Professional Documents
Culture Documents
Sumber : http://www.deptan.go.id/ditlinhorti/
A. ASPEK LINGKUNGAN
Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada
pohon dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam
pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi
media tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar
matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti :
pemupukan, penyiraman serta pengendalian OPT.
Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan
memerlukan temperatur 28 + 2° C dengan temperatur minimum 15° C.
Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek
pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang
dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar
antara 60–85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara
lain untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam
hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena dapat
mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda. Oleh karena itu
diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah. Sedangkan
kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan
1
cara pemberian semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman
dengan bantuan sprayer.
Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan
menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe
simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke
luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang
tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat
mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh dari
anggrek tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp.,
Oncidium sp. dan Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada
umumnya bersifat epifit.
Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik
tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke
atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua
ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp.,
Arachnis sp., Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.
Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai
berikut :
Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada
pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan
naungan dari cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan
cahaya +40%, Dendrobium sp. 50–60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, dan
Oncidium sp. 60 – 75 %.
2
Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan
membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp.,
Renanthera sp., Vanda sp. dan Arachnis sp. Tanaman anggrek
terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 – 100 %, dengan suhu
siang berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18–210C.
Sedangkan untuk anggrek jenis Vanda sp. yang berdaun lebar
memerlukan sedikit naungan.
Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan
tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium
phalaenopsis.
Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang
mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan
sedikit cahaya matahari, misalnya Goodyera sp
B. PERSILANGAN
Persilangan ditujukan untuk mendapatkan varietas baru dengan
warna dan bentuk yang menarik, mahkota bunga kompak dan
bertekstur tebal sehingga dapat tahan lama sebagai bunga potong,
jumlah kuntum banyak dan tidak ada kuntum bunga yang gugur dini
akibat kelainan genetis serta produksi bunga tinggi. Oleh karena itu
untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, sebaiknya dan seharusnya
pedoman persilangan perlu dikuasai, antara lain :
3
Persilangan sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah
penyiraman. Kuntum bunga dipilih yang masih segar atau setelah
membuka penuh.
Sebagai induk betina dipilih yang mempunyai bunga yang kuat,
tidak cepat layu atau gugur.
Mengetahui sifat-sifat kedua induk tanaman yang akan disilangkan,
agar memberikan hasil yang diharapkan, misalnya sifat dominasi
yang akan terlihat atau muncul pada turunannya seperti : warna,
bentuk, dan lain-lain.
Bunga tidak terserang OPT terutama pada polen dan stigma.
Setiap mendapatkan varietas baru yang baik, sebaiknya didaftarkan
pada “Royal Horticultural Society” di London, dengan mengisi
formulir pendaftaran anggrek hibrida dengan beberapa persyaratan
lainnya.
4
Polinia diambil dengan hati-hati. Pegang kertas putih sebagai
wadah di bawah bunga untuk menghindari bila polinia jatuh pada
waktu diambil.
Polinia kemudian dimasukkan ke dalam stigma (kepala putik).
Beri label yang diikatkan pada tangkai kuntum (pedicel) bunga
yang berisi catatan tentang tanggal penyerbukan dan nama bunga
yang diambil polinianya.
5
C. PEMBIBITAN
Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan melalui
dua cara yaitu, konvensional dan dengan metoda kultur in vitro.
Perbanyakan tanaman yang dilakukan secara konvensional adalah
sebagai berikut :
Perbanyakan vegetatif malalui pemecahan/pemisahan rumpun
seperti Dendrobium, Oncidium, Cattleya, dan Cymbidium;
pemotongan anak tanaman yang ke luar dari batang seperti
Dendrobium; pemotongan anak tanaman yang ke luar dari akar dan
tangkai bunga seperti Phalaenopsis, yang selanjutnya ditanam ke
media yang sama seperti pakis, mos serabut kelapa, arang, serutan
kayu, disertai campuran pecahan genting atau batu bata.
Perbanyakan secara vegetatif ini akan menghasilkan anak tanaman
yang mempunyai sifat genetik sama dengan induknya. Namun
perbanyakan konvensional secara vegetatif ini tidak praktis dan
tidak menguntungkan untuk tanaman bunga potong, karena jumlah
anakan yang diperoleh dengan cara-cara ini sangat terbatas.
Perbanyakan generatif yaitu dengan biji. Biji anggrek sangat kecil
dan tidak mempunyai endosperm (cadangan makanan), sehingga
perkecambahan di alam sangat sulit tanpa bantuan jamur yang
bersimbiosis dengan biji tersebut.
6
peningkatan produksi bunga pada tanaman anggrek hanya dapat
dicapai dengan usaha perbanyakan tanaman yang efisien. Pada saat ini
metode kultur in vitro merupakan salah satu cara yang mulai banyak
digunakan dalam perbanyakan klon atau vegetatif tanaman anggrek.
Kultur in vitro pertama kali dicoba oleh Haberlandt pada tahun 1902,
karena adanya sifat tanaman yang disebut totipotensi yang dicetuskan
oleh kedua orang sarjana Jerman Schwann dan Schleiden tahun 1830.
Metode kultur in vitro yaitu menumbuhkan jaringan-jaringan
vegetatif (seperti : akar, daun, batang, mata tunas) dan jaringan-
jaringan generatif (seperti : ovule, embrio dan biji) pada media buatan
berupa cairan atau padat secara aseptik (bebas mikroorganisme).
Secara generatif, benih tanaman diperoleh melalui biji hasil
persilangan yang secara genetis biji-biji tersebut bersifat heterozigot.
Sehingga benih-benih yang dihasilkan mempunyai sifat tidak mantap
dan beragam. Dengan cara ini untuk mendapatkan tanaman yang sama
dengan induknya sangatlah sulit, karena persilangan anggrek telah
berkembang demikian luasnya. Namun dengan cara ini akan diperoleh
varietas baru.
Secara vegetatif yaitu menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif
atau kultur jaringan seperti akar, daun, batang atau mata tunas pada
media buatan berupa cairan atau padat secara aseptik. Dengan metode
ini dapat diharapkan perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara
cepat dan berjumlah banyak, serta sama dengan induknya
7
D. PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN
1. Persiapan Lahan
Tanaman anggrek dapat ditanam di sekitar rumah atau
pekarangan atau di kebun yaitu di bawah pohon atau dengan naungan
yang diberi paranet atau sejenisnya dengan pengaturan intensitas
cahaya tertentu atau di lahan terbuka. Oleh karena tanaman anggrek
mempunyai potensi ekonomis yang tinggi, maka untuk jenis-jenis
tertentu dapat ditanam di dalam rumah kaca (green house). Selain
untuk melindungi tanaman dari gangguan alam, juga akan
mengurangi intensitas serangan OPT.
8
Pecahan batu bata banyak dipakai sebagai media dasar pot
anggrek, karena dapat menyerap air lebih banyak bila dibandingkan
dengan pecahan genting. Media pecahan batu bata digunakan sebagai
dasar pot, karena punya kemampuan drainase dan aerasi yang baik.
Moss yang mengandung 2–3% unsur N sudah lama digunakan
untuk medium tumbuh anggrek. Media moss mempunyai daya
mengikat air yang baik, serta mempunyai aerasi dan drainase yang
baik pula.
Pakis sesuai untuk media anggrek karena memiliki daya mengikat
air, aerasi dan drainase yang baik, melapuk secara perlahan-lahan,
serta mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan anggrek untuk
pertumbuhannya.
Serabut kelapa mudah melapuk dan mudah busuk, sehingga
dapat menjadi sumber penyakit, tetapi daya menyimpan airnya sangat
baik dan mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan serta mudah
didapat dan murah harganya. Dalam menggunakan serabut kelapa
sebagai media tumbuh, sebaiknya dipilih serabut kelapa yang tua.
Media tumbuh sabut kelapa, pakis, dan moss merupakan media
tumbuh yang baik untuk pertumbuhan tanaman anggrek Phalaenopsis
sp. Namun bila pakis dan moss yang tumbuh di hutan ini diambil
secara terus-menerus untuk digunakan sebagai media tumbuh,
dikhawatirkan keseimbangan ekosistem akan terganggu.
9
Serutan kayu atau potongan kayu kurang sesuai untuk media
anggrek karena memiliki aerasi dan drainase yang baik, tetapi daya
menyimpan airnya kurang baik, serta miskin unsur N. Proses
pelapukan berlangsung lambat, karena kayu banyak mengandung
senyawa-senyawa yang sulit terdekomposisi seperti selulosa, lignin,
dan hemiselulosa.
Media serutan kayu jati merupakan media tumbuh yang baik
untuk pertumbuhan anggrek Aranthera James Storie. Pecahan arang
kayu tidak lekas lapuk, tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri,
tetapi sukar mengikat air dan miskin zat hara. Namun arang cukup
baik untuk media anggrek.
Penggunaan media baru (repotting) dilakukan antara lain sbb :
Bila ditanam dalam pot (wadah) sudah terlalu padat atau banyak
tunas.
Medium lama sudah hancur, sehingga menyebabkan medium
bersifat asam, bisa menjadi sumber penyakit.
3. Penyiraman
Tanaman anggrek yang sedang aktif tumbuh, membutuhkan lebih
banyak air dibandingkan dengan yang sudah berbunga. Frekuensi dan
banyaknya air siraman yang diberikan pada tanaman anggrek
bergantung pada jenis dan besar kecil ukuran tanaman, serta keadaan
lingkungan pertanaman. Sebagai contoh adalah tanaman anggrek
Vanda sp., Arachnis sp., dan Renanthera sp., yaitu anggrek tipe
monopodial yang tumbuh di bawah cahaya matahari langsung,
10
sehingga membutuhkan penyiraman lebih dari dua kali sehari,
terutama pada musim kemarau.
