You are on page 1of 98

BAB I

PENDAHULUAN

MENGEMBANGKAN PERENCANAAN ASUHAN YANG KOMPREHENSIF

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus
di dalam tubuhnya, masa ini merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan
seorang wanita. Masa ini juga merupakan tahap penyesuaian sebelum memasuki masa
menjadi seorang ibu. Dan pada masa ini terjadi berbagai perubahan baik secara fisik
maupun secara psikilogis sehingga kebutuhannya pun akan berbeda dengan saat
sebelum hamil. Disitulah peran bidan sangat dibutuhkan terutama dalam memberikan
asuhan yang komprehensif yaitu asuhan yang menyeluruh kepada ibu hamil dengan
tujuan untuk menjaga dan meningkatkan mensejahterakan kesehatan ibu dan janin.

Dalam mengembangkan asuhan yang komprehensif hal perlu diperhatikan


adalah:

 Menetapkan kebutuhan tes labolatorim


 Menetapkan kebutuhan belajar
 Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan
 Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional lainnya
 Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance
 Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
 Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap perkembangan kehamilan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Agar dapat merencanakan asuhan secara tepat dan berkesinambungan,


sehingga klien mendapatkan kepuasan terhadap asuhan yang diberikan dan
untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin
Askeb Kelompok 12 1
1.2.2 Tujuan Khusus
 Untuk menetapkan kebutuhan tes labolatorium
 Untuk menetapkan kebutuhan belajar
 Untuk menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga
professional lainnya
 Untuk menetapkan kebutuhan konseling spesifik atau anticipatory
guidance
 Untuk menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
 Untuk menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap perkembangan
kehamilan.

1.3 Metode Penulisan


Dalam pembuatan makalah ini, penyusun menggunakan beberapa metode penulisan,
yaitu:
1. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan dengan mangambil bahan-bahan materi dari buku-buku
yang berkaitan.
2. Pranata luar (internet)
Pranata luar atau internet dilakukan dengan melakukan browsing di internet yang
berkaitan dengan materi makalah.
3. Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan dosen pembimbing.

Askeb Kelompok 12 2
BAB II

ISI

Yang harus dilakukan oleh seorang bidan dalam melakukan asuhan yang
komprehensif yaitu:

2.1 Mengembangkan Perencanaan Asuhan Yang Komprehensif Pada Masa Pra-


Nikah/Pra-Hamil

2.1.1 Menetapkan kebutuhan tes laboratorium

Cek Kesehatan Di Masa Prakonsepsi


Pemeriksaan kesehatan selama masa prakonsepsi perlu dilakukan. Dengan
alasan pemeriksaan ini bisa mendeteksi gangguan yang mengancam selama
ibu hamil dan bersalin serta kesehatan janin. Yang perlu diperiksa di masa
prakonsepsi sebagai berikut:

 Riwayat penyakit dan genetik (jika usia calon ibu di atas 35 tahun)
 Siklus haid, alat kontrasepsi
 Pemeriksaan klinis (berat badan, rongga panggul dan pap smear)
 Tes laboratorium darah dan urin
 Pemeriksaan penunjang (TORCH, HIV/AIDS, ACA-Anti Cardiolipin
Antibody)
 Imunisasi, jika perlu
 Pemberian vitamin prenatal yang mengandung asam folat

Semakin penting diperiksa selama prakonsepsi jika:

 Usia calon bunda di atas 35 tahun


 Calon bunda di atas 35 tahun
 Calon bunda punya penyakit jantung, hipertensi, diabetes, asma,
penyakit organ reproduksi (miom, kista, endometriosis), kelainan

Askeb Kelompok 12 3
Rhesus darah dan lainnya yang bisa mempengaruhi kehamilan dan
janin
 Calon bunda belum pernah terkena penyakit rubella atau belum
mendapat imunisasi rubella
 Ada riwayat penyakit yang diturunkan secara genetika di keluarga
besar
 Mantan pecandu narkoba

 Bekerja di lingkungan yang rawan polusi zat berbahaya seperti


laboratorium
 Menderita penyakit menular seksual

Belum begitu banyaknya calon pengantin yang sadar untuk menjalani tes
pra nikah karena beredarnya stigma klise “mau menerima pasangan apa
adanya”. Alasan lain yang sering diutarakan adalah mahalnya biaya tes
(padahal anda mau dan mampu untuk melaksanakan pesta yang meriah), nggak
punya waktu sampai ketakutan apabila nantinya ada masalah, calon pasangan
akan meninggalkannya.

Padahal hanya sedikit dimana ketika calon pengantin menjalani tes pra
nikah dan ditemukan masalah kemudian mereka akan berpisah. Sedangkan ada
beberapa kasus dimana pasangan yang tidak menjalani tes pra nikah akhirnya
malah menemukan masalah serius ketika telah menikah, seperti adanya laporan
seorang ibu yang mengalami obesitas meninggal saat melahirkan karena dia
langsung hamil sesaat setelah menikah. Ada lagi laporan dimana sang suami
tidak dapat melakukan hubungan suami istri dikarenakan adanya suatu
penyakit tertentu, padahal keluarga kedua belah pihak terus-menerus menuntut
adanya keturunan. Seharusnya kasus-kasus seperti ini dapat diminimalisasi bila
sebelumnya sang pengantin menjalani tes pra nikah. Tes pra nikah diliat dari
benefitnya, harga dan sedikit waktu tidaklah ada artinya. Tes ini sebaiknya
dilakukan 6 bulan sebelum dilaksanakannya pernikahan. Agar bila nantinya
ditemukan adanya masalah, calon pengantin dapat melakukan terapi dan telah
selesai sebelum hari H tiba. Ada beberapa tes yang mencangkup tes pra nikah.

Askeb Kelompok 12 4
* Tes Rhesus

Darah kita orang asia memiliki rhesus positif pada umumnya dan
rhesus negatif biasanya dimiliki oleh orang Eropa. Banyaknya perkawinan
antar ras yang belakangan terjadi menjadikan tes ini penting untuk
dilakukan. Persilangan kedua rhesus dapat mengakibatkan keguguran
berulang-ulang dikarenakan sel darah kita akan memakan sel darah janin.

* Torch

Tes ini khusus untuk calon pengantin wanita dimana bertujuan untuk
mengetahui apakah kita memiliki bawaan virus toxoplasma, rubella,
cytomegalo atau herpes. Virus-virus ini tidak berdampak pada kita tapi
berdampak pada calon bayi kita nanti. Tes Torch di Indonesia masih relatif
mahal, umumnya masih didahulukan tes toxoplasma dulu karena kasus
rubella dan cytomegalo masih jarang ditemukan di Indonesia.
 
* Tes Kesuburan

Untuk wanita, tes yang dilakukan adalah tes kemampuan berovulasi


(mengeluarkan sel telur). Sedangkan untuk laki-laki adalah tes sperma,
untuk mengetahui kualitas dan kuantitas spermanya. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi hasil dari tes yaitu keadaan rahim, keadaan psikologis
dan gaya hidup.

Selain tes-tes diatas bisanya tes pra nikah juga dibarengi dengan tes
darah, urin , gula darah dan hepatitis. Tentunya lebih baik mengantisipasi
daripada menyesal belakangan karena pasangan anda merasa dibohongi.
Bukankah jujur didalam suatu pernikahan itu adalah penting?!
Jika hasil tes anda tidak sesuai dengan harapan anda. Misalnya salah satu
dari anda ada yang mandul. Keputusan mutlak ada di tangan anda bedua,
apakah tetap meneruskan pernikahan dan siap menanggung akibatnya atau

Askeb Kelompok 12 5
malah sebaliknya: membatalkan pernikahan. Sebaiknya anda menunjuk
orang ketiga yang netral seperti penasehat pernikahan atau tokoh pemuka
agama anda untuk memberikan pandangan kepada anda. Jangan mengikuti
emosi dan perasaan. Pastikan kita telah mempertimbangkan secara matang
untung-ruginya.

Sebenarnya, pemeriksaan kesehatan prakonsepsi dilakukan dengan


dua tujuan. Pertama, memeriksa semua penyakit menular dari pihak laki-
laki dan perempuan, termasuk penyakit yang ditularkan lewat hubungan
seks (PMS atau Penyakit Menular Seksual).

Umumnya, penyakit menular yang dicek adalah hepatitis B dan TB


(Tuberkulosis). Apabila sebelum menikah diketahui calon suami menderita
hepatitis, maka calon istri akan diimunisasi dulu.

Tujuan kedua pemeriksaan ini untuk memastikan apakah mereka bisa


melakukan hubungan seksual atau tidak. Jadi, calon suami akan dicek
apakah penisnya ada kelainan atau tidak, sedangkan calon istri dicek punya
vagina atau tidak.

Sebagai catatan, jika usia calon suami sudah lanjut, sebaiknya dicek
apakah mengidap diabetes mellitus atau tidak. Kalau ya, dikhawatirkan
nantinya dia tidak bisa berhubungan seks. Hal-hal seperti ini tidak boleh
disembunyikan, karena inti dari pemeriksaan ini adalah untuk kebahagiaan
pasangan yang bersangkutan.

Dalam hal ini penting diketahui, bahwa tidak akan ada periksa dalam
atau pemeriksaan panggul seperti yang biasa dilakukan ginekolog. Periksa
dada pun tidak.

Apabila ingin mengetahui ada tidaknya kelainan pada organ


reproduksi, disarankan agar melakukan pemeriksaan USG (ultrasonografi),
karena dengan USG ini, dapat menemukan adanya kista atau tumor di
rahim.

Askeb Kelompok 12 6
Target pemeriksaan kesehatan prahamil adalah bayi dan calon ibu
sama-sama sehat. Bila calon ayah belum menjalani pemeriksaan pranikah,
ini saatnya mengecek semua kemungkinan adanya infeksi. Jangan sampai
penyakit calon ayah menular ke calon ibu, lalu menular lagi ke anak.

Pemeriksaan prahamil pada calon ibu difokuskan terhadap kondisi-


kondisi yang bisa mengganggu kehamilan dan membuat anak cacat atau
tertular penyakit. Akan dicek juga kondisi-kondisi yang bisa menyebabkan
calon ibu meninggal kalau melahirkan. Misalnya, apakah punya kelainan
jantung, tumor otak, atau epilepsi berat. Dengan begitu, calon ayah tahu
persis bahwa kehamilan istrinya sangat berisiko dan bisa mencelakakan istri
dan bayinya.

Jika salah satu pasangan membawa gen penyakit, seperti talasemia


(sejenis anemia atau kurang sel darah merah yang diturunkan),
kemungkinan yang akan terjadi pada anak-anaknya juga dijelaskan.
Umumnya, kemungkinan si kecil terkena talasemia sekitar 25%. Tapi, ini
tidak berarti kalau jumlah anaknya empat, maka satu di antaranya pasti
talasemia. Kemungkinan 25% itu adalah angka populasi. Jadi, bisa kena,
namun bisa juga tidak. Paling tidak, harus siap menghadapi kemungkinan
tersebut.

Jadi, pemeriksaan prahamil bisa dibilang termasuk konseling genetika.


Tapi, tidak semua orang perlu melakukan serangkaian pemeriksaan. Dilihat
dulu faktor risiko yang ada. Seandainya, Anda tidak melakukan
pemeriksaan prahamil plus konseling genetika karena tidak sempat atau
fasilitasnya kurang memadai, misalnya, maka lakukan deteksi saat usia
kehamilan antara 12-16 minggu. Bila dengan USG ditemukan adanya
kelainan bawaan mayor yang multiple , seperti si kecil tidak punya tulang
tengkorak, dokter bisa melakukan safe abortion. Pada usia kehamilan itu,
janin masih kecil, sehingga pengguguran tidak akan berbahaya bagi ibu.

Idealnya pemeriksaan pra-konsepsi dilakukan sebelum sepasang pria


dan wanita melakukan hubungan seks. Boleh juga 1-2 bulan sebelumnya.

Askeb Kelompok 12 7
Pemeriksaan prakonsepsi yang dianjurkan pemerintah hanya pemeriksaan
fisik secara umum dan pemeriksaan laboratorium rutin untuk darah dan urin.

Sedangkan imunisasi yang disarankan adalah hepatitis B, DPT dan TT


(tetanus toksoid).

2.1.2 Menetapkan kebutuhan belajar


A. Nutrisi

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi


pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal
pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan
melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.
Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada
keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Oleh karena itu sebelum
hamil, wanita harus yakin bahwa berat badannya berada dalam parameter
normal. Indikasi parameter yang normal bisa dihitung dengan indeks
Quetelet atau sering disebut indeks masa tubuh (IMT). Rumusnya adalah:

Berat Badan (Kg) / Tinggi Badan2 (m)

Berikut ini adalah tabel (pickard, 1984) yang memperlihatkan efek


dari BB rendah, BB normal, dan obesitas kesehatan.

Rasio BB
Indeks Quetelet Efek terhadap berat
badan
<20 berat badan Risiko amenorrhoe 19,5=51 Kg
dibawah normal meningkat, infertilitas
Bahaya kesehatan jangka
panjang
20-25 diinginkan Rentang ideal untuk 22,3=58 Kg
kehamilan dan kesehatan
jangka panjang
26-30 obesitas Risiko ringan terhadap 27,7=72 Kg
moderat kesehatan
>30 obesitas berat Risiko masalah menstruasi 30,3=80 Kg

Askeb Kelompok 12 8
dan komplikasi kehamilan
meningkat
Bahaya kesehatan jangka
panjang
Selain itu, berikut ini merupakan faktor risiko yang dapat terjadi
pada ibu yang mengalami kekurangan gizi baik sebelum maupun selama
kehamilan:

1. Terhadap ibu: gizi kurang pada ibu hamil dapat mengakibatkan


risiko dan komplikasi antara lain: anemia, pendarahan, berat badan
ibu tidak bertambah secara normal, terkena penyakit infeksi.
2. Terhadap persalinan: pengaruh gizi kurang terhadap proses
persalinan dapat mengakibatkan proses persalinan sulit dan lama,
persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah
persalinan serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3. Terhadap janin: kekurangan gizi ibu hamil dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran,
abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia
pada bayi, aspiksia. Kematian intrapartum/IUFD (mati dalam
rahim) dan lahir dengan berat badan rendah (BBLR).

Faktor risiko pada ibu hamil yang obesitas:

1. Meningkatnya risiko pre-eklampsia


2. Gangguan trombo-embolisme

Untuk ibu yang merencanakan kehamilan, perlu untuk


menyeimbangkan gizinya sebelum hamil, selain makan 4 sehat 5
sempurna, perlu juga ditambah dengan makanan yang mengandung asam
folat. Kekurangan asam folat sangat berpengaruh pada perkembangan
sistem saraf utama otak dan tulang belakang janin. "Asam folat memang
berperan penting pada fase awal pembentukan janin, yaitu pada fase
pembentukan sistem saraf pusat." kata Dr. dr. Dwiana Ocviyanti,
SpOG(K) dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSUPN Cipto

Askeb Kelompok 12 9
Mangunkusumo, Jakarta. Oleh karena itu, cukupi asam folat sejak
sebelum hamil.

Saat seorang wanita menyadari kehamilannya, maka kehamilan itu


sebenarnya sudah berusia 5-6 minggu. Padahal, cacat tabung saraf janin
(NTD) – spina bifida, anensefali, dan encephalocele, bisa terbentuk saat
kehamilan berusia 2-4 minggu. Itu sebabnya, idealnya kebutuhan asam
folat sudah tercukupi sejak sebelum terjadinya kehamilan.

Sering kali para ibu tidak menyadari dirinya kekurangan Asam


Folat karena sebagian besar kehamilan terjadi tanpa direncanakan.
“Kebanyakan Pasutri (Pasangan Suami Istri) tidak pernah merencanakan
kehamilan, tahu-tahu ibu langsung hamil setelah telat datang bulan.
Mereka baru datang ke dokter setelah positif hamil beberapa minggu”.

Karena itu, ibu sering tidak membekali diri dengan gizi yang
mencukupi ketika sebelum dan sesudah melahirkan. “Kalau kehamilan
direncanakan, maka ia akan mempersiapkan gizi yang baik sebelum
hamil karena kebutuhan Asam Folat harus disiapkan sejak sebelum
kehamilan”.

Di Indonesia sendiri belum ada data pasti berapa prevalensi adanya


penyakit kelainan sumsum tulang belakang. “Jumlah angka kematian
bayi di Indonesia masih relatif tinggi. Kematian bayi ini masih belum
diidentifikasikan penyebabnya karena belum adanya data. Salah satu
penyebab kematian adalah kekurangan Asam Folat”, ujar Bowo.

Kekurangan Asam Folat menyebabkan bayi lahir dengan Bibir


Sumbing, Bayi lahir dengan berat badan rendah, Down’s Syndrome, dan
Keguguran. “Bayi mengalami kelainan pembuluh darah, rusaknya
endotel pipa yang melapisi pembuluh darah, menyebabkan lepasnya
plasenta sebelum waktunya”.

Kelainan lainnya adalah bayi mengalami gangguan buang air besar


dan kecil, anak tidak bisa berjalan tegak dan emosi tinggi. Pada anak

Askeb Kelompok 12 10
perempuan, saat dewasa tidak mengalami menstruasi. Pada ibu hamil,
kekurang Asam Folat menyebabkan meningkatnya resiko Anemia,
sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu dan pucat.

Secara umum, kebutuhan wanita usia subur serta ibu hamil akan
asam folat adalah sekitar 400-600 mikrogram (0,4-0,6 mg) per hari.
Kecukupan ini bisa mencegah 50-70 persen resiko NTD. Artinya, bila
memang ingin hamil, seorang wanita sebaiknya sudah harus mencukupi
kebutuhan asam folatnya, minimal 4 bulan sebelum kehamilan.

Jika perkembangan sistem saraf utama terganggu, maka akan


mempengaruhi perkembangan janin, yakni pembentukan tulang-tulang
kepala, termasuk wajah (menyebabkan sumbing), sistem hormon (pada
anak perempuan, di saat dewasa kelak bisa tidak mengalami menstruasi)
dan perkembangan pusat kecerdasan (gangguan belajar). Selain itu, juga
berakibat pada sistem motorik (mengalami lumpuh, tidak bisa berjalan
tegak), tidak ada kontrol untuk buang air besar maupun buang air kecil
serta adanya gangguan jantung.

Sebagaimana zat gizi lain, kecukupan asam folat yang merupakan


turunan dari vitamin B ini, juga bisa diperoleh dari berbagai makanan
sehari-hari. sayuran berwarna hijau, seperti brokoli, bayam serta
asparagus, kaya akan asam folat. Begitu juga dengan buah-buahan
berwarna merah atau jinga, seperti semangka, jeruk, pisang, nanas, juga
kiwi. Asam folat juga terdapat pada daging, hati sapi, ikan juga susu (saat
ini banyak susu yang difortifikasi asam folat).

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah cara mengolah dan


memasak makanan kaya asam folat. Bila dimasak terlalu lama,
kandungan asam folat bisa berkurang atau malah hilang. Mengingat
risiko tersebut, maka ibu hamil perlu mengonsumsi suplemen asam folat
secara teratur sesuai rekomendasi dokter, yaitu sekitar 0,4 hingga 1 mg
per hari. Ibu hamil tak perlu takut kelebihan asam folat karena akan

Askeb Kelompok 12 11
dikeluarkan dari tubuh secara alamiah, namun sebaiknya tetap
berkonsultasi dengan dokter.

2.1.3 Menetapkan kebutuhan konsultasi prakonsepsi

Konseling prakonsepsi adalah suatu cara untuk mengidentifikasi


semua factor yang berpotensi hasil akhir kehamilan, berupa nasihat tentang
resiko yang ada pada klien dan di berikan suatu strategi atau mengeliminasi
pengaruh patologis yang diketahui berdasarkan riwayat keluarga, medis, atau
obstetris.

Manfaat konseling prakonsepsi:

1. Mempersiapkan kehamilan baik secara fisik dan psikologis ibu


2. Memperbaiki hasil akhir kehamilan
3. Menurunkan jumlah kehamilan yang tidak diinginkan
4. Mengurangi angka kehamilan dengan resiko tinggi.

