Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh :
NIM : 6450401012
Jurusan : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
SARI
PENGESAHAN
Hari : Sabtu
Panitia Ujian
Dewan Penguji,
“Motto Hidup”
“Ingat selalu kepada Allah dan kedua orang tua di manapun kita berada
dan syukuri setiap apa yang terjadi pada kita, karena semua ada hikmahnya”.
“Jangan pernah putus asa dalam menghadapi rintangan hidup ini, karena
kemampuan hambaNya, karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Q.S. Al-
Baqarah, 280).
pengorbananya.
mencintaiku.
2001
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT atas segala karunia
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi disusun guna memenuhi salah satu
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
3. Pembimbing Utama Ibu Dra. Endang Sri Hanani M.KES. dan pembimbing
5. Kepala desa Tawangharjo Bapak Warso, yang telah memberikan ijin untuk
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
Semoga segala amal baik dari semua pihak, mendapat pahala yang berlipat
Penulis
7
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................................ i
SARI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
4.2.5 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita ..... 43
Balita ............................................................................................. 45
4.3.2 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita ..... 49
LAMPIRAN ............................................................................................... 55
10
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Angka Kecukupan Energi dan Rata-rata yang Dianjurkan (per orang per hari)
(Z-Score) .................................................................................................. 19
Balita ....................................................................................................... 40
10. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita .............. 43
11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Balita ....................................................................................................... 41
10. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita .............. 43
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
6. Reliabilitas ............................................................................................... 64
Gizi ........................................................................................................ 74
13. Cara Menghitung Status Gizi dan Kandungan Energi Bahan Makanan ... 75
PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia yang baik dan berkualitas sangat diperlukan dalam
kesehatan dan gizi memegang peranan penting, karena orang tidak akan dapat
Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia baik fisik maupun non
fisik harus dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung terus menerus selama
Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh akan sesuai dengan
potensi ganetik yang dimilikinya. Tetapi pertumbuhan ini juga akan dipengaruhi
oleh intake zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. Kekurangan atau
pola standart.
15
peranan penting dalam kesehatan dan tumbuh kembang anak. Apabila gizi
menurun maka kesehatan anak akan menurun, sedangkan angka mortalitas dan
Kurang kalori dan protein, (2) Kekurangan vitamin A, (3) Kekurangan garam besi
dan anemia gizi, dan (4) gondok endemik (gangguan akibat kekurangan yodium).
Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, anak balita termasuk
golongan masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, sedangkan pada
saat ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat, dan
memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar. Khususnya untuk masa
sehat. Maka kesehatan yang baik ditunjang oleh keadaan gizi yang baik,
merupakan hal yang utama untuk tumbuh kembang yang optimal bagi seorang
anak. Kondisi ini hanya dapat dicapai melalui proses pendidikan dan pembiasaan
Maka dari itu pengaruh orang tua sangat penting dalam pertumbuhan dan
dengan normal juga tidak lepas dari tingkat pengetahuan ibu terhadap
Setelah bayi lahir sampai usia lima tahun merupakan masa dimana seorang
anak akan tumbuh dan berkembang secara pesat. Pengetahuan ibu dalam
mengatur konsumsi makanan dengan pola menu seimbang sangat diperlukan pada
masa tumbuh kembang balita. Pengetahuan gizi ibu ini dapat diperoleh melalui
merupakan salah satunya selain pengetahuan gizi yang didapat lewat media masa
Pengetahuan gizi ibu disini dimaksudkan agar seorang ibu itu dapat
menyusun, membuat makanan yang dikonsumsi oleh balita itu bervariasi atau
beraneka ragam. Keaneka ragaman bahan makanan itu bertujuan supaya sesuai
kebutuhan zat gizi seorang balita dapat terpenuhi dalam satu menu makanan.
Konsumsi zat gizi yang diperlukan balita adalah zat gizi sebagai sumber
tenaga atau energi (karbohidrat), sumber zat pembangun (protein), sumber zat
pengatur (vitamin). Ketiga sumber zat gizi itu sangat diperlukan dalam
pertumbuhan dan perkembangan balita. Namun perlu diketahui porsi atau ukuran
dari masing-masing sumber zat gizi itu harus sesuai dengan pedoman umum gizi
baik Pertumbuhan yang baik biasanya juga disertai dengan status gizi anak yang
baik. Status gizi dapat diketahui dengan cara pengukuran berat badan dan tinggi
kembali terjadi di Indonesia. Salah satu masalah gizi yang terjadi adalah Kurang
Energi Protein (KEP) atau balita gizi buruk. Jumlah kasus yang berpotensi
menderita gizi buruk di Jawa Tengah, berdasarkan data sampai akhir Mei 2005
168 penderita gizi buruk dan 2 diantaranya telah meninggal belum lama ini. Hal
ini diperoleh dari data profil kesehatan Jawa Tengah Tahun 2005.
