Professional Documents
Culture Documents
REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 84A/HP/XVI/05/2010
Tanggal : 20 Mei 2010
Halaman
Berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan
Undang-Undang terkait lainnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memeriksa Neraca
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) per 31 Desember 2009 dan 2008,
serta Laporan Realisasi Anggaran untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut.
Laporan Keuangan adalah tanggung jawab Kemkominfo. Tanggung jawab BPK terletak
pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan.
BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN). Standar tersebut mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari
salah saji material. Suatu pemeriksaan meliputi eksaminasi, atas dasar pengujian, bukti-bukti
yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan
juga meliputi penilaian atas Prinsip Akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang
dibuat oleh Kemkominfo, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. BPK yakin bahwa pemeriksaan tersebut memberikan dasar memadai untuk
menyatakan pendapat.
Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan Bagian D.2.a.5 halaman 25 saldo Piutang Bukan
Pajak atas Laporan Keuangan pada Neraca Kemkominfo per 31 Desember 2009 dilaporkan
sebesar Rp1.232.169,20 juta. BPK belum meyakini kewajaran penyajian saldo Piutang
tersebut karena adanya kelemahan dalam pengelolaan, pencatatan dan pelaporan Piutang
PNBP pada Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Ditjen Postel) dan saldo Piutang
PNBP pada Direktorat Jenderal Sarana Komunikasi Diseminasi Informasi (Ditjen SKDI)
tidak dilaporkan dalam Laporan Keuangan.
Menurut pendapat BPK, kecuali untuk dampak kelemahan pencatatan dan pelaporan piutang
yang diuraikan dalam paragraf di atas, Neraca Kemkominfo tanggal 31 Desember 2009 dan
2008, serta Laporan Realisasi Anggaran untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
tersebut, menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
Kemkominfo tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, serta realisasi anggaran untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Sebagai bagian dari pemerolehan keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan
tersebut, BPK melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan
terhadap ketentuan perundang-undangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem
Pengendalian Intern dan Kepatuhan terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
B. Belanja
1. Rupiah Murni 1.849.028.307.000 1.096.997.619.828 (752.030.687.172) 59,33 2.050.180.342.000 883.126.262.005 (1.167.054.079.995) 43,08
a. Belanja Pegawai 172.254.180.000 147.891.387.875 (24.362.792.125) 85,86 234.805.522.000 182.838.385.265 (51.967.136.735) 77,87
b. Belanja Barang 1.392.217.645.000 802.466.902.919 (589.750.742.081) 57,64 1.594.112.263.000 575.940.851.884 (1.018.171.411.116) 36,13
c. Belanja Modal 255.398.033.000 119.352.733.699 (136.045.299.301) 46,73 188.651.019.000 94.788.223.362 (93.862.795.638) 50,25
d. Pembayaran Bunga Utang 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
e. Subsidi 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
f. Hibah 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
g. Bantuan Sosial 29.158.449.000 27.286.595.335 (1.871.853.665) 93,58 32.611.538.000 29.558.801.494 (3.052.736.506) 90,64
h. Belanja Lain-lain 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
2. Pinjaman Luar Negeri 346.448.772.000 263.022.187.428 (83.426.584.572) 75,92 161.787.586.000 98.453.418.414 (63.334.167.586) 60,85
a. Belanja Pegawai 0 0 0 0,00 830.425.000 648.325.000 (182.100.000) 78,07
b. Belanja Barang 21.735.519.000 11.506.766.935 (10.228.752.065) 52,94 20.209.955.000 17.496.037.526 (2.713.917.474) 86,57
c. Belanja Modal 324.713.253.000 251.515.420.493 (73.197.832.507) 77,46 140.747.206.000 80.309.055.888 (60.438.150.112) 57,06
d. Pembayaran Bunga Utang 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
e. Subsidi 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
f. Hibah 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
g. Bantuan Sosial 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
h. Belanja Lain-lain 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
Jumlah Belanja 2.256.327.171.000 1.360.019.807.256 (896.307.363.744) 60,28 2.262.136.362.000 996.044.600.419 (1.266.091.761.581) 44,03
C. PEMBIAYAAN
1. Pembiayaan Dalam Negeri 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
a. Perbankan Dalam Negeri 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
b. Non Perbankan Dalam
Negeri 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
Pembiayaan Luar Negeri
2. (Neto) 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
a. Penarikan Pinjaman Luar
Negeri (Bruto) 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
b. Pembayaran Cicilan Pokok
Utang Luar Negeri 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
Jumlah Pembiayaan 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
Ket: Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan
Keuangan
NERACA KOMPARATIF
PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DA INFORMATIKA
Ket: Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan
Keuangan
b. Sasaran
1) Pos dan Telekomunikasi
a) Terciptanya kompetisi yang sehat dan setara dalam penyelenggaraan pos dan
telekomunikasi.
b) Perkuatan regulator melalui pengadaan dan penyempurnaan tools regulator
yang handal terdiri dari:
(1) Sarana dan prasarana seperti Stasiun Monitoring Frekuensi Tetap dan
Bergerak yang terintegrasi dengan database pengguna spektrum frekuensi
radio dalam rangka mendukung manajemen spektrum frekuensi radio yang
lebih solid. Alat Bantu Monitoring, Perangkat Uji Alat dan Perangkat
Telekomunikasi, maupun Indonesia Security Incident Response Team on
Information Infrastructure (ID-SIRTII) yang handal dan modern yang
dapat digunakan untuk penegakan hukum, penyusunan kebijakan,
penilaian kinerja dan lain – lain.
(2) Sistem komputerisasi untuk mengatur/memanage spektrum frekuensi radio
dimana sistem ini digunakan untuk menjalankan proses perizinan
frekuensi radio, mulai dari tahap permohonan, penetapan frekuensi,
pentarifan, penagihan, penerbitan izin sampai pencabutan izin spektrum
frekuensi radio sehingga terselenggaranya proses perizinan frekuensi radio
secara efektif dan efisien yang mencerminkan citra profesionalisme Ditjen
Postel dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pendapatan Kemkominfo
Pada periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009 Kemkominfo memperoleh
realisasi pendapatan sebesar Rp10.063.665.417.602,00 yang bersumber dari Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP).
Belanja Kemkominfo
Belanja tahun anggaran 2009 Kemkominfo menerima anggaran untuk:
2009 2008
No. Uraian
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
1. Belanja Pegawai 172.254.180.000,00 147.891.387.875,00 85,86 235.635.947.000,00 183.486.710.265,00 77,87
2. Belanja Barang 1.429.505.822.000,00 813.973.669.854,00 56,94 1.620.622.218.000,00 593.436.889.410,00 36,62
3. Belanja Modal 625.408.720.000,00 370.868.154.192,00 59,30 373.266.659.000,00 189.562.199.250,00 50,78
4. Belanja Bantuan 29.158.449.000,00 27.286.595.335,00 93,58 32.611.538.000,00 29.558.801.494,00 90,64
Sosial
Jumlah 2.256.327.171.000,00 1.360.019.807.256,00 60,28 2.262.136.362.000,00 996.044.600.419,00 44,03
Realisasi Belanja Pegawai pada tahun 2009 sebesar Rp147.891.387.875,00 sedangkan pada
tahun 2008 sebesar Rp183.486.710.265,00. Belanja Barang pada tahun 2009 terealisasi
sebesar Rp813.973.669.854,00, sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp593.436.889.410,00
dan untuk Belanja Modal pada tahun 2009 terealisasi sebesar Rp370.868.154.192,00,
sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp189.562.199.250,00.
Untuk realisasi Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp27.286.595.335,00, sedangkan pada tahun
2008 Rp29.558.801.494,00.
4. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Laporan Realisasi Anggaran disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas
diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari KUN.
Penyajian aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca diakui berdasarkan basis
akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari KUN.
Penyusunan dan penyajian LK Tahun 2009 telah mengacu pada Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam penyusunan LKKL telah
diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan
pemerintahan.
Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan LK Kemkominfo adalah:
a. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana lancar
dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas
diterima pada KUN. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan sesuai
dengan jenis pendapatan.
b. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana lancar
dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas
dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan di muka
5) Ekuitas Dana
Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset
dan utang pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan
Ekuitas Dana Investasi. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset
lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih
antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang.
TA 2009 TA 2008
Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
Pendapatan Negara
dan Hibah
Penerimaan Dalam
Negeri 7.003.938.315.198,00 10.063.900.026.990,00 143,69 5.554.930.649.857,00 7.754.629.915.836,00 139,60
Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Pendapatan
Negara dan Hibah 7.003.938.315.198,00 10.063.900.026.990,00 143,69 5.554.930.649.857,00 7.754.629.915.836,00 139,60
Belanja
Belanja Rupiah
Murni 1.849.028.307.000,00 1.096.997.619.828,00 59,33 2.050.180.342.000,00 883.126.262.005,00 43,08
Belanja Pinjaman
Luar Negeri 346.448.772.000,00 263.022.187.428,00 75,92 161.787.586.000,00 98.453.418.414,00 60,85
Belanja Hibah LN 60.850.092.000,00 0,00 0,00 50.168.434.000,00 14.464.920.000,00 28,83
Jumlah Belanja 2.256.327.171.000,00 1.360.019.807.256,00 60,28 2.262.136.362.000,00 996.044.600.419,00 44,03
2. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
dana pada tanggal pelaporan dan dibandingkan dengan tanggal pelaporan sebelumnya.
Jumlah Aset adalah sebesar Rp6.302.455.242.500,00 yang terdiri dari Aset Lancar
sebesar Rp3.760.313.046.545,00, Aset Tetap sebesar Rp2.469.699.916.135,00 dan Aset
Lainnya sebesar Rp72.442.279.820,00.
Jumlah Kewajiban adalah sebesar Rp677.863.595,00 yang merupakan Kewajiban Jangka
Pendek.
Sementara itu jumlah Ekuitas Dana adalah sebesar Rp6.301.777.378.905,00 yang terdiri
dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp3.759.635.182.950,00 dan Ekuitas Dana Investasi
sebesar Rp2.542.142.195.955,00.
10.063.900.026.990,00
Rincian Target dan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah TA 2009 per Eselon I
sebagai berikut:
No. Eselon I Target (Rp) Realisasi (Rp) %
1. Sekretariat Jenderal 0,00 1.250.532.530,00 0,00
2. Inspektorat Jenderal 0,00 4.100.000,00 0,00
3. Ditjen Pos dan Telekomunikasi 6.999.909.999.198,00 10.050.783.025.187,00 143,58
4. Ditjen Aplikasi Telematika 0,00 163.158.208,00 0,00
5. Ditjen SKDI 0,00 6.996.428.519,00 0,00
6. Balitbang SDM 4.028.316.000,00 4.700.800.546,00 116,69
7. BIP 0,00 1.982.000,00 0,00
Jumlah 7.003.938.315.198,00 10.063.900.026.990,00 143,69
e. Belanja Modal
Pada Tahun Anggaran 2009 Kementerian Komunikasi dan Informatika
memperoleh alokasi anggaran untuk Belanja Modal sebesar Rp625.408.720.000,00
dan sampai dengan 31 Desember 2009 terealisasi sebesar Rp370.868.154.192,00
atau 59,30%. Dibandingkan realisasi Tahun Anggaran 2008 sebesar
Rp189.562.199.250,00 atau 50,78% dari anggaran Belanja Modal sebesar
Rp373.266.659.000,00, realisasi Tahun Anggaran 2009 meningkat 95,64%.
Kenaikan tersebut dikarenakan:
a) Proses pelelangan dan pengadaan pada Kemkominfo dilakukan lebih efektif
dibanding tahun-tahun sebelumnya.
b) Terdapat kenaikan yang signifikan atas belanja modal peralatan dan mesin
pada Tahun Anggaran 2009.
Rincian realisasi Belanja Modal adalah sebagai berikut:
Tahun 2009 Tahun 2008 %
Uraian
(Rp) (Rp) Naik (Turun)
Belanja Modal Tanah 1.952.419.500,00 - -
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 230.322.882.916,00 70.396.714.697,00 227,18
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 98.536.856.134,00 102.787.943.495,00 (4,14)
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 618.431.000,00 509.977.580,00 21,27
Belanja Pemeliharaan yang Dikapitalisasi - 12.917.695.878,00 -
Belanja Modal Fisik Lainnya 39.119.533.001,00 2.557.533.950,00 1.429,58
Belanja Modal BLU 318.031.641,00 392.333.650,00 (18,94)
Jumlah 370.868.154.192,00 189.562.199.250,00 95,64
Jumlah Aset per 31 Desember 2009 sebesar Rp6.302.455.242.500,00 terdiri dari Aset
Lancar sebesar Rp3.760.313.046.545,00 dan Aset Tetap sebesar
Rp2.469.699.916.135,00 dan Aset Lainnya sebesar Rp72.442.279.820,00.
Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2009 sebesar Rp677.863.595,00 merupakan
kewajiban jangka pendek.
Jumlah Ekuitas Dana per 31 Desember 2009 sebesar Rp6.301.777.378.905,00 terdiri
dari Ekuitas Dana Lancar sebesar 3.759.635.182.950,00 dan Ekuitas Dana Investasi
sebesar Rp2.542.142.195.955,00.
7) Persediaan
Saldo persediaan pada Kemkominfo per 31 Desember 2009 adalah sebesar
Rp14.037.384.138,00 berasal dari:
Persediaan sebesar Rp14.037.384.138,00 sebagian besar berupa suku cadang, alat
tulis, bahan cetakan dan peralatan teknik yang berada pada Ditjen Postel dan Badan
Informasi Publik.
b. Aset Tetap
Jumlah Aset Tetap per 31 Desember 2009 pada Kemkominfo sebesar
Rp2.469.699.916.135,00.
Posisi aset tetap dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Per 31 Desember 2009 Per 31 Desember 2008 Kenaikan/(Penurunan)
No. Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1. Tanah 892.009.541.707,00 674.892.261.251,00 217.117.280.456,00
2. Peralatan dan Mesin 786.049.217.387,00 765.473.221.142,00 20.575.996.245,00
3. Gedung dan Bangunan 361.175.665.674,00 310.591.882.205,20 50.583.783.468,80
4. Jalan, Irigasi dan Jaringan 26.459.614.502,00 25.504.156.137,00 955.458.365,00
5. Aset Tetap Lainnya 13.713.738.388,00 14.352.442.316,00 (638.703.928,00)
6. Konstruksi Dalam Pengerjaan 360.572.302.705,00 94.502.010.888,00 266.070.291.817,00
7. Peralatan dan Mesin BLU 29.118.496.510,00 91.058.441.206,00 (61.939.944.696,00)
8. Jalan, Irigasi dan Jaringan
BLU 96.905.600,00 96.905.600,00 -
9. Aset Tetap Lainnya BLU 504.433.662,00 325.164.422,00 179.269.240,00
Jumlah 2.469.699.916.135,00 1.976.796.485.167,20 492.903.430.967,80
c. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset Lancar,
Investasi Permanen dan Aset Tetap pada tanggal Neraca.
Jumlah aset lainnya per 31 Desember 2009 pada Kemkominfo sebesar
Rp72.442.279.820,00 terdiri dari:
No. Uraian 2009 (Rp) 2008 (Rp)
1. Tuntutan Perbendaharaaan/Tuntutan Ganti Rugi 549.076.102,00 49.975.945,00
2. Aset Tak Berwujud 50.295.651.758,00 33.573.213.843,00
3. Aset Lain-lain 18.026.481.160,00 20.378.521.104,00
4. Aset Tak Berwujud BLU 3.571.070.800,00 2.017.023.800,00
Kenaikan nilai tersebut dikarenakan selama tahun 2009 telah terjadi penambahan
delapan kasus seperti tertera dalam tabel rincian piutang per 31 Desember 2009,
dua diantaranya sudah dilakukan pelunasan pada tahun 2009.
2) Aset Tak Berwujud
Jumlah Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2009 adalah sebesar
Rp50.295.651.758,00 sedangkan per 31 Desember 2008 adalah sebesar
Rp33.573.213.843,00 maka terjadi kenaikan sebesar Rp16.722.437.915,00.
Kenaikan nilai tersebut dikarenakan adanya pembelian aset tak berwujud.
b. SEKRETARIAT JENDERAL
1) Tanah
Terdapat tiga kasus sengketa tanah yang sampai saat ini masih dalam proses
penyelesaian, yaitu:
a) Tanah di lokasi Sukmajaya, Depok, seluas 300.000 m2, telah mendapat
putusan tetap dari Mahkamah Agung dalam Perkara Perdata Nomor:
161/PDT.G/1997/PN.BGR dimenangkan oleh pihak Penggugat (H. S Cs.)
