You are on page 1of 35

Pramuka Penegak

Kenapa dalam SK 080 harus bergabung dengan Pramuka


Pandega ?
Karena proses pembinaan pramuka Pandega adaalh sebuah
proses keterlanjutan dari pembinaan Pramuka Penegak.
Pencapaian Pramuka Pandega yang siap terjun di masyarakat
sebagai pengabdi dan pemimpin tidak lah cukup jika tanpa
proses gemblengan diri saat menjadi Pramuka penegak.
Namun kebijakan ini akan berubah seiring perubahan hasil
Musyawarah Nasional 2008 yang lalu bahwa akan ada
pemisahan pembinaan pramuka penegak dengan pramuka
pandega. Sebelum ada perubahan, kita masih harus mengacu
pada SK 080 yang sering disebut dengan Polbin T/D.
Didalam Polbin T/D dijelaskan bahwa Pramuka Penegak dan
Pandega memiliki 6 wadah pembinaan sebagai tempat
dirinya menggembleng diri.
1. Ambalan adalah wadah pembinaan bagi para
Pramuka Penegak di Gugusdepan.
2. Racana adalah wadah pembinaan bagi para Pramuka
Pandega di Gugusdepan.
3. Dewan Kerja adalah wadah di Kwartir yang
beranggotakan Pramuka Penegak dan Pandega yang
dipilih dalam Musyawarah Pramuka Penegak dan
Pandega Puteri Putera, sesuai petunjuk
Penyelenggaraan Dewan Kerja.
4. Satuan Karya adalah wadah pembinaan Pramuka
Penegak dan Pandega untuk menambah
keterampilan dan pengetahuan khusus di bidang
pembangunan tanpa meninggalkan kedudukannya
sebagi anggota Gugusdepan.

2
5. Kelompok Kerja adalah wadah pembinaan Pramuka
Penegak dan Pandega untuk belajar dan
mengembangkan suatu ilmu pengetahuan dan
keterampilan tertentu guna kebutuhan suatu
program. Anggota Kelompok Kerja adalah Pramuka
Penegak dan Pandega, Pembina, Pelatih, dan orang-
orang yang dianggap mampu dan ahli dalam suatu
bidang ilmu atau keterampilan tertentu untuk
membuat perencanaan tentang program kegiatan
Ambalan, Racana, dan atau Dewan Kerja.
6. Sangga Kerja adalah wadah pembinaan Pramuka
Penegak dan Pandega yang mempunyai tugas
melaksanakan program kegiatan Ambalan, Racana,
dan atau Dewan Kerja.

Ambalan menempati urutan pertama proses pembinaan


menjadi pemimpin dan pengabdi di masyarakat. Ambalan
sendiri diambil dari kata “ambal” yang merupakan bagian
dari pondasi atap sebuah rumah.
Ambalan adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak di
gugusdepan. Di ambalan inilah pramuka Penegak di berikan
informasi secara lengkap tentang organisasi Gerakan
Pramuka dan kepanduan, pelatihan , gladi, uji kelayakan,
hingga manajemen bermusyawarah untuk membekali
dirinya. Di Ambalan, seorang pramuka penegak di beri
kesempatan seluas luasnya untuk mengelola satuannya
dengan bimbingan orang dewasa.
Ambalan memberi tantangan dan peluang emas yang sangat
luar biasa bagi anak muda untuk menguji dan mengasah
ketrampilan hidupnya dalam mempersiapkan diri terjun ke
masyarakat. Tantangan tersebut berupa kesempatan

3
memimpin dan mengelola organisasi ambalan. Tantangan
lain adalah mengembangkan ketrampilan hidup baik di alam
maupun di dunia profesi yang diminatinya.
Sebagai sebuah wadah pembinaan, Ambalan dilengkapi
berbagai komponen yang memiliki tugas dan fungsi berbeda
beda.

Dewan Ambalan
Sesuai Sk 080 tahun 1988, penjelasan tentang Dewan
Ambalan adalah :
Untuk menggerakkan Ambalan di bentuk Dewan Ambalan
Dewan Ambalan terdiri atas semua Pramuka Penegak yang
sedikitnya sudah dilantik sebagai Penegak Bantara
Dewan Ambalan dipimpin oleh :
1. Seorang Pradana
2. Seorang Kerani
3. Seorang Bendahara
4. Seorang Pemangku Adat
Tugas Dewan Ambalan merencanakan dan melaksanakan
program berdasarkan Musyawarah Penegak
Dari isi SK diatas dapat dilihat bahwa penggerak utama
Ambalan dalm menjalankan aktifitasnya sehari hari adalah
Dewan Ambalan ! dan yang tergabung menjadi Dewan
Ambalan adalah semua warga Ambalan yang telah berhasil
dilantik menjadi Pramuka Penegak Bantara.

