You are on page 1of 11

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR DESENTRALISASI, PARTISIPASI ANGGARAN DENGAN

JOB RELEVANT INFORMATION , VOI MANAJER SERTA PENGARUHNYA TERHADAP JOB RELATED
OUTCOME

JEFRY GASPERSZ
UniversitasGadjah Mada Yogyakarta

Abstract
This study analysis the relation of decentralised structure (SD), budgetary participation (PA) by job relevant
information (JRI), managers’VOI (VOI manajer), and also its influence to job related outcome (organisational
commitment, job performance, job satisfaction).The respondents are middle-level managers and lower-level
managers at State Owned Enterprises (BUMN). Data for the study were collected from 14 BUMN. The sampling
method used is purposive sampling. In total 346 questionnaires were distributed, 135 can be used in analysis, for
response rate of 39,02 percent Using structural equation modeling of AMOS (Analysis of Moment Structure) Program,
the result of this study indicates that SD do not have significant influence to JRI, VOI manajer, and job performance.
PA have significant influence to JRI, VOI manajer, job satisfaction, and job performance. JRI have significant influence
to organisational commitment, job satisfaction, and job performance, while VOI manajer have significant influence to
organisational commitment and job performance.

Keyword: decentralised structure, budgetary participation, job relevant information, managers’VOI, organisational
commitment, job satisfaction, job performance, middle-level managers, lower-level managers, and
State Owned Enterprises.

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Bergesernya sistem manajemen tradisional ke era new public management yang berfokus pada
perbaikan kinerja organisasi, berimplikasi pada dibutuhkannya perubahan manajerial menyangkut personel
dan struktur organisasi. Personel diarahkan pada partisipasi dalam pembuatan keputusan terutama bagi
manajer level menengah dan bawah, sedangkan struktur organisasi diarahkan pada struktur yang
terdesentralisasi. Penerapan konsep new public management terutama bagi organisasi sektor publik di
Indonesia lebih ditujukan pada lembaga-lembaga publik yang selain mengejar profit juga harus
mengutamakan pelayanan kepada publik. Lembaga atau organisasi yang sesuai dengan kondisi di atas
adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karena sesuai dengan misi dan tujuan organisasi tersebut
seperti dimaksud dalam PP No.3 tahun 1983. Struktur Desentralisasi dan Partisipasi Anggaran yang
mengarah pada meningkatnya Komitmen Organisasi, Kinerja Manajer, dan Kepuasan Kerja (job related
outcome) akan lebih baik jika ditunjang oleh manajer yang memiliki pemikiran inovatif dan kreatif (VOI
manajer), serta mempunyai lebih banyak informasi yang berhubungan dengan pekerjaannya (job relevant
information).
Mia, dan Subramanian (2001) menunjukan terdapat hubungan positif dan kuat antara partisipasi
anggaran dan komitmen organisasi pada manajer yang memiliki VOI tinggi. Kim (1980), menyatakan
bahwa desentralisasi yang luas jika diberikan kepada manajer yang mempunyai VOI tinggi akan membuat
mereka lebih termotivasi dan percaya diri serta serius dalam menangani proyek inovatif. Kren (1992)
menyebutkan bahwa job relevant information sebagai decision fasilitating yang memberikan pengetahuan
lebih bagi manajer mengenai alternatif keputusan dan tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
(Locke et al, 1986). Berdasarkan fenomena di atas perlu dilakukan penelitian lebih jauh mengenai sistem
pengendalian manajemen terutama mengenai hubungan struktur desentralisasi, partisipasi anggaran
dengan job relevant information, VOI manajer serta pengaruhnya pada meningkatnya job related outcome
yang terdiri dari komitmen organisasi, kinerja manajer, dan kepuasan kerja.
Rumusan masalah:
1. Apakah job relevant information, VOI manajer dan kinerja manajer dipengaruhi oleh struktur
desentralisasi.

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI 1129


Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003
Analisis Hubungan antara Struktur Desentralisasi, Partisipasi Anggaran dengan SESI
Job Relevant Information, VOI Manajer serta Pengaruhnya terhadap Job Related Outcome

2. Apakah job relevant information,VOI manajer, kinerja manajer, dan kepuasan kerja dipengaruhi oleh
partisipasi anggaran..
3. Apakah job relevant information mempengaruhi komitmen organisasi, kinerja manajer, dan kepuasan
kerja.
4. Apakah VOI manajer mempengaruhi komitmen organisasi dan kinerja manajer.

1.2. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan menguji secara empiris hubungan antara struktur desentralisasi, partisipasi
anggaran dengan job relevant information, VOI manajer serta pengaruhnya terhadap job related outcome
(komitmen organisasi, kinerja manajer, dan kepuasan kerja) bagi manajer level menengah dan bawah yang
bekerja di BUMN.

2. Landasan Teori dan Hipotesis


2.1. Struktur Desentralisasi
Struktur desentralisasi menunjukan manajemen puncak mendelegasikan wewenang dan
tanggungjawab kepada manajer menengah dan bawah dalam bentuk pembuatan keputusan (Gordon dan
Narayanan ,1984). Danserau (1975) menganggap bahwa atasan sering berupaya menjamin peningkatan
komitmen organisasi dari bawahan dengan memberikan wewenang dan pengaruh yang lebih besar kepada
bawahan.