Menanggapi kekalahan tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika
mengajukan gugatan pidana dengan terdakwa AKA di Pengadilan Negeri
Bogor dalam Perkara Nomor: 139/Pid/B/2008/PN.BGR atas kasus pemalsuan
surat Kantor Balai Harta Peninggalan Jakarta. Namun Hakim membebaskan
Terdakwa (Bebas Murni). Kemudian Jaksa Penuntut mengajukan Kasasi ke
Mahkamah Agung (tidak melalui Banding) dan saat ini perkaranya telah
terdaftar dan dalam proses pemeriksaan serta menunggu putusan tingkat
Kasasi di MA.
b) Tanah di lokasi Jalan Raya Pasar Minggu, Duren Tiga, Jakarta selatan, seluas
1.750 m2, telah menjadi hak milik Kementerian Kominfo sesuai Putusan
Nomor:1071/Pdt.G/2007/PN.Jkt.Sel, tanggal 22 April 2008. Namun demikian
secara de facto tanah tersebut masih dijadikan tempat bangunan liar oleh
orang-orang yang saat ini menempati, tinggal di lokasi tanah tersebut. Status
saat ini masih proses pengosongan tanah dari bangunan liar.
c) Tanah dengan lokasi Jalan Medan-Belawan Km 7,9 Medan, seluas 17.320 m2.
Status tanah tersebut masih dalam proses pemeriksaan di tingkat Kasasi MA
dalam perkara Nomor: 412/Pdt.G/2007/PN.Mdn dalam gugatan kepemilikan
tanah yang diajukan oleh Kemkominfo.
Catatan:
Terjadi koreksi perolehan KDP pada nomor urut aset 1 sampai dengan 8 pada
Semester I tertulis nilai aset KDP Rp8.788.734.510,00 seharusnya
Rp8.780.859.510,00. Jumlah yang dikoreksi sebesar Rp7.875.000,00. Jumlah
ini sudah dibulatkan.
Hal ini disebabkan terjadi kesalahan perhitungan pada nilai SP2D nomor
853333C. Nilai KDP Rp4.510.228.644,00 dikoreksi menjadi
Rp4.502.353.644,00 sehingga total yang dikoreksi pada Semester I sebesar
Rp63.000.000,00.
3) Penambahan Aset
Pada Direktorat Jenderal SKDI terdapat selisih lebih penambahan aset sebesar
Rp43.859.950,00. Hal tersebut disebabkan oleh adanya koreksi yang dilakukan
oleh Monumen Pers yang merupakan salah satu Satker Ditjen SKDI. Koreksi
tersebut merupakan koreksi atas temuan BPK tahun 2008 yang ditindaklanjuti
pada Semester I Tahun 2009 berupa pencatatan buku perpustakaan yang
diadakan melalui belanja barang senilai Rp43.859.950,00.
2) Penambahan Aset
Pada Badan Litbang terdapat penambahan Aset yang berasal dari Belanja
Barang/Jasa(MAK 5221) senilai Rp63.942.223,00 berupa:
Renovasi Gedung pada BPPKI Medan Senilai Rp23.763.848,00
Renovasi Gedung pada BPPKI Surabaya senilai Rp38.924.000,00
Pembelian Modem Rp 1.254.375,00
Total Aset yang diperoleh dengan Belanja Barang/Jasa
MAK 5221 Rp63.942.223,00
5. Lingkup Pemeriksaan
Pembukuan yang diperiksa adalah LK Kemkominfo Tahun 2009 yang terdiri dari
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas LK yang telah disampaikan
kepada Menteri Keuangan.
6. Sasaran Pemeriksaan
Pemeriksaan LK 2009 Kemkominfo meliputi pengujian atas saldo atas akun-akun yang
ada di Neraca dan transaksi-transaksi pada Laporan Realisasi Anggaran. Sasaran
pemeriksaan atas LK 2009 Kemkominfo meliputi:
a. Pemantauan tindak lanjut Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kemkominfo
Tahun 2008, 2007, 2006, 2005 dan 2004;
b. Penilaian kepatuhan atas ketentuan perundang-undangan terkait dengan
pengelolaan pendapatan, belanja, pembiayaan, kas dan bank, investasi, aset tetap
dan utang;
c. Penilaian efektivitas pengendalian intern atas pengelolaan rekonsiliasi pendapatan
dan belanja, rekening, piutang, aset tetap, dan utang;
d. Pengujian substantif atas transaksi-transaksi TA 2009 atas pendapatan, belanja, dan
pembiayaan.
9. Batasan Pemeriksaan
Semua informasi yang disajikan dalam LK merupakan tanggung jawab manajemen.
Oleh karena itu, BPK tidak bertanggung jawab terhadap salah interpretasi dan
kemungkinan pengaruh atas informasi yang tidak diberikan baik yang sengaja maupun
tidak disengaja oleh manajemen.
Pemeriksaan BPK meliputi prosedur-prosedur yang dirancang untuk memberikan
keyakinan yang memadai dalam mendeteksi adanya kesalahan dan salah saji yang
berpengaruh material terhadap LK. Pemeriksaan BPK tidak ditujukan untuk
menemukan kesalahan atau penyimpangan. Walaupun demikian, jika dari hasil
pemeriksaan ditemukan penyimpangan, akan diungkapkan.
Dalam melaksanakan pemeriksaan, BPK juga menyadari kemungkinan adanya
perbuatan-perbuatan melanggar hukum yang timbul. Namun pemeriksaan BPK tidak
memberikan jaminan bahwa semua tindakan melanggar hukum akan terdeteksi dan
hanya memberikan jaminan yang wajar bahwa tindakan melanggar hukum yang
berpengaruh secara langsung dan material terhadap angka-angka dalam LK akan
terdeteksi. BPK akan menginformasikan bila ada perbuatan-perbuatan melanggar
hukum atau kesalahan/penyimpangan material yang ditemukan selama pemeriksaan.
Dalam melaksanakan pengujian kepatuhan atas peraturan perundang-undangan, kami
hanya menguji kepatuhan instansi atas peraturan perundang-undangan yang terkait
langsung dengan penyusunan LK. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa masih
terdapat ketidakpatuhan pada peraturan yang tidak teridentifikasi.
Nomor : 84B/HP/XVI/05/2010
Tanggal : 20 Mei 2010
Halaman
Daftar Isi .............................................................................................................. i
Daftar Lampiran .................................................................................................. ii
Resume Laporan Atas Pengendalian Intern …………………………………… 1
BAB 1 Hasil Pemeriksaan Atas Sistem Pengendalian Intern 3
1.1 Piutang
1.1.1. Pengelolaan, Pencatatan dan Pelaporan Piutang PNBP pada Ditjen
Postel Kurang Memadai .................................................................... 4
1.1.2. Ditjen SKDI Tidak Menatausahakan dan Menyajikan Piutang
PNBP yang Dikelolanya dalam Laporan Keuangan dan Terlambat
Menyetor PNBP Ke Kas Negara........................................................ 9
1.1.2. Ditjen SKDI Tidak Menatausahakan dan Menyajikan Piutang PNBP yang
Dikelolanya dalam Laporan Keuangan dan Terlambat Menyetor PNBP ke
Kas Negara
Kemkominfo mengelola beberapa jenis PNBP diantaranya Penerimaan dari
Penyelenggaraan Penyiaran yang dikelola oleh unit Eselon I Kemkominfo Ditjen SKDI.
Pada Tahun Anggaran 2009, Ditjen SKDI telah menyusun Laporan Keuangan Tahun
2009 yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran (LRA), dan Catatan atas
Total Piutang PNBP BHP Frekuensi Total Piutang PNBP BHP Telekomunikasi Total Piutang PNBP KKPU
Per 31 Desember 2009 (Rp) per 31 Desember 2009 (Rp) per 31 Desember 2009 (Rp)
Menurut Ditfrek Menurut Debitur Menurut Dittel Ditjen Menurut Debitur Menurut BTIP Menurut Debitur
Ditjen Postel (utang yang diakui) Postel (utang yang diakui) Ditjen Postel (utang yang diakui)
1. PT T 210.918.887.083 437.129.734.312 24.410.260.419 - -
2. PT I 3.985.438.135 - - N/A -
3. PT EP - - - 18.455.916.149 46.139.790.372
4. PT H 44.373.468.389 - 45.218.285 - -
5. PT N - 1.774.680.026 38.615.840 - -
6. PT BT 56.460.719.148 2.165.314.320 - - -
7. PT ST 675.170.907.104 353.386.267 70.803.409 2.162.893.829 5.407.234.571
8. PT STI 36.659.474 1.901.230.811 - 147.839.338 369.598.345
9. PT MT 146.680.565.253 138.821.715.463 314.775.878 9.019.071.566 9.872.938.276
10. LT 30.350.504.245 23.500.555.357 - - -
PT BK 34.666.654
PT LW 8.430.435 2.280.810
Total Piutang
yang tercantum
1.207.079.637.943 1.207.079.637.943 24.919.608.923 24.919.608.923 36.948.464 N/A
pada Neraca
Ditjen Postel
Tahun 2007
1 Pencatatan dan
Pelaporan Persediaan
Rp3.736.905.604,00 BPK menyarankan agar Kepala
Biro Keuangan lebih meningkatkan
Biro Keuangan telah melakukan
Bimtek Penatausahaan barang
9
Tidak Tertib pembinaan dan pengawasan atas Persediaan dua kali di Surabaya dan
pelaksanaan pencatatan pelaporan di Bandung.
persediaan.
2 Pencatatan Piutang Rp375.524.007,00 BPK menyarankan Menteri 1. Menkominfo telah mengirim
TGR Tidak Tertib dan Komunikasi dan Informatika surat kepada Tim TP/TGR
Penyelesaian TGR menginstruksikan kepada Sekjen Nomor: 266/ M.KOMINFO/11/
Tidak Lancar Depkominfo agar: 2008 tgl 7 November 2008
1. segera menyelesaikan TGR perihal Penyelesaian Kasus-
yang tertunda dengan Kasus Kerugian Negara.
mengintensifkan penerimaan
dari angsuran TGR dan
2. SK Menteri Kominfo Nomor:
115/Kep/M/kominfo/5/2008
9
menegur pegawai yang telah telah mendelegasikan
lalai memenuhi kewajiban wewenang tindak lanjut
TGR- nya; penyelesaian kerugian negara
2. menetapkan pembebanan atas kepada pejabat Eselon I, kecuali
kerugian yang telah terjadi dalam menetapkan pembebanan
terhadap enam orang pegawai
yang bertanggung jawab atas
kerugian
menandatangani
negara dan
keputusan
9
hilangnya barang milik pembebanan ganti rugi.
negara, serta; Perkembangan s.d. Semester I
3. melakukan pembinaan tentang Tahun 2009 antara lain:
prosedur pencatatan dan Memo Dinas dari Kepala Biro
pelaporan piutang TGR. Keuangan Nomor: 433/SJ.3/ 9
KOMINFO/5/2008 tanggal 13 Mei
2008 perihal Peserta Sosialisasi
Penyelesaian Kerugian Negara
(TP/TGR).
3 Pencatatan Piutang Rp41.261.001.043,56 BPK menyarankan agar Menteri 1. Telah diinstruksikan kepada
PNBP Direktorat Komunikasi dan Informatika Direktur Frekuensi dengan Nota
Jenderal Pos dan 9 menginstruksikan kepada Dirjen Dinas Nomor: 707/DJPT.1/
Telekomunikasi Belum Postel untuk: Kominfo/9/2006 agar
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2008 2007 2006 2005 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
Dilaksanakan secara 1. menegur petugas pencatatan penyelenggaraan Pembukuan
Tertib dan Terdapat
Denda Keterlambatan
piutang dan
penagihan BHP Frekuensi
petugas Piutang PNBP secara lengkap
dan memadai.
9
Piutang PNBP Sebesar agar bekerja lebih cermat; 2. Telah dibangun Sistem Payment
Rp11.001,49 Juta Tidak 2. mereviu kembali gateway pada SIM-F untuk
Dipungut ketentuan/peraturan yang
berkaitan dengan penerbitan
mengintegrasikan pembayaran
dari Bank ke SIM-F.
9
ISR dan penagihan piutang Perkembangan s.d. Semester I
PNBP atas BHP Frekuensi. Tahun 2009 antara lain:
Telah diterbitkan PP 29 Tahun 2009
tentang Tata Cara Penentuan
Jumlah, Pembayaran dan Penyetoran
PNBP yang Terutang dan akan
dilakukan revisi Keputusan Menteri
Nomor:
17/PER/M.KOMINFO/5/2007
tentang Tata Cara Perizinan dan
Ketentuan Operasional Frekuensi
Radio,
19/PER/KOMINFO/10/2005
tentang Petunjuk Pelaksanaan Tarif
Atas PNBP dari BHP Frekuensi.
4 Penatausahaan dan
Penyetoran Jasa Giro
Rp288.592.187,10 BPK menyarankan agar Sekjen
Depkominfo memerintahkan para
Sekjen telah membuat memo dinas
Nomor: 529A/SJ/Kominfo/ 7/2008
9
Tidak Tertib Bendahara untuk secara aktif tgl 7 Juli 2008 kepada para
mengingatkan pihak Bank agar bendahara untuk mengingatkan
menyetorkan jasa giro ke Kas pihak bank.
Negara tepat waktu.
5 Pengelolaan PNBP
pada Sekolah Tinggi
Rp262.361.000,00 9 BPK menyarankan agar Menteri
Komunikasi dan Informatika untuk:
Menteri Kominfo telah mengajukan
Surat Permohonan kepada Menteri
9
MMTC Belum a. mengupayakan agar draft Keuangan untuk diterbitkan PP
Memiliki Dasar Hukum Peraturan Pemerintah tentang tentang PNBP dengan Surat Nomor:
yang Kuat dan PNBP di Depkominfo 100/ M.KOMINFO/3/2007 tanggal
Penatausahaannya diupayakan penetapannya; 30 Maret 2007 tentang Usulan
Tidak Tertib b. memberikan teguran tertulis PNBP Depkominfo dan sampai saat
kepada Bendahara ini PP tersebut masih dalam proses
Penerimaan dan atasan pembahasan, sedangkan dalam
langsungnya yang terlambat pelaksanaannya Menteri Keuangan
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2008 2007 2006 2005 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
dalam menyetorkan telah mengeluarkan Persetujuan
penerimaan negara dan atas Penggunaan Sebagian Dana PNBP
penatausahaan piutang dan dengan Surat Nomor: S-
pengelola piutang PNBP 220/MK.02/2007 tanggal 22 Mei
yang tidak melakukan 2007.
penatausahaan dengan tertib. Telah ditetapkan
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia
Nomor 7 tahun 2009 tanggal
16 Januari 2009
tentang
Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak
yang
Berlaku Pada Departemen
Komunikasi Dan Informatika
6 Departemen
Komunikasi dan
9 BPK menyarankan kepada
Sekretaris Jenderal Depkominfo
Telah diterbitkan SK. Men.
Kominfo Nomor: 59/Kep/Kominfo/
9
Informatika Belum agar melaksanakan revaluasi BMN 3/2008 tgl 3 Maret 2008 tentang
Melakukan Penilaian bekerja sama dengan Departemen Pembentukan Tim Inventarisasi
Barang Milik Negara Keuangan sesuai dengan jadwal BMN di Lingkungan Depkominfo.
dalam Rangka yang telah ditetapkan. 1. Tim Depkominfo, Dep.
Menyusun Neraca Keuangan dan BPKP telah
Awal melaksanakan re-evaluasi BMN.
2. Hasil re-evaluasi akan
dilaporkan dalam Laporan BMN
Tahun 2008.
