Professional Documents
Culture Documents
Proposal Penelitian
Diajukan oleh :
Nama : Agung Nugroho
NIM : 014414790
Berkembangnya era globalisasi dewasa ini membawa dampak yang besar bagi
perkembangan dunia bisnis, globalisasi menuntut perusahaan untuk berorientasi pasar secara global
dan bersaing ketat dengan perusahaan sejenis baik di dalam negeri maupun luar negeri tentunya.
Perusahaan yang ingin berkembang harus berusaha menciptakan produk, baik berupa barang
maupun jasa yang berkualitas dan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada para pelanggan
dibanding pesaingnya. Dalam dunia bisnis yang terus berkembang dan bergerak sangat cepat ini,
perusahaan dituntut untuk selalu berinovasi dan menciptakan nilai lebih bagi para pelanggannya.
Terlebih orientasi perusahaan haruslah mengacu pada persepsi konsumen, bukan persepsi
perusahan itu sendiri. Konsumen memiliki peran yang besar pada era sekarang ini, sehingga tanpa
konsumen yang loyal maka perusahaan tersebut tidak dapat bertahan dalam jangka panjang.
Strategi pemasaran yang berorientasi pada konsumen merupakan cara terbaik yang dapat dilakukan
perusahaan. Perusahaan dalam strategi ini tidak hanya sekedar menjual produk saja, akan tetapi
Promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran, karena
dengan promosi dapat membuat konsumen yang semula tidak tertarik akan suatu produk, berubah
pikiran dan kemudian tertarik dan membeli produk tersebut. Promosi digunakan untuk memicu
adanya transaksi penjualan, sehingga konsumen tertarik untuk membeli serta mendorong agen
penjualan untuk lebih giat lagi dalam menawarkan produknya. Agar konsumen bersedia menjadi
pelanggan, maka terlebih dahulu konsumen tersebut mencoba dan meneliti produk yang ditawarkan
perusahaan, disinilah perlunya suatu kegiatan promosi yang terarah, karena diharapkan dapat
bagian dari strategi perusahaan yang tertuang dalam bauran pemasaran atau marketing mix yang
dapat dirumuskan dalam 4P, yaitu Product, Price, Place dan Promotion. Menurut Kotler &
Armstrong (2001:56), bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat
dikendalikan produk, harga, tempat dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran. Selain bauran pemasaran, dalam
kaitannya dengan kegiatan promosi, perusahaan juga harus menerapkan suatu strategi promosi
yang terarah yang dapat dirumuskan ke dalam bauran promosi atau promotional mix. Menurut
Kotler (2000: 59), bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan, penjualan pribadi, promosi dan
hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan
pemasarannya. Kegiatan promosi yang benar dan terarah mutlak diperlukan suatu perusahaan
sehingga menciptakan produk yang unggul, atau perusahaan akan gagal dalam bisnisnya. hanya
ada dua pilihan, yaitu sukses dalam pengembangan produk sehingga menghasilkan produk yang
unggul atau gagal dalam pencapaian tujuan bisnisnya karena produk yang tidak mampu bersaing di
pasaran. Kualitas produk merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat produk
yang diterima (perceived product) dengan tingkat produk yang diharapkan (expected product).
Kualitas produk erat kaitannya dengan kepuasan pelanggan, dimana kepuasan pelanggan pada
akhirnya juga berkaitan dengan keputusan pembelian. Pelanggan yang merasa puas akan suatu
produk maupun layanan yang diberikan oleh perusahaan maka ia cenderung untuk melakukan
pembelian dan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan pembelian berulang. Kualitas produk
merupakan driver atau pernggerak bagi kepuasan pelanggan. Di dalam industri yang
mengedepankan produk berupa barang sebagai inti usaha, kualitas produk memegang peranan yang
Salah satu industri yang sedang berkembang dengan pesat di Yogyakarta sekarang ini
adalah industri pakaian jadi / clothing. Hal ini terlihat dengan banyaknya distro-distro clothing baru
bermunculan. Banyaknya distro ini tidak terlepas dari tren yang berkembang saat ini, khususnya di
kalangan anak muda Yogyakarta. Tren anak muda yang ingin tampil beda sesuai jati dirinya namun
tetap terjangkau dari segi harga. Hal ini mendorong munculnya merek yang beredar di pasaran.
Konsumen dihadapkan pada banyaknya pilihan akan pakaian di pasar, dalam satu distro saja
terdapat lebih dari lima merek dagang dari pakaian jadi. Hal ini wajar, dimana segmen anak muda
merupakan golongan yang paling dinamis, dimana anak muda identik dengan selera yang berubah-
ubah dan cepat bosan. Banyaknya merek yang beredar di pasar juga menunjukkan bahwa
persaingan dalam industri ini sangatlah ketat. Persaingan yang ketat ini mempunyai dampak positif
yaitu masing-masing perusahaan berusaha untuk menciptakan produknya sebaik mungkin agar
dapat memenangkan persaingan dan dipilih oleh konsumen. Konsumen diuntungkan dengan
adanya persaingan ini, karena konsumen leluasa untuk memilih produk yang dinilai terbaik.