2.2. Partisipasi Anggaran


Brownell (1982) mendefinisikan partisipasi anggaran (PA) adalah luasnya manajer terlibat dan
mempunyai pengaruh dalam penentuan anggaran. Govindarajan (1992) menjelaskan bahwa partisipasi
anggaran memiliki pengaruh positif untuk memotivasi manajer yaitu adanya kecenderungan dari bawahan
untuk menerima target anggaran bila mereka turut serta memegang kendali daripada anggaran tersebut
ditetapkan secara sepihak.

2.3. Job Relevant Information


Job relevant informatian (JRI) menurut Baiman & Demski (1980); Baiman, 1982) adalah salah satu
informasi yang membantu manajer untuk memperbaiki pemilihan tindakan melalui upaya yang
diinformasikan lebih baik. Oleh karena itu Kren (1992) menyebutkan job relevant information sebagai
decision fasilitating.

2.4. VOI Manajer


Menurut O’Reilly, et.al, (1991) Manager’s Value Orientation Towards Innovation (VOI Manager)
adalah tingkat atau derajat pentingnya manajer yang menempatkan inovasi dan kreatifitas pada pekerjaan.
Selanjutnya Mia dan Subramaniam (2001) menyatakan bahwa partisipasi anggaran akan meningkatkan
komitmen organisasi pada manajer yang mempunyai VOI tinggi dan partisipasi anggaran tidak akan
meningkatkan komitmen organisasi jika manajer mempunyai VOI rendah.

2.5. Job Related Outcome


O’Reilly dan Andersen (1981) memasukan kepuasan kerja dan kinerja manajer sebagai job
related outcome (JRO), sedangkan Mia dan Subramanian (2001) menggolongkan komitmen organisasi
sebagai bagian dari JRO. Mowday et al., (1982) mengatakan komitmen organisasi (KO) adalah kekuatan
identifikasi individu terhadap organisasi dan keterlibatan dalam suatu organisasi tertentu. Komitmen
organisasi diartikan sebagai suatu keinginan untuk mempertahankan keanggotaan, kemauan untuk
berusaha secara maksimal, serta keyakinan untuk menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi (Luthan,
1995). Kinerja manajer (KM) adalah faktor yang mendukung keefektifan organisasi. Mahoney et.al. (1965)
melihat kinerja manajer berdasarkan kemampuan manajer dalam melaksanakan tugas manajerialnya.
Gibson, et.al, (1991) mendefinisikan kepuasan kerja (KK) adalah sikap seseorang terhadap pekerjaan,
sikap itu berasal dari persepsi mereka tentang pekerjaannya.
2.6. SD & JRI

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI


Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003
1130
Analisis Hubungan antara Struktur Desentralisasi, Partisipasi Anggaran dengan SESI
Job Relevant Information, VOI Manajer serta Pengaruhnya terhadap Job Related Outcome

Mardiyah dan Gudono (2001) menemukan semakin tingginya pengaruh positif desentralisasi
terhadap kebutuhan karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen. Penelitian di atas dapat
menghubungkan struktur desentralisasi dan job relevant information jika struktur desentralisasi diterapkan
secara penuh maka manajer level menengah dan bawah akan mengakibatkan manajer tersebut
membutuhkan informasi yang berhubungan dengan pekerjaannya untuk memperbaiki pilihan tindakan dan
keputusan guna pencapaian tujuan. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesisnya sebagai berikut:
H1a: Struktur desentralisasi mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan job relevant information.

2.6.1. SD & KM
Menurut Whitley (1999) sistem pengendalian yang terdelegasi akan memberikan otonomi bagi
bawahan untuk terlibat dalam penetapan standar dan monitoring sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.
Sejalan dengan Whitley (1999), Cropanzano dan Folger (1991) mengemukakan bahwa jika proses yang
digunakan untuk memutuskan berapa jumlah alokasi anggaran wajar maka tindakan bawahan akan
konstruktif yang mengakibatkan kinerja akan meningkat
H1b: Struktur desentralisasi mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kinerja manajer.

2.6.2. SD & VOI Manajer


Burns dan Stalker (1961); Russel dan Russel (1992) menyatakan bahwa semakin
terdesentralisasi struktur organisasi akan menimbulkan gagasan yang lebih kreatif dan inovatif. Sebaliknya
rendahnya desentralisasi akan menurunkan inovasi mereka untuk menciptakan sesuatu yang baru karena
setiap keputusan mereka harus melalui atasan terlebih dulu (Pierre dan Debecq, 1977).
H1c: Struktur desentralisasi mempeunyai hubungan positif dan signifikan dengan VOI manajer.

2.7. PA & JRI


Beberapa penelitian menganggap bahwa bawahan yang diperbolehkan berpartisipasi dalam
proses penetapan anggaran, berhasil dalam mengungkapkan informasi privat (Merchant, 1981; Chow et.
al., 1988; Murray, 1990, Magner et. al., 1996). Hasil informasi tersebut berguna untuk merencanakan
anggaran yang lebih realistik dan akurat, terutama informasi yang berhubungan dengan pekerjaan.
Berdasarkan bahasan di atas dikemukakan hipotesis:
H2a: Partisipasi anggaran mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan job relevant information.