Seluruh Aset Tetap Departemen
Komunikasi dan Informatika telah
dilakukan Penilaian kembali
(revaluasi) oleh Tim penilai dari
Kantor Pelayanan Piutang Negara
dan Lelang Departemen Keuangan
RI berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Penertiban Barang Milik
Negara.(LK 2009)
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2008 2007 2006 2005 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
Tahun 2006
1. Pelaksanaan Sistem
Akuntansi Instansi pada
9 BPK menyarankan agar:
1. melakukan proses pencetakan
1. Ditjen Postel telah melakukan
pencetakan RTH secara rutin dan
Eselon 1 Ditjen Postel
Departemen Kominfo
RTH secara rutin
melakukan pencocokan data
dan melakukan pencocokan data
antara RTH dengan hasil
9
Belum Berjalan antara RTH yang dicetak rekonsiliasi KPPN serta data dari
Optimal dengan hasil rekonsiliasi KPPN Bendaharawan dan melakukan
dan data dari bendaharawan; koordinasi dengan Dep.
2. mengupayakan perbaikan Keuangan dalam rangka
sistem aplikasi SAI bersama penyempurnaan SAI. 9
dengan Departemen keuangan; 2. Memo sekjen Nomor:
dan 544A/SJ/Kominfo/7/2008
3. meningkatkan pengawasan tanggal 14 Juli 2008 kepada
atasan langsung terhadap seluruh pejabat Eselon 1 untuk 9
pelaksanaan dan penyusunan meningkatkan pengawasan
LK. kepada bawahan.
2. Sistem Akuntansi 9 1. Memberikan pelatihan kepada 1. Petugas UAPPA/B-E1 telah
Barang Milik Negara
pada Departemen
SDM yang mengoperasikan
aplikasi SABMN.
mengikuti
SIMAK BMN.
Bimtek tentang 9
Kominfo Masih Lemah 2. Melakukan koordinasi dengan 2. Biro Keuangan telah
dan Pelaksanaannya Departemen Keuangan untuk menyelenggarakan Bimtek
Belum Berjalan penyempurnaan kodefikasian SIMAK BMN. 9
Optimal barang-barang teknis. 3. Sudah dilakukan Rapat
Koordinasi dengan E1 untuk
penyempurnaan kodefikasi
barang-barang teknis dan telah
dilakukan penyempurnaan
kodefikasi barang sesuai
Peraturan Menteri Keuangan
Nomor: 97/PMK.06/2007.
3. Saldo Awal dalam 1. Melakukan koreksi atas aset 1. Telah dilakukan koreksi atas
Laporan Keuangan
Departemen Kominfo
yang belum masuk dalam
laporan keuangan.
saldo awal pada Neraca LK
Audited Tahun 2006.
9
Tahun 2006 Belum 2. Menatausahakan dokumen- 2. Telah ditatausahakan dengan
Menggambarkan Nilai dokumen aset secara tertib pada tertib melalui pembinaan
yang Sebenarnya masing-masing satker di terhadap UAPPB-E1. 9
lingkungan Depkominfo.
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2008 2007 2006 2005 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
4. UPT Daerah
Departemen Kominfo
9 1. Memberikan pelatihan
mengenai SAK kepada petugas
1. Biro Keuangan
menyelenggarakan
telah
Bimtek
9
Belum Seluruhnya yang belum memahami SAK.
Menyampaikan ketentuan penyusunan dan 2. Sekjen telah mengirim Memo
Laporan Keuangan penyampaian laporan keuangan Sekjen Nomor: 544A/SJ/
serta. Kominfo/7/2008 tanggal 14 Juli 9
2. Memberikan teguran tertulis 2008 kepada seluruh pejabat
kepada pejabat Eselon I untuk Eselon 1 untuk meningkatkan
melakukan pengawasan pengawasan kepada bawahan.
langsung terhadap bawahannya
dalam menyusun laporan
keuangan.
5. Sistem Pengendalian 1. Memberikan teguran tertulis 1. Menteri telah menginstruksikan
Intern atas Pendapatan
Belum Memadai
kepada Dirjen Postel agar
melakukan pengawasan
Dirjen
meningkatkan
Postel untuk
Pengawasan
9
terhadap bawahannya. Pengelolaan Keuangan di
2. Menginstruksikan Kabag. lingkungan Ditjen Postel.
Keuangan untuk memberikan 2. Dirjen Postel telah
teguran tertullis kepada menginstruksikan kepada
Bendahara Penerimaan agar Kabag. Keuangan untuk 9
pada lembar SSBP memberikan Surat Teguran
mencantumkan nomor seri tertulis kepada Bendahara
(prenumbered) secara berurutan Penerimaan agar setiap lembar
dan menatausahakan secara SSBP mencantumkan nomor
tertib. seri (prenumbered) secara
3. Menyusun dan menetapkan berurutan dan telah
Standar operating Prosedure ditindaklanjuti oleh Kabag 9
(SOP) yang berkaitan dengan Keuangan dengan memberikan
laporan/catatan piutang BHP Teguran tertulis kepada
Frekuensi. Bendahara Penerimaan,
Bendahara Penerimaan telah
melaksanakan saran Tim BPK.
3. Telah disusun SOP tentang
Pencatatan dan Pembukuan
Piutang PNBP di lingkungan
Ditjen Postel melalui Peraturan
Dirjen Postel.
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2008 2007 2006 2005 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
6. Nilai Piutang PNBP
dalam Laporan
Rp340.453.468.217,00 1. Melakukan koreksi atas
kelebihan pencatatan piutang
Telah dilakukan koreksi atas
kelebihan pencatatan piutang pada
9
Keuangan Depkominfo pada laporan keuangan. LK Audited 2006. Ditjen Postel
Tahun 2006 Lebih 2. Meningkatkan koordinasi telah berkoordinasi dengan Dep.
Disajikan Senilai dengan masing-masing Keuangan, kepada Direktorat
Rp340.453,47 Juta direktorat penghasil PNBP Penghasil PNBP telah diinstruksikan 9
dalam hal pengakuan melalui Nota Dinas Nomor:
pembukuan dan pelaporan 706/DJPT.1/Kominfo/ 9/2008 untuk
piutang. melaksanakan Pembukuan dan
3. Melakukan koordinasi dengan Pelaporan Piutang.
Departemen Keuangan untuk Perkembangan s.d. Semester I
perbaikan sistem akuntansi Tahun 2009 antara lain Ditjen Postel 9
piutang. telah melakukan koordinasi intensif
dengan pihak Depkeu khusus DJA
c.q. Direktorat PNBP dan hasilnya
dengan telah diterbitkannya PP 29
Tahun 2009 tentang Tata Cara
Penentuan Jumlah, Pembayaran dan
Penyetoran PNBP yang Terutang.
7. Saldo Kas di
Bendahara Pengeluaran
1. Melakukan koreksi pada pos
saldo kas dibendahara
1. Telah dilakukan koreksi pada LK
Audited 2006.
9
Beberapa Eselon Satu pengeluaran. 2. Dep. Kominfo telah melakukan
Belum 2. Menyelenggarakan pelatihan Bimtek tentang Verifikasi
Menggambarkan Nilai kepada bendahara di Pertanggungjawaban Belanja
yang Sebenarnya lingkungan Depkominfo. APBN.
3. Menginstruksikan kepada para 3. Bendahara dan Petugas UAKPA 9
bendahara untuk melakukan setiap bulan sudah melakukan
rekonsiliasi antara pembukuan rekonsiliasi dengan KPPN.
dengan rekening koran secara 4. Memo dinas Sekjen Nomor:
rutin. 931A/SJ/Kominfo/11/2007 9
tentang instruksi bagi Bendahara
Pengeluaran untuk melakukan
rekonsiliasi.
8. Pembebanan Anggaran
Belanja pada Beberapa
Memberikan teguran tertulis
kepada Kabag. Keuangan supaya
Memo Dinas Dirjen Postel Nomor:
091/DJPT.1/Kominfo/Keu/III/08
9
Kegiatan Pengadaan menyusun rencana anggaran sesuai menginstruksikan Kabag. Keuangan
Barang dan Jasa pada mata anggaran yang telah dalam menyusun Rencana Anggaran
Ditjen Postel Belum ditetapkan. sesuai dengan mata anggaran yang
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2008 2007 2006 2005 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
Sesuai Ketentuan telah ditetapkan.
9. Sebidang Tanah Milik
Ditjen Postel (Ex
9 Memberikan
kepada
teguran tertulis
Dirjen Postel untuk
1. Memo Sekjen Nomor: 530/SJ/
Kominfo/7/2008 tanggal 7 Juli
9
Depparpostel) Seluas menyelesaikan permasalahan aset 2008 kepada Dirjen Postel untuk
1000 m2 di Jalan yang masih bersengketa dan menyelesaikan permasalahan
Antapani Bandung mengupayakan sertifikat atas tanah tanah dan mengupayakan
Belum Bersertifikat tersebut. sertifikat atas tanah.
2. Pihak Ditjen Postel telah
mengadukan US (Penjual) kepada
Polwiltabes Bandung karena
gugatan ke Pengadilan Negeri
tidak dapat diterima (Lampiran
Pri Postel).
Perkembangan s.d. Semester I
Tahun 2009 antara lain:
1. Ditjen Postel telah mengupayakan
langkah-langkah penyelesaian
tanah dimaksud melalui upaya-
upaya persuasif dan hukum
kepada pihak penjual, namun
mengalami kendala di lapangan
dikarenakan tanah yang dibeli
oleh Pempro Pengendalian
Frekuensi Kanwil Parpostel pada
waktu itu telah diklaim dan
dikuasai pihak lain, atas dasar
permasalahan tersebut telah
diajukan oleh Kabalmon Bandung
ke Pengadilan Perkara Perdata
untuk penyelesaiannya. Hasil
keputusan sidang perdata batal
karena kedua belah pihak tidak
mengetahui obyek tanah yang
diperjualbelikan sehingga Balmon
Bandung merasa dirugikan atas
keputusan pengadilan tersebut.
2. Selanjutnya Balmon Bandung
melaporkan pihak penjual (H.
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2008 2007 2006 2005 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
US) ke Polwil Bandung terkait
dengan penipuan. Pihak Polwil
Bandung telah dilakukan
pemanggilan terhadap H. Umar
Saleh, namun yang bersangkutan
belum pernah memenuhi
panggilan Polwil Bandung
sehingga yang bersangkutan
ditetapkan sebagai Daftar
Pencarian Orang (DPO).
Tahun 2005
1 Pelaksanaan Sistem
Akuntansi Instansi
BPK menyarankan agar pihak
Depkominfo mengupayakan
Telah dilaksanakan Bimtek
SAK/SAI sebanyak dua kali di
9
(SAI) pada Departemen perbaikan sistem aplikasi SAI Denpasar dan Jakarta dengan
Kominfo Belum bersama dengan Departemen narasumber dari Ditjen
Optimal Keuangan dan Perbendaharaan Dep. Keuangan RI.
menyelenggarakanpelatihan dan
sosialisasi pelaksanaan sistem
tersebut kepada segenap pelaksana
pembukuan di jajaran
Depkominfo.
2 Reviu Internal atas
Revisi Laporan
BPK menyarankan agar Itjen
Depkominfo meningkatkan kualitas
Laporan Keuangan Depkominfo:
1. Th. 2005 opini Disclaimer
9
Keuangan Depkominfo reviu atas laporan Keuangan 2. Th. 2006 opini WDP
Tahun 2005 Belum sebelum diampaikan kepada 3. Th. 2007 opini Tidak Wajar
Dilakukan Departemen Keuangan.
3 Pelaksanaan Sistem BPK menyarankan agar Sekjen 1. Petugas UAPPA/B-E1 telah
Akuntansi BMN Belum Depkominfo: mengikuti Bimtek tentang
Berjalan Optimal 1. mengoptimalkan peran dan SIMAK BMN.
fungsi Unit Akuntansi 2. Biro Keuangan telah 9
Pembantu Pengguna menyelenggarakan Bimtek
Anggaran/Barang Eselon 1 SIMAK BMN.
(UAPPA/B-E1) dalam 3. Seluruh Aset telah dilakukan
pembukuan dan penyusunan pencatatan (Lampiran Laporan
Laporan Keuangan maupun BMN).
Barang;
2. menyelenggarakan pelatihan
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2008 2007 2006 2005 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
dan sosialisasi pelaksanaan
sistem tersebut kepada segenap
9
pelaksana pembukuan di
jajaran Depkominfo;
3. mencatat barang-barang yang
belum dibukukan kedalam 9
laporan BMN.
4 Laporan Keuangan
Eselon 1 dan UPT
BPK menyarankan agar setiap
penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Depkominfo
2006 dan 2007 telah dibuat CaLK-
9
Departemen Kominfo tingkat Eselon 1 menyertakan pula nya.
Belum Seluruhnya Catatan atas Laporan Keuangan
Memuat Catatan atas sebagai bagian tak terpisahkan
Laporan Keuangan dari Laporan Keuangan itu sendiri.
5 Dinas Infokom Maluku
dan Maluku Utara
Rp11.100.000.000,00 BPK menyarankan
Menkominfo menyampaikan surat
agar Telah dibuat Surat Kepala Biro
Keuangan Nomor: 245/SJ.3/
9
Belum Menyampaikan teguran tertulis kepada dinas Kominfo/3/2008 tanggal 18 Maret
Laporan Infokom Maluku dan Maluku 2008 tentang Laporan Keuangan
Pertanggungjawaban Utara untuk segera menyampaikan kepada Kepala Dinas Infokom
atas Penggunaan Dana bukti pertanggungjawaban atas Provinsi Maluku dan Kepala Biro
Implementasi INPRES penggunaan dana tersebut. Infokom Provinsi Maluku Utara.
No. 6/2003 Sebesar Selanjutnya melakukan pembinaan
Rp11.100,00 Juta kepada pelaksana di daerah dalam
kepada Departemen rangka menyusun laporan
Komunikasi dan pertanggungjawaban penggunaan
Informatika dana secara efektif dan tepat
waktu.
6 Penyelesaian
Setjen
TGR
Depkominfo
BPK menyarankan agar pihak
Depkominfo segera menyelesaikan
Telah dibuat Peraturan Menteri
Kominfo Nomor: 21/P/M.
9
Berlarut-Larut dan juklak mengenai pelaksanaan KOMINFO/8/2006 tentang
Berpotensi Menjadi pembebanan TGR di lingkungan Penyelesaian Kerugian Negara di
Piutang Macet Depkominfo dan selanjutnya lingkungan Depkominfo.
menetapkan pembebanan atas
kerugian yang telah terjadi.
7 Terdapat
Berupa
Aset Tetap
Tanah yang
BPK menyarankan agar Sekjen
Depkominfo segera mencatat
Telah dicatat dan dilaporkan pada
Laporan Aset Depkominfo.
9
Belum Dicatat dan kepemilikan aset berupa bidang
Sengketa atas Tanah tanah yang terletak di SD dan
yang Belum mengungkapkan status hukumnya
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2008 2007 2006 2005 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
Diungkapkan Secara secara memadai dalam Laporan
Memadai dalam Keuangan Depkominfo.
Laporan Keuangan
Depkominfo Tahun
2005
Tahun 2004
1 BPKB Kendaraan Rp3.103.015.295,00 BPK menyarankan agar Sekretaris Sampai saat ini telah diterbitkan 86
Operasional Sebanyak Jenderal Departemen Komunikasi BPKB sedangkaan sisanya sedang
93 Buah Senilai dan Informatika agar: diupayakan ditarik,
Rp3.103,02 Juta yang 1. memberikan sanksi/peringatan kepada pemegang BPKB tersebut
Dikuasai oleh Pemakai
Kendaraan
terhadap para pemakai
kendaraan dinas operasional
telah dikirim Surat Nomor: 235/SJ.3/
Kominfo/2008.