4. Pemupukan
Seperti tumbuhan lainnya, anggrek selalu membutuhkan
makanan untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan tanaman
anggrek akan nutrisi sama dengan tumbuhan lainnya, hanya anggrek
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperlihatkan gejala-
gejala defisiensi, mengikat pertumbuhan anggrek sangat lambat.
Dalam usaha budidaya tanaman anggrek, habitatnya tidak cukup
mampu menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman
untuk pertumbuhan. Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya tanaman
diberi pupuk baik organik maupun anorganik. Pupuk yang digunakan
umumnya pupuk majemuk yaitu mengandung hara makro dan mikro.
Kualitas dan kuantitas pupuk dapat mengatur keseimbangan
pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Pada fase pertumbuhan
vegetatif bagi tanaman yang masih kecil perbandingan pemberian
pupuk NPK adalah 30:10:10, pada fase pertumbuhan vegetatif bagi
tanaman yang berukuran sedang perbandingan pemberian pupuk NPK
adalah 10:10:10. Sedangkan pada fase pertumbuhan generatif yaitu
untuk merangsang pembungaan, perbandingan pemberian pupuk
NPK adalah 10:30:30.
14
Stadia pertumbuhan (umur) tanaman pot anggrek berbunga
indah pada saat dipasarkan merupakan faktor utama yang
mempengaruhi penampilan tanaman tersebut di dalam ruangan.
Perlu diperhatikan bahwa stadia yang tepat untuk pemasaran
tergantung dari waktu yang diperlukan untuk memperoleh
tanaman. Umumnya tanaman dengan banyak bunga mekar
lebih sulit dalam pengangkutan, lebih peka terhadap etilen dan
lebih mudah rusak dari pada tanaman yang diangkut dalam
stadia yang bunganya masih kuncup atau persentase bunga
yang mekar masih rendah.
c. Temperatur
Temperatur perlu diturunkan selama siklus 2–3 minggu
terakhir untuk memperkuat warna bunga dan meningkatkan
kandungan karbohidrat tanaman, sehingga dapat
mengakibatkan ketahanan simpan. Semua tanaman pot
berbunga indah akan lebih tahan pada temperatur yang lebih
rendah dan kisarannya sangat tergantung pada jenis tanaman.
Selanjutnya tanaman berbunga yang ditempatkan pada
temperatur 270 C atau lebih tinggi, umumnya mempunyai
warna bunga lebih pudar, batang/tangkai lebih tinggi, daun
cepat menguning dan rontok.
d. Media
Media berstruktur remah yang mudah dibasahi kembali oleh
konsumen atau penata ruang sangat penting untuk
15
menghasilkan penampilan optimum dari tanaman berbunga
indah di dalam ruangan. Sejumlah gel polimer dapat digunakan
untuk mempertahankan kelembaban media dan mencegah
tanaman dalam ruangan menjadi kering. Irigasi dengan
menggunakan wetting agent pada saat pemasaran berguna
untuk memudahkan pembasahan kembali media.
e. Pemupukan
Nisbah N : K yang dianjurkan 1 : 1 sampai 3 minggu sebelum
pembungaan, diubah menjadi 0,5 : 1. Nisbah ini mencegah
masalah keracunan amonia dan meningkatkan masa simpan.
f. Kepekaan Terhadap Etilen
Tanaman pot anggrek berbunga indah peka terhadap etilen.
Gejala yang ditimbulkan adalah kerontokan daun, kuncup dan
bunga, dan kelayuan bunga, epinasti, peningkatan kerentaan
terhadap mikroba dan aborsi bunga / kuncup.
Salah satu cara efektif untuk mengurangi kepekaan terhadap
etilen, yaitu dengan menurunkan temperatur selama
pengangkutan. Cara lain yang digunakan secara komersial
adalah dengan penyemprotan daun menggunakan senyawa
antagonis terhadap etilen, sehingga dapat menekan produksi
etilen dalam bunga, serta mengurangi pengaruh buruk etilen.
g. Pengairan
Kurangnya penyiraman tanaman yang berbunga indah serta
membiarkannya layu akan menurunkan umur peragaan.
16
Sebaliknya kelebihan air akan menyebabkan rusaknya akar,
sehingga tanaman cepat rusak. Sebaiknya tanaman diairi tiap
hari atau tiap dua hari sekali, tergantung pada tingkat cahaya,
temperatur dan kelembaban, juga ukuran dan media tumbuh.
Pengairan dilakukan terhadap media tanpa membasahi bunga
dan daun.
h. Cahaya
Cahaya optimum yang diperlukan oleh tiap tanaman harus
dipertahankan untuk menghasilkan tanaman yang mempunyai
masa penampilan yang lebih baik, jumlah bunga maksimum,
pembentukan daun yang sempurna, warna bunga indah, dan
tinggi tanaman yang memadai. Umumnya tanaman pot
berbunga indah akan membentuk bunga dalam jumlah
maksimum dengan warna yang indah pada kondisi ruang
bercahaya tinggi, meskipun cahaya matahari langsung
dihindari.
Pengantar Persilangan Anggrek
http://www.anggrek.org
17
alam, misalnya serangga. Jatuhnya serbuk sari ke kepala putik akan
menyebabkan terjadinya penyerbukan, proses ini lebih mudah terjadi
pada tipe bunga anggrek yang memiliki zat perekat pada putiknya
(discus viscidis). Bunga anggrek yang tidak memiliki zat perekat disebut
polinia, sedangkan bunga anggrek yang memiliki perekat disebut
polinaria.
Persilangan dilakukan dengan membuka alat kelamin bunga
(gymnostemium) anggrek. Lidi atau tusuk gigi ditempelkan pada
lempeng perekat di putik bunga, kemudian digunakan untuk
mengambil pollen. Pollen diletakkan di kepala putik (stigma).
Persilangan yang diikuti dengan penyerbukan diakhiri dengan
membuang lidah bunga untuk menghindari serangga menggagalkan
penyerbukan, dan memberikan label pada hasil persilangan tersebut.
Persilangan buatan yang dilakukan antar genus hanya baik
dilakukan untuk bunga dengan tipe pollen yang sama, yaitu antara
polinia-polinia (misal: Cattleya dengan Dendrobium) atau polinaria-
polinaria (misal: Vanda dengan Phalaenopsis). Selain itu, faktor
kesesuaian (compatibility) juga menentukan factor keberhasilan dalam
proses penyerbukan.
Pemilihan tanaman induk tentunya disesuaikan dengan hasil
yang diinginkan dalam suatu proses persilangan. Secara garis besar
tanaman induk harus sehat, yang dicirikan dengan penampilan fisik
segar, hijau, tumbuh tegak, kuat dan kokoh.
18
Untuk dapat menghasilkan persilangan yang diinginkan, maka
perlu diketahui sifat-sifat yang dimiliki oleh tanaman induknya. Sifat-
sifat ini ada yang bersifat dominan (sifat yang kuat dan menonjol) dan
sifat-sifat yang tidak nampak (resesif, misalnya keawetan bungan dan
proses pembungaannya. Sifat-sifat yang diturunkan oleh induk dari
hasil persilangan F1 (keturunan pertama) dapat bersifat dominan,
resesif ataupun dominan tidak sempurna yaitu mempunyai sifat antara
kedua induk (parental). Dalam menghasilkan persilangan yang
berkualitas, maka perlu diketahui hukum-hukum keturunan yang
dikemukakan oleh Mendel, yaitu:
1. Hukum Dominansi ; apabila tanaman A bersifat dominan terhadap
tanaman B, hasil persilangan A x B maka F1-nya akan mirip A
2. Hukum Segregasi (hukum Mendel) ; jika tanaman B dan C
mempunyai sifat dominan tidak sempurna maka F1 akan
mempunyai sifat campuran antara sifat tanaman B dan C. Apabila
F1 dilakukan penyerbukan sendiri, maka keturunan F2-nya
kemungkinan 50% bersifat BC, 25% bersifat B, dan 25% bersifat C
3. Hukum Dominansi Bebas ; jika tanaman D dan E bersifat dominant
sempurna, maka keturunan F1 akan sama dengan induknya, namun
pada keturunan F2 akan terjadi pemisahan sifat, yaitu sifat-sifat
yang baik akan diturunkan terpisah dengan yang tidak baik. Pada
hokum ini akan timbul kesulitan jika terjadi linkage dari gen-gen
pembawa sifat.
19
4. Linkage ; merupakan peristiwa yang menyalahi ketiga hukum
diatas, yaitu apabila semua gen penyandi sifat yang berbeda
terdapat dalam satu kromosom, sehingga sifat-sifatnya selalu
diturunkan bersama-sama.
20
Albinisme yang terjadi pada bunga anggrek seringkali memberikan
suatu nilai komersial yang tinggi. Albinisme umumnya terjadi jika
warna yang muncul tidak sesuai dengan kaidah keilmuan dalam
genetika tanaman. Hal ini dikarenakan adanya faktor gen atau
kromogen yang bersifat resesif atauupun resesif keduanya.
Teknik penyilangan anggrek mudah dipelajari, namun tingkat
keberhasilan penyilangan tersebut ditentukan oleh banyak aspek,
antara lain waktu penyilangan, umur bunga betina, mutu bunga jantan
sebagai penghasil pollen, dan yang tidak kalah pentingnya adalah
factor keuletan dan pengalaman penyilang itu sendiri.
29
Nah!! khusus untuk penggolongan sesuai kondisi lingkungan
(kelembaban, naungan) maka ada kemungkinan dalam satu kategori
terdapat bermacam-macam genus anggrek.
Setelah koleksi anggrek dibagi-bagi sesuai kategori, maka langkah
berikutnya yaitu memodifikasi lahan sesuai dengan kategori yang telah
kita tentukan. Bila berdasarkan genus, maka tempat dibuat agar sesuai
untuk tumbuh genus anggrek tersebut. Misal genus anggrek
Phalaenopsis umumnya menyukai kondisi kelembaban cukup tinggi
dan intensitas cahaya yang rendah (naungan 75 %) maka tempat
tersebut kita rancang dengan pemberian paranet 75 %.