2.7.1. PA & KK
Shield & Shield, 1998; Otley & Wilkinson, (1988) menunjukan bahwa ketidaktepatan tingkat
struktur desentralisasi dan partisipasi anggaran dapat mengarah pada job related outcome yang tidak
menguntungkan seperti pelaporan data yang tidak valid, rendahnya moral dan rendahnya kepuasan kerja.
Milani (1975) menunjukan bahwa ada pengaruh positif antara partisipasi penyusunan anggaran dengan
kepuasan kerja. Berdasarkan bahasan di atas dikemukakan hipotesis:
H2b: Partisipasi anggaran mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kepuasan kerja.

2.7.2. PA & KM
Govindarajan (1992) menjelaskan bahwa partisipasi anggaran memiliki pengaruh positif untuk
memotivasi manajer, yaitu adanya kecenderungan lebih besar dari bawahan untuk menerima target
anggaran bila mereka turut memegang kendali daripada anggaran tersebut ditetapkan secara sepihak. Hal
ini akan mendorong bawahan terikat pada komitmen yang lebih tinggi untuk mencapai kinerja. Ferdinand
Gul et al. (1995) menemukan bahwa pada organisasi dengan tingkat pelimpahan wewenang desentralisasi,
partisipasi penyusunan anggaran akan berpengaruh positif terhadap kinerja manajer sedangkan pada
organisasi yang tersentralisasi akan berpengaruh negatif.
H2c: Partisipasi anggaran mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kinerja manajer.

2.7.3. PA & VOI MANAJER


Mia & Subramaniam (2001) mengatakan bahwa manajer dengan VOI tinggi akan dilibatkan dalam
proyek-proyek yang lebih inovatif dan mempunyai ketidakpastian lebih besar baik hasil maupun
pemanfaatan sumber daya. Dengan kondisi ini, mereka akan merasa lebih percaya diri terhadap target

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI


Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003
1131
Analisis Hubungan antara Struktur Desentralisasi, Partisipasi Anggaran dengan SESI
Job Relevant Information, VOI Manajer serta Pengaruhnya terhadap Job Related Outcome

kinerja yang menantang namun realistik. Manajer dengan VOI tinggi dan memiliki job relevant information
akan merespon dengan baik partisipasi anggaran karena akan memberikan kesempatan bagi mereka
untuk terlibat dalam proses penetapan target kinerja. O’Connor (1995) menemukan hubungan yang
konggruen antara VOI manajer dan partisipasi manajer dalam penetapan anggaran dan proses evaluasi
kinerja.
H2d: Partisipasi anggaran mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan VOI manajer.

2.8. JRI & KO


Danserau (1975) menganggap bahwa atasan sering berupaya menjamin peningkatan komitmen
organisasi dari bawahan dengan memberikan wewenang dan pengaruh yang lebih besar. Ini berarti kalau
bawahan diberikan otonomi pembuatan keputusan akan mengembangkan rasa tanggungjawab yang besar
melalui peningkatan keterlibatan personal dalam pembuatan keputusan jika memiliki job relevant
informatian.
H3a: Job relevant information mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan komitmen organisasi.

2.8.1. JRI & KM


Chong & Chong (2002) menemukan hubungan yang recursive dari komitmen sasaran anggaran
ke job relevant information dan hubungan yang positif antara job relevant information dan kinerja. Kren
(1992) mengatakan bahwa job relevant information dapat memperbaiki kinerja sebab informasi tersebut
dapat memprediksi lingkungan dengan lebih tepat dan memungkinkan pemilihan suatu kesempatan yang
lebih efektif. Berdasarkan bahasan di atas dikemukakan hipotesis:
H3b: Job relevant information mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kinerja manajer.

2.8.2. JRI & KK


Robbins (1989) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah
pekerjaan yang menantang, penghargaan yang sepadan, kondisi dan rekan sekerja yang mendukung,
serta kesesuaian pekerjaan dengan pribadi individu. Artinya, seseorang dapat merasa puas jika ia
diberikan pekerjaan yang menantang atau pekerjaan dengan tingkat ketidakpastian dan kesulitan tugas
yang tinggi. Dalam kondisi kerja seperti ini, manajer harus mempunyai lebih banyak informasi yang
berhubungan dengan pekerjaannya guna dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik. Berdasarkan
bahasan di atas dikemukakan hipotesis:
H3c: Job relevant information mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kepuasan kerja.

2.8.3. VOI MANAJER & KO


Mia dan Subramaniam (2001) menyatakan bahwa partisipasi anggaran akan meningkatkan
komitmen organisasi pada manajer yang mempunyai VOI manajer tinggi dan partisipasi anggaran tidak
akan meningkatkan komitmen organisasi jika manajer mempunyai VOI rendah. Otley & Wilkinson (1988)
menemukan adanya hubungan yang konggruen antara atribut-atribut pengendalian manajemen dan
manajer VOI di tempat kerja sebagai penentu utama terhadap job related outcome. Berdasarkan bahasan
di atas dikemukakan hipotesis:
H4a: VOI manajer mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan komitmen organisasi.