9
Menyulitkan Dalam yang tidak mengembalikan
Pengendalian BPKB;
Aset/Kendaraan 2. memerintahkan Kepala Biro
Umum dhi. Kasubbag Rumah
9
Tangga agar segera menarik
seluruh BPKB yang masih
dikuasai oleh para pemakai
kendaraan dinas tersebut;
3. memerintahkan kepada Kepala
Biro Umum untuk 9
meningkatkan pengawasan
atas pengelolaan Barang Milik
Negara.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 84C/HP/XVI/05/2010
Tanggal : 20 Mei 2010
Halaman
Daftar Isi ……............................................................................................................. i
Daftar Lampiran .......................................................................................................... iii
Resume Laporan Atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan .......... 1
BAB 1 Hasil Pemeriksaan Atas Kepatuhan Terhadap Kepatuhan Perundang-
Undangan .................................................................................................... 6
1.1 Pendapatan .................................................................................................. 6
1.1.1 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Biaya Hak Penyelenggaraan
(BHP) Telekomunikasi dan Kontribusi Kewajiban Pelayanan
Universal/Universal Service Obligation (KKPU/USO) Belum Dipungut
Sebesar Rp15.821,07 Juta ........................................................................... 6
1.1.2 Direktorat Frekuensi Ditjen Postel Belum Menagih Potensi PNBP dari
Denda Keterlambatan Sebesar Rp8.900,45 Juta ......................................... 11
1.1.3 Denda Keterlambatan Pembayaran Sewa Gedung Belum Dipungut dan
Pendapatan Jasa Giro Terlambat Disetor ke Kas Negara ........................... 13
1.2 Belanja ........................................................................................................ 16
1.2.1. Pelaksana Pekerjaan Penyediaan Jasa Akses Telekomunikasi dan
Informatika Perdesaan Tidak Dapat Memenuhi Target Pekerjaan Tahap
Pra Operasional ........................................................................................... 16
1.2.2. Kelebihan Pembayaran Sebesar Rp1.064,97 Juta dan Kelebihan
Perhitungan Nilai Amandemen Kontrak Sebesar Rp2.353,49 Juta pada
Pekerjaan Penyediaan Jasa Akses Telekomunikasi dan Informatika
Perdesaan ………………………………………………………………… 22
1.2.3. Pemanfaatan Penyediaan Jasa Akses Telekomunikasi dan Informatika
Perdesaan Tidak Sepenuhnya Optimal …………………………………... 26
1.2.4. Pejabat Pembuat Komitmen di Empat Direktorat Ditjen Aptel Terlalu
Tinggi Memperhitungkan Biaya untuk Membayar Beberapa Pekerjaan
Konsultansi ………………………………………………………………. 29
1.2.5. Kelebihan Pembayaran pada Beberapa Kegiatan di Beberapa Satker
Sebesar Rp157,21 Juta …………………………………………………… 32
1.2.6. Pejabat Pembuat Komitmen Belum Mengenakan Sanksi Denda
Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Sebesar Rp136,01 Juta ………… 38
1.2.7. Pelaksanaan Beberapa Pekerjaan dan Kegiatan Tidak Sesuai Ketentuan .. 44
1.2.8. Bendahara Pengeluaran pada Empat Satker Ditjen Postel Belum
Memotong Tunjangan Biaya Operasional Pencapaian Target Sebesar
Rp66,29 Juta dan Tunjangan Kegiatan Operasional Intensifikasi
Penerimaan Negara Bukan Pajak Sebesar Rp36,16 Juta dari Pelanggaran
Aturan Jam Kerja Pegawai ………………………………………………. 49
1.2.9. Bukti Pertanggungjawaban Biaya Perjalanan Dinas Pegawai pada Enam
Satker Kemkominfo Tidak Menggambarkan Kondisi Senyatanya ……… 54
Kondisi ini mengakibatkan terjadinya kekurangan PNBP pada Dittel dan BTIP
dari tiga operator sebesar Rp15.821.068.560,00 (Rp8.437.756.577,00 +
Rp6.341.612.547,00 + Rp498.173.106,00 + Rp223.000.002,00 + Rp320.526.328,00) dan
nilai Piutang PNBP disajikan kurang dari nilai wajarnya.
1.1.2 Direktorat Frekuensi Ditjen Postel Belum Menagih PNBP dari Denda
Keterlambatan Sebesar Rp8.900,45 Juta
LRA Kemkominfo TA 2009 menyajikan PNBP sebesar
Rp10.063.665.417.602,00. PNBP tersebut sebagian besar berasal dari salah satu jenis
PNBP di lingkungan Kantor Pusat Ditjen Postel yaitu Biaya Hak Penggunaan Spektrum
Frekuensi Radio (BHP Frek) dengan total penerimaan sebesar Rp8.109.402.315.925,00.
BHP Frek adalah kewajiban yang harus dibayar oleh setiap pengguna frekuensi radio.
Setiap penggunaan spektrum frekuensi radio wajib mendapatkan izin menteri dalam
bentuk Izin Stasiun Radio (ISR) pita spektrum frekuensi radio dan atau ISR kanal
spektrum frekuensi radio. Pemohon izin spektrum frekuensi radio yang telah
mendapatkan penetapan pita frekuensi radio oleh menteri wajib membayar BHP Frek
sesuai Surat Pemberitahuan Pembayaran (SPP) yang diterbitkan oleh Ditjen Postel sesuai
ketentuan yang berlaku. BHP Frek dibayar di muka untuk masa penggunaan satu tahun.
Jika pemohon ISR telah membayar BHP Frek maka Ditjen Postel dapat menerbitkan ISR
atas nama pemohon. ISR dapat diperpanjang setiap tahun. BHP Frek atas ISR
perpanjangan juga dibayar di muka untuk masa penggunaan satu tahun.
Menurut ketentuan, Ditjen Postel akan membatalkan permohonan SPP baru yang
melewati batas waktu pembayaran dan mencabut ISR yang melewati batas waktu
pembayaran perpanjangan ISR. Pemegang ISR yang terlambat dan atau kurang
membayar BHP Frek akan dikenakan sanksi berupa denda sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Pengelolaan ISR dan PNBP BHP Frek dilakukan di dalam Sistem Informasi
Manajemen Frekuensi (SIMF).
Dalam SPK diatur bahwa Pihak Pertama (PPK) membentuk Tim Pengawas
yang bertugas untuk memeriksa setiap proses dan/atau hasil pekerjaan lainnya baik
secara berkala atau sewaktu-waktu dan melaporkan hasil pemeriksaan tersebut kepada
PPK. Hasil pemeriksaan mencakup juga pembayaran prestasi pekerjaan, pengenaan
denda, dan/atau pemutusan kontrak. Direktur Jenderal Postel telah membentuk Tim
Pengawas Internal Ditjen Postel yang terdiri dari 55 personil berdasarkan Keputusan
Direktur Jenderal Postel Nomor: 217/DIRJEN/2009 tanggal 11 September 2009.
Lingkup penugasan Tim Pengawas terutama memeriksa setiap proses dan/atau hasil
pekerjaan lainnya baik secara berkala atau sewaktu-waktu, melakukan pemeriksaan baik
kunjungan langsung ke lapangan maupun pemeriksaan laporan-laporan dalam rangka
pemenuhan Standar Pelayanan Operasional, dan mengevaluasi kewajiban atau prestasi
pekerjaan Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPU/USO Telekomunikasi yang
ditetapkan dalam Kontrak.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah:
a. Pasal 3 huruf a menyatakan bahwa pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus seefisien
mungkin dan diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat singkatnya dan dapat
dipertanggujawabkan;
b. Pasal 3 huruf b menyatakan bahwa pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus efektif
sesuai dengan kebutuhaan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang
sebesar besarnya sesuai sasaran yang ditetapkan.
Kemkominfo dhi. Ditjen Aptel telah melakukan penyetoran ke Kas Negara atas
kelebihan perhitungan biaya personil tersebut. Copy bukti setor telah disampaikan kepada
BPK.
Selain itu, dalam rincian biaya yang diberikan juga ditemukan terdapat biaya
sosialisasi beasiswa Kemkominfo ke empat lokasi dengan nilai Rp20.000.000,00 yang
seharusnya tidak dibayarkan kepada pihak penyelenggara (ITS). Balitbang SDM
Kemkominfo telah melaksanakan kegiatan sosialisasi dan promosi program S2 ITS
dengan biaya sebesar Rp103.328.200,00. Pengeluaran tersebut berupa biaya perjalanan
dinas sosialisasi dan promosi program S2 Telematika ITS sesuai SPM Nomor: 00530/LS-
115/BLSDM/2009 tanggal 18 Juni 2009 dan SP2D Nomor: 056466M/019/111/2009
tanggal 22 Juni 2009. Dengan demikian terjadi perangkapan biaya sosialisasi dan promosi
program S2 ITS sebesar Rp20.000.000,00 yang dibayarkan kepada pihak penyelenggara.
Total kelebihan perhitungan adalah sebesar Rp52.000.000,00 (Rp32.000.000,00 +
Rp20.000.000,00).
Loka Ternate dan Badan Litbang SDM telah menindaklanjuti masalah tersebut
dengan menarik kembali kelebihan pembayaran dan menyetorkannya ke Kas Negara serta
telah menyampaikan copy bukti setor ke BPK dengan bukti setor berupa:
a. Kelebihan pembayaran total sebesar Rp60.489.954,00 (Rp40.665.454,00
+ Rp15.028.954,55 + Rp4.795.545,55) dengan bukti SSBP Nomor 001 tanggal
29 Maret 2010 sebesar Rp165.520.654,00 untuk keperluan pengembalian perbaikan
peralatan kantor SPK Nomor: KU.203/B.95/LOKA-TTE/II/2009, pengembalian
perbaikan dan pemeliharaan peralatan kantor SPK Nomor: KU.203/B.98/LOKA-
TTE/II/2009, KU.203/B.452/LOKA-TTE/IX/2009, pengembalian Pemeliharaan
dilakukan dengan penunjukan langsung SPK Nomor: KU.203/B.110-/LOKA-
TTE/II/2009 KU.203/B.68d/LOKA-TTE/II/2009 KU.203-/B.68e/LOKA-
TTE/II/2009 KU.203/B.91/LOKA-TTE/II/2009, KU.203/B.237-/LOKA-
TTE/IV/2009 KU.203/B.299/-LOKA-TTE/IV/2009, pengembalian tunjangan BOPT
PNBP a.n. SSP dan DR (Loka Ternate).
b. Kelebihan pembayaran total sebesar Rp13.840.091,00 (Rp4.230.000,00 +
Rp4.161.000,00 + Rp5.449.090,91) dengan bukti SSBP Nomor 002 tanggal 25 Maret
2010 sebesar Rp31.837.282,00 untuk keperluan pengembalian pengadaan meubelair
dilakukan dengan penunjukkan langsung sesuai SPK Nomor: KU.203/B.15/LOKA-
TTE/I/2009, pengembalian kelebihan pembayaran pengadaan PABX sesuai SPK
Nomor: KU.203/B.189a/LOKA-TTE/III/2009, pengembalian kelebihan pembayaran
honorium pengelola sistem akuntansi pemerintah, dan pengembalian kelebihan
pembayaran honorium tim penanggungjawab pengelola keuangan DIPA (Loka
Ternate).
c. SSBP tanggal 21 Mei 2010 sebesar Rp41.000.000,00 untuk keperluan setor kembali
belanja barang non operasional lainnya berupa biaya pendidikan program S2
SPM Nomor 1321/LS-293 tanggal 13 November 2009, SP2D Nomor
267329N/019/2009 tanggal 17 November 2009 (Badan Litbang SDM).
Balai Monitor Banten, Biro Kepegawaian dan Organisasi, dan Ditjen Aptel telah
menindaklanjuti masalah tersebut dengan mengenakan sanksi denda keterlambatan dan
menyetorkannya ke Kas Negara serta copy bukti setor telah disampaikan ke BPK dengan
bukti setor berupa:
a. SSBP Nomor 01/SSBP/BM-BTN/4/2010 tanggal 20 April 2010 sebesar Rp
Rp25.506.250,00 (Balai Monitor Banten).
b. SSBP Nomor 02/SSBP/BM-BTN/5/2010 tanggal 12 Mei 2010 sebesar
Rp10.500.000,00 (Balai Monitor Banten).
c. SSBP tanggal 15 April 2010 sebesar Rp6.019.931,50 untuk keperluan pendapatan
denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah pada pengadaan mesin
absensi (Biro Kepegawaian dan Organisasi).
d. SSBP tanggal 5 Mei 2010 sebesar Rp5.883.120,00 untuk keperluan denda
keterlambatan penyelesaian pekerjaan pengadaan peralatan CAP untuk 15 lokasi, PT
Elmara Rezki Utama (Ditjen Aptel).
Para Kepala Satker kecuali Kepala Satker BPPKI Jakarta pada intinya mengakui
kondisi tersebut dan akan memperbaiki di waktu yang akan datang.
BPK akan menindaklanjuti temuan kegiatan kerja lembur pada BPPKI Jakarta
dalam pemeriksaan yang akan dilaksanakan pada semester berikut.
1.2.8 Bendahara Pengeluaran pada Empat Satker Ditjen Postel Belum Memotong
Tunjangan Biaya Operasional Pencapaian Target Sebesar Rp66,29 Juta dan
Tunjangan Kegiatan Operasional Intensifikasi Penerimaan Negara Bukan
Pajak Sebesar Rp36,16 Juta dari Pelanggaran Aturan Jam Kerja Pegawai
LRA Kemkominfo TA 2009 melaporkan realisasi Belanja Barang sebesar
Rp813.983.906.684,00. Senilai Rp437.431.520.787,00 diantaranya merupakan realisasi
Belanja Barang Eselon I Ditjen Postel. Realisasi tersebut termasuk realisasi beberapa
tunjangan yang ada di lingkungan Ditjen Postel. Dua tunjangan diantaranya adalah
Tunjangan Biaya Operasional Pencapaian Target (BOPT) dan Tunjangan Kegiatan
Operasional Intensifikasi PNBP (Tunjangan Intensifikasi) dengan total anggaran masing-
masing sebesar Rp73.308.962.000,00 dan Rp38.932.166.000,00 untuk seluruh pegawai
Ditjen Postel di 35 satker, baik pusat maupun daerah. Tunjangan BOPT dan Intensifikasi
PNBP tersebut diberikan dalam rangka untuk lebih meningkatkan kelancaran pelaksanaan
Balai Monitor Surabaya dan Loka Ternate telah menindaklanjuti masalah tersebut
dengan menarik kembali kelebihan pembayaran dan menyetorkannya ke Kas Negara serta
copy bukti setor telah disampaikan ke BPK dengan bukti setor berupa:
a. SSBP Nomor 02/XII/2009 tanggal 28 Desember 2009 untuk keperluan pengembalian
kelebihan BOPT TA 2009 sebesar Rp13.752.500,00 (Balai Monitor Surabaya).
b. SSBP Nomor 03/XII/2009 tanggal 28 Desember 2009 untuk keperluan pengembalian
kelebihan biaya intensifikasi TA 2009 sebesar Rp4.746.045,32 (Balai Monitor
Surabaya).
c. Kelebihan pembayaran total sebesar Rp9.880.000,00 dengan bukti setor Surat Setoran
Bukan Pajak (SSBP) nomor 001 tanggal 29 Maret 2010 sebesar Rp165.520.654,00
untuk keperluan pengembalian perbaikan peralatan kantor SPK Nomor:
KU.203/B.95/LOKA-TTE/II/2009, pengembalian perbaikan dan pemeliharaan
peralatan kantor SPK Nomor: KU.203/B.98/LOKA-TTE/II/2009,
KU.203/B.452/LOKA-TTE/IX/2009, pengembalian pemeliharaan dilakukan dengan
penunjukan langsung SPK Nomor: KU.203/B.110/LOKA-TTE/II/2009
KU.203/B.68d/LOKA-TTE/II/2009, KU.203/B.68e/LOKA-TTE/II/2009 KU.203/-
B.91/LOKA-TTE/II/2009, KU.203/B.237-/LOKA-TTE/IV/2009 KU.203/B.299/-
LOKA-TTE/IV/2009, pengembalian tunjangan BOPT PNBP a.n. SSP dan DR(Loka
Ternate).
Kondisi tersebut disebabkan pengelola barang pada Balai Monitor Banten dan
Balai Monitor Kupang belum optimal dalam melaksanakan tugasnya, perencanaan pada
Loka Monitor Mataram tidak sesuai dengan kebutuhan, perencanaan pengadaan media
center oleh BIP kurang matang, dan kurangnya perhatian pihak Balai Monitor Banten atas
pekerjaan yang telah dilakukan yang masih memiliki masa manfaat selama 1 tahun.
