Professional Documents
Culture Documents
OLEH KELOMPOK 7 :
ARYA KRISNATA DEWI
FITRIA NANU FRIDA
DEDI IRAWAN
BINTI KHOIRINA
AGUSTINUS SERAN
ERMALINDA BEBE
ANSELINDA KLON
HARYATI S. DOPU
Penulis dengan segala kerendahan hati merasa bahwa dalam penyusununan makalah ini
kurang sempurna, walaupun makalah ini telah diseleseikan dengan segenap kemampuan,
pemikiran dan usahanya, dan kiranya sangatlah membantu penyempurnaan makalah ini jika
pembaca yang budiman bersedia memberi masukan, saran serta kritikan yang jelasnya
mendukung bagi karya penulis. Seperti kata pepatah bahwa ”tiada gading yang tak retak” begitu
juga dengan keadaan makalah ini sekali lagi penulis mohon maaf jika makalah ini kurang
sempurna. Dan semoga makalah dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Patient safety“ merupakan transformasi kultural, dengan perubahan budaya yang
diharapkan adalah : cultur safety, blame-free culture, reporting culture, dan learning
culture sehingga diperlukan upaya transformasi yang menyangkut intervensi multilevel
dan multi dimensi yang terfokus pada misi dan strategi organisasi, leadership style serta
budaya organisasi.
Perubahan tidak bisa berjalan begitu saja, tetapi dimulai dengan pengenalan
keuntungan dari perubahan tersebut, selanjutnya diciptakan suatu pola pikir melalui
edukasi atau membekali pengetahuan pada staf agar tercipta persepsi yang sama. Edukasi
melalui pelatian staf untuk keselamatan pasien tidak berhenti setelah selesai kegiatan
pelatihan tetapi berlanjut hingga mereka kembali ke unit kerja. Untuk keperluan tersebut,
maka pelatian keselamatan pasien (Patient Safety) di rumah sakit selayaknya
ditindaklanjuti dengan monitoring dan evaluasi kenyataan yang ada di unit kerja
pelayanan.
B. TUJUAN
Membangun kesadaran terhadap keselamatan pasien serta terlaksananya implementasi
keselamatan pasien dalam setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN
Patient safety adalah mengidentifikasi & mengontrol risiko yg dapat mencederai
pasien
Patient safety adalah mencegah terjadinya cedera
Patient safety bukan eufemisme Medical Error
Patient safety adalah membuat asuhan pasien aman
B. KONSEP DASAR
Patient Safety adalah isu terkini, global, penting (high profile), dalam Pelayanan RS,
praktis belum lama, dimulai sejak “Landmark” Laporan IOM th 2000.
WHO memulai Program Patient Safety th 2004 : “Safety is a fundamental principle
of patient care and a critical component of quality management.” (World Alliance
for Patient Safety, Forward Programme WHO,2004).
KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (KKP- RS) dibentuk
PERSI, pd tgl 1 Juni 2005.
MENTERI KESEHATAN bersama PERSI & KKP-RS telah mencanangkan Gerakan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit pd Seminar Nasional PERSI tgl 21 Agustus 2005,
di JCC.
Menurut Suprio (2008), Patient safety merupakan salah satu isu utama dalam pemberian
mutu pelayanan kesehatan. Para pengembil kebijakan, memberi pelayanan kesehatan, dan
konsumen menempatkan keamanan sebagai prioritas pertama mutu pelayanan. Patient
safety merupakan sesuatu yang jauh lebih penting daripada sekedar efisiensi pelayanan.
Peran tenaga keperawatan dalam manajemen mutu sangat besar, diawali dalam
keterlibatan dalam pembentukan tim mutu, sosialisasi, penggalangan komitmen,
melakukan self assesment bidang keperawatan, kemudian penyusunan standar
operasional prosedur (SOP), alur kegiatan keperawatan baik klinik maupun manajerial.
Hal ini sesuai dengan tujuan dari clinical governance memadukan pendekatan manajemen
organisasi dan manajemen klinis secara bersama. Keterlibatan para staf termasuk
keperawatan dalam kegiatan clinical governance terfokus pada kegiatan audit klinik dan
penyusunan standar praktik berdasarkan evidence-based. Upaya peningkatan mutu
pelayanan menurut Lori Di Prete Brown, berdasarkan dimensi mutu berupa kompetensi
tekhnis dimana perawat memiliki kemampuan, ketrampilan, dan penampilan perawat.
Kompetensi tehnis yang tidak sesuai standar akan merugikan pasien. Misalnya pda kasus
cidera akibat jatuh dari tempat tidur dan kesalahan dalam pemberian obat. Perawat
memberi pelayanan secara efektif dan efisien, menjalin hubungan antar manusia, dan
memberi kenyamanan dalam memberikan perawatan kepada pasien (Wijono, 1999).
Dengan penerapan pasien safety keterlibatan tersebut menjadi lebih baik karena adanya
prosedur komunikasi internal yang lebih baik (Djasri, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.facebook.com/topic.php?uid=189596081767&topic=12933