Professional Documents
Culture Documents
Jawaban Pertanyaan :
1. Dari percobaan karakteristik V – I yang diukur dengan multimeter didapat grafik
ID terhadap VD. Adapun grafik tersebut antara lain :
Grafik hubungan V - I
4.5
3.5
2.5
Id (mA)
1.5
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Vd (Volt)
2. Cara mengetahui keadaan diode dalam keadaan baik atau buruk dapat
dilakukan dengan mengukur nilai dari resistansi diode tersebut. Cara dapat
dilakukan pada diode jenis Silicon, Germanium maupun Zener.
Adapun langkah-langkah untuk mengukur resistansi diode tersebut adalah sebagai
berikut :
a) Agar hasil lebih akurat, ada baiknya kita gunakan multimeter digital
untuk mengukur resistansi diode.
b) Aturlah saklar jangkar multimeter pada posis ohm.
c) Tancapkan pangkal kabel colok merah pada terminal kabel colok
positif dan Pangkal kabel colok hitam pada kabel terminal colok negatif
yang tersedia pada multimeter.
d) Hubungkan colok hitam pada kaki anoda dan colok merah pd kaki
katoda. Apabila display multimeter menunjukkan suatu nilai maka dioda
dinyatakan baik tetapi jika display menunjukkan angka nol (0) diode dinyatakan
rusak atau putus. (bias maju)
e) Jika pengujian dibalik yaitu yaitu colok hitam ditempel pada katoda dan
colok merah pada anoda maka bila display multimeter menunjukkan suatu nilai
maka dioda dinyatakan rusak sebaiknya apabila display menunjukkan angka nol
(0) maka diode dikatakan baik. (bias mundur).
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan seperti tabel dibawah ini :
KABEL COLOK Display
No Positif (Merah) Negatif (hitam) Keadaan
Multimeter
1 Kaki Katoda Kaki Anoda Ada nilai Baik
2 Kaki Katoda Kaki Anoda Nol (tidak ada nilai) Buruk
3 Kaki Anoda Kaki Katoda Ada nilai Buruk
4 Kaki Anoda Kaki Katoda Nol (tidak ada nilai) Baik
3. Faktor Ripple
4. Cara kerja Penyearah Diode Setengah Gelombang
Perhatikan rangkaian pada gambar 8.1-a, dimana sumber masukan
sinusoida dihubungkan dengan beban resistor melalui sebuah diode. Untuk
sementara kita menganggap keadaan ideal, dimana hambatan masukan sinusoida
sama dengan nol dan diode dalam keadaan hubung singkat saat berpanjar maju
dan keadaan hubung terbuka saat berpanjar mundur.
Besarnya keluaran akan mengikuti masukan saat masukan berada di atas “tanah”
dan berharga nol saat masukan di bawah “tanah” seperti diperlihatkan pada
gambar 8.1-b. Jika kita ambil harga rata-rata bentuk gelombang keluaran ini untuk
beberapa periode, tentu saja hasilnya akan positif atau dengan kata lain keluaran
mempunyai komponen DC.
Cara Kerja Penyearah Diode Gelombang Penuh
PERCOBAAN II
BJT dan JFET
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan daerah cut-off, aktif, dan saturasi?
2. Dari percobaan karakteristik transistor dengan multimeter, buatlah grafik,
a. IC terhadap VCE
b. VBE terhadap IB
c. hFE terhadap IC.
3. Tentukan titik Q pada BJT dan FET, pada tiap konfigurasi!
4. Berdasarkan percobaan yang sudah anda lakukan jelaskan cara kerja BJT dan
FET!
5. Sebutkan kegunaan dari BJT dan JFET serta aplikasinya?
6. Apa syarat – syarat transistor yang beroperasi pada daerah cut-off, aktif dan
saturasi, jelaskan jawaban anda menurut hasil percobaan!
7. Dari keempat jenis bias pada BJT, mana yang paling stabil (pergeseran titik
kerjanya sangat kecil)? Jelaskan!
8. Menurut anda apakah definisi dan kegunaan dari bias?
9. Apa yang dimaksud dengan IDSS,VP,IGSS?
10. Apa ciri ketiga daerah operasi dari JFET?
11. Terangkan perbedaan antara BJT dan JFET menurut hasil percobaan (minimal
5 perbedaan)!