Para Kepala Satker pada intinya mengakui kondisi tersebut dan akan
memperbaiki di waktu yang akan datang.
a. PT TS
(dalam rupiah)
Pendapatan 38.799.427.571.306,00
Beban Interkoneksi (2.128.793.062.372,00)
Penghapusan Piutang berdasarkan Mutasi Piutang (82.497.075.213,00)
Pendapatan Kena BHP 36.588.137.433.72,001
Kewajiban Terutang:
BHP Telekomunikasi 1% = (1% x 36.588.137.433.721) 365.881.374.337,00
KKPU 0,75% = (0,75% x 36.588.137.433.721) 274.411.030.753,00
Pembayaran BHP Tel 2007 365.689.029.509,00
Pembayaran KKPU 2007 274.266.772.131,00
Kurang Bayar BHP Tel 2007 = (365.881.374.337-365.689.029.509) 192.344.828,00
Kurang Bayar KKPU 2007 = (274.411.030.753 - 274.266.772.131) 144.258.622,00
Denda keterlambatan BHP Tel (2% x 24 bulan Maksimum) 92.325.518,00
Denda keterlambatan KKPU (2% x 24 bulan Maksimum) 69.244.139,00
Jumlah Kurang Bayar tahun buku 2007 498.173.106,00
b. PT BT
Tahun Buku 2008 Tahun Buku 2009
(Rp) (Rp)
Pendapatan 2.202.292.036.246,00 2.742.577.398.252,00
Penghapusan Piutang Ragu-ragu (23.388.713.945,00) (16.275.383.378,00)
Pendapatan Kena BHP 2.178.903.322.301,00 2.726.302.014.874,00
Kewajiban Terutang
BHP Telekomunikasi 1% (2008) 21.789.033.223,00
KKPU 0,75% (2008) 16.341.774.917,00
BHP Telekomunikasi 0,5% (2009) 13.631.510.074,00
KKPU 1,25% (2009) 34.078.775.186,00
Pembayaran BHP Telekomunikasi
Tanggal 14-08-2008 9.267.525.783,00
Tanggal 24-12-2008 6.150.078.811,00
Tanggal 2-4-2009 6.371.428.629,00
Tanggal 24-08-2009 6.623.067.657,00
Tanggal 12-04-2010 7.008.442.417,00
Total Pembayaran BHP Telekomunikasi 21.789.033.223,00 13.631.510.074,00
Pembayaran KKPU
Tanggal 21-5-2008 3.287.542.985,00
Tanggal 14-8-2008 3.663.101.352,00
Tanggal 12-11-2008 4.612.559.108,00
Tanggal 2-4-2009 4.778.571.472,00
Tanggal 9-06-2009 8.181.323.001,00
Tanggal 24-08-2009 8.376.346.143,00
Tanggal 1-12-2009 8.503.232.064,00
Tanggal 12-04-2010 9.017.873.978,00
Total Pembayaran KKPU 16.341.774.917,00 34.078.775.186,00
Denda Keterlambatan Pembayaran BHP Telekomunikasi
(1 bulan x 2% x Rp6.371.428.629,00) 127.428.573,00
Denda Keterlambatan Pembayaran KKPU
(1 bulan x 2% x Rp4.778.571.472,00) 95.571.429,00
Denda Keterlambatan Pembayaran BHP Telekomunikasi
(1 bulan x 2% x Rp7.008.442.417,00) 140.168.848,00
Denda Keterlambatan Pembayaran KKPU
(1 bulan x 2% x Rp9.017.873.978,00) 180.357.480,00
Total Denda Keterlambatan 223.000.002,00 320.526.328,00
Lampiran 3 - Denda Keterlambatan Pembayaran Perpanjangan ISR di Tahun 2009 sebanyak 136
SPP dari 151 SPP
Denda
Jatuh Tanggal Terlambat
No. Nomor Aplikasi Nilai SPP (Rp) Keterlambatan
Tempo pembayaran (bulan)
(Rp)
1 00290072008 3.242.347.630,00 04/09/2009 10/11/2009 2 130.990.844,00
2 9537041 227.595.675,00 18/07/2009 10/11/2009 4 18.761.203,00
3 9542591 105.487.390,00 30/03/2009 10/11/2009 8 18.107.900,00
4 00128082007 1.070.697.260,00 31/08/2009 02/11/2009 2 43.256.169,00
5 00509072007 482.065.668,00 14/08/2009 30/10/2009 3 29.506.275,00
6 00103032008 153.674.135,00 01/04/2009 17/11/2009 8 26.379.607,00
7 00036082008 446.104.164,00 20/08/2009 02/11/2009 2 18.022.608,00
8 00129082007 417.755.822,00 31/08/2009 02/11/2009 2 16.877.335,00
9 00045092008 741.137.660,00 16/09/2009 02/11/2009 1 14.822.753,00
10 00460072006 359.406.970,00 02/09/2009 02/11/2009 2 14.520.042,00
11 00265082008 316.577.322,00 10/09/2009 02/11/2009 2 12.789.724,00
12 00146082007 295.433.510,00 31/08/2009 02/11/2009 2 11.935.514,00
13 00043092008 553.884.805,00 16/09/2009 02/11/2009 1 11.077.696,00
14 00050122006 53.871.498,00 15/01/2009 19/11/2009 10 11.772.310,00
15 00495072007 172.269.146,00 14/08/2009 02/11/2009 3 10.544.250,00
16 3352003 198.018.742,00 01-12-2008 10-02-2009 3 11.881.125,00
17 00110072008 618.410.198,00 22/08/2009 08/09/2009 1 12.368.204,00
18 00049032007 1.043.290.755,00 09/04/2009 07/05/2009 1 20.865.815,00
19 9561951 391.409.909,00 27/01/2009 19/03/2009 2 15.656.396,00
20 00272032007 16.294.424.954,00 03/04/2009 27/04/2009 1 325.888.499,00
21 00103072008 4.558.324.377,00 23/07/2009 20/10/2009 3 279.005.918,00
22 00021082008 9.150.820.457,00 20/08/2009 25/08/2009 1 183.016.409,00
23 00219022008 8.983.253.664,00 10/03/2009 27/04/2009 1 179.665.073,00
24 00224022008 8.910.950.423,00 10/03/2009 27/04/2009 1 178.219.008,00
25 00222082008 4.264.831.302,00 01/09/2009 23/10/2009 2 172.299.185,00
26 00048062006 8.105.510.565,00 14/06/2009 19/06/2009 1 162.110.211,00
27 00251072008 8.019.044.366,00 11/08/2009 13/08/2009 1 160.380.887,00
28 00017082008 7.590.549.763,00 20/08/2009 25/08/2009 1 151.810.995,00
29 00026082008 6.551.542.778,00 20/08/2009 25/08/2009 1 131.030.856,00
30 00287032007 5.724.549.734,00 11/04/2009 27/04/2009 1 114.490.995,00
31 00285032007 5.667.179.803,00 11/04/2009 27/04/2009 1 113.343.596,00
32 00170102008 5.114.888.992,00 30/10/2009 25/11/2009 1 102.297.780,00
33 00253072008 4.927.363.794,00 11/08/2009 14/08/2009 1 98.547.276,00
34 00096082007 4.755.967.734,00 29/08/2009 09/09/2009 1 95.119.355,00
35 00199022008 592.322.604,00 10/03/2009 20/10/2009 8 101.677.732,00
36 00105032008 562.727.832,00 27/03/2009 28/10/2009 8 96.597.511,00
37 00283032007 4.324.264.088,00 11/04/2009 27/04/2009 1 86.485.282,00
38 00098082007 4.054.569.482,00 29/08/2009 09/09/2009 1 81.091.390,00
39 00234082007 1.815.253.032,00 11/09/2009 20/10/2009 2 73.336.222,00
40 00047032008 449.458.192,00 24/03/2009 28/10/2009 8 77.153.715,00
41 00098072008 1.034.166.527,00 23/07/2009 20/10/2009 3 63.299.265,00
42 00235082007 1.407.518.432,00 11/09/2009 20/10/2009 2 56.863.745,00
43 00095032008 351.595.983,00 24/03/2009 28/10/2009 8 60.354.749,00
44 00047092008 1.295.293.996,00 10/09/2009 28/10/2009 2 52.329.877,00
45 00036092008 1.200.546.668,00 10/09/2009 28/10/2009 2 48.502.085,00
Denda
Jatuh Tanggal Terlambat
No. Nomor Aplikasi Nilai SPP (Rp) Keterlambatan
Tempo pembayaran (bulan)
(Rp)
46 00025082008 2.400.856.048,00 20/08/2009 25/08/2009 1 48.017.121,00
47 00038092008 1.154.978.466,00 10/09/2009 23/10/2009 2 46.661.130,00
48 00386112008 2.016.539.287,00 13/11/2009 19/11/2009 1 40.330.786,00
49 00198022008 1.757.398.130,00 10/03/2009 27/04/2009 1 35.147.963,00
50 00233082007 730.194.837,00 11/09/2009 28/10/2009 2 29.499.871,00
51 00094082007 1.440.704.383,00 29/08/2009 09/09/2009 1 28.814.088,00
52 00106032008 205.303.050,00 01/04/2009 28/10/2009 7 30.525.621,00
53 00097082007 1.384.151.536,00 29/08/2009 09/09/2009 1 27.683.031,00
54 00093082007 1.241.190.098,00 29/08/2009 09/09/2009 1 24.823.802,00
55 00099082007 814.285.893,00 29/08/2009 09/09/2009 1 16.285.718,00
56 00281032007 629.667.196,00 11/04/2009 27/04/2009 1 12.593.344,00
57 00259072008 595.376.990,00 11/08/2009 13/08/2009 1 11.907.540,00
58 00096032008 83.685.685,00 01/04/2009 28/10/2009 7 12.442.862,00
59 00197082007 280.974.799,00 11/09/2009 28/10/2009 2 11.351.382,00
60 00048062007 5.286.698.606,00 13/06/2009 07/08/2009 2 213.582.624,00
61 00158082007 4.154.617.566,00 07/09/2009 10/09/2009 1 83.092.351,00
62 00464122007 584.196.540,00 03/01/2009 14/07/2009 7 86.603.653,00
63 00466122007 528.827.646,00 03/01/2009 14/07/2009 7 78.395.544,00
64 00384122007 523.831.992,00 03/01/2009 14/07/2009 7 77.654.968,00
65 00420122007 467.357.232,00 03/01/2009 14/07/2009 7 69.282.922,00
66 9548881 3.046.766.233,00 02/11/2009 06/11/2009 1 60.935.325,00
67 00497122007 428.372.317,00 08/01/2009 14/07/2009 7 63.503.641,00
68 00488092006 2.766.092.362,00 03/10/2009 08/10/2009 1 55.321.847,00
69 00469122007 390.425.244,00 03/01/2009 17/07/2009 7 57.878.214,00
70 00029022008 679.368.155,00 21/02/2009 27/05/2009 4 56.001.784,00
71 00381122007 293.648.334,00 03/01/2009 14/07/2009 7 43.531.614,00
72 00001042008 508.472.172,00 10/04/2009 17/07/2009 4 41.914.459,00
73 00462122007 247.386.052,00 03/01/2009 10/07/2009 7 36.673.507,00
74 00463122007 233.186.850,00 03/01/2009 10/07/2009 7 34.568.560,00
75 00341122007 232.292.322,00 03/01/2009 10/07/2009 7 34.435.951,00
76 00470122007 212.753.178,00 03/01/2009 10/07/2009 7 31.539.390,00
77 00317112007 204.789.396,00 03/01/2009 14/07/2009 7 30.358.806,00
78 00096102007 1.344.709.074,00 22/11/2009 03/12/2009 1 26.894.181,00
79 00382122007 161.309.315,00 03/01/2009 10/07/2009 7 23.913.144,00
80 9560671 146.528.538,00 06/01/2009 10/07/2009 7 21.721.982,00
81 00343122007 145.523.574,00 03/01/2009 10/07/2009 7 21.573.002,00
82 04593102007 987.562.530,00 22/11/2009 26/11/2009 1 19.751.251,00
83 04560102007 976.640.664,00 21/11/2009 25/11/2009 1 19.532.813,00
84 9560681 159.127.566,00 17/01/2009 10/07/2009 6 20.007.021,00
85 00187092007 938.726.208,00 02/10/2009 08/10/2009 1 18.774.524,00
86 00189092007 934.578.088,00 05/10/2009 08/10/2009 1 18.691.562,00
87 00181112007 877.839.750,00 03/12/2009 07/12/2009 1 17.556.795,00
88 00084112007 862.490.064,00 21/11/2009 25/11/2009 1 17.249.801,00
89 00136102007 855.527.667,00 02/11/2009 04/11/2009 1 17.110.553,00
90 00189052008 411.486.630,00 04/06/2009 30/07/2009 2 16.624.060,00
91 00126102008 570.226.035,00 27/10/2009 02/11/2009 1 11.404.521,00
92 00569112008 549.844.160,00 03/12/2009 07/12/2009 1 10.996.883,00
93 00072112007 548.842.671,00 23/11/2009 26/11/2009 1 10.976.853,00
Denda
Jatuh Tanggal Terlambat
No. Nomor Aplikasi Nilai SPP (Rp) Keterlambatan
Tempo pembayaran (bulan)
(Rp)
94 00183112006 536.070.400,00 06/12/2009 07/12/2009 1 10.721.408,00
95 00140092007 530.998.500,00 02/10/2009 08/10/2009 1 10.619.970,00
96 00380122007 173.710.902,00 03/01/2009 28/03/2009 3 10.422.654,00
97 00238092008 516.487.593,00 25/09/2009 20/10/2009 1 10.329.752,00
98 00381122007 293.648.334,00 03-01-2009 14-07-2009 7 43.531.614,00
99 00001042008 508.472.172,00 10-04-2009 17-07-2009 4 41.914.459,00
100 9523191 141.522.742,00 11-11-2008 11-06-2009 7 20.677.129,00
101 00038062007 289.415.568,00 13-06-2008 31-03-2009 10 57.883.114,00
102 00029012008 2.311.110.159,00 09/01/2009 27/03/2009 3 138.666.610,00
103 00493112008 4.901.896.068,00 28/11/2009 16/12/2009 1 98.037.921,00
104 00030012008 499.412.260,00 09/01/2009 27/03/2009 3 29.964.736,00
105 00128062008 137.621.035,00 04/07/2009 30/10/2009 4 11.344.399,00
106 00077032007 1.555.046.064,00 02-06-2008 09-02-2009 9 279.908.292,00
107 00225052007 63.191.660,00 08-06-2008 28-01-2009 8 10.110.666,00
108 4425003 1.794.283.920,00 02/06/2009 16/06/2009 1 35.885.678,00
109 4425032 809.833.280,00 07/01/2009 21/01/2009 1 16.196.666,00
110 4425018 282.299.785,00 07-01-2009 17-03-2009 3 16.937.987,00
111 9555741 1.815.452.259,00 14/08/2009 02/09/2009 1 36.309.045,00
112 00261052007 729.736.222,00 29/05/2009 21/07/2009 1 14.594.724,00
113 00001112007 344.233.472,00 03-12-2008 06-03-2009 2 13.769.339,00
114 00002112007 328.513.444,00 28-11-2008 06-03-2009 2 13.140.538,00
115 4425015 1.221.154.926,00 07/01/2009 22/01/2009 1 24.423.099,00
116 4425014 1.036.311.255,00 08/01/2009 22/01/2009 1 20.726.225,00
117 4425006 726.806.192,00 07/01/2009 22/01/2009 1 14.536.124,00
118 00478122007 7.801.950.621,00 03/01/2009 19/08/2009 8 1.335.763.509,00
119 00158112006 15.064.421.237,00 21/11/2009 17/12/2009 1 301.288.425,00
120 00264072008 8.327.656.329,00 11/08/2009 19/08/2009 1 166.553.127,00
121 00101012007 747.545.370,00 01/02/2009 19/08/2009 7 111.149.282,00
122 00266072008 4.964.130.454,00 11/08/2009 19/08/2009 1 99.282.609,00
123 00017042008 2.831.626.665,00 10/04/2009 20/04/2009 1 56.632.533,00
124 00265072008 2.556.811.185,00 11/08/2009 19/08/2009 1 51.136.224,00
125 00022042008 1.857.725.135,00 10/04/2009 20/04/2009 1 37.154.503,00
126 00160012008 259.582.727,00 01/02/2009 19/08/2009 7 38.596.231,00
127 00068022008 270.704.888,00 21/02/2009 19/08/2009 6 34.152.784,00
128 00089102007 1.592.975.331,00 20/11/2009 17/12/2009 1 31.859.507,00
129 00016042008 1.550.188.509,00 10/04/2009 20/04/2009 1 31.003.770,00
130 00021042008 1.326.209.453,00 10/04/2009 20/04/2009 1 26.524.189,00
131 00190072008 962.423.541,00 11/08/2009 19/08/2009 1 19.248.471,00
132 9546811 908.704.217,00 08/04/2009 20/04/2009 1 18.174.084,00
133 00160032008 540.896.889,00 07/04/2009 20/04/2009 1 10.817.938,00
134 00247062008 528.685.580,00 04/07/2009 27/07/2009 1 10.573.712,00
135 00012112006 519.140.250,00 27/11/2009 03/12/2009 1 10.382.805,00
136 00200072008 515.569.115,00 11/08/2009 19/08/2009 1 10.311.382,00
8.900.448.982,44
Lampiran 4 - Rincian Lokasi, Jumlah SSL. Jangka Waktu Pelaksanaan, Target Pekerjaan, Nomor dan Tanggal serta Perjanjian Kerja Sama
(PKS) pada Tujuh Paket Pekerjaan Penyediaan Jasa Akses Telekomunikasi dan Informatika Perdesaan
Target Pra
Wilayah Pelayanan
Fasilitas Operasional
Universal Akses Waktu
Paket Nomor & Tanggal PKS Teleponi Nilai Kontrak Pelaksana Tahapan
Telekomunikasi Internet Pelaksanaan
(SSL) Jumlah
(WPUT) %
SSL
1 WPUT I: Nomor: 8.115 9 Rp553.598.298.243,00 PT TS s.d. 30 Sept.
Pra operasional I 85% 6.898
1. Provinsi NAD 03/PKS/BTIP/KOMINFO/2/2009 2009
2. Provinsi Sumut Tanggal 4 Februari 2009 s.d. 31 Des.
Pra operasional II 15% 1.217
3. Provinsi Sumbar 2009
1 Okt. 2009 – 31
Operasional I - -
Des. 2013
1 Jan. 2010 – 31
Operasional II - -
Mar. 2014
2 WPUT II: Nomor: 5.197 24 Rp333.070.219.110,00 PT TS s.d. 30 Sept.
1. Provinsi Jambi 01/PKS/BTIP/KOMINFO/1/2009 Pra operasional I 80% 4.158
2009
2. Provinsi Riau Tanggal 16 Januari 2009
3. Provinsi Kep. s.d. 31 Des.
Riau Pra operasional II 20% 1.039
2009
4. Provinsi Kep.
Babel
WPUT III: 1 Okt. 2009 – 31
Operasional I - -
1. Provinsi Des. 2013
Bengkulu
2. Provinsi Sumsel 1 Jan. 2010 – 31
3. Provinsi Operasional II - -
Mar. 2014
Lampung.