2.8.4. VOI MANAJER & KM


Mahoney et.al. (1965) melihat kinerja manajer berdasarkan kemampuan manajer dalam
melaksanakan tugas manajerialnya. Pelaksanaan tugas manajerial akan semakin mendukung peningkatan
kinerja jika VOI manajer yang merupakan tingkat atau derajat pentingnya manajer yang menempatkan
inovasi dan kreatifitas pada pekerjaan dapat diterapkan dengan baik. Dari bahasan di atas dikemukakan
hipotesis:
H4b: VOI manajer mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kinerja manajer.

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI


Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003
1132
Analisis Hubungan antara Struktur Desentralisasi, Partisipasi Anggaran dengan SESI
Job Relevant Information, VOI Manajer serta Pengaruhnya terhadap Job Related Outcome

3. Metodologi Penelitian
3.1. Pengumpulan Data dan Pemilihan Sampel
Penelitian ini menggunakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai unit pengamatan dan
menggunakan individual (manajer level menengah & bawah) sebagai unit analisis. Data penelitian
dikumpulkan melalui survei dengan cara langsung mendatangi responden baik menyerahkan maupun
mengumpulkan kuesioner yang ditujukan kepada manajer menengah & bawah pada BUMN yang terdaftar
pada Directory BUMN tahun 2002.

3.2. Defenisi dan Pengukuran Variabel


Struktur desentralisasi (SD) adalah manajemen puncak mendelegasikan wewenang dan
tanggungjawab kepada manajer menengah dan bawah dalam bentuk pembuatan keputusan. Instrumen ini
dikembangkan oleh Gordon dan Narayanan (1984) yang terdiri dari lima item yang menentukan luasnya
otoritas untuk didelegasikan kepada manajer.
Partisipasi anggaran (PA) adalah luasnya manajer terlibat dan memiliki pengaruh dalam
penentuan anggaran yang kinerjanya akan dievaluasi dan dihargai atas pencapaian target anggaran
mereka (Brownell, 1982). Instrumen partisipasi anggaran dikembangkan oleh Milani (1975).
Job relevant informatian (JRI) menurut Baiman & Demski, (1980); serta Baiman, (1982) adalah
salah satu informasi yang membantu manajer untuk memperbaiki pemilihan tindakan melalui upaya yang
diinformasikan lebih baik. Instrumen ini dikembangkan oleh Kren (1992) yang terdiri dari tiga item, yang
menunjukan peran informasi dalam memudahkan pembuatan keputusan yang berhubungan dengan
jabatan.
Manager’s Value Orientation Towards Innovation (VOI Manager) adalah tingkat atau derajat
pentingnya manajer yang menempatkan inovasi dan kreatifitas pada pekerjaan. Instrumen ini di adopsi dari
O’Reilly, et.al, (1991).
Komitmen organisasi (KO) adalah suatu keinginan untuk mempertahankan keanggotaan,
kemauan untuk berusaha secara maksimal demi kepentingan organisasi, serta keyakinan untuk menerima
nilai-nilai dan tujuan organisasi (Luthan, 1995). Instrument Organizational Commitment (OSC) yang terdiri
dari 9 item, diperoleh dari Mowday et.al (1979).
Kinerja manajer (KM) adalah kemampuan manajer dalam melaksanakan tugas
manajerialnya.yang mendukung keefektifan organisasi. Instrumen ini dikembangkan oleh (Mahoney et.al.
(1965).
Kepuasan kerja (KK) adalah sikap seseorang terhadap pekerjaan dimana sikap itu berasal dari
persepsi mereka tentang pekerjaannya (Gibson, et.al, 1991). Instrumen ini di ambil dari “the Minnesotta
Satisfaction Questionare” (MSQ).

3.3. Uji Reliabilitas dan Validitas


Hasil pengujian data menunjukan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini cukup reliable
dan valid. Hal ini ditunjukan dengan nilai Factor Loading untuk variabel SD, PA, JRI, VOI manajer, KO, KM,
dan KK sebagai berikut 0,67-0,78; 0,71-0,83; 0,73-0,85; 0,56-0,70; 0,50-0,90; 0,57-0,85; 0,35-0,82.
Sedangkan nilai Cronbach’s Alpha sebagai berikut untuk variabel SD, PA, JRI, VOI manajer, KO, KM, dan
KK berturut-turut sebagai berikut 0,59; 0,86; 0,73; 0,67; 0,86; 0,86; 0,85. (lihat lampiran).

