Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, tentu diperlukan perancangan
system kerja yang baik pula. Oleh karena itu system kerja harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan hasil kerja yang diinginkan. Untuk
dapat mempelajari hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan perancangan
system kerja, ada baiknya kita juga mempelajari ergonomic dan studi gerakan. Hal ini
penting karena system kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
memungkinkan dilakukannya gerakan ergonomis.
B. TUJUAN
Tujuan Umum
(1) Praktikan dapat memiliki kemampuan untuk menganalisa metode kerja
dan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.
(2) Praktikan dapat merancang stasiun kerja yang ergonomis untuk
meningkatkan produktifitas.
(3) Praktikan dapat melakukan perhitungan waktu baku dengan metode jam
henti.
Tujuan Khusus
(1) Praktikan mampu menyusun peta-peta kerja yang sesuai urutan proses
pekerjaan.
(2) Praktikan mampu menganalisa metode kerja sekarang melalui peta-peta
kerja.
(3) Praktikan mampu mengidentifikasikan pemborosan dan ketidakefisienan
dalam suatu metode kerja dengan studi gerakan dan ekonomi gerakan.
(4) Praktikan mampu merancang stasiun kerja yang ergonomis.
BAB II
TEORI DASAR
B. STUDI GERAKAN
Studi gerakan adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian
badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaanya. Dengan demikian diharapkan agar
gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga
akan diperoleh penghematan dalam waktu kerja, yang selanjutnya dapat pula
menghemat pemakaian fasilitas-fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut.
Frank B. Gilberth dan istrinya menguraikan gerakan ke dalam 17 gerakan dasar
atau elemen gerakan yang dinamai thetblig. Sebagian besar dari therblig ini
merupakan gerakan-gerakan dasar tangan. Kemampuan untuk menguraikan suatu
pekerjaan ke dalam Therbligh dengan sangat baik diperlukan, karena dengan
demikian akan memudahkan dalam penganalisaannya. Dengan demikian dapat
diketahui gerakan nama yang sebetulnya tidak diperlukan oleh pekerja tapi masih
dilakukan pekerja.
1. Mencari(search)
Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar daripekerjaan untuk
menemukan lokasi objek. Yang bekerja dalam hal ini adalah mata. Mencari
merupakan gerak yang tidak efektif dan masih dapat dihindarkan misalnya
dengan menyimpan peralatan atau baha-bahan pada tempat yang tetap.
2. Memilih(Select)
Memilih merupakan gerakan untuk menemukan objek yang tercampur,
tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk melekukan
gerakan ini. Gerakan ini merupakan gerakan yang tidak efektif sehingga sedapat
mungkin dihindarkan.
3. Memegang(Grasp)
Merupakan gerakan untuk memegang objek. Gerakan ini merupakan
gerakan efektif.
4. Menjangkau(Reach)
Merupakan gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban.
5. Membawa(Move)
Elemen gerak membawa juga merupakan gerak perpindahan tangan, hanya
dalam gerakan ini tangan dalam keadaan dibebani.
6. Memegang untuk Memakai(Hold)
Yaitu memegang tanpa menggerakkan objek yang dipasang tersebut.
Gerakan ini merupakan gerakan yang tidak efektif.
7. Melepas(Release)
Elemen ini terjadi bila seorang pekerja melepaskan objek yang
dipegangnya.
8. Mengarahkan(Position)
Gerakan mengarahkan suatu objek pada lokasi tertentu.
9. Mengarahkan sementara(Pre position)
Merupakan elemen gerak mengarahkan pada suatu tempat sementara.
10. Pemeriksaan(inspect)
Merupakan pekerjaan memeriksa objek untuk mngetahui apakah objek
telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
11. Perakitan(Assembly)
Merupakan pekerjaan gerakan menggabungkan suatu objek dengan objek
yang lain sehingga menjadi satu kesatuan.
12. Lepas Rakit(Disassembly)
Merupakan kebalikan dari perakitan, disini dua objek dipisahkan dari satu
kesatuan.