3 WPUT IV: Nomor: 3.797 12 Rp365.898.864.682,00 PT TS s.d. 30 Sept.
Pra operasional I 75% 2.848
1. Provinsi Kalbar 04/PKS/BTIP/KOMINFO/2/2009 2009
2. Provinsi Kalteng Tanggal 4 Februari 2009 s.d. 31 Des.
Pra operasional II 25% 949
WPUT V: 2009
1. Provinsi Kaltim 1 Okt. 2009 – 31
2. Provinsi Kalsel Operasional I - -
Des. 2013
1 Jan. 2010 – 31
Operasional II - -
Mar. 2014
Target Pra
Wilayah Pelayanan
Fasilitas Operasional
Universal Akses Waktu
Paket Nomor & Tanggal PKS Teleponi Nilai Kontrak Pelaksana Tahapan
Telekomunikasi Internet Pelaksanaan
(SSL) Jumlah
(WPUT) %
SSL
4 WPUT VI: Nomor: 4.758 24 Rp274.460.538.027,00 PT ICP s.d. 31 Des.
1. Provinsi Sulut 6/PKS/BTIP/KOMINFO/7/2009 Pra operasional I 10% 476
2009
2. Provinsi Tanggal 16 Juli 2009 s.d. 31 Mar.
Gorontalo Pra operasional II 90% 4.282
2011
3. Provinsi Sulteng 1 Apr. 2010 –
WPUT VII: Operasional I - -
30 Jun. 2014
1. Provinsi Sulbar
2. Provinsi Sulsel
3. Provinsi Sultra
WPUT IX: 1 Apr. 2011 –
Operasional II - -
1. Provinsi Maluku 30 Jun. 2015
2. Provinsi Maluku
Utara
5 WPUT VIII: Nomor: 3.015 7 Rp455.640.120.561,00 PT ICP s.d. 31 Mar.
Pra operasional I 10% 301
1. Provinsi Papua 7/PKS/BTIP/KOMINFO/7/2009 2010
2. Provinsi Irian Tanggal 16 Juli 2009 s.d. 30 Sept.
Pra operasional II 90% 2.714
Jaya Barat 2011
1 Jul. 2010 – 30
Operasional I - -
Sept .2014
1 Okt. 2011 – 30
Operasional II - -
Des. 2015
6 WPUT X: Nomor: 2.368 9 Rp209.042.257.717,00 PT TS s.d. 30 Sept.
Pra operasional I 85% 2.013
1. Provinsi Bali 05/PKS/BTIP/KOMINFO/2/2009 2009
2. Provinsi NTB tanggal 4 Februari 2009 s.d. 31 Des.
Pra operasional II 15% 355
3. Provinsi NTT 2009
1 Okt. 2009 – 31
Operasional I - -
Des. 2013
1 Jan. 2010 – 31
Operasional II - -
Mar. 2014
7 WPUT XI: Nomor: 4.574 15 Rp201.070.814.184,00 PT TS s.d. 30 Sept.
Pra operasional 100% 4.574
1. Provinsi Banten 02/PKS/BTIP/KOMINFO/1/2009 2009
Target Pra
Wilayah Pelayanan
Fasilitas Operasional
Universal Akses Waktu
Paket Nomor & Tanggal PKS Teleponi Nilai Kontrak Pelaksana Tahapan
Telekomunikasi Internet Pelaksanaan
(SSL) Jumlah
(WPUT) %
SSL
2. Provinsi Jabar tanggal 16 Januari 2009
3. Provinsi Jateng 1 Okt. 2009 – 31
Operasional - -
4. Provinsi DIY Des. 2013
5. Provinsi Jatim
Total 31.644 100 Rp2.392.781.112.524,00 31.644
Lampiran 5
Perhitungan Denda Keterlambatan
Sampai dengan 16 Maret 2010
Pelaksana Pekerjaan: PT TS
1 NAD
Paket 1
2 Sumut 68.208.267,00 7.851.726.447,44 1.603.167.107,57 139.758.739,08
(85, 15)
3 Sumbar
4 Jambi
5 Babel
6 Riau
Paket 2
7 Kepri 64.039.119,00 5.293.601.654,78 4.838.155.440,45 -
(80, 20)
8 Bengkulu
9 Sumsel
10 Lampung
11 Kalbar
12 Paket 3 Kalteng
96.334.257,00 5.646.343.471,28 1.654.829.866,75 -
13 (75, 25) Kaltim
14 Kalsel
15 Bali
Paket 6
16 NTB 88.240.710,00 2.768.022.831,99 525.914.631,60 -
(85, 15)
17 NTT
18 Banten
19 Jabar
20 Paket 7 Jateng 43.927.371,00 280.827.682,80 - -
21 DIY
22 Jatim
DENDA PER TAHAP 21.840.522.088,29 8.482.308.307,28 139.758.739,08
TOTAL DENDA 30.462.589.134,66
Contoh:
Salah satu SSL pada Paket 1 dipasang pada 3 Desember 2009. SSL ini seharusnya selesai pada tahap Pra
Operasional I yang berakhir pada 30 September 2009. Sehingga SSL tersebut terlambat selama 64 hari
(30 September 2009 sampai dengan 3 Desember 2009)
Perhitungan denda atas keterlambatan pemasangan SSL tersebut adalah:
1/1000 (satu per mil) dari nilai bagian pekerjaan yang belum diselesaikan per hari.
Denda 1 hari keterlambatan = 1/1000 x (Rp1.337.417,00 x 51) x 1 = Rp68.208,27
Denda 64 hari keterlambatan = Rp68.208,27 x 64 = Rp4.365.329,09
Dengan menggunakan formula yang sama, pemeriksa menghitung denda keterlambatan untuk tiap-tiap
SSL, yaitu:
a. Pra Operasional I, sebanyak 6.519 SSL dengan lama keterlambatan berkisar antara 1 s.d. 119 hari.
b. Pra Operasional II, sebanyak 2.545 SSL dengan keterlambatan berkisar 1 s.d. 75 hari.
c. Sebanyak 68 SSL yang merupakan bagian dari realokasi untuk Paket I dengan keterlambatan
berkisar antara 22 hari s.d. 44 hari.
Lampiran 6 Pemanfaatan USO
2 Pekerjaan Pembuatan Aplikasi Sistem Pelayanan Badan Pengawas Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (BP2SE)
Pembayaran Umum
1 Laporan Pendahuluan 10 Eks 85.000,00 850.000,00 10 85.000,00 850.000,00
2 Laporan Akhir 10 Eks 85.000,00 850.000,00 10 85.000,00 850.000,00
Tenaga
No Jumlah Waktu RAB Kontrak/SPK (Rp) Perhitungan Pemeriksa (Rp)
Ahli/Pendukung
Harga Satuan Jumlah Jml Harga Satuan Jumlah
Jumlah 1.700.000,00 1.700.000,00
Pembayaran Pekerjaan Utama
Tenaga Ahli
1 Project Manager B3 1 orang 4 8.000.000,00 32.000.000,00 4 8.000.000,00 32.000.000,00
2 IT Security Specialist BH 1 orang 4 6.500.000,00 26.000.000,00 4 6.500.000,00 26.000.000,00
/Software AS 1 orang 4 6.500.000,00 26.000.000,00 4 6.500.000,00 26.000.000,00
Architecture An 1 orang 4 6.500.000,00 26.000.000,00 4 6.500.000,00 26.000.000,00
3 IT Security IH 1 orang 4 6.500.000,00 26.000.000,00 4 6.500.000,00 26.000.000,00
Consultan TA 1 orang 4 6.500.000,00 26.000.000,00 4 6.500.000,00 26.000.000,00
Ri 1 orang 4 6.500.000,00 26.000.000,00 4 6.500.000,00 26.000.000,00
4 Programer EJ 1 orang 4 6.500.000,00 26.000.000,00 4 6.500.000,00 26.000.000,00
NB 1 orang 4 6.500.000,00 26.000.000,00 4 6.500.000,00 26.000.000,00
5 Web Developer SPU 1 orang 4 6.500.000,00 26.000.000,00 4 6.500.000,00 26.000.000,00
SR 1 orang 4 6.500.000,00 26.000.000,00 4 6.500.000,00 26.000.000,00
CY 1 orang 4 6.500.000,00 26.000.000,00 4 6.500.000,00 26.000.000,00
6 Database Specialit MT 1 orang 4 6.500.000,00 26.000.000,00 4 6.500.000,00 26.000.000,00
Jumlah 344.000.000,00 344.000.000,00
Tenaga Pendukung
1 Operator 4 orang 4 2.500.000,00 40.000.000,00 4 2.500.000,00 10.000.000,00
2 Sekretaris 1 orang 4 2.500.000,00 10.000.000,00 4 2.500.000,00 10.000.000,00
Jumlah 50.000.000,00 20.000.000,00
Pembayaran Hasil Pendukung
1 Biaya Laporan Pendahuluan 10 Eks 300.000,00 3.000.000,00 10 300.000,00 3.000.000,00
2 Biaya Laporan akhir 10 Eks 350.000,00 3.500.000,00 10 350.000,00 3.500.000,00
3 User Manual 10 Eks 300.000,00 3.000.000,00 10 300.000,00 3.000.000,00
4 Dokumentasi Teknis 10 Eks 300.000,00 3.000.000,00 10 300.000,00 3.000.000,00
5 CD Source Code 10 CD 300.000,00 3.000.000,00 10 300.000,00 3.000.000,00
6 Materi Pelatihan 10 Eks 300.000,00 3.000.000,00 10 300.000,00 3.000.000,00
7 Instalasi Uji Coba dan 1 Paket 7.500.000,00 7.500.000,00 1 7.500.000,00 7.500.000,00
Pelatihan
Jumlah 26.000.000,00 26.000.000,00
Total 421.700.000,00 391.700.000,00
PPN 10% 42.170.000,00 39.170.000,00
Perhitungan RAB 463.870.000,00
Nilai Kontrak (yang 462.000.000,00
dibayarkan)
Nilai Kontrak Hasil 430.870.000,00
Perhitungan Ulang
Kelebihan 31.130.000,00
Pembayaran
1. Pengembangan Standar
Kebijakan Audit
Biaya Personil
Tenaga Ahli
1 Ahli IT/Ketua Tim TZS 1 org 3 10.000.000,00 30.000.000,00 3 10.000.000,00 30.000.000,00
2 Ahli Audit GG 1 orang 3 8.500.000,00 25.500.000,00 3 8.500.000,00 25.500.000,00
Tenaga
No Jumlah Waktu RAB Kontrak/SPK (Rp) Perhitungan Pemeriksa (Rp)
Ahli/Pendukung
Harga Satuan Jumlah Jml Harga Satuan Jumlah
3 Ahli Audit HS 1 orang 3 8.500.000,00 25.500.000,00 3 8.500.000,00 25.500.000,00
4 Ahli Hukum KRS 1 orang 3 8.500.000,00 25.500.000,00 3 8.500.000,00 25.500.000,00
5 Ahli Komputer MO 1 orang 3 8.000.000,00 24.000.000,00 - 8.000.000,00 -
Network E
6 Ahli Komputer AHS 1 orang 3 8.000.000,00 24.000.000,00 3 8.000.000,00 24.000.000,00
Network
7 Ahli Kebijakan HS 1 orang 3 8.500.000,00 25.500.000,00 3 8.500.000,00 25.500.000,00
Publik
8 Ahli Kebijakan HOS 1 orang 3 8.500.000,00 25.500.000,00 3 8.500.000,00 25.500.000,00
Publik
9 Manajemen EG 1 orang 3 8.000.000,00 24.000.000,00 3 8.000.000,00 24.000.000,00
Informatika
10 Manajemen JO 1 orang 3 8.000.000,00 24.000.000,00 3 8.000.000,00 24.000.000,00
Informatika
Jumlah 253.500.000,00 229.500.000,00
Biaya Personil Lainnya
1 Staf Adm 2 orang 3 1.635.000,00 9.810.000,00 3 1.635.000,00 9.810.000,00
2 Sekretaris 2 orang 3 1.798.500,00 10.791.000,00 3 1.798.500,00 10.791.000,00
3 Operator Komputer 2 orang 3 1.800.000,00 10.800.000,00 3 1.800.000,00 10.800.000,00
Jumlah 31.401.000,00 31.401.000,00
Biaya Bahan
A Dokumen Laporan
1 Lap Pendahuluan 15 eks 100.000,00 1.500.000,00 15 100.000,00 1.500.000,00
2 Lap Kemajuan 15 eks 200.000,00 3.000.000,00 15 200.000,00 3.000.000,00
3 Konsep Lap Akhir 15 eks 200.000,00 3.000.000,00 15 200.000,00 3.000.000,00
4 Laporan Akhir 20 eks 300.000,00 6.000.000,00 20 300.000,00 6.000.000,00
B Konsinyering
1 Forum Diskusi 20 3.500.000,00 3.500.000,00 3.500.000,00 3.500.000,00
2 Seminar 50 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00
Jumlah 26.000.000,00 26.000.000,00
Total 310.901.000,00 286.901.000,00
PPN 31.090.100,00 28.690.100,00
Nilai Kontrak (yang 341.991.100,00
dibayarkan)
Nilai Kontrak Hasil 315.591.100,00
Perhitungan Ulang
Kelebihan 26.400.000,00
Pembayaran
2. Pengembangan Standar
Audit e-Gov
Biaya Langsung
Personil
1 Ahli Standar/Ketua FHT 1 orang 3 10.000.000,00 30.000.000,00 3 10.000.000,00 30.000.000,00
Tim
2 Ahli Standar e gov LSI 1 orang 3 9.000.000,00 27.000.000,00 3 9.000.000,00 27.000.000,00
3 Ahli Sistem IS 1 orang 3 9.000.000,00 27.000.000,00 3 9.000.000,00 27.000.000,00
informasi
4 Ahli Audit SI MS 1 orang 3 9.000.000,00 27.000.000,00 3 9.000.000,00 27.000.000,00
5 Ahli Keamanan SI AS 1 orang 3 4.905.000,00 14.715.000,00 3 4.905.000,00 14.715.000,00
6 Ahli Analisa SI NK 1 orang 3 9.000.000,00 27.000.000,00 3 9.000.000,00 27.000.000,00
7 Ahli Analisa SI RS 1 orang 3 9.000.000,00 27.000.000,00 3 9.000.000,00 27.000.000,00
8 Ahli Kebijakan AS 1 orang 3 9.000.000,00 27.000.000,00 3 9.000.000,00 27.000.000,00
Publik
9 Ahli Jaringan H2R 1 orang 3 9.000.000,00 27.000.000,00 3 6.375.000,00 19.125.000,00
Informatika
10 Ahli Hukum HY 1 orang 3 9.000.000,00 27.000.000,00 3 9.000.000,00 27.000.000,00
Telematika
Jumlah 260.715.000,00 252.840.000,00
Tenaga Pendukung
1 Staf Administrasi 2 orang 3 1.635.000,00 9.810.000,00 6 1.635.000,00 9.810.000,00
2 Sekretaris 1 orang 3 1.798.500,00 5.395.500,00 3 1.798.500,00 5.395.500,00
3 Operator Komputer 2 orang 3 1.800.000,00 10.800.000,00 6 1.800.000,00 10.800.000,00
Jumlah 26.005.500,00 26.005.500,00
Biaya Langsung Non
Personil
A Dokumen Laporan
1 Laporan 15 eks 100.000,00 1.500.000,00 100.000,00 1.500.000,00
Tenaga
No Jumlah Waktu RAB Kontrak/SPK (Rp) Perhitungan Pemeriksa (Rp)
Ahli/Pendukung
Harga Satuan Jumlah Jml Harga Satuan Jumlah
pendahuluan
3 Laporan Kemajuan 15 eks 200.000,00 3.000.000,00 200.000,00 3.000.000,00
4 Konsep Laporan 15 eks 200.000,00 3.000.000,00 200.000,00 3.000.000,00
Akhir
5 Laporan Akhir 20 eks 300.000,00 6.000.000,00 300.000,00 6.000.000,00
B Konsinyering
1 Forum Diskusi 1 2.500.000,00 2.500.000,00 1 2.500.000,00 2.500.000,00