12. Jika hasil percobaan anda tidak sesuai dengan teori, mungkinkah disebabkan
oleh kerusakan transistor? jelaskan jawaban anda menurut data percobaan
yang diperoleh dan data sheetnya!
13. Bandingkanlah hasil pengukuran dengan perhitungan jelaskan dan beri
kesimpulannya
14. Berikan kesimpulan anda pada tiap-tiap percobaan dan berikan kesimpulan
umumnya pada akhir percobaan.
Jawaban :
1. - Daerah Aktif
Daerah kerja transistor yang normal adalah pada daerah aktif, dimana
arus IC konstans terhadap berapapun nilai VCE. Dari kurva ini diperlihatkan
bahwa arus IC hanya tergantung dari besar arus IB. Daerah kerja ini biasa
juga disebut daerah linear (linear region).
Jika hukum Kirchhoff mengenai tegangan dan arus diterapkan pada loop
kolektor (rangkaian CE), maka dapat diperoleh hubungan :
PD = VCE.IC
- Daerah Saturasi
Daerah saturasi adalah mulai dari VCE = 0 volt sampai kira-kira 0.7 volt
(transistor silikon), yaitu akibat dari efek dioda kolektor-base yang mana
tegangan VCE belum mencukupi untuk dapat menyebabkan aliran elektron.
- Daerah Cut-Off
Misalkan pada rangkaian driver LED di atas, transistor yang digunakan adalah
transistor dengan b = 50. Penyalaan LED diatur oleh sebuah gerbang logika
(logic gate) dengan arus output high = 400 uA dan diketahui tegangan forward
LED, VLED = 2.4 volt. Lalu pertanyaannya adalah, berapakah seharusnya
resistansi RL yang dipakai.
IC = bIB = 50 x 400 uA = 20 mA
Arus sebesar ini cukup untuk menyalakan LED pada saat transistor cut-off.
Tegangan VCE pada saat cut-off idealnya = 0, dan aproksimasi ini sudah cukup
untuk rangkaian ini.
= (5 - 2.4 - 0)V / 20 mA
= 2.6V / 20 mA
= 130 Ohm
2. a. grafik VCE terhadap IC
IB 700 ηA (7 x 10 −7 A)
VCE 0.1 2 0.3 4 0.5 6 0.7 0.8 9 10
IC (µA) 61.2 161. 157. 163. 158. 165. 159. 168. 159. 214.
8 7 66 83 94 96 36 1 57 25
x 10
-4 grafik Vce terhadap Ic pada saat Ib= 700
x 10 -9 A
2.2
1.8
1.6
Ic (mA)
1.4
1.2
0.8
0.6
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
VCE (volt)
IB 1.3 µA (1.3 x 10 −6 A)
VCE 0.1 2 0.3 4 0.5 6 0.7 0.8 9 10
IC (µA) 122. 323. 317. 327. 319. 329. 321. 331. 321. 323.
3 4 4 66 8 78 06 9 7 4
x 10
-4 grafik Vce terhadap Ic pada saat Ib= . 1x3 10 -6 A
3
Ic (mA)
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
VCE (volt)
1.3
1.2
1.1
Ib (mA)
0.9
0.8
0.7
-0.5 0 0.5 1 1.5 2
Vbe (volt)
grafik h terhadap Ic
50
48
46
h (dB)
44
42
40
38
0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2
Ic (mA) -4
x 10
IB 1.3 µA (1.3 x 10 −6 A)
VCE 0.1 2 0.3 4 0.5 6 0.7 8 0.9 10
IC (µA) 122. 323. 317. 327. 319. 329. 321. 331. 321. 323.4
3 4 4 66 8 78 06 9 7
h fe (dB) 39.4 47.9 47.7 48.0 47.8 48.0 47.8 48.1 47.8 47.91
6 6 5 3 2 8 5 3 7
grafik h terhadap Ic pada Ib = .1 3x 10 -6
49
48
47
46
45
h (dB)
44
43
42
41
40
39
0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2
Ic (mA) -4
x 10
3.