31
tabung kecambah, kemudian masuk menembus kutikula tubuh
serangga. Penembusan dilakukan secara mekanis dan atau kimiawi
dengan mengeluarkan enzim atau toksin. Jamur ini selanjutnya akan
mengeluarkan racun beauverin yang membuat kerusakan jaringan
tubuh serangga. Dalam hitungan hari, serangga akan mati. Setelah itu,
miselia jamur akan tumbuh ke seluruh bagian tubuh serangga.
Serangga yang terserang jamur B. bassiana akan mati dengan tubuh
mengeras seperti mumi dan tertutup oleh benang-benang hifa
berwarna putih.
Dilaporkan telah diketahui lebih dari 175 jenis serangga hama
yang menjadi inang jamur B. bassiana. Berdasarkan hasil kajian jamur
ini efektif mengendalikan hama walang sangit (Leptocorisa oratorius)
dan wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) pada tanaman padi serta
hama kutu (Aphids sp.) pada tanaman sayuran.
Beberapa keunggulan jamur patogen serangga B. bassiana sebagai
pestisida hayati yaitu :
Selektif terhadap serangga sasaran sehingga tidak membahayakan
serangga lain bukan sasaran, seperti predator, parasitoid, serangga
penyerbuk, dan serangga berguna lebah madu.
Tidak meninggalkan residu beracun pada hasil pertanian, dalam
tanah maupun pada aliran air alami.
Tidak menyebabkan fitotoksin (keracunan) pada tanaman
Mudah diproduksi dengan teknik sederhana.
32
Teknik aplikasinya cukup mudah, yaitu dengan mengambil 2-3 gr
formulasi dan disuspensikan dalam 1 ltr air, tambahkan 3 sendok gula
pasir per tangki, waktu semprot sore hari. Dalam satu kemasan
formulasi B. bassiana, berisi 100 gram formulasi padat. Itupun dapat
dikembangbiakan secara konvensional, sehingga lebih menghemat
pengeluaran. Akhirnya, walaupun keberhasilan dari insektisida
biologis dari jamur ini memberikan dampak positif terhadap
pengendalian serangga hama tanaman dan keselamatan lingkungan.
Namun dalam penerapannya di masyarakat masih minim, sehingga
memerlukan upaya sosialisasi yang lebih intensif.
33
tengah kuncup mahkota dan tertampung sehingga membentuk
genangan di ujung tunas. Apabila didalam genangan ini terdapat spora
jamur, maka sel-sel ujung tunas dan pangkal kuncup daun akan sangat
mudah terinfeksi. Adanya air/kelembaban tinggi akan membantu
berkecambahnya spora jamur. Tak lama kemudian spora jamur akan
melakukan penetrasi dengan menembus dinding sel jaringan meristem
dari ujung tunas. Ujung tunas dan kuncup daun merupakan jaringan
meristem yang masih muda dan aktif membelah. Ciri dari sel meristem
adalah dinding selnya yang belum mengalami penebalan sempurna.
Keadaan ini menjadi sangat rentan apabila terinfeksi oleh benih jamur
atau bakteri. Didalam sel tanaman, sel jamur atau bakteri akan
merombak materi sel dan dinding sel menjadi senyawa-senyawa yang
lebih sederhana untuk memperoleh energi sekaligus sebagai materi
perkembangbiakan.
Saat ujung tunas mengalami pembusukan, maka daerah infeksi
menjalar menuju ke pangkal kuncup daun yang berhubungan
langsung dengan ujung tunas. Pada tahap ini akan tampak, ujung daun
muda menjadi kekuningan pucat, dan saat ditarik perlahan akan
dengan mudah terlepas. Pada bagian pangkal tampak coklat lunak dan
sedikit berlendir. Untuk mencegah penyebaran penyakit ke bagian
tanaman yang lain, umumnya tanaman memiliki mekanisme tersendiri
untuk menghambat jaringan pengangkut dengan semacam metabolit
sekunder. Hal ini supaya saluran dari tunas anakan menuju bulb
dewasa terhenti. Setelah pembuluh tersumbat oleh metabolit sekunder,
34
maka aliran makanan untuk tunas anakan yang sekaratpun terhambat,
sehingga dengan segera akan mati dan mengering. Saat tunas anakan
mengering, diharapkan sumber infeksi turut terisolasi pada jaringan
mati tersebut. Ujung tunas yang telah rusak tidak dapat tumbuh lagi,
sehingga tanaman dewasa akan menumbuhkan tunas anakan dari mata
tunas lainnya. Akan tetapi untuk lebih amannya, segeralah potong
tunas anakan yang terinfeksi pada pangkal bulb yang bersambungan
langsung dengan bulb dewasa dengan alat potong yang sudah diolesi
spritus/alcohol 70-90%/fungisida/dibakar pada bagian tajamnya.
Setelah dipotong, bagian potongan diolesi dengan
spritus/alcohol/fungisida kemudian dibiarkan di tempat yang kering
berangin.
35
Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan rontoknya
calon kuntum bunga sebelum mekar. Berikut saya sari dari diskusi
temen-temen di milis anggrek mengenai kerontokan bunga anggrek :
Bunga pertama yang muncul dari tanaman anggrek hasil kultur
jaringan pada umumnya mengalami kerontokan beberapa calon
bunganya, selain itu terkadang panjang tandannya pun hanya
pendek dan membawa sedikit kuntum. Hal ini karena tanaman
baru pertama kali memasuki fase generatif dalam daur hidupnya,
sehingga metabolisme hormon maupun akumulasi atp (energi)
masih belum sempurna.
Kurang cahaya dapat menyebabkan kerontokan. Saat cahaya terlalu
rendah maka laju fotosintesis juga rendah, sehingga cadangan
makanan yang diperoleh hanya sedikit. Saat tanaman dipacu
pemupukan dengan formulasi untuk pembungaan, maka fisiologis
tanaman dirangsang untuk masuk pada tahap dimana fase generatif
lebih dominan. Akibatnya dengan cadangan makanan yang ada, si
anggrek tetap ngotot untuk memunculkan bunga. Akhirnya, setelah
tandan terbentuk, biasanya tandan bunga pendek, dan calon bunga
banyak yang berguguran. Hal ini terjadi karena calon-calon kuntum
bunga kurang mendapat suplai makanan dan energi. Calon bunga
juga merupakan jaringan hidup yang memerlukan energi dan
materi sel.
Kekeringan akibat suhu tinggi juga salah satu penyebab kenapa
calon kuntum bunga rontok. Why?? karena saat suhu tinggi maka
36
penguapan air pun juga tinggi. Cadangan air (kelembaban) pada
media yang minim akan cepat hilang karena penguapan.
Penguapan tidak hanya terjadi pada media (evaporasi) tapi juga
terjadi pada permukaan tanaman anggrek itu sendiri (transpirasi).
Bila penguapan air berlangsung terus menerus, maka tanaman akan
kehilangan banyak air didalam selnya. Organ yang pertama kali
terkena efek buruk dari menurunnya kadar air dalam sel adalah
jaringan muda (meristem) seperti calon kuntum bunga, sehingga
sel-sel calon kuntum akan menyusut dan jaringan tampak berkerut
dan akhirnya gugur.
Perubahan suhu mendadak. Perubahan suhu drastis yang
mendadak dapat menyebabkan perubahan fisiologis secara
mendadak seperti menurunnya aktifitas enzimatis dalam tubuh
tanaman. Aktifitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Turunnya
aktifitas enzimatis ini akan menimbulkan efek “stress” pada
tanaman anggrek sehingga berbagai gejala seperti daun menguning
dan rontok, calon kuntum bunga rontok dll. Tingkat suhu optimal
untuk aktifitas enzim sangat bervariasi tergantung spesies. Selain
itu, bagi anggrek dataran tinggi dalam keadaan memiliki calon
kuntum, kemudian mendadak dibawa ke dataran rendah, maka
penguapan air dalam tubuh tanaman akan drastis meningkat,
sehingga organ tanaman yang sensitif (calon kuntum, ujung akar
dll) akan menyusut dan layu. Hati-hati buat anggrek yang punya
calon kuntum dan dibawa perjalanan jauh dan lama menggunakan
37
mobil ber-ac atau ruang yang panas dan pengap, dikhawatirkan
saat keluar mobil, si tanaman akan “terkejut” oleh perubahan suhu
yang mendadak.
Konsentrasi pupuk daun yang terlalu pekat. Konsentrasi pupuk
yang terlalu pekat selain berakibat buruk pada organ tanaman yang
lain, calon kuntum bungapun juga sangat peka terhadap kerusakan.
Apabila cairan pupuk daun yang terlalu pekat tersebut mengenai
calon kuntum bunga maka, cairan pekat tersebut akan dengan
mudah menembus dinding sel karena calon kuntum bunga
merupakan jaringan muda yang dinding selnya masih tipis. Setelah
menembus dindingsel maka cairan pekat akan menyebabkan
osmosis yang tidak terkendali, sehingga cairan sel akan keluar dari
dalam sel dan terjadilah plasmolisis. Membran sel akan berkerut
dan rusak sehingga lambat laun sel akan mati. Dari tampak luar,
akan terjadi pengeringan pada calon kuntum bunga kemudian
rontok.
Invasi oleh lalat (lalat X, masih dalam pencarian tim litbang
web.anggrek.org) kemungkinan besar semacam imago serangga
dewasa mirip lalat buah atau kupu yang meletakkan telurnya ke
bagian kuntum sehingga larva akan memakan kuntum, atau si lalat
X tadi menghisap cairan sel dari calon kuntum.
