Professional Documents
Culture Documents
Filsafat
Dirangkaikan kembali oleh Supli Effendi Rahim
Bandara KLIA 5 Desember 2008
Perspektif Estetis
Kalau para filsuf Yunani memandang alam, yang menggerakkan
emosinya pertama-tama adalah “ keteraturan “ dan bukan “
keindahannya “. Hal yang berkebalikan ditemukan dalam diri para
seniman dalam memandang alam. Karena rasa dan kemampuan
inderawi begitu dihargai, para seniman tidak menyibukkan diri pada “
nomos “ tetapi pada dimensi estetis dari alam itu sendiri. Memang
dalam beberapa dialognya, Plato mengagumi indahnya alam raya ini,
tetapi keindahan menurut Plato segera diikuti dengan pandangannya
bahwa obyek natural pada dirinya sendiri tidak memiliki nilai-nilai
keindahan. Keindahan itu ada karena obyek natural tersebut
berpartisipasi dengan idea keindahan. Partisipasi inilah – menurut Plato
– yang memungkinkah obyek natural disebut indah. Jadi, keindahan
secara intrinsik itu sebenarnya tidak ada.
1
Sumbangan filsafat pada Etika Lingkungan
2
ini, juga mempunyai hak atas alam ini sama dengan kita. Ketika kita
mengeksploitasi habis-habisan alam atas dalih memanfaatkan hak,
sebenarnya kita telah merebut hak mereka “yang belum terlahir di
bumi sekarang ini”. Memang mereka belum mampu melakukan suatu
kewajiban, tapi kewajiban mereka nantinya adalah sama yaitu
menjaga alam bagi keturunan mereka.
Penutup
Daftar Bacaan