berpanjar maju, dengan efek dari tegangan panjar Veb terjadi penurunan
tegangan penghalang pada sambungan emitor dan memberi kesempatan pada
elektron melakukan injeksi ke basis dimana pada daerah ini miskin elektron
(minoritas). Sambungan kolektor berpanjar mundur; sebagai efek dari
antara drain dan source. Hal ini berarti arus I D yang mengalir ke drain
sebanding dengan voltase V DS antara drain dan source. Ketika voltase drain-
source atau voltase gate-source bertambah dan terjadi pinch-off, arus I D dari
drain ke source akan hampir konstan terhadap perubahan voltase drain-source
V DS . Tetapi hanya akan tergantung dari besar voltase VGS antara source dan
6. Daerah kerja transistor (cut-off, aktif atau saturasi) ditentukan oleh bias yang
diberikan pada masing-masing junction :
b. Daerah saturasi
c. daerah cut-off
7. Dari keempat bias pada BJT, yang paling stabil adalah Voltage feedback
bias. Hal ini dikarenakan Jika terjadi kenaikan I C maka akan terjadi
Rangkaian ini tidak dapat menetapkan I C dengan baik, tetapi paling tidak
dapat menjamin bahwa VCE akan berada pada harga paling tidak 1 volt- atau
kemungkinan lain , arus basis akan sangat kecil dan VCE akan berharga
sangat tinggi, tentu ini suatu yang kontradiksi.
Rating maksimum ditentukan oleh I C max dan VCE max . Daya maksimum
dibatasi oleh kurva PCmaks . BJT bisa di-bias di luar batasan maksimum tersebut,
tapi bisa memperpendek usia piranti atau bahkan merusaknya. Untuk kondisi
tanpa bias, piranti tidak bekerja, hasilnya arus dan tegangan bernilai nol.
12. Hasil percobaan tidak sesuai dengan teori, hal ini bukan disebabkan oleh
kerusakan pada transistor, karena jika transistor mengalami kerusakan maka
transistor tersebut tidak dapat bekerja sehingga percobaan tidak dapat
dilakukan.
13. Hasil pengukuran dengan perhitungan dari percobaan yang telah dilakukan
terdapat kesalahan yang cukup besar. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
kesalahan pengamatan oleh praktikan atau karena disebabkan oleh alat ukur
yang dalam keadaan kurang baik.
14. Dari percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a) Pada percobaan testing kondisi BJT dan JFT dapat disimpulkan bahwa
transistor yang digunakan dalam keadaan baik, hal tersebut ditunjukkan
oleh kesesuaian hasil pengukuran dengan sifat dari transistor tersebut.
b) Pada percobaan karakteristik transistor dengan multimeter dapat
disimpulkan bahwa untuk transistor BJT salurannya dikendalikan oleh arus,
sedangkan pada JFET dikendalikan oleh tegangan listrik.
PERCOBAAN III
OP-AMP
3.
4. Ada banyak jenis OpAmp, namun yang umum dijual di pasaran adalah
OpAmp741. OpAmp type 741 dijual dengan dua tampilan, yakni silinder dan
DIL (Dial In Line). Yang berbentuk silinder berkaki 8 pin, sedangkan yang
berbentuk DIL ada yang berkaki 8 pin, namun ada juga yang berkaki 14 pin.
Nomor pin untuk 8 kaki dan 14 kaki:
Pin 1 (3) + Pin 5 (9) untuk penyetelan 0 volt.
Pin 2 (4) untuk inverting input.
Pin 3 (5) untuk noninverting input.
Pin 4 (6) untuk ground atau tegangan negatif.
Pin 6 (10) terminal keluaran (output).
Pin 7 (11) untuk tegangan positif.
Nomor pin dalam kurung untuk DIL 14 kaki.
PERCOBAAN IV
SCR, DIAC, TRIAC
SCR dirancang untuk menyebababkan aliran yang rata dari anoda ke katoda.
SCR dibangun dari empat lapisan P dan N yang saling berhubungan sebagai
berikut:
- Triac adalah tyristor dengan tiga pemicu ,yang mengatur arus ke dua arah.Ini
sejenis dengan dua komponen SCR dihubungkan secara pararel dan dalam
hubungan dengan inverter. setara dengan dua SCR yang dihubungkan parallel.