Konseling prakonsepsi dasar yang sering diberikan berupa konseling


mengenai :

 Makanan/ nutrisi
 Kebiasaan minum aklohol
 Merokok
 Pemakaian obat terlarang
 Asupan vitamin

Konseling dimulai tentang dengan pemeriksaan menyeluruh tentang


riwayat reproduksi, social, keluarga.
1. Riwayat reproduksi, mencakup usaha-usaha sebelumnya terhadap
konsepsi, adanya fertilitas dan hasil kehamilan yang abnormal termasuk
abortus, kehamilan ektopik, atau kematian janin berulang, jadi factor-
factor resiko yang dapat terjadi selama kehamilan, persalina, dan nifas.
2. Riwayat sosial
Yang harus dipehatikan pada saat konseling adalah:
a. Usia ibu. Usia ibu mempengaruhi hasil akhir kehamilan, misalnya:
Askeb Kelompok 12 12
 Pada kehamilan remaja.
Remaja memilki kemungkinan lebih besar mengalami anemia,
dan beresiko lebih tinggi memiliki janin yang pertumbuhannya
terhambat, persalinan prematur, dan angka kematian bayi yang
tinggi.
 Pada kehamilan setelah usia 35 tahun atau lebih:
1. Meningkatkan resiko kematian ibu
2. Meningkatkan resiko terjadinya kelahiran bayi premature,
disebabkan oleh usia ibu yang rentan terhadap penyulit,
seperti hipertensi dan diabetes.
b. Gaya hidup dan kebiasaan kerja
 Olahraga, pada selama kehamilan olahraga tidak dilarang.
Sebagian besar waniata hamil dapat melanjutkan olahraga
sepanjang gestasi, walaupun mungkin perlu dilakukakn
perubahan-perubahan.
 Kekerasan dalam rumah tangga, kehamilan dapat memicu
kembali masalah antar pribadi. Selama kehamilan, terdapat
peningkatan rasiko dari pasangan yang pernah menganiaya.
Penganiayaan lebih besar kemumgkinannya terjadi pada
wanita yang pasangannya yang merupakan pecandu alkohol
atau obat, baru menganggur, latar belakang pendidikan rendah,
serta riwayat di penjara.
3. Riwayat keluarga

Status kesehatan dan reproduksi dari keluarga sedarah ditinjau


untuk penyakit medis, retardasi mental, infertilitas dan kematian janin.

Latar belakang ras, etnik atau keagamaan tertentu dapat


menigkatkan resiko penyakit resesif tertentu. Riwayat keluarga tidak
selalu akurat, tapi setiap kekhawatiran perlu dibuktikan.

2.1.4 Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS

Askeb Kelompok 12 13
Konseling HIV/AIDS merupakan komunikasi bersifat rahasia antara
klien dan konselor bertujuan meningkatkan kemampuan menghadapi stres
dan mengambil keputusan berkaitan dengan HIV/AIDS. Proses konseling
termasuk evaluasi risiko personal penularan HIV, fasilitasi pencegahan
perilaku dan evaluasi penyesuaian diri ketika klien menghadapi hasil tes
positif .  (World Health Organisation)

Konseling HIV/AIDS memiliki perbedaan dengan konseling secara


umum dalam hal:

1. Membantu klien melakukan informed consent untuk tes HIV, CD4,


atau Viral load.

2. Layanan konseling pra dan pasca tes.

3. Penilaian mengenai perilaku berisiko klien terhadap infeksi HIV (baik


menularkan atau tertular).

4. Penggalian sejarah perilaku seks dan sejarah kesehatan klien.

5. Memfasilitatsi perubahan perilaku.

6. Konfidensialitas klien sangat penting jika menyangkut isu stigma dan


diskriminasi

7. Kelompok-kelompok khusus (pecandu napza, penjaja seks, laki-laki


berhubungan seks dengan laki-laki, waria, pekerja migran, suku asli,
dan pengungsi) menghadapi isu diskriminasi ganda, yaitu sebagai
bagian dari kelompok khusus yang dikucilkan masyarakat dan sebagai
orang yang selalu dianggap berisiko terhadap atau telah terinfeksi
HIV.

Alasan Pentingnya Konseling HIV/AIDS

Konseling merupakan suatu proses pencegahan dan perubahan perilaku


dapat mencegah penularan. Diagnosis HIV mempunyai banyak implikasi –

Askeb Kelompok 12 14
psikologik, sosial, fisik, spiritual. HIV ialah penyakit yang mengancam hidup
dan pengobatan seumur hidup.

Konseling HIV/AIDS merupakan proses dengan tiga tujuan umum:

1. Menyediakan dukungan psikologis, misalnya: dukungan yang


berkaitan dengan kesejahteraan emosi, psikologis, sosial dan spiritual
seseorang yang mengidap virus HIV atau virus lainnya.

2. Pencegahan penularan HIV dengan menyediakan informasi tentang


perilaku berisiko (seperti seks aman atau penggunaan jarum bersama)
dan membantu orang dalam mengembangkan keterampilan pribadi
yang diperlukan untuk perubahan perilaku dan negosiasi praktek lebih
aman.

3. Memastikan efektivitas rujukan kesehatan, terapi, dan perawatan


melalui pemecahan masalah kepatuhan berobat.

2.2 Mengembangkan Perencanaan Asuhan Yang Komprehensif Selama Trimester I


Trimester I ini dimulai dari usia kehamilan 0-14 minggu. Dimana pada
trimester I ini berawal dari mulainya fertilisasi (0 minggu), implantasi (akhir minggu
ke-1), organogenesis (minggu ke-4), sampai alat-alat kelamin bagian luar
berkembang lebih nyata, hingga lebih mudah membedakan jenis kelaminnya
(minggu ke-14).
2.2.1 Menetapkan kebutuhan tes laboratorium
Ketika seseorang menduga bahwa dirinya hamil, sebaiknya segera
memastikannya secepat mungkin. Sehingga pada trimester I, kebutuhan akan
tes laboratorium memang diperlukan, hal ini dilakukan untuk mengetahui
apakah seseorang itu hamil atau tidak. Tes laboratorium pada trimester I
digunakan untuk mendiagnosa apakan seseorang hamil atau tidak. Adapun tes
laboratorium yang dapat dilakukan pada trimester I diantaranya: tes urine (PP
test) dan tes darah (Hb dan gol. Darah).
a. Tes darah. Tes ini harus dilakukan oleh dokter dan dianggap akurat
untuk mengetahui tingkat hormon fetal hCG (human chorionic
gonadotropin) di dalam darah sesegera mungkin, kira-kira 2 minggu
Askeb Kelompok 12 15
pasca pembuahan – sekitar saat seseorang mulai terlambat haid.
Sedangkan tes darah yang dapat dilakukan oleh seorang bidan adalah
hanya mengukur kadar Hb dan gol. Darah pasien saja.
Cara ini juga efektif dilakukan oleh para bidan yang belum
dilengkapi dengan alat USG. Selain itu, penting melakukan pemeriksaan
darah pada awal kehamilan seperti pemeriksaan darah rutin yaitu
komponen Hb, trombosit, leukosit dan hematokrit. Hal ini untuk
mengetahui status keadaan ibu pada awal kehamilan secara laboratorium,
baik keadaan kurang darah (anemia), kelainan darah (thalasemia),
maupun ada tidaknya infeksi.
Biasanya wanita hamil mengalami penurunan Hb dibandingkan pada
saat dia tidak hamil. Jika penurunannya tidak terlalu drastis, maka
dianggap wajar. Hal ini umumnya disebabkan banyaknya cairan dalam
tubuh wanita hamil, yang dikenal dengan istilah haemodilusi.
Bila ada kelainan atau ketidaknormalan, pada saat pemeriksaan
harus dipastikan apakah sifat ketidaknormalan atau kelainan tersebut
mayor atau minor. Jika diprediksi kondisi bakal memburuk, misalnya
kelainan dapat menyebabkan kematian atau kelainan berat, akan
dipikirkan tindakan terminasi atau pengakhiran kehamilan. Karena itu,
apabila dokter mendeteksi adanya kelainan, maka jadwal kontrol pada
trimester pertama yang biasanya per-empat minggu dapat dimajukan
hingga per-tiga atau dua minggu.
Selama hamil, mungkin ibu perlu melakukan pemeriksaan darah
beberapa kali,. Akan tetapi ibu jangan khawatir, karena pemeriksaan ini
tidak berisiko terhadap ibu maupun janin. Melalui pemeriksaan darah,
bisa diketahui:
 Kadar zat besi dalam darah.
 Golongan darah dan faktor Rhesus ibu.
 Infeksi akibat virus Toxoplasma, Rubella, dan
Cytomegalovirus yang berbahaya bagi kesehatan janin.
Pemeriksaan yang sering dilakukan yaitu pemeriksaan
TORCH, pemeriksaan ini perlu untuk melihat adanya
antibodi dalam darah ibu.

Askeb Kelompok 12 16
 Penyakit lain seperti HIV B, Syphilis, bahkan HIV/AIDS.
 Golongan darah dan faktor Rhesus (Rh). Dokter atau bidan
perlu mengetahui golongan darah pasien (A, B, O, AB) seandainya
pasien memerlukan transfusi darah selama masa-masa kehamilan
atau proses persalinan. Selain dolongan darah, dokter ataupun
bidan juga harus mengetahui faktor Rhesus ibu, apakah darah ibu
Rhesus positif (+) atau Rhesus negatif (-). Karena bila darah ibu
RH- dan ibu mengandung janin dengan RH+, maka tubuh ibu akan
memproduksi antibodi untuk melawan/menentang sel-sel darah
RH+. Ini berbahaya bagi janin yang dikandungnya. Jika Rhesus
negatif (-), tes lanjutan akan dilakukan untuk mengecek hadirnya
antibodi; tes akan diulang dalam beberapa interval selama masa
kehamilan; pasangan juga harus memberikan darahnya untuk di tes.
 Kadar Hemoglobin. Kadar zat besi ini dapat diketahui dengan tes
Hb, bila rendah, ibu akan merasa mudah lelah dan lesu. Oleh
karena itu perlu diberikan konseling mengenai nutrisi yang
mengandung sumber zat besi seperti bayam dan daging merah. Bila
kadar zat besi ibu berubah-ubah selama kehamilan, jangan ragu
untuk melakukan tes lagi pada kehamilan 28 minggu. Dari
pemeriksaan darah perlu untuk menentukan Hb, tiga bulan sekali
karena pada orang hamil sering timbul anemia karena defisiensi Fe.
Sel darah merah terdiri atas zat besi dan mengangkut oksigen; jika
tes menunjukkan jumlah sel darah merah rendah, atau sel darah
merah kekurangan zat besi, maka disarankan untuk mengkonsumsi
makanan kaya zat besi dan minum tablet zat besi. Biasanya pada
ibu hamil trimester I, penurunan jumlah sel darah merah hanya
sedikit, terkadang Hb-nya masih normal. Tetapi hal ini harus tetap
diwaspadai. Nilai normal Hb ibu hamil yaitu 10,5-14,0 mg/dl.
Apabila kadar Hb ibu hamil <10,5 mg/dl, perlu diwaspadai adanya
anemia.
b. Tes urin. HCG juga dapat dideteksi dengan tes urin. Tes ini banyak
tersedia di mana-mana dan tingkat keakuratannya dapat lebih dari 90%.
Tes ini dapat dilakukan secepat mungkin, yaitu 2 minggu setelah

Askeb Kelompok 12 17
pembuahan. Tes urin tidak hanya dilakukan untuk memastikan kehamilan
saja, tetapi dengan tes urin juga dapat mengetahuiapakah ibu terpapar
obat-obatan tertentu, alkohol, bahkan narkotika. Efek penggunaan obat
tertentu berdampak buruk bagi perkembangan otak janin. Penggunaan
terus-menerus, terutama pada awal kehamilan, bisa mengacaukan sistem
syaraf bayi.
2.2.2 Menetapkan kebutuhan belajar
Trimester I dapat dikatakan sebagai masa emas, karena pada trimester I
ini terjadi proses organogenesis (pembentukan organ-organ). Usia kehamilan
pada trimester I termasuk kedalam usia rawan. Karena pada trimester I ini ada
beberapa hal yang dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin bahkan
mengganggu kenyamanan ibu hamil seperti perubahan fisiologis terhadap
anatomi ibu hamil, komplikasi trimester I, ketidaknyamanan trimester I.
Sehingga ibu hamil perlu mengetahui mengenai kebutuhan belajar yang ia
perlukan pada trimester I. Kebutuhan belajar yang dibutuhkan oleh ibu hamil
pada trimester I diantaranya sebagai berikut:
a. Nutrisi
A. Asupan gizi ideal bagi ibu hamil
Asupan gizi yang diperlukan ibu hamil harus ditingkatkan
sejalan dengan kebutuhan perkembangan kehamilannya. Pada
trimester pertama pertumbuhan janin masih belum begitu pesat,
sehingga juga belum optimal kebutuhan gizinya.
Food Nutrition Board, National Research Council:
Recommended Dietary Allowance 9th Ed. Washington DC, National
Academy Sciences, 1980 menyarankan 3 komponen utama gizi dan
kecukupan yang dianjurkan sebagaimana tertera pada tabel berikut:
Tiga Komponen Gizi Utama Pada Wanita Usia 15-19 Tahun

Komponen gizi Kebutuhan wanita usia 15-19 tahun


utama Harian Hamil Menyusui
Protein (gram) 44 +30 +20
Zat besi (mg) 18 +30 s/d +60 +30 s/d +60
Kalsium (mg) 800 +400 400

Askeb Kelompok 12 18
Komposisi makanan 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri atas
karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral dapat dianggap
mewakili komposisi makanan dengan gizi seimbang, karena:

 Karbohidrat dan lemak, merupaka sumber zat tenaga. Sebagai


sumber tenaga yang menghasilkan kalori, karbohidrat dapat
diperoleh dari serealia, umbi-umbian.
 Protein, merupakan sumber zat pembangun. Protein dapat
diperoleh dari daging, ikan, telur, kacang-kacangan.
 Vitamin dan mineral, merupakan sumber zat pengatur. Vitamin
dan mineral dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur-
sayuran. Tambahan vitamin, baik B kompleks, vitamin A,
vitamin C, vitamin D, maupun vitamin E diperlukan ibu hamil
untuk meningkatkan kebugarannya.

Pada prinsipnya, ada 6 nutrisi terbaik yang dapat dikonsumsi


oleh ibu hamil, yaitu:

1) Protein, karena sangat besar peranannya dalam memproduksi


sel-sel darah. Sumber protein: kacang-kacangan, tahu, tempe,
daging, ayam, telur, ikan, dan susu.
2) Karbohidrat, dibutuhkan untuk energi tubuh sehari-hari.
Sumber karbohidrat: umbi-umbian, nasi, gandum, dan jagung.
3) Kalsium, dimasa kehamilan, kalsium penting untuk membantu
pertumbuhan janin. Pada trimester I, kalsium ini sangat penting
karena berguna untuk mengurangi keram-keram di tangan dan
kaki pada kehamilan lanjut. Sumber kalsium: susu dan makanan
olahan yang terbuat dari susu, ikan teri, ikan sarden, kacang-
kacangan (seperti kacang ijo, kacang kedelai), sayuran daun
hijau (seperti bayam, kangkung), daging, telur, keju, yogurt,
sereal, jus jeruk, dan roti, makanan yang berasal dari biji-bijian.
4) Zat besi, amat penting dalam membantu proses produksi sel-sel
darah merah, utamanya untuk mencegah timbulnya anemia. Zat
besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan
sel darah merah. Kebutuhan zat besi akan meningkat selama
Askeb Kelompok 12 19
kehamilan. Karena zat besi dibutuhkan untuk membentuk
hemoglobin (protein dalam darah yang fungsinya mengangkut
oksigen). Saat hamil terjadi peningkatan volume darah sebesar
50% dari biasanya, sehingga dibutuhkan banyak zat besi untuk
pembentukan hemoglobin darah tambahan.
Zat besi juga dibutuhkan buat pertumbuhan bayi dan
plasenta. Kebutuhan zat besi terutama sangat meningkat pada
TM II dan III. Risiko kekurangan zat besi semakin meningkat
jika terjadi mual-muntah di awal kehamilan, jarak kehamilan
yang berdekatan, hamil kembar dan kurang zat besi sebelum
hamil.
Kebutuhan meningkat dari 18 mg menjadi 27 mg per-hari
dan karena sulit memenuhi kebutuhan besi hanya dari diet saja,
maka ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi 30 mg besi
per-hari sebagai langkah pencegahan, dan kebanyakan suplemen
hamil mengandung zat besi sebesar itu.
Kekurangan besi merupakan penyebab anemia yang paling
sering, tetapi bukan satu2nya penyebab. Anemia bisa juga
disebabkan kekurangan asam folat atau Vitamin B 12,
perdarahan dan kelainan/penyakit darah. Pengobatan anemia
tergantung penyebabnya, suplemen besi bukan selalu menjadi
jawabannya.
Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan. Kekurangan
zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat
menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal
masyarakat sebagai penyakit kurang darah.
Anemia Gizi Besi (AGB) terutama banyak diderita oleh
wanita hamil, wanita menyusui, dan wanita usia subur pada
umumnya, karena fungsi kodrati. Peristiwa kodrati wanita
adalah haid, hamil, melahirkan dan menyusui. Karena itu
menyebabkan kebutuhan Fe atau zat besi relatif lebih tinggi
ketimbang kelompok lain. Kelompok lain yang rawan AGB

Askeb Kelompok 12 20
adalah anak balita, anak usia sekolah, dan buruh serta tenaga
kerja berpenghasilan rendah.
Sumber utama Fe adalah bahan pangan hewani dan kacang-
kacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Kesulitan utama
untuk memenuhi kebutuhan Fe adalah rendahnya tingkat
penyerapan Fe di dalam tubuh, terutama sumber Fe nabati yang
hanya diserap 1-2%. Sedangkan tingkat penyerapan Fe makanan
asal hewani dapat mencapai 10-20%. Ini berarti bahwa Fe
pangan asal hewani (heme) lebih mudah diserap daripada Fe
pangan asal nabati (non heme). Sumber terbaik zat besi bisa
didapat dari hati, tiram, kerang, buah pinggang, daging tanpa
lemak, unggas dan ikan. Kacang dan sayur yang dikeringkan
juga merupakan sumber zat besi yang baik dari protein nabati.
5) Asam folat.
Asam Folat juga sangat penting bagi wanita hamil. Asupan
asam folat yang cukup sebelum dan selama kehamilan akan
mencegah timbulnya kecacatan tabung saraf (Neural Tube
Defects) NTDs pada bayi, yaitu spina bifida (kelainan pada
tulang belakang) dan anencephaly (kelainan dimana otak tidak
terbentuk). Dengan asupan asam folat yang cukup pada masa
sebelum dan selama kehamilan yaitu sekitar 0.4 - 0.8 mg per
hari, resiko timbulnya NTDs pada bayi dapat diturunkan hingga
80 %.
Berdasarkan beberapa temuan para pakar kesehatan, wanita
hamil yang kekurangan asam folik besar risikonya mengalami
keguguran ataupun kerusakan pada janin. Asam folik ini
dikonsumsi terutama pada saat 4 bulan sebelum lahir sampai
usia kehamilan 12 minggu (pada trimester I).
Pada ibu hamil sendiri, menurut dr. Ovi, asam folat berperan
penting dalam pembentukan sel darah merah. Itu sebabnya, ibu
hamil yang mengalami kekurangan asam folat, umumnya juga
mengalami anemia dengan segala konsekuensinya (terlihat pucat
dan mudah letih, lesu dan lemas). Bahkan, juga berisiko

Askeb Kelompok 12 21
mengalami persalinan prematur, plasenta lepas sebelum
waktunya (solusio plasenta) dan keguguran.
Adapun beberapa sumber makanan yang kaya akan asam
folat diantaranya sebagai berikut:
 Susu & Yoghurt, mengandung 50 mikrogram Asam Folat.
 Bayam, dengan mengkonsumsi 2 ikat bayam mengandung
200 mikrogram Asam Folat.
 Kacang-kacangan, mengandung 9-125 mikrogram Asam
Folat.
 Pisang, 2 buah pisang segar mengandung 58 mikrogram.
 Jeruk, satu buah jeruk bisa memasok 20% kebutuhan
Asam Folat sehari-hari.
 Alpukat, bisa memenuhi 23% kebutuhan tubuh akan
Asam Folat. Dan alpukat ini juga mampu menetralkan
radikal bebas dan menekan risiko infeksi.
 Strawberry, 8 buah atau 1 gelas stroberi bisa memenuhi
7.5% kebutuhan Asam Folat harian untuk Ibu Hamil.
 Gandum, 100 gram gandum mengandung hingga 50
mikrogram Asam Folat, hampir setara dengan sereal.
 Telur, mengandung 14,85 Mikrogram Asam Folat ditiap
100 gram telur.
 Brokoli, mengandung 100 mirogram Asam Folat.
 Dan adapula sumber makanan lainnya yang mengandung
asam folat seperti lobak cina, kacang kering dan kacang
polong, sereal, biji bunga matahari, buah-buahan, serta
hati Sapi (liver). “Roti dan Susu juga mengandung Asam
Folat tinggi karena kini susu dan tepung terigu telah
difortifikasi mengandung Asam Folat”, jelas dr. Tim
Green PhD dan Department of Human Nutrition
University of Otago New Zealand. Kebutuhan Asam Folat
untuk ibu hamil dan usia subur sebanyak 400
mikrogram/hari atau sama dengan 2 (dua) Gelas Susu.

