You are on page 1of 20

Demam Berdarah Dangue (DBD)

Pendahuluan

• DBD : penyakit menular terutama menyerang


anak anak
• Jumlah penderita cenderung meningkat dan
jumlah penyebarannya seakin meluas
• Untuk membarasi penyebaran diperlukan
pengasapan(fogging) massal , abatesasi masal
,pemberantasan sarang nyamuk.
• Perjalanan DBD sangat cepat dan sering fatal
karena penanganan yang terlambat.
Epidemiologi
• Endemik dinegara tropis (seperti: cina selatan ,
pakistan, india, semua negara di Asia Tenggara)
• Kasus DBD pertama di Indonesia 1968 di temukan
di Surabaya.
• Profil kesehatan prov JATENG (1999) :
usia 5-14 tahun (42%)
usia 15-44 tahun (37%)
Rata –rata insedensi DBD 6-27/100ribu
pendududuk
etiologi
• Arbovirus B : artropod-borne virus
Virus ini genus flavivirus dari famili flviviridae

• Vektor utama : nyamuk aedes aegypty ( kota dan aedes albopictus (desa).
Virus berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari, terutama dalam
kelenjar air liur

Ciri nyamuk :
• sayap dan badan bergaris garis putih.
• Berkembang biak di air jernih
• Jarak terbang < 100 m
• Nyamuk betina berdifat multiple biters
• Tahan dalam suhu panas dan kelembaban tinggi
Siklus hidup dan penularan

Telur
Nyamuk
dewasa
Betina: gigit
manusia
sedang
terinfeksi
Jentik-
jentik

Menulark Pupa
(kempompong)
an kepada
orang lain
Gejala dan tanda
• Demam 2-7 hari tanpa sebab yang jelas
• Manifestasi perdarahan dengan tes rumple leed
(+), bintik kemerahan (+), perdarahan spontan
seperti mimisan, muntah darah, atau berak
hitam
• Hasil pemeriksaan darah: trombosit ,
hematokrit
• Akral dingin, gelisah, penurunan kesadaran 
DSS (dengue shock syndrome
Kriteria Diagnosis
• WHO (1997)
A. Kriteria klinis
1. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas selama 2-7
hari
2. terdapat manifestasi perdarahan
3. Pembesaran hati
4. Syok

B. Kriteria Laboratoris
1. Trombositopenia (<100.000/mm3)
2. Hemokonsentrasi ( Ht > 20%)
Pengelolaan
Penderita/ tersangka DBD Ya

Penyuluhan
PSN
Pengasapan
dengan radius
200m

Penyelidikan epidemiologi
Tidak

Penyuluhan
Ada penderita DBD lain/ PSN
k nyamuk dan ada penderita demam tanpa sebab yang jelas pada hari itu/ seminggu
sebelumnya > 3 orang
Chikungunya
Epidemiologi
Merupakan penyakit yang mirip dengan demam dengue
(DD)
• Tersebar pada daerah tropis dan subtropis yang
berpenduduk padat, spt: afrika, India, Asia Tenggara
• Lokasi penyebaran tidak berbeda jauh dengan
DD/DBD, karena vektor utamanya sama  Nyamuk
Aides Aegypti.
• Angka insidensi terbatas. Pertama kali ditemukan di
samarinda (1973), pada tahun 2004 terjadi KLB yang
menyerang 120 orang (Semarang)
Etiologi dan penularan

Etiologi: virus chikungunya, genus virus alfa, famili


togaviridae
Vektor chikungunya = Aides Aegypti dan Aides Africanus

Penularan chikungunya melalui vektor utama nyamuk A.


Aegypti, sehingga penularan sama seperti penyakit
DD/DBD
Selain manusia, juga dapat menyerang tikus, baboon,
kelinci, monyet, simpanse
Gejala dan tanda
• Masa inkubasi 1-6 hari
• Demam mendadak
• Ruam kulit dan limfadenopati
• Arthralgia, myalgia, arhthritis

Perbedaan dengan DD, gejala muncul lebih cepat, perdarahan


jarang terjadi

Penegakan diagnosis:
Berdasar gejala klinik dan laboratorium IgM dan IgG dalam darah
Pengobatan
• Pwngobatan suportif
• Analgesik
• Infus bila perlu
Program pemberantasan DBD
dan Chikungunya
Program pemberantasan
• Tujuan
1. Menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit DBD
2. Mencegah dan menanggulangi KLB
3. Meningkatkan peran serta masysarakat dan pemberantasan sarang nyamuk

Sasaran
Sasaran nasiona l(2000):
4. Morbiditas di kecamatan endemik DBD <2/10.000 penduduk
5. CFR < 2,5 %

Strategi
6. Kewaspadaan dini
7. Penanggulangan KLB
8. Peningkatan keterampilan petugas dan penyuluhan
• Kegiatan :

1. Pelacakan penderita ( penyelidikan Epidemiolodi (PE)


2. Penemuan dan pertolongan penderita
3. Abatisasi selektif/ larvasidasi efektif (AS)
4. Fogging fokus (FF)  1 RW/400 rumah/1 dusun
5. Pemeriksaan jentik berkala (PJB) tiap 3 bulan
sampel 100 rumah/desa/kelurahan  HI
6. Pembentukan kelompok kerja DBD di semua level administrasi
(desa s/d pemerintah pusat)
7. Penggerakan PSM dengan 3 M di daerah endemik dan sporadik
8. Penyuluhan tentang gejala awal penyakit, pencegahan dan
rujukan penderita
Pencegahan
• Kegiatan meliputi:
1. Pembersihan jentik
PSN, Larvasidasi, Menggunakan ikan (ikan
kepala timah, cupang, sepat)
2. Mencegah gigitan nyamuk
Dengan kelambu, obat nyamuk bakar/ oles,
tidak melakukan kegiatan beresiko,
Peyemprotan
Monitoring dan evaluasi
• A. Indikator pemerataan
1. PE =
Jumlah penderita dengan PE
Penderita yang dilaporkan
2. FF =
Jumlah fogging x 100%
Jumlah penderita

B. Indikator efektifitas perlindungan=


Cakupan rumah dengan FF/AS/PSN x100%
Jumlah rumah yang seharusnya tercakup dalam FF/AS/PSN

C. Indikator Efisiensi program


2. Angka kepadatan jentik (HI) = jlh rumah (+) jentik x 100%
Jlh rumah yang diperiksa
2. Angka kesakitan DBD=
Jlh kesakitan DBD x100%
Jlh penduduk

3. Angka kematian DBD=


Angka kematian DBD x 100%
Jumlah penderita
Penanggulangan KLB
1. Penemuan dan pertolongan penderita
2. Penyuluhan
3. PSN dengan gerakan 3M
4. Fogging
5. Abatisasi/ larvasidasi

You might also like