Professional Documents
Culture Documents
^ tri , T +¿¿
^ control > V Vd
V A adalah on v Ao =
2
^ tri , T −¿¿
^ control < V −V d
V A adalah off v Ao =
2
fS (4)
15= f S =15 Hz
1 ; dan Jika Pulsa PWM mempunyai tinggi sebesar E ,
1 maka lebar pulsa ke i dapat dihitung berdasarkan
T S=
15 luasan
Li , dengan lebar sebesar
dimana besar
f S ini menunjukkan jumlah pulsa Li Em
Ti= =[ cos φ i−cos ( φi + d ) ]
yang terbentuk yaitu
n=f S E E
(5)
Selanjutnya pulsa terbagi dua yaitu :
Perbandingan antara tegangan puncak sinus
f S +1 f S −1 dengan tegangan pulsa PWM dinyatakan sebagai
non= noff = indeks modulasi,
2 dan 2
(3)
Em gelombang carrier triangular (Vtriangular)
m= amplitude Ac (Acarrier) dijaga konstan.
E
(6) Dengan menvariasikan Ar dari 0 sampai Ac
lebar pulsa delta dapat divariasikan dari 0 sampai
Indeks modulasi digunakan untuk memberikan 180 derajat. Rasio Ar ke Ac adalah variabel
pengaturan tegangan rms pada keluaran inverter. kendali didefinisikan sebagai indeks modulasi
amplitude (rasio modulasi amplitude) atau disebut
indeks modulasi. Amplitude komponen frekuensi
fundamental dari tegangan output bervariasi
secara linear dengan ma
( ma ≤1,0 ; ma=V control /V triangular ). Rasio modulasi
Em f t E m sin frekuensi m f ≥ 9 ( dalam kasus yang biasa),
m f =f s /f l , f s : frekuensi carrier , f l : frekuensi
modulasi.
Sebab kasus relatif dalam memfilter harmonik
Li tegangan pada frekuensi tinggi, diinginkan
menggunakan frekuensi switching setinggi
mungkin, kecuali untuk satu significant drawback.
d Rugi-rugi switching dalam switch inverter naik
i i d proporsional dengan frekuensi switching f s,
(a ) karena itu dalam banyak aplikasi frekuensi
switching dipilih lebih kecil dari 6 kHz atau lebih
besar dari 20 kHz diatas range audible. jika
frekuensi switching optimum (berbasis pada
Ti performansi sistem keseluruhan) turns out ke
E beberapa cara dalam range 6 sampai 20 kHz.
kemudian kerugian untuk 20 kHz biasanya
ditutupi oleh keuntungan tidak adanya audible
Li nois dengan f s 20 kHz atau lebih besar.
Tegangan kendali bervariasi secara sinusoidal
pada frekuensi f 1=w 1 /2 pi yang diinginkan
menjadi (sebagai) frekuensi fundamental output
d inverter.
Gambar 5.
Gambar 7.
Gambar 9.
Gambar 8.
Gambar 10.
Gambar 12.
REFERENSI