Professional Documents
Culture Documents
Garam adalah suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri dari atom-atom yang
membawa ion positif maupun ion negatif., misalnya garam meja (natrium klorida) terdiri
dari ion positif natrium dan ion negatif klorida. Natrium klorida membentuk kristal
pada keadaan kering, tetapi seperti garam lainnya dalam tubuh, mudah dilarutkan dalam
air. Jika garam larut dalam air, komponennya terpisah sebagai partikel yang disebut ion.
partikel ion terlarut ini dikenal sebagai elektrolit. Kadar (konsentrasi) setiap elektrolit
dalam larutan dari garam terlarut dapat diukur dan biasanya dihitung dalam satuan
- darah (elektrolit terlarut dalam serum, yang merupakan bagian cair dari darah).
kadar normal elektrolit dalam cairan tersebut bervariasi. Beberapa sel ditemukan dalam
konsentrasi tinggi di dalam sel dan dalam konsentrasi rendah di luar sel. Elektrolit
lainnya ditemukan dalam konsentrasi rendah di dalam sel dan dalam konsentrasi tinggi
di luar sel.
Untuk dapat berfungsi secara baik, tubuh harus menjaga konsentrasi elektrolit
pada masing-masing bagian tubuh tersebut dalam rentang yang sangat terbatas.
hal itu dilakukan dengan cara memindahkan elektrolit ke dalam atau keluar sel.
ginjal menyaring elektrolit dalam darah dan membuang elektrolit secukupnya ke dalam
air kemih untuk mempertahankan keseimbangan antara asupan dan pembuangan
elektrolit harian. Konsentrasi elektrolit dapat diukur dalam contoh darah atau air kemih
adanya kelainan atau untuk mengetahui respon terhadap pengobatan. Elektrolit yang
paling sering terlibat dalam gangguan keseimbangan garam adalah natrium, kalium,
kalsium, fosfat dan magnesium. Kadar klorida dan bikarbonat juga biasa diukur.
konsentrasi klorida darah biasanya sejalan dengan konsentrasi natrium darah dan
ion positif
- natrium (na⊃+)
- kalium (k⊃+)
- kalsium (ca⊃++)
- magnesium (mg⊃++)
ion negatif
- klorida (cl&sup-)
- bikarbonat (hco3&sup-).
1. Natrium
Hampir seluruh natrium tubuh berada dalam darah dan dalam cairan di sekeliling
sel. Natrium tubuh berasal dari makanan dan minuman dan dibuang melalui air kemih
dan keringat ginjal yang normal dapat mengatur natrium yang dibuang dalam air kemih,
sehingga jumlah total natrium dalam tubuh sedikit bervariasi dari hari ke hari.
mempengaruhi jumlah total natrium di dalam tubuh. perubahan jumlah total natrium
sangat berkaitan erat dengan perubahan jumlah cairan dalam tubuh. Kehilangan natrium
volume darah menurun. jika volume darah menurun, tekanan daran akan turun, denyut
jantung akan meningkat, pusing dan kadang-kadang terjadi syok. Sebaliknya, volume
darah dapat meningkat jika terlalu banyak natrium di dalam tubuh. Cairan yang
berlebihan akan terkumpul dalam ruang di sekeliling sel dan menyebabkan edema. Salah
satu tanda dari adanya edema ini adalah pembengkakan kaki, poergelangan kaki dan
tungkai bawah. Tubuh secara teratur memantau konsentrasi natrium darah dan volume
darah. jka kadar natrium terlalu tinggi, otak akan menimbulkan rasa haus dan
mendorong kita untuk minum. Sensor dalam pembuluh darah dan ginjal akan
mengetahui jika volume darah menurun dan memacu reaksi rantai yang berusaha untuk
antidiuretik sehingga ginjal menahan air. penahanan natrium dan air menyebabkan
berkurangnya pengeluaran air kemih, yang pada akhirnya akan meningkatkan volume
darah dan tekanan darah kembali ke normal. Jika sensor dalam pembuluh darah dan
ginjal mengetahui adanya peningkatan tekanan darah dan sensor di jantung menemukan
adanya peningkatan volume darah, maka ginjal dirangsang untuk mengeluarkan lebih
2. Sulfur
Sulfur dapat ditemui di dekat kawah dan kawasan gunung berapi di seluruh bagian
dunia, terutama disepanjang lingkaran api pasifik. Seperti lapisan vulkanik yang