Dan dijelaskan sebagai berikut:
Triac merupakan piranti tiga terminal yang digunakan untuk pengaturan daya.
TRIAC adalah komponen 3 elektroda dari keluarga thyristor yang dapat
menyakelarkan AC atau DC dibangun dari 5 lapisan NPNPN
- Diac adalah trysitor yang hanya punya dua kaki. DIAC bukanlah termasuk
keluarga thyristor, namun prisip kerjanya membuat ia digolongkan sebagai
thyristor. DIAC dibuat dengan struktur PNP mirip seperti transistor. Lapisan N
pada transistor dibuat sangat tipis sehingga elektron dengan mudah dapat
menyeberang menembus lapisan ini. Sedangkan pada DIAC, lapisan N di buat
cukup tebal sehingga elektron cukup sukar untuk menembusnya. Struktur DIAC
yang demikian dapat juga dipandang sebagai dua buah dioda PN dan NP,
sehingga dalam beberapa literatur DIAC digolongkan sebagai dioda. Adapun
gambar dari struktur dan symbol DIAC sebagai berikut :
2. - Pada SCR
Struktur : Sebuah SCR terdiri dari tiga terminal yaitu anoda, katoda, dan
gate. SCR berbeda dengan dioda rectifier biasanya. SCR dibuat
dari empat buah lapis dioda. Adapun gambar dari struktur SCR
sebagai berikut :
Karateristik : Adapun karateristik dari SCR yaitu dapat dijelaskan dengan kurva I-
V SCR berikut ini :
Cara Kerja : Pada prinsipnya SCR dapat menghantarkan arus bila diberikan
arus gerbang (arus kemudi).Arus gerbang ini hanya diberikan
sekejap saja sudah cukup dan thyristor akan terus
menghantarwalaupun arus gerbang sudah tidak ada. SCR tidak
akan menghantar atau on, meskipun diberikan tegangan maju
sampai pada tegangan breakovernya SCR tersebut dicapai
(VBRF). SCR akan menghantar jika pada terminal gate diberi
pemicuan yang berupa arus dengan tegangan positip dan SCR
akan tetap on bila arus yang mengalir pada SCR lebih besar dari
arus yang penahan (IH).
o Pada TRIAC
Struktur : TRIAC tersusun dari lima buah lapis semikonduktor yang banyak
digunakan pada pensaklaran elektronik. TRIAC biasa juga disebut
thyristor bi directional. TRIAC merupakan dua buah SCR yang
dihubungkan secara paralel berkebalikan dengan terminal gate
bersama. Adapun gambar dari struktur TRIAC sebagai berikut :
Cara Kerja : Pada prinsipnya diac akan menahan arus kearah dua belah fihak,
tetapi setelah tegangan melampaui suatu harga tertentu, ia akan
menghantar secara penuh.
3. Fungsi dan karateristik dari SCR yaitu sebuah SCR terdiri dari tiga terminal yaitu
anoda, katoda, dan gate. SCR berbeda dengan dioda rectifier biasanya. SCR
dibuat dari empat buah lapis dioda. SCR banyak digunakan pada suatu sirkuit
elekronika karena lebih efisien dibandingkan komponen lainnya terutama pada
pemakaian saklar elektronik.
SCR biasanya digunakan untuk mengontrol khususnya pada tegangan tinggi
karena SCR dapat dilewatkan tegangan dari 0 sampai 220 Volt tergantung pada
spesifik dan tipe dari SCR tersebut. SCR tidak akan menghantar atau on,
meskipun diberikan tegangan maju sampai pada tegangan breakovernya SCR
tersebut dicapai (VBRF). SCR akan menghantar jika pada terminal gate diberi
pemicuan yang berupa arus dengan tegangan positip dan SCR akan tetap on bila
arus yang mengalir pada SCR lebih besar dari arus yang penahan (IH).