13. Memakai(Use)
Yang dimaksud memakai disini adalah bila satu tangan atau kedua-duanya
dipakai untuk menggunakan alat.
14. Kelambatan yang tak terhindarkan(Anavoidable Delay)
Kelambatan yang dimaksud disini adalah bila suatu tangan atau kedua-
duanya dipakai untuk menggunakan alat.
15. Kelambatan yang dapat dihindarkan(Avoidable Delay)
Kelambatan yang dimaksud disini adalah ditimbulkan sepanjang waktu
kerja oleh pekerjanya baik sengaja maupun tidak sengaja.
16. Merencana(Plan)
Merencana merupakan proses mental, dimana operator berpikir untuk
menentukan tindakan-tindakan yang akan diambil selanjutnya.
17. Istirahat untuk menghilangkan Fatiq(Rest to overcome fatique)
Yaitu waktu untuk memulihkan lagi kondisi badan dan rasa fatiq akibat
kerja.
D. PETA-PETA KERJA
Peta kerja atau sering disebut peta proses merupakan alat komunikasi yang
sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai ahi.
Melalui peta ini kita mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk
memperbaiki metode kerja.
Penggambaran peta kerja atau peta proses ini bisa diaplikasikan untuk manusia
atau bahan baku. Man-process Chart dlaam hal ini akan menggambarkan urutan-
urutan elemen kerja dimana seorang pekerja akan melaksanakan pekerjaan tersebut.
Material process Chart akan menggambarkan urutan secara detail mengenai proses
kerja yang berlangsung terhadap material tersebut dari awal sampai menjadi produk
jadi.
Peta kerja dpat kita gambarkan dengan klaisfikasi:
Peta-peta kerja Guna menganalisa kerja kseluruhan.
Ada beberapa macam peta kerja yang umum dipakai untuk menganalisa
proses kerja keseluruhan, yaitu:
1) Peta Proses Operasi.
Peta proses operasi sering disingkat dengan peta operasi yaitu peta
kerja yang mencoba menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi
pekerjaan tersebut elemen-elemen operasi secara detail. Diini tahapan proses
operasi kerja harus diuraikan secara logis dan sistematis.
Untuk pembuatan proses ini maka symbol yang digunakan adlah
symbol operasi, inspeksi, dan gabungan antara inspeksi dengan operasi.
Untuk bisa menggambarkan peta operasi dengan baik, ada beberapa aturan
dasar yang perlu dipahami, yaitu:
(i) Tentukan dahulu apakah peta yang akan dibuat merupakan “Material
Process chart’ ataukah “Man-process-Chart”.
(ii) Selanjutnya pada garis paling atas perlu dituliskan “peta proses operasi“
dan seterusnya tulis semua identifikasi kerja lainnya seperti:nama objek,
nomor gambar kerja, dlan lain-lain.
(iii) Lambang atau symbol ASME ditempatkan dalam arah vertical secara
berurutan yang menunujukkan terjadinya perubahan proses untuk setiap
simbolnya.
(iv) Penomoran terhadap kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai
dengan urutan operasi yang diperlukan untuk pembuatan produk tersebut
atau sesuai dengan proses terjadi.
(v) Agar diperoleh gambar peta operasi yang baik, maka produk yang paling
banyak memerlukan proses operasi yang harus dipetakan terlebih dahulu
dan digambarkan pada garis vertical paling kanan sendiri.
2. TRANSPORTASI
Kegiatan trnsportasi terjadi bila fasilitas kerja lainnya yang
dianalisa bergerak berpindah tempat yang bukan merupakan bagian
dari suatu proses operasi kerja.
Contoh kegiatan transportasi:
Memindahkan material dengan tangan.
Bergerak, berjalan, membawa objek dari suatu lokasi ke lokasi
lain.
3. INSPEKSI
Kegiatan inspeksi atau pemeriksaan terjdi apabila suatu objek
diperiksa baik pemeriksaan pada segi kualitas maupun kuantitas
apakah sudah sesuai dengan karakteristik performance yang
distandarkan. Contohnya:
Meneliti dimensi benda kerja dengan alat ukur.
