrasah dan harapan masyarakat sekolah/madrasah. Artinya jenis dan mutu
layanan pendidikan seperti apa yang diharapkan oleh orang tua dan masyarakat sekolah/
madrasah untuk mewujudkan harapan tersebut.
Misi Sekolah/Madrasah
Misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Jadi misi merupakan penjabaran visi
dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk
mewujudkan visi sekolah/madrasah. Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk
memenuhi tuntutan sekolah/madrasah yang dituangkan dalam visi dengan berbagai
indikatornya. Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan ’tindakan’ dan
bukan kalimat yang menunjukkan ’keadaan’ sebagaimana pada rumusan visi.
Tujuan Sekolah/Madrasah
Setelah visi dan misi dirumuskan, kemudian berdasarkan visi dan misi tersebut sekolah/
madrasah merumuskan tujuan sekolah/madrasah selama empat tahun ke depan menuju standar
pelayanan minimal (SPM) dan atau standar nasional pendidikan (SNP). Dengan demikian,
tujuan sekolah/madrasah pada dasarnya adalah langkah untuk mewujudkan visi sekolah/
madrasah yang telah dicanangkan.
Pertanyaan kunci yang harus dijawab dalam menetapkan kondisi sekolah/madrasah yang
diharapkan pemangku kepentingan adalah: Seperti apa seharusnya sekolah/madrasah ini empat
tahun mendatang? Atau apa yang dianggap penting oleh pemangku kepentingan dan yang
menjadi perhatian mereka dalam kinerja sekolah/madrasah?
Program adalah upaya untuk mencapai sasaran. Program ini bisa dilaksanakan oleh pihak
sekolah/madrasah maupun pihak lain, misalnya dengan melibatkan komite sekolah/madrasah
atau warga masyarakat yang lebih luas. Supaya terarah, program sebaiknya dikelompokkan
sesuai dengan kategori program BOS 2010.
Setelah program dan kegiatan dirumuskan, kegiatan selanjutnya adalah menyusun Rencana
Pembiayaan Jangka Menengah untuk melaksanakan program dan kegiatan tersebut.
Dalam menyusun rencana anggaran sekolah/madrasah ini ada 3 (tiga) langkah yang harus
dilakukan:
a. Menyusun Rencana Biaya Sekolah/madrasah
Setelah rincian program dan kegiatan dirumuskan, maka sekolah/madrasah harus
menerjemahkannya ke dalam rencana biaya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapa
biaya yang diperlukan untuk melaksanakan program/kegiatan tersebut. Apakah sekolah/
madrasah cukup memiliki dana, dan dari mana dana tersebut diperoleh?
Misalnya untuk kegiatan pelatihan: Satuan apa yang dipakai untuk menentukan biaya
satuan? Apabila jumlah orang, maka kita harus membuat analisis harga satuan per orang,
sehingga harga satuan tersebut perlu ditentukan/dihitung berdasarkan biaya pelatihan
dengan menggunakan jumlah orang sebagai dasar.
RKAS/M dibuat untuk satu tahun ajaran yang terdiri atas pendapatan dan belanja
(pengeluaran). RKAS/M mencakup semua biaya pendanaan dan belanja tahunan,
khususnya untuk satu tahun anggaran yang akan datang. Pendanaan yang dicantumkan
di RKAS/M hanya mencakup pendapatan dalam bentuk uang yang akan diterima
dan dikelola oleh sekolah/madrasah.
A. Pengantar
Dalam menentukan kondisi saat ini, sekolah/madrasah perlu melakukan evaluasi diri (self-
evaluation) atau mengisi format profil sekolah/madrasah. Dari instrumen tersebut akan
diperoleh rekomendasi-rekomendasi atau kesimpulan-kesimpulan profil yang perlu
ditindaklanjuti untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah/madrasah. Evaluasi diri
sekolah (EDS) atau profil sekolah/madrasah adalah alat evaluasi yang dirancang untuk
melihat gambaran yang jelas tentang situasi sekolah/madrasah saat ini. Karena itu, evaluasi
diri atau profil sekolah/madrasah harus diisi dengan seksama dan seobjektif mungkin.
Informasi yang dihasilkan dari evaluasi diri atau profil sekolah/madrasah diharapkan
berguna dalam membantu para pemangku kepentingan sekolah/madrasah untuk menyusun
RKS/M yang didasarkan pada kondisi nyata sekolah/madrasah (RKS/M berbasis data).
B. Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menentukan kondisi sekolah/
madrasah saat ini, dengan jalan:
1. Mengidentifikasi seluruh rekomendasi hasil evaluasi diri sekolah (EDS);
2. Mengelompokan seluruh rekomendasi atau kesimpulan profil sekolah/madrasah
berdasarkan kategori program BOS 2010
3. Memilih rekomendasi hasil evaluasi diri atau kesimpulan profil sekolah/madrasah
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah dengan menggunakan skala
prioritas.
C. Pokok Bahasan
1. Mengidentifikasi seluruh rekomendasi hasil evaluasi diri sekolah/madrasah atau
kesimpulan profil sekolah/madrasah.
2. Mengelompokkan seluruh rekomendasi hasil evaluasi diri sekolah/madrasah atau
kesimpulan profil sekolah/madrasah berdasarkan kategori program BOS 2010.
3. Memilih rekomendasi hasil evaluasi diri atau kesimpulan profil sekolah/madrasah
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah dengan menggunakan skala
prioritas.
E.Metode
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi kelompok.
Tahap 1. 1. Menjelaskan tujuan sesi ini, dan harapan-harapan 5 menit PPt 1-3
Pendahuluan yang bisa dicapai oleh peserta. LBB 1
2. Menjelaskan kepada peserta, ‘diasumsikan bahwa
evaluasi diri telah dilakukan dan/atau profil
sekolah/madrasah per tabel sudah disimpulkan;
serta telah menghasilkan rekomendasi dan
kesimpulan yang harus ditindaklanjuti.
3. Tanyakan kepada peserta apa yang harus
dilakukan sekarang pada sesi ini?
Tahap 3. 1. Jelaskan kepada peserta tentang kriteria pemilihan 30 menit PPt 8-11
Kriteria Seleksi “rekomendasi hasil evaluasi diri dan kesimpulan Latihan 2 Sesi 2
Rekomendasi profil sekolah/madrasah” untuk menentukan skala
Hasil EDS atau prioritas.
Kesimpulan 2. Jelaskan kepada peserta cara-cara memilih
Profil Sekolah “rekomendasi hasil evaluasi diri dan/atau
kesimpulan profil sekolah/madrasah” berdasarkan
kriteria di atas untuk menentukan skala prioritas.
3. Perhatikan dan pastikan peserta bekerja
menggunakan Tabel 2, dan mintalah kepada
mereka untuk mencoba mengisi tabel tersebut.
4. Mintalah kepada salah seorang peserta untuk
memaparkan hasil kerjanya.
H. Referensi
1. PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
2. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
3. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Peraturan perundangan lainnya yang relevan.
Sesi 2
Menentukan Kondisi
Sekolah/Madrasah Saat Ini
Inti uraian:
Tahapan ini amat erat kaitannya dengan hasil evaluasi diri sekolah/madrasah.
Dalam menyusun RKS/M, tahap pertama yang harus dilakukan adalah melakukan evaluasi diri
sekolah/madrasah. Kemudian dilanjutkan dengan tahap menentukan kondisi sekolah/madrasah
saat ini, dst.
2
Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta akan mampu menentukan kondisi sekolah/
madrasah saat ini, dengan:
• Mengidentifikasi dan mengelompokkan rekomendasi hasil EDS/M atau
kesimpulan profil sekolah/madrasah didasarkan pada kategori program BOS
2010;
• Memilih rekomendasi hasil EDS/M atau kesimpulan profil sekolah/madrasah:
- Sesuai dengan kebutuhan
- Menggunakan skala prioritas.
Inti uraian:
Dengan berasumsi bahwa evaluasi diri telah dilakukan dan/atau profil sekolah/madrasah sudah
disimpulkan serta harus ditindaklanjuti, maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan identifikasi
dan pengelompokan rekomendasi hasil EDS/kesimpulan profil sekolah/madrasah sesuai dengan
kategori program BOS 2010, dan seterusnya.
3
Pokok Bahasan
Inti uraian:
Pengelompokan rekomendasi hasil EDS/kesimpulan profil sekolah/madrasah sesuai dengan
kategori program BOS 2010.
Inti uraian: Pelatih menjelaskan tentang cara mengidentifikasi seluruh rekomendasi hasil EDS/
kesimpulan profil sekolah/madrasah, memberikan contoh cara mengelompokkannya sesuai
dengan kategori program BOS 2010, cara mengisi Tabel 1, dan seterusnya.
Langkah ......(lanjutan)
Inti uraian: Pelatih menjelaskan tentang cara mengidentifikasi seluruh rekomendasi hasil EDS/
kesimpulan profil sekolah/madrasah, memberikan contoh cara mengelompokkannya sesuai
dengan kategori program BOS 2010, cara mengisi Tabel 1, dan seterusnya.
Inti uraian: Nama-nama kategori program BOS 2010 serta contoh-contoh rekomendasi hasil
EDS/kesimpulan profil sekolah/madrasah yang diambil dari RKS/M sebuah sekolah/madrasah.
Latihan 1 Sesi 2
Mengisi Tabel 1
Inti uraian: Pelatih memberikan arahan bagaimana mengisi tabel ini sesuai dengan petunjuk latihan
peserta.
Inti uraian: Kriteria ini adalah bersifat rekomendasi, dan tidak diberlakukan secara mutlak.Apabila
sekolah/madrasah memiliki kriteria lain, silahkan dimasukkan sepanjang kriteria tersebut
merupakan hasil rasional, objektif dan bisa dipertanggungjawabkan serta mendukung pencapaian
kinerja pendidikan seperti yang telah ditetapkan.
Latihan 2 Sesi 2
Mengisi Tabel 2
Inti uraian: Pelatih memberikan bimbingan tentang cara pemilihan rekomendasi hasil EDS/
kesimpulan profil sekolah/madrasah tersebut sehingga peserta benar-benar terampil
melakukannya.
Menyadari akan banyaknya rekomendasi/simpulan profil yang dihasilkan EDS di satu sisi, di sisi
lain karena keterbatasan sumber daya, dana, waktu, dan sarana dan prasarana sekolah/madrasah,
maka penting dilakukan pemilihan tersebut.