4
Di Ambalan yang berada di lingkungan Kwarda DI.
Yogyakarta, ke empat pemimpian Dewan Ambalan dikenal
dengan BPH – Badan Pengurus Harian.
Dewan Kehormatan
Statement dalam Sk 080 menyebutkan :
“Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut
kehormatan anggota, maka dibentuk Dewan Kehormatan
yang terdiri atas Pradana, Pemangku Adat, dan beberapa
anggota Ambalan yang dianggap perlu hadir oleh Pemangku
Adat, serta Pembina sebagai Penasehat”
Dewan kehormatan tidak bersifat permanen. Dibentuk JIKA
dibutuhkan dan otomatis akan dibubarkan setelah
permasalahan selesai. Salah satu contoh tugas dewan
kehormatan adalah pada saat forum pelantikan Calon
Penegal dan Pelantikan Penegak Bantara maupun Laksana.
Dewan Adat Ambalan
Diatur dalam Tata Adat Ambalan secara terpisah antara putra
dan putri. Dewan Adat Ambalan dibentuk oleh Pemangku
Adat yang beranggotakan para anggota Dewan Ambalan /
Pramuka Penegak Bantara tertentu untuk melakukan
pembahasan dan pelaksanaan tata adat yang berlaku, seperti
perubahan Tata Adat, pendampingan warga ambalan,
perbaikan perangkat Adat dan sebagainya
Tata Adat Ambalan
Yang lebih membedakan dalam proses pembinaan pramuka
penggalang dan pramuka penegak adalah tersedianya Tata
Adat di Ambalan. Tata adat ini adalah sebuah aturan main
tertulis yang disepakati bersama oleh warga ambalan dalam
menjalankan kehidupan kesehariannya sebagai warga
ambalan.

5
Unsur – unsur Tata Adat Ambalan minimal berisi :
1. Nama Ambalan
Adalah nama pahlawan yang diambil sebagai suri
tauladan perjuangan warga ambalan serta meningkatkan
semangat nasionalisme di ambalan.
2. Adat Pelaksanaan Ambalan
Dapat berupa pelaksanaan keseharian di lingkungan
Ambalan, interaksi antar anggota, dengan pembina dan
organisasi lain, tentang tata upacara pelaksanaan adat
dan sebagainya.
3. Amsal Ambalan
Adalah untaian kata yang singkat, padat dan berisi
tentang semangat hidup seluruh warga ambalan
4. Sandi Ambalan
Adalah tatanan kata kata yang mencerminkan semangat
dan filosofi dasar hidupan seluruh warga ambalan.
5. Lambang Ambalan
Adalah simbol pemersatu warga ambalan yang
menggambarkan semangat dan tujuan pendirian
ambalan.
6. Kibaran Cita Ambalan
Adalah bendera yang memuat lmbang ambalan untuk
mengikat persaudaraan bakti dan menjadi simbol
kebanggaan ambalan
7. Badge Ambalan

6
Adalah tanda yang berisi lambang ambalan dan
dilekatkan pada baju seragam sebagai tanda pengenal
satuan ditingkat gugusdepan.

8. Pusaka Ambalan
Adalah sebuah benda yang merupakan simbol semangat
juang nama ambalan yang dipilih guna membentuk
watak yang mengacu pada persatuan dan kesatuan
warga ambalan untuk kepentingan umum.

Jenjang Keanggotaan Ambalan


Tahapan proses pembinaan di Ambalan terbagi menjadi
beberapa tahap/jenjang keanggotaan yang sarat makna dan
tujuan. Sesuai isi SK 080 tahun 1988, terlihat sebagai berikut :
Tamu Penegak
1. Tamu Penegak adalah seorang Pramuka Penggalang
yang karena usianya dipindahkan dari Pasukan
Penggalang ke Ambalan Penegak, atau pemuda yang
berusia 16 sampai dengan 20 tahun yang belum
pernah menjadi anggota Pramuka.
2. Lamanya menjadi tamu Penegak paling lama 3 (tiga)
bulan.
3. Selama menjadi Tamu Penegak kesempatan
menyesuaikan diri dengan adat istiadat yang berlaku
di Ambalan tersebut.
4. Bagi anggota Ambalan lainnya di beri kesempatan
untuk mengenal dan menilai Tamu Penegak tersebut
Penjelasan :

7
Tamu Penegak atau yang dilebih dikenal dengan Tamu
Ambalan (TA) adalah warga ambalan yang telah diterima
dalam proses adat penerimaan Tamu ambalan (Baca Tata
Adat Ambalan) sebagai simbol keterikatan secara moral akan
kehidupan ambalan yang nantinya akan mereka dalami. TA
tidak memiliki kewajiban apa pun, namun Dewan Ambalan
memiliki kewajiban untuk selalu mengajak TA dalam kegiatan
Ambalan yang sesuai dengan jenjang keanggotaannya. TA
memiliki hak untuk bertanya dan melakukan orientasi diri
selama bergabung menjadi Tamu Ambalan dalam upaya
mengenal lebih baik dunia Ambalan.