Menghitung jumlah benda yang diterima dari hasil pembelian.
4. MENUNGGU
Proses menunggu jerjadi apabila material, benda kerja, operator
atau fasilitas kerja dalam kondisi berhenti dan tidak terjadi
kegiatan apapun selain menunggu. Kegiatan ini bisa berlangsung
sementara. Contohnya:
Objek menunggu untuk diperiksa atau dilepas.
Material menunggu untuk diproses karena adanya kerusakan
teknis pada mesin.
5. MENYIMPAN
Proses penyimpanan terjadi apabila objek disimpan dalam jangka
waktu yang cukup lama. Jika objek itu akan diambil, biasanya akan
memerlukan prosedur perjanjian yang khusus. Symbol ini
menyatakan bahwa suatu objek disimpan secara permanen, yaitu
ditahan dan dilindungi terhadap pengeluaran tanpa ijin tertentu.
Sebagai contoh:
Bahan baku yang disimpan dalam gudang pabrik
Uang atau surat berharga yang disimpan dalam berankas.
6. AKTIFITAS GANDA
Seringkali dijumpai kondisi dimana dua elemen kerja harus
dilaksanakan secara bersamaan. Misalnya kegiatan operasi yang
harus dilaksanakan bersama dengan kegiatan inspeksi pada stasiun
kerja yang sama pula. Untuk ini penggambaran simbol yang
digunakan adalah dengan meletakkan simbol kerjayang satu diatas
simbol kerja yang lainnya.
Ws=
∑ Xi
N
Waktu Normal.
Waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan oleh pekerja dalam kondisi
wajar dan kemampuan rata-rata:
WN = Ws x P
Dimana P adalah factor penyesuaian. Factor ini diperhitungkan jika
pengukur berpendapat bahwa operator bekerja dengan kecepatan tidak
wajar. Sehingga hasil perhitungan waktu perlu disesuaikan atau
dinormalkan dulu untuk mendapatkan waktu siklus rata-rata yang wajar.
Jika pekerja bekerja dengan wajar, maka factor penyesuaian P sama
dengan 1. Artinya waaktu siklus rata-rata sudah normal. Jika pekerjanya
terlalu labat maka untuk menormalkannya pengukur harus member harga
PL, dan sebaliknya PL, jika dianggap bekerja cepat.
Waktu Baku.
Waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal untuk menyelesaikan
pekerjaan yang dikerjakan dalam system kerja terbaik saat itu.
WB = WN + 1
Dimana 1 adalah kelonggaran atau allowance yang diberikan kepada pekerja
untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal.
Dengan demikian jelas bahwa dari aktifitas motion studi diharapkan akan mampu
membantu di dalam usaha mencari alternate metode kerja yang lebih baik untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan, sekaligus mengetahui waktu dan tiap-tiap gerakan kerja
tersebut.
METODE 5 S
Seiri : menyisihkan barang yang tidak diperlukan dengan yang perlu atau
menyisihkan dan membuang barang yang tidak perlu di tempat kerja.
Seiton : menata alat-alat kerja yang digunakan dengan rapid an benar-benar
menghilangkan kegiatan mencari agar alat-alat mudah ditemukan dengan cepat.
Seiso : memelihara kebersihan tempat kerja.
Seiketsu : mempertahankan seiri, seiton, dan seiso agar dapat berlangsung terus
menerus.
Setsuke : sebagai suatu kedisiplinan dan benar-benar menjadi kebiasaan,
sehingga pekerja terbiasa menaati peraturan dan diadakan penyuluhan terhadap
pekerja untuk bekerja secara professional.