Tanya Jawab
dan
Kesimpulan
Inti uraian: Sebelum membuat kesimpulan sesi, beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya
tentang materi yang telah disampaikan.
A. Instruksi Pelatih
Waktu 10 menit
Simpulan
Kategori Program BOS 2010 Hasil EDS dan Kesimpulan Profil Sekolah/Madrasah
A. Instruksi Pelatih
Waktu 15 menit
Simpulan
No Kriteria Ya/Tidak
1 Program rekomendasi mendukung pemenuhan SPM
1. Pengembangan Kompetensi
Lulusan (akademik/nonakademik)
2. Pengembangan Kurikulum/KTSP
3. Pengembangan Proses
Pembelajaran
8. Pembinaan Kesiswaan/
Ekstrakurikuler
No Kriteria Ya/tidak
1. Pengembangan Kompetensi
Lulusan (akademik/
nonakademik)
2. Pengembangan Kurikulum/KTSP
3. Pengembangan Proses
Pembelajaran
7. Pengembangan Manajemen
Sekolah
8. Pembinaan Kesiswaan/
Ekstrakurikuler
A. Pengantar
Visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah/madrasah merupakan aspek yang saling terkait satu
sama lain dalam menentukan kondisi sekolah/madrasah yang diharapkan. Sasaran kegiatan
yang dirumuskan haruslah didasarkan kepada tujuan sekolah/madrasah yang telah
ditetapkan secara bersama. Demikian juga tujuan sekolah/madrasah yang dibuat harus
didasarkan kepada visi dan misi yang telah dirumuskan oleh sekolah/madrasah dengan
para pemangku kepentingan.
Dalam sesi ini dibahas bagaimana visi, misi, tujuan, dan sasaran kegiatan sekolah/madrasah
yang baik dirumuskan, siapa saja yang terlibat, dan bagaimana proses penyusunannya
sehingga bisa diterima oleh semua kalangan dan bisa dilaksanakan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan.
B. Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan cara:
1. Merumuskan visi sekolah/madrasah.
2. Merumuskan misi sekolah/madrasah.
3. Merumuskan tujuan sekolah/madrasah.
4. Menentukan sasaran kegiatan sekolah/madrasah.
C. Pokok Bahasan
1. Perumusan visi sekolah/madrasah.
2. Perumusan misi sekolah/madrasah.
3. Perumusan tujuan sekolah/madrasah.
4. Penentuan sasaran kegiatan sekolah/madrasah.
D. Waktu
Waktu yang tersedia untuk sesi ini adalah 90 menit.
E. Metode
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi kelompok.
4. Latihan.
G. Strategi
Tahap 2. 1. Membagi peserta menjadi beberapa kelompok kecil 20 menit • PPt 4-10
Perumusan Visi antara 4-5 orang, kemudian bagikan kertas plano • Latihan 1
Sekolah/ kepada masing-masing kelompok. Sesi 3
Madrasah 2. Mintalah kepada masing-masing kelompok untuk
mendiskusikan visi sekolah/madrasah beserta
contohnya, dan tuliskan hasil diskusi tersebut pada
kertas plano.
3. Mintalah kepada salah satu wakil masing-masing
kelompok untuk memaparkan hasil diskusi
kelompok tersebut di depan kelas, dan mintalah
peserta lain untuk menanggapi serta memberikan
masukan.
4. Kelompok pemapar menuliskan masukan-masukan
dari kelompok lain untuk perbaikan visi sekolah/
madrasah yang telah dipaparkan tadi.
5. Berikan ulasan tentang rumusan visi yang sesuai
dengan aturan yang ada sehingga peserta
memahami konsep visi sekolah/madrasah dengan
benar.
Tahap 3. 1. Masih dengan kelompok yang sama, mintalah 20 menit • PPt 11-15
Perumusan Misi kelompok untuk mendiskusikan misi sekolah/ • LBB
Sekolah/ madrasah beserta contohnya. dan tuliskan hasil • Latihan 1
madrasah diskusi kelompok tersebut pada kertas plano atau Sesi 3
gunakan bahan yang ada di tempat.
2. Mintalah kepada salah satu wakil masing-masing
kelompok untuk memaparkan hasil diskusi
kelompok tersebut di depan kelas, dan dimintalah
peserta lain untuk menanggapi serta memberikan
masukan.
Tahap 4. 1. Masih dengan kelompok yang sama, mintalah 20 menit • PPt 16-20
Perumusan kelompok untuk mendiskusikan tujuan sekolah/ • LBB
Tujuan Sekolah/ madrasah beserta contohnya, dan tuliskan hasil • Latihan 1
Madrasah diskusi kelompok tersebut pada kertas plano. Sesi 3
2. Mintalah kepada salah satu wakil masing-masing
kelompok untuk memaparkan hasil diskusi
kelompok tersebut di depan kelas, dan dimintalah
peserta lain untuk menanggapi serta memberikan
masukan.
3. Kelompok pemapar menuliskan masukan-masukan
dari kelompok lain untuk perbaikan tujuan
sekolah/madrasah yang telah dipaparkan tadi.
4. Berikan ulasan tentang rumusan tujuan yang
sesuai dengan aturan yang ada sehingga peserta
memahami konsep tujuan sekolah/madrasah
dengan benar.
Tahap 5. 1. Masih dengan kelompok yang sama, mintalah 20 menit • PPt 21-23
Perumusan kelompok untuk mendiskusikan sasaran kegiatan • LBB
Sasaran Kegiatan sekolah/madrasah beserta contohnya, dan tuliskan • Latihan 1
Sekolah/ hasil diskusi kelompok tersebut pada kertas plano. Sesi 3
Madrasah 2. Mintalah kepada salah satu wakil masing-masing
kelompok untuk memaparkan hasil diskusi
kelompok tersebut di depan kelas, dan mintalah
peserta lain untuk menanggapi serta memberikan
masukan.
3. Kelompok pemapar menuliskan masukan-masukan
dari kelompok lain untuk perbaikan sasaran
kegiatan sekolah/madrasah yang telah dipaparkan
tadi.
4. Berikan ulasan tentang rumusan sasaran kegiatan
sekolah/madrasah yang sesuai dengan aturan yang
ada sehingga peserta memahami konsep sasaran
kegiatan sekolah/madrasah dengan benar.
Tahap 8. Tutup sesi ini dengan beberapa kesimpulan hasil 5 menit • PPt 24
Penutup diskusi yang telah dilakukan.
H. Referensi
1. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan.
3. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Peraturan perundang-undangan lainnya yang relevan.
Sesi 3
Inti uraian: Jelaskan kepada peserta bahwa substansi kondisi yang diharapkan di masa depan
merupakan tema penting berikutnya setelah pembahasan tentang kondisi sekolah/madrasah
hari ini.
2
Tujuan Sesi
Inti uraian:
• Terdapat 6 elemen penting dalam menentukan kondisi masa depan sekolah/madrasah, antara
lain visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan.
• Dalam sesi 3 ini akan di bahas empat elemen penting terlebih dahulu. Sedangkan program
dan kegiatan akan dibahas pada sesi berikutnya.
Pokok Bahasan
Inti uraian:
• Kemampuan dalam merumuskan visi sekolah/madrasah yang baik sesuai dengan kriteria.
• Kemampuan dalam menyusun dan merumuskan misi sekolah/madrasah yang baik sesuai
dengan kriteria.
• Kemampuan dalam menyusun dan merumuskan tujuan sekolah/madrasah yang baik sesuai
dengan kriteria.
• Kemampuan dalam menyusun dan menrumuskan sasaran sekolah/madrasah yang baik sesuai
dengan kriteria.
Inti uraian:
• Pertama, jelaskan gambaran kinerja yang akan dicapai oleh sekolah/madrasah sesuai dengan
harapan pemangku kepentingan (Lihat poin 1 dan 2).
• Kedua, berdasarkan kinerja tahun-tahun sebelumnya, identifikasi apakah persoalan dan
tantangan utama yang ingin diwujudkan oleh pemangku kepentingan dalam empat tahun
mendatang.
5
Langkah Menentukan Kondisi
Sekolah/Madrasah yang Diharapkan
Inti uraian:
• Terdapat empat langkah utama (cukup jelas).
• Urutan menunjukkan mana elemen yang disusun terlebih dahulu baru diikuti elemen
berikutnya.
6
Apakah Visi Sekolah/Madrasah Itu?
Inti uraian:
• Gambaran keadaan yang dicita-citakan akan terwujud/tercipta pada periode waktu 4 tahun
yang akan datang.
• Rumusan/gambaran/wujud cita-cita sekolah/madrasah dimaksud, sebaiknya mempertim-
bangkan kondisi lingkungan internal dan eksternal, antara lain:
o Lingkungan internal:
• Kekuatan dan kelemahan sekolah/madrasah.
• Harapan pemangku kepentingan sekolah/madrasah.
o Lingkungan eksternal:
• Kondisi lingkungan daerah.
• Tujuan pendidikan dasar dan nasional.
• Persaingan global yang terus berubah.
Inti uraian: Cukup jelas, selanjutnya dapat dibaca lebih lengkap dalam Permendiknas Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
8
Rumusan Visi .......(lanjutan)
4. Diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/
madrasah dengan memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah.
5. Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan.
6. Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan
dan tantangan di masyarakat.
Inti uraian: Cukup jelas, selanjutnya dapat dibaca lebih lengkap dalam Permendiknas Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Inti uraian: Pelatih menyebutkan 8 kriteria visi yang baik dan memberikan contoh untuk setiap
kriteria, agar peserta dapat memahami secara konkrit dan dapat menerapkannya di sekolah/
madrasah masing-masing.
10
Contoh Rumusan Visi Sekolah:
Inti uraian:
• Sekolah/madrasah dapat mengembangkan rumusan visi yang baik sesuai dengan kriteria dan
kondisi lingkungan sebagaimana telah dijelaskan dalam paparan sebelumnya.
• Pelatih dapat meminta peserta untuk menyebutkan asal sekolah/madrasahnya dan
menyebutkan visi yang telah disusun selama ini serta gambaran perubahannya setelah
mengikuti uraian tentang visi.
• Pelatih dapat menambahkan contoh-contoh visi lainnya untuk memperkaya peserta dalam
contoh visi yang konkrit.