Setelah proses 3 bulan di jalani dengan baik, maka dewan


ambalan akan menyelenggarakan prosesi Pelantikan Calon
Penegak (PCT) yang berisi :
1. Memantapkan pengetahuan TA tentang Gerakan
Pramuka
2. Memantapkan pengetahuan TA tentang Tata Adat
Ambalan dan lingkungan gugusdepan yang akan di
masukinya
3. Menanyakan kerelaaan TA untuk bergabung menjadi
Calon Penegak (CT)
4. Menegaskan tugas dan tanggung jawab CT setelah
dilantik.
5. Penantingan yang dilakukan oleh Dewan Ambalan
kepada TA dan seluruh Warga Ambalan yang hadir
untuk menerima TA sebagai CT yang baru.

Calon Penegak

8
1. Calon Penegak ialah Tamu Penegak yang dengan
sukarela menyatakan diri sanggup menaati peraturan
dan adat Ambalan, dan di terima oleh semua anggota
Ambalan untuk menjadi anggota Ambalan tersebut.
2. Lamanya menjadi Calon Penegak sedikitnya 6 (enam)
bulan.
3. Perpindahan status dari Tamu Penegak menjadi
Calon Penegak dilaksanakan dengan upacara
sederhana dan dialog yang mengandung pendidikan
bagi segenap anggota Ambalan tersebut.

Calon harus mawas diri dan menghargai orang lain serta


menyadari hak dan kewajibannya, antara lain :
1. Tidak mempunyai hak suara dalam musyawarah
2. Mempunyai hak bicara dalam diskusi, pertemuan,
dan musyawarah
3. Harus mengikuti acara Ambalan yang bersangkutan
4. Berkewajiban menyelsaikan SKU tingkat Penegak
Bantara
5. Berkewajiban ikut menjaga dan mengembangkan
nama baik Ambalannya
6. Setiap Calon Penegak di bina dua orang Penegak
Bantara/Laksana dari Ambalan yang bersangkutan

Penjelasan :
1. Calon Penegak merupakan anggota ambalan
2. Calon penegak setelah dilantik dalam PCT berhak
mengenakan badge Ambalan di seragamnya

9
3. Calon Penegak wajib mengikuti seluruh kegiatan yang
di selenggarakan oleh Ambalannya sebagai upaya
perolehan Syarat Kecakapan Umum tingkat Bantara.
4. Dalam proses pencapaian SKU Bantara, CT
didampingi oleh 2 orang pendamping yang
merupakan penegak Bantara/Penegak Laksana yang
terbgi menjadi 2 tugas :
5. Pendamping Kanan berhubungan dengan
permasalahan teknis, umum dan ketrampilan
kepramukaan
6. Pendamping Kiri berhubungan dengan aspek
psikologis dan spiritual.

Penegak Bantara
1. Penegak Bantara adalah Calon Penegak yang telah
memenuhi SKU bagi Penegak Bantara dan mentaati
adat Ambalan.
2. Perpindahan dari Calon Penegak menjadi Penegak
Bantara dilaksanakan dengan upacara pelantikan,
yang bersangkutan mengucapkan janji Tri Satya
dengan suka rela dan berhak memakai tanda
pengenal untuk Penegak Bantara.
3. Selama menjadi Penegak Bantara di beri kesempatan
latihan membaktikan diri kepada masyarakat dan
membentuk kepribadian yang kuat.
4. Seorang Penegak Bantara wajib tetap melanjutkan
latihan dan kegiatan lainnya untuk :
• Menyelesaikan SKU bagi Penegak Laksana
sehingga dapat dilantik sebagai Penegak Laksana

10
• Menempuh Syarat Kecakapan Khusus dengan
kesenangan dan bakatnya sehingga
mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus
• Mengembangkan bakat dan minatnya di satuan
Karya Pramuka serta menyebarkan tugas pokok
Sakanya itu sesuai dengan kemampuannya
• Mencari kesempatan untuk mengikuti Kursus
Pembina Mahir sehingga dapat membantu
menyelenggarakan kegiatan di Perindukan Siaga
atau Pasukan Penggalang
• Berperan serta dalam memberikan bantuan
kepada Kwartir sesuai dengan kemampuan dan
kesempatan yang ada padanya

Penegak Laksana
1. Penegak Laksana ialah Penegak Bantara yang telah
memenuhi SKU bagi Penegak Laksana dan mentaati
Adat Ambalan.
2. Perpindahan dari Penegak Bantara menjadi Penegak
Laksana dilaksanakan dengan upacara kenaikan
tingkat dengan mengucapkan ulang janji Tri Satya
dengan sukarela dan berhak memakai tanda
pengenal untuk Penegak Laksana.
3. Selama menjadi Penegak Laksana diberi kewajiban
memimpin kegiatan bakti untuk Gerakan Pramuka
dan masyarakat.