Serangan kutu gajah. Kutu gajah memiliki kebiasaan “mencicip-
cicip” jaringan jaringan muda untuk dia hisap cairan sel nya. Selain
itu, kutu gajah dewasa juga melakukan ritual yang sama untuk
38
menentukan posisi yang tepat untuk si buah hati tersayang. Setelah
memperoleh posisi yang tepat dia akan mengebor bagian itu untuk
39
Air Kelapa Pacu Pertumbuhan dan Pembungaan Anggrek
http://www.mindforum.com/
41
Azzola 3,0-4,0 1,0-1,5 2,0-3,0
Daun lamtoro 2,0-4,3 0,2-0,4 1,3-4,0
Darah hewan kering 10,0-12 1,0-1,5 -
Jerami padi 0,8 0,2 -
Penggunaan pupuk organik juga memiliki kelemahan,
diantaranya ialah, diperlukan dalam jumlah yang sangat banyak untuk
memenuhi kebutuhan unsur hara dari suatu pertanaman (karena
kandungan hara relatif rendah), bersifat ruah, baik dalam
pengangkutan dan penggunaannya di lapangan, kemungkinan
menimbulkan kekahatan unsur hara apabila bahan organik yang
diberikan belum cukup matang (tanaman justru akan menguning dan
merana). Oleh karena itu meskipun sangat dianjurkan, namun dalam
pemakaiannya juga harus cermat dan tepat.
Oh iya, berikut saya berikan pula beberapa informasi mengenai
karakterisasi kompos yang telah selesai mengalami proses dekomposisi
secara sempurna (matang) ditinjau dari kondisi fisik.
Berwarna coklat tua sampai kehitam-hitaman
Tidak dijumpai adanya lalat atau bau busuk yang masih menyengat
Suhu pupuk sudah tidak tinggi/panas/hangat (pendinginan
merupakan indikator selesainya proses pengomposan, meskipun
bahan kompos telah dibalik dan disiram tetap tidak timbul panas)
Struktur nya remah, pupuk menjadi media yang lepas-lepas dan
tidak kompak, sehingga sulit dikenali lagi bahan dasarnya.
42
Jika masih ragu, berikut tips uji tingkat kematangan pupuk
menggunakan perkecambahan benih.
Untuk menguji kematangan pupuk organik, botol bekas selai atau
botol minuman mineral yang dipotong setengah diisi pupuk yang
sudah disaring, benih tanaman tertentu (yang pernah saya coba yaitu
biji bayam liar) ditanam dan pertahankan kondisi pupuk tetap lembab.
Botol berisi pupuk dan benih diletakkan di tempat yang terang dan
terbuka. Karena benih sangat sensitif terhadap faktor tumbuh, maka
tingkat kematangan pupuk dapat diukur berdasarkan kecepatan
pertumbuhan benih.
Pupuk matang : benih akan berkecambah setelah 2-3 hari dan
setelah 5-7 hari berwarna hijau dengan akar cukup panjang
berwarna putih.
Pupuk segar : hanya beberapa benih yang tumbuh dan memerlukan
waktu yang lebih lama, daun berwarna hijau pucat, akar pendek
pertumbuhan tanaman kerdil, dan daun kadang-kadang berwarna
kuning kecoklatan
Pengenalan Fungisida
Fungisida adalah zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan
cendawan (fungi). Fungisida umumnya dibagi menurut cara kerjanya
di dalam tubuh tanaman sasaran yang diaplikasi, yakni fungisida
nonsistemik, sistemik, dan sistemik local. Pada fungisida, terutama
fungisida sistemik dan non sistemik, pembagian ini erat hubungannya
dengan sifat dan aktifitas fungisida terhadap jasad sasarannya.
43
1. Fungisida Nonsistemik
Fungisida nonsistemik tidak dapat diserap dan ditranslokasikan
didalam jaringan Tanaman. Fungisida nonsistemik hanya membentuk
lapisan penghalang di permukaan tanaman (umumnya daun) tempat
fungisida disemprotkan. Fungisida ini hanya berfungsi mencegah
infeksi cendawan dengan cara menghambat perkecambahan spora atau
miselia jamur yang menempel di permukaan tanaman. Karena itu,
fungisida kontak berfungsi sebagai protektan dan hanya efektif bila
digunakan sebelum tanaman terinfeksi oleh penyakit. Akibatnya,
fungisida nonsistemik harus sering diaplikasikan agar tanaman secara
terus-menerus terlindungi dari infeksi baru.
2. Fungisida Sistemik
Fungisida sistemik diabsorbsi oleh organ-organ tanaman dan
ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya melalui pembuluh angkut
maupun melalui jalur simplas (melalui dalam sel). Pada umumnya
fungisida sistemik ditranslokasikan ke bagian atas (akropetal), yakni
dari organ akar ke daun.
Insektisida Hayati
Budidaya anggrek tentunya akan mengalami interaksi baik dari
lingkungan abiotik (tak hidup) dan lingkungan biotik (hidup). Salah
satu bentuk interaksi biotic yaitu parasitisme, dimana anggrek berada
sebagai organisme yang dirugikan, sedangkan hama sebagai organisme
yang diuntungkan. Oleh karena itu, untuk melindungi tanaman
anggrek dari gangguan hama, kita dapat menggunakan berbagai cara
seperti pengandalian mekanis (efektif apabila hama sedikit dan
ukurannya besar) atau kimiawi (pestisida). Meskipun anggrek bukan
merupakan tanaman pangan, namun untuk mengurangi pemaparan
residu kimia sintetik pada lingkungan, kita dapat menggunakan
beberapa jenis pestisida hayati berikut.
1. Bawang putih (Alium sativum)
100 g bawang putih, 0,5 l air, 10 g sabun, dua sendok teh minyak
mineral (minyak bayi). Bawang putih diparut/digerus dan dicampur
minyak mineral, biarkan selama 24 jam. Sabun dilarutkan dicampur
bawang putih dalam minyak mineral secara merata kemudian disaring
dengan kain halus. Penggunaannya untuk setiap satu bagian campuran
dilarutkan kedalam 20 bagian air. Bahan ini efektif untuk beberapa
jenis serangga pengganggu. Meskipun demikian perlu juga diuji coba
46
dengan tingkat konsentrasi yang berbeda untuk mengetahui
konsentrasi yang paling efektif.
48
perkasa seperti Anggrek tebu misalnya (Grammatophylum speciosum).
Salah satu upaya untuk lebih mensosialisasikan kesadaran cinta
anggrek kepada generasi muda adalah dengan mengajak mereka
terlibat secara langsung dengan aktifitas memelihara anggrek. Dengan
melakukan praktek langsung, maka akan dimulailah kesadaran untuk
peduli terhadap kehidupan sang anggrek. Nah, untuk
mensosialisasikan gerakan tersebut, maka diperlukan petunjuk awal
untuk memulai hobi ini. Salah satu jenis anggrek yang sangat
direkomendasikan untuk dicoba untuk sekedar iseng oleh pemula
adalah Dendrobium crumenatum atau dikenal luas dengan nama
Anggrek Merpati
Dendrobium crumenatum atau yang lebih dikenal dengan nama
Anggrek merpati adalah salah satu jenis anggrek alam yang sangat
mudah pemeliharaannya. Anggrek ini memiliki cukup banyak variasi
dalam bentuk dan ukuran bunga. Warna khas nya yang putih bersih
ditambah aroma harum semerbak merupakan kelebihan anggrek ini
dibanding kerabatnya yang lain. Anggrek ini memiliki adaptasi yang
sangat luas mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Saat
musim berbunga tiba, seluruh kuntum umumnya akan mekar serentak.
Hanya saja, lama mekarnya tidak lebih dari 1 hari. Kelebihan lain
anggrek ini adalah toleran terhadap kekeringan, kemampuan
menghasilkan keiki (anakan) yang sangat tinggi, tingkat pertumbuhan
akar dan tunas yang cepat, serta tahan terhadap berbagai rentang
intensitas cahaya yang kuat.
49
Anggrek ini amat sangat dianjurkan untuk para pemula, bahkan
yang sekedar iseng sekalipun. Bagi temen-temen awam yang ingin
mengetahui dunia anggrek, tentu sangatlah penting untuk mencoba
memulai dengan anggrek ini. Bahkan kita akan dibuat keheranan
dengan ketangguhan anggrek ini untuk bertahan hidup. Sangatlah
pantas bila Dendrobium crumenatum si Anggrek merpati ditempatkan
pada posisi terhormat.
Apabila anda berminat untuk mencoba memeliharanya, cobalah
iseng-iseng mengamati kebun tetangga sebelah, apabila anda meminta
dengan baik-baik, saya sangat yakin anda akan diberi setidaknya 2-3
batang atau bahkan lebih. Apabila masih kesulitan juga, silahkan
bertamasya di kawasan pegunungan atau kawasan hutan, disana anda
akan banyak menemui pedagang anggrek menjual tanaman ini, atau
jika beruntung anda cukup memungut beberapa batang anggrek
merpati langsung dari pepohonan. Masih kesulitan juga ??!!…..dengan
sangat-sangat berbahagia rekan-rekan di milis anggrek akan berbagi
koleksi Anggrek merpatinya secara cuma-cuma alias gratis…mungkin
hanya mengganti ongkos kirim apabila tempatnya jauh. Merpati adalah
lambang kesetiaan, persahabatan, dan kesetiakawanan sosial…maka
selayaknyalah anggrek ini dijadikan simbol persahabatan antar
penggemar anggrek.
Informasi budidaya : Dendrobium crumenatum (Anggrek
merpati) dapat dipisah dengan mudah dari rumpunnya. Pisahkan
sedikitnya 2 batang besar atau 3-4 batang ukuran kecil. Kemudian
50
bungkus bagian pangkal batang bawah yang memiliki akar dengan
sedikit sabut kelapa yang sudah dibasahi terlebih dahulu. Setelah
dibungkus, tanaman ini di tempelkan pada sekeping pakis atau di
tanam dalam pot berisi potongan pakis/arang. Letakkan pada tempat
yang teduh selama 2-3 minggu, hingga akar baru telah tumbuh dan
tanaman tampak kuat. Pindahkan tanaman ditempat yang lebih terang
dengan terus memelihara kelembaban pada medianya. Saat tunas-
tunas baru telah tumbuh dan menjadi rumpun dewasa, maka puluhan
kuntum bunga akan segera menyemarakkan hasil jerih payah anda.