Kebutuhan yang besar akan pakaian berkualitas dengan harga terjangkau ini mendorong PT
Aseli Dagadu Djokdja untuk berkreatifitas menjawab tantangan dan peluang yang ada dengan
membuka perusahaan clothing tersendiri. PT Aseli Dagadu Djokdja merupakan pelopor bagi
berkembangnya industri clothing di kota Yogyakarta. Berbeda dengan distro-distro yang lain, PT
Aseli Dagadu Djokdja hanya menjual satu merek dagang pakaian jadi, yaitu berupa kaos oblong
memperluas brand ”DAGADU” menjadi beberapa lini produk, akan tetapi dalam penelitian ini,
peneliti hanya memfokuskan pada pakaian atau kaos oblong merek ”DAGADU” pada umumnya,
yang sudah dikenal luas di pasaran. Merek ”DAGADU” juga dianggap sebagai ikon utama PT
Dari setiap desain pakaian yang diproduksi terlihat jelas bahwa segmen yang diambil oleh
PT Aseli Dagadu Djokdja adalah anak muda. Di samping itu ”DAGADU” juga memposisikan diri
sebagai cinderamata dan souvenir khas Yogyakarta, yang berarti mempunyai pasar para wisatawan,
baik dalam negeri maupun luar negeri. Kaos ”DAGADU” identik dengan desainnya yang unik
yaitu mengedepankan tulisan-tulisan unik dan menarik yang terdapat pada setiap kaosnya. Tulisan-
tulisan tersebut bersifat unik dan sedikit provokatif, namun kesan budaya jawa khususnya
Yogyakarta terlihat karena ”DAGADU” menempatkan diri sebagai suvenir khas Yogyakarta yang
berupa pakaian atau kaos oblong. Perkembangan desain kaos akhir-akhir ini sangat kental dengan
pengaruh budaya barat, dan masyarakat Yogyakarta, khususnya anak muda sangat bangga dengan
kata-kata maupun simbol-simbol yang bertema barat atau berbahasa asing. Hal ini merupakan
tantangan besar bagi PT Aseli Dagadu Djokdja dengan produk “DAGADU” nya, dimana pasar
utama yaitu anak muda yang gemar akan desain-desain bertema barat dengan penempatan produk
“DAGADU” sebagai suvenir khas Yogyakarta yang tentunya tidak boleh melupakan unsur-unsur
Saat ini, “DAGADU” berhasil menciptakan kesan di masyarakat, baik secara lokal maupun
nasional, bahwa “datang ke JOGJA tidak lengkap tanpa membeli DAGADU”. Kesan ini mirip
dengan kesan berkunjung ke Bali dengan kaos “JOGER” nya. Hal ini merupakan suatu bentuk
strategi pemasaran dari PT Aseli Dagadu Djokdja. Strategi ini berhasil dan menempatkan produk
kaos “DAGADU” sebagai ikon atau suvenir khas Yogyakarta. Akan tetapi, PT Aseli Dagadu
Djokdja harus mewaspadai persaingan dari produk sejenis yang mulai marak dan gencar dalam
merebut pasar. Terlebih, pasar sasaran utama dari produk kaos “DAGADU” adalah anak muda atau
remaja, yang mudah tergiur akan adanya promo-promo penjualan yang menarik. Seperti kita
ketahui, segmen anak muda juga terbatas dari segi keuangan, yaitu alokasi dana dalam membeli
pakaian atau kaos ini. Konsumen remaja atau anak muda ini cenderung untuk membeli suatu
produk ketika terdapat promo penjualan, pameran, maupun penawaran-penawaran khusus yang
diberikan produsen. Dewasa ini saingan utama kaos “DAGADU” yaitu berupa clothing distro-
clothing distro sangat gencar dalam melakukan promo berupa pameran-pameran yang diadakan
rutin, dan tentu saja menawarkan promo dan penawaran yang menarik.
Sehubungan dengan ketatnya persaingan dalam industri pakaian jadi ini, konsumen tentunya
dihadapkan pada banyaknya pilihan akan perusahaan yang menyediakan produk pakaian jadi, dan
cenderung memilih perusahaan yang mempunyai kualitas produk yang baik, dan tentunya
pelayanan yang prima dari karyawan penjualan, agar merasa nyaman dan dihargai. Perusahaan
harus mengerti akan pengetahuan ini, dimana hal ini penting untuk meningkatkan omset penjualan.
Tanpa produk yang unggul dan pelanggan yang loyal, maka perusahaan tersebut tidak dapat
konsumen dalam memutuskan menggunakan produk baik berupa barang atau jasa. Banyak faktor
yang dapat memengaruhi cepat lambatnya keputusan pembelian konsumen, diantaranya adalah
kualitas produk yang ditawarkan, promosi, pelayanan dan faktor-faktor lain yang juga dapat
memengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk membeli sebuah barang yang ditawarkan toko
tersebut. Tanpa keputusan pembelian dari konsumen maka tidak akan ada peningkatan omset
Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji bagaimana
pengaruh promosi penjualan dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen PT
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas, maka dapat diidentifikasikan yang
2. Perubahan selera konsumen yang menyukai desain-desain bertema budaya barat atau asing
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan luasnya permasalahan yang ada, serta karena
peneliti melihat bahwa di samping faktor pelayanan dan harga yang cukup berpengaruh, faktor
promosi dan kualitas produk juga berpengaruh besar terhadap keputusan pembelian konsumen.
Maka penelitian dibatasi pada masalah, bagaimanakah pengaruh promosi penjualan dan kualitas
produk terhadap keputusan pembelian konsumen. Faktor-faktor lain yang terdapat di dalam latar
belakang masalah tidak ikut diteliti, sedangkan permasalahan yang diteliti sudah mewakili
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan pembelian
E. Tujuan Penelitian
2. Mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada konsumen PT Aseli
Dagadu Djokdja.
3. Mengetahui pengaruh promosi penjualan dan kualitas produk secara bersama-sama terhadap
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian bagaimana pengaruh promosi penjualan
dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen PT Aseli Dagadu Djokdja Yogyakarta
ini adalah :
strategi promosi yang efektif guna meningkatkan kinerja dan laba perusahaan.
2. Bagi Peneliti :
b. Sebagai implementasi atas teori yang telah didapat pada perkuliahan dan
Penelitian ini dapat dijadikan referensi yang relevan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya serta
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KajianTeori
1. Pemasaran
Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat, persaingan yang semakin sengit, dan
kebutuhan serta selera konsumen yang berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu
Sekarang ini, pemasaran tidak hanya sekedar bagaimana menjual produk, akan tetapi lebih
yang prima agar kepuasan konsumen dapat terpenuhi. Seiring dengan munculnya perusahaan
sejenis dan berkembangnya persaingan, perusahaan dituntut untuk memberikan nilai lebih bagi
para konsumen. Konsumen dewasa ini cenderung lebih selektif dalam memilih produk maupun
perusahaan yang menyediakan kebutuhan dan keinginannya. Usaha pemasaran yang efektif
mutlak diperlukan untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya sekaligus
mempertahankannya.
a. Definisi Pemasaran
pemasaran sebagai berikut: “Pemasaran merupakan suatu proses sosial manajerial yang
membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan serta diinginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai dengan orang lain atau satu
berikut: “Pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan
dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang sudah ada maupun
pembeli potensial”. Terlihat jelas dalam beberapa definisi diatas bahwa, kegiatan
pemasaran, bukan semata-mata untuk menjual barang atau jasa, melainkan untuk
Setiap perusahaan menginginkan agar segala sesuatu yang dilakukan berjalan dengan
baik dan sesuai dengan yang direncanakan. Diperlukan suatu usaha pengelolaan yang baik
agar pemasaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan. Proses
sebagai berikut:
kebutuhan dan keinginan konsumen. Seluruh kegiatan dari perusahaan harus bertujuan
untuk memenuhi konsep dasar tersebut. Kotler (2007:7) mengemukakan bahwa: “Konsep
pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan
pertukaran segala sesuatu yang bernilai (product of value) dengan orang atau kelompok
lain”. Sedangkan menurut Basu Swastha dan Hani Handoko (2008:6) mendefinisikan
konsep pemasaran sebagai berikut: “Konsep pemasaran sebagai sebuah falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial
d. Strategi Pemasaran
sebagai berikut: “Strategi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mendasari
manajemen pemasaran untuk mencapai tujuan bisnis dan pemasaran dalam sebuah pasar
sasaran. Strategi pemasaran mengandung putusan dasar tentang pengeluaran pemasaran dan
dilakukan oleh manajer pemasaran dengan membuat tiga macam keputusan tentang:
1) Pengeluaran pemasaran
anggaran pemasaran.