Apabila metode 5 S ditetapkan secara benar maka akan diperoleh dampak positif
terhadap perusahaan yaitu:
I. MOST
Continous Improvement
Continous improvement adalah sebuah pendekatan sistematis dalam usaha
terus menerus untuk menemukan dan mengeliminasi penyebab utama suatu
permasalahan, dipopulerkan oleh W.Edward Deming tahu 1950-an. Continous
improvement merupakan sebuah kunci bagi perusahaan untuk berubah menuju
performansi yang world class(Tennir dan De Torro, 2000).
Dalam melakukan perbaikan proses dengan metode continous improvement
ada enam tahapan, yaitu:
Understand the customer
Memahami pernyataan end customer terkait tentang keinginan, kebutuhan,
harapan terhadap suatu produk atau jasa yang dujadikan sebagai requirement.
Analisis efisiensi
Fokus pada pemenuhan kebutuhan dan harapan internalcustomer, minimasi
biaya, minimasi variasi.
Analisis the process
Pada tahap analisis, amati kondisi process eksisting, proses yang tidak efektif,
tidak efisien, dan proses yang buruk.
Improve the process
Aktifitas improvement tergantung dari tujuan yang ingin dicapai, continous
improvement membentuk apemahaman ang fundamental pada cuatomer
requirement, kapabilitas proses, dan root cause gap yang terjadi.
Conto:
Tujuan : meningkatkan kualitas produk.
Aktivitas improvement : focus on minimizing variation, error, and defects.
Implement changes
Standardize and monitor
Quality Improvement
Quality improvement adalah suatu metodologi pengumpulan dan analisis data
kualitas. Serta menentukan dan menginterpretasikan pengukuran-pengukuran yang
menjelaskan tentang proses dalam suatu system industry, untuk meningkatkan
kualitas produk, guna memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan peningkatan
system manajemen kualitas berdas arkan ISO 9001 : 2000 lebih menekankan pada
aspek peningkatan prose industry dengan menggunakan data kualitas yang
dikumpulkan menggunakan alat-alat analisis termasuk teknik-teknik statistika. ISO
menggunakan tidak menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
manajemen industry ketika menetapkan peningkatan terus-menerus agar memenuhi
persyaratan dari klausul 8.5.1 daam ISO 9001:2000(peningkatan terus menerus)
tetapi menuntut adanya bukti yang menunjukkan komitmen keterlibatan manajemen
organisasi melalui pengukuran, pemantauan, analisis dan peningkatan kinerja proses
terus meneru dan efektifitas system manajemen kualitas.
Ws(Setelah)
N Pengamatan
Elemen Kegiatan Jumlah Ws Rata-Rata
o 1 2 3
1 Lampu depan 1.69000 1.89000 1.99000 5.57000 1.85667
2 Bumper Depan 1.15500 1.35500 1.45500 3.96500 1.32167
3 Setir 1.28500 1.48500 1.58500 4.35500 1.45167
4 Pintu mobil 6.21500 6.41500 6.51500 19.14500 6.38167
5 Tempat duduk 1.94000 2.14000 2.24000 6.32000 2.10667