Menurut data yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten
Pati tahun 2004 jumlah penduduk di Kabupaten Pati adalah 1.195.632 jiwa.
Jumlah balita di Kabupaten Pati adalah 97.966 jiwa yang terdiri dari 50.273 balita
berjenis kelamin laki-laki dan 47.693 balita berjenis perempuan. Kabupaten Pati
Kecamatan Wedarijaksa I pada tahun 2004 adalah 30.941 jiwa. Jumlah balita di
Kecamatan Wedarijaksa I adalah 1.137 yang terdiri dari 532 balita laki-laki dan
penduduk 248 jiwa dan jumlah balita yang ada sebanyak 77 jiwa. Penderita gizi
Data terakhir dari Puskesmas Wedarijaksa I pada bulan Juli 2005 jumlah balita
gizi buruk di desa Tawangharjo menjadi 6 anak karena salah satunya telah
meninggal.
18
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka penelitian ini akan mencoba
energi serta status gizi balita yang ada di desa Tawangharjo. Oleh karena itu,
1.2.1 Apakah ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi
energi balita ?
1.2.2 Apakah ada hubungan antara tingkat konsumsi energi balita dan status gizi
balita?
1.3.1 Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat
1.3.2 Untuk mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi energi balita dan
istilah yang digunakan pelitian ini maka ada beberapa istilah yang perlu
ditegaskan yaitu:
penting. Seorang ibu harus berpengetahuan luas tentang gizi guna mendapatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak yang baik. Adapun yang dimaksud dengan
pengetahuan gizi ibu dalam penelitian ini adalah tingkat pengertian atau
pemahaman ibu balita tentang konsumsi zat gizi dan status gizi balita. Skala
pengukurannya yaitu ordinal dengan kategori rendah bila ≤ x – SD, sedang bila
skor antara > - SD dan < + SD dan tinggi bila skor ≥ x + SD ( Agus Irianto, 2004 :
45). Cara penilaian yaitu jawaban yang benar disesuaikan dengan jenis
Tingkat konsumsi energi adalah persentase dari jumlah energi total yang
empat dengan cut of points masing-masing sebagai berikut: Baik: ≥ 100% AKG,
S.2001:114)
20
konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau
keadaan fisiologis akibat tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh (I Dewa
simpangan baku (Z Score) berat badan menurut umur adalah sebagai berikut: Gizi
lebih Z score > 2,0 SD; gizi baik bila Z score berada pada interval -2 SD sampai
+2 SD, gizi kurang bila Z score <-2,0 SD, serta dikatakan gizi buruk bila Z score
<-3,0 SD.
1.4.4 Balita
Balita dalam penelitian ini adalah anak usia 3 – 5 tahun, karena pada usia
BAB II
berat badan, tinggi badan atau ukuran tubuh lainnya, tetapi lebih dari itu
ibu,konsumsi zat gizi serta stutus gizi seorang anak yang sedang dalam proses
pendidikan nasional kita, pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini
Pengetahuan ibu dapat diperoleh dari beberapa faktor baik formal seperti
diantaranya dapat diperoleh bila ibu tersebut aktif dalam kegiatan posyandu, PKK
faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, dimana hal itu
bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
kekurangan gizi. Kekurangan gizi juga dapat disebabkan karena pemilihan bahan
makanan yang tidak benar. Pemilihan makanan ini dipengaruhi oleh tingkat
tersedia.
kesejahteraan
2. Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya
nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia. Kemiskinan dan
masalah kurang gizi. Lain sebab yang penting dari gangguan gizi adalah
pangan, kecuali pada keadaan genting tertentu, penggunaan yang lebih baik dari
Tingkat pengetahuan gizi yang tinggi dapat membentuk sikap yang positif
untuk menyediakan makanan sehari-hari dalam jumlah dan kualitas gizi yang
sesuai dengan kebutuhan. Kadar gizi anak dipengaruhi oleh pengasuhnya dalam
zat-zat gizi dalam jumlah yang cukup dan dalam proporsi yang seimbang. Hal ini
Zat gizi adalah zat atau unsur-unsur kimia yang terkandung dalam
makanan yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh secara normal. Zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
beda dan tidak ada satu jenis bahan makanan yang mengandung semua bahan
esensial atau zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karenanya diperlukan
25
perpaduan berbagai jenis makanan dalam penyusunan suatu menu makanan (Elly
Nurachmah, 2001: 35). Susunan makanan yang seimbang adalah menyediakan zat
gizi penting yang diperlukan tubuh untuk tenaga, pemeliharaan, pertumbuhan dan
perbaikan jaringan.