2) Bauran pemasaran
oleh perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan
keinginan konsumen.
3) Alokasi pemasaran
Pemasaran harus memutuskan alokasi uang yang dihabiskan untuk macam-macam
Setiap perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang baik agar mampu bersaing
dan bertahan dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetititf. Strategi pemasaran
bauran pemasaran itu sendiri. Marketing mix atau bauran pemasaran adalah kombinasi dari
empat variabel yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi
2. Promosi Penjualan
mengenalkan produk sampai konsumen saja, akan tetapi lebih menekankan kepada proses
untuk menjajakan produk yang dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen mudah
untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu maka produk
tersebut akan menarik perhatian konsumen.” Promosi penjualan dalam hal ini merupakan
bagian dari pemasaran. Dalam perkembangannya banyak ahli mengelompokkan sub-sub dalam
ilmu ini kedalam suatu rumusan yang mudah dikenal. Seperti diungkapkan Swastha (2005 :
238), mendefinisikan bauran promosi atau promotional mix adalah sebagai berikut :
“promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel periklanan, personal
selling, dan alat promosi lain yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program
penjualan”. adapun alat -alat yang digunakan dalam kegiatan promosi antara lain :
a. Iklan
Iklan merupakan alat utama bagi pengusaha untuk memengaruhi konsumennya. Iklan ini
dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi
ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang di pinggir jalan atau tempat-tempat
yang strategis. Dengan membaca atau melihat iklan, konsumen atau calon konsumen
diharapkan akan terpengaruh lalu tertarik untuk membeli produk yang diiklankan
tersebut.
produk yang dipasarkan sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk
melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu maka produk
yang bersifat jangka pendek dimana tujuan akhirnya adalah peningkatan volume
penjualan. Bentuk yang termasuk dalam sales promotion adalah memberikan contoh
c. Publikasi (publication)
Publikasi merupakan cara yang biasa digunakan oleh pengusaha untuk membentuk
pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen agar mereka menjadi tahu dan
menyenangi produk yang dipasarkan. Cara ini dilakukan dengan cara memuat berita
tentang produk atau perusahaan yang menghasilkan produk tertentu di media masa.
Misalnya saja berita di surat kabar, berita di radio atau televisi, maupun majalah tertentu
dan sebagainya. Dengan memuat berita di media masa maka akan membuat para
pembaca secara tidak langsung dipengaruhi oleh berita tersebut. Publisitas merupakan
suatu alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga
produk.
mengetahui seberapa jauh produk yang sudah dihasilkan direspon oleh konsumen.
Proses dari penjualan langsung ini merupakan kontak langsung antar pihak produsen
sebagai penyedia produk dan layanan dengan konsumen. Melalui penjualan langsung ini
diharapkan terjadi kontak positif antara produsen dan konsumen, sehingga tercipta
hubungan yang harmonis dimana loyalitas merupakan tujuan akhirnya. Kontak langsung
ini juga akan dapat memengaruhi secara lebih intensif para konsumen, karena dalam hal
ini pengusaha dapat mengetahui keinginan dan selera konsumen serta gaya hidupnya,
dan dengan demikian pengusaha dapat menyesuaikan cara pendekatan atau komunikasi
dengan konsumen itu secara lebih tepat yang sesuai dengan konsumen yang
Keempat bentuk promosi yang tertuang dalam promotional mix ini harus dilakukan secara
tepat dan terintegrasi agar tercipta suatu strategi pemasaran yang efektif guna mendapatkan
lebih banyak konsumen yang tertarik akan produk yang dipromosikan. Membangun strategi
pemasaran yang efisien dan efektif mutlak diperlukan bagi suatu perusahan agar dapat bertahan
dalam kondisi persaingan yang semakin ketat. Komunikasi yang baik merupakan syarat agar
promotional mix ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapakan. Adapun tujuan dari
Dalam hal ini promosi penjualan merupakan bagian dari promotional mix. Komunikasi
yang efektif akan mengubah tingkah laku konsumen dan akan memperkuat tingkah laku yang
Promosi penjualan menurut Fandy Tjiptono (2002: 229) adalah: “Bentuk persuasi
langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang
pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli
pelanggan.” Jenis dari promosi penjualan diantaranya adalah kupon, diskon, kontes,
undian, sampel, display dan lain-lain. Promosi penjualan merupakan sekumpulan insentif
yang dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih
cepat atau lebih besar dari konsumen. Promosi penjulan menjadi begitu penting karena
Jumlah merek bertambah dan cenderung mirip, konsumen yang semakin berorientasi
harga, menurunnya efisensi iklan karena meningkatnya biaya, merupakan beberapa alasan
yang menyebabkan promosi penjualan lebih banyak dipakai untuk sekarang ini.
Tujuan dari promosi penjualan diantaranya adalah untuk menarik pelanggan baru,
untuk menghargai pelanggan setia atau loyal, dan untuk menaikkan tingkat pembelian
ulang dari produk yang telah terbeli. Fandy Tjiptono (2002:230) mengemukakan secara
Metode-motode promosi penjualan menurut Basu Swastha (2005 :281) ada tujuh yaitu :
1. Pemberian contoh barang, yaitu dengan memberikan contoh barang secara cuma-
cuma kepada konsumen dengan tujuan untuk digunakan atau dicoba. Ini merupakan
salah satu alat promosi penjualan yang dianggap paling mahal, tetapi juga paling
efektif, pemberian contoh barang ini dapat efektif terutama untuk mengenalkan
produk baru dan produk baru tersebut sering disertakan dalam penjualan produk lain.