Askeb Kelompok 12 22
6) Lemak, bagi wanita hamil, lemak besar sekali manfaatnya
untuk cadangan energi tubuh, agar tubuh tidak mudah lelah.
Sumber lemak: daging, telur, dan minyak.
B. Makanan yang harus dihindari selama hamil
Ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari oleh ibu
hamil, karena kemungkinan membawa bibit penyakit atau parasit
tertentu yang membahayakan janin. Jenis bibit penyakit/parasit yang
membahayakan kandungan dan terbawa dalam makanan adalah:
1) Listeria. Dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir mati, atau
keracunan darah. Bakteri listeria monocytogeneses banyak
terdapat pada:
 Produk unggas (termasuk telur), ikan atau daging sapi yang
diolah setengan matang.
 Selada, buah dan sayuran yang tidak dicuci bersih, terutama
bila dimakan dalam keadaan mentah.
 Beberapa jenis keju lunak, seperti Brie, Camembert, Blue
Cheese serta keju lain yang dibuat dari susu kambing atau
domba.
2) Bakteri E. Coli. Sering ditemukan pada daging yang diolah
setengah matang, dan susu yang tidak mengalami pasteurisasi.
Racun yang dikeluarkannya dapat merusak usus dan ginjal.
3) Salmonella dan Toksoplasma. Untuk menghindari infeksi
bakteri jenis ini, sebaiknya ibu hamil tidak mengkonsumsi
daging dan telur dalam bentuk mentah atau setengah matang.
C. Prinsip makanan yang baik selama kehamilan
Saat hamil, nafsu makan juga meningkat. Adalah wajar
untuk memastikan bahwa anda sudah mengkonsumsi makanan
dalam jumlah yang cukup, tentu saja untuk diri anda dan bayi anda.
Keperluan energi meningkat sekitar 15% atau 500 kalori/hari, jauh
lebih sedikit jika dibandingkan makan dua kali lipat jumlah normal
makanan anda. Dengan demikian, pepatah yang mengatakan “makan
untuk dua orang” tidak perlu diikuti karena dapat membuat anda
menjadi gemuk dan sulit menurunkan berat badan setelah

Askeb Kelompok 12 23
melahirkan. Segala sesuatu yang anda makan harus baik untuk anda
dan bayi anda. Tetapi masalah akan lebih mungkin terjadi jika anda
makan terlalu sedikit – kehamilan bukan waktu yang tepat untuk
diet. Yang paling baik adalah menyeimbangkan jumlah makanan
yang anda makan dalam kurun waktu 24-48 jam tiap kali makan.
Beberapa prinsip makan yang baik selama kehamilan dapat
dikemukakan sebagai berikut (Suririnah, 2004):
1) Merubah cara makan
2) Hindari makanan yang dapat membahayakan ibu dan janin
3) Jangan diet selama kehamilan
4) Lebih baik makan 5-6 kali dengan porsi kecil dari pada 2-3 kali
dengan porsi besar (makan dengan porsi kecil tapi sering)
5) Minum vitamin ibu hamil secara teratur, makanlah makanan
yang mengandung vitamin, misalnya vitamin C dan mineral,
khususnya zat besi
6) Minum air yang cukup 8 gelas sehari
7) Perbanyak makan makanan yang berserat, buah-buahan dan
sayuran
b. Obat-obatan
Jika mungkin, hindari meminum obat-obatan kecuali sudah
disarankan oleh dokter.

A. Daftar obat yang tidak boleh diberikan pada wanita hamil

Adalah obat yang mempunyai khasiat teratogen yaitu obat


yang pada dosis terapeutis untuk wanita hamil dapat mengakibatkan
cacat pada janin seperti kelainan pada mata, telinga dan jantung,
juga pada saluran pencernaan. Namun demikian ada beberapa obat
yang mempunyai khasiat teratogen tidak mutlak dilarang (bila perlu)
artinya, apabila tanpa diberikan obat tersebut mengandung resiko
timbulnya penyimpangan yang lebih besar pada janin. Sedangkan
manfaat untuk ibu juga seharusnya sangat dipertimbangkan/
dibandingkan dengan resiko pada janin. Apabila manfaat bagi ibu
masih disangsikan, maka obat tersebut sebaiknya jangan diberikan.

Askeb Kelompok 12 24
B. Daftar obat yang dianggap aman bagi wanita hamil
Adalah obat-obat yang setelah digunakan dalam jangka
waktu panjang tidak menimbulkan efek buruk pada janin.

C. Daftar obat yang boleh diminum ibu selama menyusui


Adalah obat yang tidak atau hanya sedikit diekskresikan ke
air susu ibu (ASI). Obat yang tidak terdapat dalam daftar adalah obat
yang mencapai susu ibu dalam jumlah banyak dan mungkin dapat
berefek buruk pada bayi atau belum terdapat cukup data mengenai
keamanannya. Bila obat yang belum pasti keamanannya digunakan
untuk waktu singkat, pemberian ASI sebaiknya dihentikan untuk
sementara dan diganti dengan susu kaleng. Lamanya penghentian
hendaknya selama 4-5 kali masa paruh obat yang diminum ibu.

Ada berbagai jenis obat-obatan yang dapat digunakan dalam


praktek kebidanan, diantaranya:

A. OBAT ANTI INFEKTIKUM


1. AMOXICILLIN
2. AMPICILLIN
3. CIPROFLOXACIN
4. METRONIDAZOL
5. ACYCLOVIR
6. COTRIMOXASOL
7. SPIRAMYCIN
8. NYSTATIN
9. VALACICLOVIR
10. METRONIDAZOLE, NYSTATIN
11. DOXYCYCLINE
B. ANTI EMETIKUM
1. DOMPERIDONE
2. METOCLOPRAMIDE HCL
3. PROMETHAZINE
4. PRATHIAZINE THEOCLATE, PYRIDOXINE HCL

Askeb Kelompok 12 25
C. ANTIPIRETIK ANALGETIK
1. ASAM MEFENAMAT
2. PARACETAMOL
3. LIDOCAIN HCL
4. ASAM ASETILSALISILAT (ACETOSAL)
5. NATRIUM DIKLOFENAK
D. ANTI PERDARAHAN
1. METHYLERGOMETRIN
2. TRANEXAMIC ACID
E. OBAT SISTEM ENDOKRIN
1. LEVONOGESTREL, ETHINYLESTRADIOL
2. MEDROXY PROGESTERONE
3. LYNESTRENOL
4. PROGESTERONE
5. NORETISTERON
6. CLOMIFENE CITRAT
F. OBAT SALURAN PENCERNAAN
1. LOPERAMIDE
2. CIMETIDIN
3. BISACODYL
4. RANITIDINE
5. ALUMUNIUM HYDROXIDE, MAGNESIUM
CARBONATE, CALSIUM CARBONAT
G. DERMATOLOGI
1. HYDROCORTISONE
2. KETOCONAZOLE
H. OBAT SALURAN PERNAFASAN
1. DEXTROMETHORPHAN
2. SALBUTAMOL
3. AMBROXOL
I. OBAT SALURAN UROGENNITAL
1. OXYTOCIN

Askeb Kelompok 12 26
J. VITAMIN
1. ASAM FOLAT
2. EXT. PLACENTAE, CYANOCOBALAMIN (TABLET
SALUT GULA)
3. ZAT BESI
4. CALSIUM LACTATE
5. DOCOSAHEXANOIC ACID (DHA)
c. Aktivitas pada masa kehamilan
 Olahraga saat hamil.
Pada trimester I ini memang belum diperlukan senam hamil,
akan tetapi olahraga ringan seperti jalan santai, dapat berguna
untuk membantu sirkulasi darah, menambah nafsu makan, dan
membuat nyenyak pada waktu tidur, serta untuk kesehatan badan
ibu hamil sendiri (agar tetap sehat, segar dan bugar).
 Posisi tidur.
Pada trimester I, posisi tidur terlentang masih dapat
dilakukan oleh ibu, karena rahimnya belum terlalu besar dan belum
menekan diafragma. Dan ibu pun masih dapat merasakan tidur
dengan nyaman tanpa ada keluhan sesak ataupun pusing.
 Hubungan intim selama hamil.
Hubungan seksual merupakan kebutuhan biologis yang tidak
dapat ditawar, tetapi perlu diperhatikan bagi mereka yang sedang
hamil. Namun kehamilan bukan merupakan halangan untuk
melakukan hubungan seksual, pada beberapa orang keinginan
seksual meningkat pada masa ini.
Pada dasarnya melakukan hubungan seksual pada saat hamil
tidak berbahaya pada kehamilan normal. Namun, bagi ibu yang
mempunyai riwayat keguguran, kehamilan dengan tanda infeksi,
kehamilan dngan perdarahan, kehamilan dengan mengeluarkan air
dan kehamilan dengan perlukaan disekitar alat kelamin bagian luar,
untuk melakukan hubungan seks sedapat mungkin dihindari.
Namun hubungan seks ataupun orgasme tidak berbahaya bagi
janin. Karena tubuh wanita memiliki lendir dari cerviks (mulut

Askeb Kelompok 12 27
rahim), yang mana cairan ini membantu tubuh si ibu untuk
melawan kuman atau infeksi yang masuk kedalam mulut rahim.
Kantung rahim dan cairan ketuban serta otot rahim dan perut akan
melindungi bayi selama proses kehamilan.
Tetapi hal itu tidak berlaku bagi kehamilan dengan kategori
risiko tinggi. Salah satu ciri kehamilan risiko tinggi apabila muncul
komplikasi atau menemukan gejala yang tidak biasa terjadi setelah
atau selama melakukan hubungan seksual. Diantaranya rasa nyeri,
kontraksi, atau keluar darah. Secara umum hubungan seksual tidak
dianjurkan pada kasus-kasus kehamilan tertentu, misalnya:
 Ancaman keguguran atau riwayat keguguran
 Plasenta letak rendah (plasenta previa)
 Riwayat kelahiran prematur
 Perdarahan vagina atau keluar cairan yang tidak diketahui
penyebabnya sserta keram
 Dilatasi serviks.
Dan pada kehamilan trimester pertama tidak dianjurkan ibu
hamil melakukan seksual. Dan apabila ingin melakukan hubungan
seksual, dianjurkan melakukan dengan cara aman seperti posisi
yang aman, frekuensinya dikurangai (jangan terlalu sering), dan
dianjurkan untuk memakai alat kontrasepsi seperti kondom (untuk
mencegah masuknya sperma kedalam vagina), atau dengan cara
coitus interuptus, karena didalam sperma terdapat hormon
prostaglandin yang mana hormon prostaglandin tersebut dapat
menimbulkan kontraksi uterus, sehingga apabila terjadi kontraksi
pada kehamilan muda (trimester I) dan keadaan rahim/uterus belum
kuat, maka dikhawatirkan akan terjadi keguguran.
d. Pakaian
Gunakan pakaian yang longgar, bersih dan nyaman dan hindarkan
sepatu dengan hak tinggi tinggi (high heels) serta alas kaki yang keras.
Pakai BH yang menyokong payudara ibu, memakai pakaian dalam yang
bersih.

Askeb Kelompok 12 28
e. Istirahat dan rekreasi
Sebaiknya wanita pekerja harus sering istirahat, karena tidur siang
menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Mencari tempat hiburan
yang sirkulasi udaranya baik, jangan pada tempat yang sesak dan ramai.
f. Mandi
Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan
anatomi pada perut, area genitalia/lipat paha, dan payudara
menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah
terinvestasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan pancuran atau
gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathtub dan
melakukan vaginal douche.
g. Kesehatan jiwa
Kesehatan jiwa diberikan pada waktu hamil, bertujuan agar
menghilangkan ketidaktahuan dan latihan-latihan fisik.
h. Perawatan payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga
segera dapat berfungsi dengan baik pada saat diperlukan, karena
payudara merupakan sumber air susu ibu (ASI) yang merupakan makan
utama bagi bayi. Oleh karena itu payudara harus dirawat dari jauh-jauh
hari. Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan
mengeluarkan duktus dan duktus dan sinus laktiferus, sebaiknya
dilakukan secara hati-hati dan benar. Basuhan lembut setiap hari pada
aerola dan puting susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area
tersebut. Untuk sekresi yang mengering pada puting susu, lakukan
pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol.
Karena payudara menegang, sensitif, dan menjadi lebih berat, maka
sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai.
2.2.3 Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada trimester I, yang mana
pada setiap komplikasi tersebut dibutuhkan penanganan dan pengobatan agar
kehamilan tersebut dapat berjalan lancar (normal) seperti yang diharapkan
oleh ibu hamil, keluarganya, maupun petugas kesehatan. Komplikasi itu ada
yang ringan dan ada pula yang berat. Dan sebagai seorang bidan, kita hanya

Askeb Kelompok 12 29
diberi wewenang untuk mengatasi atau menetapkan kebutuhan untuk
pengobatan komplikasi ringan.
2.2.4 Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional
lainnya
Dalam penurunan kematian ibu dan kematian bayi baru lahir
dibutuhkan inovasi dalam pelayanan kesehatan ibu disemua tingkat pelayanan
melalui upaya proaktif.
Upaya rujukan terencana dimulai dengan kegiatan skrining antenatal
untuk memperoleh SOPP
a. S = subjektif; wawancara mengenai umur, nomor/usia kehamilan dan
masalah.
b. O = objektif; pemeriksaan sederhana melalui periksa pandang,
misalnya muka/bibir pucat, tungkai bengkak, tinggi badan rendah,
perut ibu sangat besar, dll.
c. P = penilaian; terhadap masalah dan faktor resiko
d. P = penyuluhan; persiapan dan perencanaan mengenai
tempat/penolong persalinan sesuai kondisi ibu dan janin.

A. Definisi
Sistem rujukan dalam pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan
tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang
timbul baik secara vertikal maupun horizontal.

Rujukan vertikal maksudnya rujukan dan komunikasi antara satu


unit ke unit lain yang lebih lengkap. Umpamanya dari rumah sakit
kabupaten ke rumah sakit provinsi atau rumah sakit tipe C ke rumah sakit
tipe B yang lebih spesialistis fasilitas dan personalianya. Sedangkan
horizontal maksudnya konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada
dalam satu rumah sakit, misalnya antara bagian kebidanan dan bagian
ilmu kesehatan anak.

B. Tujuan Rujukan
a Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang
sebaik-baiknya

Askeb Kelompok 12 30
b Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih
lengkap fasilitasnya
c Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of
knowledge and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat
pendidikan dan daerah.
C. Kegiatan rujukan dan pelayanan ini antara lain berupa :
a) Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan yang kurang lengkap
ke unit kesehatan yang lebih lengkap.
b) Rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan
nifas
c) Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti
kasus-kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan
penanganan spesialis
d) Pengiriman bahan laboratorium
Bila penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai,
kembalikan dan kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu
disertai dengan keterangan yang lengkap (surat balasan)
D. Kegiatan rujukan informasi medis antara lain berupa :
a. Membahas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim
dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim
b. Menjalin kerjasama sistem pelaporan data-data medis umumnya
dan data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya terutama
mengenai kematian maternal dan perinatal. Hal ini sangat berguna
untuk memperoleh angka-angka secara regional dan nasional.
2.2.5 Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory
guidance
Kebutuhan konseling pada setiap ibu hamil itu berbeda-beda, dan
konseling yang diberikan pun harus disesuaikan dengan usia kehamilan dan
kebutuhan klien.
Adapun kebutuhan konseling yang ibu hamil perlukan pada trimester I
diantaranya sebagai berikut:

Askeb Kelompok 12 31
a. Kebutuhan nutrisi
Pola kenaikan berat badan adalah hal yang penting untuk dipantau
karena kenaikan berat badan total wanita hamil penting untuk
mengetahui berat badan wanita di awal kehamilan, dan mendukung
kemajuannya. Sangatlah penting bahwa wanita hamil makan dengan pola
gizi yang sehat. Berat badan yang tetap atau terjadi sedikit penurunan
berat badan selama trimester I adalah hal yang normal.
b. Tanda-tanda bahaya
Yang harus diwaspadai saat kehamilan trimester I adalah terjadinya
kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan dan abortus
spontaneous yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya. Perdarahan
pervaginam, hipertensi gravidarum, nyeri perut bagian bawah, dan
hiperemesis gravidarum.
Perdarahan pervaginam bisa disebabkan oleh abortus, kehamilan
mola, dan kehamilan ektopik. Klasifikasi hipertensi gravidarum yaitu
hipertensi essensial, hipertensi gestasional, preeklampsia dan eklampsia,
preeklampsia dengan hipertensi kronik, serta hipertensi kronik. Dan nyeri
perut bagian bawah bisa disebabkan oleh kista ovarium, apendisistis,
kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang pelvik, gastritis, penyakit
kantong empedu, solusio plasenta, infeksi saluran kemih, ataupun karena
sistitis.
c. Ketidaknyamana yang normal pada trimester I
Ketidaknyamann yang terjadi pada trimester I adalah hal yang
umum terjadi misalnya ibu hamil mengalami kelelahan hal tersebut bisa
disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi atau anemia. Kelelahan yang
berlebihan menunjukan bahwa wanita hamil tersebut mengalami tekanan
psikologis atau fisiologis. Nutrisi yang kurang mungkin juga
menyebabkan kelelahan ketika wanita tersebut mengalami mual muntah.
Beberapa ketidaknyamanan yang terjadi selama trimester pertama
yaitu:
a. Mual dan muntah (morning sickness)

Askeb Kelompok 12 32
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan. Mual dan muntah biasanya timbul pada
minggu kedua kehamilan setelah pembuahan dan terjadi kurang lebih
antara minggu ke-6 sampai bulan ke-4 kehamilan.

Timbul gejala mual dan muntah terutama pada pagi hari yang
disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini
dapat diatasi. Keadaan seperti ini bisa diatasi dengan makan dalam
jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi
besar dan berlemak, karena hanya akan menimbulkan rasa mual, serta
makanlah selagi hangat. Untuk mengatasi mual dan muntah di pagi
hari, anjurkan ibu untuk makan makanan ringan seperti biskuit atau
roti ditambah dengan teh manis hangat sebelum bangun dari tempat
tidur.

Bidan menyarankan agar ibu menghubungi dokter atau bidan


bila mual-muntah menjadi sangat hebat, sehingga tidak dapat makan
atau minum apapun, dan juga dapat menimbulkan kekurangan
cairan/dehidrasi atau yang disebut dengan Hyperemesis Gravidarum.

b. Sering berkemih

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat


terasa penuh dan sering buang air kecil (BAK). Keadaan ini terjadi
pada bulan pertama kehamilan karena pada saat itu terjadi
pembesaran uterus, akan tetapi pada trimester II sudah menghilang
dan timbul lagi pada trimester III karena terjadi penekanan kandung
kemih oleh turunnya kepala bayi.