11
4. Seorang Penegak Laksana wajib tetap melanjutkan
latihan dan kegiatannya bahkan dikembangkan terus
untuk :
• Menambah jumlah/bobot dalam menempuh Syarat
Kecakapan Khusus sehingga mendapatkan Tanda
Kecakapan Khusus yang lebih tinggi
• Memperdalam dan memperluaskan keikutserta-
annya di dalam Satuan Karya
• Mengikuti Kursus yang diselenggarakan oleh Gerakan
Pramuka
• Memberikan kesempatan untuk membaktikan
dirinya dengan membantu menyelenggarakan latihan
atau kegiatan untuk Pramuka Siaga atau Pramuka
Penggalang
• Berperan serta dalam memberikan bantuan kepada
kwartir sesuai dengan kemampuan dan kesempatan
yang ada padanya

Menjadi seorang yang ahli dalam berkemah dan


mengembara membutuhkan proses yang cukup panjang dan
penuh liku liku kehidupan. Begitu juga dalam hidupan
Pramuka penegak.

Berproses dalam kepenegakan membutuhkan ketekunan dan


ketabahan yang berlipat ganda. Proses membangun
ketahanan diri itu akan melalui proses di butuhkan,
diremehkan, di hargai, di sanjung, di lecehkan, di hormati,dan
beragam perlakukan lain yang semakin hari akan semakin
meningkatkan ketajaman diri untuk menghadapi masa

12
depan.

Tips membangun diri di Ambalan


Beberapa tips singkat untuk menjadi bekal dalam
mengarungi samudra pembinaan di ambalan adalah :
1. Niatkan diri untuk mencari bekal hidup dan
membangun jaringan
2. Sukarela adalah dasar dari segala aktifitas
kepramukaan
3. Ikuti SEMUA kegiatan ambalan yang sesuai dengan
golongannya karena ada beberapa prosesi adat yang
khusus hanya bisa dihadiri bagi golongan tertentu.
4. Kegiatan di Ambalan adalah proses pengembangan
diri dan uji tantangan kemampuan diri, rugi kalau

13
bergabung di Ambalan tapi gak pernah ikut kegiatan
Ambalan. Semua berawal dari Ambalan
5. Jangan pernah menolak jika di minta sebagai sangga
kerja (panitia) atau bahkan menjadi ketua sangga
kerja karena menjadi ketua adalah kesempatan emas
untuk belajar menjadi pemimpin
6. Segera selesaikan SKU minimal Bantara sebagai bekal
awal pengakuan kemampuan diri dan pondasi kuat
menuju kesuksesan di masa mendatang
7. Upayakan menjadi salah satu Badan Pengurus Harian
Ambalan sebagai uji kemampuan dan asah
ketrampilan manajerial organisasi dasar.
8. Tempa ketrampilah hidup di alam terbuka. Naik
gunung, susur gua, orientering, hiking, rafting, diving,
dan beragam outdoor activities adalah menu latihan
rutin seorang Penegak ! ikuti dan berlatihlah...
9. Belajarlah ! Buka arsip ambalan, bisa berupa foto,
tulisan, laporan, gambar yang menceritakan aktifitas
pramuka dan ambalan
10. Jangan sungkan bertanya tentang kepramukaan
kepada siapa saja dan melalui media apa saja.
11. Update informasi kegiatan kepramukaan di Indonesia
www.pramuka.org dan Scouting di dunia
www.scout.org.
12. Jika ada kesempatan kegiatan pramuka di tingkat
cabang, daerah dan nasional, jangan ragu untuk ikut
dan terlibat aktif. Kelebihan pramuka adalah adanya
kegiatan bertingkat hingga internasional yang bisa
diikuti oleh siapa saja asal memenuhi persyaratan
tertentu. Pramuka adalah Universal

14
13. Ikuti wadah pembinaan lain selain di ambalan, bisa
masuk satuan karya atau pun dewan kerja, ini sangat
berguna dalam meningkatkan kemampuan
kepemimpinan warga Ambalan.
Selamat berlatih ...

POLA PEMBINAAN

15
PRAMUKA PENEGAK
AMBALAN
HAMKA – NYI AGENG SERANG
GUGUS DEPAN MAN KETAPANG
02-101 – 102

POLA PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK


AMBALAN HAMKA – NYI AGENG SERANG
GUGUS DEPAN MAN KETAPANG
02-101 – 102
Adanya perkembangan psikologi peserta didik (anggota
muda), menyebabkan munculnya suatu pemikiran untuk
mengembangkan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka
Penegak yang berpangkalan di MAN yang disesuaikan dengan
perkembangan jiwa dan rohani peserta didik serta kondisi
lingkungan di Gugus Depan. Berdasarkan SK. Kwarnas No.080
tahun 1988 tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan
Pramuka Penegak dan Pandega bahwa Golongan Pramuka
Penegak yang berusia antara 16 - 20 tahun dalam sistem
pembinaannya lebih banyak diperankan kepada peserta didik
(75%) sedangkan peran yang diberikan Pembina lebih sedikit
(25%), sehingga pembinaan Pramuka Golongan Penegak
lebih banyak mengutamakan pemberdayaan Peserta Didik
(subjek).