6 Mesin Mobil 2.41000 2.61000 2.71000 7.73000 2.57667
7 As roda 1.85000 2.05000 2.15000 6.05000 2.01667
8 Chasis 2.35250 2.55250 2.65250 7.55750 2.51917
9 Roda 2.17000 2.38250 2.49500 7.04750 2.34917
B-1 2
6 Berat beban 0.45
P2 = 6
P = P1 x P2
P = 0,17 x 6
P = 1,02
B-1 2
6 Berat beban 0.45
P2 = 8
P = P1 x P2
P = 0,24 x 8
P = 1,92
A. PERHITUNGAN
Waktu siklus sebelum perbaikan metode kerja :
a. Lampu depan
∑ Xi( 1,2,3)
Ws =
N
b. Bumper depan
2,845+1.335+1,435
Ws = =1,8717
3
c. Setir
8,97+9,17+ 9,27
Ws = = 9,1367
3
d. Pintu mobil
1,20375+ 1,40375+1,50375
Ws = = 1,37042
3
e. Tempat duduk
6,43+6,63+6,73
Ws = = 6,6967
3
f. Mesin mobil
1,45+1,65+1,75
Ws = = 1,6167
3
g. As roda
1,19+ 1,39+1,49
Ws = 1,3567
3
h. Chasis
1,615+ 1,815+1,915
Ws = = 1,7817
3
i. Roda
1,542+1,7242+1,824
Ws = = 1,6908
3
1,69+ 1,89+1,99
Ws = = 1,857
3
b. Bumper depan
1,155+ 1,355+1,455
Ws = = 1,3217
3
c. Setir
1,285+ 1,485+1,585
Ws = = 1,452
3
i. Pintu mobil
6,215+6,415+6,515
Ws = = 6,382
3
d. Tempat duduk
1,94+2,14+ 2,24
Ws = = 2,107
3
e. Mesin mobil
2,3525+2,5525+2,6525
Ws = = 2,5192
3
g. Roda
2,17+2,3825+2,495
Ws = = 2,3492
3
Wn = Ws x P
a. Lampu depan
Wn = 1,3017 x 1,02 = 1,3277
b. Bumper depan
Wn = 1,8717 x 1,02 = 1,909
c. Setir
Wn = 9,1367 x 1,02 = 9,319
d. Pintu mobil
Wn = 1,37042 x 1,02 =1,3978
e. Tempat duduk
Wn = 6,5967 x 1,02 = 6,7286
f. Mesin mobil
Wn = 1,6167 x 1,02 = 1,649
g. As roda
Wn = 1,3567 x 1,02 = 13838
h. Chasis
Wn = 1,7817 x 1,02 = 1,817
i. Roda
Wn = 1,6907 x 1,02 = 1,7246
Wn = Ws x P
a. Lampu depan
Wn = 1,857 x 1,92 = 3,565
b. Bumper depan
Wn = 1,3217 x 1,92 = 2,5377
c. Setir
Wn = 1,452 x 1,92 = 2,7878
d. Pintu mobil
Wn = 6,382 x 1,92 = 12,25
e. Tempat duduk
Wn = 2,107 x 1,92 = 4,045
f. Mesin mobil
Wn = 2,577 x 1,92 = 4,9478
g. As roda
Wn = 2,5192 x 1,92 = 4,8369
h. Chasis
Wn = 1,7817 x 1,02 = 1,817
i. Roda
Wn = 2,3492 x 1,92 = 4,51
Waktu Baku sebelum perbaikan Perbaikan metode Kerja
Wb = Wn + (Wn x Allowance)
TOTAL : 10,5%
Jadi, factor kelonggaran untuk kebutuhan pribadi dan untuk fatique adalah
10,5%, sedangkan kelonggaran untuk hambatan yang tidak terhindarkan adalah
5%(pria).
a. Lampu depan
Wb = 1,3277 + (1,3277 x 0,155) = 15337
b. Bumper depan
Wb = 1,909 + (1,909 x 0,155) = 2,205
c. Setir
Wb = 9,319 + (9,319 x 0,155) = 1,445
d. Pintu mobil
Wb = 6,7286 + (6,7286 x 0,155) =7,7716
e. Mesin mobil
Wb = 1,649 +(1,649 x 0,155) = 1,905
f. As roda
Wb = 1,3838 + (1,3838 x 0,155) = 1,5988
g. Chasis
Wb = 1,817 + (1,817 x 0,155) = 2,097
h. Roda
Wb = 1,7246 + (1,7246 x 0,155) 1,9916
Wb =
WbLampu+WbBumper +WbSetir +WbPintu+WbMesin+ WbAs+Wbchasis+ WbRoda
8
29,8667
=
8
= 3,73
45,5999
Wb =
8
Wb = 5,69
Identifikasi masalah Pada Exixting Method Dengan fungsi studi gerakan, ekonomi
gerakan pada stasiun kerja yang bersangkutan.
