Professional Documents
Culture Documents
Diagnosis
Anamnesa
Klasik: demam, mengigil, sakit kepala, mual muntah,
tinggal di daerah endemik, rwyt berkunjung ke daerah
endemik dst
Gangguan kesadaran
KU lemah ( tidak mampu duduk/ berdiri)
Panas tinggi
Mata atau tubuh kuning
Perdarahan
Nafas cepat/ sesak
Muntah terus, tidak bisa makan dan minum
Jumlah air seni kurang/ tidak ada
pucat
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Temperatur rektal > 400C
Nadi cepat dan kecil
Tekanan darah sistolik < 70 mmHg
RR > 35x/menit
Penurunan GCS < 11
Manifestasi perdarahan
Tanda dehidrasi
Tanda2 anemia berat
Ikterik
Ronki pada kedua paru
Oliguria/ anuria
Gejala neurologi (kaku kuduk, kejang, reflek patologik +)
Diagnosis
Laboratorium:
Tetes tebal dan tipis.
Jika pemeriksaan sediaan darah pertama
(-), ulang tiap 6 jam selama 3 hari
berturut-turut
Jika selama 3 hari berturut2 hasil (-), dx
malaria bisa disingkirkan
Rapid diagnostic test (paracheck)
Pemeriksaan penunjang
Hb dan Ht, lekosit dan trombosit
Urinalisis
Kimia darah ( gula darah, SGOT/ SGPT, serum
bilirubin, ureum/ kreatinin)
Elektrolit, analisa gas darah
EKG
Foto Thoraks
Analisis cairan serebrospinal
Biakan darah dan uji serologi
Malaria Berat
1. Malaria serebral: malaria dengan penurunan kesadaran
2. Anemia berat (Hb < 5 gr%, Ht < 15%)
3. Gagal ginjal akut (urin < 400ml/24 jam, kreatinin > 3
mg/dl)
4. Edema paru atau ARDS
5. Hipoglikemia : gula darah < 40%
6. Gagal sirkulasi atau syok
7. Perdarahan spontan
8. Asidemia (pH:<7,25) atau asidosis (bikarbonat < 15
mmol/L
9. Kejang spontan
10. Makroskopik hemoglobinuria
Malaria Berat
Gangguan kesadaran ringan
Kelemahan otot (tak bisa duduk/ berjalan)
Hiperparasitemia > 5%
Ikterus (bilirubinemia > 3 mg%)
Hiperpireksia ( temp rektal > 40 C )
Diagnosis banding Malaria berat
Meningitis/ensefalitis
Stroke
Tifoid ensefalopati
Hepatitis
Leptospirosis berat
Sepsis
Dengue shock syndrom
Glomerulonefritis akut
Hipoglikemia karena penyakit lain (DM)
Hipotensi karena sebab lain
Prinsip Penatalaksanaan
TINDAKAN UMUM
PENGOBATAN SIMTOMATIK
PENANGANAN KOMPLIKASI
TINDAKAN UMUM
Bebaskan jalan napas dan mulut, bila perlu beri
oksigen
Pemberian cairan, keseimbangan cairan, dan
perawatan umum
Monitor tanda-tanda vital (keadaan umum,
kesadaran, pernapasan, tekanan darah, suhu,
dan nadi), tiap 30 menit
Pemeriksaan darah tetes tebal ulangan untuk
konfirmasi dx
Jika pasien koma, pasang NGT dan Kateter urin,
tidur tanpa bantal
PENGOBATAN SIMTOMATIK
Demam: Antipiretik ( parasetamol 15
mg/kgbb/kali, dapat diulang tiap 4 jam),
kompres
Kejang: Diazepam 5 – 10 mg IV pelan.
Bisa diulang tiap 15 menit, max 100mg/24
jam. Alternatif: fenobarbital 100 mg
im/kali, diberikan 2 x sehari
PEMBERIAN OBAT ANTI MALARIA
PILIHAN UTAMA : derivat artemisinin
parenteral ( kecuali untuk ibu hamil
trimester I)
ARTESUNAT IV atau IM
(direkomendasikan di RS/ PKM Perawatan)
2,4 mg/ 2,4 mg/ 2,4 mg/ 2,4 mg/ 2,4 mg/
kgbb kgbb kgbb kgbb kgbb
0 12 24 48 72
ARTEMETER
Artemeter intramuskular tersedia dalam ampul
yang berisi 80mg artemeter dalam larutan
minyak.
0 12 24 48 72
Kina dihidroklorida parenteral
Obat alternatif untuk malaria berat di daerah
yang tidak tersedia derivat artemisinin parenteral
Aman untuk ibu hamil trimester pertama
Tersedia dalam ampul kina dihidrokloria 25%.
Satu ampul berisi 500 mg/ 2 ml.
TIDAK BOLEH diberikan secara iv bolus, krn
toksik bagi jantung dan menimbulkan kematian
Dosis max dewasa 2000 mg/hari
Dosis dan cara pemberian Kina
parenteral
Loading dose 20 mg/kgbb dalam D5 500c/ NS,
selama 4 jam pertama
Selanjutnya selama 4 jam kedua hanya diberikan
D5 atau NS saja
Dilanjutkan dosis pemeliharaan 10 mg/kgbb
dalam D5 atau NS selama 4 jam.
4 jam selanjutnya diberikan D5 atau NS saja.
Diulang dosis pemeliharaan sampai penderita
dapat minum obat per oral
Kina dihidroklorida parenteral
Jika tidak memungkinkan diberikan per
infus, maka dapat diberikan im 10
mg/kgbb, masing-masing ½ dosis paha
kiri-paha kanan.
Pemberian oksien