2 Seminar 1 10.000.000,00 10.000.000,00 1 10.000.000,00 10.000.000,00
Jumlah 26.000.000,00 26.000.000,00
Total 312.720.500,00 304.845.500,00
PPN 10% 31.272.050,00 30.484.550,00
Nilai Kontrak yang 343.992.550,00
Dibayarkan
Nilai Kontrak Hasil 335.330.050,00
Perhitungan Ulang
Kelebihan 8.662.500,00
Pembayaran
3. Pengembangan Standard
e-Health
Biaya Personil
Tenaga Ahli
1 Ketua Tim AA 1 orang 3 9.728.000,00 29.184.000,00 3 7.040.000,00 21.120.000,00
2 Ahli Teknologi AM 1 orang 3 9.000.000,00 27.000.000,00 3 6.400.000,00 19.200.000,00
Informasi S
3 Ahli Kebijakan IJW 1 orang 3 9.000.000,00 27.000.000,00 3 8.000.000,00 24.000.000,00
Publik
4 Ahli Kebijakan TS 1 orang 3 9.000.000,00 27.000.000,00 3 7.040.000,00 21.120.000,00
Publik
5 Ahli e Health PA 1 orang 3 9.000.000,00 27.000.000,00 3 8.000.000,00 24.000.000,00
6 Ahli e Health HW 1 orang 3 9.000.000,00 27.000.000,00 3 8.000.000,00 24.000.000,00
7 Ahli Komputer AA 1 orang 3 8.500.000,00 25.500.000,00 3 6.400.000,00 19.200.000,00
Network
8 Ahli Database GH 1 orang 3 8.500.000,00 25.500.000,00 3 8.000.000,00 24.000.000,00
Jumlah 215.184.000,00 176.640.000,00
Biaya Personil
Lainnya
1 Staf Adm 2 orang 3 1.000.000,00 6.000.000,00 6 1.000.000,00 6.000.000,00
2 Sekretaris 2 orang 3 1.000.000,00 6.000.000,00 6 1.000.000,00 6.000.000,00
3 Operator Komputer 2 orang 3 1.000.000,00 6.000.000,00 6 1.000.000,00 6.000.000,00
Jumlah 18.000.000,00 18.000.000,00
Biaya Bahan
A. Dokumen
Laporan
1 Lap Pendahuluan 15 eks 200.000,00 3.000.000,00 200.000,00 3.000.000,00
2 Lap Kemajuan 15 eks 200.000,00 3.000.000,00 200.000,00 3.000.000,00
3 Konsep Lap Akhir 15 eks 200.000,00 3.000.000,00 200.000,00 3.000.000,00
4 Laporan Akhir 20 eks 200.000,00 4.000.000,00 200.000,00 4.000.000,00
B. Konsinyering
1 Forum Diskusi 20 12.000.000,00 12.000.000,00 12.000.000,00 12.000.000,00
2 Seminar 50 21.000.000,00 21.000.000,00 21.000.000,00 21.000.000,00
Jumlah 46.000.000,00 46.000.000,00
Total 279.184.000,00 240.640.000,00
PPN 27.918.400,00 24.064.000,00
Nilai Kontrak yang 307.102.400,00
Dibayarkan
Nilai Kontrak Hasil 264.704.000,00
Perhitungan Ulang
Kelebihan 42.398.400,00
Pembayaran
C. Direktorat e-Government -
Ditjen Aptel
1. Pekerjaan Aplikasi Sistem Single Sign On
Pembayaran Umum
1 Ketua Tim MA 1 orang 4 10.000.000 40.000.000 4 10.000.000 40.000.000
2 Security Enginer ML 1 orang 4 8.000.000 32.000.000 4 7.500.000 30.000.000
Tenaga
No Jumlah Waktu RAB Kontrak/SPK (Rp) Perhitungan Pemeriksa (Rp)
Ahli/Pendukung
Harga Satuan Jumlah Jml Harga Satuan Jumlah
3 System BS 1 orang 4 8.000.000,00 32.000.000,00 4 7.500.000,00 30.000.000,00
Administrator
4 System Analis Yo 1 orang 4 8.000.000,00 32.000.000,00 4 7.500.000,00 30.000.000,00
5 Programer AP 1 orang 4 7.000.000,00 28.000.000,00 4 7.000.000,00
28.000.000,00
6 Programer RK 1 orang 4 7.000.000,00 28.000.000,00 4 7.000.000,00 28.000.000,00
7 Programer Bur 1 orang 4 7.000.000,00 28.000.000,00 4 7.000.000,00 28.000.000,00
Biaya Langsung Non personil
Biaya rapat dan 1 1 9.000.000,00 9.000.000,00 1 9.000.000,00 9.000.000,00
Evaluasi
Biaya fotocopy 1 1 2.000.000,00 2.000.000,00 1 2.000.000,00 2.000.000,00
Total 231.000.000,00 225.000.000,00
PPN 23.100.000,00 22.500.000,00
Nilai Kontrak yang 254.100.000,00
Dibayarkan
Nilai Kontrak Hasil 247.500.000,00
Perhitungan Ulang
Kelebihan 6.600.000,00
Pembayaran
Perhitungan aritmatik pada dokumen penawaran pada beberapa item pekerjaan sebagai berikut:
Jumlah Koreksi
Harga
No. Jenis Kegiatan Vol. Sat Penawaran Aritmatika
Satuan
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6=(3x5) 7=(3x5)
Perawatan Jalan Setapak dan Duct Kabel
I
5900 M1
1 Bongkar jalan setapak yang rusak 100,00 M2 5.000,00 500.000,00 500.000,00
2 Bongkar duck kabel yang rusak 15,00 M2 5.000,00 75.000,00 75.000,00
3 Pasangan batu karang 1pc : 4psr 5,00 M3 429.895,00 2.149.475,00 2.149.475,00
4 Urugan batu karang dan sirtu+pemadatan 28,24 M3 11.375,00 3.145.230,00 3.145.230,00
5 Cor bibir duct kabel yang rusak 12,00 M2 392.000,00 4.704.000,00 4.704.000,00
6 Ganti duct kabel yang rusak 15,00 M2 300.000,00 4.500.000,00 4.500.000,00
7 Pasang duct kabel yang baru 15,00 M2 5.000,00 75.000,00 75.000,00
Sub Jumlah 33.723.802,00 15.148.705,00
PPN 10% 3.372.380,00 1.514.871,00
Total 37.096.182,00 16.663.576,00
Pembulatan 35.398.000,00 16.663.000,00
Selisih (6-7) 18.735.000,00
II Pemeliharaan Rumah Dinas Pejabat 220 m2
1 Urugan Rumah Dinas type 70 55,50 M3 111.375,00 6.180.756,00 6.181.313,00
2 Cap kilat papan list plank lama 15,00 M2 19.980,00 299.700,00 299.700,00
3 Cat kilap kayu kusen dan bingkai jendela 48,00 M2 19.980,00 959.040,00 959.040,00
4 Pengecatan dinding tembik lama 200,00 M2 9.739,00 1.947.800,00 1.947.800,00
5 Pengecatan bidang plafon lama 200,00 M2 9.739,00 1.947.800,00 1.947.800,00
Sub Jumlah 11.335.096,00 11.335.653,00
PPN 10% 1.133.510,00 1.133.565,00
Total 12.468.605,00 12.469.218,00
Pembulatan 12.468.000,00 12.469.000,00
Selisih (6-7) (1.000,00)
Total Selisih Perhitungan Aritmatik Penawaran = 18.735.000,00 +
(1.000,00) 18.734.000,00
LAMPIRAN 10
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT ATAS HASIL PEMERIKSAAN KEPATUHAN
TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMKOMINFO
Tahun 2007
1 Laporan Keuangan Badan
Layanan Umum Balai
Rp1.662.882.081.535,00 BPK menyarankan agar
Menteri Komunikasi dan
Memo Penyesuaian telah
diterbitkan oleh KPPN II tgl. 01- 9
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2007 2006 2005 2004 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
Telekomunikasi dan Informatika (Menkominfo) 7-2008 dan SPM telah disahkan
Informasi Perdesaan Tahun menginstruksikan kepada oleh KPPN Jakarta II tgl 17
2007 Belum Kepala BTIP untuk Oktober 2008 dan telah
Dikonsolidasikan ke dalam mengajukan Memo diterbitkan SP2D Pengesahan.
Laporan Keuangan Penyesuaian untuk dapat
Departemen Komunikasi membukukan transaksi
dan Informatika yang mempengaruhi neraca
yang berasal dari transaksi
tahun 2006 dan 2007 sesuai
dengan masa penyusunan
laporan keuangan agar
dapat dikonsolidasikan pada
Laporan Keuangan
Depkominfo tahun 2008.
2 Balmon Makassar Membeli
Tanah Senilai Rp2.048,00
Rp2.048.000.000,00 BPK menyarankan agar
Menkominfo
1. Telah disetor ke Kas Negara
sebesar Rp874.800.000,00 9
Juta yang Status menginstruksikan kepada dengan rincian:
Kepemilikan Tanahnya Dirjen Postel untuk a. setoran 1, 14 Februari 2008
Tidak atas Nama Penjual memproses penyelesaian sebesar Rp48.000.000,00;
masalah tanah dan
memberikan sanksi kepada b. setoran 2, 28 April 2008
pihak yang terkait dengan sebesar Rp403.800.000,00;
pengadaan tanah sesuai c. setoran 3, 31 Juli 2008
dengan ketentuan yang sebesar Rp200.000.000,00;
berlaku. d. setoran 4, 21 Oktober 2008
sebesar Rp103.000.000,00;
e. setoran 5, 18 November
2008 sebesar
Rp120.000.000,00.
2. Kepala Balai Monitor
dengan Bendahara
Pengeluaran telah dikenakan
sanksi penurunan pangkat
satu tingkat.
Perkembangan s.d. Semester I
Tahun 2009 antara lain Ditjen
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2007 2006 2005 2004 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
Postel secara terus menerus dan
semaksimal mungkin akan
melakukan penagihan.
3 Terdapat
Perhitungan
Kelebihan
Sebesar
Rp72.626.855,86 BPK menyarankan agar
Menkominfo
1. Balai Monitor Yogya telah
menyetor Rp6.987.399,09 + 9
Rp72,63 Juta atas Pekerjaan menginstruksikan kepada Rp10.866.205,70 +
Jasa Konsultan pada para Kepala Satker yang Rp11.476.016,49 +
Balmon Jogjakarta, BPPI bersangkutan untuk menarik Rp19.097.791,42 =
Jogjakarta dan MMTC dan menyetorkan kelebihan Rp48.427.412,70.
Jogjakarta perhitungan ke Kas Negara
dan memberi teguran 2. BPPI Yogya telah menyetor
tertulis kepada panitia Rp. 9.798.000 + Rp5.400.000
lelang terkait. = Rp15.198.000,00.
3. MMTC telah menyetor
Rp9.450.000,00.
Perkembangan s.d. Semester I
Tahun 2009 antara lain Kepala
Balai Monitor telah menerbitkan
surat teguran kepada panitia
lelang dengan surat Nomor: UM
0017/4/ BM/2008 tanggal 23
April 2008.
4 Terjadi Kelebihan Bayar
pada Pekerjaan Pengadaan
Rp10.781.000,00 BPK menyarankan agar
Menkominfo melalui
1. Telah disetor ke Kas Negara
sebesar Rp10.781.090,00 9
Gorden Kantor Senilai Kepala Balitbang SDM dan dengan rincian:
Rp10,78 Juta Dirjen Postel a. Balai Monitor Makassar
menginstruksikan kepada sebesar Rp7.769.090,00
Kepala Satker BPPI sesuai dengan SSPB
Makassar dan Balai tanggal 6 Mei 2008;
Monitor Makassar untuk
memperhatikan agar tidak b. BPPI Makassar sebesar
mengulangi permasalahan Rp3.012.000,00 sesuai
yang sama dan kepada BPPI dengan SSBP
Makassar untuk segera Nomor:4/SSBP/2008
menagih kepada rekanan tanggal 8 April 2008
atas kurang pekerjaan dan sebesar Rp1.000.000,00,
SSPB Nomor: 04/SSBP/
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2007 2006 2005 2004 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
segera disetor ke Kas PEN/2008 tanggal 5 Mei
Negara. 2008 sebesar
Rp1.000.000,00 dan
SSPB Nomor:
7/SSBP/2008 tanggal 27
Juni 2008 sebesar
Rp1.012.000,00.
2. Memo dinas Nomor:
549A/SJ/ Kominfo/7/2008
tanggal 14 Juli 2008 dari
Sekjen kepada Kepala Badan
Litbang untuk menegur
peneliti.
3. Memo dinas Nomor:
537A/SJ/ Kominfo/7/2008
tanggal 10 Juli 2008 dari
Sekjen kepada Dirjen Postel
untuk menyetor kelebihan
pembayaran dan
memperhatikan agar
permasalahan tersebut tidak
terulang lagi.
5 Kelebihan Pembayaran atas
Pelaksanaan Pekerjaan Fisik
Rp19.414.054,80 BPK menyarankan agar
Menkominfo melalui Dirjen
Telah disetor ke Kas Negara
oleh: 9
Pembangunan Rumah Dinas Postel menginstruksikan 1. Balai Monitor Surabaya:
dan Pemeliharaan Sarana kepada Kepala Satker Balai Rp8.006.373,44 dan
Sebesar Rp19,41 Juta Monitor Surabaya dan Balai Rp9.500.000,00.
Monitor Makassar untuk
segera menagih kepada 2. Balai Monitor Makassar:
masing-masing rekanan Rp1.907.681,00.
untuk menyetorkan ke Kas
Negara atas kekurangan
pekerjaan, memberikan
teguran kepada konsultan
pengawas pekerjaan dan
melakukan pengawasan
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2007 2006 2005 2004 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
yang lebih optimal di masa
yang akan datang.
6 Terdapat Keterlambatan
dalam Pengadaan AC pada
Rp6.863.379,55 BPK menyarankan agar
Menkominfo melalui Dirjen
Telah disetor ke Kas Negara
Rp6.863.379,55 dengan SSBP 9
Balai Monitor Spektrum Postel menginstruksikan Nomor: 003/IV/2008 tanggal 24
Frekuensi Radio dan Orbit kepada Kepala Satker Balai April 2008 dan copy bukti setor
Satelit Kelas II Surabaya Monitor Surabaya untuk telah disampaikan ke BPK.
dan Denda Keterlambatan segera menagih denda
Sebesar Rp6,86 Juta Belum keterlambatan pengadaan
Dikenakan AC sebesar Rp6.863.379,55
dan segera menyetorkan ke
Kas Negara.