Tidak perlu khawatir terlalu lama menunggu, karena anggrek ini telah
dikenal memiliki laju partumbuhan yang cepat.
Cermat Merawat, Anggrek Bulan Tumbuh Sehat
http://www.sinarharapan.co.id
Kebutuhan Sinar
Apabila cahaya yang didapat anggrek lebih besar dari angka itu,
akan timbul kerusakan pada sebagian atau seluruh jaringan tanaman.
Gejala terbakar akan segera terlihat terutama pada daun-daun yang
terkena langsung cahaya matahari. Biasanya gejala itu ditandai dengan
keluarnya warna cokelat kemerahan pada permukaan daunnya.
Kekurangan cahaya, pertumbuhan anggrek bulan pun tak bagus. Daun
akan layu, kuning, pucat dan rontok. Kalau sudah begini, jangan harap
tanaman ini akan mengeluarkan bunga. ”Untuk mendapat sinar redup
itu, pasangi saja kebun kita dengan jaring peneduh atau paranet,” ujar
Lily. Cara lain, tempelkan saja anggrek bulan pada batang pohon besar
dan tempatkan di sebelah timur. Cahaya mentari pagi sangat bagus
bagi pertumbuhannya.
52
Menurut Hadi Iswanto, umumnya anggrek memiliki kelembaban
nisbi (ratio humidity) cukup tinggi, yaitu 60 sampai 80 persen. Meski
begitu, tanaman berbunga indah ini tak menyukai udara yang kelewat
basah. Kondisi udara yang terlalu lembab justru jadi pemicu
munculnya penyakit busuk tunas dan daun. Anggrek bulan tumbuh
bagus bersuhu 13 derajat Celcius sampai 18 derajat Celcius pada
malam hari dan 18 derajat Celcius sampai 21 derajat Celcius (siang).
”Aturlah kelembaban yang cukup bagi si anggrek. Jangan sampai
tanaman kesayangan kita itu ada dalam kondisi yang terlalu kering.
Ingatlah, anggrek tidak mengisap air tanah seperti tanaman lain,
melainkan hidup dari mengisap kelembaban udara di sekitarnya,”
tambah Lily.
Untuk menjaga kelembaban udara, caranya bisa bermacam-
macam. Pertama, bisa dengan memberikan semprotan air di sekitar
tempat penanaman memakai sprayer. Atau meniru cara Lily, membuat
wadah air di bawah deretan papan penaruh pot anggrek bulan. Alhasil
terjadilah penguapan alami. Kelembaban udara pun terjaga.
53
Hadi. Tanaman yang sedang aktif tumbuh jelas butuh lebih banyak air
ketimbang anggrek yang sudah berbunga.
Air yang digunakan untuk penyiraman tidak sekadar bersih. Air
itu harus cukup mengandung mineral, pH netral dan tersedia
sepanjang tahun. Selain ikut dalam proses fotosintesis, air juga
berperan mengatur kondisi suhu. ”Cara pemberian air yang baik
adalah dengan sprayer. Air keluar dari sprayer berupa butiran-butiran
halus sehingga tidak menghanyutkan atau merusak media dan bagian
tanaman,” ujar pria kelahiran Surabaya ini.
Biasanya penyiraman pada anggrek bulan minimal dilakukan dua
kali sehari. Bila kemarau, frekuensinya ditambah jadi tiga kali.
Idealnya, kata Hadi, penyiraman dilakukan pada pagi sekitar pukul
07.00 sampai 09.00 dan 16.00 – 18.00 (sore). Hadi juga mewanti-wanti
agar anggrek bulan jangan terlalu berlebihan disiram air. Kelebihan
penyiraman akan berdampak buruk bagi pertumbuhan akar.
Buntutnya, akar jadi mudah busuk dan kehilangan daya serap.
Soal penyiraman beres, sekarang perhatikan aturan pemupukan
anggrek bulan. Ada beragam cara memupuk anggrek. ”Tapi yang
banyak dilakukan adalah pemupukan lewat daun karena lebih efektif
dibanding cara lain,” ujar Hadi menjelaskan. Alasannya, daun mampu
menyerap pupuk sekitar 90 persen, sedangkan akar hanya menyerap
10 persen. Lagi pula, kandungan unsur hara dalam pupuk bakal lebih
cepat tembus ke jaringan tubuh lewat pembuluh daun atau kutikula.
Pupuk yang digunakan untuk anggrek harus mengandung tiga unsur
54
hara penting, yaitu nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Pemberian
pupuk harus menyesuaikan fase pertumbuhan tanaman. Saat
pembibitan, paling tidak 60 persen kandungan pupuk itu didominasi
oleh unsur N. Menginjak usia muda, tanaman diberi pupuk dengan
konsentrasi N:P:K yang sebanding yaitu 30 persen. Sedang masa sudah
berbunga, unsur P berganti dominasi menjadi enam puluh persen.
Penggantian media tanam juga tak kalah penting. Ini dilakukan untuk
menjaga pertumbuhan dan pembungaan anggrek bulan tetap optimal.
”Bila tanaman sudah kelihatan terlalu padat dan punya banyak tunas
atau media tanam banyak ditumbuhi lumut dan dikerubungi semut,
itu berarti sudah saatnya kita mengganti media tanam,” tutur Hadi
yang meraih gelar sarjana pertaniannya di Surabaya.
Untuk mempercepat pembungaan anggrek bulan bisa dilakukan
dengan pelbagai cara. Sebut saja dari perlakukan sepanjang hari, suhu
rendah, pemberian zat pengatur tumbuh dan pengaturan intensitas
cahaya. ”Dari beberapa itu, pilihan paling praktis dan murah adalah
pengaturan intensitas cahaya,” ujar Hadi. (bay)
55
BUDIDAYA ANGGREK
http://iptek.apjii.or.id/budidayaAnggrek.html
SEJARAH SINGKAT
Anggrek merupakan tanaman bunga hias berupa benalu yang
bunganya indah. Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun lalu dan
sejak 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan secara luas di
Indonesia.
JENIS TANAMAN
Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis yang
indah antara lain: Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di
Kaliurang, Vanda hookeriana, berwarna ungu berbintik-bintik berasal
dari Sumatera, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis, anggrek
bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek
Paphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya serta anggrek
Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah.
Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya, yaitu:
56
1. Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada
batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang
ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel adalah
akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari
makanan adalah akar udara.
2. Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada
pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditumpangi,
hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu
untuk mencari makanan untuk berkembang. 3) Anggrek
tanah/anggrek Terrestris adalah jenis anggrek yang hidup di atas
tanah.
MANFAAT TANAMAN
Manfaat utama tanaman ini adalah sebagai tanaman hias
karena bunga anggrek mempunyai keindahan, baunya yang khas.
Selain itu anggrek bermanfaat sebagai campuran ramuan obat-
obatan, bahan minyak wangi/minyak rambut.
SENTRA PENANAMAN
Sentra tanaman anggrek di Eropa adalah Inggris,
sedangkan di Asia adalah Muangthai. Di Indonesia, anggrek
banyak terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra ataupun di
Irian Jaya.
SYARAT PERTUMBUHAN
Iklim
57
o Angin tidak dan curah hujan terlalu berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman anggrek.
o Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini.
Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis
tanaman anggrek.
o Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7
derajat C. Jika suhu udara malam berada di bawah 12,7
derajat C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk
ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).
o Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus
menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari
65-70 %.
Media Tanam
Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:
Media untuk anggrek Ephytis dan Semi Ephytis terdiri dari:
1. Serat Pakis yang telah digodok 2. Kulit kayu yang dibuang
getahnya 3. Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2
minggu. 4. Ijuk. 5. Potongan batang pohon enau. 6. Arang kayu .
7. Pecahan genting/batu bata 8. Bahan-bahan dipotong menurut
ukuran besar tanaman dan akarnya. Untuk anggrek Semi
Epirit yang akarnya menempel pada media untuk mencari
makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos,
pupuk kandang/daun- daunan.
58
Media untuk anggrek Terrestria Jenis anggrek ini hidup di
tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk
kandang, darah binatang, serat pakis dan lainnya.
Media untuk anggrek semi Terrestria Bahan untuk media
anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar,
ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu. Dipakai media
pecahan genting, serabut kayu, serat pakis dan lainnya. Derajat
keasaman air tanah yang dipakai adalah 5,2.
Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini dapat
dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl) Anggrek panas
memerlukan suhu udara 26-30 derajat C pada siang hari, 21
derajat C pada malam hari, dengan daerah ketinggian 0-650
meter dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah: Dendrobium
phalaenopsis, Onchidium Papillo, Phaphilopedillum Bellatum
Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl) Anggrek sedang pada
suhu udara siang hari 21 derajat C dan 15–21 derajat C, pada
malam hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl
Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl) Anggrek dingin jarang
tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21 derajat C
di siang hari dan 9–15 derajat C pada malam hari, dengan
ketinggian 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.
59
6. PEDOMAN BUDIDAYA
Pembibitan
o Persyaratan Bibit Bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul
mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan
pesat, daun subur, bunga lebat dan indah.
o Penyebaran Biji Bibit anggrek berasal dari biji yang disemaikan.
Adapun penyebaran biji anggrek sebagai berikut:
a) Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus bersih.
b) Mensterilkan biji Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu
dengan 10 gram kaporit dilarutkan dalam 100 cc air kemudian
saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Biji dimasukan
dalam botol dan digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula
kuning kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan).