yang dibutuhkan tubuh. Kebutuhan zat gizi bagi masing-masing orang berbeda-
beda dan sangat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktifitas, suhu lingkungan
dan 6) Air, berfungsi menyediakan cairan tubuh (Achmad Djaeni S, 2000: 35, 75,
Makanan melalui proses pencernaan dalam tubuh dipecah menjadi zat gizi.
kebutuhan tubuh. Zat gizi yang tidak diperlukan setelah diserap segera disimpan
dalam tubuh untuk penggunaan di kemudian hari. Jika tubuh kelebihan zat gizi
yang dibutuhkan, zat gizi tersebut digunakan untuk memelihara susunan tubuh
26
dan fungsi yang normal. Keadaan tubuh yang demikian ini berkaitan dengan
membantu pola pertumbuhan badan. Bila syarat konsumsi tidak terpenuhi dalam
waktu yang cukup lama baik kurang atau lebih maka akan terjadi gizi kurang
makanan. Kualitas hidangan atau makanan menunjukkan adanya semua zat gizi
yang diperlukan tubuh di dalam suatu hidangan dan perbandingannya yang satu
gizi terhadap kebutuhan tubuh. Kalau susunan hidangan atau makanan memenuhi
kebutuhan tubuh baik dari kualitas maupan kuantitasnya, maka tubuh akan
menyediakan bahan pangan karena didukung dengan pandangan yang cukup. Zat
gizi yang telah dikonsumsi tersebut akan digunakan oleh tubuh untuk mencapai
Jumlah energi yang dibutuhkan seseorang tergantung pada usia, jenis kelamin,
berat badan dan bentuk tubuh (Elly Nurachmah, 2001: 36). Energi dalam tubuh
zat-zat makanan yang cukup pula ke dalam tubuhnya. Manusia yang kurang
pemikirannya karena kurangnya zat-zat makanan yang diterima oleh tubuh yang
Untuk menilai tingkat konsumsi makanan (energi dan zat gizi), diperlukan
(RDA) untuk populasi yang diteliti. Untuk Indonesia, angka kecukupan gizi
(AKG) yang digunakan saat ini secara nasional adalah hasil Widyakarya Nasional
berikut: 1). Kelompok umur; 2). Jenis kelamin; 3). Tinggi badan; 4). Berat badan;
5). Aktifitas; 6). Kondisi khusus (hamil atau menyusui); (IDewa Nyoman S,
2002:112).
ditetapkan bahwa rata-rata AKG pada tingkat konsumsi energi untuk anak laki-
laki dan perempuan usia 1-6 tahun tertera pada tabel 1 di halaman 15:
28
Tabel 1
Angka Kecukupan Energi dan Rata-rata Yang Dianjurkan (per orang per hari)
1- 3 tahun 12 90 1250
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI Tahun 1998 Dalam I Dewa
Angka Kecukupan Gizi diperoleh dari hasil perbandingan berat badan asli
dengan berat badan standar menurut umur. Hasil perhitungan tersebut kemudian
dikalikan dengan AKG standar. AKG individu yang telah diperoleh ini kemudian
Untuk klasifikasi dari tingkat konsumsi kelompok atau rumah tangga atau
perorangan belum ada standar yang pasti. Berdasarkan Buku Pedoman Petugas
Puskesmas, Depkes RI 1990 (2001: 114), klasifikasi tingkat konsumsi zat gizi
Tabel 2
1 2
80 – 99 % AKG Sedang
70 – 80 % AKG Kurang
pembakaran karbohidrat, protein dan lemak, dengan demikian agar manusia selalu
dalam tubuhnya. Manusia yang kurang makanan akan lemah baik daya kegiatan,
tidak dapat bekerja dengan energi yang melebihi dari apa yang diperoleh dari
makanan kecuali jika meminjam atau menggunakan cadangan energi dalam tubuh,
namun kebiasaan meminjam ini akan dapat mengakibatkan keadaan yang gawat,
Perhitungan tingkat konsumsi energi pada balita (3-5 tahun) dengan cara
recall 24 jam kemudian akan distandarkan dengan umur, berat badan dan jenis
fisik yang diakibatkan karena adanya keseimbangan antara pemasukan zat gizi
dan pengeluaran zat gizi oleh suatu organisme. Status gizi seseorang dipengaruhi
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik
atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang
perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat
setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan
satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh
secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi. Ada empat bentuk malnutrisi
yaitu: 1) under nutrition, yaitu kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau
absolut untuk periode tertentu; 2) specific defisiensi, yaitu kekurangan zat gizi
imbalance yaitu, karena disproposi zat gizi misalnya: kolesterol terjadi karena
2001:18).