sekarang ini berada di daratan Indonesia, Chili, dan Jepang. Lapisan Penting dari dasar
sulfur juga ada dalam bentuk kubah garam sepanjang teluk meksiko, teluk meksiko, dan
asia barat. Sulfur mempunyai titik bentuk padat. Densitas cairan pada titik lebur 1819 g
cm -3, titik lebur 388.36 kelvin, titik didih 717.8 K, Pemanasan peleburan pada 1727
Sulfur terbakar di udara dengan api biru dan sulfur dioksida bercampur dengan
sejumlah kecil dari sulfur trioksida membuat pembakaran dengan api yang hebat, ketika
bercampur dengan baik dengan bahan yang kaya akan oksigen, mungkin akan
membentuk sebuah ledakan. Sulfur tidak bereaksi dengan air dalam keadaan dingin,
etapi ketika uap panas dilewati ke sulfur mendidih, sebuah hidrogen sulfida kecil dan
SO2+C CO2 + S
Kegunaan dari sulfur sangat banyak sekali diantaranya adalah deterjen, obat
3. Natrium Sulfit
Natrium sulfit adalah natrium yang dapat larut dalam air. Rumus kimianya adalah
Na2SO3. Natrium sulfit berbentuk butiran-butiran putih, larut dalam air 67.8 gr / 100ml,
larut dalam pelarut lain 39gr/100ml, titik lebur 525K,densitas 2.6339/ cm3. Natrium
Natrium sulfit digunakan sebagai pemutih secara lembut untuk wol dan sutra,
kesehatan konsumen sehingga para peneliti di Amerika Serikat sibuk mencari alternatif
penggantinya. Selain itu, penggunaan nitrit, yang di Indonesia dikenal dengan sebutan
tentang Bahan Tambahan Makanan. Tetapi sejauh ini tidak diketahui apa yang terjadi di
masyarakat, karena kurangnya kontrol. Sulfit dapat dengan mudah dibeli di toko-toko
bahan kimia dengan sebutan zat pemutih. Kelihatannya bahan ini banyak digunakan oleh
Nitrit lebih mudah lagi diperolehnya, bahkan di warungpun kita dapat membeli
tersebut. Tetapi ibu-ibu rumah tangga, nampaknya sebagian besar tidak pernah tahu
bahwa penggunaan sendawa tersebut ada peraturannya, dan kalau dilanggar dapat
Sulfit
Senyawa sulfit sejak lama digunakan sebagai bahan pengawet makanan. Sejarah
mencatat bahwa bangsa Mesir kuno dan bangsa Romawi telah menggunakan asap hasil
pembakaran belerang untuk sanitasi dalam pembuatan anggur. Asap hasil pembakaran
belerang akan mengandung gas belerang dioksida (SO 2), yang kemudian akan larut
dalam air membentuk asam sulfit. Kemudian penggunaannya berkembang, dan sulfit
digunakan untuk mengawetkan sayuran dan buah-buahan kering, daging serta ikan.
natrium atau kalium sulfit, natrium atau kalium bisulfit dan natrium atau kalium
matabisulfit.
Ada dua tujuan yang diinginkan dari penggunaan sulfit, yaitu: (1) untuk mengawetkan
(sebagai senyawa anti mikroba), dan (2) untuk mencegah perubahan warna bahan
Umumnya, senyawa sulfit hanya efektif untuk mengawetkan bahan makanan yang
bersifat asam, dan tidak efektif untuk bahan makanan yang bersifat netral atau alkalis.
Sulfit dapat menghambat pertumbuhan mikroba yang dapat merusak atau membusukkan
bahan makanan dengan tiga macam mekanisme yang berbeda, tetapi pada dasarnya
pencoklatan yang terjadi dalam bahan makanan dapat disebabkan oleh dua macam
reaksi, yaitu enzimatis dan non enzimatis. Reaksi pencoklatan enzimatis seringkali kita
jumpai bila kita mengupas buah apel, salak, pisang atau buah-buahan lain atau juga
kentang. Apabila buah yang sudah dikupas tersebut dibiarkan terkena udara (oksigen),
terjadi bila kita memasukkan atau mengeringkan bahan makanan. Warna coklat akan
timbul akibat terjadinya reaksi antara gula dengan protein atau asam amino.
Sulfit dapat mencegah timbulnya kedua macam reaksi tersebut. Keampuhan sulfit dalam
hal mencegah reaksi pencoklatan dan sekaligus mengawetkan belum dapat disaingi oleh
bahan kimia lain. Itulah sebabnya mengapa sulfit luas sekali pemakaiannya. Misalnya
untuk sayuran dan buah-buahan kering, beku, asinan, manisan, sari buah, konsentrat,
pure, sirup, anggur minuman dan bahkan untuk produk-produk daging serta ikan yang
dikeringkan.