16
Adapun Pola Pembinaan Pramuka Penegak yang diterapkan
di Gugus Depan Ambalan HAMKA – Nyi Ageng Serang
pangkalan MAN 1 Ketapang adalah dengan mengutamakan
penerapan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan, seperti :
1. Sistem Satuan Terpisah antara Pramuka Putra dan
Pramuka Putri
2. Sistem Berkelompok/beregu dengan adanya Sangga-
sangga
3. Pentahapan jenjang kenaikan Tingkat yang meliputi :
a. MASA PERKENALAN selama (1 bln) sebagai TAMU
AMBALAN.
b. MASA ORIENTASI selama (6 bln) sebagai CALON
PENEGAK
c. MASA LATIHAN selama (12 bln ) sebagai PENEGAK
BANTARA
d. MASA PEMANTAPAN selama (12 bln) sebagai
PENEGAK LAKSANA
4. Pentahapan jenjang kenaikan tingkat disesuaikan dengan
Sistem Pendidikan Nasional yang berlaku disekolah
tingkat SMU yang menggunakan sistem semester.
5. Pelaksanaan sistem pembinaan melalui pola pentahapan
jenjang kenaikan tingkat dilakukan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan kondisi dilapangan, yaitu :
a. MASA PERKENALAN dilaksanakan dengan perkenalan
antara Tamu Ambalan dengan Pembina Gudep,
Pembina Penegak, Pembantu Pembina Penegak,
Dewan Ambalan, dan Anggota Ambalan serta Purna
Anggota Ambalan. Selain itu juga Tamu Ambalan
diperkenalkan dengan Adat Istiadat Ambalan yang
berkaitan dengan Sejarah berdirinya Ambalan.
Materi tersebut dapat dilakukan oleh Dewan
Ambalan atau Pemangku Adat.

17
b. MASA ORIENTASI dilaksanakan dengan pemberian
informasi (materi) mengenai Adat Istiadat Ambalan,
Sejarah Kepramukaan, Organisasi Pramuka, Dewan
Ambalan dan Materi yang disyaratkan dalam Syarat
Kecakapan Umum (SKU) Penegak Bantara serta
materi pengujian SKU tingkat Penegak Bantara.
Materi Adat Istiadat Ambalan dapat dilakukan oleh
Pemangku Adat, dan Materi lainnya yang bersifat
Tehnik Kepramukaan dapat diberikan oleh Dewan
Ambalan sedangkan Materi Pengujian SKU harus
dilakukan oleh Pembina Penegak atau Pembantu
Pembina Penegak.
c. MASA LATIHAN dilaksanakan dengan pemberian
materi kepenegakan yang berorientasikan pada
pengembangan jiwa kepemimpinan (Leadership),
Kemampuan berorganisasi, Manajemen Satuan,
Manajemen Kegiatan, Penguasaan Teknologi,
Ketrampilan Kewirausahaan serta pengamalan
prinsip Pramuka Penegak yang tercermin pada pola
TRI BINA ( Bina Diri, Bina Satuan, Bina Masyarakat ).
Materi dapat diberikan/dilakukan oleh Dewan
Ambalan dan bila tidak memungkinkan dapat
diberikan oleh Pembina atau Pembantu Pembina.
d. MASA PEMANTAPAN dilaksanakan dengan pola
pendidikan sosial kemasyarakatan berupa
pelaksanaan kegiatan bakti sosial seperti ( Donor
Darah, Pramuka Peduli Narkoba, Pramuka Peduli
Sampah, Pramuka Peduli Banjir, dll).

18
STRUKTURISASI POLA PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK
AMBALAN HAMKA – NYI AGENG SERANG
GUGUS DEPAN MAN 1 Ketapang

19
STRUKTURISASI POLA PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK
AMBALAN HAMKA – NYI AGENG SERANG
GUGUS DEPAN MAN 1 Ketapang

1. Dewan Ambalan
Dewan Ambalan (DA) Penegak merupakan salah satu
wadah pembinaan bagi Pramuka Penegak dalam
mengelola aktifitas Pramuka Penegak di Gugus Depan.
Mengacu pada Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan, maka Pengurus DA Putra (HAMKA) harus
terpisah dengan Pengurus DA Putri (Nyi Ageng Serang).
Dengan berpegang pada motto Penegak " Dari Penegak,
Oleh Penegak, Untuk Penegak ", maka Pramuka Penegak
mempunyai kebebasan dalam mengekspresikan dan
mengembangkan kreatifitasnya dalam mengelola
kegiatan dibawah pengawasan orang dewasa ( Pembina
). Dalam hal ini Peranan Dewan Ambalan mendapat porsi
yang lebih besar (75%) dalam segi pembinaan kepada
anggotanya. Peranan pembina lebih banyak sebagai