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) secara
(2001: 21).
karena mudah dilakukan, sederhana, peralatan murah dan dapat dilakukan oleh
siapa saja. Secara umum antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari
sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
maupun orang dewasa. Penilaian status gizi dengan antropometri dapat disajikan
dalanm bentuk: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur
(TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), dan lingkar lengan atas
antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi maka, berat badan berkembang mengikuti
Statistic).
Tabel 3
(Z Score)
1 2 3 4
masyarakat di suatu wilayah. Penilaian status gizi secara tidak langsung dengan
salah satu teknik untuk menunjukkan tingkat keadaan gizi. Survei konsumsi
makanan yang sering dipakai adalah recall 24 jam. Dalam metode ini, responden
disuruh untuk mengingat dan menceritakan semua yang dimakan dan diminum
Sosial
Ekonomi
Pelayanan
Tingkat Konsumsi
Kesehatan
- Penyediaan Protein
makanan
Pengetahuan - Pemilihan bahan
Gizi Ibu makanan Tingkat Konsumsi Status
keluarga energi
gizi
khususnya
untuk balita
Tingkat Konsumsi
Lemak
Penyakit
Pendidikan Infeksi
2.2 Hipotesis
menunjukkan dugaan kalau ada hubungan antara dua variabel atau lebih
2.2.1 ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi
balita.
2.2.2 ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dan status gizi balita
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Notoatmodjo populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(2002:79).
individu yang akan dijadikan objek penelitian dan untuk memenuhi syarat suatu
sifat yang sama atau homogen. Jadi populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah semua ibu dan balita (3-5 tahun) di desa Tawangharjo kecamatan
3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti
Notoatmodjo, 2002:79). Pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah
3.3.3 Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah orang yang mempunyai
3.3.4 Sampel terdiri dari balita (3-5 tahun) yang dalam 3 bulan terakhir tidak
3.4 Variabel
pada penelitian. Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki
di mana data yang menyangkut variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan
2002:148).
Variabel Bebas
Pengetahuan
Ibu
Sampel
Variabel Bebas
Tk. Konsumsi
Energi Balita
Variabel Terikat
Status Gizi Balita
3.6.1 Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena
3.6.2 Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan tanya jawab baik secara langsung maupun tidak
3.6.3 Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebagainya, yang bukan
Pati.
Status gizi balita dalam penelitian ini diperoleh dengan cara pengukuran
konsep penelitian.
3.7.3 Membuat asumsi atau tanggapan yang menjadi dasar perumusan hipotesis
penelitian.
penelitian ini adalah semua ibu dan balita di desa Tawangharjo kecamatan
Wedarijaksa Pati yang berjumlah 77 orang dan sampelnya juga terdiri dari
pertanyaan yang sulit dimengerti atau kekurangan dari materi kuesioner itu
3.8 Instrumen
angket atau kuesioner dan wawancara dengan ibu yang mempunyai balita untuk
mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan gizi ibu dan metode recall 24 jam
untuk mengukur tingkat konsumsi energi balita. Adapun untuk mengukur status
3.8.1 Microtoice
3.8.3 Dokumentasi
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
sudah disusun sedemikian rupa untuk di jawab oleh responden yang sedang
diteliti (2002:113).
yang paling tahu tentang dirinya, (2) apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti
adalah benar dan dapat dipercaya, (3) interprestasi subjek tentang pertanyaan yang
ialah meliputi definisi makanan sehat, sumber makanan sehat, kegunaan makanan
sehat, cara pengolahan dan penyimpanan makanan, dan pemberian ASI pada
balita. Adapun jumlah pertanyaannya ada 15 yang terdiri dari pertanyaan positif,
diberi skor 2 untuk jawaban benar, dan 1 untuk yang salah (2002:130).
42
3.9.1 Validitas
kuesioner, kuesioner tersebut harus dapat mengukur apa yang diukurnya. Uji
validitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji product moment dari Pearson.
Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih apabila korelasi tiap butir memiliki
diujicobakan dan diperoleh hasil yang valid pada semua butir pertanyaan karena
Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya instrumen, hasil uji coba ditabulasi
dalam tabel analisis data dicari varian tiap item, kemudian dijumlahkan menjadi
varian total . Dinyatakan reliabel jika r alpha positif dan r alpha > r tabel
(2002:135).
43
pengetahuan tentang gizi yang diujicobakan diperoleh nilai alpha 0,8969 > 0,444
maka instrumen itu dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena r
disengaja baik sampel penelitian atau pada instrumen yang digunakan, hal tersebut
dapat terjadi dalam penelitian ini. Faktor pengaruh yang dimungkinkan terjadinya
pada balita.
3.10.2 Faktor waktu responden yang diteliti. Karena responden sangat sibuk
pengolahan data.
program komputer.
