Professional Documents
Culture Documents
Kuliah sebelumnya
Anatomi Rongga Panggul
Kuliah berikutnya
Fisiologi Proses Persalinan Normal
Homepage Abud
PRINSIP !!
SIKAP / HABITUS
LETAK / SITUS
POSISI
Hubungan antara bagian tertentu fetus (ubun-ubun kecil, dagu, mulut, sakrum, punggung) dengan bagian kiri, kanan,
depan, belakang, atau lintang, terhadap jalan lahir.
Ubun-ubun kecil (belakang kepala) bentuk segitiga. Ubun-ubun besar (depan kepala/dahi) bentuk segiempat/wajik.
Janin letak memanjang, presentasi belakang kepala, posisi ubun-ubun kecil kiri depan (pada persalinan normal)
Janin letak memanjang, presentasi kepala, posisi sutura sagitalis lintang.
Janin letak memanjang, presentasi muka, posisi dagu kiri depan.
Janin letak lintang, punggung di atas (dorsosuperior).
Janin letak memanjang / sungsang, presentasi bokong, posisi sakrum kanan belakang. (dan sebagainya).
ANTROPOMETRI JANIN
Kepala janin
Merupakan bagian tubuh yang paling besar dan paling keras yang akan dilahirkan.
Besar dan posisi kepala janin akan sangat menentukan dan mempengaruhi jalannya persalinan.
Trauma pada kepala bayi selama persalinan dapat mempengaruhi kehidupannya : hidup sempurna, cacat, atau
meninggal.
Kepala secara garis besar dapat dibagi menjadi tulang-tulang tengkorak (kranium), tulang-tulang dasar tengkorak
(basis kranii) dan tulang-tulang muka.
Tulang tengkorak (kranium) bayi PALING menentukan keberhasilan proses persalinan pervaginam, karena
daerahnya relatif paling luas dan mengalami kontak langsung dengan jalan lahir.
(baca sendiri anatomi tengkorak – tulang2, sutura2, fontanella, moulase dsb.)
IMBANG FETO-PELVIK
Persalinan adalah proses mekanik di mana suatu benda didorong melewati suatu ruangan oleh suatu tenaga.
Benda yang didorong adalah bayi, ruangan yang harus dilalui adalah rongga pelvis, dan tenaga pendorongnya
adalah his dan kekuatan mengejan ibu.
Jika TIDAK ditemukan adanya disproporsi / ketidaksesuaian antara kapasitas pelvis dan ukuran janin, maka
persalinan normal dapat diharapkan.
TETAPI JIKA ADA DISPROPORSI antara janin dan pelvis, atau kelainan letak (misalnya lintang), maka his yang
sekuat-kuatnya dan pembukaan serviks yang sebesar-besarnya sekalipun tidak akan dapat melahirkan bayi secara
fisiologis. Bahkan jika dipaksakan, dapat menyebabkan ruptura uteri ibu, nekrosis jaringan lunak panggul ibu,
perdarahan intrakranial bayi sampai kematian bayi dan / atau kematian ibu.
Untuk menilai ada / tidaknya disproporsi ini diperlukan pemeriksaan obstetrik yang lengkap, untuk menentukan suatu
nilai yang disebut sebagai IMBANG FETO – PELVIK.
Pemeriksaan Panggul
Inspeksi : ada / tidaknya deformitas panggul, punggung atau tungkai, kelainan tulang panggul
Pemeriksaan dalam : mengenal batas-batas rongga panggul – promontorium, linea inominata, spina ischiadica,
dinding samping, kurvatura sakrum, ujung sakrum / koksigis, dan arkus pubis., serta menilai ukuran-ukuran conjugata
diagonalis (gambar), conjugata vera, distantia interspinarum (diameter bispinosum) dan diameter antero-posterior
pintu bawah panggul.
Sebaiknya pelvimetri klinik dilakukan pada minggu ke 34-36, karena pada saat itu jaringan lunak pelvis sudah cukup
lunak dan elastis namun belum terjadi pembukaan serviks dan belum terjadi penurunan janin ke dalam rongga
panggul.