2. Kupon/nota, yaitu dengan menyarankan pada pembeli untuk menyimpan dan
mengumpulkan nota atau kupon-kupon pembeliannya agar mendapatkan barang
seharga tertentu secara cuma-cuma atau yang lainnya. Penjual menggunakan cara
tersebut dengan maksud untuk menarik pembeli yang lebih banyak.
3. Hadiah, yaitu suatu metode yang pada prinsipnya sama dengan metode kupon/nota,
hanya mempunyai variasi yang lain. Cara ini dapat mendorong seseorang untuk
membeli lebih banyak lagi, mempelajari keuntungan-keuntungannya dan akhirnya
menjadi pelanggan.
4. Kupon hadiah, yaitu dengan cara setiap pembeli yang membeli sampai jumlah
tertentu atau membeli satu unit barang akan memperoleh satu kupon yang akan
diundi suatu hari. Nomor kupon yang cocok dengan nomor undiannya akan
mendapatkan hadiah atau dengan variasi yang lain. Dengan hadiah yang menarik
akan membuat orang tertarik.
5. Undian dan kontes, merupakan alat promosi yang hanya dilakukan di tempat-tempat
tertentu dan hanya dilakukan oleh penjual tertentu saja.
6. Rabat (cost refund), merupakan pengurangan harga yang diberikan kepada pembeli.
Rabat ini digunakan terutama untuk memperkenalkan produk baru. Juga dipakai
untuk pembelian ulang atas suatu barang yang memiliki margin tertinggi
(menguntungkan). Besarnya rabat dapat dilakukan dengan persentase atau dengan
satuan rupiah.
7. Peragaan, yaitu salah satu alat promosi yang menghubungkan produsen dengan
pengecer. Bagi produsen yang besar, biasanya tugas ini diberikan kepada tenaga
penjualnya. Pengecer dapat memberikan kesempatan kepada produsen untuk
menggunakan sebagian ruang atau etalase guna mengadakan peragaan atau dapat
juga di tempat lain.
2. Kualitas Produk
a. Definisi Produk
Pengertian produk menurut Kotler dan Armstrong (2001:364) adalah “Segala sesuatu
yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuasakan atau memenui kebutuhan”. Produk didefinisikan tidak
hanya terbatas pada fitur yang tangible tetapi juga dari perspektif pelanggan. Produk
merupakan sekumpulan atribut dan benefit yang dipersepsikan oleh pelanggan. Produk juga
diperhatikan, yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk yang dipasarkan
termasuk produk fisik (baju, motor, minuman), jasa (layanan internet, salon), orang (David
Beckham, Tiger Woods), tempat (Hawai, Bali), organisasi (American Heart Association,
Girls Scout), dan ide (seperti sae driving, rencana), Menurut Kotler (2007:4 ) membagi
1. Core benefit yaitu level fundamental dimana pelanggan membeli jasa atau
keuntungan yang fundamental.
2. Generic product yaitu merupakan versi mendasar dari produk
3. Expected product yaitu seperangkat atribut dan persyaratan yang biasanya
diharapkan oleh pelanggan dan disetujui atau diterima oleh pelanggan ketika
akan membeli produk tersebut.
4. Augmented product yaitu penambahan jasa atu keuntungan terhadap produk
yang membedakan perusahaan tersebut dari kompetitornya.
5. Potential product yaitu argumentasi dan transportasi dari suatu produk yang
akan dilakukan di masa mendatang.
b. Atribut produk
produk, yaitu :
1. Merek (Branding)
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, symbol, atau rancangan atau
kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk
atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedaknnya dari produk
pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk.
Pemberian merek itu mahal dan memakan banyak waktu, serta dapat membuat
produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah
keberhasilan yang besar pada produk
2. Pengemasan (packing)
Pengemasan atau packing adalah kegiatan merancang dan membuat wadah atau
pembungkus suatu produk.
3. Kualitas produk
Kualitas produk (product quality) adalah kemampuan suatu produk untuk
melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan
operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan
kualitas produk persahaan dapat menggunakan prisip Total Quality
management (Manajemen Kualitas Total). Dalam penelitian ini, kualitas produk
sangat penting mengingat banyaknya barang sejenis dari pesaing dalam industri
pakaian jadi.
c. Klasifikasi Produk
1. Nondurable goods (barang habis pakai), yaitu barang berwujud yang biasanya
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Misal : minuman atau
makanan seperti bir, mie instant, dll.
2. Durable goods (barang tahan lama), yaitu barang berwujud yang biasanya dapat
digunakan berkali – kali atau lebih dari satu kali pakai. Misal : perlatan perlatan,
seperti lemari es, pakaian, mesin mesin. Produk tahan lama biasanya
memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, margin yang lebih
tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual disamping kualitas
yang menjadi faktor utamanya.
3. Services atau jasa, yaitu tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh salah satu
pihak lain yang pada dasarnya tidak dapat diraba.
Menurut Kotler (2000 : 70), menyatakan bahwa: “Kualitas produk merupakan ciri
dan karakteristik suatu barang atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan maupun tersirat.” Dari definisi tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa kualitas produk erat hubungannya dengan baik buruknya suatu
produk, karena kualitas produk merupakan elemen penilaian konsumen terhadap produk
yang diinginkan. Setiap perusahaan hendaknya mampu menciptakan produk yang tangguh
agar mampu bersaing di pasaran. Peran serta seluruh elemen perusahaan diperlukan guna
terciptanya produk yang unggul dan berkualitas. Kualitas produk menjadi penting, karena
dengan terciptanya produk yang unggul dan baik maka akan mendorong suatu nilai
Baik buruknya suatu produk tergantung pada kualitas yang melekat pada produk.
faktor yang mempengaruhi kualitas produk, yaitu 9M, Market (pasar), Money (modal)
Machine and Mechanitation (mesin dan mekanisasi), Modern information methode (metode
1. Faktor yang berkaitan dengan teknologi, yaitu mesin, bahan dan perusahaan.
2. Faktor yang berkaitan dengan human recourses, yaitu operator, mandor dan
Kepuasan terhadap produk, jasa atau perusahaan dapat dievaluasi berdasarkan faktor
atau dimensi tertentu. Faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi kepuasan terhadap
1. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product)
yang dibeli.
2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik sekunder atau
pelengkap.
3. Keandalan (reliability) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau
gagal dipakai.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh mana
karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
5. Daya tahan (durability), yaitu berkaitan dengan berapa lama produksi tersebut dapat
terus dipergunakan mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan
produk.
6. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
7. Kualitasnya dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta
tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
konsumen harus bisa dipenuhi oleh perusahaan. Konsumen akan memilih perusahaan yang
dianggapnya memberikan kepuasan paling maksimal. Perusahaan tidak punya pilihan lain
selain, memberikan kualitas baik produk maupun pelayanan melebihi para pesaingnya.
4. Perilaku Konsumen
barang dan jasa perusahaan pada saat konsumen butuhkan. Strategi pemasaran yang baik harus
berlandaskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Terdapat dua wujud
konsumen, yaitu : (1) Personal Consumer, konsumen yang membeli atau menggunakan jasa
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
Menurut Basu Swastha dan Hani Handoko (2008:10) dalam bukunya menjelaskan
Proses pengambilan keputusan dan usaha-usaha dalam mencapai kepuasan dari produk
yang dilakukan konsumen merupakan dua elemen penting yang bisa didapatkan dari
pengertian perilaku konsumen tersebut. Fokus dari perilaku konsumen adalah mengenai
mereka dalam rangka mendapatkan atau memperoleh produk yang mereka inginkan.
Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan
berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing. Peran yang dilakukan tersebut
adalah: (1) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu;
Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja
atau tidak; (3) Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa
yang akan dibeli, bagaimana membelinya; (4) Buyer, adalah individu yang melakukan
transaksi pembelian sesungguhnya; (5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk
memahami proses motivasi yang mendasari dan mengarahkan perilaku konsumen dalam
melakukan pembelian, perlu dipelajari beberapa teori perilaku konsumen, seperti: (1) teori
ekonomi mikro, (2) teori psikologis, (3) teori sosiologis, dan (4) teori antropologis.
1. Teori ekonomi
Teori ini dikenal dengan teori kepuasan modern yang mengatakan bahwa konsumen
kepuasan arti produk yang telah dikonsumsinya. Teori ini diperkenalakan dan
dikembangkan oleh para ahli-ahli ekonomi klasik dengan Adam Smith sebagai
batas finansialnya.
memuaskan kebutuhannya.
2. Teori psikologis
keputusan tidak dalam sebuah tempat yang terisolasi dari lingkungan sekitar.
Perilaku pembelian konsumen sangat dipengaruihi oleh faktor-faktor kebudayaan,
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh paling luas dan terarah. Faktor ini
terdiri dari kebudayaan, sub budaya dan kelas sosial. Faktor sosial yang
keluarga, peranan dan status. Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh
ekonominya, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Pilihan membeli seseorang
juga dipengaruhi oleh empat faktor yaitu motivasi persepsi, belajar, kepercayaan
dan sikap.
3. Teori antropologis
masyarakat, seperti halnya pada teori sosiologis. Namun lebih cenderung kelompok
besar atau kelompok yang ruang lingkupnya sangat luas. Termasuk dalam
kelompok besar ini antara lain: kebudayaan (kultur), subkultur, dan kelas-kelas
sosial.
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern dan
a) Faktor Kepribadian
mereka.
2) Pekerjaan
sosial pekerjaannya.
3) Keadaan ekonomi
kepada konsumennya.
4) Gaya hidup
Gaya hidup seseorang dapat ditangkap dari kegiatan yang diikuti, minat
1) Motivasi
Motivasi adalah keadaan yang ada pada diri seseorang yang mendorong orang
tersebut untuk bertindak. Tindakan orang ini adalah untuk mencapai sasaran
kepuasan.
2) Persepsi
tentunya memiliki persepi sendiri terhadap suatu jenis produk. Kotler dalam
Proses pembelian seseorang dipengaruhi oleh informasi yang didapat yang akan
3) Pengetahuan
penguatan.
Faktor ini susah untuk dipelajari oleh perusahaan, karena keyakinan sesorang
akan menentukan sikapnya terhadap suatu produk dari perusahaan. Suka atau
dimilikinya.
2. Faktor Ekstern
a) Kebudayaan
William J. Stanton dalam Swastha dan Handoko (Swastha dan Handoko, 2008:59)
menyatakan bahwa : “Kebudayaan adalah simbol dari fakta yang kompleks, yang
diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan
pengatur perilaku manusia dalam masyarakat yang ada”. Philip Kotler (2000: 153)
b) Kelas sosial
Philip Kotler (2000: 155) mendefinisikan kelas sosial sebagai: “Kelas sosial adalah
bagian-bagian yang relatif homogen dan tetap dalam suatu masyarakat yang
tersusun secara hierarkis dan anggota-anggotanya memiliki tata nilai, minat dan
perilaku yang mirip”. Pihak manajemen perlu mengetahui perilaku dari masyarakat
yang mempunyai kedudukan dan peranan yang tinggi, karena akan ditiru karyawan-
karyawan bawahnya.
c) Kelompok referensi
Basu swastha dan Hani Handoko dalam bukunya (2008:68) menerangkan bahwa:
“kelompok referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang (bukan
d) Keluarga
e) Status
Seseorang memiliki peran lain di luar keluarganya, peran dan partisipasi sesorang
tidak hanya tunggal melainkan juga peran yang ada dalam kelompok sosial nya.
Peran dalam kelompok sosial inilah yang sering disebut dengan status. Setiap peran
sebagai berikut:
Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen menurut Kotler dan Armstrong
2001:196)
5. Keputusan pembelian
Pembelian suatu produk yang tampak merupakan suatu proses dari seluruh tahapan dalam suatu
proses pembelian yang panjang. Pengertian keputusan (2007:226) adalah tahap dalam proses
pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli. Proses pembelian terdiri
dari beberapa tahap yang dimulai dengan tahap pengenalan terhadap kebutuhan dan keinginan serta
Keputusan membeli sebenarnya meliputi mengapa dan bagaimana suatu sikap sesorang dalam
perilaku konsumen.
dengan waktu dan sumber daya yang dimiliki konsumen dalam proses
pembelian produk
Meliputi dua tahap, yaitu mentapkan tujuan pembelian dan menilai serta
pembeliannya.
4) Keputusan untuk Membeli
dilakukan oleh para konsumen, karena banyak orang yang menemui kesulitan
pembelian, seperti menghindari iklan untuk produk lain yang tidak dibeli.
konsumen, antara lain: 1) Perilaku Membeli yang Kompleks, 2) Perilaku Membeli karena
Perilaku Membeli yang Mencari Variasi”. Penjelasan dari tipe-tipe perilaku keputusan
yang berbeda antara produk yang satu dengan yang lain. Konsumen mungkin sangat
terlibat ketika produknya berharga mahal, beresiko, jarang dibeli, dan sangat
Perilaku membeli karena kebiasaan (habitual buying behavior) terjadi dalam kondisi
keterlibatan konsumen yang rendah dan kecilnya perbedaan merek. Konsumen tidak
merek tersebut, dan mengambil keputusan yang berarti merek apa yang akan dibeli.