3.11.4 Tabulasi: yaitu mengelompokkan data sesuai dengan variabel yang akan
3.11.5 Penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan deskriptif.
menganalisis data, sehingga data tersebut dapat ditarik menjadi suatu simpulan.
meliputi :
pengetahuan ibu dan tingkat konsumsi energi dan Status gizi pada balita yang
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.
dan variabel terikat dengan uji statistik yang disesuaikan dengan skala data yang
ada yaitu nominal dan nominal. Uji statistik yang digunakan adalah chi-khuadrat
45
atau chi- square. Taraf signifikasi yang digunakan adalah 95 % dengan nilai
sebagai berikut :
(Sugiyono,2004:216)
46
BAB IV
yang mempunyai balita berumur antara 20-40 tahun dan untuk lebih jelasnya
Tabel 4
1. 20-25 14 29,78
2. 26-30 20 42,55
3. 31-35 8 17,02
4. 36-40 5 10,65
Jumlah 47 100
47
50
40 20-25 th
30 26-30 th
20 31-35 th
10 36-40 th
0
1
Tabel 5
1. SD 17 36,17
2. SLTP 13 27,66
3. SLTA 14 29,79
4. PT 3 6,38
Jumlah 47 100
48
40
35
30
SD
25
SLTP
20
SLTA
15
10 PT
5
0
1
diperoleh data tentang pengetahuan gizi ibu, tingkat konsumsi energi dan status
gizi balita.
energi dengan menggunakan metode recall dan status gizi dengan menggunakan
sebagai berikut:
Tabel 6
Rendah 8 17,02
Sedang 23 48,94
Tinggi 16 34,04
Jumlah 47 100
rendah sebanyak 8 orang (17,02%) ini kebanyakan terdapat pada ibu yang
pengukurannya yaitu ordinal dengan kategori rendah bila ≤ x – SD, sedang bila
skor antara > - SD dan < + SD dan tinggi bila skor ≥ x + SD ( Agus Irianto,
4.2.1.1 Pengetahuan rendah bila total nilai <24, diperoleh dari M-S
4.2.1.2 Pengetahuan sedang bila total nilai 24-28, diperoleh dari (M-SD) – (M+
SD)
pengkategorian adalah 26,02 dan median 26,00 yang menunjukkan bahwa 50%
pengetahuan responden adalah 26,00 ke atas dan 50% nya adalah 26,00 ke bawah.
Standart deviasinya yaitu sebesar 2,345 dengan nilai minimum 23 dan nilai
maksimum 30. Dalam hal ini mean dan standart deviasi digunakan untuk
tengah.
51
Setelah diketahui hasil tingkat pengetahuan tentang gizi pada tabel di atas
Tawangharjo adalah ; kategori rendah (R) 8 sampel (17,02%), kategori sedang (S)
berikut:
Defisit 6 12,76
Sedang 13 27,66
Baik 20 42,56
Jumlah 47 100
terdapat pada usia 4 tahun , kategori kurang baik 8 sampel (17,02%) kebanyakan
terdapat pada usia 3 dan 4 tahun, dan kategori baik 20 sampel (42,56%) paling
20
Defisit
15
Kurang baik
10
Sedang
5
Baik
0
Kurus 9 19,15
Normal 28 59,57
Gemuk 3 6,38
Jumlah 47 100
Setelah diketahui hasil pengukuran status gizi balita pada tabel di atas
menunjukkan status gizi pada balita kategori sangat kurus 7 sampel (14,90%)
paling banyak terdapat pada balita usia 4 tahun, kurus 9 sampel (19,15%)
kebanyakan terdapat pada balita yang berusia 3 dan 4 tahun, normal 28 sampel
53
(59,57%) paling banyak terdapat pada usia 3 tahun, dan kategori gemuk 3 sampel
4.2.4 Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi Balita
Tabel 9
15
10 Pengetahuan Rendah
5 Pengetahuan Sedang
Pengetahuan Tinggi
0
Defisit Kurang Sedang Baik
Baik
konsumsi energi balita yang defisit pada responden ibu yang berpengetahuan
rendah (50%) dan ibu yang berpengetahuan sedang (50%) dibandingkan dengan
energi balita yang kurang baik pada ibu berpengetahuan rendah (12,50%), ibu
(25%), persentase tingkat konsumsi energi balita yang sedang pada responden ibu
sedangkan persentase tingkat konsumsi energi balita yang baik pada ibu yang
berpengetahuan rendah (0%), ibu yang berpengetahuan sedang (60%), dan ibu
yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita, selanjutnya data tersebut
antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi pada balita.