Kemudian air dibuang dan diganti dengan aquades, digojog
berulang kali (2–3 kali).
c) Penyebaran biji anggrek Botol-botol yang telah disterilkan
dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek. Sebelum
botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus
untuk menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji
anggrek ke dalam botol digunakan pipet yang dibersihkan
dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai
merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telah
terbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh
permukaan alas makanan yang telah disediakan. Sebelum
60
botol ditutup kita panaskan lagi di atas spritus kemudian
ditutup kembali.
o Teknik Penyemaian Benih
a) Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji
anggrek, yang kosong berwarna putih dan yang isi kuning
coklat/warna lain.
b) Mempersiapkan botol yang bermulut lebar bersih dan tidak
berwarna agar dapat meneruskan cahaya matahari yang
dibutuhkan dan mudah dilihat.
c) Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras, ujung
diikat tali untuk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa
yang dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar
bakteri/jamur tidak masuk sehingga tidak terinfeksi atau
terkontaminasi.
d) Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih dari
bakteri/jamur dengan kain yang sudah dicelup formalin udara
dalam lemari disterilkan dengan kapas dipiring dituangi
formalin supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).
e) Pembuatan sterilsasi alas makanan dan untuk membuat alas
makanan anggrek biasanya dipakai resep Khudson C
(NORTHEN) 12 yaitu: 1. Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram 2. KH2PO4 :
0,25 gram 3. MgSO47H2O : 0,25 gram 4. (NH4)2SO4 : 0,25 gram
5. Saccharose : 20 gram 6. FeSO4 4H2O : 0,25 gram 7. MnSO4 :
0,0075 gram 8. Agar-agar : 15–17,5 gram 9. Aquadest : 1000 cc.
61
Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH
meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper. Sterilisasi dengan cara
dipanaskan dalam Autoclaf yang sampai 110 derajat C selama
setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada
tempat bersih, dengan posisi miring, sehingga makanan
setinggi 1/2–2/3 tinggi botol (dari alas sampai ke leher
botol) dan didiamkan selama 5–7 jam untuk mengetahui
sterilisasi yang sempurna.
o Pemindahan Bibit
Setelah tanaman di dalam botol berumur 9–12 bulan terlihat besar,
tumbuh akar. Dalam tingkat ini bibit sudah dapat dipindahkan
kedalam pot penyemaian yang berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16
cm yang berlubang. Siapkan pecahan genting, dan akar pakis warna
coklat, di potong dengan panjang 5–30 mm sehingga serabutnya
terlepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai terlebih dulu dicuci
bersih dan biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci,
direndam dulu dalam alas makanan selama 24 jam yang berupa:
a) Urea atau ZA : 0,50 mg b) DS, TS atau ES : 0,25 mg c) Kalium
sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg d) Air : 1000 cc Alaternatif lain sebagai
alas makanan, dapat juga dipakai pupuk buatan campuran unsur
N, P, K perbandingan 60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk
kandang yang telah dicampur pakis dengan perbandingan pakis:
pupuk kandang = 4:1. Selain itu dapat digunakan kulit Pinus
yang di potong kecil sebesar biji kacang tanah, yang telah
62
direndam dalam alas makanan seperti akar pakis selama 24
jam. Untuk isian pot ini dapat juga digunakan arang kayu
bakar/serabut kelapa yang dipotong-potong sebesar ibu jari. Pot
yang disiapkan diisi dengan pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah,
kemudian isi remukan pakis tersebut setinggi 1 cm di bawah
tepi pot/layah (tidak perlu dipadatkan). Pemindahan bibit ke
dalam pot dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol
dengan memasukkan air bersih ke dalam botol. Dengan kawat
bersih berujung seperti huruf U, tanaman dikeluarkan satu
persatu (akar lebih dahulu). Setelah keluar tanaman dicuci
kaporit 1 % kemudian dengan air bersih. Seedlings
(semaian) ditanam dalam pot dengan rapat. Apabila di dalam botol
sudah terjadi kontaminasi jamur sebaik lebih dulu direndam
di dalam antibiotic (penicillin, streptomycin yang telah lewat
expirydatenya) 10 menit baru ditanam.
o Pemindahan dari Pot Penyemaian Setelah tanaman pada pot
penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan ke pot biasa
yang berdiamater 4–6 cm, berisi potongan genting/batu bata
merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam
dalam alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.
Pengolahan Media Tanam
Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:
1. Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung dari
jenis tanaman). Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu
63
dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan
genting. Anggrek di letakkan di tengah dan akarnya disebar
merata dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang.
Pot diisi pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan
komposisi kira-kira 2/3 dari pot
2. Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam. Bak
terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi
bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas
tanah untuk menghindari dari kebecekan, di tanah kering digali
sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m dan
jarak antara pembantas dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan
dibuat 4 buah yang ditancapkan ke dalam tanah dengan
ketinggian masing- masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan
yang lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang
tersebut merupakan suatu rangkaian.
Teknik Penanaman
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup
tanaman anggrek, yaitu:
1. Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada
batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan
yang ditumpangi atau ditempelin. Alat yang dipakai untuk
menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk
mencari makanan adalah akar udara.
64
2. Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada
pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya
akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari
makanan untuk berkembang.
3. Anggrek tanah/anggrek Terrestris.
Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman Penjarangan dan penyulaman
dilakukan pada tempat yang disesuaikan dengan jenis anggrek,
yang sifatnya epphytis atau anggrek tanah.
2. Penyiangan Untuk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu
pada kondisi di dalam botol kemudian dipisahkan ke dalam pot-
pot yang sudah disediakan sesuai jenis anggrek.
3. Pemupukan Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam
jumlah besar yang meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg.
Untuk unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam jumlah
yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur
makro dan unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah,
berupa gas atau air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya.
Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:
Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K.
Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak
dibutuhkan untuk pembentukan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari pupuk ZA/urea,
untuk P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K dari Kalium Sulfat
65
(K2SO4). Pupuk-pupuk buatan yang mengandung N, P, K:
1. Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air 2. ES : 0,3 gram untuk 1 liter
air 3. ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air
Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K.
Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini tidak
memerlukan tambahan pupuk, maka dapat dususun sendiri
pupuk yang mengandung N, P, K dengan cara misalnya :
1. Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air 2. DS : 0,3 gram untuk 1 liter
air 3. K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter air
Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size) Tanaman
yang sudah berbunga dipupuk dengan perbandingan N:P:K=
1:6:1.
66
Pupuk kandang yang sering digunakan adalah kotoran
kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam dan lain-lain. Kebaikan
pemakaian pupuk kandang selain mengandung bermacam-
macam unsur yang dibutuhkan oleh tanaman juga sangat
membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada musim
kemarau.
Keburukan dari pupuk kandang ini adalah di dalam kotoran
banyak bateri yang mengandung jamur. Untuk itu
dianjurkan disangan lebih dahulu untuk menghilangkan
jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik
dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul
5.00 sore.
67
Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apakah air itu
mengandung jamur, bakteri/lumut yang bisa mengganggu
anggrek/tidak.
Kalau dilihat dari sudut isi makanan mungkin cukup baik. Hal
perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-
sifat dari isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air untuk
menyiram. Adapun macam isian pot dan sifat diuraikan sebagai
berkut:
Pecahan genting/pecahan batu merah, yang
mana mudah menguapkan air dan sifat anggrek yang tidak begitu
senang dengan air sehingga tidak mudah untuk lumutan. Untuk
pecahan genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak dan
untuk siraman lebih sedikit.
Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut
kelapa lebih baik untuk digunakan di daerah panas karena
menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah dingin tidak
menguntungkan karena mudah busuk
Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru
tidak mudah untuk menyerap air, setelah beberapa bulan banyak
menyerap air. Akar pakis yang coklat dan lunak lebih mudah
menyerap dan menahan air.
Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar
sekali untuk penyerapan air, mudah terjadi penguapan. Jika
potongannya besar, penyerapan kecil dan jika potongan kecil
68
penyerapan air lebih banyak. Bagi tanaman yang sudah besar
pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan dan 1-3 hari
sekali pada musim hujan.
5. Waktu Penyemprotan
69
air sedikit. b) Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP
dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc Folediol E 605
kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek
direndam dalam larutan tersebut selama beberapa waktu
dan diulang satu minggu sekali.
b. Semut
Gejala: merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh
cendawan. Pengendalian: pot direndam dalam air dan ciptakan
lingkungan bersih di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.
c. Belalang
Gejala: pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak beraturan.
Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat.
Pengendalian: segera semprotkan insektisida yang bersifat racun
kontak/yang sistematik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung
dimusnahkan/dibunuh.
d. Trips
70
Gejala: menempel pada buku-buku batang dan daun muda;
menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun dan merusak
bunga hingga bentuk bunga tidak menarik. Pengendalian: secara
periodik dan teratur pot anggrek disemprot insektisida.
e. Kutu babi
Gejala: kerusakan yang ditimbulkan seperti akibat semut; tapi tidak
menyerang tunas daun. Pengendalian: perendaman dapat mengusir
kutu dari anggrek
f. Keong
Gejala: menyerang lembaran daun anggrek. Pengendalian: dalam
jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu
memakai insektisida/dijebak dengan bubuk prusi
g. Red Spinder
Gejala: bercak putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi
kuning dan lama kelamaan daun mati. Pengendalian: bila sedikit
cukup diambil dengan menggunakan isolatip lalu dibakar/
menggosok daun dengan alkohol; apabila banyak maka perlu
menggunakan insektisida dengan bahan aktif diazinon, dicofol.
h. Kumbang
Gejala: yang terserang akan berlubang-lubang khusus kumbang
penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang dan
tidak nampak dari luar; Larvanya yang menetas dari telur
merusak daun anggrek. Pengendalian: menyemprotkan tanaman
yang diserang dengan menggunakan insektisida sistemik secara
71
rutin; bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan jalan
memindahkannya ke pot baru dan media tanam yang baru pula.
i. Ulat daun
Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga
yang sedang mekar. Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2–5 ekor)
dapat dibunuh dengan tangan; bila banyak dapat menggunakan
insektisida sistemik; tanaman yang telah diserang sebaiknya
dipisahkan dengan tanaman yang masih sehat.
j. Kepik
Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga
menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yang diserang lama
kelamaan akan gundul dan tidak berhijau daun lagi. Pengendalian:
semprotkan insektisida yang sama seperti untuk membasmi serangga
lainnya, seperti ulat, kumbang dan trips.
k. Kutu tudung
Gejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna coklat
dan mati. Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang dan
trips.
l. Penyakit buluk
Sering terdapat di dalam media tanam, kultur spora cendawan ini
terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril. Gejala:
biji anggrek tidak mampu berkecambah dan persemaian dalam
botol akan gagal; kecambah yang telah tumbuh kalau diserang
cendawan ini akan mati/layu. Pengendalian: pada awal serangan
72
media agar dikeluarkan dari botol, lalu botol ditutup kembali,
dilakukan dengan steriil; kalau kecambah anggrek terlanjur besar,
segera dikeluarkan dari botol dan dicuci dengan fungisida lalu
kecambah ditanam dalam pot.
m. Penyakit rebah kecambah
Merupakan penyakit anggrek selama masih dalam persemaian.