Kita harus memberitahu pada ibu bahwa jangan mengurangi


pemasukan cairan/minum untuk mengatasi masalah ini karena ibu
hamil membutuhkan cairan yang lebih pada saat kehamilan. Cara
mengatasinya yang dapat kita lakukan untuk mengurangi frekuensi
berkemih ini adalah menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan
mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam, sehingga wanita
tidak perlu bolak-balik ke kamar mandi ketika tidur.
Askeb Kelompok 12 33
Oleh karena itu, ibu hamil juga tidak dianjurkan untuk minum
kopi ataupun teh karena kopi dan teh mengandung kafein yang dapat
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, disamping bisa
menyebabkan iritasi lambung. Kafein bersifat diuretik sehingga ibu
menjadi sering buang air kecil akibatnya mengurangi jumlah mineral
penting seperti: kalium, kalsium dan magnesium dalam tubuh.
Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit tubuh padahal
keseimbangan elektrolit tubuh berfungsi menjaga kerja jantung dan
alat-alat tubuh lain dengan baik.

c. Merasa lemah dan letih

Rasa lelah dan cape merupakan tanda umum kehamilan dan


akan muncul sekitar 8-10 minggu pertama kehamilan. Tubuh anda
berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan hormon dan
metabolisme yang ada. Hormon yang semakin meningkat pun dapat
mengganggu pola tidur anda. Ada ibu hamil yang menjadi gampang
mengantuk atau sebaliknya menjasi sangat susah tidur di waktu
malam hari. Sekitar 90% kasus kelelahan pada wanita hamila akan
menghilang sekitar minggu ke-12 kehamilan. Kelelahan juga dapat
disertai dengan rasa sakit kepala. Sakit kepala yang muncul pada
masa awal kehamilan disebabkan karena adanya peningkatan
sirkulasi darah akibat perubahan hormonal.

Metode untuk meredakannya adalah meyakinkan kembali


wanita tersebut bahwa keletihan adalah hal yang normal dan bahwa
keletihan akan hilang secara spontan pada trimester II. Pengetahuan
ini akan membantu wanita untuk sering beristirahat selama siang hari
jika memungkinkan hingga kelelahannya hilang. Latihan ringan dan
nutrisi yang baik juga dapat membantu mengatasi keletihan ini.

Untuk keluhan sakit kepala bisa diatasi dengan beristirahat,


dan makanlah dengan porsi makan sedikit tapi sering biasanya dapat
menolong. Bila skit kepala semakin terasa berat beri tahu ibu untuk
secepatnya hubungi dokter atau bidan (pada kehamilan lanjut sakit

Askeb Kelompok 12 34
kepala dapat menjadi tanda pre-eklampsia, yang biasanya disertai
dengan peningkatan tekanan darah dan kaki-tangan bengkak).

d. Perubahan mood atau emosi

Pada trimester awal kehamilan terjadi perubahan emosional


menjadi tidak stabil, hal ini karena adanya perubahan hormone. Hal
yang bisa disarankan bidan kepada klien yang mengalami keluhan
seperti ini mungkin bidan bisa memberikan konseling, misalnya
menyarankan ibu agar bercerita tentang perasaannya kepada orang
terdekat, bidan atau dokter. Karena ini salah satu cara untuk
mengurangi emosi yang terjadi.

e. Sinkope atau pingsan

Terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sentral)


menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope
atau pingsan.

Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu. Bila


ibu sering merasa seperti ingin pingsan sarankan ibu untuk segera
periksa ke dokter karena kemungkinan ibu mengalami anemia.

f. Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat mengahambat gerak peristaltik


usus yang menyebabkan kesulitan untuk buang air besar (BAB). Ini
biasanya terjadi pada trimester awal kehamilan.

Tablet zat besi (iron) juga biasanya menyebabkan masalah


konstipasi ini selain itu zat besi tablet akan menyebabkan warna feses
menjadi kehitaman. Keadaan seperti ini bisa diatasi dengan:

- Asupan cairan yang adekuat, yakni minum air minimal 8


gelas per hari dalam ukuran gelas minum.
- Konsumsi buah prem atau jus prem, karena prem merupakan
laktasif ringan alami.

Askeb Kelompok 12 35
- Istirahat cukup. Hal ini memerlukan periode istirahat pada
siang hari.
- Minum air hangat (misal air putih, teh) saat bangkit dari
tempat tidur untuk menstimulasi peristaltik.
- Makan makana berserat, dan mengandung serat alami (misal
selada, daun seledri, kulit padi).
- Miliki pola defekasi yang baik dan teratur. Hal ini mencakup
penyediaan waktu yang teratur untuk melakukan defekasi dan
kesadaran untuk tidak mengacuhkan “dorongan” atau
menunda defekasi.
- Lakukan latihan secara umum, berjalan setiap hari,
mempertahankan postur yang baik, mekanisme yang baik,
latihan kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur.
Semua kegiatan ini memfasilitasi sirkulasi vena sehingga
mencegah kongesti pada usus besar.
- Konsumsi laksatif ringan, pelunak feses, dan atau supositoria
gliserin jika da indikasi.

Tiga bulan pertama kehamilan adalah waktu pembiasaan bagi tubuh


dan pikiran terhadap kehamilan. Wanita hamil mungkin merasakan
dampak dari meningkatnya hormon-hormon. Berbagai keluhan ini
mencakup:

 Tidak haid
 Mual dan muntah (morning sickness atau penyakit pagi,
meskipun sebenarnya bisa terjadi kapanpun)
 Merasa lelah dan mengantuk
 Sering BAK
 Lebih banyak mucus atau lendir yang keluar dari vagina
(keputihan, tetapi bukan yang berbau)
 Perubahan pada payudara (yang tengah bersiap menghasilkan
air susu ibu (ASI). Payudara wanita yang sedang hamil
menjadi lebih besar. Puting susu mungkin terasa gatal dan

Askeb Kelompok 12 36
nyeri. Area disekeliling puting (disebut areola) menjadi lebih
gelap.

Hal-hal yang perlu mendapat perhatiaan pada masa ini adalah:

a. Mual dan muntah


b. Pengaruh obat terhadap janin
c. Perubahan body image/citra tubuh (khususnya bagi ubu
hamil masih remaja/muda – usia ibu 12-19 tahun)
d. Kebutuhan nutrisi

Peran bidan

 Bidan harus bisa memberikan solusi dalam mengatasi mual-


muntah yang terjadi dan sangat dirasakan tidak nyaman oleh
pasien. Misal menyarankan kepada pasien untuk makan sedikit
tapi sering, jauhkan dari makanan yang baunya merangsang
sehingga timbul perasaan ingin muntah.
 Memberitahu kepada ibu hamil bahwa tidak dibolehkan untuk
mengkonsumsi obat-obatah diluar petungjuk dokter, karena pada
trimester I ini pertumbuhan janin sedang mulai berkembang dan
ada beberapa obat yang bisa memberi pengaruh buruk pada janin,
misal tetrasiklin bisa menyebabkan kecacatan pada bayi.
 Memberikan informasi mengenai gizi dan nutrisi apa saja yang
baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil agar kesehatan ibu dan
bayinya tetap terjaga.
d. Aktivitas seksual
Kehamilan dan persalinan adalah semua bentuk ekspresi seksualitas
perempuan, yang erat kaitannya dengan pengalaman fisiologis dan
psikologis. pasangan dapat berpartisipasi dalam aktivitas seksual tetapi
menahan diri dari hubungan karena budaya tabuh terhadap aktivitas
seksual selama kehamilan atau karena mitos tentang bahaya hubungan
seksual selama kehamilan.

Askeb Kelompok 12 37
e. General hygiene
Wanita hamil mungkin lebih sering mandi karena pada saat
kehamilan, kulit menjadi lebih berminyak, berkeringat dan terjadi
peningkatan keputihan. Pemberian konseling mengenai personal hygiene
sangat penting diberikan dari awal kehamilan untuk meningkatkan
derajat kesehatannya.
f. Promosi kesejahteraan (Promotion of Safety)
Rumah dan tempat kerja dapat menyebabkan membuat ibu hamil
terpajan dari berbagai zat berbahaya. Zat berbahaya tersebut dapat masuk
melalui saluran pernapasan, kontak dengan kulit dan saluran pencernaan
yang dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan janin.
g. Konsumsi obat-obatan
Jika saat kehamilan trimester I seorang ibu hamil memiliki
kebiasaan buruk seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, sering
memakai obat tanpa resep dokter hal tersebut dapat membahayakan
kehamilannya, dalam hal ini peran bidan adalah membantu ibu hamil
dalam meningkatkan derajat kesehatannya, dengan memberikan
informasi mengenai dampak dari penggunaan kafein, obat bebas , rokok
dan alkohol yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dapat
membantu ibu untuk mengurangi kebisaan buruknya tersebut.
2.2.6 Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
Wanita hamil secara etis bertangung jawab untuk mencari perawatan
yang layak selama ia hamil dan harus menghindari hal-hal yang
membahayakan janinnya.
Petugas harus mengutamakan keadaan bayi, tetapi tidak dengan
mengorbankan kondisi ibu. Skrining HIV yang diwajibkan melibatkan
diskriminasi, stigma sosial, dan risiko bereproduksi pada wanita hamil.
Insiden tranmisi perinatal dari seorang ibu HIV positif ke janinnya bervariasi
dari 25%-35%. Metode untuk mencegah transmisi ibu ke janin dan
pengobatan janin sampai saat ini belum ada. Sebelum ada perubahan
teknologi yang mengubah diagnosis dan pengobatan pada janin, tes pada
wanita hamil harus dilakukan atas kemauan wanita itu sendiri. Tenaga

Askeb Kelompok 12 38
kesehatan memiliki kewajiban memastikan calon ibu memperoleh informasi
yang cukup tentang gejala dan tes HIV.

a. Definisi
Konseling adalah kebutuhan proses pembicaraan dan
pembahasan masalah-masalah antara kita dengan konselor (orang
yang dilatih untuk mengatasi masalah PMS).

b. Penyakit Menular seksual (PMS) dan AIDS


AIDS adalah PMS yang paling sering didengar belakangan ini.
Ketakutan orang tentang AIDS sangat besar, karena sejauh ini belum
dapat disembuhkan. Obat-obatan yang dapat membantu perawatan
mereka yang sudah kena AIDS (bukan menyembuhkan) juga sangat
mahal.

Semua orang bisa saja terkena AIDS. Di Indonesia sudah ada


bayi maupun orang dewasa yang terkena AIDS. Karena itu, kita mesti
waspada terhadap bahaya penularan AIDS.

c. Catatan khusus tentang AIDS


 Kita tidak bisa melihat apakah seseorang terkena AIDS (bibit
penyakit AIDS) hanya berdasarkan penampilannya
 AIDS tidak bisa dicegah dengan obat-obatan, suntikan atau
jamu-jamuan
 AIDS belum dapat disembuhkan dan dapat berakibat kematian
 AIDS dapat menular dengan cara yang sama dengan PMS
yang lain
 Penampakan AIDS sama seperti penyakit yang mengenai
orang biasa seperti TBC, tumor, radang paru, infeksi saluran
pencernaan dan lain-lain
 AIDS dapat dicegah dengan cara hanya berhubungan seks
dengan seorang pasangan yang juga hanya berhubungan
seksual dengan kita, atau dengan menggunakan kondom setiap
kali berhubungan seksual.

Askeb Kelompok 12 39
Perlu kita ketahui bahwa HIV/AIDS dan PMS pada ibu hamil dapat
mempengaruhi keadaan psikologi ibu hamil dan mempengaruhi pertumbuhan
janin yang dikandungnya.
Konseling merupakan keharusan bagi wanita positif (+) HIV. Hal ini
sebaiknya dilakukan pada awal kehamilan, dan apabila ia memilih untuk
melanjutkan kehamilannya, perlu diberikan konseling berkelanjutan untuk
membantu wanita tersebut secara psikologis. Perkembangan penatalaksanaan
selama kehamilan mengikuti kemajuan-kemajuan dalam pengobatan individu
non-hamil yang terinfeksi HIV. Standar penanganan yang berlaku saat ini
mengharuskan wanita hamil dan janinnya menjalani terapi yang paling efektif
yang tersedia. Karena konsekuensi penyakit yang tidak diobati sangat
merugikan, terjadi pergeseran dari fokus pengobatan yang semata-mata untuk
melindungi janin menjadi pendekatan yang lebih berimbang berupa
pengobatan bagi ibu dan janinnya (Kass dkk., 2000).
2.2.7 Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap perkembangan
kehamilan
A. Definisi

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan


untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga
mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).

Pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil


baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan setelah post
partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental
(Prawiroharjo, 1999).

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke


bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan
antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk

Askeb Kelompok 12 40
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya
masalah atau komplikasi (Saifudin, 2002).

Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan


dengan ibu hamil dangan kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan
bidan. Serta observasi selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan
kontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan kesejahteraan umumnya
(Salmah, 2006).

Kunjungan Antental Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan


pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan
kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan
memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan (Henderson, 2006).

B. Tujuan Kunjungan

Tujuan dari ANC adalah sebagai berikut :

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu


dan tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan
sosial ibu dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan
dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar
ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas
dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.

Askeb Kelompok 12 41
Menurut Rustam Muchtar (1998):

Tujuan umum adalah: menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental


ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga
didapatkan ibu dan anak yang sehat.

Tujuan khusus adalah:

1. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin


dijumpai dalam kehamilan, persalinan, dan nifas.
2. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin
diderita sedini mungkin.
3. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
4. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan
keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.

Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah


menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan masa
nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak
hanya fisik tetapi juga mental.

Sedangkan menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan


antenatal bertujuan untuk:

1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat


saat kehamilan, persalinan, dan nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil,
persalinan, kala nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga
berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

Askeb Kelompok 12 42
C. Jadwal Kunjungan

Menurut Abdul Bari Saifudin, kunjungan antenatal untuk


pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat
kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan
kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan
kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan, dan
kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36)
dua kali kunjungan.

Walaupun demikian, disarankan kepada ibu hamil untuk


memeriksakan kehamilannya pada trimester I – sampai dengan kehamilan
28 minggu periksa empat minggu sekali (Salmah, 2006).

Sebaiknya tiap wanita hamil segera memeriksakan diri ketika


haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. Pemeriksaan dilakukan
tiap 4 minggu sampai kehamilan. sesudah itu, pemeriksaan dilakukan tiap
2 minggu, dan sesudah 36 minggu (Sarwono, 1999).

Jadwal Kunjungan Pranatal yang Direkomendasikan Pada Trimester I

Nulipara Multipara

Kunjungan pertama 6-8 minggu Kunjungan pertama 6-8 minggu

Kunjungan kedua dalam 4 minggu Kunjungan kedua 14-16 minggu


setelah kunjungan pertama

Kunjungan ketiga 14-16 minggu

Jadwal kunjungan pada trimester I sesuai dengan perkembangan


kehamilan menurut:

 WHO (JHPIEGO, 2003): Satu kali kunjungan selama trimester


pertama (selama 14 minggu).
 Rustam Mochtar (1998)

Askeb Kelompok 12 43
1) Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin
ketika haidnya terlambat.
2) Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan 7 bulan
 Manuaba (1998)
Trimester I dan II
1) Satu bulan sekali
2) Diambil data tentang laboratorium
3) Pemeriksaan ultrasonografi
4) Nasehat diet tentang 4 sehat 5 sempurna, tambahan protein ½
gr/kg BB = satu telur/hari
5) Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi
kehamilan, komplikasi kehamilan
6) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan, dan imunisasi TT1

Jadwal melakukan pemeriksaan antenatal sebanyak 12-13 kali


selama hamil. Di negara berkembang pemeriksaan antenatal dilakukan
sebanyak 4 kali sudak cukup sebagai kasus tercatat.

Keuntungan antenatal care sangat besar karena dapat mengetahui


berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat diarahkan
untuk melakukan rujukan ke rumah sakit.

2.3 Mengembangkan Perencanaan Asuhan Yang Komprehensif Selama Trimester


II
2.3.1 Menetapkan kebutuhan tes labolatorium
a. Faktor Rh
Faktor Rh (antigen) dalam sel darah merah dimiliki oleh sekitar
85% penduduk kulit putih dan 93% penduduk Afrika-Amerika. Faktor ini
ditemukan dalam sel janin sejak 6 minggu setelah konsepsi. Individu yang
memiliki faktor ini dinyatakan Rh-positif. Sedangkan individu yang tidak
memiliki faktor ini dinyatakan Rh-negatif.

b. Skrining Rh

Askeb Kelompok 12 44
Skrining antibody digunakan untuk mengidentifikasi antibody
wanita yang membahayakan janin. Wanita ini tidak boleh mendapat RhIg.
Penyakit ni bertanggung jawab terhadap penyakit hemolitik pada bayi
baru lahir. Meskipun demikian, sekitar 2% penyakit ini disebabkan oleh
golongan darah yang langka.

 Hitung Darah Lengkap


a. Anemia Fisiologis
Selama masa hamil, volume plasma dan massa sel darah merah
meningkatkan volume darah ibu sekitar 45% di atas volume sebelum
hamil. Meskipun demikian, peningkatan jumlah sel darah merah lebih
kecil daripada peningkatan plasma sehingga terjadi anemia delusional.
Anemia fisiologis ini mulai dikenali sebagai anemia yang
sesungguhnya.

b. Tes Anemia
Beberapa klinik dan kantor hanya meminta haemoglobin dan
hematokrit untuk skrining anemia pada wanita hamil. Karena
pengukuran salah satu atau keduanya merupakan satu-satunya nilai
yang digunakan untuk skrining anemia pada kehamilan maka
kesalahan fatal dapat saja terjadi; merawat wanita yang sebenarnya
tidak mengalami anemia dan tidak merawat wanita yang benar-benar
mengalami anemia.

c. Suplementasi Besi Rutin


Anjuran resmi penggunaan besi oral pada mnasa hamil
bervariasi. Banyak klinisi merasa bahwa tablet besi prenatal adalah
upaya pengamanan yang baik untuk mencegah anemia defisiensi besi
selama masa hamil.

d. Anemia Defisiensi Besi


Kesepakatan penanganan anemia defisiensi ialah bahwa besi
oral dapat diberikan.

Askeb Kelompok 12 45
e. Trombositopenia
Trombosit diperlukan untuk pembekuan darah. Hitung
trombosit harus diatas 150.000 per ,L, meskipun nilai antara 100.000
per mL dan 150.000 per mL masih dapat diterima sejauh tes ulang
tidak menunjukkan destruksi trombosit.

 Tes Sifilis
Infeksi janin akibat Treponema pallidum dapat terjadi setiap saat
selama masa hamil dan pada setiap tahap penyakit maternal. Skrining
prenatal pada wanita hamil merupakan faktor yang paling penting untuk
mengidentifikasi bayi yang berisiko sifilis kongenital.

 Tes Rubela
Efek merusak rubella congenital, misalnya, lesi pada mata,
penyakit jantung, ketulian, anemia, hepatitis, pneumonitis, defek tulang,
dan abnormalitas kromosom pertama kali ditemukan pada tahun 1940-an.
Defek ini cenderung muncul ketika infeksi rubella dialami pada trimester
pertama. Frekuensinya kemudian menurun seiring kemajuan kehamilan.
Pada minggu ke-16 gestasi, kecenderungan efek teratogenik sangat kecil.
Wanita hamil tidak dapat diimunisasi terhadap rubella, karena
secara teoritis terdapat kemungkinan tubuh menjadi lemah karena virus
mempresipitasi infeksi intrauterin pada bayi.

 Tes Hepatitis B
Kehamilan jarang mengganggu perjalanan infeksi hepatitis B.
Masalah yang harus diperhatikan pada wanita hamil yang mengidap
penyakit ini adalah bahwa bayi akan terinfeksi pada saat lahir dan akan
menjadi carrier kronis yang menularkan penyakit ini ke individu lain,
atau bahwa bayi akan meninggal akibat karsinoma hepatoseluler, sirosis
atau keduanya.

“Kurang dari 5% orang dewasa yang terinfeksi akut di AS


menjadi carrier kronis, bandingkan dengan mereka yang terinfeksi
perinatal, yaitu sebanyak 25%..sampai 90%...” (Divisi Kesehatan
Oregon, 1994)

Askeb Kelompok 12 46
 Tes Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Sekarang diketahui bahwa virus dapat ditularkan ibu ke bayinya.
Selama ini penularan perinatal diketahui mencapai angka sebesar 50%,
sementara penelitian terakhir menunjukkan angka sebesar 15% sampai
30%.