Sebaliknya mereka menerima informasi secara pasif ketika menonton televisi atau
keyakinan pada merek. Kosumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu
merek. Karena mereka tidak terlalu terlibat dalam produk, konsumen tidak akan
keyakinan merek yang terbentuk karena pengetahuan pasif, diikuti dengan perilaku
membeli yang belum tentu diikuti oleh evaluasi. Hal tersebut karena pembeli produk
dengan keterlibatan rendah tidak kuat komitmennya terhadap merek apapun. Dalam
keterlibatan tinggi dengan pembelian yang mahal, tidak sering atau berisiko, namun
kekurangan tertentu dari produk yang telah dibeli atau mendengar hal yang lebih baik
dari merek yang tidak dibelinya. Untuk mengatasi disonansi tersebut, komunikasi
pasca penjualan dari pemasar sebaiknya memberikan bukti dan dukungan kepada
konsumen agar merasa tepat dan merasa nyaman dengan pilihan merek yang telah
dilakukannya.
berpindah merek. Strategi pemasaran pada kategori produk tersebut akan berbeda
bagi pemimpin pasar atau merek minoritas. Pemimpin pasar akan berusaha
mempertahankan rak penuh dengan produknya, dan menjalankan iklan berkala untuk
menawarkan harga yang rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan
yang memperlihatkan berbagai alasan untuk mencoba sesuatu yang baru. Pada
keadaan tersebut strategi harga yang tepat seperti diskon merupakan salah satu
B. Penelitian Relevan
1. Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Bekti Setiawati (2006), dengan judul
“Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Kerupuk Rambak
“Dwijoyo’ di Desa Penanggulan Kec Pegandon kab. Kendal”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: (1) Adakah pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian kerupuk
rambak “DWIJOYO” di desa Penanggulan kec. Pegandon kab. Kendal; (2) Adakah pengaruh
promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” di desa Penanggulan kec.
Pegandon kab. Kendal; (3) Adakah pengaruh kualitas produk dan promosi secara simultan
terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” di desa Penanggulan kec. Pegandon
kab. Kendal. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah ada pengaruh positif
antara kualiats produk dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak
“DWIJOYO” di desa Penanggulan kec. Pegandon kab. Kendal. Berdasarkan hasil tersebut
peneliti memberikan saran yaitu produsen harus dapat mempertahankan kualitas produk agar
produk yang dihasilkan tetap menjadi pilihan bagi konsumen. Selain itu perusahaan harus
meningkatkan kegiatan promosi yang dilakukan lebih efektif karena promosi berfungsi untuk
mempengaruhi sikap dan kesukaan konsumen dalam memilih produk, serta untuk memotivasi
konsumen dalam mengambil tindakan positif yaitu melakukan keputusan pembelian terhadap
2. Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Asih Purwanto (2008), dengan judul “
Pengaruh Produk, Promosi dan Desain Terhadap Keputusan Pembelian Kendaraan Bermotor
Yamaha Mio”. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh kualitas produk. promosi, dan
desain terhadap keputusan pembelian produk Yamaha Mio, serta menganalisis variabel yang
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian produk kendaraan bermotor
Yamaha Mio pada masyarakat di wilayah Surakarta. Hasil yang diperoleh penelitian ini adalah
secara parsial kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian terhadap
produk sepeda motor yamaha Mio, sedangkan promosi dan desain berpengaruh signifikan pada
taraf 5%. Dari hasil uji F diperoleh hasil bahwa secara simultan kualitas produk, desain dan
C. Kerangka Berpikir
Penelitian dengan judul “Pengaruh Promosi Penjualan dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen PT Aseli Dagadu Djokdja Yogyakarta”, ini bertujuan untuk
meneliti pengaruh promosi penjualan dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian
konsumen. Dalam perkembangan lingkungan bisnis yang semakin cepat dan meningkatnya
persaingan antar perusahaan sejenis menuntut adanya komitmen tinggi bagi perusahaan untuk
menciptakan produk yang berkualitas dengan disertai pelayanan prima yang berorientasi
pelanggan. Pelanggan merupakan kunci utama dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan,
tanpa adanya pelanggan maka suatu perusahaan tidak akan hidup dan berkembang dengan baik.
Kualitas produk sangat penting demi menjaga keunggulan bersaing dalam lingkungan yang
kompetitif.
sesorang dalam memilih mengkonsumsi produk yang disesuaikan dengan keinginan dan
kebutuhannya. Keputusan pembelian ini sangat berpengaruh terhadap volume penjualan, maka
perusahaan berusaha untuk menyederhanakan pengambilan keputusan yang akan dilakukan
membeli yang diambil oleh konsumen dipengaruhi berbagai macam faktor, di antaranya adalah
pemilihan penjual, lokasi yang strategis, tempat persediaan yang mudah dicapai dan tidak ramai,
desain toko, harga, kelengkapan barang, periiklanan, fasilitas yang ditawarkan kepada pelanggan,
mutu layanan yang baik, dan promosi penjualan toko. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi
keputusan pembelian tersebut di atas hanya ada beberapa yang lebih berpengaruh. Faktor tersebut
antara lain adalah faktor faktor promosi penjualan (X 1) dan kualitas produk (X2) , yang apabila
dilakukan perbaikan pada faktor-faktor tersebut maka kemungkinan akan menaikkan volume
penjualan toko. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu untuk memperbaiki kinerja perusahaan
D. Paradigma Penelitian
berikut:
X1
r1
R
Y
r2
X2 Y
Keterangan :
X1 : Promosi Penjualan
X2 : Kualitas Produk
r1 : Pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan pembelian
r2 : Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian
R : Pengaruh promosi penjualan dan kualitas produk secara bersama-sama terhadap
keputusan pembelian
Y : Keputusan Pembelian
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.
1. Terdapat pengaruh positif promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen PT Aseli
Dagadu Djokdja.
2. Terdapat pengaruh positif kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen PT Aseli
Dagadu Djokdja.