Penyebaran penyakit ini lewat air. Gejala: semula berupa bercak kecil
bening pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai
pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar,
kecambah anggrek akan membusuk dan mati. Pengendalian: bibit
yang sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai musnah.
Pot dan kumpulan kecambah dikeringkan dan disemprot
dengan fungisida.
n. Penyakit bercak coklat Kecambah
jenis Phalae-nopsis sangat peka terhadap bakteri ini, terutama pada
cuaca sangat lembab. Infeksi melalui daun basah atau di bekas luka
pada daun. Sentuhan daun yang sakit pada daun sehat dapat
menularkan penyakit ini. Gejala: bercak kecil bening pada pucuk
daun. Dalam beberapa hari dapat meluas ke seluruh kompot, daun
kecambah anggrek menjadi rusak dan mati. Penyakit ini sangat ganas,
karena mematikan dan cepat menular. Pengendalian: sangat sulit
penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yang parah, tidak ada
jalan lain kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.
o. Penyakit bercak hitam
73
Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular
malalui akar dan alat yang tidak sterill Gejala: timbul warna coklat
kehitaman pada bagian tanaman yang terserang. Mulai dari daun ke
atas sampai ke tunas dan ke bawah hingga ujung akar. Tanaman
terlambat tumbuh, kerdil dan mengakibatkan kematian.
Pengendalian: bagian yang terserang dipotong dan dibuang atau
disemprotkan fungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar
sebelum digunakan.
p. Penyakit busuk akar
Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani. Gejala: akar leher membusuk
mencapai rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang
menguning, berkeriput, tipis dan bengkok, tanaman kerdil dan tidak
sehat. Pengendalian: semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan
dibuang; bekasnya disemprot dengan fungisida (Benlate).
q. Penyakit layu
Penyebab: cendawan Fusarium Oxyporium. Gejala: mirip
serangan penyakit busuk akar, namun pada rhizoma terdapat
garis-garis, atau lingkaran berwarna ungu. Pada serangan berat,
seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi
batang, tanaman sangat tidak sehat. Pengendalian: bagian yang
terserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman
segera dipindahkan ke media tanam baru, yang masih segar dan
bersih. Usahakan terdapat aliran udara yang lancar di sekitar tanaman.
r. Penyakit busuk
74
Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi. Gejala: terdapat bintil-bintil
kecil berwarna coklat pada bagian tanaman yang terkena
penyakit. Pengendalian: bagian tanaman yang sakit dipotong dan
dibuang. Media tanaman dan seluruh pot didesinfektan dengan
larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene 0,5 %
selama 1 jam.
s. Penyakit bercak coklat
Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar
keseluruh bagian tanaman. Pengendalian: membuang semua bagian
yang sakit, lalu semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau
Physan 20.
t. Penyakit busuk lunak
Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora. Gejala: daun dan akar
membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun
khusus pada rhizoma dan umbi batang, penyebarannya agak lambat.
Penanggulangan: peralatan kebun harus steril, bagian yang sakit
dipotong dan dibuang. Semprotkan Physan 20, pot tanaman
disemprot dengan formalin 4 %.
u. Penyakit bercak bercincin
Penyebab: virus TMVO Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis
kekuningan pada permukaan daun. Pengendalian: hanya dengan
pencegahan yakni membuang bagian tanaman yang sakit serta
menstrerilkan semua alat potong.
v. Penyakit Cymbidium
75
Penyebab: virus Mozaic Cymbidium. Gejala: semula berupa bercak
kekuningan lalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau
lingkaran. Khusus pada Cattleya, bercak tadi berwarna coklat atau
hitam cekung. Kadang ada gejala kematian jaringan di tengah daun
yang dilingkari jaringan normal. Daun tua banyak sekali menunjukkan
adanya bintik jaringan yang mati. Pengendalian: hanya bersifat
pencegahan yaitu membuang bagian tanaman yang sakit, serta
mensterilkan segala alat yang dipakai.
w. Penyakit busuk hitam
Penyebab: cendawan Phytopytora Omnivora. Gejala: muncul warna
kehitaman pada pangkal daun, lalu melunak dan busuk, akhirnya
daun mati. Pengendalian: semprotkan fungisida seperti Baycor
Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot. Untuk
yang berbentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter air.
PANEN
Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Umur tanaman anggrek berbunga, tergantung jenisnya.
Umumnya tanaman angrek dewasa berbunga setelah 1-2 bulan
ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan kira- kira 2 tangkai dengan
jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.
Cara Pemetikan Bunga
76
Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan
dilakukan pada jarak 2 cm dari pangkal tangkai bunga dengan
menggunakan alat potong yang bersih
Prakiraan Produksi
Bibit anggrek yang sudah dewasa dan sesudah 2 bulan
tangkai bunga akan menghasilkan 2 tangkai dengan jumlah kuntum
20-25 kuntum/tangkai.
PASCAPANEN
Pengumpulan
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan berdasarkan
permintaan pasar. Jenis anggrek Dendrobium dapat dipanen dalam
bentuk: a) Tanaman muda untuk bibit b) Tanaman dewasa untuk
tanaman hias c) Bunga potong Tanaman muda untuk bibit biasa dijual
dalam bentuk pot kecil, sedangkan tanaman dewasa biasanya tanaman
sudah berbunga. Untuk bunga potong dipilih tangkai yang
kuntumnya paling banyak sudah mekar (kuncup tersisa 1–3 kuntum).
Penyortiran dan Penggolongan
Bunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun luka.
Selanjutnya bunga dikelompokan sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan tingkat kesegaran atau ukuran bunga dengan maksud
untuk mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yang bagus
tidak turun harganya.
Penyimpanan
77
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan
bunga, sehingga dilakukan pada saat: a) Bunga baru saja dipetik
sambil menunggu pemanen selesai. b) Bunga yang telah dipanen tidak
segera dijual atau diangkut. c) Bunga mengalami perjalanan sebelum
sampai ke konsumen. Agar bunga tetap segar perlu adanya
pengawetan dengan tujuan agar penurunan mutu lebih lambat bunga
tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan cara
penempatan bunga dalam larutan pengawet atau air hangat (38–43
derajat C) selama 2 jam. Larutan bahan pengawet tersebut antara lain:
a) Larutan seven up dengan kadar 30 %. b) 2 % larutan gula
ditambah 2 gram physan (termasuk fungisida) dan 1 gram asam sitrat
per 10 liter. c) 2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline
sulfat dan 1 gram asam sitrat per 10 liter. d) Larutan gula kadar 4–5 %
ditambah 0,2 gram quinolin per liter. Pengawetan untuk bunga yang
dikirim jauh adalah dengan merendam tangkainya dalam larutan
gula dengan kadar 6–8 % selama 24 jam atau dimasukan dalam
kantong plastik dan kadar karbon dioksida (CO2) dinaikkan dengan
menggunakan es kering atau disimpan pada ruangan dengan kondisi
udara antara 0–5 derajat C. 9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan
bunga dendrobium potong dipak melalui cara: 1) Setiap sepuluh
tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan kantong
plastik tipis, ukuran disesuaikan tergantung panjang tangkai. 2) Setiap
pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong
78
plastik ukuran panjang 8 cm dan lebar 4 cm. 3) Pembungkus bunga
dan pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat
dengan karet gelang. 4) Bungkusan-bungkusan bunga disusun
bersilang di dalam kotak karton yang berlubang sampai cukup
padat. 5) Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton
tape. 10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1.Analisis Usaha Budidaya Perkiraan analisis budidaya bunga
anggrek Dendrobium dengan luas lahan 1,25 m x 12 m; Untuk satu
pohon/pot dapat menghasilkan bunga sebanyak 2–3 tangkai bunga
dimana anggrek dalam pot mulai berbunga pada umur 3-5 bulan dan
menjadi bunga potong pada umur 6–7 bulan dengan masa panen
optimal 4 kali. Pada panen ke 2 s.d. ke 4 di atas umur 8 bulan;
dalam satu tangkai bunga terdapat 10-15 kuntum bunga. Analisis
dilakukan pada tahun 1999 di daerah Bogor. Harga 1 kuntum bunga
mencapai harga Rp. 750,- sampai Rp. 1000,-. 1) Biaya produksi 1. Bibit -
Bibit: 8 botol @ Rp. 40.000,- Rp. 320.000,- - Akar pakis: 5 ikat (42
lempeng /ikat) Rp. 75.000,- 2. Perlengkapan - Arang: 80 kg @ Rp.
1.250,- Rp. 100.000,- - Pot ukuran 15 cm: 400 bh @ Rp. 750,- Rp.
4.500.000,-
TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 15/ 17 Kantor Deputi
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
79
Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H.
Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id - Gandasil: 2 pak @ Rp. 7.500,- Rp. 15.000,-
- Kerangka: 1 unit bambu Rp. 150.000,- 3. Pupuk - Furadan Rp.