Identifikasi dini HIV-positif pada wanita hamil memberi


kesempatan untuk memutuskan kelanjutan kehamilan dan ketika
keputusan dibuat terapi ZDV dapat diberikan untuk mengurangi infeksi
pada janin.

 Tes Bakteriuria Asimptomatik


Sementara bakteriuria asimptomatik merupakan kondisi bukan
patologis yang umum ditemukan pada wanita tidak hamil. Pada wanita
hamil kondisi tersebut dapat menyebabkan pielonefritis, suatu infeksi
yang mengakibatkan morbidilitas maternal yang signifikan dan juga
dihubungkan dengan PTL. Penanganan ABU pada wanita hamil secara
signifikan menurunkan infeksi trakturinarius.

 Prosedur dan Tes Khusus


a. Tes Darah
Kondisi-kondisi tertentu memerlukan tes darah tambahan.
Selain prosedur khusus yang harus dilakukan untuk klien-klien
keturunan Afrika, Asia, atu Mediterania, tes lain yang harus dilakukan
berdasarkan riwayat klien atau pemeriksaan fisik meliputi T4 bebas
jika klien dicurigai mengalami hipertiroidisme dan TSH (thyroid
stimulating hormone) untuk wanita yang dicurigai hipotiroidisme dan
untuk wanita yang mengkonsumsi obat tiroid.

b. Tes Tuberkulosis
Wanita yang berasal dari Negara yang angka prevalensi
tuberculosisnya tinggi dan wanita yang berhubungan dengan populasi
terkait harus menerima PPD. Abaikan riwayat vaksinasi BCG pada
saat menginterpretasi tes tuberculin (Perez-Stable, 1995).
Kecenderungan yang terjadi ialah bahwa hasil yang positif

Askeb Kelompok 12 47
berhubungan dengan infeksi mycobacterium tuberculosis, bukan
vaksin BCG. Apendiks M mengidentifikasi criteria untuk PPD positif.

c. Tes Genetik
Resiko defek lahir pada setiap kehamilan ialah 3%-5%.
Apabila wanita hamil dinyatakan berisiko tinggi memiliki anak yang
menderita defek lahir, ia harus ditawari untuk dirujuk ke pusat
konseling genetik.

2.3.2 Menetapkan kebutuhan belajar


Asupan gizi yang diperlukan ibu hamil harus ditingkatkan sejalan dengan
kebutuhan perkemabangan kehamilan. Mulai trimester kedua yang ditandai
dengan mulai makin cepatnya perkembangan otak bayi, sehingga ibu hamil
membutuhkan gizi yang lebih banyak, karena pada saat itu pembentukan
janin berlangsung sangat cepat. Seorang ibu hamil memiliki kebutuhan gizi
khusus. Beberapa kebutuhan gizi ibu hamil dapat ditutupi oleh makanan sehat
dan seimbang. Selain itu, pada saat kehamilan dibutuhkan vitamin. Idealnya
adalah tiga bulan sebelum kehamilan. Hal ini dapat membantu mendapatkan
gizi yang dibutuhkan. Namun, terkadang diperlukan tambahan makanan,
bahkan suplemen sesuai kebutuhan. Berikut adalah beberapa syarat makanan
sehat bagi ibu hamil 350 Kkal/hari.

a. Kebutuhan energy
Pada trimester 2 kalori yang dibutuhkan untuk penambahan darah,
kebutuhan uterus, pertumbuhan jarinagn mamae, dan perumbuhan
jaringan lemak. Tambahan energy pada trimester ini 300- 350 Kkal/hari.
b. Personal hygiene
 Cara merawat gigi

Kondisi gigi dan mulut ibu hamil seringkali ditendai dengan


adanya pembesaran gusi yang mudah berdarah karena jaringan gusi
merespons secara berlebihan terhadap iritasi lokal. Bentuk iritasi local
ini berupa karang gigi, gigi berlubang, ssunan gigi tidak rata atau
adanya sisa akar gigi yang tidak dicabut. Pembesaran gusi biasanya
dimulai pada trimester pertama sampai ketiga masa kehamilan.
Askeb Kelompok 12 48
Pembesaran ini dapat mengenai / menyerang pada semua tempat atau
beberapa tempat (single/multiple) bentuk bulat, permukaan licin
mengkilat, berwarna merah menyala, konsistensi linak, mudah
berdarah bila kena sentuhan.

Perawatannya bisa dengan:


 Tambal gigi yang berlubang
 Mengobati gigi yang terinfeksi
 Menyikat gigi secara teratur
 Membilas mulut dengan air setelah makan atau minum apa saja
 Gnakan pencuci mulut yang bersifat alkali atau basa.
 Mandi
Dengan mandi dapat merangsang sirkulasi, menyegarkan, dan
menghilangkan kotoran. Hal yang harus diperhatikan saat mandi:
 Hati-hati saat mandi jangan sampai jatuh
 Gunakan air yang bersih, serta jangan terlalu panas dan terlalu
dingin
 Gunakan sabun yang mengandung antiseftik

Mandilah secara teratur 1-2 kali dalam sehari. Kebersiahan


tubuh harus sebantiasa terjaga selama kehamilan, karena perubahan
anatomi pada tubuh mnegakibatkan banyak lipatan-lipatan kulit
menjadi lebih lembab dan mudah terinfeksi oleh mikroorganisme.
Sebaiknya gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi, tidak
dianjurkan berendam dalam bathtub dan vaginal douche.

 Perawatan vagina
Wanita hamil juga melakukan irrigasi vagina kecuali dengan
nasihat dokter. Pada saat hamil PH vagina lebih basa, maka akan
mudah terkena infeksi apabila tidak dirawat dengan benar. Hal yang
harus diperhatikan untuk merawat vagina:
 Celana dalam harus kering dan tidak boleh ketat
 Jangan gunakan obat / menyemprot kedalam vagina
 Sesudah bab/ bak dilap dengan menggunakan lap khusus.

Askeb Kelompok 12 49
 Perawatan rambut, cucilah rambut 2-3 kali dalam seminggu.
 Payudara
Periksalah puting apakah menononjol atau tidak. Apabila datar
atau masuk, maka lakukan perbaikan dengan cara gunakan dua jari
telunjuk atau ibu jari, daerah di sekitar puting susu diurut arah
berlawanan menuju ke dasar payudara sampai semua daerah payudara.
Lakukan sehari dua kali selama 6 menit.
 Perawatan kuku
Kuku harus bersih dan pendek, karena pada saat hamil kuku
akan tumbuh lebih cepat dari biasa dan pecah-pecah jika perlu
gunakan krim pekembut kuku yang baik dan cocok.
c. Kebutuhan pakaian
Gunakan pakaian yang longgar, bersih, dan nyaman. Hindarkan dari
sepatu berhak tinggi serta alas kaki yang keras.
Gunakan BH yang dapat menopang/menyangga payudara. Gunakan
BH yang bertali besar dan berbahan katun sehingga dapat menyerap
keringat. Namun pada trimester II( bulan ke 4-5) boleh gunakan BH
dengan bahan yang tipis/ bahkan tidak memakai sama sekali jika hal
tersebut dirasakan nyaman oleh ibu. Jaga kebersihan BH, cucilah BH
paling tidak sehari setelah dipakai dengan menggunakan sabun lembut.
Gunakan celana yang lebih besar atau celana dalam ibu hamil pada
trimester ini, karena perut ibu sudah semakin besar dan dapat menekan
bayi.
Celan yang dapat digunakan pada ibu hamil:
 Maternity briefs atau grandma pantiens, yaitu celana yang
menutupi perut sampai keatas pusar.
 Bikini pantiens, yaitu hanya menutupi perut bawah pusar pada
garis perut (bikini line)

Gunakan celan yang berbahan katun atau kaos agar terhindar dari
kelembaban dan infeksi dari jamur dan bakteri.

d. Aktifitas pada masa kehamilan


 Olahraga saat hamil/senam hamil

Askeb Kelompok 12 50
Dapat membantu sirkulasi darah, menambah nafsu makan,
dan membuat nyenyak pada saat tidur. Olahraga yang yang dapat
dilakukan pada trimester ini: senam hamil, dan renang.
 Berkomunikasi sejak buah hati dalam kandungan
Apalagi pada trimester ini bayi sudah mulai mendengar dan
mengenali suara ibunya, dianjurkan untuk senantiasa mengajak
berkomunikasi guna mempererat hubungan ibu dan anak.
 Posisis tidur
Pada trimester ini, ibu masih cukup mulai merasa tidak
nyaman dan tidak dapat melakukan berbagai posisi tidur.
Posisi yang bisa dilakukan pada saat tidur:
a. Posisi terlentang, namun posisi ini biasaya dilakukan pada
trimester 2 awal.
b. Posisi miring ke sebelah kiri, dan gunakan bantal diantara
paha atau diantara lutut.
c. Dll.
 Hubungan intim selama kehamilan
Pada trimester ini, merupakan trimester yang paling aman
untuk melakukan hubunagan intim/seksual. Karena kehamilan
sudah cukup kuat dan pada trimester ini keinginan seksual lebih
kuat karena kekhawatiran pada trimester awal sudah berkurang
dan ibu sudah bisa beradaptasi dari segala ketidaknyamanan
kehamilannya. Ada beberepa posisi yang aman dilakukan pada
saat hamil;
a. Posisi wanita diatas. Posisi ini merupakan posisi yang paling
aman, karena wanita dapat mengontrol kedalaman penetrasi.

b. Posisi duduk. Posisi ini merupakan posisi yang sering


dilakukan pada trimester II dan lanjut dimana tidak
Askeb Kelompok 12 51
memerlukan banyak gerakan. Dimana pada posisi ini pria
duduk dan wanita duduk diatasnya secara berhadapan atau
membelakangi pria apabila perut sudah sangat besar. Posisi
ini juga memungkinkan ibu untuk mengontrol kedalaman
penetrasi.

c. Posisi laki-laki diatas tapi berbaring separuh tubuh

d. Posisi berlutut. Ibu hamil berlutut dengan meletakan bantal


dibawah perutnya dengan tujuan mengganjal, dan suami
dapat melakukan penetrasi dari belakang.

e. Posisi berbaring miring. Posisi berbaring miring berhadapan.

f. Posisi balap kuda

Askeb Kelompok 12 52
Posisi ini, istri banyak memegang peranan, Lakukan posisi
ini dengan cara suami duduk meluruskan kedua kakinya, lalu
istri duduk membelakangi suami sambil merapatkan panggul.
setelah itu kedua paha istri mengapit panggul suami. Posisi
ini dijamin tidak menekan perut yang sudah membesar.

g. Posisi Tempel Sendok

Ini merupakan posisi yang pas karena tidak membuat Anda


kelelehan. Caranya, Anda dan suami tidur menghadap arah
yang sama, Anda memunggungi suami. Lakukan dengan
jarak serapat mungkin agar penetrasi dapat dilakukan

h. Posisi Silang

Jika ingin menerapkan gaya ini, kedua pasangan duduk


bersama diranjang, istri duduk di atas kaki suami, kaki
direntangkan hingga kaki suami berada di bawah kaki istri.
Lalu kaki istri ditekankan pada perut suami untuk
memudahkan penetrasi

Askeb Kelompok 12 53
 Mobilisasi, body mekanik
a. Perubahan body mekanik pada ibu hamil
1. Berdiri
 Kepala tegak dagu masuk, jangan condong ke depan,
ke belakang, atau miring ke samping.
 Pastikan daun telinga sejajar dengan tengah bahu
 Jauhkan tulang belikat ke belakang dan dada depan
 Jaga lutut lurus, tetapi jangan terkunci
 Regangan bagian atas kepala ke langit-langit
 Kencangkan perut tarik ke dalam dan ke atas. Panggul
janagan miring ke depan atau belakang.
 Pijakan kaki kea rah yang sama, dengan berat badan
seimbang merata di kedua kaki. Lengkungan di kaki
perlu didukung dengan sepatu bertumit rendah (tapi
tidak datar)
 Hindari berdiri di posisi yang sama untuk waktu yang
lama.
2. Bangun dari tidur
 Hindari perubahan posisi yang secara tiba-tiba.
 Sebelum bangun hendaknya gulingkan terlebih dahulu
badan ke sisi tempat tidur secara perlahan. Miringkan
badan ke posisi akan turun, gunakan satu tangan
untuk menahan tubuh posisi duduk dan dua kaki
diayunkan turun ke sisi tempat tidur. Namun, jangan
buru-buru berdiri hendaklah untuk sejenak duduk
terlebih dahullu.
3. Bangun dari duduk
 Sama halnya dengan bangun tidur, sebaiknya dengan
menggeser tubuh ke sisi depan kursi. Satu kaki agak
maju menjejak di lantai disbanding satunya lagi,
kemudian badan agak dicondongkan ke depan.
Gunakan kedua tangan memegang paha untuk

Askeb Kelompok 12 54
menumpu, begitupun kaki agak mendorong tubuh ke
posisi berdiri. Lakukan geraka ini seenak mungkin.
 Bila bangkit dari duduk di lantai, maka
menyampinglah ke salah satu sisi. Caranya gunakan
tanagan untuk mendorong tubuh ke posisi duduk
menyamping kemudian posisi berdiri diatas kedua
lutut. Angkat satu lutut dengan menjejak di lantai dan
letakan tangan diatas paha sebagai tumpuan untuk
bangkit ke posisi berdiri. Selain itu gunakan otot
tangan dan kaki ntuk membantu.
4. Duduk di kursi / lantai
 Posisi duduk yang baik pada orang hamil sama halnya
dengan posisi dudukorang yang tidak hamil.
Usahakan duduk serileks mungkin agak tak merasa
pegal dan sakit.
 Sebaiknya, saat duduk, bagian belakang bersandar
pada sandaran kursi dengan posisi lurus. Duduklah
agak kedepan sehingga bagian bawah belakang
kontak dengan sandaran kursinya. Dengan demikian,
otot pun bisa rileks
 Kaki sebaiknya harus sampai ke lantai. Jiak tak
sampai, bisa dengan menepatkan bangku kecil
dibawahnya untuk tempat kaki. Pokoknya, jangan
sampai kaki menggantung karena tidak baik untuk
sirkulasi darah. Darah mengalir turun kebawah akan
sulit atau kurang lancar untuk kembali ke atas
 Ibu hamil tidak duduk terlalu lama. Setiap dua jam
sekali ambil seling waktu minimal lima menit, untuk
berjalan-jalan sebentar.
5. Mengangkat beban
 Dalam mengangkat beban posisinya harus simetris
antara tangan kanan dan kiri. Jika tidak, akan tersa
sakit.

Askeb Kelompok 12 55
 Sebetulnya pada ibu hamil tudak dianjurkan untuk
mengangkat beban terlalu berat. Dikhawatirkan otot
perut pun ikut akan ketarik sehingga menjadi tegang
dan menimbulkan kontraksi.

Ada beberapa cara mengangkat beban yang benar

 Jika harus mengangkat benda,jangan mencoba untuk


mengangkat benda-benda yang lebih berat dari 20 kg.
 Sebelum mengangkat benda, pastikan pijakan kaki cukup
kokoh
 Untuk mengambail benda yang lebih rendah dari
pinggang, jaga punggung tetap lurus, tekuk lutut dan
pinggul.
 Beriri dengan sikap kaki lebar dekat dengan benda yang
sedang dicoba untuk diambil dan jaga pijakan kaki pada
tanah
 Kencangkan otot perut dan angkat benda dengan
menggunakan otot kaki gerakan dengan lutut.
2.3.3 Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan

Daftar obat yang cukup aman dipakai saat hamil:

a. Obat influenza
Yang mengandung guanifenisin, dextrometorfan, klorfeniramin (CTM),
Pseudoefedrin, defenhidramin dan obat gosok.
b. Penghilang nyeri
Obat penghilang nyeri yang aman adalah parasetamol.
c. Mengatasi sembelit
Obat sembelit yang aman digunakan oleh ibu hamil adalah obat yang
mengandung bisakodil dan laktulosa.
d. Anti diare
Obat diare yang aman digunakan oleh ibu hamil adalah yang
mengandung kaolin, pektin, dan disertai oralit.
e. Anti kembung

Askeb Kelompok 12 56
Obat kembung yang baik digunakan oleh ibu hamil adalah yang
mengandung simetikon, antasid, simetidin, dan ranitidin.
Contoh penanganan untuk ibu yang mengalami konstipasi/sembelit:

a. Deskripsi

 Konstipasi adalah gangguan rasa nyaman yang umum terjadi pada


trimester pertama kehamilan
 Ini juga merupakan masalah nutrisi yang umum terjadi pada
kehamilan
 Konstipasi cenderung terjadi pada kehamilan akibat tekanan pada
peristaltik usus dari uterus yang terus membesar, pengaruh hormon
relaksin plasenta, dan kemungkinan akibat meningkatnya kadar
progesteron
 Konstipasi menyebabkan rasa begah dan penuh serta hilang nafsu
makan
b. Temuan Pengkajian
 Adanya rasa begah dan penuh pada abdomen
 Hilang nafsu makan
 Perubahan pola eliminasi usus
c. Implikasi Keperawatan
 Kaji nutrisi klien dan pola eliminasi yang mungkin menjadi faktor
penyebab
 Anjurkan klien untuk mengosongkan ususnya secara teratur
 Anjurkan pada klien untuk meningkatkan kandungan serat dalam
makanan dengan mengkonsumsi buah dan sayuran dan minum air
dalam jumlah lebih dari biasanya setiap hari
 Jika klien mengkonsumsi suplemen besi oral, daripada melarang klien
mengkonsumsi suplemen tersebut yang berguna untuk menambah
simpanan besi, lebih baik kita membantu klien untuk konstipasi
melalui cara lain
 Ingatkan klien untuk tidak mengkonsumsi obat umum untuk
mencegah konstipasi, terutama minyak mineral yang akan

Askeb Kelompok 12 57
mengganggu absorpsi vitamin larut lemak yang diperlukan bagi
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu
 Beri tahu klien untuk menghindari enema karena tindakan ini dapat
mencetuskan persalinan
 Anjurkan klien untuk menghindari obat-obatan yang dijual bebas
selama kehamilan kecuali diresepkan oleh dokter
 Berikan pelunak feses, laksatif ringan dan supositora sesuai instruksi
 Nasehatkan klien untuk menghindari makanan pembentuk gas, seperti
kubis atau buncis, sehingga flatus dapat dikontrol.