11
Merumuskan Misi
Inti uraian:
• Terdapat 3 kriteria penting yang sebaiknya dipahami oleh peserta. Jelaskan dan bila diperlukan
berikan contoh-contohnya.
• Yang dimaksud bentuk layanan utama adalah tugas pokok dan fungsi sekolah/madrasah dalam
melayani para pemangku kepentingan. Hal ini biasanya tercermin dalam bidang layanan struktur
organisasi sekolah/madrasah.
• Kalimat tindakan, biasanya dirumuskan dimulai dengan kata kerja, bukan kata benda atau
dibendakan seperti dalam penyusunan visi. Kalimat tindakan misalnya: meningkatkan,
mewujudkan, menyediakan, dll.
Inti uraian: Cukup jelas, selanjutnya dapat dibaca lebih lengkap dalam Permendiknas Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
13
Rumusan Misi........(lanjutan)
6. Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengem-bangan kegiatan satuan-
satuan unit sekolah/madrasah yang terlibat.
7. Dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan
termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan
pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah.
8. Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan.
9. Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan
dan tantangan di masyarakat.
Inti uraian: Cukup jelas, selanjutnya dapat dibaca lebih lengkap dalam Permendiknas Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Inti uraian:
1. Sekolah/madrasah dapat mengembangkan rumusan misi yang baik sesuai dengan konteks
layanan utama/tupoksinya.
2. Pelatih dapat meminta peserta untuk menyebutkan asal sekolah/madrasahnya dan
menyebutkan misi yang telah disusun selama ini serta gambaran perubahannya setelah
mengikuti uraian tentang misi.
3. Pelatih dapat menambahkan contoh-contoh visi lainnya untuk memperkaya peserta dalam
contoh misi yang konkrit.
15
Contoh Rumusan........(lanjutan)
4. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif dan daya saing
yang sehat kepada seluruh warga sekolah/madrasah baik prestasi
akademik maupun non akademik.
5. Menata lingkungan sekolah/madrasah yang bersih, sehat, dan indah.
6. Mendorong, membantu dan memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan, bakat, dan minatnya sehingga dapat
dikembangkan secara lebih optimal dan memiliki daya saing yang
tinggi.
Inti uraian:
1. Sekolah/madrasah dapat mengembangkan rumusan misi yang baik sesuai dengan konteks
layanan utama/tupoksinya.
2. Pelatih dapat meminta peserta untuk menyebutkan asal sekolah/madrasahnya dan
menyebutkan misi yang telah disusun selama ini serta gambaran perubahannya setelah
mengikuti uraian tentang misi.
3. Pelatih dapat menambahkan contoh-contoh visi lainnya untuk memperkaya peserta dalam
contoh misi yang konkrit.
16
Merumuskan Tujuan
Inti uraian:
1. Tujuan sekolah/madrasah pada dasarnya adalah langkah/tindakan untuk mewujudkan misi
agar sekolah/madrasah mencapai kualitas layanan dengan standar kualitas tertentu.
2. Rekomendasi template penyusunan tujuan dapat diberikan sebagai berikut:
• Tujuan diselenggarakannya misi.....agara sekolah/madrasah menjadi.........sehingga........
Inti uraian: Cukup jelas, selanjutnya dapat dibaca lebih lengkap dalam Permendiknas Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
18
Rumusan Tujuan ..............(lanjutan)
Inti uraian: Cukup jelas, selanjutnya dapat dibaca lebih lengkap dalam Permendiknas Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Inti uraian:
• Sekolah/madrasah dapat mengembangkan rumusan tujuan yang baik sesuai dengan konteks
layanan utama/tupoksinya
• Pelatih dapat meminta peserta untuk menyebutkan asal sekolah/madrasahnya dan
menyebutkan salah satu tujuan dalam RKS/M saat ini yang mengacu kepada misi dan gambaran
perubahannya setelah mengikuti uraian tentang misi.
• Pelatih dapat menambahkan contoh-contoh tujuan lainnya untuk memperkaya peserta dalam
contoh tujuan yang konkrit.
20
Contoh Tujuan Tahap II (2014 – 2017)
1. Mewujudkan tim olimpiade matematika, sains dan KIR yang mampu bersaing
di tingkat nasional.
2. Meningkatkan jumlah sarana dan prasarana serta pemanfaatannya yang
mendukung peningkatan prestasi akademik dan non akademik.
3. Meningkatkan jumlah peserta didik yang menguasai bahasa Inggris dan Arab
secara aktif.
4. Mewujudkan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang diperhitungkan oleh
masyarakat kabupaten pada khususnya dan provinsi pada umumnya.
5. Mewujudkan sekolah ini sebagai sekolah rujukan di tingkat kabupaten/kota
dan provinsi.
Inti uraian:
• Sekolah/madrasah dapat mengembangkan rumusan tujuan yang baik sesuai dengan konteks
layanan utama/ tupoksinya
• Pelatih dapat meminta peserta untuk menyebutkan asal sekolah/madrasahnya dan
menyebutkan salah satu tujuan dalam RKS/M-nya saat ini yang mengacu kepada misi dan
gambaran perubahannya setelah mengikuti uraian tentang misi.
• Pelatih dapat menambahkan contoh-contoh tujuan lainnya untuk memperkaya peserta dalam
contoh tujuan yang konkrit.
21
Menentukan Sasaran
Inti uraian:
• Berbeda dengan 3 elemen sebelumnya penyusunan sasaran diharapkan tidak lagi bersifat
kualitatif akan tetapi kuantitatif.
• Secara hirarki sasaran disusun untuk mewujudkan tujuan sekolah/madrasah yang ada.
• Penyusunan sasaran penting adanya agar program dan kegiatan dapat disusun secara lebih
baik.
• Format penyusunan sasaran yang baik menggunakan pola SMART.
- Specifik, jelas untuk fokus pada layanan tertentu.
- Measurable/terukur; dituliskan berupa jumlah, rasio maupun % yang akan dicapai.
- Achievable, dapat dicapai menggunakan sumber daya yang tersedia.
- Realistic, wajar sesuai dengan trend pencapaian selama 5 tahun terakhir.
- Timebound, terdapat kerangka waktu yang jelas dalam 4 tahun pelajaran/4 tahun anggaran.
Inti uraian:
• Uraikan dan jelaskan 5 tahapan utama langkah praktis dalam menyusun dan menentukan
sasaran.
• Informasi lebih lanjut, pelatih dapat membaca lembar bahan bacaan Sesi 3 Modul 2 pembahasan
Menyusun dan Menentukan Sasaran.
23
Contoh Sasaran
Inti uraian:
• Sekolah/madrasah dapat mengembangkan rumusan sasaran yang baik sesuai dengan tujuan
sekolah/madrasah.
• Pelatih dapat meminta peserta untuk menyebutkan asal sekolah/madrasahnya dan
menyebutkan salah satu sasaran sekolah/madrasah dalam eksisting RKS/M-nya dan gambaran
perubahannya setelah mengikuti uraian tentang sasaran.
• Pelatih dapat menambahkan contoh-contoh sasaran lainnya untuk memperkaya peserta dalam
contoh penyusunan sasaran secara konkrit.
24
Inti uraian:
• Kesimpulan memberikan catatan penting pokok-pokok persoalan sekaligus tantangan dalam
menyusun visi-misi-tujuan-sasaran.
• Pelatih mengkonfirmasi balik kepada peserta dengan menanyakan apakah tujuan sesi ini
telah dicapai?
A. Instruksi Pelatih
Waktu 60 menit
Simpulan
No Elemen Pernyataan
1 Visi
2 Misi
3 Tujuan
4 Sasaran
Setelah menentukan kondisi sekolah/madrasah saat ini, langkah berikut yang harus dilakukan
adalah menentukan kondisi sekolah/madrasah yang diharapkan. Untuk menentukan kondisi
sekolah/madrasah yang diharapkan, ada 4 (empat) langkah yang harus dilakukan oleh penyusun
RKS/M, yaitu: (1) merumuskan visi sekolah/madrasah, (2) merumuskan misi sekolah/madrasah,
(3) merumuskan tujuan sekolah/madrasah, dan (4) menentukan sasaran kegiatan sekolah/
madrasah.
Berikut ini penjelasan mengenai bagaimana cara merumuskan visi, misi, tujuan, dan sasaran
kegiatan sekolah/madrasah.
Dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan bahwa visi sekolah/madrasah:
1. Dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan pada masa yang akan datang.
2. Mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan.
3. Dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah/madrasah dan pihak-pihak
yang berkepentingan selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional.
4. Diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah
dengan memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah.
5. Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan.
6. Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangan di masyarakat.
Indikator-indikatornya adalah:
1. Menjadikan ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama sebagai pandangan hidup, sikap hidup, dan
keterampilan hidup dalam kehidupan sehari-hari.
2. Memiliki daya saing yang tinggi dalam mencapai prestasi UN.
3. Memiliki daya saing dalam memasuki sekolah/madrasah dan perguruan tinggi yang baik.
4. Memiliki daya saing dalam olimpiade matematika, sain, dan KIR pada tingkat lokal, nasional,
dan internasional.
5. Memiliki daya saing dalam prestasi ICT.
6. Memiliki daya saing dalam prestasi seni dan olahraga.
7. Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan
8. Memiliki kemandirian, kemampuan beradaptasi, dan survive di lingkungannya.
9. Memiliki lingkungan sekolah/madrasah yang aman, nyaman, dan kondusif untuk belajar.
Bertolak dari visi dan indikator-indikator tersebut di atas, maka contoh rumusan misi adalah
sebagai berikut:
1. Menumbuhkembangkan sikap, perilaku, dan amaliah yang berlandaskan agama (Islam) di
sekolah/madrasah.
2. Menumbuhkan semangat belajar agama Islam.
3. Melaksanakan bimbingan dan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menarik sehingga
peserta didik berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang mereka miliki.
4. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif dan daya saing yang sehat kepada
seluruh warga sekolah/madrasah baik prestasi akademik maupun non akademik.
5. Menata lingkungan sekolah/madrsah yang bersih, sehat, dan indah.
6. Mendorong, membantu dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan, bakat, dan minatnya sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal dan
memiliki daya saing yang tinggi.
7. Mengembangkan life skills dalam setiap aktivitas pendidikan.
8. Mengembangkan sikap kepekaan terhadap lingkungan.
9. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah/madrasah,
komite sekolah/madrasah, dan para pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan.