20.000,- - Azodrin: 1 botol Rp. 12.500,- - Pupuk Urea: 5 kg @ Rp.
2.000,- Rp. 10.000,- - NPK: 2,5 kg @ Rp. 2.000,- Rp. 5.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 5.207.000,- 2) Pendapatan: 3 tangkai x 10
kuntum x 400 pot x Rp.750,- Rp. 9.000.000,- 3) Keuntungan Rp.
3.793.000,- 4) Parameter kelayakan usaha 1. Rasio output/input = 1,73
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis Dalam usaha anggrek ini sangat
visibel dan modal akan kembali dalam waktu kurang lebih 8 bulan
sejak penaman dan apabila penjualan dimulai dari sejak dalam botol,
maka akan dapat mengurangi biaya operasional. Selain dari segi biaya
modal, kebutuhan bunga potong dalam negeri per tahun untuk
berbagai jenis anggrek diperkirakan sekitar 5 juta tangkai. Jumlah
tersebut diluar adanya permintaan akan kebutuhan komoditi ekspor.
11. STANDAR PRODUKSI 11.1.Ruang Lingkup Standar meliputi
klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat
penandaan dan pengemasan. 11.2.Diskripsi Standar mutu bunga
angrek potong ini di Indonesia tercantum dalam SNI 01–3171– 1992.
11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu Bunga angrek potongan antara lain
terdiri dari 3 jenis “Arathera James Storie” yang digolongkan dalam
empat jenis mutu, “Arachin Maggie Oie” dan “Oncidium Golden
Shower” yang masing-masing digolongkan dalam tiga jenis mutu.
80
a) Aranthera James Storie 1. Panjang tangkai: mutu I=75 cm; mutu
II=67,5 cm; mutu III=60 cm; cara uji dengan SP-SMP-287-1980.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 16/ 17 Kantor Deputi
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H.
Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id 2. Minimum jumlah bunga: mutu I=7;
mutu II=6; mutu III=6; cara uji dengan organoleptik. 3. Minimum
jumlah kuncup: mutu I=2; mutu II=2; mutu III=2; cara uji dengan
organoleptik. 4. Minimum jumlah cabang: mutu I=3; mutu II=2;
mutu III=1 ; cara uji dengan organoleptik. 5. Susunan bunga
dalam tangkai: mutu I=lengkap; mutu II=lengkap; mutu
III=lengkap; cara uji dengan organoleptik. 6. Bunga rusak karena
serangga/jamur/mekanis: mutu I=tidak ada; mutu II=tidak ada; mutu
III=tidak ada; cara uji organoleptik. b) Arachnis Maggie Oei 1. Panjang
tangkai: mutu I=60 cm; mutu II=42,5 cm; mutu III=32,5 cm; cara
uji dengan SP-SMP-287-1980. 2. Minimum jumlah bunga: mutu I=8;
mutu II=8; mutu III=8; cara uji dengan organoleptik. 3. Minimum.
jumlah kuncup: mutu I=2; mutu II=2; mutu III=2; cara uji dengan
organoleptik. 4. Susunan bunga dalam tangkai: mutu I=lengkap;
mutu II=lengkap; mutu III=lengkap; cara uji dengan organoleptik.
81
5. Bunga rusak karena serangga/jamur/mekanis: mutu I=tidak ada;
mutu II=tidak ada; mutu III=tidak ada; cara uji organoleptik.
c) Onchidium Goldian Varientas Golden Shower 1. Panjang tangkai:
mutu I=67,5 cm; mutu II=60 cm; mutu III=35 cm; cara uji dengan
SP-SMP-287-1980. 2. Minimum jumlah bunga: mutu I=7; mutu II=7;
mutu III=7; cara uji dengan SP- SMP-288-1980. 3. Minimum jumlah
kuncup: mutu I=5; mutu II=5; mutu III=5; cara uji dengan SP- SMP-288-
1980. 4. Minimum jumlah cabang: mutu I=9; mutu II=7; mutu
III=27; cara uji dengan organoleptik. 11.4.Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan terkecil dalam
lot dan contoh dengan rincian sebagai berikut: a) Contoh yang diambil
1, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 1 – 3. b) Contoh yang
diambil 3, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 4 – 25. c) Contoh
yang diambil 6, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 26 – 50.
d) Contoh yang diambil 8, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot =
51 – 100. e) Contoh yang diambil 10, untuk jumlah kemasan terkecil
dalam lot = 101 – 150. f) Contoh yang diambil 12, untuk jumlah
kemasan terkecil dalam lot = 151 – 200. g) Contoh yang diambil 15,
untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 201 – lebih.
82
TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 17/ 17 Kantor Deputi
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H.
Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id Sedangkan untuk petugas pengambil
contoh adalah orang yang telah berpengalaman/dilatih lebih
dahulu dan mempunyai ikatan dalam suatu badan hukum.
11.5.Pengemasan 1) Cara pengemasan Pangkal tangkai bunga angrek
potongan dimasukan ke dalam tube berisi cairan
pengawet/dibungkus dengan kapas kemudian dimasukan ke
dalam kantong plastik berisi cairan pengawet lalu dikemas dalam
kotak karton/kemasan lain yang sesuai. 2) Pemberian merek Pada
bagian luar kemasan diberi tulisan: 1. Nama barang/varietas anggrek.
2. Jenis mutu. 3. Nama atau kode produsen/eksportir. 4. Jumlah isi.
5. Negara/tempat tujuan. 6. Produksi Indonesia. 12. DAFTAR
PUSTAKA 1) Osman, Fiyanti, Indah Prasasti (1989) Anggrek
Dendrobium, Jakarta Penebar Swadaya IKAPI 219 hal. 2) Tim Red.
Trubus (1997) Jakarta. Anggrek Potong Penebar Swadaya 34 hal.
3) Agribisnis Tanaman Hias, F.Rahardi, Sri Wahyuni, Eko M.
Nurcahyo, Penerbar Swadaya 1993 4) Budidaya Tanaman Anggrek –
Departemen Pertanian 1987, 63 hal. 5) Merawat Anggrek , Sutarni M.
Soeryowinoto, Penerbit Yayasan Kanisius, 87 hal. Jakarta, Februari 2000
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan,
BAPPENAS
83
Anggrek Butuh Aerasi yang Cukup
http://speedytown.com/step/index.php/category/anggrek-bulan/
84
May 12th, 2007 Posted by step | Anggrek Bulan | no comments
Anggrek Spesi
Seperti yang sudah saya utarakan sebelumnya, untuk merawat
tanaman anggrek ini butuh keahlian khusus. Sangat berbeda dengan
pelaksanaan perawatan tanaman lain. Jenis-jenis yang bagus akan
sulit dicari, sulit dirawat, dan sulit dikembangkan. Ada beberapa
jenis anggrek yang sudah sering didengar, seperti dendrodium,
vandal, dan bulan. Untuk anggrek spesi diantaranya helix, mudii,
cylocsta, lasientera, anggerk besi, dan anggrek kribo atau disebut
spektabil. Karakter anggrek sendiri dibagi menjadi 5 yaitu :
Apipit, sandaran memakai media pot
terrestrial, anggrek tanah
semi terrestrial, akarnya berada diatas tanah
litopit, hidup dipermukaan batu-batuan
saprofit, hidup diatas tanah humus atau diatas kayu yang sudah
lapuk.
Tanaman anggrek sangat rentan terhadap penyakit, untuk
media yang menggunakan arang, kalau sudah berlumut sebaiknya
diganti karena kelembaban sudah tinggi dan rentan kena penyakit
akar tanaman. Dan bila tingkat keasaman sudah tinggi, bisa ditaburi
dengan kapur yang digunakan untuk cat tembok.
March 19th, 2007 Posted by step | Anggrek Bulan | one
comment
Penyiraman Anggrek
85
86
dalam perawatan dan budidayanya.Karena tanaman anggrek
termasuk jenis yang sangat sensitive.
RAGAM ANGGREK BULAN
Indonesia memiliki aneka flora yang khas dan unik. Salah satunya
adalah anggrek bulan. Karena kekhasannya, tak heran jika bunga
ini dianugerahi "gelar" sebagai Puspa Pesona Indonesia.
87
Yang jelas, lanjut Erny, anggrek bulan menyukai sinar matahari yang
tidak terlalu menyengat. Anggrek bulan senang hidup di tempat yang
tidak terlalu basah, dengan kelembapan yang tidak berlebih. Kalau
terlalu basah tanaman malah mudah busuk, karena bisa timbul bakteri
yang akan menyerang ke akar. "Mudah, kok, menanam anggrek jenis
ini. Saking mudahnya, digantung begitu saja akan hidup," papar Erny
sembari tersenyum.
88
Tips:
1. Anggrek bulan akan tumbuh baik jika kebutuhan airnya
tercukupi. Anggrek yang masih dalam tahap pertumbuhan
membutuhkan air yang lebih banyak dibandingkan anggrek
yang sudah berbunga.
2. Selain air berikan juga pupuk dan obat. Tak hanya pupuk bunga,
juga pupuk pertumbuhan. Jangan lupa, pupuk harus mengandung tiga
unsur hara penting, yaitu natrium, fosfor, dan kalium.
4. Media anggrek bisa apa saja, pakis atau di pot. Anggrek bulan
biasanya di pot dalam satu rangkaian.
89
Nama Phalaenopsis berasal dari bahasa Yunani, yaitu
phalaenos dan opsis. Phalaenos itu berarti ngengat atau kupu-
kupu. Sedang opsis artinya bentuk. Pada tahun 1825, Blume
- seorang ahli botani asal Belanda, menamakan genus
anggrek ini dengan Phalaenopsis. Nama itu muncul karena
saat pertama kalinya berjumpa di dalam hutan, ia mengira
telah melihat sekawanan kupu-kupu putih yang tengah
hinggap pada sebatang ranting.
91