3. Terdapat pengaruh positif promosi penjualan dan kualitas produk secara bersama-sama terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah expost facto, dimana
menggunakan data masa lampau yang sudah ada tanpa memberi perlakuan maupun treatment khusus
pada variabel yang diteliti. Di dalam bukunya Sugiyono (2005:7), mengemukakan expost facto
adalah: “Suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian
merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut”.
Penelitian ini hanya mengungkapkan gejala-gejala seperti apa adanya tanpa intervensi langsung dari
peneliti, sehingga dalam penelitian ini tidak perlu memberikan treatment atau perlakuan apapun
Selain penelitian expost facto, menurut tingkat eksplanasinya penelitian ini termasuk ke dalam
penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang mencari hubungan atau pengaruh sebab akibat,
B. Definisi Operasional
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamatai (Sugiyono, 2005:2).
Gambaran yang lebih jelas mengenai variabel yang digunakan diperlukan untuk penegasan istilah
1. Variabel bebas
Variabel beabas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel
dependen. Variabel yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan
kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut. Promosi penjualan
merupakan bagian dari strategi promosi yang terdapat dalam bauran pemasaran atau
promotional mix dimana kesemuanya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Tinggi
rendahnya nilai promosi penjualan diukur dengan skor jawaban kuisioner yang
1) Kinerja (performance), yaitu karakterisitk pokok dari suatu produk inti (core
product), misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang
dapat diangkut, kemudahan dalam mengemudi dan sebagainya.
2) Keistimewaan tambahan (features), yaitu karaktersitik sekunder atau
pelengkap. Misalnya desain interior, AC, dll.
3) Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan
atau gagal dipakai, misalnya : mobil tidak sering ngadat atau macet.
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification), yaitu sejauh
mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah
ditetapkan sebelumnya.
5) Daya tahan (durability), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk tersebut
dapat terus untuk digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur
ekonomis suatu produk.
6) Estetika (aesthetic), yaitu daya tarik produk terhadap panca indra. Misalnya
bentuk yang menarik, desain yang menawan, dll.
2. Variabel Terikat
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam
berkaitan dengan waktu dan sumber daya yang dimiliki konsumen dalam
Meliputi dua tahap, yaitu mentapkan tujuan pembelian dan menilai serta
pembeliannya.
akan dilakukan oleh para konsumen, karena banyak orang yang menemui
Tempat penelitian ini dilaksanakan di salah satu galeri atau gerai PT Aseli
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah seluruh pengunjung dan konsumen PT Aseli Dagadu Djokdja
yang telah melakukan pembelian selama tahun 2010. Sampel adalah sebagian dari
(2005:56) “sampel adalah sebagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh
atas adalah, sebagian besar konsumen “DAGADU” merupakan remaja dan usia di
atas 15 tahun mewakili pasar sasaran dari “DAGADU’ yaitu segmen remaja dan
dianggap cukup dewasa serta berpikir logis dalam mengambil tindakan dan mengisi
kepada pengunjung dan konsumen yang telah melakukan pembelian produk kaos
adalah ukuran sampel lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 telah mencukupi
untuk digunakan dalam semua penelitian. Semakin besar jumlah sampel (mendekati
semakin kecil jumlah sampel (menjauhi populasi) maka semakin besar peluang
menurut Paul Leedy yang dikutip dalam buku Arikunto (2002: 123) adalah sebagai
berikut :
Z 2 1
n=
e() ( )
( P ) 1−
P
Keterangan:
n = ukuran sample
P = jumlah populasi
e = sampling error (10%)
Z = standar untuk kesalahan yang dipilih
Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui, maka harga p (1-p) maksimal adalah
0,25.besarnya sampel bila menggunakan confident level 95% dengan tingkat kesalahan tidak lebih
2
1 ,96
n= ( )
0,1
( 0,25 )
= 96,04
n =96,04 dan dibulatkan menjadi 100
1. Data primer
Data primer adalah data utama yang mencakup sumber data yang diperoleh
langsung dari responden atau sumber asli tanpa melalui media perantara. Data
primer dalam penelitian ini diperoleh dari angket kuesioner yang diberikan
kepada konsumen dan telah melakukan pembelian pada gerai PT Aseli Dagadu
Djokja.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari informasi-informasi dalam dunia
telekomunikasi berupa penjelasan produk “DAGADU” melalui majalah, surat kabar, tabloid dan
informasi melalui internet serta sumber informasi lain yang terkait dengan penelitian.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau kuisioner yang berisi
butir-butir pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada responden.
Skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pemdapat dan persepsi tentang fenomena sosial (Sugiyono,
2005:73).
SS (sangat setuju) :5
S (setuju) :4
KS (kurang setuju) :3
TS (tidak setuju) :2
STS (sangat tidak setuju) : 1
2. Metode Dokumentasi
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang dipakai untuk mengambil data. Teknik
yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini salah satunya adalah
bahwa: “instrumen yang digunakan dalam metode angket atau kuesioner adalah
yang berisi butir-butir pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diberikan
adalah sebagai berikut: skor 5 untuk jawaban sangat setuju, skor 4 untuk jawaban
setuju ,skor 3 untuk jawaban kurang setuju, skor 2 untuk jawaban tidak setuju ,skor 1
Uji validitas adalah ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur dalam suatu penelitian. Di dalam penelitian ini
validitas yang digunakan adalah validitas internal, yakni validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-
bagian instrumen secara keseluruhan (Arikunto, 2002:147). Arikunto (2002: 160) berpendapat bahwa: “sebuah instrumen
dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara
tepat”. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Product Moment, sebagai berikut :
n ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
2 2
√ {n ∑ X −( ∑ X ) }{n∑ Y −(∑ Y ) }
2 2
Keterangan:
rxy = koefisien validitas
N = banyaknya subyek
ΣXY = jumlah hasil perkalian X dan Y
ΣX = jumlah X
ΣX2 = jumlah kuadrat X
ΣY = jumlah Y
ΣY2 = jumlah kuadrat Y
(Arikunto, 2002:162)
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dipergunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen sudah baik (Arikunto, 2002:154). Untuk mengetahui reliabilitas instrumen
maka digunakan rumus alpha, karena instrumen dalam penlitian ini berupa angket dengan skornya berupa rentangan 1-5
dan uji coba vaiditas menggunakan item total.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha berikut ini (Simamora, 2004):
k 1 b
2
t2
r11 = k 1
Keterangan :
r11 : Reliabilitas kuesioner
k : Banyaknya butir pertanyaan
Ʃ
b2 : Jumlah variansi butir
t
2
: variansi total
Untuk memperoleh variansi butir, terlebih dahulu dicari skor setiap masing-masingbutir
kemudian dijumlahkan. Rumus yang digunakan dalam mencari varians adalah :
2
2 (∑ X )
∑ ( X )− N
2
σt = N
Dimana :
2
σt = Varians butir
X = jumlah skor
N = jumlah responden
(Arikunto, 2002:171)
Harga r11 apabila diperoleh lebih besar atau sama dengan r tabel (taraf signifikansi 5%)
maka instrumen dinyatakan reliabel. Harga r 11 jika yang diperoleh lebih kecil dari harga r tabel
maka instrumen dinyatakan tidak reliabel. Hasil perhitungan di atas diinterprestasikan dengan
Koefisien Interprestasi
Antara 0,800- 1,000 Sangat tinggi
Antara 0,600- 0,799 Tinggi
Antara 0,400- 0,599 Cukup
Antara 0,200- 0,399 Rendah
Antara 0,000- 0,199 Sangat Rendah
Pengujian persyaratan analisis yang dipergunakan meliputi uji normalitas, uji linearitas, uji
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen
dan variable independen, keduanya beristribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki data berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas ini dihitung
n1+n 2
Kd=1, 36
√ n1n2
Keterangan :
Kd = harga kolmogorov-smirnov
n1 = jumlah sampel yang diobservasi
n2 = jumlah sampel yang diharapkan
b. Uji Linearitas
Uji linieritas menurut Sutrisno Hadi (1996: 26) dimaksudkan: “untuk mengetahui
apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat berbentuk linier atau tidak.”