20
pendamping dan konsultan yang bersikap tut wuri
handayani ( Sistem Among ).
Teknis kePramukaan diserahkan/ dipercayakan kepada
Dewan Ambalan, sedangkan yang bersifat kejiwaan
dalam usaha pembentukan watak dan pribadi, tetap
ditangani Pembina. Bimbingan pembina lebih banyak
ditujukan kepada Dewan Ambalan bukan kepada
anggotanya.
2. Pembantu Pembina
Merupakan anggota dewasa atau minimal Pramuka
Pandega yang telah menempuh Kursus Mahir Dasar yang
dapat secara langsung memberikan bimbingan atau
pembinaan kepada peserta didik. Dalam hal ini
Pembantu Pembina menempatkan diri sebagai
Pendamping.
3. Pembina Penegak
Merupakan seorang anggota dewasa yang telah
memenuhi persyaratan sebagai Pembina Golongan
Penegak (Mahir Penegak) yang memberikan bimbingan
kepada Pramuka Penegak yang bersifat mental spiritual,
pengembangan jiwa kepemimpinan dan karakter serta
psikologi peserta didik.
4. Pembina Gudep
Pembina Gugus Depan ( Gudep ) merupakan penanggung
jawab atas kelangsungan hidup gudep dimana seluruh
aktifitas dan kegiatan Gudep harus sepengetahuan
Pembina Gudep. Pembina Gudep harus dapat
menempatkan posisinya dan memperlakukan Peserta
Didik sebagai "Mitra Kerja" (subjek pendidikan). Dalam

21
hal ini Peranan Pembina Gudep hanya 25% dalam
memberikan Pembinaan kepada Peserta Didik.
5. Mabigus
Majelis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus) merupakan
salah satu unsur penting dalam pembinaan Gugus Depan,
dimana peranan Mabigus lebih mengarah pada
pemberian bantuan yang bersifat moril maupun materil.
Dan kepengurusan Mabigus di Gugus Depan yang
berpangkalan di MAN 1 Ketapang biasanya dipimpin oleh
Kepala Sekolah.
6. Purna Ambalan Pramadewa
Merupakan suatu perkumpulan diluar struktur yang
secara formal tidak aktif sebagai anggota Pramuka
namun secara informal sangat berperan penting dalam
memberikan bimbingan dan bantuan dalam
pengembangan Gugus Depan HAMKA – Nyi Ageng Serang
yang berpangkalan di MAN 1 Ketapang sebagai suatu
wujud sumbangsih dan darma baktinya kepada Sekolah
(almamater) maupun kepada Gerakan Pramuka (Gudep).

22
ADAT ISTIADAT
AMBALAN HAMKA – NYI AGENG SERANG
GUGUS DEPAN MAN KETAPANG

23
ADAT ISTIADAT
AMBALAN HAMKA – NYI AGENG SERANG
GUGUS DEPAN MAN KETAPANG

1. Upacara Pembukaan Latihan


· Kerapihan Pembukaan Latihan
· Sangga Kerja menyiapkan kelengkapan Upacara
· Pradana mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk
barisan bersaf
· Laporan Pemimpin Sangga kepada Pradana
· Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat wakil
Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga
· Para Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat
di sebelah kanan barisan
· Pradana menjemput Pembina dan mengantarinya ke
sebelah kanan para Pemimpin Sangga
· Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan
Adat Ambalan yang berlaku

24
· Petugas Bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana
memimpin penghormatannya
· Pembacaan Dasa Dharma atau Sandi Ambalan oleh Petugas
· Pembina membaca teks Pancasila diikuti oleh anggota
Ambalan
· Pengumuman dari Pradana/Pembina
· Pradana memimpin do'a sesuai dengan agama masing-
masing
· Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara
latihan

2. Upacara Penutupan Latihan


· Pradana mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk
barisan bersaf
· Pemimpin Sangga menempati tempat di sebelah kanan
barisan dan Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat
Pemimpin Sangga
· Pradana menjemput Pembina dan mengantarinya ke
sebelah kanan para Pemimpin Sangga
· Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan
Adat Ambalan yang berlaku
· Petugas Bendera menurunkan Sang Merah Putih dengan
Pradana memimpin penghormatannya
· Pembacaan Renungan atau Sandi Ambalan oleh Petugas

25
· Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan
datang, dll
· Pradana memimpin do'a sesuai dengan agama masing-
masing
· Laporan Pradana kepada Pembina Penegak
· Barisan dibubarkan oleh Pradana

3. Upacara Penerimaan Tamu Ambalan


· Tamu Ambalan mengambil tempat di sebelah kiri Pradana
atau Pembina
· Pradana atau Pembina memperkenalkan tamu kepada
anggota Ambalan
· Pradana atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu
untuk mengikuti kegiatan Ambalan
· Barisan di bubarkan, dilanjutkan dengan acara latihan

4. Upacara Penerimaan Calon Penegak kepada Ambalan


(dilaksanakan sesudah upacara latihan)
· Pradana mengumpulkan anggota Ambalan
· Tamu Ambalan berada di tempat yang disediakan
· Pembacaan Surat Keputusan Pembina Gudep
· Tamu Ambalan didampingi oleh Pradana dan Pemangku
Adat untuk dihadapkan kepada Pembina Gugus Depan