10. Mewujudkan sekolah/madrasah sebagai lembaga pendidikan yang memperoleh
kepercayaan dari masyarakat.
Visi dan misi sekolah/madrasah terkait dengan jangka waktu yang panjang, bisa antara
10 – 15 tahun; sedangkan tujuan sekolah/madrasah dikaitkan dengan jangka waktu menengah
dan pendek (1-4 tahun). Dengan demikian, tujuan sekolah/madrasah dapat berwujud sebagian
Berikut ini adalah tabel untuk membantu merumuskan harapan pemangku kepentingan
sekolah/madrasah.
1 2 3 4
Berikut ini contoh rumusan kesimpulan profil, harapan pemangku kepentingan, tantangan,
dan tantangan utama (prioritas).
1
Manual MBE juga menyebutnya Tantangan. Sedangkan buku “Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah” yang
diterbitkan oleh Direktorat PLP (untuk selanjutnya disebut Buku MBS), menyebutnya “Tantangan Nyata”
1 2 3 4 4
Setelah menentukan tantangan utama (prioritas), yang harus dilakukan kemudian adalah
menganalisis pemecahan tantangan utama tersebut. Untuk itu, ada dua langkah yang harus
dilakukan, yaitu: (1) menentukan penyebab utama tantangan, dan (2) menetapkan alternatif
pemecahan tantangan.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa sasaran adalah tantangan utama yang akan dicapai
sekolah/madrasah dalam waktu empat tahun ke depan. Penetapan sasaran sekolah/madrasah ini
bertujuan untuk dijadikan pedoman dalam menyusunan program dan kegiatan yang akan dilakukan
dalam waktu tertentu guna merealisasikan alternatif pemecahan tantangan yang telah dirumuskan.
Penentuan sasaran yang baik, di samping harus mengacu kepada visi, misi, dan tujuan sekolah/
madrasah yang telah ditetapkan, juga harus memperhatikan tiga hal, yaitu: 1) realistis, 2) dapat
diukur, dan 3) spesifik.
a. Penentuan sasaran yang realistis, misalnya tantangan nilai rata-rata UN mata pelajaran
matematika peserta didik sebesar 1,51 (dari harapan 8 dan kenyataan 6,49). Keputusan
menentukan sasaran sebesar 1,51 (satu koma lima satu) harus menimbang dengan matang
terutama tingkat kesiapan sekolah/madrasah dan faktor-faktor pendukung lainnya;
b. Rumusan sasaran baik secara kualitatif ataupun kuantitatif harus dapat diukur;
c. Sasaran harus dirumuskan secara spesifik. Misalnya: nilai rata-rata UN mata pelajaran
matematika naik sebesar 1,51 pada tahun berapa dalam periode pelakasanaan RKS/M .
2
Menaikkan rata-rata nilai UN IPA sebesar 1,26 Nilai rata-rata UN IPA naik sebesar 1,26
(dari 6,74 menjadi 8). (dari 6,74 menjadi 8).
Mendaftar Penyebab Tantangan. Untuk ini, pertama perlu diidentifikasi semua hal yang
mungkin terkait dengan adanya tantangan. Kemudian mendaftarnya satu persatu apakah hal
tersebut berpengaruh cukup kuat terhadap terjadinya tantangan.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendaftar penyebab tantangan antara lain:
• Kaitan langsung antara penyebab dengan tantangan (semakin langsung keterkaitannya
semakin tinggi prioritasnya);
• Kaitan dengan sumber daya yang perlu disediakan (semakin sedikit sumber daya yang
diperlukan tetapi besar pengaruhnya pada penanganan tantangan, maka semakin tinggi
urutan prioritasnya).
Setelah penyebab utama diketahui, langkah berikutnya adalah upaya untuk mengatasinya.
Oleh karena itu, sekolah/madrasah harus mencari alternatif-alternatif pemecahan
tantangan tersebut.
Menaikkan rata- 1. Kompetensi 1.1. Memotivasi semua guru matematika kelas 6 untuk -
rata nilai UN pedagogik mengikuti pendidikan ke jenjang pendidikan S1.
mata pelajaran (pembelajaran)
matematika guru matematika 1.2. Meningkatkan partisipasi 3 guru matematika kelas 6 dalam -
sebesar 1,51 masih kurang kegiatan KKG.
(dari 6,49 memadai.
menjadi 8) 1.3. Meningkatkan kompetensi 3 guru matematika kelas 6 √
dalam strategi pembelajaran PAKEM/CTL.
2. Dukungan orang 2.1. Sosialisasi kepada orang tua kelas 6 mengenai pentingnya √
tua peserta didik memberikan dukungan belajar kepada anak.
terhadap
pembelajaran 2.2. Menjalin kerjasama antara orang tua peserta didik kelas 6 -
anaknya masih dengan pihak sekolah/madrasah dalam bimbingan belajar
kurang. anak.
Menaikkan rata- 1. Kompetensi 1.1. Memotivasi semua guru IPA kelas 6 untuk mengikuti -
rata nilai UN profesional guru pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
mata pelajaran IPA masih kurang
IPA sebesar memadai. 1.2. Mengirimkan 3 guru IPA kelas 6 mengikuti pelatihan mata √
1,26 (dari 6,74 pelajaran IPA.
menjadi 8).
1.3. Meningkatkan partisipasi guru IPA kelas 6 dalam kegiatan -
KKG.
2. Media dan 2.1 Memanfaatkan berbagai sumber/ media belajar IPA kelas 6 -
sumber belajar (lingkungan, buku, nara sumber, dll.).
kurang memadai.
2.2 Pemanfaatan barang bekas, murah, mudah terjangkau siswa, √
dan aman sebagai sumber belajar.
A. Pengantar
Salah satu kebijakan pemerintah saat ini adalah mengembangkan otonomi sekolah/
madrasah. Manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan salah satu cara untuk
mewujudkan kebijakan tersebut.
Salah satu aspek kunci keberhasilan MBS adalah sekolah/madrasah membuat program
yang berbasis data. Hanya dengan program yang berbasis data serta pemilihan program
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah saat inilah, mutu pendidikan di
sekolah/madrasah akan dapat ditingkatkan dan kewajiban untuk menuntaskan wajib
belajar 9 tahun dapat dipenuhi, terutama untuk anak dari keluarga yang kurang mampu
secara ekonomi. Sedangkan indikator kinerja diperlukan untuk mengukur ketercapaian
program/kegiatan yang telah dilaksanakan.
B. Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan:
1. Konsep dan cara merumuskan program.
2. Cara menentukan penanggungjawab program.
3. Konsep dan cara merumuskan indikator kinerja.
4. Konsep dan cara merumuskan kegiatan.
5. Cara menyusun jadwal kegiatan.
C. Pokok Bahasan
1. Pengertian dan Langkah-langkah Penyusunan Program serta Penentuan Penanggung-
jawab Program.
2. Pengertian, dan Langkah-langkah dalam Merumuskan Indikator Kinerja.
3. Pengertian dan Langkah-langkah dalam Merumuskan Kegiatan serta Jadwal Kegiatan.
D. Waktu
Total waktu yang disediakan untuk sesi ini adalah 90 menit.
E. Metode
1. Ceramah.
2. Latihan/kerja kelompok.
3. Tanya jawab.
G. Strategi
Tahap 1. Menjelaskan kepada peserta tujuan sesi ini, serta 5 menit PPt 1-3
Pendahulan harapan-harapan yang bisa dicapai oleh peserta.
Tahap 2. Menjelaskan kepada peserta konsep program dan 20 menit PPt 4-8
Materi Pengantar cara-cara merumuskan sebuah program serta
Tentang Program menetapkan penanggung jawab program disertai
contoh yang jelas dengan menggunakan Tabel 1.
Tahap 6. Penutup Berikan kesimpulan tentang materi sesi ini secara 5 menit PPt 15
keseluruhan dengan singkat dan padat sebagai
kegiatan akhir sesi ini.
H. Referensi
1. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
2. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sesi 4
Program, Penanggungjawab Program,
Indikator Kinerja, Kegiatan dan
Jadwal Kegiatan
Inti uraian: Pelatih menjelaskan kepada peserta tentang topik-topik yang tercakup dalam Sesi 4
ini, dan diharapkan akan adanya motivasi dan ketertarikan peserta kepada topik-topik tersebut.
Tujuan Sesi
Inti uraian:
• Pelatih memaparkan secara singkat tentang tujuan yang ingin dicapai dalam sesi ini.
• Sebutkan satau persatu tujuan sesi ini seperti yang dituliskan dalam slide.
Inti uraian: Pelatih memaparkan tentang topik-topik yang akan dibahas dalam sesi ini secara
singkat tapi jelas.
4
Apakah Program Itu?
• Adalah kumpulan dua atau lebih kegiatan yang sejenis, dalam upaya
untuk mencapai sasaran.
• Pengelompokan program sebaiknya disesuaikan dengan kategori
program BOS 2010.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan apa itu program dan bagaimana pengelompokan program beserta contoh-
contoh nyata dari sekolah/madrasah sehingga memberikan pemahaman nyata bagi peserta.
Inti uraian: Pelatih menjelaskan secara singkat tapi jelas tentang tahapan-tahapan yang harus
dilalui dalam menyusun sebuah program.
6
Tabel 1. Contoh Sasaran dan Program
Sasaran Kategori/Program
7
Menetapkan Penanggungjawab Program
Inti uraian: Pelatih menjelaskan tentang pentingnya keberadaan penanggungjawab dalam suatu
program dalam keterlaksanaan program tersebut beserta hal-hal yang harus dipertang-
gungjawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku.
8
Tabel 2. Contoh Sasaran, Program
dan Penanggungjawab Program
Sasaran Kategori/Program Penanggung jawab
Inti uraian: Pelatih menjelaskan tentang keterkaitan antara sasaran. program dan penanggungjawab
program seperti yang tertera pada Tabel 2 ini.
9
Merumuskan Indikator
Keberhasilan Program (Kinerja)
Inti uraian: Pelatih menjelaskan konsep indikator kinerja (program) dikaitkan dengan program
itu sendiri sehingga tampak jelas kaitan antara keduanya, disertai penerapan konsep SMART
pada indikator tersebut.
Inti uraian: Pelatih menjelaskan bagaimana keterkaitan antara indikator kinerja dengan program
dan sasaran serta implementasi konsep SMART pada contoh ini.