7 Pekerjaan Relokasi Radio BPK menyarankan agar IMB telah diterbitkan oleh Dinas
Monitoring System III Menkominfo melalui Dirjen Tata Kota dan Pemukiman
(RMS III) Tidak Didukung Postel menginstruksikan Pemda Surabaya. 9
Izin Mendirikan Bangunan kepada Kepala Satker Balai
(IMB) dan Tidak Ditutup Monitor Surabaya untuk
Asuransi Kerugian memerintahkan kepada
Pekerjaan Konstruksi rekanan agar segera
menyelesaikan pengurusan
IMB dan selanjutnya
melakukan penutupan
asuransi.
8 Pelaksanaan Kegiatan
Penelitian dan Pengkajian
Rp13.391.304,35 BPK menyarankan agar
Menkominfo melalui
1. Telah disetor ke Kas Negara
tgl 5 Mei 2008
9
yang Overlap pada BPPI Kepala Balitbang SDM Rp3.000.000,00 (Nomor
Makassar Mengakibatkan menginstruksikan kepada SSBP: 05/SSBP/PEN/2008).
Kelebihan Bayar Sebesar Kepala Satker BPPI 2. Telah disetor ke Kas Negara
Rp13.,39 Juta Makassar untuk memberi tgl. 27 Juni 2008 sebesar
teguran tertulis kepada yang Rp10.090.000,00 (Nomor
bersangkutan dan untuk SSBP: 06/SSBP/PEN/2008).
segera menyetorkan
kelebihan pembayaran
honor yang diterima ke kas
Negara.
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2007 2006 2005 2004 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
Tahun 2006
1. Bendahara
MMTC
Penerima
Terlambat
BPK menyarankan agar
Sekjen Depkominfo
Sekjen telah mengirim Surat
Teguran Nomor: 236/SJ/Komin-
9
Menyetorkan Penerimaan memberikan teguran fo/3/2008 tentang keterlambatan
Negara Bukan Pajak ke Kas tertulis kepada Bendahara Penyetoran PNBP.
Negara penerima yang lalai
melakukan kewajiban
penyetoran atas PNBP.
Tahun 2005
1 Terdapat Potensi Piutang
Tak Tertagih pada Ditjen
BPK menyarankan agar
Ditjen Postel tetap
Telah dilakukan penyetoran
tunggakan BHP Frekuensi a.n.
9
Postel Depkominfo mengirimkan tagihan BHP TVRI periode 1991 s.d. 2005
Frek kepada TVRI setiap sebesar Rp177.096.208.244,00.
tahun tanpa memandang
apakah tagihan tersebut
dapat terbayar atau tidak.
2 Bendahara Pengeluaran
Ditjen Aptel Terlambat
BPK menyarankan agar
Sekjen Depkominfo
Telah dibuat Surat Laporan
kepada ybs. dengan Memo Dinas
9
Menyetorkan Penerimaan melakukan teguran tertulis Sekjen Nomor: 242.A.SJ/-
Pajak ke Kas Negara kepada Bendahara Kominfo/4/2008.
Pengeluaran yang lalai
melakukan kewajiban
penyetoran penerimaan
pajak.
3 Laporan Keuangan BPK menyarankan agar: Telah diterbitkan Peraturan 9
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2007 2006 2005 2004 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
Depkominfo Tahun 2005 1. Ditjen Postel Dirjen Pos dan Telekomunikasi
Belum Menggambarkan menyelenggarakan Nomor: 134/DIRJEN/2008
Nilai PNBP dan Piutang pembukuan piutang dan tentang SOP Pencatatan dan 9
PNBP yang Sebenarnya PNBP secara lengkap dan Pembukuan Piutang PNBP di
memadai; lingkungan Ditjen Postel.
2. Ditjen Postel melaporkan
piutang PNBP sesuai
dengan pembukuan yang
dibuatnya dalam rangka
penyusunan Laporan
Keuangan Depkominfo.
4 Terdapat Potensi Kerugian
atas Hilangnya Aset
Rp1.885.700.934,00 BPK menyarankan agar
pihak Depkominfo
1. Telah dikirimkan
kepada DJKN Nomor: 749/
Surat 9
Depkominfo Tahun 2005 menyelesaikan terhadap SJ/Kominfo/10/ 2008 tgl
Senilai Total Rp1.885,70 barang-barang yang tidak 8 Oktober 2008 tentang
Juta ditemukan. Depkominfo Usulan Penghapusan BMN.
selanjutnya melakukan Perkembangan s.d. Semester I
koordinasi dan konsultasi Tahun 2009:
dengan pihak Departemen
Keuangan. 2. Keputusan Menkominfo RI
Nomor:
38/KEP/M.KOMINFO/2/200
9 tanggal 04 Februari 2009
tentang Penghapusan Barang
Milik Negara Eks
Departemen Penerangan
yang Tidak Ditemukan pada
Departemen Komunikasi dan
Informatika RI sebanyak
1.101 unit senilai
Rp1.885.700.943,00.
3. SK Menteri Keuangan
Nomor: S-255/MK.6/2008
tanggal 24 Desember 2008
perihal Persetujuan
Penghapusan BMN Eks.
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2007 2006 2005 2004 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
Departemen Penerangan
pada Departemen
Komunikasi dan Informatika
sebanyak 1.101 unit senilai
Rp1.885.700.934,00.
Tahun 2004
1 Sebidang Tanah Seluas
17.320 m2 yang Dibeli
Rp53.589.000,00 BPK menyarankan kepada
Sekretaris Jenderal
1. Tanah seluas 17.320 m2 telah
dicatat dan dibukukan dalam
9
Deppen Tahun 1964 Senilai Departemen Komunikasi Laporan BMN Depkominfo.
Rp53,59 Juta di Jl. Medan dan Informatika agar: 2. Perkara gugatan Sdr. AFN
belawan Km 7,9 Medan 1. memerintahkan kepada Menteri Penerangan
Belum Dicatat sebagai Aset Kepala Biro Umum sudah sampai pada tingkat
Departemen Komunikasi dhi. Kabag Kasasi Nomor: 2182
dan Informatika (dhi. Perlengkapan untuk K/Pdt/2003 tanggal 28 April
Lembaga Informasi mencatat tanah 2005 (bukan PK), dimana 9
Nasional) dan Masih tersebut sebagai aset amarnya menetapkan gugatan
Bersengketa dengan Pihak Departemen penggugat ditolak (Deppen
Ketiga Komunikasi dan dimenangkan), namun tidak
Informatika; ditetapkan tanah sengketa
2. memerintahkan milik Deppen.
kepada Kepala Biro
Hukum dan
3. Perkara TUN Medan gugatan
Sdr. AFN kepada Kepala
9
Hubungan Luar Kantor Pertanahan Kota
Negeri untuk segera Medan dan Departemen
menyelesaikan kasus Kominfo tentang Sertifikat
yang belum ada hasil Hak Pakai Nomor 1 Tahun
putusan Peninjauan 1995 atas nama Deppen,
Kembali (PK) dan Putusan TUN Medan tanggal
Mahkamah Agung; 9 Januari 2008 dan Putusan
3. memerintahkan PT TUN Medan tanggal
kepada kepala Biro 8 Mei 2008 telah
Umum untuk mengabulkan gugatan
meningkatkan penggugat (Departemen
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2007 2006 2005 2004 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
pengawasan atas kominfo dikalahkan) atas
pengelolaan Barang putusan PT TUN Medan
Milik Negara. tersebut telah diajukan Kasasi
ke Mahkamah Agung tanggal
16 Juni 2008 dan upaya
menyampaikan surat Menteri
Kominfo kepada Ketua MA
untuk Mohon Prioritas
Pemeriksaan Perkara (Nomor:
201/M.KOMINFO/8/2008
tanggal 22 Agustus 2008)
sehingga posisi kasus TUN
menunggu putusan Kasasi.
4. Karena Putusan Kasasi
Perkara perdata (butir 1)
masih belum lengkap untuk
dilakukan eksekusi, maka
dilakukan upaya untuk
memperbaiki putusan dengan
mengajukan gugatan perdata
oleh Departemen Kominfo
kepada Sdr. AFN melalui PN
Medan, namun Putusan PN
Medan menyatakan gugatan
Departemen Kominfo tidak
diterima karena menyangkut
Sertifikat Hak Pakai Nomor 1
Tahun 1995 sehingga harus
menunggu Putusan TUN
(butir 2) mempunyai kekuatan
hukum tetap. Atas Putusan
tersebut telah dilakukan upaya
Banding ke PT M sehingga
posisinya menunggu Putusan
Banding PT M.
Perkembangan s.d. Semester I
Tahun 2009 antara lain:
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2007 2006 2005 2004 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
1.Perkara TUN Medan, tanggal
28 April 2009:
Panitera PTUN Medan
memberitahukan tentang isi
Putusan MA tertanggal
3 Desember 2008 Nomor:
260K/TUN/2008 yang
amarnya berbunyi sebagai
berikut:
¾ mengabulkan permohonan
kasasi dari Pemohon
Kasasi I Kepala Kantor
Pertanahan Kota Medan
dan Pemohon Kasasi II
Menteri Kominfo;
¾ membatalkan Putusan PT
TUN Medan tanggal 8 Mei
2008 Nomor:
29/BDG/2008/ PT.TUN-
Mdn yang menguatkan
putusan PTUN Medan
tanggal 9 Januari 2008
Nomor: 53/G.TUN/2007/
PTUN- MDN;
¾ menyatakan gugatan
Penggugat tidak dapat
diterima;
¾ menghukum Termohon
Kasasi/Penggugat untuk
membayar biaya perkara
dalam semua tingkat
peradilan dan dalam
tingkat kasasi ini
ditetapkan sebesar
Rp500.000,00 (lima ratus
ribu rupiah).
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2007 2006 2005 2004 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
2. Perkara Perdata di PN Medan
bahwa dalam penanganannya
masih menggunakan
pengacara yang lama yang
merupakan pekerjaan lanjutan
untuk Tahun Anggaran 2009,
yaitu dari Kantor Hukum di
Medan, MS & Rekan yang
melakukan pekerjaan
pemantauan putusan
Pengadilan Tinggi Medan dan
melaksanakan upaya-upaya
hukum lainnya.
Sesuai Pemberitahuan dari PN
Medan yang diterima tanggal
20 Februari 2009 telah
disampaikan tentang isi
Putusan PT Medan Nomor:
397/PDT/2008/PN.MDN
tertanggal 19 Desember 2008
Nomor: 412/Pdt.G/2007/
PN.M, yang amar putusannya
berbunyi:
¾ menerima permohonan
banding dari Kuasa
Hukum
Penggugat/Pembanding;
¾ menguatkan Putusan
Pengadilan Negeri
Medan tanggal 19 Maret
2008 Nomor: 412/Pdt.G/
2007/PN-Mdn yang
dimohonkan banding.
3. Selanjutnya dengan posisi
pihak Depkominfo yang
dikalahkan, maka telah
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2007 2006 2005 2004 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
dilakukan upaya Kasasi
melalui Kuasa Hukum
Mangiring Sihombing, S.H. &
Rekan dan selanjutnya telah
diajukan Memori Kasasi
melalui PN Medan tertanggal
10 Maret 2009 sehingga
posisi saat ini adalah
menunggu Putusan Kasasi
Mahkamah Agung.
4. Nota Dinas dari Sekretaris
Jenderal Depkominfo Nomor:
476/SJ/KOMINFO/6/2009
tanggal 10 Juni 2009 perihal
Meningkatkan Pengawasan
atas Pengelolaan BMN
khususnya sebidang tanah di
Jl. Medan Merdeka Belawan
yang bersengketa dengan
pihak ketiga.
Perkembangan s.d. Semester II
Tahun 2009: Telah diajukan
Tambahan Memori Kasasi
kepada PN Medan tertanggal
15 Juni 2009.
Posisi sampai dengan saat ini
masih menunggu Putusan Kasasi
Mahkamah Agung.
2 Sebidang Tanah Seluas
1.750 m2 Dengan Harga
Rp15.000.000,00 BPK menyarankan kepada
Sekretaris Jenderal
1. Karena ada informasi di
lokasi tanah Para Ahli Waris
9
Perolehan Senilai Rp15,00 Departemen Komunikasi Alm. A bin H.S akan menjual
Juta Milik Departemen dan Informatika agar tanah sengketa, maka telah
Komunikasi Dan memerintahkan kepada dilakukan gugatan perdata
Informatika di Jl. Raya Kepala Biro Hukum dan oleh Departemen Kominfo
Pasar Minggu Jakarta Hubungan Luar Negeri kepada para Ahli Waris Alm.
Selatan, Kepemilikan Hak untuk segera A bin H. S melalui PN
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2007 2006 2005 2004 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
atas Tanahnya Masih menyelesaikan kasus Jakarta Selatan , Putusan PN
Diakui oleh Pihak Ketiga tersebut melalui jalur Jakarta Selatan, Nomor:
hukum sampai diperoleh 1071/Pdt.G/2007/PN.Jkt.Sel.
kepastian hukum pihak tanggal 11 Maret 2008
mana yang menjadi mengabulkan gugatan
pemilik atas tanah tersebut. Penggugat menyatakan jual
beli Penggugat dengan Alm.
H. A bin H. S adalah sah.
2. Mengingat yang mengaku
membeli tanah tersebut ada
tiga pihak yaitu S dan Ny.
AD, (termasuk Deppen)
maka posisinya masih
menunggu apakah ada upaya
banding atau tidak keberatan
dari pihak-pihak tersebut.
Perkembangan s.d. Semester I
Tahun 2009 antara lain:
Dari hasil pemantauan, tidak
terdapat upaya banding dari
pihak Tergugat (para Ahli Waris
Alm. A bin H. S). Demikian
juga tidak terdapat keberatan
dari pihak-pihak lain. Untuk itu
akan segera dilakukan
penyampaian surat dari
Depkominfo kepada Ketua
Peradilan Negeri Jakarta Selatan
untuk mengajukan Permohonan
Penetapan Eksekusi atas
Putusan PN.Jakarta Selatan
Nomor: 1071/Pdt.G/2007/
PN.Jkt.Sel tgl 11 Maret 2008
kepada Ketua Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan sesuai Surat
Kepala Biro Hukum dan KLN
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2007 2006 2005 2004 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
Depkominfo Nomor: 597/SJ.4/
KOMINFO/6/2009 tanggal
30 Juni 2009.
Perkembangan s.d. Semester II
Tahun 2009, antara lain:
1. Surat Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan Nomor:W10-
U3/5028/Hk.02.04.VIII.2009
tanggal 18 Agustus 2009
sebagai jawaban dari surat
Sekjen Depkominfo Nomor:
597/SJ.4/KOMINFO/6/2009
tgl 30 Juni 2009 perihal
permohonan penetapan
eksekusi atas Putusan PN
Jakarta Selatan Nomor:
1071/Pdt.G/2007/PN.Jkt.Sel.
yang menyatakan bahwa
putusan PN tersebut yang
diputus dengan verstek
ternyata tidak ada
dictum/amar Putusan yang
dapat dieksekusi, oleh karena
itu Putusan tersebut bersifat
declaratoir, sehingga putusan
tersebut hanya mengandung
pernyataan hukum saja tanpa
disertai dengan
penghukuman, oleh karena
itu permohonan eksekusi atas
dasar putusan tersebut tidak
dapat dikabulkan.
2. Nota Dinas Kepala Biro
Hukum dan KLN kepada
Sekjen Depkominfo Nomor:
777/SJ.4/KOMINFO/8/2009
Temuan Berulang *) Hasil Pemantauan
No. Temuan BPK Nilai Temuan Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang Tindak Lanjut *)
2007 2006 2005 2004 Diperiksa Sesuai Belum Belum
Sesuai/ Ditindak-
Selesai lanjuti
tanggal 19 Agustus 2009
yang isinya menyarankan
Sekjen untuk dapat
menugaskan Kepala Biro
Umum untuk melaksanakan
penguasaan, pengosongan,
pengamanan, pemagaran,
pemasangan papan nama di
lokasi tanah Depkominfo Jl.
Raya Pasar Minggu
RT 001/07 Kelurahana Duren
Tiga, Jaksel tersebut.