4.2.4.1.3 Simpulan
14,360 > chi square tabel = 12,592, maka Ho ditolak, yang berarti ada hubungan
yang signifikan antara pengetahuan ibu dan tingkat konsumsi energi pada balita.
diperoleh x2 sebesar 14,360 (x2 hitung > x2 tabel), dan p value sebesar 0,026
(p < 0,05) yang artinya ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat
konsumsi energi pada balita, diperoleh keeratan hubungan sebesar 0,484 yang
artinya ada hubungan yang cukup kuat antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat
Semakin tinggi pengetahuan gizi ibu maka tingkat konsumsi energi balita akan
semakin baik.
Tabel 10
20
18 Konsumsi energi Defisit
16
14 Konsumsi energi
12 Kurang Baik
10
8 Konsumsi energi
6 Sedang
4 Konsumsi energi Baik
2
0
sangat kurus normal gemuk
kurus
Status gizi balita
Dari hasil tabulasi silang diatas terlihat bahwa persentase status gizi balita
sangat kurus dengan tingkat konsumsi energi defisit (71,43%) dan tingkat
konsumsi energi kurang baik (28,57%) dan untuk tingkat konsumsi energi sedang
dan baik masing-masing (0%), sedangkan persentase status gizi balita kurus
dengan tingkat konsumsi energi defisit (11,11%), tingkat konsumsi energi kurang
energi baik (0%), dan persentase status gizi balita normal pada responden dengan
tingkat konsumsi energi defisit (0%), tingkat konsumsi energi kurang baik
(3,57%), tingkat konsumsi energi sedang (32,14%) dan tingkat konsumsi energi
baik (64,29%), sedangkan persentase balita yang gemuk dengan tingkat konsumsi
energi defisit dan kurang baik masing-masing (0%), tingkat konsumsi energi
yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita, selanjutnya data tersebut
variabel bebas (tingkat konsumsi energi) dengan variabel terikat (status gizi
balita).
balita.
4.2.5.3 Simpulan
47,338 > chi square tabel = 16,919, maka Ho ditolak, yang berarti ada hubungan
yang signifikan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi balita.
diperoleh x2 sebesar 47,338 (x2 hitung > x2 tabel), dan p value sebesar 0,000 (p <
0,05) yang artinya ada hubungan antara tingkat konsumsi gizi dengan status gizi
balita, diperoleh keeratan hubungan sebesar 0,708 (koefisien kontingensi < 0,5)
yang artinya ada hubungan yang kuat antara tingkat konsumsi energi dengan
status gizi balita. Semakin tinggi tingkat konsumsi energi pada balita maka status
gizi balita akan semakin baik sebaliknya jika konsumsi energi pada balita
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hubungan Pengetahuan Ibu dan tingkat konsumsi energi pada balita
pada balita yang buruk karena responden belum mengetahui dan menyadari akan
pentingnya pengetahuan gizi sebagai modal utama untuk menentukan dan tingkat
sedang (48,94%) dan pengetahuan tinggi (34,04%). Jadi sebagian besar responden
terhadap sesuatu yang datang dari luar. Responden yang menempuh pendidikan ≤
SLTA yaitu 96,8% lebih besar daripada responden yang menempuh pendidikan
Pengetahuan ibu tentang gizi yang tinggi dalam penelitian ini sangat dipengaruhi
makanan yang tepat, mengolah dan menyajikan makanan yang baik dan sehat
untuk balita juga nerupakan faktor yang penting dalam menentukan pengetahuan
seorang ibu.
60
Pengetahuan tidak lain merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
ketekunan dan waktu yang lama untuk dapat memberikan pemahaman sehingga
setiap saat dapat diterapkan sebagai sarana membantu responden dalam upaya
Sedangkan status gizi pada balita dapat diketahui dari hasil pengukuran
dengan metode Z-score di desa Tawangharjo dan diperoleh balita dengan status
(19,15%), normal sebanyak 28 sampel (59,57%), dan status gizi gemuk sebanyak
3 sampel (6,38%).
konsumsi energi balita yang defisit pada responden ibu yang berpengetahuan
rendah (50%) dan ibu yang berpengetahuan sedang (50%) dibandingkan dengan
energi balita yang kurang baik pada ibu berpengetahuan rendah (12,50%), ibu
(25%), persentase tingkat konsumsi energi balita yang sedang pada responden ibu
sedangkan persentase tingkat konsumsi energi balita yang baik pada ibu yang
berpengetahuan rendah (0%), ibu yang berpengetahuan sedang (60%), dan ibu
tingkat keeratan hubungan sebesar 0,484 dan nilai p value=0,026 (p<0.05) yang
artinya ada hubungan yang cukup kuat antara pengetahuan ibu dan tingkat
dan sikap yang dimilikinya. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Salah satu unsur yang
diperlukan agar dapat berbuat sesuatu adalah pengetahuan dan jika kita
pengetahuan yang positif tentang apa yang harus dikerjakan, dengan kata lain
merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (1997:128).