Pemeriksaan Janin
Dapat dilakukan pada setiap kunjungan antenatal (misalnya dengan USG), namun pemeriksaan yang bermakna
untuk imbang feto-pelvik adalah pemeriksaan pada saat persalinan atau menjelang persalinan.
Pada persalinan letak memanjang, bagian yang menentukan imbang feto-pelvik terutama adalah kepala bayi, karena
kepala adalah bagian keras yang hanya boleh berubah bentuk dan mendapat tekanan dalam batas-batas moulase
tulang kepala yang fisiologis (sehingga juga disebut IMBANG CEPHALO-PELVIK).
Penilaian kapasitas panggul terhadap berat janin lebih tepat disebut sebagai daya akomodasi panggul, yaitu volume
bayi terbesar yang masih dapat dilahirkan spontan dan normal melalui panggul tersebut, dalam konversinya terhadap
gram berat badan.
Ukuran umum / tidak baku terhadap pembagian berat badan bayi normal :
- antara 3500 – 4000 g digolongkan bayi besar,
- antara 3000 – 3500 g termasuk sedang, dan
- antara 2500 – 3000 g tergolong kecil.
Dengan demikian (daya akomodasi) panggul disebut luas bila panggul tersebut dapat dilewati oleh anak yang
beratnya rata-rata 3500 – 4000 g, sedang bila dapat dilewati anak 3000 – 3500 g, sempit bila dapat dilewati anak
sampai 2500 – 3000 g.
Pemeriksaan radiologik
3. Kejang-kejang
Ibu hamil dengan kejang-kejang tidak boleh dianggap enteng. Kejang-kejang sendiri bisa
disebabkan oleh infeksi selaput otak (meningitis), atau pada otak sendiri (encephalitis).
Namun, paling sering disebabkan oleh penyakit eclampsia seperti sudah dibahas di atas.
Jangan tunda pergi ke dokter, sebab setiap kejang-kejang harus dianggap keadaan yang
serius.
Keluar darah pada kehamilan yang lebih tua, kemungkinan ada gangguan pada air-ari.
Keluar darah dapat disertai rasa nyeri mulas melilit di perut bawah, bisa juga tidak.
Keluarnya darah dengan rasa nyeri disertai keluarnya lendir, apalagi jika sampai keluar
air ketuban (menyerupai air seni), tergolong keadaan gawat darurat kehamilan. Ibu harus
segera dilarikan ke rumah sakit, mencegah seberapa mungkin dalam 24 jam kehamilan
masih dapat dipertahankan.
5. Kehamilan terganggu
Jika pada kehamilan muda (6-10 minggu) atau kurang dari dua setengah bulan keluar
perdarahan dari liang rahim, disertai nyeri, mulas melilit di perut bawah, selain
kemungkinan keguguran, dapat juga sebab kehamilan yang terganggu (KET atau Kehamilan
Ektopik Terganggu).
Normalnya, kehamilan tumbuh di dalam rongga rahim. Namun, tidak demikian dengan
kehamilan yang tersasar ke tempat tumbuh yang lain. Kehamilan di luar rahim disebut
kehamilan ektopik (ectopic pregnancy), yang dapat terjadi di saluran telur, indung telur,
atau di mana saja di luar rahim. Kehamilan di luar rahim dapat saja selamat sampai
kehamilan cukup bulan, namun lebih sering mengalami gangguan. Jika kehamilan yang
tersasar sampai terganggu, terpaksa anak harus dikeluarkan kendati belum cukup bulan.
7. Keluar cairan ketuban
Ketuban atau bungkus bayi dalam kandungan tidak boleh pecah sebelum tiba waktunya
persalinan. Jika sampai pecah, berarti cairan ketuban akan tumpah keluar dari liang
rahim, dan anak yang seharusnya terlindung steril di dalamnya terancam bahaya tercemar
oleh bibit penyakit dari dunia luar. Keadaan ini disebut Ketuban Pecah Dini (KPD), yakni
keluar cairan menyerupai air seni tapi tak berbau pesing, sebelum merasa mulas-mulas
tanda awal persalinan.