R 2 ( N−m−1 ) RK reg
Freg = =
m ( 1−R 2 ) RK reg
Keterangan :
N = cacah kasus (jumlah responden)
m = cacah prediktor (jumlah prediktor / variabel)
R = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor
RKreg = rerata kuadrat regresi
RKres = rerata kuadrat residu
Apabila F hitung lebih besar daripada F tabel maka hubungan variabel bebas dengan
variabel terikat dianggap tidak linear, begitu pula sebaliknya, jika nilai F hitung lebih kecil
daripada nilai F tabel maka hubungan kedua variabel dianggap linear.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi
antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi
yang tinggi antar variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap
variabel terikatnya menjadi terganggu. Terjadi atau tidaknya multikolinieritas diuji dengan
menyelediki besarnya interkolerasi antara variabel bebas dengan korelasi Product Moment,
n XY X Y
rxy
n X 2
X n Y 2 Y
2 2
Keterangan
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
n = jumlah subyek
ΣXY = jumlah perkalian antara X dan Y
ΣX = jumlah skor X
ΣY = jumlah skor Y
Harga r hitung apabila lebih kecil atau sama dengan 0, 800 berarti tidak terjadi
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians
dari residual satu ke pengamatan-pengamatan yang lain. Agar data yang diperoleh bersifat
homogen, maka perlu dilakukan suatu uji agar data tersebut homogen, dengan menggunakan
rumus rank spearman sebagai berikut :
6 ∑ b2
ρ=1−
n ( n2 −1 )
Keterangan :
ρ = koefisien korelasi jenjang Spearmen Rank
b = perbedaan antara pasangan jenjang
n = jumlah pasangan
(Sugiyono, 2005 : 284)
Setelah ditemukan ρ-nya maka dipergunakan rumus sebagai berikut :
ρ √ n−2
t=
√ 1−ρ2
Apabila ρ hitung lebih kecil dari ρ tabel, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu
Analisis regresi satu predictor digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan
kedua yaitu, (1) Terdapat pengaruh positif promosi penjualan terhadap keputusan
pembelian konsumen PT Aseli Dagadu Djokdja; dan (2) Terdapat pengaruh positif
Rumus yang digunakan untuk mengukur regresi ini adalah (Sugiyono, 2005:205),
sebagai berikut :
Y=a+bX
Keterangan:
Y = subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = harga koefisien regresi
X = subyek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu
( ∑ Y ) (∑ X 2 )−( ∑ X )( ∑ XY )
a= 2
n ∑ X 2 −( ∑ X )
n ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
b= 2
n ∑ X 2−( ∑ X )
Keterangan:
n = jumlah subyek
∑XY = jumlah perkalian antara X dan Y
∑X = jumlah skor X
∑Y = jumlah Y
“Terdapat pengaruh positif promosi penjualan dan kualitas produk secara bersama-sama
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
keterangan :
Y : Keputusan Pembelian
X1 : Promosi penjualan
X2 : Kualitas produk
a : Konstanta/intersept
b1,b2 : Koefisien regresi/besarnya pengaruh
e : Faktor error, yaitu variabel lain yang tidak masuk ke dalam
model, tetapi ikut mempengaruhi keputusan pembelian.
Kemudian hasil dari persamaan regresi tersebut akan di uji dengan beberapa alat uji
yaitu :
Uji statistik
a. Uji Ketepatan Parameter Penduga (Estimate) atau Uji-t digunakan untuk menguji
seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas atau bebas secara individual
Ho = ρ = 0
Ha = ρ ¿ 0
taraf signifikan (a ) sebesar 0,05 atau 5 % dan derajat kebebasan (dk) sebesar
n-2.
r √ n-2
t=
√1-r2
Dimana :
t = Hasil test
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
3) Dengan melihat hasil print out computer melalui program SPSS for windows,
4) Jika signifikansi nilai t < 0,05 maka ada pengaruh yang signifikan antara
5) Jika signifikan nilai t > 0,05 maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara
variabel bebas terhadap variabel terikat. Artinya Ho diterima dan menolak Ha,
pada tingkat signifikansi α = 5%. Namun bila nilai t sig < 0,10 maka ada
F tabel=F ( k/n−k−1 )
c) Menghitung F
R2 / ( k )
F=
( 1−R2 ) / ( n−k−1 )
d) Menentukan level of
significance (misal α = 5%.)
e) Kriteria uji-F, dengan melihat hasil print out SPSS pada komputer, jika
hasil sig value < 5% berarti signifikan.
terikat.
n−1
(1−R2 )
R2 = n−(k+1)
Keterangan :
R2 : nilai koefisien determinasi
n : jumlah sampel
k : jumlah variabel independen
independen, selain itu diterangkan oleh peubah yang lain (galat atau peubah
lainnya). Misalkan nilai r2 =96%, maka nilai variabel dependen yang dapat
sisanya diterangkan oleh galat (error) atau pengaruh variabel yang lain.