11
Merumuskan Kegiatan
12
Tabel 4. Contoh Kegiatan
Sasaran Kategori/Program Indikator Kinerja Kegiatan
Inti uraian: Pelatih menjelaskan bagaimana keterkaitan yang nyata antara kegiatan, indikator
kinerja, program, dan sasaran seperti yang tertera pada Tabel 4 ini.
13
Latihan 1 Sesi 4
Inti uraian: Pelatih mejelaskan tentang apa yang harus dilakukan peserta sesuai dengan instruksi
dalam lembar pelatihan peserta.
14
Tabel 5 (latihan)
Inti uraian: Selengkapnya teknis pengisian tabel ini dapat dilihat dalam lembar kerja instruksi
pelatih Latihan 1 Sesi 4
Refleksi
dan
Kesimpulan
Inti uraian: Pelatih mengajak peserta untuk berbagi pendapat melalui tanya jawab, dan diakhiri
dengan memaparkan kesimpulan dari materi-materi yang telah dibahas secara singkat.
Penyusunan Program
A. Instruksi Pelatih
Waktu 30 menit
Simpulan
Setelah sasaran kegiatan ditentukan (lihat hasil Sesi 3), maka langkah berikutnya adalah
merumuskan program sekolah/madrasah, indikator kinerja, menetapkan penanggungjawab
program, merumuskan kegiatan serta menentukan jadwal kegiatan.
A. Merumuskan Program
Program adalah upaya untuk mencapai sasaran. Penamaan program sebaiknya disesuaikan
dengan sasaran. Program ini bisa dilaksanakan oleh pihak sekolah/madrasah maupun
pihak lain, misalnya dengan melibatkan komite sekolah/madrasah atau warga masyarakat
yang lebih luas.
Program sebaiknya dikelompokkan sesuai dengan kategori Program Sekolah dan Non
Program Sekolah yang terdapat pada Panduan BOS 2010, yakni: Pengembangan
Kompetensi Lulusan (bidang akademik dan non akademik), Pengembangan Kurikulum
(KTSP), Pengembangan Proses Pembelajaran, Pengembangan Sistem Penilaian,
Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Pengembangan Sarana dan Prasarana
Sekolah, Pengembangan Manajemen Sekolah, Pembinaan Kesiswaan/Ekstrakurikuler,
Budaya dan Lingkungan Sekolah/Madrasah, Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa
serta Kewirausahaan, Belanja Pegawai dan Belanja Barang dan Jasa.
Sasaran Kategori/Program
Nilai rata-rata UN mata Kategori 5 : Pengembangan Pendidik dan Tenaga Wakil Kepala
pelajaran Matematika naik Kependidikan sekolah/madrasah
sebesar 1,51 (dari 6,49 Program 1 : Peningkatan kompetensi guru matematika bidang kurikulum
menjadi 8). Kategori 6 : Pengembangan Sarana dan Prasarana
Program 1 : Penyediaan buku teks matematika sesuai
jumlah siswa yang ada (rasio 1:1)
Indikator keberhasilan dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif 1, yang penting dapat diukur
dan dirumuskan secara spesifik, operasional, dan dalam bentuk kalimat pernyataan. Indikator
program renovasi ruang kelas misalnya, bisa dalam bentuk jumlah ruang kelas yang direnovasi
atau luas dinding dan/atau atap yang diperbaiki (dalam meter persegi). Namun demikian,
tidak selamanya indikator keberhasilan dapat dirumuskan secara kuantitatif, misalnya untuk
program pengelolaan keuangan sekolah/madrasah. Untuk kasus ini, mungkin sekali hasil yang
akan dicapai adalah laporan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang
berlaku mengenai pengeluaran dan penerimaan dana multisumber yang tercantum pada RKAS.
Jika demikian, maka indikator keberhasilannya dapat berupa: ’Dihasilkannya laporan yang
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku mengenai pengeluaran dan
penerimaan dana multisumber (pengelolaan keuangan sekolah/madrasah)’.
Nilai rata-rata UN untuk mata Kategori 5 : Pengembangan Pendidik dan Kompetensi 3 guru
pelajaran matematika naik sebesar Tenaga Kependidikan matematika telah
1,51 dalam kurun waktu 3 tahun Program 1 : Peningkatan kompetensi guru ditingkatkan
(2010-2013) matematika
dan seterusnya... Kategori 6 : Pengembangan Sarana dan Terpenuhinya rasio 1:1
Prasarana untuk buku teks
Program 1 : Penyediaan buku teks matematika dan siswa
matematika sesuai jumlah
siswa yang ada (rasio 1:1)
1
Indikator yang baik memenuhi kriteria SMART (specific- spesifik, measurable – dapat diukur,
achievable– dapat dicapai, relevant - relevan, and time bound – dicapai dalam batas waktu yang ditentukan) dengan
mengutamakan kriteria “achievable“.
Setelah tantangan utama dirumuskan (lihat Sesi 3), maka yang perlu dicari adalah apa yang
menyebabkan tantangan utama tersebut muncul. Penyebab tantangan akan banyak dijumpai,
namun penyusun RKS/M sebaiknya berkonsentrasi pada penyebab yang paling berpengaruh,
yang disebut penyebab utama tantangan. Untuk itu, kita perlu mengidentifikasi beberapa
penyebab tantangan, dan kemudian memilihnya yang benar-benar mempunyai pengaruh besar
terhadap adanya tantangan tersebut.
Mendaftar Penyebab Tantangan. Untuk ini, pertama perlu diidentifikasi semua hal yang
mungkin terkait dengan adanya tantangan. Kemudian mendaftarnya satu persatu apakah hal
tersebut berpengaruh cukup kuat terhadap terjadinya tantangan.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendaftar penyebab tantangan antara lain:
• Kaitan langsung antara penyebab dengan tantangan (semakin langsung keterkaitannya
semakin tinggi prioritasnya);
• Kaitan dengan sumber daya yang perlu disediakan (semakin sedikit sumber daya yang
diperlukan tetapi besar pengaruhnya pada penanganan tantangan, maka semakin tinggi
urutan prioritasnya).
1 2 3 4 5
Setelah penyebab utama diketahui, langkah berikutnya adalah upaya untuk mengatasinya.
Oleh karena itu, sekolah/madrasah harus mencari alternatif-alternatif pemecahan tantangan
tersebut.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kegiatan:
1. Meningkatkan
kompetensi
pedagogik 3 guru
matematika kelas 8
dalam strategi
pembelajaran
PAKEM/CTL
2. Sosialisasi kepada
orang tua kelas 8
mengenai pentingnya
memberikan
dukungan belajar
kepada anak
3. Menyediakan modul
pembela-jaran
matema-tika kelas 8
4. Melengkapi buku
sumber mata
pelajaran matematika
kelas 6
Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst
B. Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan:
1. Pengertian serta pentingnya penyusunan rencana anggaran sekolah/madrasah.
2. Struktur rencana anggaran sekolah/madrasah.
3. Langkah-langkah penyusunan rencana anggaran sekolah/madrasah.
4. Cara menyesuaikan rencana belanja sekolah/madrasah dengan sumber pendapatan.
5. Cara menyusun rencana pendanaan dan biaya program kerja sekolah/madrasah jangka
menengah.
C. Pokok Bahasan
1. Pengertian dan Pentingnya Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah/
Madrasah atau Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah.
2. Struktur Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah.
3. Langkah Penyusunan Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah: Rencana Pendapatan dan
Belanja Sekolah/Madrasah.
4. Menyesuaikan Rencana Belanja/Biaya dengan Sumber Pendapatan.
5. Rencana Pendanaan dan Biaya Program Kerja Sekolah/Madrasah Jangka Menengah.
E. Metode
1. Curah pendapat.
2. Presentasi.
3. Tanya jawab.
4. Kerja mandiri (membaca bahan).
5. Latihan kelompok.
G. Strategi
Tahap 1. Pelatih menyampaikan salam pembuka dan mengajak 5 menit PPt 1-3
Pendahuluan peserta untuk aktif selama sesi berlangsung. Tekankan
bahwa kunci tercapainya tujuan sesi ini adalah pada sikap
keterbukaan dan partisipasi baik berupa tanggapan,
pertanyaan maupun pendapat peserta.
Sajikan tujuan dan harapan yang ingin dicapai dari sesi
ini, dan sampaikan juga secara singkat perihal pokok-
pokok bahasan, alokasi waktu dan alur kegiatan Sesi ini.
Tahap 2. Pelatih meminta peserta untuk membaca artikel Kutipan 10 menit PPt 4
Orientasi Materi berita suratkabar berjudul “Deadline RAPBS Berakhir”. Latihan 1 Sesi 5
Untuk mendorong pemikiran peserta agar mulai masuk LBB
pada materi, Pelatih meminta peserta untuk mencermati
bahan bacaan yang disediakan. Selanjutnya Pelatih
mengajukan pertanyaan singkat kepada semua peserta:
”Berdasarkan pengalaman, apa yang menjadi tantangan dalam
penyusunan Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah Anda,
selama ini?”
Catatan: Catat semua jawaban peserta dalam kertas plano
atau gunakan kertas yang ada, kemudian kelompokkan
jawaban peserta dalam 2 kategori: hal-hal yang baik (positif)
dan yang tidak baik (negatif).
H Referensi
1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Panduan Pengelolaan Keuangan Daerah
4. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Panduan Pengelolaan Keuangan Daerah.
Sesi 5
Penyusunan
Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah
Jangka Menengah
Inti uraian
• Sesi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan pembahasan sesi sebelumnya dalam
penyusunan RKS/M.
• Rencana anggaran jangka menengah sekolah/madrasah pada umumnya masih merupakan hal
baru bagi SD/MI atau SMP/MTs yang belum memenuhi standar nasional (belum SSN).
2
Tujuan Sesi
Inti uraian.
• Terdapat empat hal penting yang diharapkan dikuasai oleh peserta setelah mengikuti sesi ini.
• Keempat tolok ukur tersebut akan dievaluasi bersama setelah pembahasan sesi ini
diselesaikan.
3
Pokok Bahasan
Inti uraian:
• Jelaskan secara berurutan pokok bahasan dalam penyusunan rencana anggaran jangka
menengah sekolah/madrasah.