3.4. Metode Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model persamaan struktural (structural equation
modelling) yang dibantu dengan aplikasi AMOS (analysis of moment structure) dari Arbuckle (1997).
Penggunaan aplikasi AMOS ini akan menghasilkan indikator-indikator yang menjadi syarat suatu model
yang diajukan itu fit atau tidak fit. Yang menjadi tolak ukur dalam pengujian hipotesis adalah nilai critical
ratio yang terdapat pada regression weight dengan nilai absolut minimal 2. Untuk memenuhi persamaan
struktural yang baik aplikasi AMOS mensyaratkan beberapa kriteria yang harus dipenuhi (Arbuckle, 1997)
yaitu :
1. DF (degree of freedom) nilainya harus positif,
2. Non significant chi-square di atas nilai yang disyaratkan yaitu dengan nilai p=0,05 dan di atas batas
konservatif yang diterima sebesar p=0,10.

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI


Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003
1133
Analisis Hubungan antara Struktur Desentralisasi, Partisipasi Anggaran dengan SESI
Job Relevant Information, VOI Manajer serta Pengaruhnya terhadap Job Related Outcome

3. Incremental fit yaitu GFI (goodness of fit index), Adjusted GFI (AGFI), Tucker Lewis Index (TLI) dan
Comparative FIT Index (CFI) di atas 0,90.
4. Nilai RMR (root mean square residual) dan RMSEA (root mean square error of approximation) yang
rendah.

4. Analisis dan Hasil Penelitian


Analisis dilakukan pada 135 jawaban responden yang memenuhi kriteria untuk diolah lebih lanjut.
4.1. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Hasil uji goodness-of-fit terhadap model penelitian menunjukkan bahwa model tersebut belum
memenuhi uji kesesuaian model. Model penelitian mempunyai DF sebesar 10, berarti positif namun
memiliki nilai probability level 0,000 dan nilai RMSEA, GFI, AGFI, CMINDF, TLI, dan CFI yang diperoleh
masing-masing 0,302; 0,804; 0,452; 13,207; 0,009; 0,528. Tabel 4.1. menyajikan indikator Goodness of fit
model penelitian (lihat lampiran).
Hasil di atas menunjukan bahwa model penelitian yang diusulkan belum mencapai kriteria
kesesuaian, sehingga perlu dilakukan modifikasi model. Hair dkk, (1998) memberikan sebuah pedoman
yaitu dengan melihat jumlah residual dari covariance yang dihasilkan oleh model. Bila ditemukan nilai
residual yang dihasilkan model cukup besar maka cara memodifikasi adalah dengan menambah alur baru
terhadap model yang diestimasi atau dengan melakukan treatment mengubah model unobserved menjadi
model observed (composite/terukur). Treatmen ini dilakukan melalui indeks modifikasi (Arbuckle & Wothke,
1999). Saran tersebut memberikan hasil yang cukup baik, sehingga model yang direvisi menghasilkan DF
sebesar 2, probability level 0,885 dan nilai RMSEA, GFI, AGFI, CMINDF, TLI, dan CFI yang diperoleh
masing-masing 0,000; 0,999; 0,993; 0,122; 1,071; 1,000 (lihat lampiran).
Dari hasil model revisi (gambar 4.1. pada lampiran) disimpulkan bahwa semua kriteria yang
digunakan memiliki kesesuaian yang memadai, sehingga model dapat mengkonfirmasi hasil antara
kesesuaian teoritis dan pengujian secara empiris.

4.1.1. Pengujian Hipotesis 1a, 1b, dan 1c


Berdasarkan hasil pengujian hipotesis antara SD dengan JRI, KM, dan VOI manajer menunjukan
hubungan positif namun tidak signifikan dengan nilai CR berturut-turut sebesar 0,908; 1,029; 0,793. hasil ini
gagal mengkonfirmasi hasil penelitian sebelumnya yaitu oleh Gordon dan Narayanan (1984); Whitley
(1999); Cropanzano dan Folger (1991); Burns dan Stalker (1961); Russel dan Russel (1992). Hal ini karena
organisasi BUMN belum sepenuhnya memiliki kultur organisasi yang mendukung diterapkannya nilai-nilai
inovatif dan kreatif karena struktur desentralisasi hanya bersifat semu, akibatnya keputusan yang dibuat
oleh manajer harus melalui atasannya terlebih dulu. Hal ini tidak mendorong manajer untuk mendapatkan
informasi yang lebih banyak mengenai pekerjaannya, serta tidak mempunyai keleluasaan dalam
mengembangkan gagasan kreatif dan inovatif.

4.1.2. Pengujian Hipotesis 2a, 2b, 2c, dan 2d


Hasil pengujian hubungan antara PA dengan JRI, KM, KK, dan VOI manajer memberikan nilai CR
berturut-turut sebesar 3,382; 2,280; 4,176; 2,326. Hasil tersebut menunjukan bahwa hipotesis 2a, 2b, 2c,
dan 2d berhasil didukung dan relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Merchant, (1981); Murray,
(1990); Magner et. al., (1996); Brownell, (1982); Weiner, (1982); Milani, (1975).