2.3.4 Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory


guidance
a. Seksual
pasangan wanita mungkin enggan untuk melakukan hubungan seksual
karena takut mengganggu selaput janin atau mengganggu perkembangan
janin. Peran bidan disini adalah menginformasikan kepada ibu hamil dan
pasangannya mengenai cara-cara hubungan seksual yang aman misalnya
dengan posisi menyamping sehingga memungkinkan untuk dilakukannya
penetrasi dari belakang.
b. Kebutuhan nutrisi
Selama trimester II kebiasaan ibu makan dan minum harus dipantau
secara kontinyu. Jika seorang wanita memulai kehamilan pada berat
badan yang sehat, dan dia hamil dengan hanya satu janin, dia akan
mendapatkan kenaikan berat badan rata-rata satu pon/minggu selama
trimester kedua dan ketiga. Jika memiliki berat badan yang rendah ibu
hamil tersebut harus mendapatkan kenaikan berat badan lebih dari 1
pon/minggu. Jika dia awalnya kelebihan berat badan, dia harus makan
jumlah makanan dan mempertahankan tingkat aktivitas yang membantu
mendapatkannya di tingkat lebih lambat dari 2/3 pon per minggu.
Kenaikan berat badannya harus dievaluasi dengan melihat gambaran total,
bukan hanya berat badannya. mempertimbangkan status gizi dan berat di

Askeb Kelompok 12 58
mana dia memulai kehamilan, tingkat aktivitas, dan pilihan makanan dia
mengkonsumsi.
c. Tanda-tanda bahaya trimester II
Ketika kehamilan memasuki trimester kedua, kekhawatiran ibu hamil
untuk kehilangan janinnya mulai berkurang. Meskipun jarang terjadi,
aborsi spontan, kehamilan ektopik, dan penyakit trofoblas gestational
dapat didiagnosis pada trimester ini.
d. Keamanan (Safety)
Selama 6 bulan terakhir kehamilan, paparan bahaya reproduksi dapat
memperlambat pertumbuhan janin, mempengaruhi perkembangan otak,
atau menyebabkan kelahiran prematur. Perhatian yang lebih selama
trimester ini yaitu terhadap penyakit menular, kondisi kerja yang kurang
ideal "fisik kerja yang intensif meningkatkan kemungkinan bayi berat
lahir rendah dan lahir prematur. Berdiri untuk waktu yang lama,
mengangkat benda yang beratnya lebih dari 10 sampai 25 pon dan
berkurangnya waktu istirahat menambah risiko tersebut.

e. Konsumsi obat-obatan
Selama trimester II dan III kehamilan, membatasi konsumsi kafein
menjadi hal yang penting. jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
metabolisme dan mengeluarkan kafein memakan waktu lebih lama
sampai 18 jam. sehingga ada efek kumulatif ketika dikonsumsi terus
dalam periode 12 sampai 18 jam.
Paparan terhadap asap rokok akan mempengaruhi perkembangan janin,
merokok selama kehamilan mengurangi nafsu makan ibu dan
menciptakan perubahan vaskular dalam jaringan plasenta, hal tersebut
bayi dapat meningkatkan risiko BBLR. Jika ibu bisa berhenti merokok
sebelum trimester ke III, beberapa perubahan negatif dapat dibatalkan dan
berat badan bayi dapat diperbaiki.
f. Ketidaknyamanan selama kehamilan trimester II
Selama trimester II, ibu hamil biasanya merasa lebih nyaman dengan
kehamilannya. Mual di pagi hari, sering buang air kecil dan lesu bisanya
berlalu dan tidak mengganggu aktifitas mereka sehari-hari.ibu hamil

Askeb Kelompok 12 59
biasanya mengatasi ketidaknyamanannya tersebut berdasarkan informasi
yang diperoleh dari keluarga, teman dan tenaga kesehatan. Konseling dan
anticipatory guidance adalah cara yang terbaik untuk mengatasi atau
mengurangi ketidaknyamanan.

2.3.5 Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap perkembangan


kehamilan

Jadwal Kunjungan Pranatal yang Direkomendasikan Untuk Kehamilan


Trimester II

Nulipara Multipara

Kunjungan ketiga 14-16 minggu Kunjungan kedua 14-16 minggu

Kunjungan keempat, 24-28 minggu Kunjungan ketiga 24-28 minggu

Kunjungan kelima 32 minggu Kunjungan keempat 32 minggu

Kunjungan keenam 36 minggu Kunjungan kelima 35 minggu

Jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan menurut:

 WHO (JHPIEGO, 2003): Satu kali kunjungan selama trimester kedua


(antara minggu 14-28).
 Rustam Mochtar (1998): Periksa ulang 1x sebulan sampai
kehamilan 7 bulan
 Manuaba (1998)
Trimester I dan II
1) Satu bulan sekali
2) Diambil data tentang laboratorium
3) Pemeriksaan ultrasonografi
4) Nasehat diet tentang 4 sehat 5 sempurna, tambahan protein ½ gr/kb
BB = satu telur/hari

Askeb Kelompok 12 60
5) Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamlan,
komplikasi kehamilan
6) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan, dan imunisasi TT1.

2.4 Mengembangkan Perencanaan Asuhan Yang Komprehensif Selama Trimester


III
2.4.1 Menetapkan kebutuhan tes labolatorium
Test laboratorium yang mungkin di butuhkan oleh ibu hamil trimester III
adalah:
 Tes protein urin
Proteinuria didefinisikan sebagai konsentrasi protein sebesar
0.19/L (> +2 dengan cara dipstik) atau lebih dalam sekurang-
kurangnya dua kali spesimen urin yang dikumpulkan sekurang-
kurangnya dengan jarak 6 jam. Pada spesimen urin 24 jam, proteinuria
didefinisikan sebagai suatu konsentrasi protein 0,3 per 24 jam.
Tingginya kadar protein dalam urin ibu hamil dapat mengindikasikan
terjadinya preeklampsi. Preeklampsi ialah penyakit dengan tanda-
tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena
kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester ke-3
kehamilan. Tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola
hidatidosa.
Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan
dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang
sebelumnya memiliki tekanan darah normal (Bobak , 2004).
Pemeriksaan protein urin dibutuhkan oleh ibu hamil bila
dicurigai mengalami preeklampsi ringan atau berat, dari hasil
pemeriksaan ini kita dapat memberikan asuhan kepada ibu hamil yang
ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah potensial yaitu
terjadinya eklampsi.
 Tes kadar gula darah
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendiagnosa penyakit
diabetes gestasional yaitu suatu intoleransi karbohidrat yang terjadi

Askeb Kelompok 12 61
atau pertamakali diketahui saat kehamilan berlangsung dan
mengisyaratkan bahwa gangguan ini dipicu oleh kehamilan. Yang
perlu di waspadai adalah bahwa penyakit ini dapat memeberikan efek
pada ibu dan pada janin, American diabetes association(1999)
menyimpulkan bahwa hiperglikemia puasa berkaitan dengan
peningkatan risiko kematian janin selama 4 sampai 8 minggu terakhir
gestasi. Efek merugikan pada ibu mencakup peningkatan frekuensi
hipertensi dan perlunya seksio sesarea.
Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan dalam keadaan puasa
dan 2 jam post prandial (sesudah makan) atau dapat juga dilakukan
pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS), apabila ada peningkatan atau
penurunan atau peningkatan kadar gula darah (hiper atau hipo
glikemia).
Nilai referensi:
Glukosa puasa = 70-110 mg/dl
Glukosa 2 jam PP = <140 mg/dl
Glukosa sewaktu = <180 mg/dl
Pemeriksaan glukosa darah tidak diperlukan secara rutin
apabila semua karakteristik berikut ditemukan:
1. Berasal dari kelompok etnik yang prevalensi diabetes
gestasionalnya rendah.
2. Tidak ada anggota keluarga dekat yang mengidap diabetes.
3. Usia kurang dari 25 tahun.
4. Berat badan sebelum hamil normal.
5. Tidak ada riwayat kelainan metabolism glukosa.
6. Tidak memiliki riwayat obstetri yang buruk.
Karakteristik risiko tingggi:
1. Mengalami kegemukan
2. Ada anggota keluarga yang memiliki riwayat diabetes tipe II
3. Memiliki riwayat diabetes gestasional sebelumnya
4. Adanya glukosuria.
Pada golongan risiko tinggi ini lakukan pemeriksaan sesegera
mungkin. Apabila diabetes gestasional tidak terdiagnosis, pemeriksaan

Askeb Kelompok 12 62
darah harus diulang pada minggu ke 24-28 atau setiap saat pasien
memperlihatkan upaya yang mengarah ke hiperglikemia.
 Tes anemia
Tes ini dilakukan dengan memeriksa kadar hemoglobin (Hb)
ibu hamil untuk mendiagnosa adanya anemia pada kehamilan.
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga
memicu peningkatan eritopoietin. Akibatnya volume plasma
bertambah dan sel darah merah (ertirosit) meningkat. Namun
peningkatan volume terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.
Ekspansi volume plasma merupakan penyebab anemia
fisiologik pada kehamilan. Volume plasma yang terekspansi
menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb), dan
jumlah eritrosit, tetapi tidak menimbulkan jumlah absolute Hb atau
eritrosit dalam sirkulasi. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik
dalam kehamilan bertujuan untuk menurunkan viskositas darah
maternal sehingga meningkatkan perfusi plasental dan membantu
penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin.
Ekspansi volume plasma ini mulai pada minggu ke-6
kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke-24 kehamilan,
tetapi dapat meningkat sampai minggu ke-37, pada titik puncaknya,
volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan
perempuan yang tidak hamil.
Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi Hb
sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester I
konsentrasi Hb tampak menurun, kecuali pada perempuan yang
memiliki kadar Hb rendah (< 11,5 g/dl). Konsenrtasi paling rendah
didapatkan pada trimester ke II, yaitu pada usia kehamilan sekitar 30
minggu. Pada trimester III terjadi sedikit peningkatan Hb, kecuali
pada perempuan yang sudah memilikin kadar Hb tinggi (>14,6 g/dl)
pada pemeriksaan pertama.

Askeb Kelompok 12 63
DAMPAK ANEMIA
a. Pada ibu
Pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan,
menurunnya kebugaran tubuh dan gangguan penyembuhan luka,
lamanya waktu partus karena kurang daya dorong rahim,
pendarahan post – partum, rentan infeksi dan hipoksia akibat anemia
dapat menyebabkan shock bahkan kematian ibu saat persalinan,
meskipun tak disertai pendarahan
b. Pada janin
Abortus, lahir prematur, rawan dekompensasi cordis pada
penderita dengan Hb kurang dari 4 g – persen. Kematian bayi dalam
kandungan, kematian bayi pada usia sangat muda serta cacat
bawaan.
Nilai batas untuk anemia pada perempuan

Hemoglobin
Status kehamilan Hematokrit (%)
(g/dl)

12,0 36
Tidak hamil

Hamil 11,0 33
- Trimester I 10,5 32
- Trimester II 11,0 33
- Trimester III

2.4.2
Menetapkan kebutuhan belajar
Hal-hal yang harus dipelajari atau diperhatikan oleh ibu hamil selama
masa kehamilan trimester III adalah:
a. Makan (diet) ibu hamil
 Total kalori yang dibutuhkan oleh ibu hamil trimester III adalah 2.
400 Kkal. Kalori dibutuhkan untuk energy, dan apabila asupan kalori
tidak adekuat, maka protein akan dimetabolisme untuk menghasilkan

Askeb Kelompok 12 64
energy dan tidak digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin.
 kebutuhan zat besi
Pada trimester ketiga, kebutuhan zat besi naik menjadi 39 mg per
hari/BB atau setara dengan sepotong tempe. Zat besi banyak
terkandung dalam daging, hati, telur, sereal, kacang-kacangan, dan
sayuran hijau.
b. Obat-obatan
Pemberian obat pada ibu hamil harus difikirkan efek obat terhadap
ibu dan tidak boleh melupakan pengaruh atau efek samping obat pada
janin.
Kategori obat pada ibu hamil berdasarkan risiko janin:
 Kategori A
Yaitu obat-obatan yang selama ini telah banyak dikonsumsi
oleh ibu hamil tanpa menunjukan bukti adanya peningkatan kejadian
malformasi atau yang membahayakan pada janin baik secara
langsung maupun tidak langsung. Contohnya adalah multivitamin
atau vitamin prenatal.
 Kategori B
Studi-studi pada hewan tidak menunjukan adanya risiko pada
janin, tetapi belum ada studi pada manusia. Beberapa golongan obat
ini sering digunakan, misalnya penisilin, CTM, parasetamol, kafein.
 Kategori C
Efek merugikan terlihat dapa hewan, namun belum tersedia
cukup data tentang efeknya pada wanita hamil, pada situasi klinis
tertentu, manfaat penggunaan obat tersebut lebih tinggi
dibandingkan risikonya. Salah satu contohnya adalah efedrin, codein
 Kategori D
Terdapat bikti adanya risiko bagi janin, tetapi manfaat
diperkirakannya diperkirakan melebihi risiko-risiko tersebut.
Contoh: karbamazepin dan fenitoin.
 Kategori X

Askeb Kelompok 12 65
Risiko pada janin sudah jelas terbukti dari pada manfaatnya.
Salah satu contohnya adalah obat jerawat isotretionoin, yang dapat
menyebabkan kelainan susunan saraf pusat, wajah dan
kardiovaskuler.

Kategori obat berdasarkan periode kehamilan dan kemampuan


menembus plasenta (US FDA)
1. Asetaminofen
Termasuk kategori obat golongan B, pada trimester I,II
maupun trimester III. Dapat menembus plasenta. Merupakan obat
pilihan untuk nyeri
2. Aspirin
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat
turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa
analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap
demam), dan anti-inflamasi (peradangan).
Termasuk kategori D pada kehamilan trimester I,II dan III.
Dapat menembus plasenta. Obat ini tidak direkomendasikan kecuali
atas indikasi spesifik karena berkaitan dengan peningkatan kematian
per8inatal, perdarahan neonatus, oenurunan berat badan lahir,
perpanjangan masa kehamilan, dan kemungkinan teratogenik.
3. Ibuprofen, ketoprofen dan naproksen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang


diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya
antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan
aspirin. Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan
menyusui.

Ketoprofen adalah jenis obat yang umumnya diresepkan untuk


mengobati rasa sakit peradangan arthritis yang terkait atau sakit gigi
parah yang mengakibatkan radang gusi.

Askeb Kelompok 12 66
Naproksen termasuk dalam golongan antiinflamasi nonsteroid.
Naproxen bekerja dengan cara menurunkan hormon yang
menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri di tubuh.

Ketiganya termsuk kategori B jika diberikan pada kehamilan


trimester I dan II. Kategori D pada trimester III. Ketiga jenis obat ini
dapat menembus plasenta, obat ini harus digunakan secara hati-hati
dan dihindari pada trimester III karena berkaitan dengan kejadian
oligohidramnion, penutupan duktus arteriosus secara premature,
hipertensi pulmoner pada janin, nefrotoksisitas pada janin dan
perdarahan periventrikular.
Konseling dan pemilihan obat pada ibu hamil
Tujuannya adalah untuk menghindari atau mengurangi
abnormalitas janin. Konseling yang diberikan antara lain:
 Hindari pemberian obat pada periode pertama pascakonsepsi
 Hindari makanan minuman dan zat yang tidak diperlukan oleh
janin dalam pertumbuhannya, misalnya merokok, alcohol, obat
sedative, OAD, atau jamu-jamu tradisional yang belum teruji.
 Hindari pemberian obat polifarmaka, terutama bila pemberian
dalam waktu yang lama.
 Berikan obat yang telah jelas aman dan mempertimbangkan
keperluan pengobatan primernya.
 Pergunakan pedoman penggunaan obat resmi dan daftar-daftar
obat yang aman demikian pula pemberian obat-obat terbatas
atau yang tidak diperbolehkan pada ibu hamil.
c. Aktivitas pada masa kehamilan trimester III
o Olahraga saat hamil/senam hamil
Berguna untuk membantu sirkulasi darah, menambah nafsu
makan, dan membuat nyenyak pada waktu tidur. Secara umum wanita
hamil tidak harus membatasi olah raga, asalkan tidak mengalami
kelelahan atau berisiko cedera bagi diri atau janinnya.
Bentuk senam hamil:
a Pemanasan

Askeb Kelompok 12 67
Mempersiapkan otot, jantung dan paru sebelum gerakan
selanjutnya.
Berdiri atau dalam keadaan duduk bersila
1. Ambil nafas sambil angkat kedua lengan ke atas (2x8
hitungan)
2. Kedua tangan di perut samping, tunduk dan tegakkan
kepala (2x8 hitungan)
3. Kedua tangan di perut samping, patahkan leher ke kiri-ke
kana (2x8 hitungan)
4. Putar bahu bersamaan keduanya (2x8 hitungan)
b Latihan inti
 Latihan kebugaran
Latihan ditujukan untuk memperbaiki kerja jantung,
pembuluh darah dan paru. Meningkatkan kebugaran
sehingga ibu hamil tidak cepat lelah, percaya diri dan lebih
tenang
Tahap gerakan:
1. Berdiri, tungkai kanan maju diikuti dengan tungkai
kiri merapat dengan mendorong lengan lurus ke
depan, kemudian mundur tungkai kanan, kedua
lengan ke atas.
2. Berdiri, gerakan tungkai sama, kedua lengan
diayun ke samping saat tungkai maju, dan lengan
lurus kesamping saat mundur.
3. Berdiri, tungkai melangkah ke kanan dan tungkai
kiri merapat dengan lengan diayun lurus ke depan
dan turunkan, lakukan untuk gerak arah sebaliknya.
4. Berdiri, langkahkan kaki diikuti kaki kiri, langkah
ke kiri kembali ke awal (sambil melangkah
ayunkan kedua lengan ke atas dan ke bawah)
 Latihan penguatan dan peregangan
Ditujukan untuk meningkatkan kelancaran sirkulasi
darah, menguatkan otot-otot, mengurangi risiko cedera,

Askeb Kelompok 12 68
mengurangi keluhan nyeri punggung dan memudahkan
bayi keluar.

1. Kaitkan kedua lengan ke belakang, gerakan naik


turun sambil gerakan lutut menekuk-lurus.

2. Kaitkan kedua lengan ke depan, gerakan naik turun


sambil gerakan lutut menekuk-lurus.

3. Duduk tegak tangan menyangga di belakang badan


tekuk dan luruskan kaki bergantian. Variasikan
dengan gerakan kaki ke samping atau memutar.

4. Duduk tegak, silangkan tungkai, tarik kembali lurus


ulangi kanan kiri.

5. Duduk bersila, tekan kedua lutut dan bungkukkan


badan.

6. Duduk bersila, kedua tangan di bahu putar ke arah


depan. Four point knealing, angkat satu tangan
lurus, lakukan bergantian.

7. Posisi tidur telentang, tangan disamping, kedua


kaki ditekuk. Kerutkan pantat lalu angkat setinggi-
tingginya sampai hitungan 6, lakukan 4 kali

8. Posisi sujud, dada menempel di lantai, kepala


disamping kanan atau kiri selama 10 menit
bergantian.

9. Tidur telentang, kedua tangan disamping, kaki


diluruskan, kemudian rotasikan panggul sambil
tarik nafas, kedua siku tangan tidak boleh
mengangkat.

Askeb Kelompok 12 69
10. Posisi berdiri dengan sanggahan kursi di depan,
pegang kursi sekuatnya, badan lurus, kepala lurus
kedepan sambil tarik nafas dan turunkan kepala.
Kemudian lakukan posisi jongkok tanpa tumit
diangkat dan berdiri lagi. Lakukan selama 4 kali.

 Latihan Pernafasan

Melatih teknik pernafasan dada dan diafragma, dapat


mengurangi keluhan nyeri saat persalinan, mengurangi
stress dan pernafasan diafragma/perut, pernafasan dada,
pernafasan cepat, kombinasi.

 Pernafasan Diafragma

Telentang, lutut ditekuk, lengan di samping badan


dengan satu tangan di atas perut, relaks.Tarik nafas dalam
pelan melalui hidung sampai perut mengembung, tahan 1-2
detik hembuskan nafas lewat mulut perlahan.Ulangi
dengan frekwensi 8x/menit.Mempercepat relaksasi,
mengatasi stress, mengatasi nyeri his palsu/his permulaan
kala satu.

 Pernafasan Dada

Telentang, lutut ditekuk, relaks lengan di samping


badan dengan tangan di atas dada.Tarik nafas pelan dalam
melalui hidung, kembangkan dada sampai tangan.
terangkat tahan 1-2 detik, hembuskan lewat celah bibir.
Frekwensi 8x/menit.Dapat menggantikan pernafasan perut
bila nyeri his kala satu semakin kuat.

 Pernafasan Cepat

Askeb Kelompok 12 70
Perut: tarik nafas cepat lewat hidung, tangan di atas
perut, hembuskan nafas cepat dengan mulut terbuka.

