Professional Documents
Culture Documents
KISTA MAXILLARIS
OLEH :
Inna Sholati, S.Ked
(G1A105027)
1
STATUS PASIEN
Identitas
Nama :E
Umur : 9 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jambi
Agama : Islam
MRS : 17-01-2011
Anamnesa
Keluhan Utama :
Rasa sakit pada pipi bagian kiri
Status Presen
- Sensorium : Compos mentis - Nadi : 84 x/menit
- Pernafasan : 20 x/menit - TD : 90/60 mmHg
- Suhu : 37º C - KU : Sedang
2
Hal-Hal Lain yang Penting
Hidung : Kanan Kiri
• Cairan :
Encer - -
Kental - -
Darah - -
Nanah - -
• Berbau : - -
• Tumpat : - -
• Penciuman : + +
• Sakit : - -
• Gatal : - -
• Bersin-bersin : - -
3
Kerongkongan : Laring :
• Sakit leher :- - Suara serak : -
• Sakit menelan :- - Sesak nafas : -
• Sangkut menelan : - - Batuk :-
• Seperti ada benda : -
• Terasa kering :-
• Gatal :-
• Lendir :-
• Berbunyi :-
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala dan Leher
Bentuk : Normal
Kelenjar Regional : Normal
Telinga
Kanan Kiri
- Daun Telinga : Normal Normal
- Liang Telinga : Serumen (+) Serumen (+)
- Membran timpani : Normal, RC (+) Normal, RC (+)
- Retro auriculaur : Normal Normal
- Pre auriculaur : Normal Normal
4
Hidung
• Bentuk : N
• Luka : -
• Cairan : -
• Krusta : -
• Bisul : -
• Fraktur : -
Rinoskopi Posterior : tidak dapat dinilai, karena os selalu merasa ingin muntah.
Transluminasi : sinus maxillaris sinistra (+)
Mulut
Selaput lendir mulut : Normal
Bibir : Mukosa bibir basah
Lidah : Ulkus (-), Warna merah muda
Gigi : Karies (+) di gigi Molar kiri atas, edema (+)
Kelenjar ludah : Normal
Faring
Uvula : bentuk normal, hiperemis (-), edema (-)
Palatum mole : Normal
Palatum durum : Normal
5
Plika anterior : Hiperemis (-)
Tonsil : T0 – T0
Plika posterior : Hiperemis (-)
Mukosa orofaring : Hiperemis (-), bergranul (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi :
- Rontgen foto panoramic: suspek peri apical abses regio 2-5,
dd Tumor maxillaris sinistra.
- Rongten posisi waters: Tumor sinus maxillaris sinistra.
- CT-Scan: Tumor sinus maxillaris sinistra.
Hb : 10 gr/dl
Ht : 30,1 %
Patologi Anatomi : -
DIAGNOSA BANDING :
- Kista sinus maxillaris
- Sinusitis
PENATALAKSANAAN :
- Antibiotik
- Analgetik
- Anti inflamasi
6
- Rencana Operasi
Follow Up:
Tgl 19/1/2011.
KU : sedang
Hb : 12,9 gr/dl
Ht : 40,6 %
Tx :
Obs. KU dan TTV dan perdarahan
Lanjutkan Tx
Tgl 22/1/2011.
KU : sedang
7
Dx : post op extirpasi kista sinus maxillaris hari ke-4
Tx :
Obs. KU dan TTV dan perdarahan
Tampon sinus maxilarris dan anterior dicabut
Analgetik
Tgl 25/1/2011.
KU : baik
Tx :
Pasien diperbolehkan pulang
Kontrol ulang ke poli THT
8
TINJAUAN PUSTAKA
1. Dasar dari anatomi sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi
rahang atas, yaitu premolar (P1 dan P2), molar (M1 dan M2), kadang –
kadang juga gigi taring (C), dan gigi molar (M3), bahkan akar – akar gigi
tersebut dapat menonjol kedalam sinus, sehingga infeksi gigi geligi mudah
naik keatas menyebabkan infkesi.
3. Ostium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga
drainase kurang baik, lagipula drainase juga harus melalui infundibulum
yang sempit.
9
Seperti pada mukosa hidung, di dalam sinus terdapat mukosa
bersilia dan palut lendir diatasnya. Di dalam sinus silia bergerak secara
teratur untuk mengalirkan lendir menuju ostium alamiahnya mengikuti
jalur-jalur yang sudah tertentu polanya. Pada dinding lateral hidung
terdapat dua aliran transpor mukosiliar dari sinus. Lendir yang berasal dari
kelompok sinus anterior yang bergabung di infundibulum etmoid dialirkan
ke nasofaring di depan muara tuba eustaehius. Lendir yang berasal dari
kelompok sinus posterior bergabung di resesus sfeno-etmoidalis, dialirkan
ke nasofaring di postero-superior muara tuba. Inilah sebabnya pada
sinusitis didapati sekret pasca nasal (post nasal drip) tetapi belum tentu ada
sekret di rongga hidung.
10
Sinus maksila disebut juga antrum highmore, merupakan sinus yang paling sering
kena, oleh karena :
2. Pengertian
3. Etiologi
4. Gejala Klinis
11
menyebabkan peningkatan nyeri wajah dan bengkak karena drainase
terganggu.
5. Diagnosis
12
ketika tulang di sekitar penekanan tumor kualitatif perluasan keterbatasan
penipisan atau deformasi cacat penyerapan, kista masih kontur mulus,
meningkatkan scan menunjukkan bahwa dinding antara kista dan mukosa
sinus menunjukkan peningkatan retribusi cincin, tetapi kista tidak
menunjukkan peningkatan, untuk mengidentifikasi dengan tumor ganas.
6. Penatalaksanaan
dan membuat drainase dari sinus yang terkena. Operasi pada sinus maksila
dinding anterior dari sinus maksilaris dan drainase bedah sinus ini ke
anestesi umum. Potong kecil dibuat antara bibir atas dan gusi untuk
13
Nyeri/mati rasa pada wajah (neurapraxia infra-orbital), terjadi sementara
jarang menetap dan Sakit (sementara / permanen) dari gigi dan gusi atas.
sehingga ventilasi dan drainase sinus dapat lancar kembali melalui ostium
14
meatus inferior rongga sinus maksilaris pada situasi dan membersihkan
sisa penyakit sinus dan mengurangi tingkat relaps; ③ Metode ini
sederhana, hanya diperlukan anestesi, perdarahan kurang adalah ringan,
sakit kurang, pasien mudah diterima di bedah rawat jalan, mengurangi
biaya medis.
7. Komplikasi
sinusitis.
15
Hipersensitivitas Post-op atau 'terbakar' rasa sakit selama gusi pipi,
atau gigi(Hypæsthesia / dysæsthesia dari saraf Infra-Orbital).
16
TINJAUAN PUSTAKA
1. Soepardi E.A., H., dr., Sp.THT., Iskandar, H., Prof., dr., Sp.THT.,
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher,
Ed 5, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2001 ; 115 – 24.
2. Adam Boies Higler. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi Ke-6. Cetakan I.
Http://www.aafp.org/afp/980901ap/slack/Functional_endoscopy_sinus
_surgery/htm
DISORDERS-
Dr_G_K_HEBBAR`S_ENT_ENDOSCOPY_CENTRE.htm.
17