26
· Laporan Pemangku Adat dan Pradana, dan mundur satu
langkah dari Calon Penegak
· Bendera Merah Putih memasuki tempat pelantikan dan
anggota yang lain memberi hormat
· Pengantar kata dari Pembina Gugus Depan
· Tanya Jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan
diterima sebagai calon Penegak
· Tamu Ambalan yang akan dilantik menjadi calon Penegak
dipersilakan berdo`a sesuai dengan agamanya masing-masing
· Calon Penegak paling kanan memegang ujung bendera
Merah Putih dan meletakkan didadanya, calon penegak yang
lain memegang pundak calon penegak disebelah kanannya.
· Pengucapan Ulang Janji (Tri Satya) oleh Pembina Gudep
diikuti oleh Tamu Ambalan, dan peserta upacara memberi
hormat
· Bendera Merah Putih meninggalkan tempat pelantikan
· Penyematan Setangan Leher/Pita Leher kepada Tamu
Ambalan yang telah dilantik oleh orang tua peserta didik
· Pembacaan Sandi Ambalan HAMKA - Nyi Ageng Serang, bagi
putra sikap berdiri tegak dengan tangan kanan dikepal dan
diletakkan didada sebeleh kiri sedangkan untuk putri sikap
berdiri tegak dengan kedua telapak tangan menyatu erat dan
diletakkan didada
· Laporan Pemangku Adat dan Pradana, dan membawa Calon
Penegak kebarisan anggota Ambalan

27
· Pembacaan Do`a oleh Pembina Gudep/Petugas
· Ucapan selamat dari anggota Ambalan, Pembina dan orang
tua peserta didik dilanjutkan dengan acara Adat Ambalan

5. Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak


Bantara (Upacara ini tidak boleh dihadiri oleh Calon
Penegak)
· Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh Pendamping
Kanan dan Pendamping Kiri ke hadapan Pembina
· Laporan Pendamping Kanan dan Pendamping Kiri kepada
Pembina Gudep
· Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan
pendamping kiri, mengenai watak dan kecakapan calon
· Pendamping kanan dan pendamping kiri mundur satu
langkah dari Calon Penegak yang akan dilantik
· Sang Merah Putih di bawa oleh Petugas ke sebelah kanan
Calon Penegak yang akan dilantik, anggota Ambalan
menghormat dipimpin oleh Pradana
· Tanya Jawab tentang SKU antara pembina dengan Calon
Penegak
· Penyucian Diri Calon Penegak yang akan dilantik dengan
membasuh tangan dan wajah dengan air kembang sebagai
suatu simbol membersihkan diri dari segala pikiran kotor dan
perbuatan yang tidak baik, dilanjutkan dengan mengusap
tangan dan wajah dengan handuk putih bersih dan

28
membuang handuk tersebut kebelakang sejauh-jauhnya
sebagai suatu simbol menjauhkan segala kotoran pisik
maupun jiwa. (Adat Ambalan)
· Pembina memimpin doa sesuai dengan agama masing-
masing
· Pengucapan Ulang Janji Tri Satya yang dituntun oleh
Pembina Gudep, dengan jalan memegang ujung Sang Merah
Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan pada dada kiri,
tepat pada jantungnya; peserta upacara memberikan
penghormatan.
· Bendera Merah Putih meninggalkan tempat pelantikan,
anggota Ambalan memberi hormat
· Penyematan Tanda Kecakapan Umum (TKU) Penegak
Bantara oleh Anggota sendiri.
· Pembacaan Sandi Ambalan HAMKA - Nyi Ageng Serang,
bagi putra sikap berdiri tegak dengan tangan kanan dikepal
dan diletakkan didada sebeleh kiri sedangkan untuk putri
sikap berdiri tegak dengan kedua telapak tangan menyatu
erat dan diletakkan didada
· Laporan Pendamping Kanan dan Pendamping Kiri, dan
membawa Calon Penegak kebarisan anggota Ambalan
· Pembacaan Do`a oleh Pembina/Petugas
· Ucapan selamat dari anggota Ambalan, Pembina dan orang
tua peserta didik dilanjutkan dengan acara Adat Ambalan

29
6. Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara ke
Penegak Laksana
· Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh
Pendampingnya ke hadapan Pembina
· Pembina minta penjelasan kepada pendamping, mengenai
perkembangan watak dan kecakapan yang bersangkutan
· Para Pendamping kembali ke tempat
· Tanya Jawab tentang SKU antara pembina dengan Penegak
Bantara yang akan naik tingkat
· Sang Merah Putih di bawa oleh Petugas ke sebelah kanan
depan Pembina, anggota Ambalan menghormat dipimpin
oleh Pradana
· Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada
Penegak yang bersangkutan
· Pembina melepas tanda Penegak Bantara diserta pesan
seperlunya
· Penegak yang bersangkutan mengulang janji Tri Satya yang
dituntun Pembina, dengan memegang ujung Sang Merah
Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan pada dada kiri,
tepat pada jantungnya; peserta upacara memberikan
penghormatan.
· Tanda Penegak Laksana di pasang sendiri oleh Penegak yang
bersangkutan
· Pembacaan Sandi Ambalan HAMKA - Nyi Ageng Serang,
bagi putra sikap berdiri tegak dengan tangan kanan dikepal