Dada: tarik nafas cepat lewat hidung, tangan di dada,


hembuskan cepat dengan mulut terbuka. Mulai dengan
frekwensi 30x/mnt, percepat 60x/mnt, lambat kembali 30x/
menit.

d. Pendinginan/ Relaksasi

Lengan dan tangan, genggam tangan kerutkan lengan dengan


kuat tahan, lepaskan.Tungkai dan kaki, telentang/miring,
luruskan kaki (dorsi fleksi), tahan beberapa detik, lepaskan.
Perut dan dasar panggul, telentang/miring, kerutkan otot perut
dan dasar panggul tahan lalu lepaskan. Seluruh tubuh,
telentang/miring kontraksikan/kencangkan semua otot.sambil
nafas dada pelan teratur lalu relaks (bayangkan hal
menyenangkan).

o Posisi tidur
Setelah kehamilan membesar, sebaiknya ibu hamil tidur dengan posisi
kepala agak tinggi. Hindari tidur dengan posisi datar, karena semakin
datar, tekananrahim pada paru-paru semakin besar dan bisa membuat
sesak. Bila sukar tidur terlentang, taruhlah bantal di bawah bahu dan
kepala untuk menghindari sesak. Taruh juga bantal di bawah kaki
untuk menghindari pengumpulan darah di kaki. Ibu hamil disarankan
untuk berbaring ke sebelah kiri dengan lutut agak ditekuk dan diberi
bantal diantaranya. Berbaring ke sebelah kiri bertujuan untuk
menghindari penekanan pembuluh darah oleh uterus yang membesar.
e. Istirahat dan rekreasi
Sebaiknya wanita pekerja harus sering istirahat, karena tidur siang
menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Mencari tempat hiburan yang
sirkulasi udaranya baik, jangan pada tempat yang sesak dan ramai.
f. Mandi

Askeb Kelompok 12 71
Tidak ada larangan untuk mandi selama hamil atau masa nifas.
Selama trimester terakhir, uterus yang berat biasanya mengganggu
keseimbangan wanita hamil dan meningkatkan kemungkinan wanita
hamil terpleset dan jatuh di bathtub kamar mandi. Karena itu, menjelang
akhir kehamilan wanita dianjurkan untuk menggunakan shower.
g. Pakaian
Secara umum direkomendasikan bahwa busana yang digunakan
selama hamil seyogyanya nyaman, tidak ketat, berbahan halus dan dapat
menyerap keringat. Meningkatnya massa payudara dapat menyebabkan
payudara menggantung dan terasa nyeri, dan untuk menjaga kenyamanan
diindikasikan penggunaan bra yang menopang secara pas. Stocking yang
ketat sebaiknya dihindari.
h. Perawatan payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga segera
dapat berfungsi dengan baik pada saat diperlukan, karena payudara
merupakan sumber air susu ibu (ASI) yang merupakan makan utama bagi
bayi. Oleh karena itu payudara harus dirawat dari jauh-jauh hari.
Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan mengeluarkan
duktus dan duktus dan sinus laktiferus, sebaiknya dilakukan secara hati-
hati dan benar. Basuhan lembut setiap hari pada aerola dan puting susu
akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Untuk sekresi
yang mengering pada puting susu, lakukan pembersihan dengan
menggunakan campuran gliserin dan alcohol. Karena payudara
menegang, sensitif, dan menjadi lebih berat, maka sebaiknya gunakan
penopang payudara yang sesuai.

2.4.3 Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan


Komplikasi ringan yang mungkin terjadi pada kehamilan trimester
III adalah:
a. Konstipasi
Konstipasi adalah gangguan rasa nyaman yang umum terjadi pada
kehamilan. Ini juga merupakan masalah nutrisi yang umum terjadi pada
kehamilan, konstipasi cenderung terjadi pada kehamilan akibat tekanan

Askeb Kelompok 12 72
pada peristaltik usus dari uterus yang terus membesar, pengaruh hormon
relaksin plasenta, dan kemungkinan akibat meningkatnya kadar
progesterone, konstipasi menyebabkan rasa begah dan penuh serta hilang
nafsu makan.
b. Diare
Bila sedang hamil, pada umur kehamilan berapapun, umumnya
rawan terkena diare,yang biasanya terjadi karena mengkonsumsi makanan
yang tidak cocok dengan tubuh.
Beberapa hal yang dapat anda lakukan bila diare:
1. Perbanyak minum air putih selama diare/mencret agar tidak dehidrasi
2. Minum teh pahit sekali (teh daun yang diseduh dengan air mendidih
komposisi 4:1, dan diminum hangat-hangat) teh sekali2 boleh
dicampur sedikit garam dan gula pasir sedikit (pengganti cairan tubuh
yg hilang)
3. Selama diare disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung gula misalnya minum sari kurma atau madu agar asupan
ibu hamil tetap memiliki energi (tidak terlalu lemas)
4. Makan bubur nasi setiap hari selama sakit agar lebih mudah dicerna
oleh tubuh.
5. Cemilan cracker/biskuit agar ada makanan yang masuk sedikit-sedikit
meski kadang karena belum sembuh bisa keluar lagi dari tubuh.

2.4.4 Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional


lainnya
a. Definisi
Sistem rujukan dalam pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan
tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang
timbul baik secara vertikal maupun horizontal.

Rujukan vertikal maksudnya rujukan dan komunikasi antara satu


unit ke unit lain yang lebih lengkap. Umpamanya dari rumah sakit
kabupaten ke rumah sakit provinsi atau rumah sakit tipe C ke rumah sakit
tipe B yang lebih spesialistis fasilitas dan personalianya. Sedangkan

Askeb Kelompok 12 73
horizontal maksudnya konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada
dalam satu rumah sakit, misalnya antara bagian kebidanan dan bagian
ilmu kesehatan anak.

b. Tujuan Rujukan
 Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang
sebaik-baiknya
 Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman pendrota atau bahan
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap
fasilitasnya
 Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of
knowledge and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat
pendidikan dan daerah.
c. Kegiatan rujukan dan pelayanan ini antara lain berupa :
a. Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan yang kurang lengkap ke
unit kesehatan yang lebih lengkap.
b. Rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas
c. Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti
kasus-kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan
penanganan spesialis
d. Pengiriman bahan laboratorium
Bila penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai,
kembalikan dan kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu
disertai dengan keterangan yang lengkap (surat balasan)
d. Kegiatan rujukan informasi medis antara lain berupa :
 Membahas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim
dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim
 Menjalin kerjasama sistem pelaporan data-data medis umumnya dan
data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya terutama
mengenai kematian maternal dan perinatal. Hal ini sangat berguna
untuk memperoleh angka-angka secara regional dan nasional.
2.4.5 Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory
guidance

Askeb Kelompok 12 74
a. Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan gizi perempuan tetap sama selama semester ketiga.
Sebagian besar asupan makanannya harus dikonsumsi di pagi hari, karena
memberikan waktu yang lebih banyak untuk dicerna. Jumlah makanan
yang ia butuhkan mungkin harus dibagi menjadi sejumlah porsi kecil
yang lebih sering.
Preskriptif dan membatasi praktik budaya yang terkait dengan
makanan terus melalui trimester ketiga. perempuan mendekati akhir
kehamilan sering merasa panas dan mengalami gangguan pencernaan dan
sembelit.
b. Tanda-tanda bahaya trimester III
Tanda-tanda bahaya trimester III ialah terjadinya perdarahan dan pada
umumnya adalah perdarahan yang berat, dan bila tidak mendapatkan
penanganan yang cepat bisa mengakibatkan syok yang fatal. Yang
menjadi penyebabnya adalah:
 Plasenta previa
Hal ini terjadi bila impalantasi plasenta terjadi pada segmen
bawah rahin dan menutupi sebagian atau seluruh ostium internum.
 Solusio plasenta
Adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan plasenta
dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunya yakni sebelum bayi lahir.
c. Aktivitas seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir
kehamilan, namun sebaiknya ibu hamil tidak lagi melakukan hubungan
seksual selama 14 hari menjelang kelahiran. Dan koitus tidak dibenarkan
bila:
 Terdapat perdarahan pervaginam
 Tedapat riwayat abortus yang berulang
 Ketuban pecah
 Servix telah membuka
d. Kebersihan umum (general hygiene)

Askeb Kelompok 12 75
Kegiatan kebersihan umum padaa trimester III sebelum melanjutkan ke
tahap persalinan harus lebih ditingkatkan. Selama trimester ketiga, ibu
hamil mungkin merasa canggung/malas untuk bergerak masuk dan keluar
kamar mandi, akan tetapi pada trimester ini terjadi peningkatan produksi
minyak dan keringat, mungkin perempuan merasa kotor dan lembap,
sehingga menjadi lebih sering mandi. Pastikan keamanan kamar mandi
terjaga (bersih, tidak licin) sehingga kemungkinan dia tergelincir dan
jatuh di kamar mandi berkurang.
e. Konsumsi obat-obatan
Ibu sebaiknya tidak mengkonsumsi jenis obat apapun selama
kehamilan kecuali bila ada instruksi dari dokter.
f. Keamanan (safety)
Ibu hamil trimester III, keadaan kehamilannya semakin membesar dan
keadaan itu membuat ibu kurang nyaman, seperti misalnya saat ibu
bepergian menggunakan kendaraan, biasanya ibu hamil enggan
menggunakan sabuk pengaman karena mereka khawatir dengan
menggunakan sabuk pengaman akan menyakiti bayinya, padahal hal
tersebut sangatlah penting untuk menjaga keselamatan ibu dan janin yang
dikandung dari bahaya guncangan-guncangan yang terjadi selama
diperjalanan.

2.4.6 Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS


 Konseling HIV/AIDS
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah sindroma
dengan gejala penyakit infeksi oportunistik atau kanker tertentu akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh infeksi human immunodeficiency
virus (HIV).
Virus masuk kedalam tubuh manusia terutama melalui perantara
darh, semen, dan secret vagina. Sebagian besar (75%) penularan terjadi
melalui hubungan seksual.
Infeksi HIV memberikan gambaran klinik yang tidak spesifik
dengan spectrum yang lebar, mulai dari infeksi tanpa gejala (asimtomatik)
pada stadium awal sampai pada gejala-gejala yang berat pada stadium

Askeb Kelompok 12 76
lanjut. Setelah diawali dengan infeksi akut, maka dapat terjadi infeksi
kronik asimptomatik selama beberapa tahun disertai replikasi virus secara
lambat. Kemudian setelah terjadi penurunan sisitem imun yang berat,
maka terjadi berbagai infeksi oportunistik dan dapat dikatakan pasien telah
masuk pada keadaan AIDS. Perjalanan penyakit lambat dan gejala-gejala
AIDS rata-rata baru timbul 10 tahun sesudah infeksi pertama, bahkan bisa
lebih lama lagi.
Transmisi vertical merupakan penyebab tersering infeksi HIV pada
bayi dan anak-anak. Transmisi HIV dari ibu kepada janin dapat terjadi
intrauterine (5-10%), saat persalinan (10-20%) dan pascapersalinan (5-
20%). Kelainan yang dapat terjadi pada janin adalah berat badan lahir
rendah, bayi lahir mati, parus preterm, dan abortus spontan.
Tingkat infeksi HIV pada ibu hamil di Negara-negara Asia
diperkirakan belum melebihi 3-4 %. Penelitian prevalensi HIV pada ibu
hamil di daerah miskin di Jakarta pada tahun 1999-2001 oleh kharbiati
mendapatkan angka prevalensi sebesar 2,86 %.
Pada tahun 1999 The Institute Of Medicine (IOM) telah
merekomendasikan pemeriksaan HIV untuk semua perempuan hamil
dengan sepengetahuan perempuan tersebut, disertai dengan hak pasien
untuk menolak. Rekomendasi ini juga telah diadopsi oleh American
Academi of Pediatric, American College of Obstetricians and Gynecologis
serta United State Public Health Service (USPHS).
Konseling merupakan keharusan bagi wanita positif HIV. Hal ini
sebaiknya dilakukan pada awal kehamilan, dan apabila memilih untuk
melanjutkan kehamilannya, perlu diberikan konseling berkelanjutan untuk
membantu wanita tersebut secara psikologis. Perkembangan
penatalaksanaan selama kehamilan mengikuti kemajuan-kemajuan dalam
pengobatan individu nonhamil yang terinfeksi HIV.

Mencegah penularan vertikal


Dua pendekatan utama yang digagas untuk mencegah penularan
infeksi HIV dari ibu kepada bayi adalah terapi antiretrovirus dan seksio
sesarea.

Askeb Kelompok 12 77
 Terapi antiretrovirus
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa kombinasi analog
nukleosida-zidovudim, zalsitabin atau lamivudim yang diberikan
bersama dengan suatu inhibitor protease-indinavir, ritonavir, atau
sakuinavir-samgat efektif untuk menekan kadar RNA HIV (Carpenter
dkk,1996). Pada pasien terinfeksi HIV yang diberi kemoterapi tripel,
angka kelangsungan hidup jangka panjang meningkat dan morbiditas
berkurang.

 Seksio sesarea
Dalam sebuah studi retrospektif, European Collaborative
Study Group (1994) melaporkan bahwa seksio sesarea efektif dapat
mengurangi risiko penularan vertikal sekitar 50 %.

Menyusui
Menyusui tidak dianjurkan pada wanita positif HIV karena ASI
meningkatkan penularan pada neonatus sekitar 5-15 %.
Telah banyak bukti menunjukan bahwa keberadaan IMS meningkatkan
kemudahan seseorang terkena HIV, sehingga IMS dianggap sebagai kofaktor
HIV. Oleh karena itu upaya pengendalian infeksi HIV dapat dilaksanakan
dengan melakukan pengendalian IMS.
 Konseling PMS/IMS

Konseling tentang PMS/IMS sangat penting dilakukan pada ibu


hamil yang dicurigai menderita penyakit tersebut yang bertujuan untuk
mengurangi AKI dan AKB akibat infeksi.

Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh


bakteri, virus, atau jamur yang penularannya terutama melalui hubungan
seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya. Infeksi
menular seksual merupakan salah satu penyebab infeksi saluran reproduksi
(ISR), dan sebaliknya tidak semua ISR disebabkan oleh IMS.

Askeb Kelompok 12 78
Berdasarkan penyebabnya, ISR dapat dibedakan menjadi:

 Infeksi menular seksual, misalnya gonore, sifilis, trikomoniasis,


ulkus mole, herpes genitalis, kondilomata akuminata, dan infeksi
HIV.
 Infeksi andogen oleh flora normal komensal yang tumbuh
berlebihan, misalnya kandidosis vaginalis dan vaginosis bacterial.
 Infeksi iatrogenic yang disebabkan bakteri atau mikroorganisme
yang masuk ke saluran reproduksi akibat prosedur medic atau
intervensi selama kehamilan, pada waktu partus atau pascapartus dan
dapat juga karena kontaminasi instrument.

Jenis IMS/ISR

1. Gonore

Gonore adalah semua infeksi yang disebabkan oleh Neisseria


Gonorrhoeae yang jika dilihat dibawah mokroskop cahaya tampak sebagai
diplokokus berbentuk biji kopi dengan lembar 0,8 μm dan bersifat tahan
asam, tidak dapat bertahan lama di udara bebas, cepat mati pada keadaan
kering, tidak tahan dengan suhu di atas 39 0 C, dan tidak tahan zat
desinfektan.
Gonore pada perempuan kebanyakan asimptomatik sehingga sulit
untuk menentukan masa inkubasinya. Infeksi pada uretra dapat bersifat
simptomatik atau asimptomatik, tapi umunya jarang terjadi tanpa infeksi
pada servix, kecuali pada perempuan yang telah dihsterektomi.keluhannya
antara lain: bertambahnya duh tubuh genital, disuria yang kadang-kadang
disertai poliuria,perdarahan antar masa haid dan menoragia. Daerah yang

Askeb Kelompok 12 79
sering terinfeksi adalah serviks. Pada pemeriksaan, serviks tampak
hiperemis dengan erosi dan secret mukopurulen.
Infeksi gonore selama kehamilan telah diasosiasikan dengan pelvic
imflammatory disease (PID). Infeksi ini sering ditemukan pada trimester
pertama sebelum korion berfungsi mengisi desidua dan mengisi kavum
uteri. Pada tahap lanjut, Neisseria gonorrhoaea diasosiasikan dengan
kelahiran premature, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan.
Konjungtivitis gonokokal (ophtalmia neonatorum) adalah menifestasi
tersering dari infeksi perinatal, umumnya ditransmisikan selama proses
persalinan.
Oleh karena itu, untuk perempuan hamil dengan risiko tinggi
dianjurkan untuk dilakukan skrining terhadap infeksi gonore pada saat
datang pertama kali antenatal dan dilanjutkan pada trimester ke III
kehamilan.
2. Klamidiasis

Klamidiasis genital adalalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri


clamydia trachomatis (CT). Masa inkudasi berkisar antara 1-3 minggu.
Organ yang paling sering terinfeksi oleh CT adalah endoserviks.

Wanita hamil yang terinfeksi oleh CT menunjukan gejala keluarnya


secret vagina, perdarahan, disuria,dan nyeri panggul. Dampak pada
kehamilan dapat mengakibatkan abortus spontan, kelahiran premature dan
kematian perinatal. Oleh karena itu, untuk perempuan hamil dengan risiko
tinggi juga dianjurkan untuk melakukan skrining terhadap infeksi CT pada
saat kunjungan awal antenatal dan juga pada trimester III kehamilan.

3. Trikomoniasis

Askeb Kelompok 12 80
Trikomoniasis merupakan penyakit protozoa yang disebabkan oleh
trichomonas vaginalis (TV), biasanya ditularkan melalui hubungan seksual
dan sering menyerang traktus urogenitalis bagian bawah baik pada wanita
maupum pria. Gejala yang dikeluhkan oleh wanita adalah keputihan, gatal,
dan iritasi. Tanda dari infeksi tersebut meliputi duh tubuh vagina (42 %),
bau (50 %), dan edema atau eritema (22-27 %). Kolpitis makularis
(strawberry cervix) merupakan tanda klinik yang spesifik pada infeksi ini.
Gejala klinik pada perempuan hamil tidak banyak berbeda dengan keadaan
tidak hamil. Akantetapi bila ditemukan infeksi TV pada trimester II
kehamilan dapat mengakibatkan premature, BBLR, dan abortus.
4. Vaginosis bacterial
Vaginosis bacterial adalah syndrome klinik akibat pergantian
lactobasillus Spp penghasil H2O2 yang merupakan flora normal vagina
dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi (seperti: bacteroides Spp,
Mobiluncus Spp, Gardnerella Vaginalis, dan mycoplasma hominis).
Perempuan dengan vaginosis bacterial dapat tanpa gejala atau mempunyai
keluhan dengan bau vagina yang khas yaitu amis, terutama pada
waktu/setelah senggama. Bau tersebut disebabkan adanya amin yang
menguap bila cairan vagina menjadi basa.
Vaginosis bacterial telah diasosiasikan dengan gangguan kehamilan
termasuk abortus spontan pada kehamilan trimester I dan II, kelahiran
premature, persalinan premature, BBLR, korioamnionitis, endometritis
pascapersalinan dan infeksi luka pascaoperasi sesar.

Askeb Kelompok 12 81
Diagnosis ditegakan berdasarkan kriteria Amsel yaitu adanya tiga dari
empat tanda-tanda berikut:
 Cairan vagina homogeny, putih keabu-abuan,dan melekat pada
dinding vagina.
 PH vagina >4,5.
 Sekter vagina berbau amis sebelum atau setelah penambahan KOH
10 % (Whiff test)
 Clue sells pada pemeriksaan mikroskopik

5. Sifilis

Sifilis merupakan penyakit infeksi sistemik disebabkan oleh


troponema pallidum yang dapat mengenai seluruh organ tubuh, mulai dari
kulit, mukosa, jantung, hingga susunan saraf pusat. Sifilis biasanya
ditularkan melalui kontak seksual dan dapat juga secara vertical pada masa
kehamilan.
6. Genital warts (kutil kelamin)

Askeb Kelompok 12 82
Genital warts juga dikenal sebagai kondilomata akuminata yang
disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Lesi dapat berproliferasi
selama kehamilan dan sering mengalami regresi spontan setelah persalinan.
Tidak ada komplikasi kehamilan yang disebabkan hPV. Terapi dapat
dipertimbangkan, terutama pada pasien simptomatik, karena lesi dapat
menjadi rapuh ketika berproliferasi selama kehamilan dan mengganggu
proses persalinan.
7. Herpes genital
Herpes Genitalia (HG) merupakan IMS yang disebabkan oleh virus
merupakan penyebab ulkus genital tersering. Gejala biasanya diawali
dengan rasa terbakar dan gatal di daerah lesi yang terjadi beberapa jam
sebelum timbulnya lesi. Transmisi virus dapat terjadi melalui kontak seksual
dengan pasangan yang telah terinfeksi, tetapi dapat juga secara vertical dari
ibu kepada janin yang dikandungnya.
Dampak ISR/IMS pada ibu hamil
Dampak IMS pada kehamilan tergantung pada organism penyebab,
lamanya infeksi, dan usia kehamilan pada saat perempuan terinfeksi. Hasil
konsepsi yang tidak sehat seringkali terjadi akibat IMS, misalnya kematian
janin (abortus spontan atau lahir mati), bayi berat lahir rendah (akibat
prematuritas, atau retargasi pertumbuhan janin dalam rahim), dan infeksi
congenital atau perinatal (kebutaan, pneumonia neonatus, dan retardasi
mental).
Kematian janin, baik dalam bentuk abortus spontan maupun lahir
mati, dapat ditemukan pada:
 20-25 % ibu hamil yang menderita sifilis dini.
 7-54 % ibu hamil dengan herper genital primer.
 4-10 % pada ibu hamil yang tidak menderita ISR.