• Penekanan penting yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari peserta adalah langkah 4
dalam menyesuaikan rencana anggaran belanja terhadap kapasitas pendapatan sekolah/
madrasah.
Latihan 1 Sesi 5
Curah Pendapat
Inti uraian:
• Pelajari dan ikuti instruksi pelatih Latihan Sesi Orientasi.
• Pelajari dan cermati lembar bahan bacaan kasus Latihan tentang Sesi Orientasi.
5
Dasar Hukum
• PP 17 / 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pasal
51 ayat 2.
• PP 19 / 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 53.
• Permendiknas 19 / 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah - Point A No. 4. Rencana Kerja
Sekolah/Madrasah.
• Permendagri 13 / 2006 Jo 59 Tahun 2007 tentang Panduan Pengelolaan
Keuangan Daerah.
• Standar Biaya Pendidikan; Biaya Operasi Sekolah Dasar. BSNP. 2006.
Inti uraian
• Anggaran merupakan artikulasi dari hasil perumusan strategi dan perencanaan strategis yang
telah disusun. Anggaran sekaligus merupakan rencana tindakan manajemen dalam mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
• Pernyataan rencana program/kegiatan yang ditampilkan dalam bentuk rencana perolehan
pendapatan dan belanja dalam satuan moneter tertentu.
• Dokumen RKS/M disusun untuk periode waktu jangka menengah selama 4 tahun.
Inti uraian:
• Pelatih menegaskan untuk poin 1, harus terdapat keseimbangan antara kemampuan sekolah/
madrasah dalam mengumpulkan pendapatan dengan program dan kegiatan yang akan dibiayai.
Pilihan model penganggaran seimbang lebih baik ketimbang defisit, dimana belanja lebih
tinggi dari pendapatan.
• Pelatih menegaskan untuk poin 2, bahwa organisasi termasuk di dalamnya sekolah/madrasah
digerakkan menuju kepada cita-cita yang dituangkan dalam statuta tujuan dan sasaran. Untuk
mencapai tujuan dan sasaran dibutuhkan ketersediaan sumber daya dari waktu ke waktu.
Termasuk di dalamnya sumber daya uang.
• Kerangka waktu penyusunan rencana anggaran sekolah/madrasah diikat menurut hukum
dalam jangka waktu 4 tahun sesuai dengan periode kepemimpinan kepala sekolah/madrasah.
1. Alat perencanaan.
2. Otorisasi.
3. Pengawasan dan pengendalian.
4. Penilaian kinerja program (efektifitas) dan keuangan
(ekonomis dan efisien).
5. Transparansi dan akuntabilitas.
6. Pertanggungjawaban.
Inti uraian:
• Alat perencanaan: anggaran dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan
oleh sekolah/madrasah, berapa biaya yang dibutuhkan serta apa hasil yang akan diperoleh
dari belanja tersebut.
• Otorisasi: belanja yang disetujui yang sesuai dengan rencana yang telah disusun.
• Pengawasan dan Pengendalian: anggaran memberikan rencana detil atas pendapatan dan
belanja agar pembelanjaan tidak dilakukan menjadi under-spending, overspending dan salah
sasaran.
• Penilaian kinerja: anggaran dapat digunakan sebagai alat ukur efisiensi pencapaian output
dan efektifitas pencapaian target sasaran yang telah ditetapkan.
• Melaporkan kinerja sekolah/madrasah kepada stakeholder baik yang bersifat vertikal (Dinas
Pendidikan maupun Kemdiknas) maupun horisontal (orang tua murid, komite sekolah/
madrasah, dan lain-lain) agar mendapatkan kepercayaan yang baik, sehingga partisipasi
penyelenggaraan manajemen sekolah/madrasah dapat terselenggara dengan baik.
• Pertanggungjawaban: membandingkan tingkat besaran rencana anggaran terhadap realisasinya
secara kuantitatif serta hasil-hasil yang telah dicapai, menggambarkan derajat pertang-
gungjawaban sekolah/madrasah terhadap pemangku kepentingan.
Inti uraian:
• Pelatih menguraikan secara tertib 6 langkah uraian keterkaitan antara penyusunan anggaran
dengan program sekolah/madrasah.
• Apabila diperlukan, pelatih dapat menambahkan contoh-contoh konkrit item per item.
Misalnya: Penjelasan item nomor 4. Bahwa setiap program sekolah/madrasah yang terdapat
dalam RKS/M harus dilengkapi dengan target capaian kinerja. (Telah dijelaskan dalam Sesi 4
sebelumnya).
10
Langkah Penyusunan Rencana Anggaran
Sekolah/Madrasah
Inti uraian:
• Rencana anggaran belanja sekolah/madrasah dikategorikan ke dalam anggaran program dan
anggaran non program.
• Rencana anggaran pendapatan sekolah/madrasah dikategorikan menurut sumber, kolom
peruntukan khusus. Seperti halnya sumber pendapatan dari BOS, telah ditentukan
peruntukannya sejak awal.
• Disadari bahwa daftar kebutuhan belanja sekolah/madrasah tidak sebanding dengan
ketersediaan sumber daya yang dimiliki. Penyesuaian antara pendapatan dan belanja
merupakan tahapan kritikal yang harus dilakukan oleh sekolah/madrasah.
• Berdasarkan poin 1-3, sekolah menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah/
Madrasah.
11
Menyusun Rencana Anggaran Belanja
dan Pendapatan
Inti uraian: Cermati dan uraikan masing-masing item dan berikan contoh secukupnya agar peserta
dapat memahami pesan tahapan dalam penyusunan RKS/M.
Inti uraian:
Secara umum terdapat 3 langkah utama dalam menghitung biaya satuan pendidikan:
• Pertama, identifikasi jenis satuan yang akan digunakan.
• Kedua, tentukan jumlah/besaran satuan standar.
• Ketiga, dengan mengalikan antara jenis satuan dengan satuan standar, maka akan diketemukan
harga satuan.
13
Tabel 1. Contoh Penyusunan Daftar Biaya Satuan
Keterangan: Pelatihan ini diselenggarakan dengan menyertakan peserta dari sekolah/madrasah lain.
Inti uraian: Pelatih menyebutkan contoh program dan kegiatan serta konsep penyusunan daftar
biaya satuan. Dalam contoh kasus kegiatan ‘pelatihan kompetensi profesional’ telah diterangkan
secara lengkap komponen biaya yang dibutuhkan.
14
Menyusun Rencana Pendapatan
Sekolah/Madrasah
• Berasal dari seluruh sumber pendapatan yang diterima oleh sekolah/
madrasah.
• Berupa uang atau setara dengan uang (buku, peralatan, material, dll) serta
tercatat dalam kas sekolah/madrasah, antara lain:
1. Sisa dana tahun yang lalu.
2. Bantuan Operasional Sekolah/Madrasah (BOS/M).
3. APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota.
4. Sumbangan masyarakat melalui komite sekolah/madrasah.
5. Donatur (perusahaan/industri, alumni dan sebagainya).
6. Pendapatan lain yang sah (koperasi, hasil lelang, penjualan aset,
penyewaan ruang sekolah/madrasah, dan lai-lain).
Inti uraian:
• Penting untuk diidentifikasi asal sumber pendapatan sekolah/madrasah secara menyeluruh
(baik yang bersifat insidental maupun rutin).
• Pendapatan tidak hanya berupa uang tunai akan tetapi juga dalam bentuk lainnya yang tercatat
dalam kas sekolah/madrasah. Seperti contohnya sumbangan buku perpustakaan, alat
pembelajaran, dan lain sebagainya.
• Pelatih menyebutkan satu persatu sumber pendapatan sekolah/madrasah beserta tantangan
dan kendala.
Inti uraian:
• Langkah paling krusial yang harus dipahami dan dijelaskan pelatih kepada peserta adalah
kemampuan sekolah/madrasah mengidentifikasi tingkat kepastian pendapatan berdasarkan
sumber dan berdasarkan nilai (volume). Kedua, sifat sumber penerimaan apakah bersifat
insidental atau rutin. Ketiga, tingkat pertumbuhan pendapatan. Penting dipahami agar eskalasi
penambahan kegiatan sejalan dengan trend pertumbuhan pendapatan sekolah/madrasah.
Keempat, memahami pola pemerolehan pendapatan dalam kas sekolah/madrasah menurut
waktu.
• Perhitungan besaran kontribusi pendapatan berdasarkan sumber dan waktu, akan membantu
proses alokasi dalam mengeksekusi kegiatan di sekolah/madrasah.
Inti uraian:
• Langkah paling krusial yang harus dipahami dan dijelaskan pelatih kepada peserta adalah
kemampuan sekolah/madrasah mengidentifikasi tingkat kepastian pendapatan berdasarkan
sumber dan berdasarkan nilai (volume). Kedua, sifat sumber penerimaan apakah bersifat
insidental atau rutin. Ketiga, tingkat pertumbuhan pendapatan. Penting dipahami agar eskalasi
penambahan kegiatan sejalan dengan trend pertumbuhan pendapatan sekolah/madrasah.
Keempat, memahami pola pemerolehan pendapatan dalam kas sekolah/madrasah menurut
waktu.
• Perhitungan besaran kontribusi pendapatan berdasarkan sumber dan waktu, akan membantu
proses alokasi dalam mengeksekusi kegiatan di sekolah/madrasah.
• Hal penting lainnya perlunaya sekolah memahami batasan penggunaan dana berdasarkan
sumber dana. Khususnya dana yang berasal dari tugas pembantuan dan dekonsentrasi. Dana-
dana hibah dan operasional sekolah/madrasah dari dinas pada umumnya telah teralokasikan
dengan baik.
Inti uraian:
Tiga hal penting yang patut dicermati meliputi:
• Kerangka hukum.
• Program strategis jangka menengah yang dihasilkan melalui proses perencanaan strategis.
• Standar pelayanan minimal sebagai konsekewensi penyelenggaraan urusan wajib.
• Format dan form yang memudahkan dalam proses penyusunan, pelaksanaan dan pelaporannya.
18
Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah 4 Tahun
Inti uraian:
• Pelatih dapat menjelaskan tampilan tabel dengan pendekatan horisontal dan vertikal.
• Isian tabel vertikal menunjukkan kelompok belanja yang berisikan program sesuai dengan
kategori program dalam Buku Panduan BOS tahun 2010.
• Isian tabel horisontal menggambarkan asal sumber pendapatan sekolah/madrasah. Perlu
ditegaskan item bantuan termasuk di dalamnya hibah dari pihak ketiga.