62
tingkat konsumsi energi akan mempengaruhi status gizi yang buruk. Balita
dengan status gizi sangat kurus sebagian besar tingkat konsumsi energinya defisit
Dari hasil tabulasi silang diatas terlihat bahwa persentase status gizi balita
sangat kurus dengan tingkat konsumsi energi defisit (71,43%) dan tingkat
konsumsi energi kurang baik (28,57%) dan untuk tingkat konsumsi energi sedang
dan baik masing-masing (0%), sedangkan persentase status gizi balita kurus
dengan tingkat konsumsi energi defisit (11,11%), tingkat konsumsi energi kurang
energi baik (0%), dan persentase status gizi balita normal pada responden dengan
tingkat konsumsi energi defisit (0%), tingkat konsumsi energi kurang baik
(3,57%), tingkat konsumsi energi sedang (32,14%) dan tingkat konsumsi energi
baik (64,29%), sedangkan persentase balita yang gemuk dengan tingkat konsumsi
energi defisit dan kurang baik masing-masing (0%), tingkat konsumsi energi
konsumsi energinya defisit dan kurang baik terdapat pada usia 4 tahun. Status gizi
balita yang sangat kurus dan kurus juga banyak terdapat pada balita yang berusia
4 tahun.
63
tingkat keeratan hubungan sebesar 0,708 dan nilai p value=0,00 (p<0,05) yang
artinya ada hubungan yang kuat antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi
balita. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat konsumsi energi maka status gizi
badan kurang dari berat badan seharusnya (ideal). Sebaliknya, bila konsumsi
energi yang diperoleh dari makanan melebihi energi yang dikeluarkan maka
kelebihan energi tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh, akibatnya
terjadi berat badan yang melebihi berat badan idealnya (terjadi kegemukan).
BAB V
5.1 Simpulan
sebagai berikut :
5.1.1 Ada hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan gizi ibu dan
gizi ibu maka tingkat konsumsi energi balita juga semakin baik.
5.1.2 Ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat konsumsi energi
Kabupaten Pati. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat konsumsi energi
5.2 Saran
berikut :
65
5.2.1 Adanya hubungan positif antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat
5.2.2 Bagi instansi terkait terutama Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu
bekerja sama dengan kader PKK dan karang taruna untuk meningkatkan
5.2.3 Bila ada penelitian lanjutan, hal ini dapat dijadikan informasi sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000. Ilmu Gizi Jilid I. Jakarta: Dian Rakyat.
Achmad Djaeni Sediaoetama, 1999. Ilmu Gizi Jilid II. Jakarta: Dian Rakyat.
Agus Irianto, 2004. Statistika Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : Kencana.
Anies dan Soegeng Santoso, 1999. Mengatasi Gangguan Kesehatan Pada Anak-
BPS Semarang, 2005. Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2005. Semarang :
Kantor BPS.
Depkes RI, 2001. Modul I Indonesia Sehat 2010. Jakarta : Pusdiklat Kesehatan.
Dinkes Pati, 2004. Profil Kesehatan Kabupaten Pati Tahun 2004. Pati : Kantor
Dinkes.
Hardinsyah, 2000. Daftar Kandungan Zat Gizi Bahan Makanan. Bogor: Fakultas
Pertanian IPB.
Aditya Bakti.
67
Singgih Santoso, 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi
Sjahmien Moehji , 2003. Ilmu Gizi 2. Jakarta : Penerbit Papas Sinar Sinanti.
Rineka cipta.
Rineka cipta.
Sunita Almatsier, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
68
Lampiran 1
KISI-KISI KUESIONER
sehat 14, 15
dan penyimpanan 13
balita di Posyandu
/ KMS
69
Lampiran 2
Kuesioner Penjaring
Hubungan pengetahuan Gizi Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi balita dan status
2005
Alamat : .........................................
I. Karakteristik Sampel
g. Akademi / PT
70
3. Pekerjaan Ibu
c. Petani d. Pedagang
e. Pegawai Negeri
5. Apakah Dalam 3 Bulan Terakhir Ini Anak Anda Menderita Penyakit Inferksi
a. Tidak b. Ya
71
Lampiran 3
Kuesioner
Hubungan pengetahuan Gizi Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi balita dan status
2005
Alamat : .........................................
I. Karakteristik Sampel
g. Akademi / PT
72
b. Mengenyangkan perut.
a. Berat badannya naik setiap bulan dan sesuai dengan warna pita KMS.