Pada saat merakit TOY CAR, adapun masalah yang dihadapi. Jika ditinjau dari
studi gerakan dimana dalam studi gerakan kita akan menganalisa beberapa gerakan
bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dalam studi gerkan ini kita
diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau bahkan
dihilangkan sehingga kita dapat menghemat waktu dalam bekerja, dan selanjutnya
dengan studi gerakan ini pula kita dapat menghemat pemakaian-pemakaian fasilitas yang
tersedia untuk pekerjaan terebut. Adapun gerakan bagian yang menurut saya kurang
efektif dan perlu dihilangkan adalah kegiatan mencari, yaitu gerakan dasar dari pekerja
untuk menemukan objek yang bekerja dalam hal ini adalah mata. Mencari merupakan
gerak yang tidak efektif dan masih dapat dihindarkan. Misalnya dengan menyimpan
perakitan atau bahan-bahan pada tempat yang tepat.
Jika ditinjau dari ekonomi gerakannya, dimana dalam prinsip ekonomi gerakan
kita bisa menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam stasiun kerja
dan bisa juga untuk kegiatan kerja yang berlagsung secara menyeluruh dari suatu stasiun
kerja ke stasiun kerja lainnya. Adapun masalah yang saya dapat dari perakitan TOY CAR
ini adalah :
1. Jika ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan badan/anggota tubuh
manusia.
Dari perakitan TOY CAR sering terjadi gerakan patah-patah seperti pencarisan
komponen yang akan dirakit ke badan mobil. Selanjutny masalah yang saya dapat
mungkin mengenai keteraturan pekerjaan yaitu dimulai dengan lampu depan,
bumper depan, setir, pintu mobil, tempat duduk, mesin mobil, as roda, chasis, dan
roda. Menurutt saya urutan pekerjaannya kurang efektif karena mengerjakan bagian
luar dan bagian dalam secara selang seling misalnya. Misalnya, pada pengerjaan
pintu mobil kemudian tempat duduknya. Menurut saya pemasangan pintu mobil
terlebih dahulu akan menghalangi pada saat memasang tempat duduknya.
2. Jika ekonomi gerakan duhubungkan dengan tempat kerja berlangsung.
Dari praktikum kemarin, menurut saya kondisi ruangannya sudah cukup
ergonimis untuk melakukan perakitan TOY CAR. Tapi adapun masalah yang saya
dapat dari praktikum ini diantaranya yaitu : letak bahan dan peralatan yang
ditampatkan bersamaan dalam suatu wadah, sehingga menyebabkan para praktikan
lumayan kesulitan dalam mencari obeng karena bercampur dengan komponen bahan
yang lainnya.
3. Jika ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan yang digunakan.
Pada praktikum kemarin dapat dilihat bahwa peralatan yang digunakan seperti
obeng diletakkan dalam suatu wadah bersamaan dengan komponen-komponen yang
akan dirakit. Menurut saya sebaiknya peralatan dipisahkan dengan komponen-
komponen agar cepat untuk menemukan pemakaian ataupun pengambilan pada saat
diperlukan tanpa harus bersusah payah mencari-carinya.
Analisa perbaikan metode kerja dengan prinsip studi gerakan, ekonomi gerakan
dan waktu menganggur operator pada stasiun kerja yang bersangkutan.
A. KESIMPULAN.
Pengukuran waktu kerja adalah usaha untuk menentukan lama kerja yang
dibutuhkan seorang operator terelatif dan meyelesaikan suatu pekerjaan yang
spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang
terbaik pada saat itu.
Pengukuran waktu dibagi menjadi 2 yaitu langsung dan tidak langsung.
Kegunaan work sampling :
1. Untuk mengethui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh
pekerja.
2. Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin di pabrik.
3. Untuk menentukan waktu baku.
4. Untuk memperkirakan kelonggaran.
Penyesuaian adalah untuk menjaga kewajaran kerja.
Kelonggaan diberikan untuk 3 hal yaitu :
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique.
3. Kelonggaran untuk hambatan yang tak terhindarkan.
B. SARAN
Sebaiknya lab PTI 1, PTI 2, dan PTI 3 dipishkan.