Keamanan Sulfit
Gas belerang dioksida dan sulfit dalam tubuh akan dioksidasi menjadi senyawa
sulfat yang tidak berbahaya, yang kemudian akan dikeluarkan melalui urin. Mekanisme
detoksifikasi ini cukup mampu untuk menangani jumlah sulfit yang termakan. Itulah
sebabnya dalam daftar bahan aditif makanan, sulfit digolongkan sebagai senyawa GRAS
besar dari 500 ppm (bagian per sejuta), rasa makanan akan terpengaruhi. Selain itu, pada
dosis tinggi sulfit dapat menyebabkan muntah-muntah. Dan juga senyawa ini dapat
menghancurkan vitamin B1. Itulah sebabnya sulfit tidak boleh digunakan pada bahan
makanan yang berfungsi sebagai sumber vitamin B1. Akibat negatif sulfit yang sekarang
ramai didiskusikan oleh para ahli adalah ditemukannya sulfit dapat menimbulkan asma
(asthma) pada orang–orang tertentu. Senyawa aktif yang dapat menyebabkan asma
tersebut adalah gas belerang dioksida yang terhirup pada waktu mengkonsumsi makanan
mempunyai gejala penyakit asma, sedangkan pada orang tua angkanya lebih kecil yaitu
sekitar 1-5 persen. Dari jumlah ini, sekitar 25% sensitif trehadap sulfit. Kemampuan
sulfit untuk mencegah reaksi pencoklatan dan sekaligus mengawetkan bahan makanan
belum dapat digantikan oleh senyawa kimia lain. Tetapi mengingat efek negatif yang
jumlah penggunaannya.
Di negara-negara Barat (terutama Eropa) hal ini telah lama dilakukan. Pencegahan
reaksi pencoklatan dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa eritrobat atau vitamin
C yang lebih aman, yang digabungkan dengan penggunaan bahan pengawet lain,
Nitrit
Penggunaan nitrit dalam pengolahan makanan telah sejak lama dilakukan. Hal ini
dimulai secara tidak sengaja dengan ditemukannya daging yang diawetkan dengan
garam kasar memberikan warna merah cerah setekah dimasak. Kemudian diketahui
bahwa nitrat yang terdapat sebagai kotoran dalam garam, bertanggung jawab atas
kejadian tersebut.
Pengawetan lebih lanjut memberikan petunjuk bahwa nitrit (yang terbentuk dari
nitrat) yang bereaksi dengan pigemen daging, yang membentuk warna merah tersebut.
Sejak itu nitrat dan nitrit secara luas digunakan untuk memperoleh warna merah cerah
Meskipun pada mulnaya penggunaan nitrat dan nitrit terutama ditujukan untuk
memperoleh warna merah pada daging, ternyata senyawa-senyawa ini juga ditemukan
memproduksi racun yang mematikan. Pada masa kini, nitrat dan nitrit banyak digunakan
sebagai pengawet tidak saja pada produk-produk daging, tetapi juga pada ikan dan keju.
Penggunaan bahan ini menjadi semakin luas, karena manfaat nitrit dalam hasil olahan
daging (misalnya sosis, kornet, ham dan hamburger), selain sebagai pembentuk warna
merah dan pengawet anti mikroba, juga berfungsi sebagai pembentuk faktor sensori lain
Keamanan Nitrit
Penggunaan nitrat dan nitrit dalam makanan dibatasi karena adanya efek meracuni
dari kedua zat tersebut. LD (lethal dose = dosis mematikan) rata-rata dari nitrat dan nitrit
pada tikus (secara oral) adalah 250 mg/kg berat badan, sedangkan pada anjing adalah
330 mg/kg berat badan. Umumnya nitrit lebih beracun dibandingkan dengan nitrat, oleh
karena itu konsumsi nitrit pada manusia dibatasi sampai 0,4 mg/kg berat badan per hari.
menyimpulkan bahwa nitrit adalah suatu karsinogen. Akan tetapi akhirnya disimpulkan
Namun demikian, akhir-akhir ini penggunaan nitrit sebagai bahan pengawet kembali
disoroti oleh banyak ahli, karena adanya bukti-bukti yang menunjukkan bahwa
“nitrosamin”, suatu zat karsinogenik, dapat terbentuk dari hasil reaksi antara nitrit dan
senyawa amin sekunder yang terdapat dalam bahan makanan (misalnya daging, ikan dan
lain-lain). Hal tersebut telah mendorong para ahli untuk meneliti sejauh mana
gimjal, kandung kemih, paru-paru, lambung, saluran pernafasan, pankreas dan lain-lain.
Konsentrasi nitrat dan nitrit yang diijinkan digunakan dalam makanan berbeda-beda
antar negara, tetapi berkisar antara 10 - 200 ppm untuk nitrit dan 500 – 1000 ppm untuk
nitrat (Di Indonesia, 500 ppm untuk nitrat dan 200 ppm untuk nitrit). Akan tetapi
penggunaannya telah dikurangi sampai sekitar 40 – 50 ppm. Jumlah nitrit sekitar 50 ppm
disertai dengan penggunaan sorbat sebagai pengawet, cukup efektif untuk mengawetkan
produk daging. Demikian pula penambahan vitamin C atau vitamin E telah banyak
dilakukan pada produk daging yang diawetkan dengan nitrit, karena vitamin-vitamin
OLEH:
KELOMPOK : I (SATU)
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2008