19
Latihan 2 Sesi 5
Diskusi Kelompok
Penyusunan Rencana Anggaran Sekolah/
Madrasah Jangka Menengah
Inti uraian:
• Lihat Latihan tentang Rencana Menyusun Anggaran Jangka Menengah Sekolah/Madrasah.
• Pelatih mengikuti lembar instrusi pelatih, peserta menggunakan lembar kerja peserta yang
telah disediakan.
Inti uraian:
• Pelatih dapat menggunakan beberapa model pilihan dalam melaporkan hasil latihan,, sesuai
dengan kondisi yang ada. Beberapa alternatif metode antara lain: presentasi kelas, panel diskusi,
round-robbin...dan lainnya.
A. Instruksi Pelatih
Waktu 10 menit
Tahapan Kegiatan 1. Peserta diminta untuk membuka lembar bahan bacaan kutipan
berita surat kabar yang berjudul : “Deadline Rencana Anggaran
Sekolah Berakhir....”
2. Pelatih meminta peserta untuk membaca lembar bahan bacaan
tersebut secara sunyi. Setelah beberapa saat pelatih mengaju-
kan pertanyaan kepada peserta sebagai berikut. Berdasarkan
pengalaman anda, apa yang menjadi tantangan dalam
penyusunan Rencana Anggaran Sekolah anda, selama ini?
3. Pelatih meminta peserta untuk mengidentifikasi faktor
tantangan dalam penyusunan Rencana Anggaran sesuai dengan
konteks di daerah masing-masing.
4. Pelatih menunjuk secara acak peserta untuk menyampaikan
pendapatnya tentang kendala penyusuan RAPBS jangka
kenengah atau meminta peserta menuliskannya dalam kertas
plano.
5. Pelatih mengelompokkan secara sederhana faktor tantangan
tersebut.
Lembar Kerja Lihat Lembar Kerja Curah Pendapat dan Artikel “Deadline RAPBS
Berakhir”
Curah Pendapat
Deadline pengumpulan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) berakhir
Senin (13/10) kemarin. Untuk tingkatan SMP, SMA dan SMK, mayoritas sudah merampungkan
RAPBS-nya. Namun, untuk tingkatan SD hingga siang kemarin baru ada 20 persen yang
mengumpulkan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang. Padahal deadline pengumpulan
terakhir Senin kemarin.
Peringatan itu bahkan sudah disampaikan langsung Kepala Disdik Kota Malang Dr. H.M.
Shofwan kepada para kepala sekolah. “Untuk SD baru 25 persen hingga siang ini, tapi kami
akan tunggu sampai semuanya terkumpul hari ini. Karena memang deadline pengumpulannya
sudah berakhir,” ungkap Kasi Sarana Prasarana Disdik Kota Malang Suwarjana S.E.,M.M. kepada
Malang Post, kemarin.
Data RAPBS yang sudah diterima Disdik, kata dia, selanjutnya akan direkap, dan dirapatkan
untuk kemudian diajukan kepada wali kota Malang. Apakah program yang dibuat sekolah
akan disetuji, tergantung dengan hasil verifikasi dari tim yang dibentuk Disdik untuk verifikasi
RAPBS.Tahun sebelumnya, tim ini terdiri dari anggota dewan pendidikan Kota Malang (DPKM).
Sementara untuk tahun ini, belum bisa dipastikan siapakah yang akan ada dalam tim verifikasi
RAPBS.
Lebih jauh Jana, panggilan akrab Suwarjana menuturkan, diharapkan sekolah tidak berlebihan
dalam menyusun program. Mengingat kondisi bangsa yang tengah dilanda krisis, jangan sampai
program sekolah membebani siswa. Kalau berdasarkan SK Wali Kota 2006 dan 2007 ada
banyak SD yang tidak membebani biaya apapun untuk siswanya alias nol rupiah baik untuk
SPP maupun Sumbangan Biaya Pengembangan Pendidiakan (SBPP), diharapkan minimal tahun
ini bisa tetap sama.
Karena itu, saat pengumpulan RAPBS kemarin pihaknya sekaligus mengkoreksi beberapa
program sekolah yang dirasa terlalu berlebihan dan akan membebankan kepada orangtua
siswa. “Diupayakan untuk tingkatan SD, beban pendidikannya nol rupiah alias gratis, tapi tidak
menutup kemungkinan untuk sekolah yang diminati masyarakat di program lebih. Sehingga
diperbolehkan menarik sumbangan asalkan tidak memberatkan siswa,” tuturnya.
Sementara itu, Kasi Kurikulum Pendidikan Menengah (Dikmen) Disdik Kota Malang Suyitno,
S.H. mengatakan, diharapkan RAPBS yang dibuat sekolah lebih difokuskan pada program
peningkatan mutu. Kalaupun ada program pembangunan fisik, diupayakan tidak dilaksanakan
dulu jika tidak mendesak.
Sebab untuk pembangunan, ada bantuan-bantuan dari pemerintah yang bisa dimanfaatkan.
Sementara sumbangan dari masyarakat diharapkan lebih diarahkan pada peningkatan mutu
saja. “Program di RAPBS harus rasional, jika tidak maka jangan kaget kalau tim verifikasi akan
mencoretnya untuk direvisi,” tuturnya. (oci/udi)
(Lailatul Rosida/malangpost)
Jumlah (Rupiah)
Sisa Thn Lalu
Asli Sekolah
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
Pendapatan
Strategis
Bantuan
Rutin
BOS
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
A. Peningkatan SKL
1. Peningkatan
prestasi
‘akademik
2.Peningkatakn
prestasi non
akademik
3.Peningkatan
jumlah kelulusan
4.Peningkatan
kelanjutan studi
............. dst
B. Pengembangan Standarisasi
1. ................
2..................
3..................
dst
Jumlah (Rp)
.................... 20........
Mengetahui/Menyetujui Komite Sekolah Kepala Sekolah
Kepala Dinas Pendidikan
Kab./Kota
A. Instruksi Pelatih
Waktu 60 menit
Simpulan
Standar biaya operasi Nonpersonalia satuan pendidikan SD/MI untuk 6 rombongan belajar,
sebagaimana tercantum dalam Tabel 1 sebagai berikut.
Standar biaya operasi nonpersonalia satuan pendidikan SMP/MTs untuk 3 rombongan belajar,
sebagaimana tercantum dalam Tabel 2 sebagai berikut.
Standar biaya operasi nonpersonalia satuan pendidikan SMA/MA untuk 3 rombongan belajar
per jurusan, sebagaimana tercantum dalam Tabel 3 sebagai berikut.
Bambang Sudibyo
A. Pengantar
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, sekolah/
madrasah harus membuat rencana kerja sekolah/madrasah yang terdiri dari Rencana
Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT). Dengan kata lain,
sekolah/madrasah tidak dapat disebut memiliki RKS/M jika hanya memiliki RKJM dan
belum menyusun RKT, karena RKT adalah bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan
bentuk pelaksanaan dari RKJM.
RKT merupakan turunan dari matriks tahunan RKS/M, yang di dalamnya terdapat pro-
gram strategis dan definitif. Di tingkat kegiatan, maka yang dimuat dalam RKT adalah
kegiatan strategis yang terkait dengan program RKS/M ditambah kegiatan operasional
sekolah/madrasah. Penyusunan RKT harus dilakukan oleh sekolah/madrasah di setiap
tahun (PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan).
B. Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan:
1. Latar belakang peyusunan RKT.
2. Dasar hukum penyusunan RKT.
3. Prinsip-prinsip penyusunan RKT.
4. Proses penyusunan RKT.
5. Proses penyusunan RAPBS/M (RKAS/M).
C. Pokok Bahasan
1. Latar belakang penyusunan RKT.
2. Dasar-dasar regulasi penyusunan RKT.
3. Prinsip-prinsip penyusunan RKT.
4. Proses penyusunan RKT.
5. Proses penyusunan RAPBS/M (RKAS/M).
D . Waktu
Waktu yang tersedia untuk sesi ini adalah 120 menit.
E . Metode
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi kelompok.
4. Latihan kerja kelompok.
G. Strategi
H. Referensi
1. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
2. PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
3. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Sesi 6
Penyusunan RKT
dan RKAS/M
atau RAPBS/M
Inti uraian:
• Pelatih menjelaskan kepada peserta tentang topik-topik yang tercakup dalam Sesi 4 ini, dan
diharapkan akan adanya motivasi dan ketertarikan peserta kepada topik-topik tersebut.
• Jelaskan kepada peserta bahwa RKT merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penyusunan
RKS/M.
2
Tujuan Sesi
Inti uraian: Pelatih memaparkan secara singkat tentang tujuan yang ingin dicapai dalam sesi ini.
Pokok Bahasan
Inti uraian: Pelatih memaparkan tentang topik-topik yang akan dibahas dalam sesi ini secara
singkat tapi jelas.
Inti uraian: Pelatih menjelaskan tentang konsep RKT secara rinci sehingga dipahami dengan
jelas dan benar. Perlu ditanyakan juga perbedaannya dengan RKS/M yang telah dibahas pada
awal sesi ini.
Inti uraian: Pelatih menjelaskan tentang tujuan disusunnya RKT sebagai entry point dalam
mencapai RKS/M secara bertahap, partisipatif, efektif, efisien, transparan, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Inti uraian: Pelatih menjelaskan tentang tujuan disusunnya RKT sebagai entry point dalam
mencapai RKS/M secara bertahap, partisipatif, efektif, efisien, transparan, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Inti uraian: Pelatih menjelaskan yang menjadi dasar hukum penyusunan RKT mulai dari PP No.19/
2005 hingga Permendiknas No.19/2007.
8
Dasar Hukum RKT (2)
2. PP 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan,
Pasal 51:
Kebijakan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh satuan
pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan dasar, dan satuan pendidikan
menengah dituangkan dalam:
• Rencana kerja tahunan satuan pendidikan;
• Anggaran pendapatan dan belanja tahunan satuan pendidikan;
• Peraturan satuan atau program pendidikan.
Inti uraian: Pelatih menjelaskan yang menjadi dasar hukum penyusunan RKT mulai dari PP No.19/
2005 hingga Permendiknas No.19/2007.