4.1.3. Pengujian Hipotesis 3a, 3b, dan 3c


Hasil pengujian hipotesis antara JRI dengan KO, KM, dan KK memberikan nilai CR berturut-turut
sebesar 3,127; 2,388; 6,401. Hasil ini menunjukan bahwa hipotesis 3a, 3b, dan 3c dapat didukung dan
berhasil mengkonfirmasi hasil penelitian terdahulu oleh Danserau (1975) dan (Locke et al,1986) yang
mengatakan bahwa JRI dapat memberikan informasi yang lebih baik bagi manajer mengenai alternatif
keputusan dan tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

4.1.4. Pengujian Hipotesis 4a dan 4b


Berdasarkan hasil analisis hubungan antara VOI manajer dengan KO dan KM memberikan nilai
CR sebesar 2,324; 3,282. Hasil ini berarti bahwa hipotesis 4a dan 4b dapat didukung serta berhasil

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI


Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003
1134
Analisis Hubungan antara Struktur Desentralisasi, Partisipasi Anggaran dengan SESI
Job Relevant Information, VOI Manajer serta Pengaruhnya terhadap Job Related Outcome

mengkonfirmasi penelitian sebelumnya oleh O’Reilly et.al., (1991); Mia dan Subraimaniam, (2001); Otley &
Wilkinson, (1988).

5. Simpulan, Implikasi dan Keterbatasan


5.1. Simpulan
Organisasi BUMN belum sepenuhnya memiliki kultur organisasi yang mendukung diterapkannya
nilai-nilai inovatif dan kreatif karena struktur desentralisasi tidak secara penuh diterapkan (desentralisasi
semu), akibatnya setiap keputusan yang dibuat oleh manajer harus melalui atasannya. Manajer tidak
termotivasi untuk mendapatkan informasi yang lebih mengenai pekerjaannya karena tidak mempunyai
keleluasaan dalam mengembangkan gagasan kreatif dan inovatif. Partisipasi anggaran berpengaruh
signifikan terhadap job relevant information, kepuasan kerja, kinerja manajer, dan VOI manajer. Hal ini
berarti, jika manajer BUMN dilibatkan dalam proses penyusunan anggaran maka mereka akan
membutuhkan lebih banyak informasi yang berhubungan dengan pekerjaannya, selanjutnya jika partisipasi
anggaran dijalankan dengan baik, maka akan menguntungkan bila terdapat ketidakpastian dan kesulitan
tugas, sehingga dibutuhkan manajer yang mempunyai VOI tinggi. Akibatnya mereka puas dan termotivasi
untuk meningkatkan kinerja.
Job relevant information berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi, kinerja manajer,
dan kepuasan kerja. Hasil ini menunjukan meningkatnya job relevant information yang dimiliki manajer
BUMN akan meningkatkan komitmen mereka terhadap organisasi, kemudian berpengaruh pada
peningkatan kinerja dan kepuasan kerja. Hal ini karena informasi-informasi yang dimiliki manajer dapat
dipakai untuk memprediksi lingkungan dengan lebih tepat dan efektif.
VOI manajer berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi, dan kinerja manajer. Hasil ini
menunjukan bahwa kalau VOI manajer tinggi maka komitmen dan kinerja manajer BUMN akan meningkat.
Artinya manajer yang mempunyai VOI tinggi akan lebih mempunyai kemampuan, motivasi dalam
mengembangkan ide-ide inovasi dan kreatif pada pekerjaannya. Akibatnya komitmen dan kinerja akan
meningkat.

5.2. Implikasi
Penelitian ini menghasilkan beberapa implikasi:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran kepada manajemen BUMN bahwa
nilai-nilai inovasi dan kreatifitas akan semakin berkembang jika didukung oleh adanya struktur
desentralisasi partisipasi manajer dalam penetapan anggaran.
Penelitian ini tidak berhasil menemukan efek intervening dari variabel job relevant information dan
VOI manajer atas hubungan struktur desentralisasi dengan job related outcome. Hal ini disebabkan kultur
organisasi pada BUMN yang tidak mendukung. Sehingga akan lebih baik jika variabel job relevant
information dan VOI manajer dipadukan dengan variabel kultur organisasi BUMN pada penelitian
berikutnya.

5.3. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan:
1. Penelitian ini menggunakan instrumen VOI manajer yang terdiri dari enam item, dan merupakan
bagian dari instrumen yang lebih besar yang dikembangkan oleh O’Reilly et al. (1991). Pemakaian
instrumen seperti ini dapat mempengaruhi validitas alat ukur, dan dapat mempengaruhi hasil
pengujian.
2. Penelitian ini menggunakan data survei berdasarkan cross sectional, sehingga perlu didukung
penelitian yang didasarkan pada data longitudinal untuk lebih memahami faktor lain yang dapat
mengubah pengaruh job relevant information dan VOI manajer terhadap job related outcome.
3. Responden dalam penelitian ini adalah manajer dari berbagai departemen fungsional, akibatnya
respon atau jawaban menjadi berbeda karena perbedaan departemen fungsional tempat bekerja.

