You are on page 1of 10

Jika suatu benda dicelupkan ke dalam sesuatu zat cair, maka benda itu akan mendapat

tekanan keatas yang sama besarnya dengan beratnya zat cair yang terdesak oleh benda
tersebut".

Garis tidak beraraturan pada gambar 14-1 melukiskan sebuah permukaan khayalan yang
membatasi suatu bagian sekehendak fluida dalam keadaan diam. Anak - anak panah pendek
melukiskan gaya yang dilakukan terhadap unsur - unsur kecil permukaan batas tadi seluas dA
oleh fluida di sekelilingnya.

Gaya df terhadap tiap unsur pada unsur yang bersangkutan, dan sama dengan p dA. Dimana p
hanya bergantung pada kedalaman vertikal dihitung dari permukaan bebas, dan bukan pada
bentuk atau letak permukaan batas itu.

Karena seleuruh fluida dalam keadaan diam, maka komponen-x resultan gaya - gaya
permukan ini sama dengan nol. Komponen-y resultan ini, yaitu Fy, harus sama dengan berat
fluida yang berada di dalam bidang batas sekehendak tadi, yaitu mg, dan garis kerjanya harus
lewat pusat berat fluida ini.

Sekarang bayangkan fluida di dalam bidang itu tadi disingkirkan lalu diganti dengan sebuah
benda padat yang bentuknya tepat sama seperti semula sehingga gaya yang dikerjakan
terhadap benda itu oleh fluida sekelilingnya tidak berubah.

Artinya, fluida ini menggariskan terhadap benda tersebut suatu gaya ke atas Fy yang
sama besar dengan berat mg fluida yang mula - mula menempati bidang batas dan yang
garis kerjanya lewat pusat berat semula.

Benda yang terbenam demikian itu, umumnya tidak akan dalam kesetimbangan. Beratnya
mungkin lebih mungkin kurang dari F.

Dan bila tidak homogen, pusat beratnya mungkin tidak terletak pada garis keraj Fy. Karena
itu, pada umumnya, benda itu akan dipengaruhi oleh suatu gaya resultan melewati pusat
beratnya sendiri dan oleh suatu kopel, lalu akan naik atau turun dan juga berputar.
Bahwasanya suatu benda yang terbenam dalam fluida akan ”terangkat ke atas” oleh gaya
yang sama besar dengan berat fluida yang dipindahkan. Inilah yang disebut asas archimedes
dan, tentu saja sesuai dengan hukum - hukum Newton dan sifat -sifat fluida.

Posisi garis kerja gaya ke atas, yang biasanya tidak disebutkan dalam pernyataan tentang asas
ini, sama pentingnya dengan besar gaya itu sendiri.

Gambar : Anak -anak bisa mengapung dalam air ?

Gambar. 14-1. Asas Archimedes. Gaya ke atas Fx sama dengan berat fluida yang tersingkir.

Sifat-sifat fisik yang dimiliki adalah :


1. Kerapatan (density) = massa jenis

Ada 3 macam kearapatan (density)

1.

a. kerapatan massa ( mass density) disimbolkan dengan huruf rho (Á)


b. berat jenis (specific weight ) ialah berat per satuan volume (w), satuannya
N/m3)
c. Kerapatan relatif atau specific gravity) yaitu perbandingan berat suatu benda
(zat cair) terhadap air yang bersuhu 4 oC dengan volume yang sama.

2. Tegangan permukaan
3. Kemampuan untuk dimampatkan (compressibility) k = 1/B ( B =bulk density)
4. Kekentalan (visikasitas).

Berat balon udara yang mengambang di udara atau berat kapal selam yang mengapung di
bawah permukaan air pada suatu kedalaman, tepat sama beratmya dengan volum udara atau
volum air yang sama dengan volum balon udara atau kapal selam tadi. Artinya, rapat massa
rata - rata balon udara itu sama dengan rapat massa rata - rata udara dan rapat massa rata -
rata kapal selam sama dengan rapat massa air.

Sebuah benda yang rapat massa rata - ratanya kurang dari rapat massa rata - rata suatu zat
cair, sebagian mungkin mengapung di atas permukaan bebeas zat cair dan sebagian terbenam
di bawahnya. Tetapi dalam hal kapal, sembarang mengapung saja belumlah memenuhi
syarat; kapal harus mengapung tegak dengan kesetimbangan yang stabil tanpa dapat terbalik.
Syarat untuk ini ialah: garis kerja gaya apaung seyogianya harus lewat pusat berat kapal dan
juga apabila kapal miring, arah kopel yang ditimbulkan oleh beratnya sendiri serta oleh gaya
apung harus demikian rupa sehingga dapat menegakkan kapal kembali.