9
Dasar Hukum RKT (3)
3. Permendiknas 19/2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa sekolah/madrasah wajib
membuat:
• Rencana kerja jangka menengah (RKJM) yang menggambarkan tujuan yang
akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu
lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung
peningkatan mutu lulusan.
• Rencana kerja tahunan (RKT) yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan
rencana kerja jangka menengah.
Inti uraian: Pelatih menjelaskan yang menjadi dasar hukum penyusunan RKT mulai dari PP No.19/
2005 hingga Permendiknas No.19/2007.
10
Prinsip-Prinsip RKT
Inti uraian: Pelatih menjelaskan prinsip-prinsip penyusunan RKS/M disertai dengan contoh nyata
berbasis sekolah/madrasah.
11
Proses
Penyusunan RKT
Inti uraian: Pelatih membacakan slide dan menjelaskan proses penyusunan RKT.
12
Proses Penyusunan RKT
Menetapkan Kondisi
Sekolah/Madrasah Saat Ini
Menetapkan Program,
Indikator Kinerja dan Kegiatan
Inti uraian:
• Pelatih menjelaskan proses penyusunan RKT secara utuh dan logis, dimulai dari menentukan
kondisi sekolah/madrasah saat ini hingga menyusun RAPBS/M (RKAS/M).
• Terdapat 4 langkah minimal dalam penyusunan RKT.
• Sebelum langkah pertama sekolah/madrasah sebaiknya telah melakukan identifikasi kinerja
sekarang dengan menggunakan instrumen EDS.
13
Menetapkan Kondisi
Sekolah/Madrasah Saat Ini
Inti uraian: Pelatih menjelaskan bahwa langkah penting dalam menetapkan kondisi sekolah/
madrasah saat ini adalah harus mengacu kepada rekomendasi hasil evaluasi diri sekolah/madrasah
kesimpulan profil sekolah/madrasah yang dilakukan dalam menyusun RKS/M. Berikan satu contoh
hasil aplikasi EDS/kesimpulan profil sekolah/madrasah.
• Menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu satu tahun
berdasarkan sasaran yang telah ditetapkan dalam RKJM/RKS/M.
• Contoh sasaran 2010-2013 dalam RKJM: Meningkatkan rata-rata nilai mata
pelajaran Matematika UN sebesar 1,51 dari nilai 6,49.
• Untuk sasaran tahunan bisa dilihat pada tabel 1.
Inti uraian: Pelatih menjelaskan bahwa kata kunci dalam menetapkan kondisi sekolah/madrasah
yang diharapkan adalah dengan melihat kembali kepada sasaran yang akan dicapai dalam jangka
waktu satu tahun berdasarkan sasaran yang telah ditetapkan dalam RKJM/RKS.
15
Tabel 1. Contoh Menurunkan Sasaran Jangka Menengah
(4 tahunan) Menjadi Tahunan
• RKS SDN Kota Indah Tahun 2010-2013
• Kecamatan : Indah Nian
• Kab /Kota : Kota Baru
• Nama Program: Peningkatan Rata-rata Nilai UN Matpel Matematika
• Sasaran Program : Nilai Rata-rata UN Matpel Matematika Naik Sebesar 1,51
(dari 6,49 menajdi 8,00).
• Target Kinerja : 0,35
Inti uraian: Pelatih menjelaskan cara menurunkan sasaran jangka menengah menjadi sasaran
tahunan seperti pada Tabel 1 ini.
16
Menetapkan Program,
Indikator Kinerja dan Kegiatan
Inti uraian: Pelatih menjelaskan tentang bagaimana menetapkan program strategis tahunan, program
operasional, indikator kinerja, penanggungjawab program, kegiatan serta jadwal kegiatan tahunan.
17
Tabel 2. Contoh Sasaran, Program,
Indikator Kinerja, dan Kegiatan
Inti uraian: Pelatih menjelaskan tentang keterkaitan antara sasaran program, indikator kinerja
dan kegiatan seperti yang tertera pada Tabel 2 ini.
18
Tabel 3. Contoh Program Operasional
dan Kegiatannya
Inti uraian: Pelatih menjelaskan tentang keterkaitan antara sasaran program, kegiatan, indikator
kegiatan dan penanggungjawab seperti yang tertera pada Tabel 3 ini.
19
Tabel 4. Contoh Jadwal Rencana Kegiatan Tahun 2010 - 2011
Inti uraian: Pelatih menjelaskan tentang bagaimana menyusun jadwal kegiatan tahunan seperti
yang tertera pada tabel 4 ini.
20
Inti uraian: Pelatih menjelaskan apa yang dimaksud dengan biaya operasional dan bagaimana
cara menghitungnya disertai praktik menghitungnya.
21
Menghitung Belanja dan Sumber
Pendapatan Program dan Kegiatan
22
Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah/Madrasah RKAS/M (RAPBS/M)
1. Mengklasifikasikan biaya yang akan didanai dalam bentuk uang pada rencana
kegiatan dan anggaran tahunan sesuai dengan petunjuk klasifikasi dan jenis
biaya;
2. Membuat rekapitulasi semua jenis biaya yang akan dicantumkan pada
RKAS/M (RAPBS/M) dan memasukkan ke masing-masing pos belanja;
3. Melengkapi kolom pendanaan pada RKAS/M (RAPBS/M) dengan informasi
perkiraan dana dalam bentuk uang yang akan diterima;
4. Menghitung jumlah surplus atau defisit.
Inti uraian: Pelatih menjelaskan proses pembuatan RKAS/M (RAPBS/M) disertai dengan contoh
nyata berbasis sekolah/madrasah.
Inti uraian: Pelatih menjelaskan contoh RKAS/M (RAPBS/M) ini mulai dari mana dana diterima,
dana dikeluarkan untuk apa saja, dan apakah terjadi surplus atau defisit.
24
Inti uraian: Pelatih menjelaskan bahwa seharusnya ada keterkaitan yang erat antara RKS/M
dengan RKT. RKT seharusnya berbasis RKS/M dan RKT bisa dijadikan tolok ukur dalam
penyusunan RKS/M.
25
Sistematika Penulisan RKT
Inti uraian: Sistematika ini dilengkapi dengan breakdown sub-judul dan uraiannya, lihat lembar
bahan bacaan yang telah disediakan.
26
Tanya Jawab
dan
Kesimpulan
Inti uraian:
• Sebelum membuat kesimpulan sesi, beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya,
menyanggah, mengkonfirmasi atau melengkapai materi berdasarkan pengalaman masing-
masing terhadap bahan materi yang telah dipaparkan.
• Pelatih dapat bersikap positif dengan menggali tingkat aplikasi materi melalui model delta
plus. Tanyakan kepada peserta bagian dari presentasi yang telah diterapkan/dilaksanakan
dengan baik di sekolah/madrasah serta bagian lainnya yang perlu ditingkatkan kelengkapannya.
A. Latar Belakang
Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M) adalah dokumen satuan pendidikan
yang memuat Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), dan disusun empat tahun
sekali. Oleh karena itu RKS/M memiliki periode pelaksanaan 4 (empat) tahun.
Sedangkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) disusun setiap tahun oleh sekolah
berdasarkan RKJM, dengan masa implementasi satu tahun. Dengan demikian,
dokumen RKJM memuat rencana strategis yang akan dicapai oleh sekolah dalam
jangka waktu 4 (empat) tahun, dan dokumen RKT memuat program/kegiatan
strategis dan kegiatan operasional sekolah yang akan dicapai oleh sekolah dalam
jangka waktu 1 (satu) tahun.
RKAS/M (RAPBS/M) dibuat untuk satu tahun ajaran yang terdiri atas pendapatan
dan belanja (pengeluaran). RKAS/M (RAPBS/M) mencakup semua biaya pendanaan
dan belanja tahunan, khususnya untuk satu tahun anggaran yang akan datang. Pendanaan
yang dicantumkan di RKAS/M (RAPBS/M) hanya mencakup pendapatan dalam bentuk
uang yang akan diterima dan dikelola oleh sekolah/madrasah.
Rencana Pendanaan dibuat untuk memperkirakan sumber dan jumlah dana yang
diperkirakan didapatkan oleh sekolah/madrasah. Beberapa sumber dana yang dapat
diharapkan oleh sekolah/madrasah, antara lain: BOS, BOS kab./kota, BOS Provinsi,
Sumbangan Masyarakat melalui Komite Sekolah atau Paguyuban Kelas, donatur,
dan sebagainya. Di bawah ini adalah contoh tabel Rencana Biaya dan Sumber
Pendanaan Program dan Kegiatan Operasional Sekolah/Madrasah.
Sekolah/Madrasah :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Penggantian jendela dengan bahan yang tidak mudah pecah (seperti menggunakan
kaca es)
Evaluasi diri kerentanan bangunan, tata letak dan penempatan barang-barang sekolah/
madrasah terhadap bencana dan ancaman keselamatan yang lain
Pelatihan tim manajemen sekolah/madrasah, guru dan siswa tentang prosedur keselamatan
Pembuatan poster dan petunjuk evakuasi dan tindakan penyelamatan ketika terjadi bencana
Mempersiapkan cadangan logistik untuk kesiapsiagaan bencana yang dirasa paling mungkin
terjadi
Jangka Pendek
Penataan ulang penggunaan ruang kelas, jalur gang, gudang dan lapangan untuk
meningkatkan kemudahan mobilitas
Langkah awal: idealnya, untuk sekolah/madrasah yang hasil analisa resiko bencana dalam EDS/
M menunjukkan resiko yang SANGAT TINGGI,TINGGI dan SEDANG, maka unsur Keselamatan
Sekolah/Madrasah (School Safety) harus menjadi bagian dari kondisi sekolah/ madrasah yang
diharapkan (bagian dari visi dan misi). Jika Keselamatan Sekolah/Madrasah merupakan bagian
dari tujuan pengembangan sekolah/madrasah, maka tujuan tersebut bisa diturunkan ke dalam
sasaran, kegiatan dan rencana kerja tahunan.
Melakukan evaluasi diri kerentanan bangunan dan lingkungan sekolah/madrasah dari resiko
bencana
Pembuatan rambu-rambu petunjuk arah, jalur evakuasi dan penyediaan tempat berkumpul
(assembly area)
Merenovasi untuk penguatan struktur bangunan inti sekolah/madrasah agar tahan gempa
Pengaturan kembali tata letak ruangan dan peralatan untuk mempermudah proses
penyelamatan