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI


Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003
1135
Analisis Hubungan antara Struktur Desentralisasi, Partisipasi Anggaran dengan SESI
Job Relevant Information, VOI Manajer serta Pengaruhnya terhadap Job Related Outcome

DAFTAR PUSTAKA

Arbuckle, J. L. (1997). Amos User’s Guide, Version 3.6. Chicago: Smallwaters Corporation.
Arbuckle, J. L., & Wothke, W. (1999). Amos 4.0 User’s Guide: SPSS, Smallwaters Corporation.
Baiman, S., (1982), “Agency Research in Management Accounting: A Survey”, Journal of Accounting
Literature 1, hal. 154-213.
_________, dan J.S. Demski, (1980),“Economically Optimal Performance Evaluation and Control Systems”,
Journal of Accounting Research, Supplement, hal. 184-228.
Brownell.P., (1982), “Participation in Budgeting Process: When it Works and When it Doesn’t”, Journal of
Accounting Literature, Vol.1, hal. 124-153.
Burns, T. and Stalker,M (1961), The Management of Innovation, Tavistock, London.
Chow, C.W., J.C. Cooper, dan W.S. Waller, (1988), “Participation Budgeting: Effects of a Truth-Inducing
Pay Scheme and Information Asymetry on Slack and Performance”, The Accounting Review 63,
hal. 111-122.
Cropanzano, R., dan Folger, R., (1991), Procedural Justice and Worker Motivation, In R.M. Staw & L.W.
Porter, Motivation and Work Behavior, New York: MCGraw-Hill, hal. 131-143.
Dansereau, F. Jr., Graen, G., dan Haga, W.J., (1975), “A Vertical Dyad Linkage Approach to Leadership
Within Formal Organisations”, Organizational Behaviour and Human Performance, Vo.13, hal.
46-78.
Gibson, James L., John M. Ivancevich and J.M. Donnlley, (1991), Organization: Behaviour, Structure and
Process, Seventh Edition, Homewood, Richard D. Irwin, Boston.
Govindarajan. V., (1986a), “Impact of Participation in the Budgetary Processon Managerial Attitudes and
Performance: Universalistic and Contigency Perspective”, Decision Sciences.
Gordon, L.A. and Narayanan, V.K. (1984), “Management Accounting System Perceived Environment
Uncertainty and Organisational Structure; An Empirical Investigation”, Accounting Organisations
and Society, vol. 9.
Gul, F.A., Tsui, J.S.L., Fong, S.C.C., dan Kwok, H.Y,L., (1995), “Decentralisation as a Moderating Factor in
The Budgeting Participation-Performance Relationship: Some Hongkong Evidence”, Accounting
and Business Research, Vol. 25, hal. 107-113.
Hair, J.F. Jr., Rolph E. Anderson, Ronald L. Tatham, dan William C. Black, (1998), Multivariate Data
Analysis, Fifth Edition, New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Kim, L. (1980), “Organisational Innovation and Structure”, Journal of Business Research, Vol. 8, hal. 225-
246.
Kren, Leslie, (1992), “Budgetary Partisipation and Managerial Performance: The Impact of Information and
Enviromental Uncertainty”, The Accounting Review, Juli.
Locke, E.A., dan Schweiger, D.M., (1986), “Participation in Decision Making: When Should It be Used?”,
Organizational Dynamics, hal. 65-79.
Luthans, F., (1995), Organizational Behavior, Seventh Edition, McGrow-Hill.
Magner, N., Welker, R.B. and Campbell, T.L. (1996), “Testing a Model of Cognitive Budgetary Participation
Procesess in a Latent Variable Structural Equations Framework”, Accounting and Business
Research, Vol. 27, hal. 41-50.
Mahoney, T.A., Jerdee, T.H., dan Carorll, S.J.(1965), “The Job of Management”, Industrial Relation,
Februari.
Mardiasmo., (2002), Akuntansi Sektor Publik, Edisi Pertama, Cetakan I, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Mardiyah, Aida Ainul, dan Gudono (2001), “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Desentralisasi
Terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi Menejemen”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 4
No.1, Januari.
Merchant, K.A., (1981), “The Design of The Corporate Budgeting System: Influences on Managerial
Behaviour and Performance”, The Accounting Review.
Mia, L. and Subramaniam, N., (2001), “The Relation Between Decentralised Structure, Budgetary
Participation and Organisational Commitment: The Moderating Role of Managers’ Value
Orientation Towards Inovation”, Accounting, Auditing and Accountability. Vol. 14.

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI


Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003
1136
Analisis Hubungan antara Struktur Desentralisasi, Partisipasi Anggaran dengan SESI
Job Relevant Information, VOI Manajer serta Pengaruhnya terhadap Job Related Outcome