Kalau menimbang dengan memakai neraca analitik yang peka harus diadakan koreksi
terhadap gaya spring yang ditimbulkan oleh udara jika rapat massa benda yang ditimbang
sangat berbeda dengan rapat massa anak timbangan, yang biasanya terbuat dari kuningan.
Misalnya, dengan neraca analitik kita hendak menimbang sepotong papan kayu yang
rapatnya 0,4 g cm-3 dengan memakai anak timbangan 20 g yang rapatnya 8,0 g cm-3. berat
semu masing - masing benda tidak lain ialah selisih antara berat sesungguhnya dengan gaya
apung udara. Kalau rapat kayu, Áb rapat kuningan, dan Áa rapat udara, dan Vw. adalah volume
papan kayu dan Vb, volum anak timbangan, maka berat - berat semu itu, yang adalah sama,
ialah:

r w Vwg - r aVwg = r a Vbg - r a Vbg

Massa sejati papan itu ialah r wVw, dan massa sejati anak timbangan r b Vb.

Jadi massa sejatinya:

r wVw = r bVb + r a(Vw - Vb)

= massa anak timbangan + r a(Vw - Vb)

Dalam hal khusus tersebut diatas:

, r a = 0,0013 g cm-3

Jadi,

r a(Vw - Vb) = 0,0013 x 47,5 = 0,062 kg.


Karena itu, massa sejatinya = 20,062 g

Jika suatu penimbangan memerlukan ketelitian sampai seperseribu gram, teranglah bahwa
koreksi sebesar 62 perseribu sangat mempunyai arti.

Contoh. Sebuah tangki berisi air diletakkan dia atas sebuah timbangan pegas, ternyata
beratnya sama dengan W sebutir batu, berat W, yang tergantung pada seutas tali diturunkan
masuk ke dalam air tadi tanpa menyinggung dinding dan dasar tangki Gambar 14-2(a).
Berapa berat seluruhnya menurut jarum timbangan?

Gambar 14-2

Pertama, gaya - gaya terhadap batu ialah seperti ditunjukkan pada Gambar 14-2 (b); disini B
ialah gaya apung dan T ialah gaya tegangan dalam tali. Karena SFy = 0, maka:
T+B=w

Lalu, gaya - gaya terhadap tangki berisi air dan batu itu ialah seperti ditunjukkan pada
Gambar 14-2(c); disini S ialah gaya yang dikerjakan timbangan terhadap sistem terisolasi
tersebut dan, berdasarkan hukum ketiga Newton, gaya ini sama besar dan berlawanan arah
dengan gaya yang bekerja terhadap timbangan. Berdasarkan syarat kesetimbangan, kita
peroleh persamaan:

T+s=w+W

Kurangi persamaan kedua ini dengan persamaan pertama, maka kita peroleh:

S=W+B

Artinya, jarum skala timbangan menunjukkan pertambahan berat sebesar gaya apung.

14-2 GAYA DALAM TUBUH BENDUNGAN

Tinggi air disebelah udik sebuah bendungan ialah H (Gambar 14-3). Air itu mengerjakan
suatu gaya resultan horisontal terhadap bendungan, yang membuat bendunhgan ini cenderung
meluncur pada pondasinya, dan juga mengerjakan suatu momen yang berusaha mengungkit
tubuh bendungan terhadap titik O. yang hendak kita ketahui ialah berapa besar gaya
horisontal itu dan momen gaya tersebut.
Gambar 14-3

Gambar 14-3(b) melukiskan pandangan dari sebelah udik bendungan.

Caranya : kita ambil suatu pias (pita) horizontal pada bagian dalam bendungan itu, lebarnya =
dy dan panjangnya L, tentu luasnya adalah L x dy = dA. Pias ini terletak setingi y dari dasar
sungai.

Tekanan pada pias adalah :

p = Á g. (H-y)

dan ...

Gaya yang menekan adalah dF = p. dA

Jadi Tekanan pada kedalaman y ialah:


p = r g(H - y)

(Tekanan atmosfer tidak usah dihitung, karena juga bekerja terhadap sisi hilir bendungan).
Jadi gaya pada pias yang berbintik - bintik ialah:

dF = r dA

= r g(H - y) x L dy

Catatan :

1. Gaya total yang bekerja pada bendungan ialah (F):

F = ½ r gLH2

2. Momen gaya yang diberikan oleh gaya dF pada bendungan terhadap titik tumpuan
bendungan (sumbu O ) ialah :

dT = y dF = r gLy(H - y) dy

Maka :

Momen gaya total terhadap O (T) ialah:


T = 1/6 r gLH3 . t

3. Jika H ialah tinggi diatas O, dimana gaya total F seharusnya bekerja untuk menghasilkan
momen gaya ini.

Maka :

Tinggi garis kerja gaya total yang bekerja pada bendungan adalah ( H’)

FH’ = T

H’ = T/F

½ r gLH2 x H = 1/6 r gLH3

Maka :

H’ = 1/3 H

Jadi, garis kerja gaya resultan itu berada di 1/3 dari dalamnya air terhitung dari O, atau 1/3
dalamnya air terhitung dari permukaannya.
Sebagai Ilustrasi ( Kesimpulan )katakanlah bendungan itu secara keseluruhan terbuat dari
beton mempunyai titik berat di titik Z, Jarak garis kerja gaya berat adalah (G) terhadap titik
tumpuan = (O) adalah d. Dan G = Gaya berat beton secara keseluruhan.

You might also like