Askeb Kelompok 12 83
BBLR dapat dijumpai pada:

 10-25 % ibu hamil dengan vaginosis bacterial.


 11-15 % pada perempuan dengan trikomoniasis.
 30-35 % pada ibu hamil dengan herpes genital primer
 15-50 % ibu hamil dengan sifilis dini.
 2-12 % pada perempuan hamil tanpa IMS/ISR

Infeksi kongenital atau perinatal tidak ditemukan pada perempuan


hamil tanpa ISR dan dapat ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh:

 40-70 % perempuan hamil dengan infeksi klamidia.


 30-68 % perempuan hamil dengan gonore.
 40-70 % perempuan hamil dengan sifilis dini.
 30-50 % perempuan hamil dengan herpes genital primer.

2.4.7 Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap perkembangan


kehamilan
 Menurut Manuaba:
1) Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda persalinan
2) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan
3) Diet 4 sehat 5 sempurna
4) Pemeriksaan USG
5) Imunisasi TT2
6) Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi
hamil trimester III
7) Rencana pengobatan
8) Nasehat tentang tanda-tanda inpartu, kemana harus datang
melahirkan
 Menurut WHO (JHPIEGO, 2003)

Askeb Kelompok 12 84
Selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu
ke 36) dilakukan dua kali kunjungan.

2.5 Contoh Kasus

2.5.1 Kasus Trimester I

Ny. B usia 25 tahun, datang ke bidan M tanggal 09-11-2010 dengan


tujuan untuk memeriksakan kehamilannya. Ini adalah kehamilannya yang
pertama dan tidak pernah mengalami keguguran, HPHT 07-09-2010. Ini
merupakan kunjungan antenatalnya yang kedua kalinya. Pasien mengatakan
bahwa kehamilannya ini terasa mengganggu aktivitasnya sehari-hari, karena
pasien mengeluhkan sering mual-muntah terutama di pagi hari dan pada saat
mencium bau masakan yang menurutnya menyengat. Sehingga ibu malas untuk
makan. Dan ibu mengeluh sering pusing pada saat bangun tidur. Ibu
mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit keturunan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan bahwa TD: 100/70 mmHg, N: 72
x/menit, R: 20 x/menit, S: 36,50 C. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan
kelainan.

Dari kasus diatas apa yang harus dilakukan oleh seorang bidan?

Jawab:

1. Pengumpulan Data Subjektif


 Anamnesa
- Identitas

Istri Suami

Nama : Ny. B Tn. M

Usia : 25 tahun 31 tahun

Pekerjaan : ibu rumah tangga buruh bangunan

Pendidikan : SMA SMA

Askeb Kelompok 12 85
Alamat : Pasir hayam RT/RW 02 / 03, kec: Pasir hayam, kab:
Cianjur

Keluhan : sering mual-muntah terutama di pagi hari dan pada saat


mencium bau masakan yang menurutnya menyengat.
Sehingga ibu malas untuk makan. Dan ibu mengeluh sering
pusing pada saat bangun tidur.

Riwayat haid:

 Menarche : 13 tahun
 Lamanya haid : 5-7 hari
 Nyeri haid: ada
 Haid terakhir : 07-09-2010

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: tidak ada

Kehamilan yang sekarang:

 Mengalami mual muntah tapi yang mengganggu aktivitas.


 Mengalami pusing pada saat bangun tidur.

Riwayat kesehatan keluarga :

Penyakit keturunan: tidak ada

Penyakit kronis : tidak ada

2. Pengumpilan data objektif


a. Keadaan umum: kompos mentis
b. Tanda- tanda vital:
 TD: 100/70mmHg
 N : 72 x /menit
 R : 20 x/menit
 S : 36,50C
c. Pemeriksaan umum:

Askeb Kelompok 12 86
 Kepala : tidak ada deformitas
 Mata : tidak anemis
 Oedema muka : tidak ada
 Farises: tidak ada
 Reflex patella : +
d. Pemeriksaan labolatorium
 Darah
Golongan darah : B
Hb : 10 g/dl
e. Pemeriksaan khusus obtstetri : tidak dilakukan
3. Assesment
 Diagnosa :G1P0A0, gravida 9-11 minggu, dengan keluhan yang
fisiologis.
 Masalah : mual-muntah di pagi hari dan apabila mencium bau
masakan yang menyengat sehingga malas untuk makan, serta pusing
saat bangun tidur.
 Kebutuhan : konseling mengenai kebutuhan gizi ibu hamil pada
trimester I, cara mengatasi mual-muntah, dan cara mengatasi pusing
saat bangun tidur.

4. Planning
 Memberitahukan keadaan klien yang sebenarnya bahwa keadaanya
masih dalam batas normal. Dan memberitahukan bahwa keluhan yang
dirasakan klien adalah keluhan yang fisiologis. (Ibu mengerti dengan
apa yang dikatakan oleh bidan).
 Memberikan konseling tentang nutrisi bagi ibu hamil. Dan
memberitahu cara mengatasi mual-muntah di pagi hari serta mual-
muntah pada saat mencium bau masakan yang menyengat. (Ibu
mengerti dengan apa yang dikatakan oleh bidan dan bersedia
mengikuti saran bidan).

Askeb Kelompok 12 87
 Memberikan konseling mengenai mobilisasi pada ibu hamil untuk
mengurangi pusing pada saat bangun tidur. (Ibu mengerti dan bersedia
mengikuti saran bidan)
 Memberitahukan jadwal kunjungan selanjutnya, yaitu 4 minggu
kemudian. (Ibu mengerti).

2.5.2 Kasus Trimester II

Ibu N 25 tahun datang ke bidanpada tanggal 07 November 2010 untuk


dilakukan pemeriksaan antenatal. Ini merupakan kehamilannya yang kedua dan
tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya, usia kehamilan ibu
diperkirakan 22 minggu 3 hari, dengan HPHT 02 Juni 2010 ibu mengeluh selalu
merasa pusing setelah bangun dari duduk dan sering merasa kesemutan. Setelah
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital,

TD: 110/90 mmHg, N: 88 x/menit

S: 37,10 C R: 20 x/menit

Selain itu setelah dilakukan pemeriksaan leopold di dapatkan:

 Leopold I: teraba lunak, kurang bundar dan kurang melenting


 Leopold II: teraba bagian-bagian kecil disebelah kanan perut ibu.
 Leopold III: bagian terbawah janin masih dapat digoyangkan, teraba keras.
 Leopold IV: bagian terbawah belum memasuki pintu atas panggul

Terdapat varises di kaki sebelah kiri ibu.

Dari kasus diatas apa yang harus dilakukan oleh seorang bidan?

Jawab:

1. Pengumpulan data subjektif


Anamnesa

Istri Suami

Nama : Ny. N Tn. A

Askeb Kelompok 12 88
Usia : 25 tahun 31 tahun

Pekerjaan : ibu rumah tangga buruh bangunan

Alamat : pasir hayam RT/RW 02 / 03, kec: Pasir hayam, kab:


Cianjur

Keluhan : sering merasa pusing setelah beranjak dari duduk dansering


merasa kesemutan.

Riwayat haid:

 Menarche : 14 tahun
 Lamanya haid : 6-7 hari
 Nyeri haid: tidak ada
 Haid terakhir : 02 juli 2010

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: tidak ada

Kehamilan yang sekarang:

 Mengalami mual muntah tapi tidak mengganggu aktivitas.


 Mengalami pusing, dan
 Merasa kesemutan pada kaki

Riwayat kesehatan keluarga :

Penyakit keturunan: tidak ada

Penyakit kronis : tidak ada

2. Pengumpilan data objektif


a. Keadaan umum: kompos mentis
b. Tanda- tanda vital:
 Tekanan darah: 110/80mmHg
 Suhu: 37.1
 Nadi: 88x /menit
 Respirasi : 20x/menit
c. Pemeriksaan umum:

Askeb Kelompok 12 89
 Kepala: tidak ada deformitas
 Mata : tidak anemis
 Oedema : tidak ada
 Pemeriksaan leopold
- Leopold I: teraba lunak, kurang bundar dan kurang
melenting
- Leopold II: teraba bagian-bagian kecil disebelah kanan
perut ibu.
- Leopold III: bagian terbawah janin masih dapat
digoyangkan, teraba keras.
- Leopold IV: bagian terbawah belum memasuki pintu atas
panggul
 Farises: ada ( kaki kiri )
 Reflex patella : +
d. Pemeriksaan labolatorium
 Darah
Golongan darah : A
Hb:10g/dl
e. Pemeriksaan khusus obtstetri
DJJ : 140x/menit
3. Assessment
 Diagnose :G2PIA0, gravida 22 minggu 3 hari, janin tunggal, hidup,
intera uterin dengankeluhan fisiologis.
 Masalah : pusing setelah beranjak dari duduk dan kesemutan.
 Kebutuhan: konseling bagaimana beranjak/ bangun yang benar untuk
ibu hamil serta cara mengatasi kesemutan (ambulasi dan body
mekanik).
4. Planning
 Memberitahukan ibu tentang cara ambulasi yang benar untuk
mengatasi keluhanya (ibu mengerti dan dapat memperaktekannya).

2.5.3 Kasus Trimester III

Askeb Kelompok 12 90
1. Kasus 1: Ny. A, seorang ibu rumah tangga, usia 20 tahun datang ke bidan
untuk pemeriksaan antenatal. Ini merupakan kehamilannya yang pertama dan
tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya, usia kehamilannya
diperkirakan berusia 31 minggu, HPHT 1 April 2010. ibu mengeluh susah
buang air besar sejak 3 hari lalu, cepat lelah dan merasa pusing jika duduk
atau berdiri terlalu lama. Dilakukan pemeriksaan dengan hasil TD: 120/80
mmHg, S: 36,2oC, N: 78 x/menit, R: 21 x/menit. Hasil pemeriksaan
laboratorium yaitu Golongan darah: O dan Hb: 8 g/dl

Dari kasus diatas apa yang harus dilakukan oleh seorang bidan ?

a. Pengumpulan data subjektif


Nama: Ny. A
Usia: 20 tahun
Pekerjaan: ibu rumah tangga
Alamat: Agrabinta, Cianjur
Keluhan: susah buang air besar dan lemas
Riwayat haid:

 Menarche: usia 13 tahun


 Siklus: 28 hari
 Lamanya haid: 7 hari
 Nyeri haid : ada
 Haid terakhir: 1 April 2010

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: tidak ada

Kehamilan sekarang:

 Mengalami mual muntah pada trimester awal


riwayat kesehatan keluarga:
 penyakit keturunan: tidak ada
b. Pengumpulan data objektif
a. Keadaan umum: compos mentis
b. Tanda- tanda vital:

Askeb Kelompok 12 91
 Tekanan darah: 120/80 mmHg
 Suhu: 36,2oC
 Nadi: 78 x/menit
 Respirasi: 21 x/menit
c. Pemeriksaan umum yang dipandang perlu:
 Kepala: tidak ada deformitas atau benjolan.
 Mata: konjungtiva pucat.
 Lidah : pucat, kotor.
 Oedema: tidak ada
 Reflex patella: +
d. Pemeriksaan laboratorium
 Darah:
Golongan darah: O
Hb: 8 g/dl
e. Pemeriksaan khusus obstetric:
 Inspeksi:
 Muka: terdapat kloasma gravidarum
 Dinding abdomen : terdapat linea nigra
 Tinggi pundus uteri: pertengahan antara proc. Xyphoideus
dan pusat
 Palpasi:
 Payudara: teraba lebih menegang
 Leopold I: teraba lunak, kurang bundar dan kurang melenting
 Leopold II: teraba bagian-bagian kecil disebelah kanan perut
ibu.
 Leopold III: bagian terbawah janin masih dapat digoyangkan,
teraba keras.
 Leopold IV: bagian terbawah belum memasuki pintu atas
panggul.
 Auskultasi:
 DJJ: 130 x/menit
 Bising usus ibu: 8 x/menit
Askeb Kelompok 12 92
c. Assesment
 Diagnose : G1P0A0, gravid 31 minggu, janin tunggal hidup intra uterin
dengan anemia ringan
 Masalah potensial: anemia berat
 Tindakan segera: pemberian tablet penambah darah
d. Planning
 Memberitahukan keadaan ibu yang sebenarnya. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan bahwa ibu mengalami sembelit yang biasa
terjadi pada trimester III dan anemia sedang.
 Menyarankan ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan berserat
seperti buah dan sayuran. Ibu dapat memahami penjelasan yang
diberikan.
 Memberikan ibu tablet Fe untuk meningkatkan Hb ibu. Ibu bersedia.
 Menyarankan ibu untuk banyak beristirahat. Ibu mengerti.
 Memberitahukan ibu jadwal kunjungan yang selanjutnya. Ibu
mengerti.
2. Kasus 2
Ny. B, seorang ibu rumah tangga, usia 18 tahun datang ke bidan untuk
memeriksakan kehamilannya. Ini merupakan kehamilannya yang pertama
dan tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya, usia kehamilannya
diperkirakan berusia 30 minggu, HPHT 7 April 2010. Ibu mengeluh sering
sakit kepala.

Dari kasus diatas apa yang harus dilakukan oleh seorang bidan ?

1. Pengumpulan data subjektif


Nama: Ny. B

Usia: 18 tahun

Alamat: Cidaun, Cianjur

Pekerjaan: ibu rumah tangga

Askeb Kelompok 12 93
Keluhan; sakit kepala yang hebat dan mata berkunang-kunang

Riwayat haid:

 Menarche: usia 13 tahun


 Siklus: 28 hari
 Lamanya haid: 7 hari
 Nyeri haid : ada
 Haid terakhir: 7 april 2010

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: tidak ada

Kehamilan sekarang:

 Mengalami mual muntah pada trimester awal


riwayat kesehatan keluarga:
 penyakit keturunan: keluarga memiliki riwayat hypertensi.
2. Pengumpulan data objektif
a. Keadaan umum: compos mentis
b. Tanda- tanda vital:
 Tekanan darah: 140/90mmHg
 Suhu: 36,2oC
 Nadi: 78 x/menit
 Respirasi: 21 x/menit
c. Pemeriksaan umum yang dipandang perlu:
 Kepala: tidak ada deformitas atau benjolan.
 Mata: konjungtiva merah muda
 Oedema: + di tangan dan di tungkai
 Reflex patella: +
d. Pemeriksaan laboratorium
 Darah:
Golongan darah: O
Hb: 11 g/dl
 urin

Askeb Kelompok 12 94
Protein urin: +
e. Pemeriksaan khusus obstetric:
 Inspeksi:
 Muka: terdapat kloasma gravidarum
 Dinding abdomen : terdapat linea nigra
 Tinggi pundus uteri: pertengahan antara proc.
Xyphoideus dan pusat
 Palpasi:
 Payudara: teraba lebih menegang
 Leopold I: teraba lunak, kurang bundar dan kurang
melenting
 Leopold II: teraba ada tahanan, keras seperti papan
disebelah kanan perut ibu.
 Leopold III: bagian terbawah janin masih dapat
digoyangkan, teraba keras.
 Leopold IV: bagian terbawah belum memasuki pintu atas
panggul.

 Auskultasi:
 DJJ: 130 x/menit
 Bising usus ibu: 24 x/menit
3. Assesment
 Diagnosa : G1P0A0, gravid 30 minggu, janin hidup tunggal intrauterine
dengan preeklampsi ringan.
 Masalah potensial : preeklampsi berat
 Kebutuhan : konseling tentang nutrisi dan pemantauan tekanan darah
4. Planning
 Menjelaskan keadaan ibu yang sebenarnya bahwa ibu mengalami
preeklampsi ringan. Ibu dapat memahami.
 Menelaskan kemungkinan masalah potensial yang dapat terjadi dan
tanda-tandanya. Ibu dapat memahami penjelasan yang diberikan.

Askeb Kelompok 12 95
 Memberikan konseling tentang nutrisi bagi ibu hamil dan diet rendah
garam. Ibu memahami penjelasan.
 Memberikan konseling tentang mobilisasi pada ibu untuk mengurangi
pusing dan sakit kepala. Ibu mengerti.
 Melakukan pemantauan tekanan darah ibu. Ibu bersedia.
 Memberitahukan jadwal kunjungan ibu yang selanjutnya. Ibu
mengerti.

BAB III

KESIMPULAN

Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di
dalam tubuhnya, masa ini merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan seorang
wanita karena terjadi banyak perubahan baik secara fisik maupun psikologi. Tugas seorang

Askeb Kelompok 12 96
bidan adalah memberikan asuhan yang komprehensif atau asuhan yang menyeluruh pada
ibu hamil yang dimulai dari trimester I, trimester II dan trimester III, memahami segala
kebutuhannya dan mengantisipasi bahaya yang mungkin terjadi selama kehamilan tersebut
agar dalam proses menjalani kehamilannya ibu tidak mengalami penyulit-penyulit yang
dapat mengganggu perkembangan janin.

Selain itu bidan harus memberikan jadwal kunjungan pada ibu, agar asuhan yang
diberikan komprehensif dan berkesinambungan. Sehingga keadaan dan perkembangan ibu
serta janinnya dapat terpantau dan dapat mendeteksi secara dini kemungkinan bahaya yang
akan terjadi di setiap trimesternya. Dan bidan harus mampu memberikan pendidikan
kepada ibu saat kehamilan berlangsung, yang meliputi:
 Pendidikan mengenai nutrisi ibu hamil
 Pendidikan mengenai sekualitas ibu hamil
 Kebutuhan istirahat
 Ketidaknyamanan di setiap trimester
 Personal hygiene
 Tanda bahaya di setiap trimester.

DAFTAR PUSTAKA

A.I.,Novaria & T.P Budi. 2007. Tips Serdas Dalam Kehamikan. Yogyakarta: Oryza
Cunningham, Gary, dkk. 2006. Obstetri Williams edisi 21. Jakarta: EGC

Askeb Kelompok 12 97
Depkes RI. 2003. Standar Asuhan Kebidanan Bagi Bidan Di Rumah Sakit Dan Puskesmas.
Jakarta: Direktorat Keperawatan & Teknisian Medik, Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik

Fitrianingsih, Dwi dan Akhsin Zulkoni. 2009. FARMAKOLOGI Obat-obat Dalam Praktek
Kebidanan. Yogyakarta: Mulia Medika
Hadi, Endang Susilowati. 2006. Lebih Jauh Tentang Kehamilan. Jakarta: Edsa Mahkota
Indriarti, M.T. 2008. Senam Hamil & Ballita. Yogyakarta: Cemerlang Publishing
Matteson, Peggy Sherblom. 2001. Women’s Health During The Childbearing Years. USA:
Mosby
Ronosulistyo, Hanny dan Amiruddin Aam. 2007. Kehamilan yang Didamba. Bandung:
Khazanah Intelektual
Stoppard, Miriam. 2006. Buku Pintar Kehamilan. Magelang: Pustaka Horizone
http://ayurai.wordpress.com/2009/04/04/askeb-ancpemeriksaan-kehamilan/

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_folat

http://ucin-rastafara.blogspot.com/2009/05/mengembangkan-perencanaan-asuhan.html

http://wongapik.com/kesehatan/54-10-makanan-kaya-asam-folat-untuk-tubuh-kita.html
http://www.bayisehat.com/pregnancy-mainmenu-39/216-pentingnya-asam-folat.html

http://www.pkmi-online.com/download/ASUHAN%20ANTENATAL.pdf

Askeb Kelompok 12 98

You might also like