Professional Documents
Culture Documents
Judul
B. Pendahuluan
Dalam Standar Isi (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006), tujuan pembelajaran Bahasa
2. Membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain,
keputusan yang bertanggung jawab pada tingkat pribadi dan sosial dan
(Depdiknas, 2006)
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka jelas perlu diterapkan berbagai pendekatan yang
memecahkan masalah sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu,
dilakukan lebih dominan kepada aspek pengetahuan dan pemahaman konsep gramatika
saja. Peserta didik kurang dipajankan kepada pengalaman berbahasa secara utuh.
terhadap pelajaran bahasa Inggris. Peserta didik menganggap pelajaran bahasa Inggris
sebagai momok yang sulit untuk dipelajari apalagi untuk dikuasai dan ini berlangsung
turun temurun kepada generasi di bawahnya. Akhirnya, peserta didik tidak berani untuk
mempelajari pelajaran bahasa Inggris, sehingga membuat hasil belajarnya menjadi buruk.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu dirancang pembelajaran yang dapat
dan pemahaman konsep peserta didik di pihak lain. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
2 dirancang secara gradual mulai dari konsep yang mudah ke konsep yang lebih
sulit dari tempat yang dekat ke tempat yang lebih jauh, dari masalah kongkrit
8 bentuk asesmen disesuaikan dengan bahan ajar dan lebih berorientasi pada
proses.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
dan pada pasal 4 ayat 4, dinyatakan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi
proses pembelajaran. Disamping itu PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
Oleh karena itu peranan guru lebih bertindak sebagai mediator, fasilitator, dan motivator.
Pembelajaran yang dirancang tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolahnya,
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning). Pembelajaran berbasis masalah adalah alternatif model
Esensi dari model pembelajaran tersebut adalah adanya reorientasi pembelajaran dari
semula berpusat pada pengajar menjadi berpusat pada peserta didik. Model pembelajaran
berbasis masalah memberikan peluang pemberdayaan potensi berpikir peserta didik dalam
Berpijak pada permasalahan tersebut di atas, melalui kegiatan Lesson Study berbasis
MGMP di Gugus 3 SMP Kabupaten Bandung, peneliti bersama guru – guru bahasa
Inggris di lingkungan Gugus 03 SMP Kabupaten Bandung berupaya mencari solusi serta
C. Perumusan Masalah
Masalah yang ingin penulis kaji melalui penelitian ini ialah: “sejauh manakah penerapan
Pokok permasalahan tersebut lebih dapat diperinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
keterampilan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini penulis laksanakan di Gugus 03 SMP Kabupaten Bandung dengan tujuan
untuk mengidentifikasi:
E. Manfaat Penelitian.
1. Kontribusi Teoritis
Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian lanjutan, dengan tema
yang sama akan tetapi dengan metode dan teknik analisa yang lain, sehingga dapat
2. Kontribusi Praktis
untuk meningkatkan mutu proses dan mutu hasil belajar peserta didik sesuai
1. Kompetensi Komunikatif
Kompetensi Wacana hanya dapat diperoleh jika peserta didik memperoleh kompetensi
tutur dalam bahasa lisan atau kompetensi retorika dalam bahasa tulis (keduanya tercakup
(pengetahuan tentang seluk beluk bahasa) yang sangat membantu dalam mengidentifikasi
apa saja yang perlu dicakup oleh sebuah program pendidikan bahasa.
Discourse Competence atau kompetensi wacana lebih mengacu pada prosedur untuk
memobilisasi seluruh declarative knowledge dalam konteks komunikasi yang nyata untuk
procedural knowledge.
Socio-cultural
Competence
Discourse
Competence
Linguistic Actional
Competence Competece
Strategic
Competence
Tujuan utama belajar bahasa Inggris adalah kompetensi berkomunikasi atau kompetensi
wacana, yaitu kemampuan memahami dan menghasilkan berbagai teks baik lisan muapun
tertulis sesuai dengan teingkat perkembangan peserta didik. Pemahaman dan penciptaan
berbagai jenis teks menjadi focus pembelajaran. Seperti yang tercantum dalam Standar Isi
bentuk teks untuk tingkat SMP ini meliputi bentuk deskriptif, prosedur, recount, naratif,
learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memajankan peserta didik
belajar dimulai dengan suatu permasalahan, (2) memastikan bahwa permasalahan yang
di seputar permasalahan, bukan di seputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung jawab
sepenuhnya kepada peserta didik dalam mengalami secara langsung proses belajar
mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, dan (6) menuntut peserta didik
kinerja (performance).
langkah, yaitu:
informasi awal yang perlu disediakan. Pada langkah ini, peserta didik
permasalahan.
jelas fakta-fakta dan informasi yang perlu dicari, serta memberikan tujuan
berbagai sudut pandang. Pada tahap ini proses pemecahan masalah berada
individual.
(Fogarty, 1997)
Guru membentuk kelompok-kelompok peserta didik yang jumlah anggotanya 4-5 orang.
di depan kelas.
bentuk penilaian di kelas yang mencerminkan proses belajar, hasil belajar, motivasi, dan
Self-assessment adalah penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri terhadap
usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai
(standard) oleh peserta didik itu sendiri dalam belajar (Griffin dan Nix, 1991).
penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya
sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya (Griffin dan Nix, 1991).
pembelajaran kontekstual menurut Johnson (2002) serta tahap- tahap pemecahan masalah
G. Metodologi Penelitian
kelas. Situasi pembelajaran akan ditinjau dari 4 aspek yaitu 1) aktivitas belajar peserta
didik dalam pembelajaran Bahasa Inggris, 2) keterampilan berpikir kritis peserta didik
pelajaran Bahasa Inggris, dan 4) pendapat peserta didik terhadap penerapan model
Data bersifat kualitatif, yaitu berupa hasil deskripsi Silabus dan Rancangan Pelaksanaan
contoh silabus dan RPP yang digunakan guru untuk pembelajaran di kelas, perekaman
kelompok fokus.
Instrumen penelitian ini berupa: (i) Dokumen silabus dan RPP; (ii) Perangkat
untuk peserta didik; (v) Diskusi kelompok (peneliti dan guru bahasa Inggris).
Berbagai data yang dikumpulkan melalui metode dan instrumen di atas akan di
analisis khususnya yang terkait dengan pendekatan berbasis genre. Untuk masing-
masing metode dan instrumen akan dianalisis menjadi: (i) Deskripsi silabus dan
kuesioner; (iv) deskripsi masalah dan kebutuhan hasil diskusi kelompok fokus.
Selanjutnya dari hasil masing-masing analisis data di atas akan dirangkum dan
Penelitian ini akan memakan waktu 3 bulan, dengan jadwal sebagai berikut :
I. PERSONALIA PENELITIAN
d. Jabatan Struktural : -
e. Fakultas/Program Studi :
f. Perguruan Tinggi :
g. Bidang Keahlian :
2. Anggota Peneliti
Carson, Jamin, 2007, A Problem with Problem Solving: Teaching Thinking without
Nasional Pendidikan
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Permen 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Fogarty, R. 1997. Problem-based learning and other curriculum models for the
multiple intelligences classroom. Arlington Heights, Illinois: Sky Light.