Milani, K., (1975), “The Relationship in Budget-Setting to Industrial Supervisor Performance”, The
Accounting Review, April.
Mowday, R.T., Porter, L.W. and Steers, R.M, (1979), “The Measurement of Organizational Commitment”,
Journal of Vacational Behavior, Vol. 14, hal. 224-247.
Mowday, R.T., Porter, L.W. and Steers, R.M, (1982), Organisational Linkages: The Psychology of
Commitment, Absenteeism and Turnover, Academic Press, New York.
Murray, D., (1990), “The Performance Effect of Participative Budgeting: An Integration of Intervening and
Moderating Variables”, Behavioral Research in Accounting.
O’Connor, N.G. (1995), “The influence of organizational culture on the usefulness of budget participation by
Singaporean-Chinese managers”, Accounting, Organizations and Society, Vol. 20, hal. 383-403.
O’Reilly., C.A., Chatman, J. and Caldwell, D.F. (1991), “People and Organizational Culture: A Profile
Comparison Approach to Assesing Person Organisational fit”, Academy of Management
Journal, Vol. 34.
Otley, D.T., dan Wilkinson, C. (1988), “Organisation behavior: Strategy, Structure and Enviroment and
Technology”, in Ferris, K.R., (ED), Behavior Accounting Research: A Critical Analysis, Century
Publishing, Columbus, OH.
Pierce, J., dan Delbecq, A. (1977), “Organisation Sturcture, Individual Attitudes and innovation”, Academy
of Management Review, Vol. 2, hal. .27-37.
Robbins, SP., (1989), Organisational Behavior, Englewood Cliff; Prentice Hall International.
Russel, R.D., dan Russell, C.J., (1992), “An Examination of The Effects of Organisasional Norms,
Organisasional Structure and Enviromental Uncertainty on Entrepreneurial Strategy”, Journal of
Management, Vol.18.
Shields, J.F. and Shields, M.D. (1998), “Antecedents to Participative Budgeting”, Accounting Organizations
and Society, Vol.23.
Chong, Vincent K., dan Kar Ming Chong, (2002), “Budget Goal Commitment and Informational Effects of
Budget Participation on Performance: A Structural Equation Modeling Approach”, Behavioral
Research in Accounting, Vol.14, hal. 65-86.
Whitley, R., (1999), “Firms, Institutions, and Management Control: The Comparative Analysis of
Coordination and Control Systems”, Accounting, Organizations and Society,24., Oktober.
Wiener, Y., (1982), “Commitment in Organization: A Normative View”, Academy of Management Review, 7,
hal. 418-428.

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI


Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003
1137
Analisis Hubungan antara Struktur Desentralisasi, Partisipasi Anggaran dengan SESI
Job Relevant Information, VOI Manajer serta Pengaruhnya terhadap Job Related Outcome

Lampiran
Tabel 4.1. Goodness-of-fit Model Penelitian
Indikator Goodness-of-fit Tingkat Kesesuaian yg Model Penelitian Keputusan
Diharapkan
X2-Chi-Square 132,074
DF +10
X2-Sig.Probability  0,05 0,000 Tidak Diterima
RMSEA  0,08 0,302 Tidak Diterima
GFI  0,90 0,804 Tidak Diterima
AGFI  0,90 0,452 Tidak Diterima
CMIN/DF  2,00 13,207 Tidak Diterima
TLI  0,95 0,009 Tidak Diterima
CFI  0,94 0,528 Tidak Diterima

Tabel 4.2. Tahapan Revisi Model


Model Goodness of-fit
DF Chi-Square Prob CMIN/DF GFI AGFI RMSEA
Model Penelitian + 10 132,074 0,000 13,207 0,804 0,452 0,302
Model Revisi +2 0,244 0,885 0,122 0,999 0,993 0,000

Tabel 4.3. Goodness-of-fit Model Revisi


Indikator Goodness-of-fit Tingkat Kesesuaian yg Model Penelitian Keputusan
Diharapkan ini
X2-Chi-Square 0,244
DF +2
X2-Sig.Probability  0,05 0,885 Diterima
RMSEA  0,08 0,000 Diterima
GFI  0,90 0,999 Diterima
AGFI  0,90 0,993 Diterima
CMIN/DF  2,00 0,122 Diterima
TLI  0,95 1,071 Diterima
CFI  0,94 1,000 Diterima

Tabel 4.4. Regression Weights


Nama Variabel C.R. P Keterangan
SD  JRI 0.908 0.364 Tidak Signifikan
SD  KM 1.029 0.304 Tidak Signifikan
SD  MVOI 0.793 0.428 Tidak Signifikan
PA  JRI 3.382 0.001 Signifikan
PA  KK 2.280 0.023 Signifikan
PA  KM 4.176 0.000 Signifikan
PA  MVOI 2.326 0.020 Signifikan
JRI  KO 3.127 0.002 Signifikan
JRI  KM 2.388 0.017 Signifikan
JRI  KK 6.401 0.000 Signifikan
MVOI  KO 2.324 0.020 Signifikan
MVOI  KM 3.282 0.001 Signifikan

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI


Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003
1138
Analisis Hubungan antara Struktur Desentralisasi, Partisipasi Anggaran dengan SESI
Job Relevant Information, VOI Manajer serta Pengaruhnya terhadap Job Related Outcome

Gambar 4.1.
Structural Equation Model Revisi

.17
e5
KO
.28
.12
e3
JRI
.26
.08
.00 .19
.30
e1 SD
.08 .37
.42 .21 e6

.00 .32 .42 KM


.48
e2 .40 PA
.07

.25
.21 .31
.16
.06

MVOI
.31

e4 KK e7

.17
Uji Hipotesis
Chi-Square =.244
Probability =.885
CMIN/DF =.122 .27
GFI =.999
AGFI =.993
TLI =1.071
CFI =1.000
RMSEA =.000

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI VI


Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003
1139

You might also like