Fungsi dan karateristik dari TRIAC yaitu TRIAC tersusun dari lima buah lapis
semikonduktor yang banyak digunakan pada pensaklaran elektronik. TRIAC
biasa juga disebut thyristor bi directional. TRIAC merupakan dua buah SCR yang
dihubungkan secara paralel berkebalikan dengan terminal gate bersama.
Berbeda dengan SCR yang hanya melewatkan tegangan dengan polaritas positif
saja, tetapi TRIAC dapat dipicu dengan tegangan polaritas positif dan negatif,
serta dapat dihidupkan dengan menggunakan tegangan bolak-balik pada Gate.
TRIAC banyak digunakan pada rangkaian pengedali dan pensaklaran. TRIAC
hanya akan aktif ketika polaritas pada Anoda lebih positif dibandingkan
Katodanya dan gate-nya diberi polaritas positif, begitu juga sebaliknya. Setelah
terkonduksi, sebuah TRIAC akan tetap bekerja selama arus yang mengalir pada
TRIAC (IT) lebih besar dari arus penahan (IH) walaupun arus gate dihilangkan.
Satu-satunya cara untuk membuka (meng-off-kan) TRIAC adalah dengan
mengurangi arus IT di bawah arus IH.
Fungsi dan karateristik dari DIAC yaitu dapat dijelaskan dengan gambar
berikut ini:
Ketika tegangan dari diac bergerak dari tegangan VB,diac break-over dan
berperan sebagai diode penghubung.Peranan ini sama pada kedua arah.
Menambahkan diac pada gerbang triac meningkatkan substansi tegangan
penghidupan dari triac dan dengan demikian didapatkan tenaga yang lebih dalam
pengontrolan dalam tegangan tinggi.
6. Aplikasi SCR
- Sebagai rangkaian saklar (switch control)
- Sebagai rangkaian pengendali (remote control)
- SCR biasanya digunakan untuk mengontrol khususnya pada tegangan tinggi
Aplikasi TRIAC
- Sebagai rangkaian pengaturan daya (power control)
Aplikasi DIAC
- sebagai pemicu TRIAC agar ON pada tegangan input tertentu yang relatif
tinggi.
- aplikasi dimmer lampu
V = I GT ( R ) +V BO +VGT
=120.75 V
Jika pada rangkaian yang sama R yang digunakan diperkecil menjadi 5 KΩ,
maka :
Jadi, jika nilai hambatan diperkecil maka tegangan untuk meng-ON-kan TRIAC
juga akan semakin kecil.
8. Pada rangkaian R diganti dengan diac nyala lampu pada saat potensio diputar
bisa lebih terang dan lebih redup, Hal tersebut tejadi karena pada rangkaian triac
DIAC yang digunakan memiliki V BO = 20 V, R = 2.2 KΩ, IGT dari TRIAC pada
rangkaian 15 mA, VGT = 0.75 volt maka TRIAC akan On pada tegangan
V = 33+20+0.75 = 53.75 V,
Sehingga jika rangkaian dialiri tegangan yang lebih besar dari 53.75 V maka
TRIAC akan On dan besar arus yang mengalir :
V 220
I = = = 0.1 A
R 2200
Sehingga Nyala Lampu menjadi lebih Terang, sedangkan jika R digunakan maka
TRIAC akan On pada tegangan :
V = I GT ( R ) +VGT
V = 33 + 0.75 =33.75 V
9. Hubungan antara konstanta waktu jaringan RC pada Gate dan besarnya sudut
tunda penyalaan
d) Pada percobaan TRIAC dan DIAC dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran
memiliki persentase kesalahan relatif kecil dibandingkan dengan SCR, SCR
dengan diode, dan TRIAC.
10. SCR merupakan singkatan dari Silicon Control Rectifier. SCR adalah diode
yang mempunyai fungsi sebagai pengendali arus yang melalui suatu
beban.
TRIAC merupakan piranti tiga terminal yang digunakan untuk pengaturan
daya. TRIAC adalah komponen 3 elektroda dari keluarga thyristor yang
dapat menyakelarkan AC atau DC.
DIAC memiliki dua terminal (elektroda). komponen ini dapat bekerja pada
tegangan AC maupun DC, dan dapat konduksi dari dua arah, seperti
thyristor lainnya diac mempunyai sifat seperti tabung tiratron.