3. Menurut ibu bagaimana cara untuk mengetahui baik dan tidaknya status
a. Umur 2 tahun
b. Umur 3 tahun
a. Dimasak tidak terlalu lama sehingga masih segar dan vitamin tidak
hilang.
a. Air minum yang sudah dimasak terlebih dahulu dan wadajnya bersih.
b. Wortel, kangkung.
74
15. Bahan makanan apa sajakah yang banyak mengandung Protein Hewani ?
b. Beras, jagung.
75
Lampiran 4
Berat Energi
No Menu Bahan Makanan URT
(gr) (Kkal)
1 Makan Pagi
2 Selingan
3 Makan Siang
4 Selingan
5 Makan
Malam
6 Selingan
76
Lampiran 5
Lampiran 6
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis
******
_
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 18,9500 17,2079 4,1482 15
Item-total Statistics
Reliability Coefficients
Alpha = ,8969
79
Lampiran 7
Tabel
Hasil Penilaian Pengetahuan Gizi Ibu
34 23 S1 24 Sedang
35 35 SLTP 23 Rendah
36 27 SLTA 24 Sedang
37 28 SD 23 Rendah
38 26 SD 24 Sedang
39 32 SD 26 Sedang
40 29 SLTA 23 Rendah
41 22 SD 23 Rendah
42 24 SLTP 25 Sedang
43 29 SD 25 Sedang
44 26 SLTA 24 Sedang
45 24 SLTA 26 Sedang
46 25 SD 23 Rendah
47 27 SLTA 24 Sedang
81
Lampiran 8
41 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 23
42 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 25
43 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 25
44 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 24
45 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 26
46 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 23
47 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 24
83
Lampiran 9
Lampiran 10
Frequencies
Statistics
PENGETAHUAN IBU
N Valid 47
Missing 0
Mean 26.02
Median 26.00
Std. Deviation 2.345
Variance 5.500
Range 7
Minimum 23
Maximum 30
Percentiles 10 23.00
20 24.00
25 24.00
30 24.00
40 25.00
50 26.00
60 26.80
70 28.00
75 28.00
80 28.40
90 29.20
PENGETAHUAN IBU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 23 8 17.0 17.0 17.0
24 9 19.1 19.1 36.2
25 5 10.6 10.6 46.8
26 6 12.8 12.8 59.6
27 3 6.4 6.4 66.0
28 7 14.9 14.9 80.9
29 5 10.6 10.6 91.5
30 4 8.5 8.5 100.0
Total 47 100.0 100.0
86
Lampiran 11
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENGETAHUAN IBU
* KONSUMSI 47 100.0% 0 .0% 47 100.0%
ENERGI
Chi-Square Tests
a 9 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.02.
Symmetric Measures
Lampiran 12
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KONSUMSI
ENERGI * 47 100.0% 0 .0% 47 100.0%
STATUS GIZI
STATUS
Sangat
Kurus Normal Gemuk Total
Kurus
KONSUMSI Defisit 5 1 0 0 6
ENERGI Kurang Baik 2 5 1 0 8
Sedang 0 3 9 1 13
Baik 0 0 18 2 20
Total 7 9 28 3 47
Chi-Square Tests
a 14 cells (87.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .38.
Symmetric Measures
BeratBahanMakanan( gr ) BDD
x Kandungan Energi Pada Tabel x
100( gr ) 100
Lampiran 14
pengukurannya yaitu ordinal dengan kategori rendah bila ≤ x – SD, sedang bila
skor antara > - SD dan < + SD dan tinggi bila skor ≥ x + SD ( Agus Irianto,
4.2.1.4 Pengetahuan rendah bila total nilai <24, diperoleh dari M-S
4.2.1.5 Pengetahuan sedang bila total nilai 24-28, diperoleh dari (M-SD) –
(M+ SD)
Lampiran 15
> + 2 SD = GEMUK
+ 2 s/d – 2 SD = NORMAL
- 3 s/d < - 2 SD = KURUS
> - 3 SD = SANGAT KURUS
92
Lampiran 16
Lampiran 17
TABEL
NILAI-NILAI CHI KUADRAT
Taraf signifikansi
dk
5% 1%
1 3,481 6,635
2 5,591 9,210
3 7,815 11,341
4 9,488 13,277
5 11,070 15,086
6 12,592 16,812
7 14,017 18,475
8 15,507 20,090
9 16,919 21,666
10 18,307 23,209
11 19,675 24,725
12 21,026 26,217
13 22,368 27,688
14 23,685 29,141
15 24,996 30,578
16 26,296 32,000
17 27,587 33,409
18 28,869 34,805
19 30,144 36,191
20 31,410 37,566
21 32,671 38,932
22 33,924 40,289
23 35,172 41,638
24 35,415 42,980
25 37,652 44,314
95
Lampiran 18
Lampiran 19
Gambar Penelitian
97