30
dan diletakkan didada sebeleh kiri sedangkan untuk putri
sikap berdiri tegak dengan kedua telapak tangan menyatu
erat dan diletakkan didada
· Pembina memimpin doa sesuai dengan agama masing-
masing
· Ucapan selamat dari anggota Ambalan
· Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradana untuk
meneruskan acara

7. Upacara Pindah Golongan dari Penegak ke Pandega


· Pradana/Pembina Penegak mengumpulkan anggota
Ambalan dalam bentuk barisan bersaf
· Penegak yang akan pindah golongan dipanggil kehadapan
Pembina Penegak
· Penjelasan Pembina atas kepindahan golongan
· Penegak yang akan pindah minta diri kepada Anggota
Ambalan
· Pembina menyerahkan Penegak yang bersangkutan kepada
Pembina Gudep
· Pembina Gudep menerimanya sesuai dengan adat yang
berlaku

8. Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke


Masyarakat

31
· Penjelasan Pembina
· Penegak yang bersangkutan minta diri
· Sambutan wakil anggota Ambalan
· Kata Pelepasan dari Pembina Penegak dan Penyerahan surat
Keterangan
· Pemberian kenangan kepada Penegak yang akan
meninggalkan Ambalan
· Berdo'a dipimpin oleh Pembina Penegak
· Ramah Tamah diakhiri dengan membuat rangkaian
persaudaraan

9. Upacara Pelantikan Dewan Ambalan


· Pengurus Dewan Ambalan yang akan dilantik menempatkan
diri ke hadapan Pembina
· Pembacaan Surat Keputusan Pembina Gudep
· Sang Merah Putih di bawa oleh Petugas ke sebelah kanan
Dewan Ambalan yang akan dilantik, anggota Ambalan
menghormat
· Tanya Jawab Pembina Gudep dengan Dewan Ambalan
· Pembina memimpin doa sesuai dengan agama masing-
masing
· Pengucapan Ulang Janji Tri Satya yang dituntun oleh
Pembina Gudep, dengan jalan memegang ujung Sang Merah

32
Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan pada dada kiri,
tepat pada jantungnya; peserta upacara memberikan
penghormatan.
· Bendera Merah Putih meninggalkan tempat pelantikan,
anggota Ambalan memberi hormat
· Penyematan Tanda Jabatan Dewan Ambalan oleh Pembina
· Serah Terima Jabatan Dewan Ambalan lama kepada Dewan
Ambalan Baru dengan penandatanganan Piagam Serah
Terima Jabatan serta penyerahan Panji Ambalan
· Pembacaan Sandi Ambalan HAMKA – NYI AGENG SERANG,
bagi anggota Ambalan putra sikap berdiri tegak dengan
tangan kanan dibuat seperti orang salat
(Qiyam/Sedekap)sedangkan untuk putri sikap berdiri tegak
dengan tangan kanan di dada kiri. Bagi Dewan Ambalan yang
dilantik (khusus Pradana Putra) memegang Panah dan
Busur/Kapak sebagai simbol senjata untuk berjuang dan
(khusus Pradana Putri) memegang Sekuntum Bunga Mawar
sebagai simbol cinta kasih yang abadi.
· Pembacaan Do`a oleh Petugas
· Ucapan selamat dari anggota Ambalan, Pembina dan orang
tua peserta didik

I. Struktur Dewan Pramuka Ambalan Putra :

Pengurus Inti Dewan Pramuka Ambalan Putra :

33
1. Pradana

2. Wapradana

3. Kerani

4. Juru Uang

5. Mangku Adat

Bidang Dewan Pramuka Penegak Putra :

1. Bidang Bina Organisasi :

2. Bidang Bina Sumber Daya Manusia :

3. Bidang Bina Masyarakat :

4. Bidang Bina Rumah Tangga :

5. Sub. Bidang Teknik Kepramukaan :

6. Sub. Bidang Giat Operasional :

7. Sub. Bidang Penelitian dan Evaluasi :

8.Sub. Bidang Pembinaan dan Pengembangan

9. Koordinator Kelas :

II. Stuktur Dewan Pramuka Ambalan Putri :

Pengurus Inti Dewan Ambalan Putri :

34
1. Pradana

2. Wapradana

3. Kerani

4. Juru Uang

5. Mangku Adat

Bidang Dewan Pramuka Ambalan Putri :

1. Bidang Bina Organisasi :

2. Bidang Bina Sumber Daya Manusia :

3. Bidang Bina Masyarakat :

4. Bidang Bina Rumah Tangga :

5. Sub Bidang Tehnik Kepramukaan :

6. Sub Bidang Giat Operasional :

7. Sub Bidang Penelitian dan Evaluasi :

8. Sub Bidang Pembinaan dan Pengembangan

9. Koordinator Kelas :

35

You might also like